Anda di halaman 1dari 68

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL

FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
BAGIAN B
PERENCANAAN BAGIAN JEMBATAN BAJA

1 DATA PERENCANAAN
A. MATERIAL JEMBATAN
Mutu Baja = Bj 52
Mutu Beton (fc') = 35 Mpa
Mutu Baja Tulangan (fy) = 390 Mpa

B. DIMENSI JEMBATAN
Tipe Jembatan = Jembatan Rangka Tertutup
Panjang jembatan = 20 m
Tinggi rangka = 5 m
Lebar Jalur jembatan = 8 m
Tinggi ruang bebas = 6 m

C. ELEVASI JEMBATAN
Muka tanah asal = +0.00 m
Tinggi bebas minimal (TB) = 2 m
Muka air tertinggi = 3 m

D. LOKASI JEMBATAN
Jarak dari pantai = < 5km

E. PERATURAN YANG DIPAKAI


SNI jembatan baja = SNI T-02-2005
SNI Pembebanan Jembatan = SNI 1725-2016

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

2.2 PLAT LANTAI


A. Data-data Jembatan
Diketahui data-data jembatan sebagai berikut:
Tebal Slab Jembatan ts = 0.25 m
Tebal Lapisan Aspal + Overlay ta = 0.1 m
Tebal Genangan Air Hujan th = 0.05 m
Jarak Antar Girder S = 1.77 m
Lebar Jalur Lalu Lintas B = 8 m
Lebar Kerb b1 = 0.6 m
Lebar Total Jembatan b2 = 9.2 m
Panjang Bentang Jembatan L = 20 m

B. Data-data Material
Mutu Beton
Kuat tekan beton fc' = 35 Mpa
 
Modulus Elastisitas 𝐸𝑐 = 4700 𝑓𝑐′ = 27805.575 Mpa
Angka poison μ = 0.2
𝐸𝑐
Modulus Geser 𝐺= = 11585.656 Mpa
2 (1 + 𝜇)
Koef. Muai panjang beton α = 0.00001
Mutu Baja
Mutu Baja Tulangan Ø>12mm fy = 390 Mpa
Mutu Baja Tulangan Ø<12mm fy = 280 Mpa
Berat Jenis
Berat beton bertulang Wc = 25 kN/m3
Berat beton tidak bertulang W'c = 24 kN/m3
Berat Aspal Wa = 22 kN/m3
Berat Air Ww = 9.8 kN/m3
H400.600.30.30 Build Up Ws = 77 kN/m3

C. Analisa Struktur
Ditinjau lantai sebesar 1 meter arah memanjang jembatan
a. Berat Sendiri (MS)
Berat Sendiri adalah berat bagian tersebut dan elemen-elemen struktural lain yang
dipikulnya, termasuk dalam hal ini adalah berat bahan dan bagian jembatan yang
merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen nontruktural yang dianngap
tetap (SNI-1725-2016 pasal 7.2). Faktor beban yang digunakan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Tabel 2.1 Faktor Beban Sendiri

Faktor
WFBeban
500.200.10.16
Layan Ksms = 1
Faktor Beban Ultimit Kums = 1.3
Lantai Jembatan = ts x Wc = 6.25
Qsms = 6.25 kN/m2

b. Beban Mati Tambahan (MA)

Beban Mati Tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu beban pada
jembatan yang merupakan elemen nonstruktural, dan besarnya dapat berupa selama
umur jembatan (SNI-1725-2016 pasal 7.3) . Faktor beban yang digunakan dapat dilihat
dalam tabel dibawah atau menurut aturan instansi berwenang dengan pengawasan.

Tabel 2.2 Faktor Beban Mati Tambahan

Faktor Beban Layan Ksma = 1


Faktor Beban Ultimit Kuma = 2
Lapisan Aspal = ta x Wa = 2.2
Air Hujan = th x Ww = 0.49
Qma = 2.69 kN/m2

c. Beban Truck "T" (TT)


Beban truk "T" tidak dapat digunakan bersamaan dengan beban lajur "D". Beban truk
dapat digunakan untuk perhitungan struktur lantai. Faktor beban truk dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 2.3 Faktor Beban Truk

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
Menurut SNI-1725-2016 pasal 8.4.1 pembebanan truk "T" terdiri atas kendaraan truk
semi-trailer yang mempunyai susunan dan berat gandar. Berat dari tiap-tiap gandar
disebarkan menjadi 2 beban merata sama besar yang merupakan bidang kontak antara
roda dengan permukaan lantai. Jarak antara 2 gandar tersebut bisa diubah-ubah menjadi
4,0 m sampai dengan 9,0 m untuk mendapatkan pengaruh terbesar pada arah

Gambar 2.3 Beban Truk

Faktor Beban Layan Kstt = 1


Faktor Beban Ultimit Kutt = 1.8
Beban Truck "T" (TT) T = 112.5 kN
Faktor Bebas Dinamis FBD = 0.4 (Karena L ≤ 50 m)
Beban Truck "T" Ptt = 1 + 𝐹𝐵𝐷 𝑥 𝑇
= 157.5 kN

Gambar 2.4 Perletkan baja pada pelat

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

D. Momen Pada Pelat Lantai Jembatan


1. Akibat Beban Sendiri (Qms)
Momen Tumpuan Maks MmsT = 1 𝑥𝑄 𝑥𝑠
12
= 1.63172 kN.m
L
Momen Lapangan Maks Mms = 1 𝑥𝑄 𝑥𝑠
24
= 0.81586 kN.m

2. Akibat Beban Mati Tambahan (Qma)


Momen Tumpuan Maks MmaT = 5 𝑥𝑄 𝑥𝑠
48
= 0.87786 kN.m
L
Momen Lapangan Maks Mma = 5 𝑥𝑄 𝑥𝑠
96
= 0.43893 kN.m

3. Akibat Beban Truck (PTT)


5
Momen Tumpuan Maks MTTT = 𝑥𝑃 𝑥𝑠
32

= 43.5586 kN.m
L
Momen Lapangan Maks MTT = 9 𝑥𝑃 𝑥𝑠
64
= 39.2027 kN.m

E. Kombinasi Momen
1. Momen Tumpuan
Berat Sendiri MumsT = 𝑀𝑚𝑠𝑇 𝑥 1,3 = 2.1212 kN.m
T
Beban Mati Tambahan Muma = 𝑀𝑚𝑎𝑇 𝑥 2,0 = 1.7557 kN.m
T
Beban Truk MuTT = 𝑀𝑇𝑇𝑇 𝑥 1,8 = 78.405 kN.m
Mutot = 82.282 kN.m

2. Momen Lapangan
Berat Sendiri MumsL = 𝑀𝑚𝑠𝐿 1,3 = 1.0606 kN.m
L
Beban Mati Tambahan Muma = 𝑀𝑚𝑎𝐿 𝑥 2,0 = 0.8779 kN.m
L
Beban Truk MuTT = 𝑀𝑇𝑇𝐿𝑥 1,8 = 70.565 kN.m
Mutot = 72.503 kN.m

F. Rencana Tulangan Plat lantai Kendaraan Jembatan


Tulangan Lapangan
Data Perencanaan :
Momen rencana Mu = 72.50 kN.m
Mutu Beton fc' = 30 Mpa
Mutu Baja fy = 400 Mpa
Tebal plat lantai kendaraan ts = 250 mm
Decking d' = 40 mm
DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)
DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Tebal efektif d = 210 mm


Lebar lantai kendaraan b = 7000 mm
Diameter tulangan lentur rencana D = 16 mm
Diameter tulangan bagi rencana D = 13 mm
β1 = 0.85

a. Tulangan Lentur

Luas tulangan yang dibutuhkan :


𝑀𝑢
As = = 1065.5997 mm2
0.9𝐹𝑦 𝑥 0.9𝑑
Luasan Tulangan Minimum
As min = 1,4 = 735.000 mm2
𝑥𝑏𝑥𝑑
𝐹𝑦
Kontrol Tulangan
As > As min
1065.5997 > 735.000 OK

Kebutuhan Tulangan
Digunakan tulangan D 16
Maka jarak Antar Tulangan :
S maks = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 𝑏 𝑥 𝐷 = 188.684 mm
𝐴𝑠
Digunakan Jarak antar Tulangan :
S = 150 mm
2
 Luasan tulangan (As) = 1340.413 mm

Tinggi Blok Tekan Ekivalen

𝐴𝑠 𝑥𝑓𝑦
a = = 21.02608417 mm
0.95 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏

Momen Nominal
Mn = 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (𝑑 − ) = 106.958 kN.m
Kontrol Regangan Tulangan
Regangan beton (ec) = 0.003 ( SNI 2847 - 2019)
𝑎
c = 1 = 24.73657 mm

et = 𝑥  c = 0.627 > 0.005

tulangan Terkendali tarik dan mempunyai faktor reduksi sebesar f = 0.9


Momen Nominal Tereduksi
fMn = 0.9 x A𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (𝑑 − ) = 96.2622 kN.m
Momen Rasio
𝑀𝑢
= 0.855 < 1
fMn

MAKA DIPASANG D 16 - 150

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

b. Tulangan Bagi
Tulangan bagi dipasang arah memanjang jembatan
2
As = 50% 𝑥 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 670.206 mm

Kebutuhan Tulangan
Digunakan tulangan D 13
Maka jarak Antar Tulangan :
S maks = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 𝑏 𝑥 𝐷 = 198.047 mm
𝐴𝑠
Digunkana jarak antar tulangan :
S = 200 mm
2
 Luasan tulangan (As) = 663.6614 mm

MAKA DIPASANG D 13 - 200

Tulangan Kantilever
Data Perencanaan :
Momen rencana Mu = 82.28 kN.m
Mutu Beton fc' = 35 Mpa
Mutu Baja fy = 390 Mpa
Tebal plat lantai kendaraan ts = 250 mm
Decking d' = 40 mm
Tebal efektif d = 210 mm
Lebar lantai kendaraan b = 8000 mm
Diameter tulangan lentur rencana D = 16 mm
Diameter tulangan bagi rencana D = 13 mm
β1 = 0.85

a. Tulangan Lentur

Luas tulangan yang dibutuhkan :


𝑀𝑢
As = = 1240.33 mm2
0.9𝐹𝑦 𝑥 0.9𝑑
Luasan Tulangan Minimum
As min = 1,4 = 753.85 mm2
𝑥𝑏𝑥𝑑
𝐹𝑦

Kontrol Tulangan
As > As min
1240.3327 > 753.846 OK

Kebutuhan Tulangan
Digunakan tulangan D 16
Maka jarak Antar Tulangan :

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

S maks = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 𝑏 𝑥 𝐷 = 162.103 mm


𝐴𝑠
Digunakan Jarak antar Tulangan :
2
S = 150 mm  Luasan tulangan (As) = 1340.4 mm
Tinggi Blok Tekan Ekivalen
𝐴𝑠 𝑥𝑓𝑦
a = = 17.57179891 mm
0.85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏

Momen Nominal
Mn = 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (𝑑 − ) = 105.187 kN.m
Kontrol Regangan Tulangan
Regangan beton (ec) = 0.003 ( SNI 2847 - 2019)
𝑎
c = 1 = 20.6727 mm

et = 𝑥  c = 0.627 > 0.005

Mau tulangan Terkendali tarik dan mempunyai faktor reduksi sebesar f = 0.9
Momen Nominal Tereduksi
fMn = 0.9 x A𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (𝑑 − ) = 94.6682 kN.m

Momen Rasio
𝑀𝑢
= 0.869 < 1
fMn

MAKA DIPASANG D 16 - 150

b. Tulangan Bagi
Tulangan bagi dipasang arah memanjang jembatan
2
As = 50% 𝑥 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 670.206 mm

Kebutuhan Tulangan
Digunakan tulangan D 13
Maka jarak Antar Tulangan :
S maks = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 𝑏 𝑥 𝐷 = 198.047 mm
𝐴𝑠
Digunkana jarak antar tulangan :
S = 200 mm
2
 Luasan tulangan (As) = 663.6614 mm

MAKA DIPASANG D 13 - 200

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

G. Kontrol Geser Pons Pelat

Gambar 2.4 Bidang geser


Kontrol Geser Pons

ta = 50 mm
ts = 250 mm
a = 200 mm
b = 500 mm
Fc' = 30 Mpa
Putt = 112.5 kN
KuTT = 1.8
DLA = 0.4

Dimana

u = a + 2ta + Ts
= 200 + 100 + 250
= 550 mm

v = b + 2Ta + Ts
= 500 + 100 + 250
= 850 mm

b' = 2u + 2v
= 1100 + 1700
= 2800

Apons = b' . d
= 2800 . 250 - 40
= 588000 mm2

Ptruk = 1+DL . PTT . KuTT


= 1.4 . 112.5 . 1.8
= 283.5 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Kekuatan nominal pelat lantai terhadap geser tanpa


tulangan

1
Vc = x   𝐹𝑐′ x b' x d
6
1
= x 5.477 x 2800 x 210
6
= 536768.1 N

fVc = 0.7 x Vc
= 0.7 x 536768.106
= 375737.7 N
= 375.7 kN

Kontrol Geser

Vu < fVc
315 kN < 375.7 kN (OK)

𝑉𝑢
fVn = 0.84 < 1

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

2 TIANG SANDARAN
A Data Perencanaan
Bentang Jembatan L = 20 m
Jarak tiang sandaran d = 3 m
ϕ = 0.9
Material
a. Tiang Sandaran
Mutu Beton fc' = 35 Mpa
Mutu Baja fy = 390 Mpa
b. Pipa Sandaran
Diameter Luar do = 114.3 mm
Tebal Pipa t = 3.6 mm
Berat Pipa q = 0.086 kN/m
3
Section Modulus w = 33.6 cm
Mutu Baja fu = 390 Mpa
fy = 280 Mpa

B Pembebanan dan Perhitungan Momen Pada Tiang Sandaran


a. Beban Vertikal
Beban sandaran pejalan kaki = 0.75 kN/m
Berat pipa sandaran = 0.086 kN/m +
q vertikal = 0.836 kN/m
Momen vertikal = 1
𝑥𝑞 𝑥𝑑
12
= 0.627 kN.m
b. BebanBuild
H400.600.30.30 Horizontal
Up
Beban sandaran pejalan kaki = 0.75 kN/m +
q horizontal = 0.75 kN/m
Momen horizontal = 1
𝑥𝑞 𝑥𝑑
12
= 0.5625 kN.m
c. Momen Resultan
 
Mr = 𝑀𝑣 + 𝑀ℎ
= 0.84233915 kN.m

C Cek kekuatan Profil Pipa Sandaran


a. Batas Kelangsingan Profil
λ = 𝑑𝑜
𝑡
= 31.75
λp = 14800
𝑓𝑦
= 37.94872
SYARAT λ < λp
31.75 < 37.9487179 OK…!

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

b. WF 500.200.10.16
σ ijin = 1600 kg/cm2
σ total = 𝑀ℎ 𝑀𝑣
+
𝑊 𝑊
= 354.02 kg/cm2
SYARAT σ total < σ ijin
354.02 < 1600 OK…!

c. Kuat Lentur Nominal


3
w = 11500 mm
Mn = 𝑤 𝑥 𝑓𝑦
= 4485000 N.mm
= 4.485 kN.m
ϕMn = 4.0365 kN.m
SYARAT ϕMn > Mr
4.0365 > 0.8423 OK…!

2.2 Perhitungan Tiang Sandaran


A Data- data perencanaan
Tinggi hd = 1.2 m
Lebar bd = 0.2 m
Tebal td = 0.2 m
Jarak antar tiang dt = 3 m
3
γ beton = 25 kN/m
Berat pipa w = 0.086 kN/m

B Pembebanan Pada Tiang Sandaran


Beban Mati
Berat sendiri tiang k = 1.3 = 𝑏𝑥𝑑𝑥ℎ𝑥γ𝑥𝑘 = 1.6 kN
Berat Pipa Sandaran 1 k = 1.1 = 𝑤 𝑥 𝑑𝑡 𝑥 𝑘 = 0.3 kN
Berat Pipa Sandaran 2 k = 1.1 = 𝑤 𝑥 𝑑𝑡 𝑥 𝑘 = 0.3 kN +
P total = 2.1 kN
Beban Hidup
Vh = 0.75 kN/m

Momen Pada Tiang Sandaran


s = 1 m (jarak as pipa sandaran atas ke dasar tiang sandaran)
Mh = 𝑉ℎ 𝑥 𝑠 𝑥 2
= 1.5 kN.m
= 1500000 N.mm

C Penulangan Tiang Sandaran


Dimensi Tiang Sandaran b = 200 mm
h = 200 mm
Selimut Beton (decking) = 30 mm
Diameter tulangan utama Ø = 14 mm
Diameter tulangan sengkang Ø = 10 mm
fy = 280 Mpa

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

φ = 0.9
β1 = 0.85

a. Penulangan Lentur Tiang Sandaran

Tebal efektif
d = ℎ − 𝑑𝑒𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔 − Ø𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 − 0,5Ø 𝑡𝑢𝑙. 𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎
= 158 mm

Momen Ultimate
Mu = 1500000 N.mm

Luas tulangan yang dibutuhkan


𝑀𝑢
As = = 41.8592 mm2
0.9𝐹𝑦 𝑥 0.9𝑑

Luasan Tulangan Minimum


2
= 1,4
As min
𝑥𝑏𝑥𝑑 = 158.0 mm
𝐹𝑦
Kontrol Tulangan
As > As min
41.8592 < 158.000 Gunakan As Min = 158.0

Kebutuhan Tulangan
2
Ø = 12 mm As = 113.097 mm

2
Jumlah tulangan yang digunakan (n) = 4 As = 452 mm

4 Ø 12

Rasio
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0.3 < 1
As pasang

b. Penulangan Geser Tiang Sandaran


Gaya Geser pada tiang sandaran
Vu = Pu = 2.1276
= 2127.6 N

Kapasitas Beton Terhadap Geser


Vc =   𝑓𝑐′
𝑥𝑏𝑥𝑑
6
= 31158 N

Kapasitas Beton Terhadap Geser Tereduksi


ϕ Vc = 0,75 . 𝑉𝑐
= 23368.5 N

0,5 ϕ Vc = 11684.3 N

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Check Syarat, Vu > 0,5 ϕ Vc


2127.6 < 11684 TIDAK PERLU TUL. GESER…!

sehingga, dipasang sengkang praktis


Ø = 10
s = 200 mm
Ø 10 - 200

3. Penulangan Kerb
A Data-data Perencanaan Kerb
Tinggi Kerb h = 0.25 m
Lebar bawah Kerb b = 0.15 m
Lebar trotoar L = 0.6 m
γ beton = 25 kN/m3
w = 15 kN/m
φ = 0.9
β1 = 0.85

B Pembebanan pada Kerb


a. Beban
- Beban Mati K = 1.3
Berat Sendiri = 𝑏𝑥ℎ𝑥𝛾𝑥𝐾𝑥𝐿

= 0.1828 kN

- Beban Hidup
Berat Hidup = 𝑤𝑥𝐿
= 9.0 kN

b. Analisa Gaya Dalam K = 2

Mu = 𝑃ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑥 𝐿 𝑥 ℎ 𝑥 𝐾
= 0.675 kN.
= 675000 N.mm

C Penulangan Kerb
a. Penulangan Kerb
Mutu Beton f'c = 20 Mpa
Mutu Baja fy = 280 Mpa
Tebal selimut decking = 30 mm
Diameter tulangan utama Ø = 10 mm
Diameter tulangan sengkang Ø = 8 mm

Tebal efektif
d = ℎ − 𝑑𝑒𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔 − Ø𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 − 0,5Ø 𝑡𝑢𝑙. 𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎
= 207 mm

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Luas tulangan yang dibutuhkan


𝑀𝑢
As = = 14.3777 mm2
0.9𝐹𝑦 𝑥 0.9𝑑

Luasan Tulangan Minimum


2
As min= 1,4
𝑥𝑏𝑥𝑑 = 155.3 mm
𝐹𝑦
Kontrol Tulangan
As > As min
2
14.378 < 155.3 Gunakan As Min = 155 mm

Kebutuhan Tulangan
2
Ø = 10 mm As = 78.5398 mm

Jarak tulangan ( s ) = 506 As = mm2


diambil
Jarak tulangan ( s ) = 200 As = mm2

Tulangan kerb 10 Ø - 200

b. Penulangan pembagi

Kebutuhan tulangan bagi


As' = 50% 𝐴𝑠 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
2
= 7.18887 mm

Tulangan pakai
2
Ø = 10 mm As = 78.5398 mm

2
Jumlah tulangan = 3 As = 235.619 mm

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

PERENCANAAN GELAGAR MEMANJANG JEMBATAN BAJA

A. Data Perencanaan
Data Data Jembatan
Diketahui data-data jembatan sebagai berikut:
Tebal Slab Jembatan ts = 0.25 m
Tebal Lapisan Aspal + Overlay ta = 0.1 m
Tebal Genangan Air Hujan th = 0.05 m
Jarak Antar Girder S= 2 m
Lebar Jalur Lalu Lintas B= 8 m
Lebar Kerb b1= 0.6 m
Lebar Total Jembatan b2= 9.2 m
H400.600.30.30 Build Up L= 5 m

Material
Mutu baja BJ 52
Kuat Leleh Fy = 390 Mpa
Mutu Beton Fc' = 35 Mpa
Mutu Tulangan Fyt = 390 Mpa
Modulus elastisitas beton Ec = 27806 Mpa
Modulus Elastisitas Baja Es = 200000 Mpa

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
Berat Jenis
Berat beton bertulang Wc = 25 kN/m3
Berat beton tidak bertulang W'c = 24 kN/m3
Berat Aspal Wa = 22 kN/m3
Berat Air Ww = 9.8 kN/m3

B. Analisa Pembebanan
Dicoba WF 400.200.8.13
A= 84.1 cm iy = 4.54 cm
4
W= 66 kg/m Ix = 23700 cm
4
h= 400 mm Iy = 1740 cm
3
bf = 200 mm Sx = 1910 cm
tf = 8 mm Sy = 214 cm3
3
tw = 13 mm Zx = 1490 cm
r= 16 mm zy = 187 cm3
ix = 16.8 cm

1. Beban Mati
Pembebanan akibat beban mati yang beekrja pada gelagar memanjang adalah meliputi
beban dari pelat beton dan berat dari aspal yang dipikul oleh gelagar memanjang ditambah
dengan berat sendiri dari profil gelagar memanjang. Adapun besarnya faktor-faktor beban
terhadap beban-beban tersebut mengacu pada SNI 1725:2016 Tabel 3 mengenai faktor
beban untuk berat sendiri adalah sebagai berikut:

γUMS Berat Sendiri Beton Cor di Tempat = 1.3


γUMS Berat Sendiri Aspal = 1.3
γUMS Berat Sendiri Profil Baja = 1.1

Maka besarnya beban yang dipikul oleh gelagar memanjang akibat beban mati adalah
dihitung sebagai berikut:

Beban Pelat Beton (q beton) = γUMS Beton x Tebal Beton x B x ϒ Beton


= 16.25 kN/m
Beban Aspal (q beton) = γUMS Aspal x Tebal Aspal x B x ϒ Aspal
= 5.72 kN/m
Berat Sendiri Profil Baja = γUMS Baja x W
= 1.06 kN/m
Berat Total = 23.03 kN/m

Momen Akibat beban Mati


Mud = 1/8 x qD x L2 = 71.979 kN.m
Geser Akibat beban Mati
Vu-d = 1/2 x qD x L = 57.583 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

2. Beban Hidup
Mengacu pada SNI 1725:2016, beban hidup yang bekerja pada elemen struktur jembatan
adalah terdiri atas beban lajur “D” dan beban truk “T” dimana mengacu pada SNI
1725:2016 Tabel 12 dan 13 faktor beban untuk beban tersebut adalah:
γUTD Beban Lajur “D” untuk gelagar baja = 2.0
γUTT Beban Lajur “T” untuk gelagar baja = 2.0

Besarnya beban akibat beban hidup adalah dipilih dari pengaruh yang terbesar antara
beban lajur “D” dan beban truk “T” dengan perhitungan sebagai berikut:

2.1 Beban Terbagi Rata (BTR)


Mengacu pada SNI 1725:2016 Pasal 8.3.1 besarnya intensitas dari BTR adalah tergantung
dari bentang total jembatan. Bentang total dari jembatan yang akan direncanakan adalah 50
m sehingga intensitas dari BTR adalah:

LTotal = 20 m < 30m


15
BTR = 9,0 0,5 + 𝐾𝑝𝑎
𝐿
2
= 11.25 kN.m

qL-BTR = γUTD x BTR x s

= 45 kN.m

2.2 Beban Garis Terpusat (BGT)


Mengacu pada SNI 1725:2016 Pasal 8.3.1 besarnya intensitas dari BGT adalah 49
kN/m dan ditempatkan pada arah melintang jembatan. BGT harus dikalikan dengan
faktor beban dinamis (FBD) yang besarnya ditentukan sesuai Pasal 8.6 SNI
1725:2016 dan merupakan fungsi dari panjang bentang dengan panjang bentang total
adalah 50m maka besarnya FBD adalah 40 %

PL-BGT = 49 kN/m x (1+FBD) x γU x sTD


= 274.4 kN

Momen dan Gaya Geser Akibat Beban Lajur “D”


Besarnya momen dan gaya geser maksimum yang terjadi akibat beban lajur “D” merupakan hasil
penjumlahan momen akibat BTR dan BGT sebagai berikut:
Momen Akibat beban lajur
Mu-L = 1/8 x qL-BTR x L2 + ¼ x PL-BGT x L = 483.63 kN.m
Geser Akibat beban lajur
Vu-L = 1/2 x qL-BTR x L + 1/2 x PL-BGT = 249.7 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
2.4 Akibat Beban Truk “T”
Besarnya beban truk yang diambil untuk perhitungan balok memanjang adalah beban dari gandar
belakang truk dengan intensitas 112,5 kN. Berdasarkan SNI 1725:2016 Pasal 8.6 beban truk tersebut
harus dikalikan dengan FBD sebesar 0,4 dan faktor beban untuk beban truk sebagai berikut:
PL-T = 112,5 kN x (1 + FBD) x γUTT
= 315 Kn

Besarnya momen maksimum dan gaya geser maksimum dari beban terpusat “T” adalah
dihitung sebagai berikut:
Momen Akibat beban Truk
Mu-L = ¼ x PL-T x L = 393.75 kN.m
Geser Akibat beban truk
Vu-L = ½ x PL-T = 157.5 kN

Dari hasil perhitungan terhadap beban hidup didapatkan bahwa keduanya memberikan pengaruh
paling besar terhadap gelagar memanjang yaitu beban hidup “D” yang terdiri atas BTR dan BGT
dengan gaya geser maksimum sedangkan beban hidup “T” dengan momen maksimum. Gaya-gaya
yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Mu-L = 483.63 kN.m


Vu-L = 249.7 kN

3 Gaya Momen dan Gaya Geser Total


Gaya momen dan gaya geser total yang terjadi pada elemen gelagar memanjang adalah
penjumlahan dari momen maksimum dan gaya geser maksimum akibat beban mati dan
beban hidup yang dihitung sebagai berikut:

Mu = MU-D + MU-L
= 555.6 kN.m

Vu = VU-D + VU-L
= 499.4 kN

C. Kontrol Penampang
1.Kontrol Terhadap Tekuk Lokal
Perhitungan kuat momen nominal penampang terhadap tekuk lokal adalah mengacu pada RSNI T-03
2005 Pasal 7.2 yang merupakan fungsi dari λ, λp, dan λr dimana nilai λp dan λr didapatkan dari tabel
4 pada RSNI T-03-2005 dan merupakan fungsi dari jenis penampang profil. Perhitungan kontrol
terhadap tekuk lokal adalah sebagai berikut:
• Kontrol Pelat Sayap

l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 12.5
` l > λp
λp = 170 / √𝑓𝑦 = 8.6083 Non Kompak

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
• Kontrol Pelat badan

λ =(ℎ−2(𝑡𝑤+𝑟)) / 𝑡𝑤 = 26.308
l < λp
λp = 1680 / √𝑓𝑦 = 85.07 Kompak

Dari hasil kontrol terhadap pelat sayap dan pelat badan maka didapatkan bahwa penampang
termasuk penampang kompak, sehingga mengacu pada RSNI T-03 2005 Pasal 7.2.1 dan 7.2.3
besarnya momen nominal penampang adalah:
Mn = Mp < 1,5 My
Mn = Zx . Fy < 1,5 . Sx . Fy
Mn = 581.1 kN.m < 1117.4 kN.m

Faktor reduksi f= 0.9


fMn = 522.99 kN.m

fMn = 522.99 kN.m > Mu = 555.6 kN.m (OK)

2.Kontrol Terhadap Tekuk Lateral


Perhitungan kuat momen nominal penampang terhadap tekuk lateral adalah mengacu pada RSNI T-
03 2005 Pasal 7.3 yang merupakan fungsi dari Lb, Lp, dan Lr dimana nilai Lp dan Lr didapatkan
dari tabel profil baja dan merupakan fungsi dari penampang profil. Nilai Lb serta nilai Lp dan Lr
untuk profil WF 500.300.11.18 adalah sebagai berikut:

• Lb = 200 cm
• Lp = 200.13 cm
• Lr = 565.46 cm

Lp < Lb < Lr ( Bentang Menangah )

Untuk balok yang termasuk pada bentang menengah maka mengacu pada RSNI T-03 2005
Pasal 7.3.4 besarnya momen nominal adalah dihitung sebagai berikut:

𝐿𝑟 − 𝐿
Mn = 𝐶𝑏 𝑀𝑟 + 𝑀𝑝 − 𝑀𝑟  Mp
𝐿𝑟 − 𝐿𝑝
Mp = Zx.Fy < 1.5Sx.Fy
Mp = 581.1 kN.m

Mr = Sx (fy – fr)
Mr = 649.4 kN.m
Momen ½ bentang (MB) = 555.6 kN.m

2
M1/4 Bentang (MA) = Vu x L/4 – (qD +qL-BTR) x L /32
M1/4 Bentang (MA) = 581.2
M3/4 Bentang (MC) = M1/4 Bentang
M3/4 Bentang (MC) = 581.2 kN.m

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
12,5 𝑀𝑚𝑎𝑥
Cb = < 2.3
2,5 𝑀 max + 3𝑀𝐴+4𝑀𝐵+3𝑀𝐶

6945.047
Cb = < 2.3
7098.611

Cb = 0.98 < 2.3

Maka diambil Cb sebesar 0.98

𝐿𝑟 − 𝐿
Mn = 𝐶𝑏 𝑀𝑟 + 𝑀𝑝 − 𝑀𝑟  Mp
𝐿𝑟 − 𝐿𝑝
Mn = 568.505 kN.m > 581.1 kN.m

Maka diambil 581.1 kN.m


fMn = 522.99 kN.m > Mu = 555.6 kN.m (OK)

3.Kontrol Terhadap Geser


Perhitungan kuat geser nominal penampang mengacu pada RSNI T-03 2005 Pasal 7.8.2 dimana kuat
geser nominal penampang merupakan fungsi dari perbandingan tinggi pelat badan terhadap tebal
pelat badan. Untuk profil WF 500.300.11.18 maka perbandingan tinggi pelat badan terhadap tebal
pelat badan adalah sebagai berikut:

ℎ ℎ − 2(𝑡𝑤 + 𝑟) 342
= = = 26.308
𝑡𝑤 𝑡𝑤 13

Nilai h/tw tersebut harus di kontrol terhadap nilai berikut:


5
𝐾𝑛𝑥 𝑒
  Kn = 5 + Jarak Pengaku Lateral a = 200 cm
11 𝑎
𝐹𝑦 ℎ

5
5+ = 6 Nilai Kn diambil sebesar 7
𝑎

  𝐾𝑛𝑥 𝐸 = 61.017  h / tw <


  𝐾𝑛𝑥 𝐸
1,1 1,1
𝐹𝑦 𝐹𝑦
26.308 < 61.017

maka kuat geser yang terjadi adalah geser plastis

Kontrol kapasitas penampang terhadap geser :

Vn = 0,6 x fy x Aw
= 1E+06 N
= 1070.8 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Faktor reduksi Geser f = 0.75

fVn = 803.09 kN > Vu = 499.4 kN (OK)

4. Kontrol Terhadap Lendutan


Besarnya lendutan yang terjadi akibat beban layan mengacu pada RSNI T-03 2005 Pasal
4.7.2 disyaratkan tidak boleh melebihi nilai berikut:

Δizin = 𝐿 𝐺𝑒𝑙𝑎𝑔𝑎𝑟 = 800 = 1 cm


800 800

Besarnya lendutan yang terjadi adalah diperhitungkan terhadap beban layan (tanpa faktor beban).
Besarnya lendutan yang terjadi pada gelagar memanjang adalah dihitung terhadap beban hidup tanpa
faktor beban sebagai berikut:
1 P𝐿−𝑇 .λ3
Δtotal = x
48 𝐸 . 𝐼𝑥

1 4E+10
Δtotal = x = 0.0865 cm
48 5E+09

Δtotal < Δizin = 0,625 cm

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

PERENCANAAN GELAGAR MELINTANG


A. Data Perencanaan

Data Data Jembatan


Diketahui data-data jembatan sebagai berikut:
Tebal Slab Jembatan ts = 0.25 m
Tebal Lapisan Aspal + Overlay ta = 0.1 m
Tebal Genangan Air Hujan th = 0.05 m
Jarak Antar Girder S= 2 m
Lebar Jalur Lalu Lintas B= 8 m
Lebar Kerb b1= 0.6 m
Lebar Total Jembatan b2= 9.2 m
Jarak Segmen L= 4.5 m

Material
Mutu baja BJ 52
Kuat Leleh Fy = 390 Mpa
Mutu Beton Fc' = 35 Mpa
Mutu Tulangan Fyt = 390 Mpa
Modulus elastisitas beton Ec = 27805.6 Mpa
Modulus Elastisitas Baja Es = 200000 Mpa

Berat Jenis
Berat beton bertulang Wc = 25 kN/m3
Berat beton tidak bertulang W'c = 24 kN/m3
Berat Aspal Wa = 22 kN/m3
Berat Air Ww = 9.8 kN/m3

B. Analisa Pembebanan
Dicoba WF 600.200.11.17
A = 134.4 cm iy = 6.85 cm
4
W= 106 kg/m Ix = 118000 cm
4
h= 600 mm Iy = 9020 cm
3
bf = 200 mm Sx = 9140 cm
tf = 11 mm Sy = 843 cm3
3
tw = 17 mm Zx = 2590 cm
r= 22 mm zy = 228 cm3
ix = 24.8 cm

γU MS beton cor di tempat = 1.3


γU MS alumunium = 1.1
γU MS baja = 1.1
γU TD beban hidup BTR & BGT = 2.0
γU TT beban hidup truk = 2.0
γU DL beban pelaksanaan = 1.0

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

1. Beban Mati

Sebelum Komposit
Pada kondisi sebelum komposit, yaitu kondisi dimana beton yang di cor belum mengeras
dan menjadi satu kesatuan dengan gelagar melintang, besarnya beban-beban yang bekerja
adalah sebagai berikut:

Berat balok memanjang


𝑞𝑤𝑓 𝑥 𝜆
= 2.2629 kN/m
𝐿
Berat pelat beton
ta x γbeton x λ x γUMS = 14.625 kN/m
Berat sendiri balok melintang
γUMS x w = 1.1898 kN/m
Berat bondex
10,1 kg/m x λ x γU MS = 0.5102 kN/m
Beban Pelaksanaan = 2 Kn/m
Total Beban Mati Sebelum Komposit = 20.588 Kn/m

Geser Maksimum
½ . qD . L = 82.351 kN
Momen Maksimum
1/8 . qD . L = 164.7 kN.m
Setelah Komposit
Berat aspal
ta x γaspal x λ x γU MS = 12.87 kN/m
Berat kerb
h x γbeton x λ x γUMs = 36.563 kN/m
Geser Maksimum
Vu = ½ . [(q aspal x L aspal) + (q kerb x L kerb x n kerb)]
Vu = 101.79 kN
Momen Maksimum
Mu = [(1/2 . VD2 . L) – (q kerb x L kerb) x (L kerb/2 + aspal/2)] – [1/2 x qaspal x Laspal)
Mu = 316.78 kN.m

2. Beban Hidup ( beban D)


Akibat BTR dan BGT

VA VB

0.6 m 8m 0.6 m

Mengacu pada SNI 1725:2016 Pasal 8.3.3 gaya geser maksimum diperoleh dengan BTR+BGT
sebesar 100% pada seluruh balok (tidak termasuk parapet, kerb, dan trotoar) sehingga:
Beban Hidup BTR
L = 50 m > (SNI 1725:2016 Pasal 8.3.1) maka digunakan:
15
BTR = 9,0 0,5 +
𝐿
𝐾𝑝𝑎

= 5.175 kPa

qL-BTR = γUTD x BTR x B

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

= 51.75 kN/m
Beban hidup BGT merata

PL-BGT = 49 kN/m x (1+FBD) x γU x sTD


= 137.2 kN/m

Beban hidup Total BGT + BTR


LL = qL-BTR + P’
= 188.95 kN/m

Ra = (1/2) x LL x 7,4
= 699.12 kN

ML1 = (1/2 . RA . LGELAGAR ) – [(LL x (LASPAL/2)) x (LASPAL/4)]


= 1852.7 kN.m

3. Beban Hidup ( Beban truk )

2m 1,75 m 1m 1,75 m 2m 3,125 m 1,75 m 3,125 m

T T T T T T

C C
A B A B
B=8m B=8m

Posisi : a Posisi : b
Besarnya beban truk yang diambil untuk perhitungan balok memanjang adalah beban dari gandar
belakang truk dengan intensitas 112,5 kN. Berdasarkan SNI 1725:2016 Pasal 8.6 beban truk tersebut
harus dikalikan dengan FBD sebesar 0,4 dan faktor beban untuk beban truk sebagai berikut:

PL-T = 112,5 kN x (1 + FBD) x γUTT


= 315 kN

Momen Di perhitungan dari beban yang terbesar antara posisi A dan posisi B
Posisi A Va = 2 * PL-T = 630 kN
Posisi B Va = PL-T = 315 kN
maka diambil Posisi A

Perhitungan Momen
Ml 2 = Va x 5m - PL-T x 1.75 = 2598.8 kN.m

Beban Hidup diambil yang paling besar Antara Beban Truk dan Beban D , maka yang diambil adalah
Beban Truk Sebesar

Ml = 2598.8 kN.m

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

5. Kombinasi beban

Jenis Beban Vu Mu
Beban Mati Sebelum Komposit 82.351 kN 164.7 kN.m
Beban Mati Sesudah Komposit 101.79 kN 316.78 kN.m
Beban Hidup 630 kN 2598.8 kN.m
Total 814.14 kN 3080.2 kN.m

C. Analisa Profil
Kontrol Momen
Sebelum Komposit

• Kontrol Pelat Sayap

l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 5.36
` l < λp
λp = 170 / √𝑓𝑦 = 9.98 Kompak

• Kontrol Pelat badan

λ = h / 𝑡𝑤 = 56.25
l < λp
λp = 1680 / √𝑓𝑦 = 98.65 Kompak

kategori Bentang balok


Lb = 180 cm
Lp = 295.45 cm Lb < Lp
Lr = 833.89 cm Bentang Pendek

Momen Kapasitas
Mn = Zx x Fy
Mn = 1010.1 kN.m < Mu = 316.78 kN.m (OK)

Mu / Mn = 0.3136

Setelah Komposit

Mencari Lebar Efektif lantai ( Be )


Lebar efektif (Be) pada lantai yang membentang pada masing-masing dari sumbu
balok tidak boleh melebihi: (SNI 1729:2015 bagian I3 )

1/8 bentang = 1000 mm diambil yang paling kecil


½ jarak antar gelagar = 2250 mm Be = 1000 mm
Jarak ke tepi pelat = 5000 mm

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Perhitungan Struktur Komposit

Dimensi : Material :
lebar (b) = 1000 mm Mutu beton (fc) = 35 Mpa
tebal pelat (t) = 250 mm Mutu Baja (fy) = 390 MPa
Tinggi Baja (d) = 600 mm
Luas baja (A) = 13440 mm2

Mencari Blok Tekan (a)

𝐴𝑠 𝑥𝑓𝑦 5241600
a= = = 176.19 mm
0.85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏 29750

Lengan Momen

y= d/2 + t - a/2 = 461.91 mm

Momen Kapasitas
C = 0.85 x Fc ' x b = 5241600 N

fMn = C x y = 5241600 x 461.91


= 2421125873 N.mm
= 2421.1 kN.m

Momen rasio
Mu 3080.2
= = 1.2722 < 1
fMn 2421.1

D. Perhitungan Shear Connector


Direncanakan menggunakan shear connector diameter 29 mm dengan mutu BJ50
Menentukan Kekuatan Shear Connector

d= 29 mm Fu = 410 Mpa Ec = 25743 Mpa


2
As = 660.52 mm Fc' = 30 Mpa

Kekuatan Dari Shera Connector ( SNI 1729 - 2015)

Rp = 1 ( Di las pada rusuk baja dengan dek orientasi tegak lurus )


Rg = 0.75 ( Angkur di las langusung pada profil baja )

Perhitungan Kekuatan
Qn = 0,5 x Asa x fc x Ec = 290232 N

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Qn = Rg x Rp x Fu x Asa = 203110 N
Qn diambil = 203110 N

Jumlah Shear Connector

Gaya pada beton (C) = 5241600 N

gaya pada beton 5241600


Jumlah = = = 26 Buah
kekuatan Shear connector 203110

Panjang Gelagar 9000


Jarak antar Stud = = = 347 mm
jumlah 26

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

PERENCANAAN IKATAN ANGIN

A. Perhitungan Beban Angin


Berdasarkan SNI 1725-2016 Pasal 9.6.1, tekanan angin yang ditentukan disebabkan oleh angin rencana
dengan kecepatan dasar (VB) sebesar 90 hingga 126 km/jam. Beban angin harus diasumsikan terdistribusi
secara merata pada permukaan yang terekspos oleh angin. Luas area yang diperhitungkan adalah luas area
dari semua komponen, termasuk system lantai dan railing yang diambil tegak lurus terhadap arah angin.

Untuk jembatan dengan elevasi lebih tinggi dari 10000 mm di atas permukaan tanah atau permukaan air,
kecepatan angina rencana VDZ, Harus dihitung dengan persamaan berikut:

VDZ = 2,5 V0 (V10/VB) ln (Z/Zo)

Keterangan:
VDZ = adalah kecepatan angin rencana pada elevasi rencana, Z (km/jam)
V10 = di atas
permukaan air rencana (km/jam)
VB = adalah kecepatan angin rencana yaitu 90 hingga 126 km/jam pada elevasi 10000 mm
Z = adalah elevasi struktur diukur dari permukaan tanah dari permukaan
air dimana beban
V0 = meteorology,
sebagaimana ditentukan dalam tabel 28 SNI 1725-2016,
Z0 = adalah panjang gesekan di hulu jembatan, yang merupakan karakteristik meteorology

H400.600.30.30 Build Up

Berdasarkan keterangan-keterangan diatas, ditentukan :


VB = 120 km/jam
V0 = 13.2 km/jam
Z0 = 0.07 m
V10 = VB
Berdasarkan gambar perencanaan, elevasi struktur Z diukur dari permukaan air adalah 11250
mm untuk bagian atasWF
jembatan
500.200.10.16
dan 5000 mm untuk bagian bawah jembatan sehingga

 Untuk Bagian Atas Jembatan

V10 Z
VDZ = 2,5 V0 ln
Vb Z0
120 11.25
VDZ = 33 ln
120 0.07
VDZ = 167.63 Km/Jam

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

 Untuk Bagian Bawah Jembatan

V10 Z
VDZ = 2,5 V0 ln
Vb Z0
120 5
VDZ = 33 ln
120 0.07
VDZ = 140.87 Km/Jam

Setelah kecepatan angina rencana diperoleh, selanjutnya dihitung beban angin yang terjadi
pada struktur (EWS). Beban angina pada struktur dihitung dengan formula berikut:

EWS = PD x h x 30%

Dimana :
PD = Tekanan angin rencana (MPa)
H = Ketinggian struktur

Perlu diperhatikan bahwa PD merupakan beban area yang membebani


struktur pada luasan yang dibatasi oleh rangka-rangka terluar. Berasarkan
SNI RSNI T 02-2005, 30% merupakan perkiraan beban angin yang

Tekanan angin rencana :


PD = PB (VDZ / VB)2

VDZ = 167.627 km/jam (Atas) dan 140.867 km/jam (Bawah)


VB = 120 km/jam
PB = SNI 1725-2016.
Besar PB merupakan penjumlahan angin tekan dan angin

PB = 0.0024 + 0.0012 = 0.0036 Mpa

Maka

 Untuk Bagian Atas Jembatan

VDZ 2
PD = PB
Vb

167.63 2
PD = 0.0036 = 0.007 Mpa
120

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

 Untuk Bagian Bawah Jembatan

VDZ 2
PD = PB
Vb

140.87 2
PD = 0.0036 = 0.005 Mpa
120

Dengan demikian, didapatkan nilai beban yang angin yang menganai struktur sebesar:

 Untuk Bagian Atas Jembatan

EWS = PD x h x 30%
EWS = 0.007 x 6250 x 30%
EWS = 13.171 kN/m

 Untuk Bagian Bawah Jembatan

EWS = PD x h x 30%
EWS = 0.005 x 6250 x 30%
EWS = 9.3017 kN/m
Mengacu pada SNI 1725-2016 Pasal 9.6.1.1. menyatakan bahwa besar beban
angin minimum
harus diambil sebesar 4,4 kN/m. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa besar
beban angin
adalah lebih besar dari 4,4 kN/m sehingga digunakan besar beban angin hasil

B. Perhitungan
Jembatan Ikatan
didesain tertutup Angin
sehingga Atas
pada bagian atas dan bawah struktur terdapat
ikatan angin. Beban angina EWS yang terjadi akan didistribusikan ke ikatan-ikatan
angin tersebut secara proposional. Beban angin EWs yang diterima ikatan angin
atas dihitung sebagai berikut:

4500 4500 4500 4500 4500 4500 4500 4500 4500 4500

Dengan
A = Jumlah segman atas,
B = Jumlah segmen bawah,
C = Total segmen,
λ = Panjang tiap segmen,4.5 m

Beban angin pada join-join di ikatan angin atas, EWJ = WA dihitung sebagai berikut:
WA = EWS x (A/C) x λ
10.00
WA = 9.30165 4.5 = 20.929 kN
20

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Kontrol Profil
Kontrol Batang Tarik
Panjang ikatan angin atas (L) = 4.5 m. Direncanakan dimensi profil ikatan menggunakan
profil L 120.120.8 dengan data sebagai berikut :
2
W= 31.6 kg/m Ix = 5E+08 mm Dia. Baut = 12 mm
A= 4030 mm2 Iy = 5E+08 mm2 Luas Baut (Ab) = 113.1 mm
2

B= 140 mm ix = 37.1 mm Dia Lubang = 13.5 mm


H= 150 mm iy = 37.1 mm Mutu = 620 Mpa
t= 14 mm Fy = 280 Mpa
Fu = 480 Mpa

Beban Ultimate (Pu )= 78.09 kN

Kontrol Kelangsingan

𝑙𝑘 626
λmaks = = = 168.73 < 300
i 3.71

Kontrol Kekuatan Leleh ( SNI 1729-2015 )

fPn = f fy x Ag
fPn = 0.9 x 280 x 4030
fPn = 1015560 N = 1015.6 kN

Kontrol Kekuatan Geser


Jumlah bidang geser, n = 1 , dan kekuatan baut (Rn) diambil yang terkecil dari :

Kuat geser
Rn = n x 0,5 x fub x Ab
Rn = 1 x 0.5 x 780 x 113.1
Rn = 35061 N = 35.061 kN

Kuat tumpu
Rn = 2,4 x (Ø baut + 1,5) x fu x t
Rn = 2.4 x ( 12 + 1.5 ) x 480 x 5
Rn = 77760 = 77.760 kN

Maka kekuatan geser diambil (Rn) = 35.061 kN

Jumlah baut (n)

Pu 78.09
n= = = 3 buah
Rn 35.061

Jarak baut dan panjang sambungan

Jarak tepi
Jarak tepi min = 3 x Ø baut = 3 x 12 mm = 36 mm
Jarak tepi maks = 15 x tebal pelat = 15 x 5 mm = 75 mm
Maka digunakan jarak baut pakai sebesar 40 mm

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Jarak antar baut


Jarak baut min = 1,5 x Ø baut = 1,5 x 12 mm = 18 mm
Jarak baut maks = 4 x tebal pelat + 100 mm = 120 mm atau 200 mm
Maka digunakan jarak baut pakau sebesar 50 mm

Panjang sambungan
Jarak baut x (n-1) + jarak tepi = 50 x (2-1) + 75 = 125 mm

Kontrol Kekuatan Putus

f Pn = f x fu x Ae

Ølubang baut = 13.5 mm

Luas netto
An1 = Ag – n Ølubang x t
An1 = 1870 - 3 x 12 x 8
An1 = 1582 mm2 ( Menentukan )
Luas Efektif
Ae = An x U An2 = s2 x t
Ag – n x Ølubang x t +
Ae = 1582 x 0.8 4𝑥𝑢
Ae = 1265.6 mm2 An2 =
2
1870 – 3 x 12 x 8 +50 x 8
4 𝑥 40
2
An2 = 1597.7 mm
Kuat Tarik Baja
f Pn = f x fu x Ae
f Pn = 0.75 x 480 x 1265.5
f Pn = 455616 N = 455.62 kN

Kontrol Block Shear

Luas bidang tarik


Agt = 2 x 40 x 8 = 640 mm2
Ant = 2 x (40 – ½ x 13,5) x=8 532 mm2

Luas bidang geser


2
Agv = [(75 + 50 + 50) + (75 + 50 + 50)𝑥 8] = 2800 mm
2
Amv = ((175 – 2,5 x 13,5) + (175 – 2,5 x 13,5)=x 8 2260 mm

kapasitas Block Shear

Rn = 0.6Fu x Anv + U x Fu x Ant


Rn = 0.6 x 480 x 2260 + 1 x 480 x 532
Rn = 906240 N = 906.24 kN

Rn = 0.6Fy x Agv + U x Fu x Ant


Rn = 0.6 x 280 x 2800 + 1 x 480 x 532
Rn = 725760 N = 725.76 kN Maka diambil 725.76 KN

Maka untuk kontrol kekuatan tarik digunakan


= 455.62 Kn

Pu = 78.09 Kn < fPn = 455.62 Kn (OK)

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Kontrol Batang Tekan


Beban Ultimate (Pu )= 78.39 kN

Kontrol Penampang

• Kontrol Pelat Sayap

l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 7.5
` l < λp
λp = 250/ √𝑓𝑦 = 8.9642 Kompak

• Kontrol Pelat badan

λ =h / 𝑡𝑤 = 12.75
l < λp
λp = 665 / √𝑓𝑦 = 39.741 Kompak

Kontrol Kelangsingan

KL 6250
λi = = = 446.43
i 14

  𝐸
λ= 4,71 𝑥 = 398.07
𝐹𝑦

λi > λ Kondisi Elastis

Kapasitas tekan

 𝐸 2E+07
Fe = = = 99.043 Mpa
𝐾𝐿 199298
𝑖

Fcr = 0.877Fe = 86.861 Mpa

f Pn = f x fcr x Ag = 315.05 kN

Kontrol
Pu > f Pn
(OK)
78 kN > 315 kN

C. Perhitungan Ikatan Angin Bawah


Beban angina (EWs) sebesar 9,3 kN/m. Karena tipe jembatan rangka baja merupakan
jembata rangka dengan lantai kendaraan di bawah, maka hal tersebut akan membuat ikatan
angin bawah selain memikul beban angin yang bekerja pada struktur tetepi juga memikul
beban angin yang bekerja pada kendaraan.
Mengacu pada SNI 1725-2016 Pasal 9.6.1.1 maka besarnya beban angina kendaraan yang
bekerja pada kendaraan ditentukan sebesar 1,46 kN/m. Sehingga dengan jumlah segmen
rangka bawah adalah 10 buah, dan total jumlah segmen rangka atas dan rangka bawah
adalah 20 buah, maka didapatkan beban angin per joint (WA) sebagai berikut:
DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)
DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

adalah 20 buah, maka didapatkan beban angin per joint (WA) sebagai berikut:

EW total = Beban angin rangka (bawah) + Beban Angin Kendaraan


= 9.3017 + 1.46
= 10.762 kN/m

10
EW joint = x 10.762 x 4.5
20
= 24.214 kN

Kontrol Profil Manual


Kontrol Batang Tarik
Panjang ikatan angin atas (L) = 10.31 m. Direncanakan dimensi profil ikatan menggunakan
profil L 180.180.18 dengan data sebagai berikut :
2
W= 43.5 kg/m Ix = 2E+11 mm Dia. Baut = 12 mm
A= 6190 mm2 Iy = 2E+11 mm
2
Luas Baut (Ab) = 113.1 mm
2

B= 180 mm ix = 54.9 mm Dia Lubang = 13.5 mm


H= 180 mm iy = 54.9 mm Mutu = 620 Mpa
t= 18 mm Fy = 280 Mpa
Fu = 480 Mpa

Beban Ultimate (Pu )= 67.83 kN

Kontrol Kelangsingan

𝑙𝑘 10310
λmaks = = = 572.78 > 300 ( Profil Langsing )
i 18

Kontrol Kekuatan Leleh ( SNI 1729-2015 )

fPn = f fy x Ag
fPn = 0.9 x 280 x 4030
fPn = 1559880 N = 1559.9 kN

Kontrol Kekuatan Geser


Jumlah bidang geser, n = 1 , dan kekuatan baut (Rn) diambil yang terkecil dari :

Kuat geser
Rn = n x 0,5 x fub x Ab
Rn = 1 x 0.5 x 680 x 113.1
Rn = 35061 N = 35.061 kN

Kuat tumpu
Rn = 2,4 x (Ø baut + 1,5) x fu x t
Rn = 2.4 x ( 12 + 1.5 ) x 480 x 5
Rn = 77760 = 77.760 kN

Maka kekuatan geser diambil (Rn) = 35.061 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Jumlah baut (n)

Pu 67.83
n= = = 2 buah
Rn 35.061

Jarak baut dan panjang sambungan

Jarak tepi
Jarak tepi min = 3 x Ø baut = 3 x 12 mm = 36 mm
Jarak tepi maks = 15 x tebal pelat = 15 x 5 mm = 75 mm
Maka digunakan jarak baut pakai sebesar 40 mm

Jarak antar baut


Jarak baut min = 1,5 x Ø baut = 1,5 x 12 mm = 18 mm
Jarak baut maks = 4 x tebal pelat + 100 mm = 120 mm atau 200 mm
Maka digunakan jarak baut pakau sebesar 50 mm

Panjang sambungan
Jarak baut x (n-1) + jarak tepi = 50 x (2-1) + 75 = 125 mm

Kontrol Kekuatan Putus

f Pn = f x fu x Ae

Ølubang baut = 13.5 mm

Luas netto
An1 = Ag – n Ølubang x t
An1 = 6190 - 3 x 12 x 8
An1 = 5998 mm2 ( Menentukan )
Luas Efektif
2
Ae = An x U An2 = Ag – n x Ølubang x st +x t
Ae = 5998 x 0.8 4𝑥𝑢
Ae = 4798.4 mm2 An2 =
2
6190 – 3 x 12 x 8 +50 x 8
4 𝑥 40
2
An2 = 6013.7 mm
Kuat Tarik Baja
f Pn = f x fu x Ae
f Pn = 0.75 x 480 x 4798.4
f Pn = 1727424 N = 1727.4 kN

Kontrol Block Shear

Luas bidang tarik


2
Agt = 2 x 60 x 18 = 2160 mm
2
Ant = 2 x (60 – ½ x 13,5) x 18= 1917 mm

Luas bidang geser


2
Agv = [(75 + 50 ) + (75 + 50 )𝑥 18] = 4500 mm
2
Anv = ((125 – 2,5 x 13,5) + (125 – 2,5 x 13,5)=x 18 3285 mm

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

kapasitas Block Shear


Rn = 0.6Fu x Anv + U x Fu x Ant
Rn = 0.6 x 480 x 3285+ 1 x 480 x 1917
Rn = 1866240 N = 1866.2 kN

Rn = 0.6Fy x Agv + U x Fu x Ant


Rn = 0.6 x 280 x 4500 + 1 x 480 x 3285
Rn = 1676160 N = 1676.2 kN Maka diambil 1676.2 KN

Maka untuk kontrol kekuatan tarik digunakan


= 1727.4 Kn

Pu = 67.83 Kn < fPn = 1727.4 Kn (OK)

Kontrol Batang Tekan


Beban Ultimate (Pu )= 80.6 kN

Kontrol Penampang

• Kontrol Pelat Sayap

l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 5
` l < λp
λp = 250/ √𝑓𝑦 = 8.964 Kompak

• Kontrol Pelat badan

λ =h / 𝑡𝑤 = 10
l < λp
λp = 665 / √𝑓𝑦 = 39.741 Kompak

Kontrol Kelangsingan

KL 10300
λi = = = 572.22
i 18

  𝐸
λ= 4,71 𝑥 = 398.07
𝐹𝑦

λi > λ Kondisi Elastis

Kapasitas tekan

 𝐸 2E+07
Fe = = = 60.284 Mpa
𝐾𝐿 327438
𝑖

Fcr = 0.877Fe = 52.869 Mpa

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

f Pn = f x fcr x Ag = 294.53 kN

Kontrol
Pu > f Pn
(OK)
81 kN > 295 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

PERENCANAAN RANGKA UTAMA

Pada perencanaan rangka utama perhitungan hanya dilakukan pada batang-batang yang menerima
gaya-gaya maksimum

Direncanakan Profil WF 400 x 400 x 30 x 50 ( Batang Tegak dan Diagonal )


W= 0.415 kN/m Ix = 1870000000 mm2
A= 40300 mm2 Iy = 605000000 mm2
B= 415 mm ix = 1880 mm
H= 458 mm iy = 1070 mm
tw = 30 mm Fy = 280 Mpa
tf = 50 mm Fu = 480 Mpa

H400.600.30.30 Build Up
W= 0.413 kg/m Ix = 1333060000 mm2
A= 46200 mm2 Iy = 1080765000 mm2
B= 400 mm ix = 169.9 mm
H= 600 mm iy = 153 mm
tw = 30 mm Fy = 280 Mpa
tf = 30 mm Fu = 440 Mpa

Perhitungan Pembebanan Akibat Beban Mati

Berat Aspal = BV Aspal x Tebal x Lebar jalan x λ x 0,50 x LF


= 22 x 0.1 x 7 x 5 x 0.5 x 1.3
= 50.05 kN

Berat pelat lantai = BV Beton x Tebal x Lebar Jemb x λ x 0,50 x LF


= 24 x 0,25 x 8.4 x 5 x 0.50 x 1,3
= 161.85 kN
Berat Trotoir = BV Beton x Tebal Tr x Lebar Tr x λ x LF
= 24 x 0.25 x 0.6 x 5 x 1.3
= 23.4 kN
Profil memanjang = g x 6 x λ x 0,50 x LF
WF 500.200.10.16
8.96 x 4 x 5 x 0.5 x1.1
= 9.856 kN

Profil melintang = g x Lebar Jemb x 0,50 x LF


= 2.43 x 9 x 0.50 x 1.1
= 12.0285 kN
Berat Ranga utama
Rangka atas = 0.415 x 5 x 1.1 = 2.28 kN
Rangka dia = 0.415 x 7.2 x 1.1 = 3.29 kN
Ranga Tegak = 0.415 x 6.25 x 1.1 = 2.85 kN
Rangka bawah = 0.4.15 x 5 x 1.1 = 2.28 kN
Sambungan = 10% profil = 1.07 kN
Total 11.78 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Ikatan Angin Atas


Gelagar Melintang = 0.415 x 9 x 1.1 = 4.11 kN
Ikatan Angin Atas = 3.16 x 6.5 x 1.1 x 2 = 4.5188 kN
Sambungan = 10% profil = 0.86 kN
Total 9.49 kN

Ikatan Angin Bawah


Ikatan Angin Atas = 0.435 x 10.3 x 1.1 x 2 = 9.8571 kN
Sambungan = 10% profil = 0.99 kN
Total 10.84 kN

Total beban mati = 289.29 kN

Perhitungan Pembebanan Akibat Beban Hidup


Beban “D” BGT (P-BGT) = ½ x [49 kN/m x (1+FBD) x Ljalan] x 2
= ½ x [49 kN/m x (1+0,4) x 7 m] x 2
= 480.2 kN

Beban “D” BTR (q-BTR) = ½ x [7.2 kN/m2 x λ x Ljalan] x 2


= ½ x [7.2 kN/m2 x 5 m x 7 m] x 2
= 252 kN

Beban Pejalan Kaki (q-BTR) = ½ x [5 kN/m2 x λ x Ltrotoar] x 1.3


= ½ x [5 kN/m2 x 5 m x 1 m] x 1.3
= 21.6 kN

Permodelan Ranga Utama

Permodelan rangka utama dilakukan dengan program bantu SAP 2000 dengan dengan
mengasumsikan beban hidup sebagai Moving Load , dan beban mati sebagai beban terpusat

Permodelan 2D di SAP 2000

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Garis Pengaruh batang Diagonal 38

Garis Pengaruh batang bawah 22

Garis Pengaruh batang Tegak 5

Garis Pengaruh batang Atas 21

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Gaya Aksial Beban Hidup

Gaya Aksial Beban Mati

Gaya Aksial Beban Hidup + Beban Mati

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
Perhitungan Dimensi Rangka Utama
Rangka Utama Atas (Komponen Tekan )
Direncanakan Profil H400.600.30.30 Build Up

Output SAP 2000 pada Rangka utama Atas


Frame Gaya Live load Dead Load Total
Tekan (kN) -1275.57 -998.317 -2273.9
13 Tarik (kN) 0 0 0.0
Tekan (kN) -2267.678 -1774.785 -4042.5
15 Tarik (kN) 0 0 0.0
Tekan (kN) -2976.235 -2329.406 -5305.6
17 Tarik (kN) 0 0 0.0
Tekan (kN) -3401.398 -2662.178 -6063.6
19 Tarik (kN) 0 0 0.0
Tekan (kN) -3543.186 -2773.102 -6316.3
21 Tarik (kN) 0 0 0.0
Tekan (kN) -3543.103 -2773.102 -6316.2
23 Tarik (kN) 0 0 0.0
Tekan (kN) -3401.398 -2662.178 -6063.6
25 Tarik (kN) 0 0 0.0
Tekan (kN) -2976.235 -2329.406 -5305.6
27 Tarik (kN) 0 0 0.0
Tekan (kN) -2267.678 -1774.785 -4042.5
29 Tarik (kN) 0 0 0.0
Tekan (kN) -1275.57 -998.317 -2273.9
31 Tarik (kN) 0 0 0.0
Tekan (kN) -6316.29
MAX
Tarik (kN) 0.0

Kontrol Batang Tekan


Kontrol Penampang

• Kontrol Pelat Sayap

l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 26.67
` l < λp
λp = 0.56/ √E /𝑓𝑦 = 47.33 Kompak

• Kontrol Pelat badan

λ =h / 𝑡𝑤 = 20.00
l < λp
λp = 1.49/ √E /𝑓𝑦 = 125.93 Kompak

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
Kontrol Kelangsingan

KL 5000
λi = = = 4.6729
i 1070

  𝐸
λ= 4,71 𝑥 = 398.06765 λi > λ Kondisi inElastis
𝐹𝑦

Kapasitas tekan

 𝐸 19739209
Fe = = = 903977 Mpa
𝐾𝐿 21.835968
𝑖

Fcr = = 279.9637 Mpa


0,658 𝑥 𝐹𝑒
f Pn = f x fcr x Ag = 11640.9 kN

Kontrol
Pu < f Pn
(OK)
6,316 kN < 11,640.9 kN

Rasio
Pu 6,316 kN
= = 0.5426 < 1
f Pn 11,640.9 kN

Rangka Utama Bawah (Komponen Tarik)


Direncanakan Profil H400.600.30.30 Build Up
Output SAP 2000 Batang Bawah
Frame Gaya Live load De ad Load Total
Tekan (kN) 0 -1.049E-11 0.0
12 Tarik (kN) 0 0 0.0
Tekan (kN) 0 0 0.0
14 Tarik (kN) 1275.57 998.317 2273.9
Tekan (kN) 0 0 0.0
16 Tarik (kN) 2267.678 1774.785 4042.5
Tekan (kN) 0 0 0.0
18 Tarik (kN) 2976.235 2329.406 5305.6
Tekan (kN) 0 0 0.0
20 Tarik (kN) 3401.398 2662.178 6063.6
Tekan (kN) 0 0 0.0
22 Tarik (kN) 3401.398 2662.178 6063.6
Tekan (kN) 0 0 0.0
24 Tarik (kN) 2976.235 2329.406 5305.6
Tekan (kN) 0 0 0.0
26 Tarik (kN) 2267.678 1774.785 4042.5
Tekan (kN) 0 0 0.0
DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)
DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
Tekan (kN) 0 0 0.0
28 Tarik (kN) 1275.57 998.317 2273.9
Tekan (kN) 0 0 0.0
30 Tarik (kN) 0 0 0.0
Tekan (kN) -1.0E-11
MAX
Tarik (kN) 6063.6
Kontrol Kuat Tarik Leleh
Mengacu pada RSNI T-03-2005 Pasal 5.1 besarnya kuat tarik leleh penampang adalah
dihitung menggunakan persamaan berikut:
fPn = 0,9 x Ag x fy
fPn = 0.9 x 280 x 46200
fPn = 11642400 N
fPn = 11642.4 kN

Kontrol Kuat Tarik Putus


Mengacu pada RSNI T-03-2005 Pasal 5.1 besarnya kuat tarik putus penampang adalah dihitung
sebagai berikut (asumsi luas penampang bersih akibat adanya baut diasumsikan sebesar 75% dari
luas penampang dan faktor reduksi (U) diambil sebesar 0,9):

Luas netto penampang


A netto = 75% Ag
A netto = 75% x 46200
A netto = 34650 mm2

Faktor Shear lag


U = 0.9

Luas Efektif penampang


Ae = U x Anetto
Ae = 31185 mm2

Kapasitas Tarik
fPn = 0,75 x Ae x fu
fPn = 0.75 x 31185 x 480
fPn = 11226600 N
fPn = 11226.6 kN

Kontrol
Pu < f Pn
(OK)
6,064 kN < 11,642.4 kN

Rasio
Pu 6,064 kN
= = 0.52085 < 1
f Pn 11,642.4 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
Rangka Utama Tegak
Direncanakan Profil WF400.400.30.50

BATANG TEGAK
Frame Gaya Live load Dead Load Total
Tekan (kN) -1663.3 -1301.8 -2965.1
1
Tarik (kN) 0.0 0.0 0.0
Tekan (kN) -1369.1 -1012.5 -2381.6
2
Tarik (kN) 75.4 0.0 75.4
Tekan (kN) -1102.2 -723.2 -1825.4
3
Tarik (kN) 178.1 0.0 178.1
Tekan (kN) -862.6 -433.9 -1296.6
4
Tarik (kN) 308.2 0.0 308.2
Tekan (kN) -650.5 -144.6 -795.1
5
Tarik (kN) 465.6 0.0 465.6
Tekan (kN) 0.0 0.0 0.0
6
Tarik (kN) 0.0 0.0 0.0
Tekan (kN) -650.5 -144.6 -795.1
7
Tarik (kN) 465.6 0.0 465.6
Tekan (kN) -862.6 -433.9 -1296.6
8
Tarik (kN) 308.2 0.0 308.2
Tekan (kN) -1102.2 -723.2 -1825.4
9
Tarik (kN) 178.1 0.0 178.1
Tekan (kN) -1369.1 -1012.5 -2381.6
10
Tarik (kN) 75.4 0.0 75.4
Tekan (kN) -1663.3 -1301.8 -2965.1
11
Tarik (kN) 0.0 0.0 0.0
Tekan (kN) -2965.148
MAX
Tarik (kN) 465.64

Kontrol Batang Tekan


Kontrol Penampang

• Kontrol Pelat Sayap

l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 16.60
` l < λp
λp = 0.56/ √E /𝑓𝑦 = 47.33 Kompak

• Kontrol Pelat badan

λ =h / 𝑡𝑤 = 15.27
l < λp
λp = 1.49/ √E /𝑓𝑦 = 125.93 Kompak

Kontrol Kelangsingan

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

KL 6500
λi = = = 6.07477
i 1070

  𝐸
λ= 4,71 𝑥 = 398.06765 λi < λ Kondisi inElastis
𝐹𝑦

Kapasitas tekan

 𝐸 19739209
Fe = = = 534898 Mpa
𝐾𝐿 36.902786
𝑖

Fcr = = 279.939 Mpa


0,658 𝑥 𝐹𝑒
f Pn = f x fcr x Ag = 10153.4 kN

Kontrol
Pu < f Pn
(OK)
2,966 kN < 10,153.4 kN

Rasio
Pu 2,966 kN
= = 0.29211 < 1
f Pn 10,153.4 kN

Kontrol Kuat Tarik Leleh


Mengacu pada RSNI T-03-2005 Pasal 5.1 besarnya kuat tarik leleh penampang adalah
dihitung menggunakan persamaan berikut:
fPn = 0,9 x Ag x fy
fPnatas
Panjang ikatan angin = 0.9
(L)x =
280
10.31
x 46200
m. Direncanakan dimensi profil ikatan menggunakan
fPn = 11642400 N
fPn = 11642.4 kN

Kontrol Kuat Tarik Putus


Mengacu pada RSNI T-03-2005 Pasal 5.1 besarnya kuat tarik putus penampang adalah dihitung
sebagai berikut (asumsi luas penampang bersih akibat adanya baut diasumsikan sebesar 75% dari
luas penampang dan faktor reduksi (U) diambil sebesar 0,9):

Luas netto penampang


A netto = 75% Ag
A netto = 75% x 40300
A netto = 30225 mm2

Faktor Shear lag


U = 0.9

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
Luas Efektif penampang
Ae = U x Anetto
Ae = 27202.5 mm2

Kapasitas Tarik
fPn = 0,75 x Ae x fu
fPn = 0.75 x 27202.5 x 480
fPn = 9792900 N
fPn = 9792.9 kN

Kontrol
Pu < f Pn
(OK)
466 kN < 9,792.9 kN

Rasio
Pu 466 kN
= = 0.04755 < 1
f Pn 9,792.9 kN

Rangka Utama Diagonal


Direncanakan Profil WF400.400.30.50

BATANG DIAGONAL
Frame Gaya Live load Dead Load Total
Tekan (kN) 0 0 0
33 Tarik (kN) 2096.137 1640.528 3736.665
Tekan (kN) -94.974 0 -94.974
34 Tarik (kN) 1725.308 1275.966 3001.274
Tekan (kN) -224.437 0 -224.437
35 Tarik (kN) 1388.959 911.405 2300.364
Tekan (kN) -388.378 0 -388.378
36 Tarik (kN) 1087.088 546.843 1633.931
Tekan (kN) -586.798 0 -586.798
37 Tarik (kN) 819.696 182.281 1001.977
Tekan (kN) -586.798 0 -586.798
38 Tarik (kN) 819.696 182.281 1001.977
Tekan (kN) -388.378 0 -388.378
39 Tarik (kN) 1087.088 546.843 1633.931
Tekan (kN) -224.437 0 -224.437
40 Tarik (kN) 1388.959 911.405 2300.364
Tekan (kN) -94.974 0 -94.974
41 Tarik (kN) 1725.308 1275.966 3001.274
Tekan (kN) 0 0 0
42 Tarik (kN) 2096.137 1640.528 3736.665
Tekan (kN) -586.798
MAX
Tarik (kN) 3736.665

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Kontrol Batang Tekan


Kontrol Penampang

• Kontrol Pelat Sayap

l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 16.60
` l < λp
λp = 0.56/ √E /𝑓𝑦 = 47.33 Kompak

• Kontrol Pelat badan

λ =h / 𝑡𝑤 = 15.27
l < λp
λp = 1.49/ √E /𝑓𝑦 = 125.93 Kompak

Kontrol Kelangsingan

KL 6500
λi = = = 6.07477
i 1070

  𝐸
λ= 4,71 𝑥 = 398.06765 λi < λ Kondisi inElastis
𝐹𝑦

Kapasitas tekan

 𝐸 19739209
Fe = = = 534898 Mpa
𝐾𝐿 36.902786
𝑖

Fcr = = 279.939 Mpa


0,658 𝑥 𝐹𝑒
f Pn = f x fcr x Ag = 10153.4 kN

Kontrol
Pu < f Pn
(OK)
586 kN < 10,153 kN

Rasio
Pu 586 kN
= = 0.05771 < 1
f Pn 10,153.4 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Kontrol Kuat Tarik Leleh


Mengacu pada RSNI T-03-2005 Pasal 5.1 besarnya kuat tarik leleh penampang adalah
dihitung menggunakan persamaan berikut:
fPn = 0,9 x Ag x fy
fPn = 0.9 x 280 x 46200
fPn = 11642400 N
fPn = 11642.4 kN

Kontrol Kuat Tarik Putus


Mengacu pada RSNI T-03-2005 Pasal 5.1 besarnya kuat tarik putus penampang adalah dihitung
sebagai berikut (asumsi luas penampang bersih akibat adanya baut diasumsikan sebesar 75% dari
luas penampang dan faktor reduksi (U) diambil sebesar 0,9):

Luas netto penampang


A netto = 75% Ag
A netto = 75% x 40300
A netto = 30225 mm2

Faktor Shear lag


U = 0.9

Luas Efektif penampang


Ae = U x Anetto
Ae = 27202.5 mm2

Kapasitas Tarik
fPn = 0,75 x Ae x fu
fPn = 0.75 x 27202.5 x 480
fPn = 9792900 N
fPn = 9792.9 kN

Kontrol
Pu < f Pn
(OK)
3,736 kN < 9,792.9 kN

Rasio
Pu 3,736 kN
= = 0.3815 < 1
f Pn 9,793 kN

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Perencanaan Portal Akhir


Dari hasil perhitungan pada bab sebelumnya didapatkan besarnya gaya angin yang bekerja
pada struktur jembatan adalah sebagai berikut:
• Beban Angin Atas (WA) = 23.25 kN
• Beban Angin Bawah (WB) = 26.9 kN

H400.600.30.30 Build Up

WF 500.200.10.16

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
Bidang N

Bidang D

Bidang M

Perencanaan Batang Vertikal Portal Akhir


Data Perencanaan Batang Vertikal
Batang vertical pada portal akhir merupakan komponen batang diagonal dari rangka utama. Profil batang
diagonal dari rangka utama menggunakan profil WF 400 x 400 x 30 x 50 dengan panjang 6,25 m dan mutu
baja BJ-40 yang memiliki parameter penampang sebagai berikut:
W= 0.415 kN/m Ix = 1870000000 mm2
A= 40300 mm2 Iy = 605000000 mm2
B= 415 mm ix = 1880 mm
H= 458 mm iy = 1070 mm
tw = 30 mm Fy = 280 Mpa
tf = 50 mm Fu = 480 Mpa

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Kontrol Kekuatan Penampang Batang Vertikal Portal Akhir


Kontrol penampang batang vertical
Batang yang memiliki penampang yang langsing sebaiknya dihindari hal ini dikarenakan penampang yang
langsing akan menjadi sangat tidak ekonomis jika digunakan sebagai penampang untuk memikul kombinasi
gaya aksial dan momen

• Kontrol Pelat Sayap

l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 16.60
` l < λp
λp = 0.56/ √E /𝑓𝑦 = 47.33 Kompak

• Kontrol Pelat badan

λ =h / 𝑡𝑤 = 15.27
l < λp
λp = 1.49/ √E /𝑓𝑦 = 125.93 Kompak

λi = KL = 6500 = 6.075
i 1070

λ= = 398.1 λi < λ Kondisi inElastis

Kapasitas tekan
 𝐸
Fe = = 534897.5185 Mpa
𝐾𝐿
𝑖

Fcr = 0,658 𝑥 𝐹𝑒 = 279.9 Mpa

f Pn = f x fcr x Ag = 10153.37519 kN

Kontrol
Pu < f Pn (OK)
16.15 < 10153

Rasio
Pu 16.15
= = 0.002 < 1
f Pn 10153.37519

Menghitung Besar Amplifikasi Momen


Besar amplifikasi momen yang diperhitungkan hanya terhadap arah x saja dikarenakan
momen yang terjadi pada sumbu y adalah = 0.

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

𝑀−𝑈𝑗𝑢𝑛𝑔 1
Cm = 0.6 - 0.4 ≤ 1
𝑀−𝑈𝑗𝑢𝑛𝑔 2

0
Cm = 0.6 - 0.4 ≤ 1
72.68

Cm = 0.6 ≤ 1
δb = 1

Mu = δb x 72.68
Mu = 1 x 72.68
Mu = 72.68 kN.m

Perhitungan Kuat Momen Nominal Penampang


penampang yang kompak sehingga besarnya kuat momen nominal terhadap tekuk
lokal Mn = Mp = Zx . Fy

Mn = Zx x Fy
Mn = 4E+06 x 280
Mn = 1152900000 N.mm
Mn = 1152.9 kN.m
f= 0.9
fMn = 1037.61 kN.m

Kontrol
𝑁𝑢 𝑀𝑢
+ < 1
2φNn φNn
16.15 72.68
+ < 1
20307 1038
0.070840888 < 1 (OK)

Kontrol Geser
Perhitungan kuat geser nominal penampang mengacu pada RSNI T-03 2005 pasal 7.8.2. di mana kuat geser
nominal penampang merupakan fungsi dari perbandingan tinggi pelat badan terhadap tebal pelat badan.
Untuk profil WF 400 x 400 x 30 x 50 maka perbandingan tinggi pelat badan terhadap tebal pelat badan
adalah sebagai berikut:

ℎ = ℎ − 2(𝑡𝑤 + 𝑟) = 440 = 44
𝑡𝑤 𝑡𝑤 10

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
Nilai h/tw tersebut harus di kontrol terhadap nilai berikut:
  𝐾𝑛𝑥 𝑒
Kn = 11 Jarak Pengaku Lateral a = 10000 cm
𝐹𝑦

5
5+ = 7 Nilai Kn diambil sebesar 7
𝑎

  𝐾𝑛𝑥 𝐸 = 77.78 -> h / tw


1,1
𝐹𝑦
44 < 77.78

maka kuat geser yang terjadi adalah geser plastis

Kontrol kapasitas penampang terhadap geser :

Vn = 0,6 x fy x Aw
= 719040 N
= 719 kN

Faktor reduksi Geser f = 0.75

fVn = 539.3 kN > Vu = 17 kN (OK)

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

SAMBUNGAN GELAGAR MEMANJANG DAN MELINTANG

Profil Gelagar Memanjang = WF 400 200 8 13


Profil Gelagar Melintang = WF 600 200 11 17
Mutu Baja = BJ 52, Fy = 3900 kg/cm2 dan Fu = 5200 kg/cm2
Pelat Penyambung = Profil L 200 200 14
Tipe Baut = ASTM A325
Kekuatan Ultimate Baut, Fub = 8250 kg/cm2
Diameter Baut (db) = 13 mm
Luas Baut (Ab) = 132.7 mm2 1.327 cm2
Gaya Geser Maksimum (Vu) = 16.94 t 16940 kg

● Sambungan Pada Web Gelagar Memanjang Pelat Siku


Kuat Geser Rencana Baut
m = 2
ri = 0.75
ΦVd = Φ x m x ri x Fub x Ab
= 0.75 x 2 x 0.75 x 8250 x 1.327
= 12319 kg

Kuat Tumpu Rencana Baut


Untuk menghitung kuat tumpu rencana baut maka terlebih dahulu harus ditentukan besarnya tp yang merupakan nilai terkecil dari :
Tebal Web Gel. Melintang 8 mm 0.8 cm
2 x Tebal Pelat Siku 28 mm 2.8 cm
Maka digunakan nilai tp adalah sebesar 0.8 cm , sehingga :
ΦVd = Φ x 2.4 x db x tp x Fu
= 0.75 x 2.4 x 1.3 x 0.8 x 5200
= 9734 kg
Maka digunakan kekuatan baut minimum yaitu kekuatan baut terhadap geser sebesar 9734 kg

Kebutuhan Jumlah Baut (n)

n = Vu = 1.7402 buah 4 buah


Vd

Penentuan Jarak Baut


Jarak Tepi Baut
3 db ≤ S1 ≤ 15 tp atau 28 cm
3 13 ≤ S1 ≤ 15 8 atau
39 ≤ S2 ≤ 120 mm atau 280 mm
Maka digunakan jarak baut ke tepi sambungan yaitu 75 mm
Jarak Antar Baut
1.5 db ≤ S ≤ ( 4 tp + 10 ) atau 20 cm
1.5 13 ≤ S ≤ ( 4 8 + 10 ) atau 20 cm
19.5 ≤ S ≤ 132 atau 200 mm
Maka digunakan jarak antar baut yaitu 75 mm

● Sambungan Pada Web Gelagar Melintang Pelat Siku


Kuat Geser Rencana Baut
m = 1
ri = 0.75
ΦVd = Φ x m x ri x Fub x Ab
= 0.75 x 1 x 0.75 x 8250 x 1.327
= 6160 kg

Kuat Tumpu Rencana Baut


Untuk menghitung kuat tumpu rencana baut maka terlebih dahulu harus ditentukan besarnya tp yang merupakan nilai terkecil dari :
Tebal Web Gel. Melintang 11 mm 1.1 cm
2 x Tebal Pelat Siku 28 mm 2.8 cm
Maka digunakan nilai tp adalah sebesar 1.1 cm , sehingga :
ΦVd = Φ x 2.4 x db x tp x Fu
= 0.75 x 2.4 x 1.3 x 1.1 x 5200
= 13385 kg

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Maka digunakan kekuatan baut minimum yaitu kekuatan baut terhadap geser sebesar6160 kg 2021

Kebutuhan Jumlah Baut (n)

n = Vu = 2.7502 buah 8 buah


Vd

Penentuan Jarak Baut



Jarak Tepi Baut
3 db ≤ S1 ≤ 15 tp atau 28 cm
3 ≤ ≤ S1 ≤ 15 11 atau
39 ≤ S2 ≤ 165 mm atau 200 mm
Maka digunakan jarak baut ke tepi sambungan yaitu 75 mm
Jarak Antar Baut
1.5 db ≤ S ≤ ( 4 tp + 10 ) atau 20 cm
1.5 ≤ ≤ S ≤ ( 4 11 + 10 ) atau 20 cm
19.5 ≤ S ≤ 144 atau 200 cm
Maka digunakan jarak baut ke tepi sambungan yaitu 75 mm

Kontrol Kekuatan Plat Siku

Panjang sambungan (L) = ( n - 1 ) x jarak baut + 2 x jarak tepi


2
= ( 8 - 1 ) x 75 + 2 x 75
2
= 375 mm

Panjang bersih (Lnv) = L - n ( db + 0.1 cm )


= 375 - 4 ( 13 + 0.1 cm )
= 335.7 mm

Luas bersih (Anv) = Lnv xTebal pelat siku


= 335.7 x 14
= 4699.8 mm2 46.998 cm2

Kekuatan plat (ΦPn) = Φ 0.6 Fu Anv


= 0.75 0.6 5200 46.998
= 109975.3 kg

Karena terdapat 2 buah pelat siku pada daerah sambungan maka :


Kekuatan pelat = 2 x ΦPn = 219950.6 kg

Vu < ΦPn
16940 < 219950.6 OK

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

SAMBUNGAN GELAGAR MELINTANG DAN RANGKA UTAMA

Profil Gelagar Melintang = WF 500 200 13 23


Profil Rangka Utama Tegak = H 500 300 11 18
Mutu Baja = BJ 52, Fy = 3900 kg/cm2 dan Fu = 5200 kg/cm2
Tebal Pelat Sambung Rankga = 2 cm
Pelat Penyambung = Profil L 200 200 14
Tipe Baut = ASTM A325
Kekuatan Ultimate Baut, Fub = 8250 kg/cm2
Diameter Baut (db) = 22 mm
Luas Baut (Ab) = 380.1 mm2 3.801 cm2
Gaya Geser Maksimum (Vu) = 124.91 t 124,910 kg

● Sambungan Pada Web Gelagar Melintang Pelat Siku


Kuat Geser Rencana Baut
m = 2
ri = 0.75
ΦVd = Φ x m x ri x Fub x Ab
= 0.75 x 2 x 0.75 x 8250 x 3.801
= 35281 kg

Kuat Tumpu Rencana Baut


Untuk menghitung kuat tumpu rencana baut maka terlebih dahulu harus ditentukan besarnya tp yang merupakan nilai terkecil dari :
Tebal Web Gel. Melintang 13 mm 1.3 cm
2 x Tebal Pelat Siku 28 mm 2.8 cm
Maka digunakan nilai tp adalah sebesar 1.3 cm , sehingga :
ΦVd = Φ x 2.4 x db x tp x Fu
= 0.75 x 2.4 x 2.2 x 1.3 x 5200
= 26770 kg
Maka digunakan kekuatan baut minimum yaitu kekuatan baut terhadap geser sebesar
26770 kg

Kebutuhan Jumlah Baut (n)

n = Vu = 4.666 buah 4 buah


Vd
Penentuan Jarak Baut
Jarak Tepi Baut
3 db ≤ S1 ≤ 15 tp atau 28 cm
3 22 ≤ S1 ≤ 15 13 atau
66 ≤ S1 ≤ 195 mm atau 280 mm
Maka digunakan jarak baut ke tepi sambungan yaitu
100 mm

Jarak Antar Baut


1.5 db ≤ S ≤ ( 4 tp + 10 ) atau 20 cm
1.5 22 ≤ S ≤ ( 4 13 + 10 ) atau 20 cm
33 ≤ S ≤ 152 atau 200 cm
Maka digunakan jarak baut ke tepi sambungan yaitu
100 mm

● Sambungan Pada Pelat Rangka Utama


Kuat Geser Rencana Baut
m = 1
ri = 0.75
ΦVd = Φ x m x ri x Fub x Ab
= 0.75 x 1 x 0.75 x 8250 x 3.801
= 17641 kg

Kuat Tumpu Rencana Baut


Untuk menghitung kuat tumpu rencana baut maka terlebih dahulu harus ditentukan besarnya tp yang merupakan nilai terkecil dari :
Tebal Pelat Rangka Utama 20 mm 2.0 cm
2 x Tebal Pelat Siku 28 mm 2.8 cm
Maka digunakan nilai tp adalah sebesar 2 cm , sehingga :
ΦVd = Φ x 2.4 x db x tp x Fu
= 0.75 x 2.4 x 2.2 x 2 x 5200
= 41184 kg
Maka digunakan kekuatan baut minimum yaitu kekuatan baut terhadap geser sebesar
17641 kg

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUT SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021

Kebutuhan Jumlah Baut (n)

n = Vu = 7.081 buah 8 buah


Vd
Penentuan Jarak Baut
Jarak Tepi Baut
3 db ≤ S1 ≤ 15 tp atau 28 cm
3 ≤ ≤ S1 ≤ 15 28 atau
66 ≤ S2 ≤ 420 mm atau 200 mm
Maka digunakan jarak baut ke tepi sambungan yaitu
100 mm
Jarak Antar Baut
1.5 db ≤ S ≤ ( 4 tp + 10 ) atau 20 cm
1.5 ≤ ≤ S ≤ ( 4 28 + 10 ) atau 20 cm
33 ≤ S ≤ 212 atau 200 cm
Maka digunakan jarak baut ke tepi sambungan yaitu
100 mm

Kontrol Kekuatan Plat Siku

Panjang sambungan (L) = ( n - 1 ) x jarak baut + 2 x jarak tepi


2
= ( 8 - 1 ) x 100 + 2 x 100
2
= 500 mm

Panjang bersih (Lnv) = L - n ( db + 0.1 cm )


= 500 - 4 ( 22 + 0.1 cm )
= 433.7 mm

Luas bersih (Anv) = Lnv x Tebal pelat siku


= 433.7 x 14
= 6071.8 mm2 60.718 cm2

Kekuatan plat (ΦPn) = Φ 0.6 Fu Anv


= 0.75 0.6 5200 60.718
= 142080 kg

Karena terdapat 2 buah pelat siku pada daerah sambungan maka :


Kekuatan pelat = 2 x ΦPn = 284160.24 kg

Vu < ΦPn
124910 < 284160 OK

DYAH ARSYA PRATIWI (2035201039)


DANANG WIRAWAN (2035201040)
SUNGAI BRANTAS

JALAN JATIS
ARI

JALAN JATIS
ARI

SUNGAI BRANTAS
B

A
E
D

B
TULANGAN BAGI D16-150
C

TULANGAN LENTUR
D16-100
B
A

1 2 3 4 4 4 4

DENAH TULANGAN PLAT JEMBATAN BAJA

SKALA 1 : 100
M.A.B +4.00

M.A.B +43.25

A B C D E F G H I

A B C D E

POT MEMANJANG JEMBATAN

SKALA 1 : 100
M.A.B +43.25

A B C D E F G H I

E F G H I

POT MEMANJANG JEMBATAN

SKALA 1 : 100
A B A B

C D E F G
POTONGAN AKHIR POTONGAN MELINTANG

SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100


A B C D E F G H I

RANGKA JEMBATAN BAJA

SKALA 1 : 125
A B C D E F G H I

IKATAN ANGIN BAWAH

SKALA 1 : 125
A B C D E F G H I

IKATAN ANGIN ATAS

SKALA 1 : 125
WF 500X400X12X20 WF 400X200X8X13

4D13

PLAT 12 CM

WF 600X200X11X17

4D22

WF 600X200X11X17

WF 400X200X8X13

4D13

WF 600X200X11X17
SAMBUNGAN BAUT

SKALA 1 : 20

Anda mungkin juga menyukai