Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Bahan Ajar


2.1.1 Pengertian Bahan Ajar
Hamdani (2011:218) mengemukakan beberapa pengertian tentang bahan
ajar, yaitu sebagai berikut:
a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis atau bahan tidak tertulis.
b. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan/atau teks yang diperlukan oleh
guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
c. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis,
baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan atau
suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

Prastowo (2010:17) mengemukakan “bahan ajar adalah segala bahan yang


disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi dasar
yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran
dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran”. Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat
materi berisi informasi atau teks yang disusun secara sistematis digunakan oleh
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga tercipta
suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

2.1.2 Tujuan Pembuatan Bahan Ajar


Prastowo (2010:26) mengemukakan tujuan pembuatan bahan ajar
setidaknya ada empat hal pokok yaitu:
a. Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu
b. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah
timbulnya rasa bosan pada peserta didik
c. Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran
d. Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik

6
7

2.1.3 Manfaat Pembuatan Bahan Ajar


Manfaat atau kegunaan pembuatan bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu kegunaan bagi pendidik dan kegunaan bagi peserta didik
(Prastowo,2010:27).
Kegunaan bahan ajar bagi pendidik antara lain:
a. Pendidik akan memiliki bahan ajar yang membantu dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran
b. Bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai

Kegunaan bahan ajar bagi peserta didik antara lain:


a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
b. Peserta didik lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara
mandiri dengan bimbingan pendidik
c. Peserta didik mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasainya.

2.1.4 Ragam bentuk bahan ajar


Hamdani (2011:219) mengelompokkan ragam bentuk bahan ajar sebagai
berikut:
a. Bahan ajar dalam bentuk cetak, misalnya lembar kerja siswa (LKS), hand
out, buku, modul, brosur, leaflet, wilchart, dan lain-lain.
b. Bahan ajar berbentuk audio visual, misalnya film/video dan VCD.
c. Bahan ajar berbentuk audio, misalnya kaset, radio, CD audio.
d. Bahan ajar berbentuk visual, misalnya foto, gambar, model/maket.
e. Bahan ajar berbentuk mulimedia, misalnya CD interaktif, computer
based learning, internet.

Dari pengelompokkan tersebut, modul termasuk dalam bahan ajar dalam bentuk
cetak.

2.2 Modul
2.2.1 Pengertian Modul
Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar dalam bentuk cetak. Hamdani
(2011:219) mengemukakan beberapa pengertian tentang modul, antara lain
sebagai berikut:
a. Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
batasan-batasan materi pembelajaran, petunjuk kegiatan belajar, latihan,
dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dan dapat digunakan secara
mandiri.
b. Modul adalah alat pembelajaran yang disusun sesuai kebutuhan belajar
pada mata pelajaran tertentu untuk keperluan proses pembelajaran
tertentu berisi kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai. Modul
mampu membelajarkan diri sendiri atau dapat digunakan untuk belajar
secara mandiri. Siswa diberi kesempatan untuk berlatih dan memberikan
rangkuman, melakukan tes sendiri.

“Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas
suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai
sejumlah tujuan”.(Nasution, 2010:205). Menurut Winkel (2007:472) “modul
merupakan satuan program belajar mengajar yang terkecil yang dipelajari oleh
siswa sendiri secara perseorangan”.
Sedangkan menurut Prastowo (2010:106),
modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan
dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan
bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Kemudian, dengan
modul peserta didik juga dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan
mereka terhadap materi yang dibahas.

Dari pengertian modul di atas dapat disimpulkan bahwa modul adalah suatu
unit yang lengkap yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah
dipahami sebagai sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, latihan, dan
evaluasi yang dapat digunakan siswa untuk belajar secara mandiri.

2.2.2 Tujuan Modul


Menurut Nasution (2010:205) :
tujuan pengajaran modul ialah membuka kesempatan bagi siswa
untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Pembelajaran
modul juga memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut
cara masing-masing karena mereka mempunyai cara sendiri-sendiri
untuk memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang
pengetahuan dan kebiasaan masing-masing.
“Tujuan modul adalah menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa”. (Hamdani, 2011:220)
Sedangkan menurut Prastowo (2010:108) tujuan penyusunan modul, antara lain:
a. Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan pendidik.
b. Agar peran pendidi tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Melatih kejujuran peserta didik.
d. Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta didik.
e. Agar peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi
yang telah dipelajari.

2.2.3 Manfaat Penggunaan Modul


Modul memiliki berbagai manfaat baik bagi guru maupun bagi siswa
(Hamdani, 2011:220). Manfaat modul bagi siswa antara lain:
a. Siswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri
b. Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di
luar jam pelajaran
c. Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya
d. Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan
latihan yang disajikan dalam modul
e. Mampu membelajarkan diri sendiri
f.Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lainnya

Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat modul bagi siswa adalah untuk melatih
siswa belajar secara mandiri baik di kelas maupun di luar kelas sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.

Manfaat modul bagi guru antara lain:


a. Mengurangi kebergantungan terhadap ketersediaan buku teks
b. Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai
referensi
c. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis bahan
ajar
d. Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dan siswa karena
pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka
e. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan
Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat modul bagi guru untuk menperluas
wawasan, khazanah dan mengurangi ketergantungan pada buku teks.

2.2.4 Kegunaan modul bagi Kegiatan Pembelajaran


Menurut Prastowo (2010:109) kegunaan modul dalam proses pembelajaran
antara lain:
sebagai penyedia informasi dasar karena dalam modul disajikan berbagai
materi pokok yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut sebagai petunjuk
bagi peserta didik. Di samping itu, kegunaan lainnya adalah menjadi
petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk
berlatih bagi peserta didik dalam melakukan penilaian sendiri.

2.2.5 Prinsip-prinsip Penyusunan Modul Pembelajaran


Penyusunan modul hendaknya memerhatikan berbagai prinsip sebagai
berikut (Hamdani,2011:221):
a. Disusun dari materi yang mudah untuk memahami yang lebih sulit, dan
dari yang konkret untuk memahami yang semikonkret dan abstrak
b. Menekankan pengulangan untuk memperkuat pemahaman
c. Umpan balik yang positif akan memberikan penguatan terhadap siswa
d. Memotivasi adalah salah satu upaya yang dapat menentukan keberhasilan
belajar
e. Latihan dan tugas untuk menguji diri sendiri

2.2.6 Unsur-unsur Modul


Prastowo (2010:142) mengemukakan unsur-unsur modul sebagai berikut:
a. Judul
b. Kata Pengantar
Bagian ini berisi terimakasih atas terselesaikannya modul secara singkat dan
manfaat yang bisa diperoleh dengan membaca modul tersebut.
c. Daftar Isi
Bagian ini menginformasikan kepada pembaca tentang topik-topik yang
ditampilkan dalam modul sesuai urutan tampilan dan nomor halaman.
d. Latar Belakang
Bagian ini berisi alasan dan dasar pertimbangan penyusunan modul.
e. Deskripsi Singkat
Bagian deskripsi singkat memuat penjelasan singkat tentang materi-materi apa
saja yang akan dibahas dalam modul.
f. Standar Kompetensi
Bagian ini memuat standar kompetensi minimal yang diharapkan mampu
dikuasai peserta didik setelah membaca modul tersebut.
g. Peta Konsep
Peta konsep memberikan informasi penting tentang hubungan antartopik,
sehingga pembaca lebih mudah melihat ruang lingkup materi secara
komprehensif
h. Manfaat
Modul disusun dengan maksud dan kegunaan tertentu. Bagian manfaat ini
menjelaskan tentang manfaat yang diperoleh pembaca jika membaca modul
tersebut.
i. Tujuan Pembelajaran
Pembaca akan tertolong jika sejak awal diberitahu apa yang ditargetkan untuk
mereka capai setelah mempelajari modul.
j. Petunjuk Penggunaan Modul
Bagian ini berisi cara menggunakan modul. Pada bagian ini ditunjukkan apa
saja yang mesti dilakukan pembaca atau peserta didik ketika membaca modul.
k. Kompetensi Dasar
Perilaku akhir yang diharapkan dapat diperoleh oleh pembaca dari hasil belajar
yang ditempuhnya.
l. Materi Pokok
Berisi sejumlah materi pokok yang akan dibahas agar pembaca atau peserta
didik menguasai kompetensi dasar yang telh ditetapkan.
m. Uraian Materi
Bagian ini berisi materi pokok yang dijabarkan secara rinci dengan detail.
n. Ringkasan
Bagian ini memuat rangkuman materi dalam satu bab, terletak di akhir materi
di setiap bab.
o. Latihan/ Tugas
Tugas yang diberikan kepada peserta didik atau pembaca pelu dinyatakan
secara eksplisit (melakukan apa dan bagaimana) dan spesifik.
p. Tes Mandiri (PostTest)
Tes ini diberikan pada akhir setiap bab atau akhir setiap kegiatan belajar, untuk
mengukur tingkat penguasaan materi yang dicapai oleh peserta didik atau
pembaca pada setiap kegiatan belajarnya.
q. Tindak Lanjut
Bagian tindak lanjut berisi feedback kepada pembaca. Bagi yang telah
menguasai materi, disarankan untuk mengembangkan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Sedangkan, bagi yang masih belum mencapai belajar tuntas,
disarankan untuk mengulangi bagian yang masih dirasa sulit.
r. Harapan
Berisi sejumlah saran dan pengaharapan bagi pembaca atau peserta didik agar
lebih meningkatkan kompetensinya, tidak sedekar dari modul semata.
s. Glosarium
Bagian ini memuat definisi operasional yang digunakan dalam modul dan
sering diperlukan oleh pembaca.
t. Daftar Pustaka
Sejumlah referensi yang digunakan sebagai bahan rujukan ditulis dalam bab
ini. Sehingga, jika pembaca atau peserta didik ingin mengetahui lebih lengkap
atau lebih jauh tentang suatu persoalan dari sumber referensi tertentu, maka
dapat dilihat referensinya.
u. Kunci Jawaban
Bagian kunci jawaban memuat jawaban-jawaban dari pertanyaan atau soal-soal
yang digunakan untuk menguji penguasaan materi pembaca atau peserta didik,
baik untuk latihan soal maupun tes mandiri.

2.2.7 Langkah-langkah Penyusunan Modul


Prastowo (2010:134) mengemukakan langkah-langkah penyusunan modul
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran
Dalam tahap ini dicermati tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam
modul yang akan dikembangkan.
2. Memformulasikan Garis Besar Materinya
Materi harus disesuaikan dengan target pembaca, tingkah laku pembaca yang
diharapkan akan dikuasai setelah mempelajari modul, serta kondisi tingkah
laku dan tingkah kemampuan yang diharapkan akan dicapai.
3. Menuliskan Materi
Materi yang dituliskan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

2.2.8 Kelebihan Modul yang Disusun


Kelebihan modul yang disusun yaitu:
1. Dilengkapi gambar-gambar yang menarik bagi siswa sehingga siswa tertarik
untuk mempelajarinya. Hal ini didukung dengan pendapat Prastowo
(2010:124) mengemukakan bahwa “gambar-gambar juga sangat dibutuhkan
agar menambah daya tarik dan mengurangi kebosanan peserta didik untuk
mempelajarinya”.
2. Menuntut siswa untuk belajar secara mandiri dan kreatif di kelas, sehingga
tidak bergantung pada kehadiran guru di sekolah (Prastowo, 2010:124).
3. Memberi kesempatan kepada siswa berpikir kritis, kreatif, imajinatif bagi
siswa (Sutarno, 2008:8.9)

2.2.9 Perbandingan Pengajaran Konvensional dengan Pengajaran Modul


Nasution (2010:209) membandingkan pengajaran yang menggunakan
modul dan yang tidak menggunakan modul sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perbandingan Pengajaran Konvensional dan Pengajaran Modul


Aspek Pengajaran Konvensional Pengajaran Modul
Pembanding
Tujuan Tidak dirumuskan secara Tujuan disampaikan kepada
spesifik dalam bentuk sebelum pelajaran sehingga
kelakuan yang dapat tiap murid tahu apa yang
diamati dan diukur dipelajarinya
Penyajian bahan Bahan disajikan kepada Bahan disajikan secara
ajar kelas secara keseluruhan individual
tanpa memperhatikan
murid secara individual
Kegiatan Bahan pelajaran Menggunakan aneka ragam
instruksional kebanyakan berbentuk kegiatan belajar yang dapat
ceramah meningkatkan proses belajar
Pengalaman Berorientasi pada kegiatan Berorientasi pada kegiatan
belajar guru murid
Partisipasi Murid-murid bersikap pasif Murid aktif
Kecepatan belajar Kecepatan ditentukan oleh Menurut kecepatan masing-
guru masing
Penguatan Biasanya dilakukan setelah Diberikan setelah sebagian
ulangan kecil dari bahan pelajaran
Keberhasilan Dinilai oleh guru secara Dinilai secara obyektif
belajar subyektif berdasarkan hasil belajar
murid
Peranan pengajar Pengajar berfungsi sebagai Pengajar sebagai pemberi
penyalur pengetahuan motivasi, pembimbing
belajar.

2.3 Hasil Belajar


2.3.1 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Slameto (2010:2) “belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
“Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku secara menyeluruh yang
terdiri atas unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik secara terpadu pada diri siswa
yang diperoleh darin proses pengajaran” (Sudjana, 2010:3). Menurut Setyaningsih
(2011:19) “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Sulistyaningsih (2011:13) mengemukakan bahwa
Setiap guru pasti memiliki keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa yang dibimbingnya. Karena itu guru harus memiliki hubungan dengan
siswa yang dapat terjadi melalui proses belajar mengajar. Setiap proses
belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar
yang dicapai siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil belajar merupakan hasil akhir
dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi
yang berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat
penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai,
aspek afektif yang menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan
aspek psikomotorik yang menunjukkan keterampilan dan kemampuan bertindak
siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Sudjana (2010:39) mengemukakan:
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitu faktor dari
dalam dan faktor dari luar atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari
dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor
kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang
dicapai. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa juga ada faktor
lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

2.3.3 Ranah Hasil Belajar


Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom dalam Sudjono (1996:49) secara
garis besar membagi menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotor.
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
2. Ranah afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-
ciri hasil belajar ranah afektif akan tampak pada peserta didik dalam
bertingkah laku, seperti perhatiannya pada mata pelajaran, kedisiplinan
dalam mengikuti pelajaran, penghargaan dan rasa hormat terhadap guru.
3. Ranah psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil
belajar afektif. Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan
menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah
menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang
terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya.

Menurut Fadly (2007) hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki


seseorang sebagai proses belajar, ataupun merupakan penguasaan pengetahuan
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang biasanya ditunjukkan
dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru. Hasil belajar siswa merupakan
suatu indikator untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini sejalan dengan pengertian hasil belajar yang dikemukaan oleh
Fadly (2007) hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang
sebagai proses belajar, ataupun merupakan penguasaan pengetahuan keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang biasanya ditunjukkan dengan nilai
tes atau nilai yang diberikan guru dan hasil belajar siswa merupakan suatu
indikator untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam
penelitian ini ranah kognitif yang dinilai karena berkaitan dengan kemampuan
para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

2.4 Kajian yang Relevan


Penelitian Izaak H. Wenno (2010) yang berjudul “Pengembangan Model
Modul IPA Berbasis Problem Solving Method Berdasarkan Karakteristik Siswa
Dalam Pembelajaran di SMP/MTS”. Hasil penelitian ini adalah hasil belajar sains
siswa dengan menerapkan media pembelajaran sains, yakni modul sains berbasis
problem solving method sangat baik, bila dibandingkan dengan menggunakan
model pembelajaran yang konvensional. Hal ini disebabkan karena dengan
melakukan pembelajaran menggunakan media pembelajaran, maka kemampuan
siswa untuk memahami materi pelajaran sains akan lebih sempurna.
Penelitian Desak Made Citrawathi (2006) yang berjudul “Pengembangan
Pembelajaran Biologi dengan Menggunakan Modul Berorientasi Siklus Belajar
dan Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa siswa telah memiliki pengetahuan awal yang bervariasi
terkait dengan materi sistem koordinasi (saraf, indera, dan hormon. Selain itu
prestasi belajar siswa yang menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan
modul berorintasi siklus belajar lebih baik dibandingkan dengan menggunakan
cara konvensional dan secara umum respon siswa dan guru terhadap pembelajaran
biologi menggunakan modul berorientasi siklus belajar adalah positif atau baik.
Suratsih, Victoria Henuhili, Tutiek Rahayu, dan Muhammad Luthfi Hidayat
(2009) yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Genetika Berbasis
Fenomena Lokal”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan siswa
terhadap modul yang diuji coba menunjukkan bahwa siswa menyatakan positif
sebesar 91,15%, menyatakan netral 5,50% dan sisanya 3,35% menyatakan negatif.
Hal ini berarti modul yang diujicobakan sudah mempunyai tingkat keterbacaan
yang cukup baik. Siswa pada dasarnya telah dapat memahami dengan baik modul
yang diberikan. Siswa merasa senang dengan adanya modul tersebut, karena
merasa mendapat pengalaman baru dalam menerapkan pengetahuan yang dimiliki
untuk melakukan analisis genetik terhadap kejadian-kejadian sehari-hari yang ada
di lingkungannya.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dan berdasarkan fenomena
yang terjadi di SD, maka dibuatlah penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan modul pembelajaran IPA kelas IV SD materi
perubahan kenampakan benda langit terhadap hasil belajar siswa. Terdapat 1
masalah, yaitu pengaruh penggunaan modul pembelajaran IPA terhadap hasil
belajar siswa kelas IV. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh pembelajaran yang
menggunakan bahan ajar modul pembelajaran IPA kelas IV dan pembelajaran
yang tidak menggunakan bahan ajar modul pembelajaran.

2.5 Kerangka Pikir


Berdasarkan penyajian deskripsi teoritik dapat disusun suatu kerangka
berpikir untuk memperjelas arah dan maksud penelitian. Kerangka berpikir ini
disusun berdasarkan variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu penerapan
bahan ajar modul dan hasil belajar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana
Selama ini guru masih mendominasi pembelajaran IPA dengan pengajaran
klasikal menggunakan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru.
Saat ini masih ada siswa yang masih mengalami kesulitan belajar disebabkan
karena keterbatasan sumber belajar atau bahan ajar sehingga hasil belajar yang
diperoleh kurang maksimal.Salah satu faktor yang berpengaruh dalam hasil
belajar adalah dari faktor bahan ajar yang digunakan yang berpengaruh terhadap
hasil belajar anak karena bahan ajar sangat penting dalam keberhasilan seseorang
dalam belajar.

Modul adalah suatu unit yang lengkap sebagai sarana pembelajaran yang
berisi materi, metode, latihan, dan evaluasi yang dapat digunakan siswa untuk
belajar secara mandiri.Tujuan pengajaran modul ialah membuka kesempatan bagi
siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Manfaat modul bagi siswa
adalah untuk melatih siswa belajar secara mandiri baik di kelas maupun di luar
kelas sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Siswa juga dapat membangun
sendiri pengetahuaannya melalui pendekatan konstruktivisme berdasarkan
pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Terlibatnya siswa dalam proses
pembelajaran diharapkan hasil belajar siswa akan lebih baik.
Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku secara menyeluruh yang
terdiri atas unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik secara terpadu pada diri siswa
yang diperoleh darin proses pengajaran. Dengan menggunakan modul, siswa
dapat belajar secara mandiri, di rumah maupun di sekolah. Modul dapat
mengatasi keterbatasan sumber belajar siswa.
Modul Hasil belajar

(x) (y)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

2.6. Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, maka
rumusan hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
Ho: tidak ada perbedaan hasil nilai pretest dan posttest antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen yang menggunakan modul terhadap hasil belajar IPA
Ha: ada perbedaan hasil nilai pretest dan posttest antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen yang menggunakan modul terhadap hasil belajar IPA.

Anda mungkin juga menyukai