FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
BAGIAN B
PERENCANAAN BAGIAN JEMBATAN BAJA
1 DATA PERENCANAAN
A. MATERIAL JEMBATAN
Mutu Baja = Bj 52
Mutu Beton (fc') = 35 Mpa
Mutu Baja Tulangan (fy) = 390 Mpa
B. DIMENSI JEMBATAN
Tipe Jembatan = Jembatan Rangka Tertutup
Panjang jembatan = 20 m
Tinggi rangka = 5 m
Lebar Jalur jembatan = 8 m
Tinggi ruang bebas = 6 m
C. ELEVASI JEMBATAN
Muka tanah asal = +0.00 m
Tinggi bebas minimal (TB) = 2 m
Muka air tertinggi = 3 m
D. LOKASI JEMBATAN
Jarak dari pantai = < 5km
B. Data-data Material
Mutu Beton
Kuat tekan beton fc' = 35 Mpa
Modulus Elastisitas 𝐸𝑐 = 4700 𝑓𝑐′ = 27805.575 Mpa
Angka poison μ = 0.2
𝐸𝑐
Modulus Geser 𝐺= = 11585.656 Mpa
2 (1 + 𝜇)
Koef. Muai panjang beton α = 0.00001
Mutu Baja
Mutu Baja Tulangan Ø>12mm fy = 390 Mpa
Mutu Baja Tulangan Ø<12mm fy = 280 Mpa
Berat Jenis
Berat beton bertulang Wc = 25 kN/m3
Berat beton tidak bertulang W'c = 24 kN/m3
Berat Aspal Wa = 22 kN/m3
Berat Air Ww = 9.8 kN/m3
H400.600.30.30 Build Up Ws = 77 kN/m3
C. Analisa Struktur
Ditinjau lantai sebesar 1 meter arah memanjang jembatan
a. Berat Sendiri (MS)
Berat Sendiri adalah berat bagian tersebut dan elemen-elemen struktural lain yang
dipikulnya, termasuk dalam hal ini adalah berat bahan dan bagian jembatan yang
merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen nontruktural yang dianngap
tetap (SNI-1725-2016 pasal 7.2). Faktor beban yang digunakan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Faktor
WFBeban
500.200.10.16
Layan Ksms = 1
Faktor Beban Ultimit Kums = 1.3
Lantai Jembatan = ts x Wc = 6.25
Qsms = 6.25 kN/m2
Beban Mati Tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu beban pada
jembatan yang merupakan elemen nonstruktural, dan besarnya dapat berupa selama
umur jembatan (SNI-1725-2016 pasal 7.3) . Faktor beban yang digunakan dapat dilihat
dalam tabel dibawah atau menurut aturan instansi berwenang dengan pengawasan.
= 43.5586 kN.m
L
Momen Lapangan Maks MTT = 9 𝑥𝑃 𝑥𝑠
64
= 39.2027 kN.m
E. Kombinasi Momen
1. Momen Tumpuan
Berat Sendiri MumsT = 𝑀𝑚𝑠𝑇 𝑥 1,3 = 2.1212 kN.m
T
Beban Mati Tambahan Muma = 𝑀𝑚𝑎𝑇 𝑥 2,0 = 1.7557 kN.m
T
Beban Truk MuTT = 𝑀𝑇𝑇𝑇 𝑥 1,8 = 78.405 kN.m
Mutot = 82.282 kN.m
2. Momen Lapangan
Berat Sendiri MumsL = 𝑀𝑚𝑠𝐿 1,3 = 1.0606 kN.m
L
Beban Mati Tambahan Muma = 𝑀𝑚𝑎𝐿 𝑥 2,0 = 0.8779 kN.m
L
Beban Truk MuTT = 𝑀𝑇𝑇𝐿𝑥 1,8 = 70.565 kN.m
Mutot = 72.503 kN.m
a. Tulangan Lentur
Kebutuhan Tulangan
Digunakan tulangan D 16
Maka jarak Antar Tulangan :
S maks = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 𝑏 𝑥 𝐷 = 188.684 mm
𝐴𝑠
Digunakan Jarak antar Tulangan :
S = 150 mm
2
Luasan tulangan (As) = 1340.413 mm
𝐴𝑠 𝑥𝑓𝑦
a = = 21.02608417 mm
0.95 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏
Momen Nominal
Mn = 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (𝑑 − ) = 106.958 kN.m
Kontrol Regangan Tulangan
Regangan beton (ec) = 0.003 ( SNI 2847 - 2019)
𝑎
c = 1 = 24.73657 mm
b. Tulangan Bagi
Tulangan bagi dipasang arah memanjang jembatan
2
As = 50% 𝑥 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 670.206 mm
Kebutuhan Tulangan
Digunakan tulangan D 13
Maka jarak Antar Tulangan :
S maks = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 𝑏 𝑥 𝐷 = 198.047 mm
𝐴𝑠
Digunkana jarak antar tulangan :
S = 200 mm
2
Luasan tulangan (As) = 663.6614 mm
Tulangan Kantilever
Data Perencanaan :
Momen rencana Mu = 82.28 kN.m
Mutu Beton fc' = 35 Mpa
Mutu Baja fy = 390 Mpa
Tebal plat lantai kendaraan ts = 250 mm
Decking d' = 40 mm
Tebal efektif d = 210 mm
Lebar lantai kendaraan b = 8000 mm
Diameter tulangan lentur rencana D = 16 mm
Diameter tulangan bagi rencana D = 13 mm
β1 = 0.85
a. Tulangan Lentur
Kontrol Tulangan
As > As min
1240.3327 > 753.846 OK
Kebutuhan Tulangan
Digunakan tulangan D 16
Maka jarak Antar Tulangan :
Momen Nominal
Mn = 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (𝑑 − ) = 105.187 kN.m
Kontrol Regangan Tulangan
Regangan beton (ec) = 0.003 ( SNI 2847 - 2019)
𝑎
c = 1 = 20.6727 mm
Mau tulangan Terkendali tarik dan mempunyai faktor reduksi sebesar f = 0.9
Momen Nominal Tereduksi
fMn = 0.9 x A𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (𝑑 − ) = 94.6682 kN.m
Momen Rasio
𝑀𝑢
= 0.869 < 1
fMn
b. Tulangan Bagi
Tulangan bagi dipasang arah memanjang jembatan
2
As = 50% 𝑥 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 670.206 mm
Kebutuhan Tulangan
Digunakan tulangan D 13
Maka jarak Antar Tulangan :
S maks = 0,25 𝑥 𝜋 𝑥 𝑏 𝑥 𝐷 = 198.047 mm
𝐴𝑠
Digunkana jarak antar tulangan :
S = 200 mm
2
Luasan tulangan (As) = 663.6614 mm
ta = 50 mm
ts = 250 mm
a = 200 mm
b = 500 mm
Fc' = 30 Mpa
Putt = 112.5 kN
KuTT = 1.8
DLA = 0.4
Dimana
u = a + 2ta + Ts
= 200 + 100 + 250
= 550 mm
v = b + 2Ta + Ts
= 500 + 100 + 250
= 850 mm
b' = 2u + 2v
= 1100 + 1700
= 2800
Apons = b' . d
= 2800 . 250 - 40
= 588000 mm2
1
Vc = x 𝐹𝑐′ x b' x d
6
1
= x 5.477 x 2800 x 210
6
= 536768.1 N
fVc = 0.7 x Vc
= 0.7 x 536768.106
= 375737.7 N
= 375.7 kN
Kontrol Geser
Vu < fVc
315 kN < 375.7 kN (OK)
𝑉𝑢
fVn = 0.84 < 1
2 TIANG SANDARAN
A Data Perencanaan
Bentang Jembatan L = 20 m
Jarak tiang sandaran d = 3 m
ϕ = 0.9
Material
a. Tiang Sandaran
Mutu Beton fc' = 35 Mpa
Mutu Baja fy = 390 Mpa
b. Pipa Sandaran
Diameter Luar do = 114.3 mm
Tebal Pipa t = 3.6 mm
Berat Pipa q = 0.086 kN/m
3
Section Modulus w = 33.6 cm
Mutu Baja fu = 390 Mpa
fy = 280 Mpa
b. WF 500.200.10.16
σ ijin = 1600 kg/cm2
σ total = 𝑀ℎ 𝑀𝑣
+
𝑊 𝑊
= 354.02 kg/cm2
SYARAT σ total < σ ijin
354.02 < 1600 OK…!
φ = 0.9
β1 = 0.85
Tebal efektif
d = ℎ − 𝑑𝑒𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔 − Ø𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 − 0,5Ø 𝑡𝑢𝑙. 𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎
= 158 mm
Momen Ultimate
Mu = 1500000 N.mm
Kebutuhan Tulangan
2
Ø = 12 mm As = 113.097 mm
2
Jumlah tulangan yang digunakan (n) = 4 As = 452 mm
4 Ø 12
Rasio
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0.3 < 1
As pasang
0,5 ϕ Vc = 11684.3 N
3. Penulangan Kerb
A Data-data Perencanaan Kerb
Tinggi Kerb h = 0.25 m
Lebar bawah Kerb b = 0.15 m
Lebar trotoar L = 0.6 m
γ beton = 25 kN/m3
w = 15 kN/m
φ = 0.9
β1 = 0.85
= 0.1828 kN
- Beban Hidup
Berat Hidup = 𝑤𝑥𝐿
= 9.0 kN
Mu = 𝑃ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑥 𝐿 𝑥 ℎ 𝑥 𝐾
= 0.675 kN.
= 675000 N.mm
C Penulangan Kerb
a. Penulangan Kerb
Mutu Beton f'c = 20 Mpa
Mutu Baja fy = 280 Mpa
Tebal selimut decking = 30 mm
Diameter tulangan utama Ø = 10 mm
Diameter tulangan sengkang Ø = 8 mm
Tebal efektif
d = ℎ − 𝑑𝑒𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔 − Ø𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 − 0,5Ø 𝑡𝑢𝑙. 𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎
= 207 mm
Kebutuhan Tulangan
2
Ø = 10 mm As = 78.5398 mm
b. Penulangan pembagi
Tulangan pakai
2
Ø = 10 mm As = 78.5398 mm
2
Jumlah tulangan = 3 As = 235.619 mm
A. Data Perencanaan
Data Data Jembatan
Diketahui data-data jembatan sebagai berikut:
Tebal Slab Jembatan ts = 0.25 m
Tebal Lapisan Aspal + Overlay ta = 0.1 m
Tebal Genangan Air Hujan th = 0.05 m
Jarak Antar Girder S= 2 m
Lebar Jalur Lalu Lintas B= 8 m
Lebar Kerb b1= 0.6 m
Lebar Total Jembatan b2= 9.2 m
H400.600.30.30 Build Up L= 5 m
Material
Mutu baja BJ 52
Kuat Leleh Fy = 390 Mpa
Mutu Beton Fc' = 35 Mpa
Mutu Tulangan Fyt = 390 Mpa
Modulus elastisitas beton Ec = 27806 Mpa
Modulus Elastisitas Baja Es = 200000 Mpa
B. Analisa Pembebanan
Dicoba WF 400.200.8.13
A= 84.1 cm iy = 4.54 cm
4
W= 66 kg/m Ix = 23700 cm
4
h= 400 mm Iy = 1740 cm
3
bf = 200 mm Sx = 1910 cm
tf = 8 mm Sy = 214 cm3
3
tw = 13 mm Zx = 1490 cm
r= 16 mm zy = 187 cm3
ix = 16.8 cm
1. Beban Mati
Pembebanan akibat beban mati yang beekrja pada gelagar memanjang adalah meliputi
beban dari pelat beton dan berat dari aspal yang dipikul oleh gelagar memanjang ditambah
dengan berat sendiri dari profil gelagar memanjang. Adapun besarnya faktor-faktor beban
terhadap beban-beban tersebut mengacu pada SNI 1725:2016 Tabel 3 mengenai faktor
beban untuk berat sendiri adalah sebagai berikut:
Maka besarnya beban yang dipikul oleh gelagar memanjang akibat beban mati adalah
dihitung sebagai berikut:
2. Beban Hidup
Mengacu pada SNI 1725:2016, beban hidup yang bekerja pada elemen struktur jembatan
adalah terdiri atas beban lajur “D” dan beban truk “T” dimana mengacu pada SNI
1725:2016 Tabel 12 dan 13 faktor beban untuk beban tersebut adalah:
γUTD Beban Lajur “D” untuk gelagar baja = 2.0
γUTT Beban Lajur “T” untuk gelagar baja = 2.0
Besarnya beban akibat beban hidup adalah dipilih dari pengaruh yang terbesar antara
beban lajur “D” dan beban truk “T” dengan perhitungan sebagai berikut:
= 45 kN.m
Besarnya momen maksimum dan gaya geser maksimum dari beban terpusat “T” adalah
dihitung sebagai berikut:
Momen Akibat beban Truk
Mu-L = ¼ x PL-T x L = 393.75 kN.m
Geser Akibat beban truk
Vu-L = ½ x PL-T = 157.5 kN
Dari hasil perhitungan terhadap beban hidup didapatkan bahwa keduanya memberikan pengaruh
paling besar terhadap gelagar memanjang yaitu beban hidup “D” yang terdiri atas BTR dan BGT
dengan gaya geser maksimum sedangkan beban hidup “T” dengan momen maksimum. Gaya-gaya
yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Mu = MU-D + MU-L
= 555.6 kN.m
Vu = VU-D + VU-L
= 499.4 kN
C. Kontrol Penampang
1.Kontrol Terhadap Tekuk Lokal
Perhitungan kuat momen nominal penampang terhadap tekuk lokal adalah mengacu pada RSNI T-03
2005 Pasal 7.2 yang merupakan fungsi dari λ, λp, dan λr dimana nilai λp dan λr didapatkan dari tabel
4 pada RSNI T-03-2005 dan merupakan fungsi dari jenis penampang profil. Perhitungan kontrol
terhadap tekuk lokal adalah sebagai berikut:
• Kontrol Pelat Sayap
l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 12.5
` l > λp
λp = 170 / √𝑓𝑦 = 8.6083 Non Kompak
λ =(ℎ−2(𝑡𝑤+𝑟)) / 𝑡𝑤 = 26.308
l < λp
λp = 1680 / √𝑓𝑦 = 85.07 Kompak
Dari hasil kontrol terhadap pelat sayap dan pelat badan maka didapatkan bahwa penampang
termasuk penampang kompak, sehingga mengacu pada RSNI T-03 2005 Pasal 7.2.1 dan 7.2.3
besarnya momen nominal penampang adalah:
Mn = Mp < 1,5 My
Mn = Zx . Fy < 1,5 . Sx . Fy
Mn = 581.1 kN.m < 1117.4 kN.m
• Lb = 200 cm
• Lp = 200.13 cm
• Lr = 565.46 cm
Untuk balok yang termasuk pada bentang menengah maka mengacu pada RSNI T-03 2005
Pasal 7.3.4 besarnya momen nominal adalah dihitung sebagai berikut:
𝐿𝑟 − 𝐿
Mn = 𝐶𝑏 𝑀𝑟 + 𝑀𝑝 − 𝑀𝑟 Mp
𝐿𝑟 − 𝐿𝑝
Mp = Zx.Fy < 1.5Sx.Fy
Mp = 581.1 kN.m
Mr = Sx (fy – fr)
Mr = 649.4 kN.m
Momen ½ bentang (MB) = 555.6 kN.m
2
M1/4 Bentang (MA) = Vu x L/4 – (qD +qL-BTR) x L /32
M1/4 Bentang (MA) = 581.2
M3/4 Bentang (MC) = M1/4 Bentang
M3/4 Bentang (MC) = 581.2 kN.m
6945.047
Cb = < 2.3
7098.611
𝐿𝑟 − 𝐿
Mn = 𝐶𝑏 𝑀𝑟 + 𝑀𝑝 − 𝑀𝑟 Mp
𝐿𝑟 − 𝐿𝑝
Mn = 568.505 kN.m > 581.1 kN.m
ℎ ℎ − 2(𝑡𝑤 + 𝑟) 342
= = = 26.308
𝑡𝑤 𝑡𝑤 13
5
5+ = 6 Nilai Kn diambil sebesar 7
𝑎
ℎ
Vn = 0,6 x fy x Aw
= 1E+06 N
= 1070.8 kN
Besarnya lendutan yang terjadi adalah diperhitungkan terhadap beban layan (tanpa faktor beban).
Besarnya lendutan yang terjadi pada gelagar memanjang adalah dihitung terhadap beban hidup tanpa
faktor beban sebagai berikut:
1 P𝐿−𝑇 .λ3
Δtotal = x
48 𝐸 . 𝐼𝑥
1 4E+10
Δtotal = x = 0.0865 cm
48 5E+09
Material
Mutu baja BJ 52
Kuat Leleh Fy = 390 Mpa
Mutu Beton Fc' = 35 Mpa
Mutu Tulangan Fyt = 390 Mpa
Modulus elastisitas beton Ec = 27805.6 Mpa
Modulus Elastisitas Baja Es = 200000 Mpa
Berat Jenis
Berat beton bertulang Wc = 25 kN/m3
Berat beton tidak bertulang W'c = 24 kN/m3
Berat Aspal Wa = 22 kN/m3
Berat Air Ww = 9.8 kN/m3
B. Analisa Pembebanan
Dicoba WF 600.200.11.17
A = 134.4 cm iy = 6.85 cm
4
W= 106 kg/m Ix = 118000 cm
4
h= 600 mm Iy = 9020 cm
3
bf = 200 mm Sx = 9140 cm
tf = 11 mm Sy = 843 cm3
3
tw = 17 mm Zx = 2590 cm
r= 22 mm zy = 228 cm3
ix = 24.8 cm
1. Beban Mati
Sebelum Komposit
Pada kondisi sebelum komposit, yaitu kondisi dimana beton yang di cor belum mengeras
dan menjadi satu kesatuan dengan gelagar melintang, besarnya beban-beban yang bekerja
adalah sebagai berikut:
Geser Maksimum
½ . qD . L = 82.351 kN
Momen Maksimum
1/8 . qD . L = 164.7 kN.m
Setelah Komposit
Berat aspal
ta x γaspal x λ x γU MS = 12.87 kN/m
Berat kerb
h x γbeton x λ x γUMs = 36.563 kN/m
Geser Maksimum
Vu = ½ . [(q aspal x L aspal) + (q kerb x L kerb x n kerb)]
Vu = 101.79 kN
Momen Maksimum
Mu = [(1/2 . VD2 . L) – (q kerb x L kerb) x (L kerb/2 + aspal/2)] – [1/2 x qaspal x Laspal)
Mu = 316.78 kN.m
VA VB
0.6 m 8m 0.6 m
Mengacu pada SNI 1725:2016 Pasal 8.3.3 gaya geser maksimum diperoleh dengan BTR+BGT
sebesar 100% pada seluruh balok (tidak termasuk parapet, kerb, dan trotoar) sehingga:
Beban Hidup BTR
L = 50 m > (SNI 1725:2016 Pasal 8.3.1) maka digunakan:
15
BTR = 9,0 0,5 +
𝐿
𝐾𝑝𝑎
= 5.175 kPa
= 51.75 kN/m
Beban hidup BGT merata
Ra = (1/2) x LL x 7,4
= 699.12 kN
T T T T T T
C C
A B A B
B=8m B=8m
Posisi : a Posisi : b
Besarnya beban truk yang diambil untuk perhitungan balok memanjang adalah beban dari gandar
belakang truk dengan intensitas 112,5 kN. Berdasarkan SNI 1725:2016 Pasal 8.6 beban truk tersebut
harus dikalikan dengan FBD sebesar 0,4 dan faktor beban untuk beban truk sebagai berikut:
Momen Di perhitungan dari beban yang terbesar antara posisi A dan posisi B
Posisi A Va = 2 * PL-T = 630 kN
Posisi B Va = PL-T = 315 kN
maka diambil Posisi A
Perhitungan Momen
Ml 2 = Va x 5m - PL-T x 1.75 = 2598.8 kN.m
Beban Hidup diambil yang paling besar Antara Beban Truk dan Beban D , maka yang diambil adalah
Beban Truk Sebesar
Ml = 2598.8 kN.m
5. Kombinasi beban
Jenis Beban Vu Mu
Beban Mati Sebelum Komposit 82.351 kN 164.7 kN.m
Beban Mati Sesudah Komposit 101.79 kN 316.78 kN.m
Beban Hidup 630 kN 2598.8 kN.m
Total 814.14 kN 3080.2 kN.m
C. Analisa Profil
Kontrol Momen
Sebelum Komposit
l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 5.36
` l < λp
λp = 170 / √𝑓𝑦 = 9.98 Kompak
λ = h / 𝑡𝑤 = 56.25
l < λp
λp = 1680 / √𝑓𝑦 = 98.65 Kompak
Momen Kapasitas
Mn = Zx x Fy
Mn = 1010.1 kN.m < Mu = 316.78 kN.m (OK)
Mu / Mn = 0.3136
Setelah Komposit
Dimensi : Material :
lebar (b) = 1000 mm Mutu beton (fc) = 35 Mpa
tebal pelat (t) = 250 mm Mutu Baja (fy) = 390 MPa
Tinggi Baja (d) = 600 mm
Luas baja (A) = 13440 mm2
𝐴𝑠 𝑥𝑓𝑦 5241600
a= = = 176.19 mm
0.85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏 29750
Lengan Momen
Momen Kapasitas
C = 0.85 x Fc ' x b = 5241600 N
Momen rasio
Mu 3080.2
= = 1.2722 < 1
fMn 2421.1
Perhitungan Kekuatan
Qn = 0,5 x Asa x fc x Ec = 290232 N
Qn = Rg x Rp x Fu x Asa = 203110 N
Qn diambil = 203110 N
Untuk jembatan dengan elevasi lebih tinggi dari 10000 mm di atas permukaan tanah atau permukaan air,
kecepatan angina rencana VDZ, Harus dihitung dengan persamaan berikut:
Keterangan:
VDZ = adalah kecepatan angin rencana pada elevasi rencana, Z (km/jam)
V10 = di atas
permukaan air rencana (km/jam)
VB = adalah kecepatan angin rencana yaitu 90 hingga 126 km/jam pada elevasi 10000 mm
Z = adalah elevasi struktur diukur dari permukaan tanah dari permukaan
air dimana beban
V0 = meteorology,
sebagaimana ditentukan dalam tabel 28 SNI 1725-2016,
Z0 = adalah panjang gesekan di hulu jembatan, yang merupakan karakteristik meteorology
H400.600.30.30 Build Up
V10 Z
VDZ = 2,5 V0 ln
Vb Z0
120 11.25
VDZ = 33 ln
120 0.07
VDZ = 167.63 Km/Jam
V10 Z
VDZ = 2,5 V0 ln
Vb Z0
120 5
VDZ = 33 ln
120 0.07
VDZ = 140.87 Km/Jam
Setelah kecepatan angina rencana diperoleh, selanjutnya dihitung beban angin yang terjadi
pada struktur (EWS). Beban angina pada struktur dihitung dengan formula berikut:
EWS = PD x h x 30%
Dimana :
PD = Tekanan angin rencana (MPa)
H = Ketinggian struktur
Maka
VDZ 2
PD = PB
Vb
167.63 2
PD = 0.0036 = 0.007 Mpa
120
VDZ 2
PD = PB
Vb
140.87 2
PD = 0.0036 = 0.005 Mpa
120
Dengan demikian, didapatkan nilai beban yang angin yang menganai struktur sebesar:
EWS = PD x h x 30%
EWS = 0.007 x 6250 x 30%
EWS = 13.171 kN/m
EWS = PD x h x 30%
EWS = 0.005 x 6250 x 30%
EWS = 9.3017 kN/m
Mengacu pada SNI 1725-2016 Pasal 9.6.1.1. menyatakan bahwa besar beban
angin minimum
harus diambil sebesar 4,4 kN/m. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa besar
beban angin
adalah lebih besar dari 4,4 kN/m sehingga digunakan besar beban angin hasil
B. Perhitungan
Jembatan Ikatan
didesain tertutup Angin
sehingga Atas
pada bagian atas dan bawah struktur terdapat
ikatan angin. Beban angina EWS yang terjadi akan didistribusikan ke ikatan-ikatan
angin tersebut secara proposional. Beban angin EWs yang diterima ikatan angin
atas dihitung sebagai berikut:
4500 4500 4500 4500 4500 4500 4500 4500 4500 4500
Dengan
A = Jumlah segman atas,
B = Jumlah segmen bawah,
C = Total segmen,
λ = Panjang tiap segmen,4.5 m
Beban angin pada join-join di ikatan angin atas, EWJ = WA dihitung sebagai berikut:
WA = EWS x (A/C) x λ
10.00
WA = 9.30165 4.5 = 20.929 kN
20
Kontrol Profil
Kontrol Batang Tarik
Panjang ikatan angin atas (L) = 4.5 m. Direncanakan dimensi profil ikatan menggunakan
profil L 120.120.8 dengan data sebagai berikut :
2
W= 31.6 kg/m Ix = 5E+08 mm Dia. Baut = 12 mm
A= 4030 mm2 Iy = 5E+08 mm2 Luas Baut (Ab) = 113.1 mm
2
Kontrol Kelangsingan
𝑙𝑘 626
λmaks = = = 168.73 < 300
i 3.71
fPn = f fy x Ag
fPn = 0.9 x 280 x 4030
fPn = 1015560 N = 1015.6 kN
Kuat geser
Rn = n x 0,5 x fub x Ab
Rn = 1 x 0.5 x 780 x 113.1
Rn = 35061 N = 35.061 kN
Kuat tumpu
Rn = 2,4 x (Ø baut + 1,5) x fu x t
Rn = 2.4 x ( 12 + 1.5 ) x 480 x 5
Rn = 77760 = 77.760 kN
Pu 78.09
n= = = 3 buah
Rn 35.061
Jarak tepi
Jarak tepi min = 3 x Ø baut = 3 x 12 mm = 36 mm
Jarak tepi maks = 15 x tebal pelat = 15 x 5 mm = 75 mm
Maka digunakan jarak baut pakai sebesar 40 mm
Panjang sambungan
Jarak baut x (n-1) + jarak tepi = 50 x (2-1) + 75 = 125 mm
f Pn = f x fu x Ae
Luas netto
An1 = Ag – n Ølubang x t
An1 = 1870 - 3 x 12 x 8
An1 = 1582 mm2 ( Menentukan )
Luas Efektif
Ae = An x U An2 = s2 x t
Ag – n x Ølubang x t +
Ae = 1582 x 0.8 4𝑥𝑢
Ae = 1265.6 mm2 An2 =
2
1870 – 3 x 12 x 8 +50 x 8
4 𝑥 40
2
An2 = 1597.7 mm
Kuat Tarik Baja
f Pn = f x fu x Ae
f Pn = 0.75 x 480 x 1265.5
f Pn = 455616 N = 455.62 kN
Kontrol Penampang
l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 7.5
` l < λp
λp = 250/ √𝑓𝑦 = 8.9642 Kompak
λ =h / 𝑡𝑤 = 12.75
l < λp
λp = 665 / √𝑓𝑦 = 39.741 Kompak
Kontrol Kelangsingan
KL 6250
λi = = = 446.43
i 14
𝐸
λ= 4,71 𝑥 = 398.07
𝐹𝑦
Kapasitas tekan
𝐸 2E+07
Fe = = = 99.043 Mpa
𝐾𝐿 199298
𝑖
f Pn = f x fcr x Ag = 315.05 kN
Kontrol
Pu > f Pn
(OK)
78 kN > 315 kN
adalah 20 buah, maka didapatkan beban angin per joint (WA) sebagai berikut:
10
EW joint = x 10.762 x 4.5
20
= 24.214 kN
Kontrol Kelangsingan
𝑙𝑘 10310
λmaks = = = 572.78 > 300 ( Profil Langsing )
i 18
fPn = f fy x Ag
fPn = 0.9 x 280 x 4030
fPn = 1559880 N = 1559.9 kN
Kuat geser
Rn = n x 0,5 x fub x Ab
Rn = 1 x 0.5 x 680 x 113.1
Rn = 35061 N = 35.061 kN
Kuat tumpu
Rn = 2,4 x (Ø baut + 1,5) x fu x t
Rn = 2.4 x ( 12 + 1.5 ) x 480 x 5
Rn = 77760 = 77.760 kN
Pu 67.83
n= = = 2 buah
Rn 35.061
Jarak tepi
Jarak tepi min = 3 x Ø baut = 3 x 12 mm = 36 mm
Jarak tepi maks = 15 x tebal pelat = 15 x 5 mm = 75 mm
Maka digunakan jarak baut pakai sebesar 40 mm
Panjang sambungan
Jarak baut x (n-1) + jarak tepi = 50 x (2-1) + 75 = 125 mm
f Pn = f x fu x Ae
Luas netto
An1 = Ag – n Ølubang x t
An1 = 6190 - 3 x 12 x 8
An1 = 5998 mm2 ( Menentukan )
Luas Efektif
2
Ae = An x U An2 = Ag – n x Ølubang x st +x t
Ae = 5998 x 0.8 4𝑥𝑢
Ae = 4798.4 mm2 An2 =
2
6190 – 3 x 12 x 8 +50 x 8
4 𝑥 40
2
An2 = 6013.7 mm
Kuat Tarik Baja
f Pn = f x fu x Ae
f Pn = 0.75 x 480 x 4798.4
f Pn = 1727424 N = 1727.4 kN
Kontrol Penampang
l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 5
` l < λp
λp = 250/ √𝑓𝑦 = 8.964 Kompak
λ =h / 𝑡𝑤 = 10
l < λp
λp = 665 / √𝑓𝑦 = 39.741 Kompak
Kontrol Kelangsingan
KL 10300
λi = = = 572.22
i 18
𝐸
λ= 4,71 𝑥 = 398.07
𝐹𝑦
Kapasitas tekan
𝐸 2E+07
Fe = = = 60.284 Mpa
𝐾𝐿 327438
𝑖
f Pn = f x fcr x Ag = 294.53 kN
Kontrol
Pu > f Pn
(OK)
81 kN > 295 kN
Pada perencanaan rangka utama perhitungan hanya dilakukan pada batang-batang yang menerima
gaya-gaya maksimum
H400.600.30.30 Build Up
W= 0.413 kg/m Ix = 1333060000 mm2
A= 46200 mm2 Iy = 1080765000 mm2
B= 400 mm ix = 169.9 mm
H= 600 mm iy = 153 mm
tw = 30 mm Fy = 280 Mpa
tf = 30 mm Fu = 440 Mpa
Permodelan rangka utama dilakukan dengan program bantu SAP 2000 dengan dengan
mengasumsikan beban hidup sebagai Moving Load , dan beban mati sebagai beban terpusat
l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 26.67
` l < λp
λp = 0.56/ √E /𝑓𝑦 = 47.33 Kompak
λ =h / 𝑡𝑤 = 20.00
l < λp
λp = 1.49/ √E /𝑓𝑦 = 125.93 Kompak
KL 5000
λi = = = 4.6729
i 1070
𝐸
λ= 4,71 𝑥 = 398.06765 λi > λ Kondisi inElastis
𝐹𝑦
Kapasitas tekan
𝐸 19739209
Fe = = = 903977 Mpa
𝐾𝐿 21.835968
𝑖
Kontrol
Pu < f Pn
(OK)
6,316 kN < 11,640.9 kN
Rasio
Pu 6,316 kN
= = 0.5426 < 1
f Pn 11,640.9 kN
Kapasitas Tarik
fPn = 0,75 x Ae x fu
fPn = 0.75 x 31185 x 480
fPn = 11226600 N
fPn = 11226.6 kN
Kontrol
Pu < f Pn
(OK)
6,064 kN < 11,642.4 kN
Rasio
Pu 6,064 kN
= = 0.52085 < 1
f Pn 11,642.4 kN
BATANG TEGAK
Frame Gaya Live load Dead Load Total
Tekan (kN) -1663.3 -1301.8 -2965.1
1
Tarik (kN) 0.0 0.0 0.0
Tekan (kN) -1369.1 -1012.5 -2381.6
2
Tarik (kN) 75.4 0.0 75.4
Tekan (kN) -1102.2 -723.2 -1825.4
3
Tarik (kN) 178.1 0.0 178.1
Tekan (kN) -862.6 -433.9 -1296.6
4
Tarik (kN) 308.2 0.0 308.2
Tekan (kN) -650.5 -144.6 -795.1
5
Tarik (kN) 465.6 0.0 465.6
Tekan (kN) 0.0 0.0 0.0
6
Tarik (kN) 0.0 0.0 0.0
Tekan (kN) -650.5 -144.6 -795.1
7
Tarik (kN) 465.6 0.0 465.6
Tekan (kN) -862.6 -433.9 -1296.6
8
Tarik (kN) 308.2 0.0 308.2
Tekan (kN) -1102.2 -723.2 -1825.4
9
Tarik (kN) 178.1 0.0 178.1
Tekan (kN) -1369.1 -1012.5 -2381.6
10
Tarik (kN) 75.4 0.0 75.4
Tekan (kN) -1663.3 -1301.8 -2965.1
11
Tarik (kN) 0.0 0.0 0.0
Tekan (kN) -2965.148
MAX
Tarik (kN) 465.64
l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 16.60
` l < λp
λp = 0.56/ √E /𝑓𝑦 = 47.33 Kompak
λ =h / 𝑡𝑤 = 15.27
l < λp
λp = 1.49/ √E /𝑓𝑦 = 125.93 Kompak
Kontrol Kelangsingan
KL 6500
λi = = = 6.07477
i 1070
𝐸
λ= 4,71 𝑥 = 398.06765 λi < λ Kondisi inElastis
𝐹𝑦
Kapasitas tekan
𝐸 19739209
Fe = = = 534898 Mpa
𝐾𝐿 36.902786
𝑖
Kontrol
Pu < f Pn
(OK)
2,966 kN < 10,153.4 kN
Rasio
Pu 2,966 kN
= = 0.29211 < 1
f Pn 10,153.4 kN
Kapasitas Tarik
fPn = 0,75 x Ae x fu
fPn = 0.75 x 27202.5 x 480
fPn = 9792900 N
fPn = 9792.9 kN
Kontrol
Pu < f Pn
(OK)
466 kN < 9,792.9 kN
Rasio
Pu 466 kN
= = 0.04755 < 1
f Pn 9,792.9 kN
BATANG DIAGONAL
Frame Gaya Live load Dead Load Total
Tekan (kN) 0 0 0
33 Tarik (kN) 2096.137 1640.528 3736.665
Tekan (kN) -94.974 0 -94.974
34 Tarik (kN) 1725.308 1275.966 3001.274
Tekan (kN) -224.437 0 -224.437
35 Tarik (kN) 1388.959 911.405 2300.364
Tekan (kN) -388.378 0 -388.378
36 Tarik (kN) 1087.088 546.843 1633.931
Tekan (kN) -586.798 0 -586.798
37 Tarik (kN) 819.696 182.281 1001.977
Tekan (kN) -586.798 0 -586.798
38 Tarik (kN) 819.696 182.281 1001.977
Tekan (kN) -388.378 0 -388.378
39 Tarik (kN) 1087.088 546.843 1633.931
Tekan (kN) -224.437 0 -224.437
40 Tarik (kN) 1388.959 911.405 2300.364
Tekan (kN) -94.974 0 -94.974
41 Tarik (kN) 1725.308 1275.966 3001.274
Tekan (kN) 0 0 0
42 Tarik (kN) 2096.137 1640.528 3736.665
Tekan (kN) -586.798
MAX
Tarik (kN) 3736.665
l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 16.60
` l < λp
λp = 0.56/ √E /𝑓𝑦 = 47.33 Kompak
λ =h / 𝑡𝑤 = 15.27
l < λp
λp = 1.49/ √E /𝑓𝑦 = 125.93 Kompak
Kontrol Kelangsingan
KL 6500
λi = = = 6.07477
i 1070
𝐸
λ= 4,71 𝑥 = 398.06765 λi < λ Kondisi inElastis
𝐹𝑦
Kapasitas tekan
𝐸 19739209
Fe = = = 534898 Mpa
𝐾𝐿 36.902786
𝑖
Kontrol
Pu < f Pn
(OK)
586 kN < 10,153 kN
Rasio
Pu 586 kN
= = 0.05771 < 1
f Pn 10,153.4 kN
Kapasitas Tarik
fPn = 0,75 x Ae x fu
fPn = 0.75 x 27202.5 x 480
fPn = 9792900 N
fPn = 9792.9 kN
Kontrol
Pu < f Pn
(OK)
3,736 kN < 9,792.9 kN
Rasio
Pu 3,736 kN
= = 0.3815 < 1
f Pn 9,793 kN
H400.600.30.30 Build Up
WF 500.200.10.16
Bidang D
Bidang M
l = 𝑏𝑓 / 2𝑡𝑓 = 16.60
` l < λp
λp = 0.56/ √E /𝑓𝑦 = 47.33 Kompak
λ =h / 𝑡𝑤 = 15.27
l < λp
λp = 1.49/ √E /𝑓𝑦 = 125.93 Kompak
λi = KL = 6500 = 6.075
i 1070
Kapasitas tekan
𝐸
Fe = = 534897.5185 Mpa
𝐾𝐿
𝑖
f Pn = f x fcr x Ag = 10153.37519 kN
Kontrol
Pu < f Pn (OK)
16.15 < 10153
Rasio
Pu 16.15
= = 0.002 < 1
f Pn 10153.37519
𝑀−𝑈𝑗𝑢𝑛𝑔 1
Cm = 0.6 - 0.4 ≤ 1
𝑀−𝑈𝑗𝑢𝑛𝑔 2
0
Cm = 0.6 - 0.4 ≤ 1
72.68
Cm = 0.6 ≤ 1
δb = 1
Mu = δb x 72.68
Mu = 1 x 72.68
Mu = 72.68 kN.m
Mn = Zx x Fy
Mn = 4E+06 x 280
Mn = 1152900000 N.mm
Mn = 1152.9 kN.m
f= 0.9
fMn = 1037.61 kN.m
Kontrol
𝑁𝑢 𝑀𝑢
+ < 1
2φNn φNn
16.15 72.68
+ < 1
20307 1038
0.070840888 < 1 (OK)
Kontrol Geser
Perhitungan kuat geser nominal penampang mengacu pada RSNI T-03 2005 pasal 7.8.2. di mana kuat geser
nominal penampang merupakan fungsi dari perbandingan tinggi pelat badan terhadap tebal pelat badan.
Untuk profil WF 400 x 400 x 30 x 50 maka perbandingan tinggi pelat badan terhadap tebal pelat badan
adalah sebagai berikut:
ℎ = ℎ − 2(𝑡𝑤 + 𝑟) = 440 = 44
𝑡𝑤 𝑡𝑤 10
5
5+ = 7 Nilai Kn diambil sebesar 7
𝑎
ℎ
Vn = 0,6 x fy x Aw
= 719040 N
= 719 kN
Vu < ΦPn
16940 < 219950.6 OK
Vu < ΦPn
124910 < 284160 OK
JALAN JATIS
ARI
JALAN JATIS
ARI
SUNGAI BRANTAS
B
A
E
D
B
TULANGAN BAGI D16-150
C
TULANGAN LENTUR
D16-100
B
A
1 2 3 4 4 4 4
SKALA 1 : 100
M.A.B +4.00
M.A.B +43.25
A B C D E F G H I
A B C D E
SKALA 1 : 100
M.A.B +43.25
A B C D E F G H I
E F G H I
SKALA 1 : 100
A B A B
C D E F G
POTONGAN AKHIR POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 125
A B C D E F G H I
SKALA 1 : 125
A B C D E F G H I
SKALA 1 : 125
WF 500X400X12X20 WF 400X200X8X13
4D13
PLAT 12 CM
WF 600X200X11X17
4D22
WF 600X200X11X17
WF 400X200X8X13
4D13
WF 600X200X11X17
SAMBUNGAN BAUT
SKALA 1 : 20