A DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN NUTRISI (DBD) DI TEGALREJO KEC. GAMPING KAB. SLEMAN
YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
NIM : 3020193530
Kelas : 2C
YOGYAKARTA
2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Asuhan keperawatan pada pasien An. A dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
di Tegalrejo, Gamping, Sleman. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas individu Praktik
Klinik Keperawatan Dasar pada semester IV, pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Praktikan
Pembimbing Akademik
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan kasus ini yang berjudul “Laporan
Pendahuluan Asuhan Keperawatan Gangguan Keseimbangan Suhu Tubuh pada pasien An. A
dengan Diagnosa Medis DBD”.
Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis mengalami beberapa hambatan dan
kesulitan, namun berkat bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak dan pada kesempatan
kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Giri Susilo Adi, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Notokusumo atas pengarahan dan bimbingan yang diberikan.
2. Ibu Novi Widyastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.J selaku Pembimbing Akademik
atas pengarahan dan bimbingannya.
3. Ibu Brigitta Ayu Dwi Susanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Koordintor Praktik
Klinik Keperawatan Dasar atas pengarahan dan bimbingannya.
4. Seluruh teman-teman dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo
Yogyakarta atas semangat dan dukungannya..
Dengan segenap kerendahan hati, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan tugas ini, sehingga kritik dan masukkan yang konstruktif senantiasa penulis
harapkan demi perbaikan lebih lanjut.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................................... 2
A. Pengkajian................................................................................................................ 7
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................................33
C. Intervensi dan Implementasi....................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Insomnia dapat didefinisikan sebagai kesulitan dalam memulai tidur,
mempertahankan tidur, bangun pagi, serta mengantuk di siang hari. Gangguan tidur
dapat menyerang semua golongan usia, namun lebih sering menjadi keluhan masalah
psikologis yang umum dikalangan lansia (Wulandari, 2018).
Berdasarkan latar belakang diatas, saya tertarik untuk menyusun makalah ini dengan
harapan dapat mengulas lebih dalam informasi tentang gangguan tidur insomnia beserta
asuhan keperawatan yang tepat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengenai faktor faktor yang berhubungan dengan Gangguan Tidur Insomnia.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang definisi dari Gangguan Tidur Insomnia.
b. Untuk mengetahui etiologi dari Gangguan Tidur Insomnia.
c. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis dari Gangguan Tidur Insomnia.
d. Untuk mengetahui patofisiologi dari Gangguan Tidur Insomnia.
e. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Gangguan Tidur Insomnia.
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan yang tepat pada lansia dengan kasus
Gangguan Tidur Insomnia.
g. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Gangguan Tidur Insomnia.
2
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
Insomnia adalah gejala kelainan tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau
mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya
diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas di siang hari. Sekitar sepertiga
orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan/atau mempertahankan tidur dalam
setahun dengan, 17% diantaranya mengakibatkan gangguan kualitas hidup.
B. Etiologi
1. Stress.
Kekhawatiran tentang pekerjaan kesehatan sekolah atau keluarga dapat
membuat pikiran menjadi aktif di malam hari sehingga sulit untuk tidur. Peristiwa
kehidupan yang penuh stress seperti kematian, atau penyakit. Bisa juga dari orang
yang dicintai penceraian, atau kehilangan pekerjaan dapat menyebabkan insomnia.
2. Kecemasan dan depresi.
Hal ini mungkin disebabkan ketidakseimbangan kimia dalam otak atau karena
kekhawatiran yang menyertai depresi.
3. Obat-obatan.
3
Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur termasuk beberapa
antidepresan, obat jantung, dan tekanan darah, obat alergi, stimulan seperti ritalin
dan kortikosteroid.
4. Kafein, nikotin, dan alkohol.
Kopi, teh, cola dan minuman yang mengandung kafein adalah semua yang
terkenal. Nikotin merupakan stimulan yang dapat menyebabkan insomnia. Alkohol
adalah obat penenang yang dapat membantu seorang yang jatuh tertidur, tetapi
mencegah tetap tahap lebih dalam lagi tidur dan sering menyebabkan terbangun di
tengah malam.
5. Kondisi medis.
Jika seseorang memiliki gejala nyeri kronis, kesulitan bernafas dan sering buang
air kecil, kemungkinan mereka untuk mengalami insomnia lebih besar dibandingkan
mereka yang tanpa gejala tersebut. Kondisi ini dikaitkan dengan insomnia akibat
arthritis, kanker, gagal jantung, penyakit paru-paru, GERD, stroke, penyakit
parkinson dan penyakit alzheimer.
6. Perubahan lingkungan atau jadwal kerja.
Kelelahan akibat perjalanan jauh atau pergeseran waktu kerja dapat
menyebabkan terganggunya irama sirkadian tubuh, sehingga sulit untuk tidur. Ritme
sirkardian bertindak sebagai jam internal, mengatur siklus tidur-bangun metabolisme
dan suhu tubuh.
7. “Belajar” Insomnia.
Hal ini dapat terjadi ketika ada kekhawatiran berlebihan tentang tidak bisa tidur
dengan baik atau berusaha terlalu keras untuk jatuh tertidur. kebanyakan orang
dengan kondisi ini tertidur lebih baik ketika mereka berada jauh dari lingkungan
tidur yang biasa atau ketika mereka tidak mencoba untuk tidur, seperti ketika mereka
menonton TV atau membaca.
C. Manifestasi Klinis
4
Akibatnya akan terlihat pada kehidupan sehari-hari, yaitu menurunnya kualitas
hidup,produktivitas dan keselamatan serta dapat menyebabkan tubuh terasa lemah, letih
dan lesu akibat tidur yang tidak lelap.
D. Patofisiologi
Setiap masalah yang terjadi dalam hidup seseorang merupakan sebuah stressor bagi
tubuh. Tubuh akan memberikan respon terhadap stressor tersebut dengan melakukan
mekanisme hipotalamus-pituitari- aksis (HPA). Dalam mekanisme ini, hipotalamus akan
menghasilkan corticotropin releasing hormone (CRH) yang merangsang hipofisis
menghasilkan adrenocorticotropic hormone (ACTH). ACTH dilepas ke dalam aliran
darah dan menyebabkan korteks kelenjar adrenal melepas hormon kortisol. Kadar
kortisol yang tinggi menyebabkan melatonin darah menjadi rendah, kemudian
merangsang sistem saraf simpatis sehingga menyebabkan kondiri terus terjaga.
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Komplikasi
Kualitas dan kuantitas tidur yang cukup, sangat penting bagi kesehatan fisik serta
mental. Oleh karena itu, kualitas hidup penderita insomnia umumnya menurun,
disebabkan oleh kurangnya konsentrasi saat beraktivitas. Risiko kecelakaan juga
meningkat, akibat kurang fokus dalam berkendara. Selain itu, insomnia juga dapat
memengaruhi daya ingat dan gairah seks penderitanya.
Komplikasi lain yang dapat terjadi pada penderita insomnia antara lain:
1. Gangguan fisik seperti, asma, berat badan berlebih, diabetes, kejang, penyakit
jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi..
5
G. Penatalaksanaan
1. Edukasi kesehatan
Edukasi kesehatan meliputi pemberian informasi mengenai insomnia seperti
etiologi dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi insomnia.
Informasi yang diperoleh akan memperbaiki kesalahpahaman mengenai siklus
tidur, masalah, dan langkah-langkah terapi.
2. Edukasi sleep hygiene
Edukasi sleep hygiene meliputi pergi ke tempat tidur hanya bila mengantuk,
hindari tidur sekejab di siang hari, bangun pada waktu yang sama setiap hari,
hentikan obat yang bekerja pada sistem saraf pusat (kafein, nikotin, alkohol,
stimulan), mempertahankan kondisi tidur yang menyenangkan (tentang suhu,
ventilasi, kebisingan, cahaya), melakukan rutinitas relaksasi malam, seperti
relaksasi otot progresif atau meditasi, makan pada waktu yang teratur setiap hari;
hindari makan dalam jumlah besar sebelum tidur, hindari stimulasi malam hari,
gantikan televisi dengan radio atau bacaan santai, dan dapatkan kebugaran fisik
dengan program olahraga yang rajin dan bertahap di pagi hari.
3. Terapi psikologis
Cognitif Behavioral Therapy (CBT) merupakan gabungan terapi kognitif dan
perilaku. Tujuan utama dari teknik perilaku untuk pengobatan insomnia adalah
untuk merubah perilaku yang berkaitan dengan tidur yang merupakan faktor yang
memperburuk gangguan tidur. Faktor-faktor ini mungkin karena kebiasaan tidur
yang buruk (terlalu lama di tempat tidur), pola tidur-bangun yang tidak teratur, atau
hiperaktivasi psikofisiologis. Sedangkan teknik kognitif ditujukan untuk
mengidentifikasi dan menganalisa pemikiran dan keyakinan yang salah yang
berkaitan dengan tidur atau konsekuensi dari insomnia.
4. Terapi farmakologis
Prinsip dasar terapi pengobatan insomnia yaitu, jangan menggunakan obat
hipnotik sebagai satu-satunya terapi, pengobatan harus dikombinasikan dengan
terapi non farmakologi, pemberian obat golongan hipnotik dimulai dengan
dosis yang rendah, selanjutnya dinaikan perlahan-lahan sesuai kebutuhan,
khususnya pada orang tua hindari penggunaan benzodiazepin jangka panjang, hati-
hati penggunaan obat golongan hipnotik khususnya benzodiazepin pada pasien
dengan riwayat penyalahgunaan atau ketergantungan obat, monitor pasien untuk
6
melihat apakah ada toleransi obat, ketergantungan obat atau penghentian
penggunaan obat, memberikan edukasi kepada pasien efek penggunaan obat
hipnotik yaitu mual dan kecelakaan saat mengemudi atau bekerja, khususnya
golongan obat jangka panjang, melakukan tapering obat secara perlahan untuk
menghindari penghentian obat dan terjadi rebound fenomena.
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN
KONDISI UMUM PASIEN
REKAM ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Tgl Pengkajian : 28 Maret 2021
I. PENGKAJIAN DIPEROLEH DARI :
Pasien sendiri : An. A
Keluarga : Ny. T
Hubungan dengan pasien : Sepupu
VI.Riwayat pasien
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan kesulitan tidur dialami sudah 2 minggu terakhir. Pasien mengatakan
hanya tidur 3-4 jam. Pasien mengatakan sering terbangun saat malam hari. Pasien juga
mengatakan pada waktu terbangun badannya terasa pegal - pegal.
7
VII. PENGKAJIAN POLA GORDON
Riwayat penyakit sekarang, penyebab, upaya Riwayat penyakit dahulu (penyakit, injury, hospitalisasi di
pengobatan, yang telah dilakukan masa lalu)
Patuh
Tidak Patuh
8
Arti sehat untuk pasien: Pertolongan yang biasanya pasien pilih, Jika pasien merasa
mengalami gangguan kesehatan:
Pasien mengartikan sehat jika bisa bekerja
atau beraktifiatas seperti biasa ..…………….. Minum Obat warung
………………………………………………………………… √ Puskesmas
Dokter Praktek
Tindakan untuk menjaga kesehatan:
Mantri
√ Kunjungan ke puskesmas Orang Pinter/Dukun
Terakhir dilakukan:
Laboratorium (Gula darah, kolesterol, dll) √ Rumah Sakit
Terakhir dilakukan: Lain-lain ……………………………………………………………………
…………………………………………
Pemeriksaan fisik (Tekanan darah, Alergi dan sensitivitas
9
b. Pola Nutrisi – Metabolism
DS:
Keluhan pasien terkait dengan nutrisi
Tidak ada keluhan …………………………………………………………………………………………………………………………………………
Ingesti
Keluhan yang berhubungan dengan Nutrisi:
Perubahan nafsu makan
Mual
Muntah ………x/hari
Gangguan pengecap, yang dirasakan: ……………………………………
Penghambat untuk makan (tidak ada makanan, jumlah kurang, masalah ekonomi, aktivitas, dll)
Rasa panas dalam perut
Gangguan menelan (disfagia)
Masalah gigi dan mulut
Kondisi gigi dan gusi:
√ Baik Berlubang Belum/tidak tumbuh Ginggivitis
Masalah lambung dan Usus
Perut distensi
Bunyi peristaltic (………x/menit)
Perasaan tidak nyaman dengan berat badan
Kelemahan tonus otot
Pucat
Kebiasaan makan saat mengalami kecemasan/ makan sebagai reward
Lain-lain: ……………………………………………………………………
BB biasanya (BB Kering) : .... Kg Adakah gangguan dalam menelan:
TB : ..... cm √ Tidak Ada
IMT : ..... kg/m2 (jika ada)
LLA: ……………… cm Gangguan pada Oral
Perubahan berat badan (dalam 3 bln ini): Gangguan pada faring
Tidak √ Ada Gangguan pada esophagus
Ada : ..... kg …………………………………………………
Jumlah makanan yang dimakan (1 sampai dengan 3
hari terakhir): Kebiasaan makan sebelumnya:
√ Habis 1 hari ……3….. kali
¼ porsi Porsi : Sedikit Sedang √ Cukup
½ porsi Banyak
Tidak dimakan Menu makan : nasi, sayur, lauk, dan buah
Per NGT (……… cc) Makanan Kesukaan : -
Jejunostomi (…… cc)
Diet khusus : Kebiasaan minum sebelumnya:
√ Tidak 1 hari … 7 - 8 … gelas
Ya, jenis: DM: ……… kal DH … Jenis minuman : air putih, teh manis & kopi
TKTP Minuman Kesukaan : teh manis & kopi
DJ ……… DL …
RPRGRK Menurut anda apakah makan dan minum yang di
konsumsi sudah cukup? Sudah cukup ………………
10
Hydration
Status hidrasi: Masukan cairan per oral
Membrane oral : kering/ lembab/ stomatitis Jumlah cairan/hari: ………7 - 8………… gelas
Turgor kulit: baik/ tidak baik Jenis : air putih
Mata cekung : ya/tidak Cairan intravena:
Pulsasi adekuat ya/tidak √ Tidak
Perasaan haus : ya/tidak Ya, jumlah ml/24jam: ……………… ml
Balance cairan (……… tetes/menit)
Cairan masuk (per oral, NGT, iv) Jenis:
: ………………… cc ………………………………………………………………
: ………………… cc √ Tidak
: ………………… cc Jenis:
………………………………………………………………
(Target: +/- …………………… cc)
Burn Injury
Skala Edema : …………………………..
√ Tidak ada
Ada
Asites Efusi Pleura
√ Tidak ada √ Tidak ada
Ada Ada
Hasil lab terkait (jika ada):
Cholesterol : - K :-
Trigliserid : - Na :-
LDL :- Cl :-
HDL :- Mg :-
Hb :- Profil besi :-
Hmt :- Glukosa darah :-
TP/Alb :- HbA1C :-
11
c. Pola Eliminasi
Urinary system
DS:
Keluhan pasien yan terkait dengan eliminasi urine: Tidak ada keluhan
Keluhan pasien yang berkaitan dengan eliminasi urin: Sebelum sakit :
Adanya keluhan pada eliminasi BAK : √ Lancar Tidak Lancar
Ya √ Tidak Frekuensi : 5 – 6 x/hari
(jika Ya): Jumlah :-
Hematuria Urgensi Warna : kuning
Disuria Hesitansi Bau : khas urine
Nokturi Frekuen Kejernihan : kuning jernih
Sedimen : -
Inkontinensia
√ Tidak Ya, jenis … Perubahan BAK setelah sakit:
Urge Frekuensi : 5 – 6 x/hari
Fungsional Jumlah :-
Overflow Warna : kuning
Reflex Bau : khas urine
Stress Kejernihan : kuning jernih
Retensi Sedimen : -
√ Tidak Ya
(jika Ya) Riwayat penyakit pada saluran kencing
Tidak ada urine output √ Tidak
Dribbling Ada : …………………………………………
Residul urine Kapan? : …………………………………………
Pasien mengatakan bladernya penuh
Penggunaan alat bantu BAK:
Penggunaan obat diuretik atau obat yang mempengaruhi Foley cath (ukuran: …, tanggal pemasangan:……)
sistem eliminasi urine: Nefrostomy (ukuran:…, tanggal pemasangan:….)
√ Tidak Pispot
Ya, Jenis Obat: ………………………………………………….. √ Pampers
12
Panduan Praktik PKD
Gastrointestinal system
DS:
Keluhan yang terkait dengan eliminasi Fekal :
Tidak ada keluhan ……………………………………………………………………………………………………………………………………….
Keluhan yang terkait dengan elimasi fekal: Pola BAB sebelum sakit:
Inkontinensia √ Lancar Tidak lancar
√ Tidak Ya Frekuensi : 1x/hari
(jika Ya): Jumlah :-
Pasien mengeluhkan secara tidak sadar Warna : kuning kecoklatan
mengeluarkan soft stole ari fekal Bau : khas feses
Ketidakmampuan untuk menunda Konsistensi : Padat Encer √ Lembek
devekasi
Urgeni BAB Pola BAB Setelah sakit:
: …………………………………………………. √ Lancar Tidak lancar
Diare Frekuensi : 1x/hari
√ Tidak Ya Jumlah :-
(Jika Ya): Warna : kuning kecoklatan
Nyeri perut Bau : khas feses
BAB ……x/hari Konsistensi : Padat Encer √ Lembek
………………………………………………… BAB terakhir : pagi hari (29 Maret 2021)
Konstipasi Riwayat penyakit pencernaan:
√ Tidak Ya √ Tidak Ada
(Jika Ya): Ada : …………………………………………………………………
Pasien merasakan adanya rasa penuh di Kapan? : ……………………………………………………………
abdomen atau di rectal
Peningkatan tekanan perut Hasil pemeriksaan penunjang:
Hematochezia Radiologi :
Melena - USG Abd (upper-lower): Tidak ada
Hemorrhoid - Lain – lain : -
Keluhan lain : Tidak ada keluhan Laboratorium:
- Feses rutin : Tidak ada
Penggunaan laxative: - Fungsi hepar: Tidak ada
√ Tidak Ya, berapa kali?……………… SGOT : -
SGPT : -
- Lain – lain : -
13
Pemeriksaan Abdominal:
14
d. Pola Aktivitas - latihan
DS:
Berpindah 0 1 2 3 4 Makan 0 1 2 3 4
Mandi 0 1 2 3 4 Berpakaian 0 1 2 3 4
Toileting 0 1 2 3 4 Lain-lain : 0 1 2 3 4
(0: mandiri, 1: dengan alat, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total)
Ada tremor :
15
16
Cardiovascular
DS:
Irama jantung: √ Reguler Irregular Edema ekstremitas Keluhan sesak nafas saat
√ Tidak Ada beraktifitas:
Suara tambahan : Ada, dimana? Saat tidak beraktifitas
S3/gallop Murmur Lain-lain: Tidak ada Beraktivitas ringan
Beraktivitas sedang
Beraktivitas berat
Skala Edema ………………… √ Tidak ada keluhan
Syncope Hasil EKG, Tanggal:
Palpitasi …………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
1. …………………………………
2. …………………………………
3. …………………………………
17
Respiratory/Ventilation
DS:
Keluhan yang terkait dengan pernafasan dan ventilasi
Tidak ada keluhan……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Keluhan terkait status respirasi: Inspeksi dinding dada:
Dispneu Terdapat jejas/ bekas luka
Orthopneu √ Simetris
Paroxysmal nocturnal dyspneu Tidak Simetris
Hiperventilasi Barrel chest
Hipoventilasi Fraktur costae, lokasi:
Batuk (produktif, nonproduktif) Rata-rata respirasi : x/menit
Nasal faring Irama
Pursed-lip breathing
Napas pendek-pendek Palpasi Dinding dada:
Sianosis Retraksi dinding dada
Fase ekspirasi memanjang √Tidak terdapat nyeri tekan
√Lainnya : Tidak ada keluhan
Perkusi
Sonor
Hipersonor
Redup
Pemeriksaan penunjang:
Arteriografi:
Ro thorax
…………………………………………………………
1. …………………………………………
2. …………………………………………
3. …………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
19
e. Pola tidur – istirahat
DS:
Pasien mengatakan kesulitan tidur dialami sudah 2 minggu terakhir. Pasien mengatakan hanya tidur
3-4 jam. Pasien mengatakan sering terbangun saat malam hari.
Jumlah jam tidur : 3-4 jam (dari jam 23.00 s/d 04.00 jam) Puas Tidak Puas
Tidur siang : Tidak Ya, lama tidur............. jam
Kesulitan dalam memulai dan mempertahankan tidur: Tidak Ya
Penggunaan obat tidur : √ Tidak Ya, berapa lama?
DS:
Keluhan yang terkait dengan persepsi Kognisi:
Tidak ada keluhan ……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kesadaran: √ CM Apatis Delirium Somnolen Soporus Koma Tersedasi
Nilai GCS (total) :
Eyes : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Attention & Orientation
DS:
Keluhan yang terkait dengan perhatian:
Tidak ada keluhan ……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
20
Ada gangguan orientasi : Waktu Tempat Orang Situasi
Keluhan terkait dengan orientasi: Tidak ada keluhan
Status kebingungan yang kronis
Konsisten adanya disorientasi
Ketidakmampuan untuk konsentrasi
Ketidak mampuan untuk memberikan alasan
Kehilangan fungsi sosial
Lambat dalam merespon terhadap pertanyaan
Sensation/Perception
DS:
Keluhan yang terkait dengan Persepsi sensori:
Tidak ada keluhan
………………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
Gangguan persepsi-sensori:
√Tidak Ya,
(jika Ya)
Penglihatan : …………………… Alat bantu : …………………………
Pendengaran: …………………… Alat bantu : …………………………
Sensasi dan kelemahan ekstre mitas
Sentuhan: Tajam Tumpul Panas Dingin
Pengecap
Adanya perubahan dalam pola kebiasaan
Adanya perubahan dalam kemampuan problem solving
Adanya disorientasi
Halusinasi
Gangguan komunikasi
Konsentrasi yang buruk
Distorsi sensori
Keluhan lain ……………………………………………………………
Sakit kepala : Tidak ada Ada, lokasi: ……………………. Frekuensi:
……………………………
Riwayat kejang, pingsan/dizziness Ya Tidak
Pemeriksaan Neurologis:
Nerve I (Olfactory)
......................................................................................................................................................
Nerve II (Optic)
......................................................................................................................................................
Nerve III (Oculomotor), IV (Trochlear), dan VI (abducens)
......................................................................................................................................................
Nerve V (trigeminal)
......................................................................................................................................................
Nerve VII (facial)
......................................................................................................................................................
Nerve VIII (acoustic)
21
......................................................................................................................................................
Nerve IX (gloddopharyngeal) dan X (vagus)
......................................................................................................................................................
Nerve XI (spinal, accessory)
......................................................................................................................................................
Nerve XII (hypoglossal)
......................................................................................................................................................
Pemeriksaan Refleks:
Refleks Fisiologis
Refleks Patologis
22
Cognition
DS:
Keluhan yang terkait dengan kognisi:
Tidak ada keluhan ………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………..
Keluhan yang berkaitan dengan kognisi: Hasil Mini Mental Scale:
Confusion ……………………………………
√Tidak Ya Kesiapan untuk belajar
(jika Ya) √Siap
Kerusakan memori jangka panjang Tidak
Kerusakan memori jangka pendek
Gangguan dalam menginterpretasikan Data terkait:
Stress psikologis
Demensia
Penyalahgunaan Alkohol
Keluhan lain……
Delirium
Gangguan dalam Pengetahuan
Dimensia
√Tidak Ya
(jika Ya) Usia lebih dari 60 tahun
Secara verbal menyatakan adanya masalah Alzaimer’s disease
dalam pengetahuan Korsakoff’s psychosis
Tidak dapat mengikuti perintah secara Cidera kepala
tepat Gangguan neurologis
Prilaku yang tidak sesuai (histeris, Data lain Tidak ada
bermusuhan, agitasi, apatis)
Keluhan lain …………
Gangguan Memori
√Tidak Ya
Ketidakmampuan untuk menunjukkan
kemampuan yang telah dipelajari
Ketidakmampuan untuk mempelajari
sesuatu yang baru
Ketidakmampuan mempertahankan
informasi yang baru
Ketidak mampuan untuk me-recall
informasi
Keluhan lain …………………………………
Communication
Subjective
Apakah pasien menceritakan perasaannya, kecemasan, ketakutan, kebutuhan, dll?
Ya √ Tidak
Objective
Bahasa yang digunakan : Bahasa jawa
Kesulitan mengucapkan kata/ keterangan: Ya √ Tidak
Alat bantu yang digunakan: Tidak ada
Data Observasi:
Tidak dapat berbicara
Kesulitan dalam menggunakan bahasa tubuh
Kesulitan dalam menggunakan ekspresi wajah
Tidak ada kontak mata
Data lain ……………………………………………………………………………………………………………………………………
23
g. Pola Persepsi Diri
Social Identity
Personal Identity
Body Image
Self-Esteem
24
Apa yang membuat pasien marah
……………………………………………………………………………………………………………
Respon subjektif
Berduka
Kecemasan/Ketakutan, Skor:…………..
Putus asa/ HDR
Keinginan mencedarai diri/ Orang lain
Mengisolasi diri
Menganggap diri negative
Kehilangan bagian tubuh (amputasi)
Trauma tubuh/cacat
Kontak mata ……………
DS:
Dukungan social : istri dan anak selalu memberikan dukungan dan motivasi
25
26
i. Pola Fungsional Seksual
DS:
Wanita
27
j. Pola manajemen stress koping
28
k. Sistem Kepercayaan Nilai
29
SAFETY /PROTECTION
DS:
Keluhan yang terkait dengan safety&protection :
Tidak ada keluhan
Infeksi Thermoregulation
Pengkajian faktor risiko: Verbalisasi perasaan panas/dingin:
Prosedur invasif (pemasangan tanggal): Ya √ Tidak
IV Line, Tanggal:
DC, Tanggal : Fluktuasi suhu tubuh di atas dan di bawah rentang
Nefrostomi, Tanggal : normal:
CVC, Tanggal : Ya √ Tidak
Lain – lain ……………………..
Imunosupresi Data yang berkaitan dengan thermoregulation:
Imunosupresan Kulit dingin Kulit hangat Kulit merah
Malnutrisi Pucat Perspirasi Kejang
Ketidak adekutan sistem pertahanan Menggigil Kuku sianotik Piloereksi
sekunder (penurunan Hb, leukopeenia)
Data lain ………………………………………………….
Skala Plebitis:
…………………………………………………………………
Physical Injury
Adanya sekret atau obstruksi pernafasan Risiko jatuh:
√Tidak Ya Level I Level II, dengan 2 atau lebih factor
(Jika Ya) risiko berikut:
Tidak bisa batuk o Usia > 65 tahun
Ada dyspea o Riwayat jatuh (dalam 3 bulan terakhir)
Perubahan RR o Penggunaan obat-obatan (hipnotik, analgetik,
Data lain ………………………………… psikotropik, antihipertensi, diuretic, laksatif)
Adanya resiko aspirasi: o Kerusakan fisik ringan s.d berat (termasuk
√Tidak Ya kerusakan mobilitas fisik/visual/auditory)
(Jika Ya) o Gangguan kognitif
Gangguan menelan
Terpasang selang untuk makna
Batuk Profil darah abnormal:
Data lain terkait aspirasi ………………………………………………………………………………
…………………. ………………………………………………………………………………
Trauma jaringan/kerusakan Bahaya lingkungan:
kulit/jaringan, lokasi: ………………………………………………………………………………
…………………………………………………… ………………………………………………………………………………
Derajat decubitus: ………………………………………………………………………………
Derajat IV Resiko Dekubitus (Braden
Skale):
o Tidak (skore > 16)
o Ada, Skala :
Resiko kecil (skore 15 atau 16)
Resiko sedang (skore 13 atau 14)
Resiko tinggi (skore ≤ 12)
Screening alergi latex/getah:
Apakah anda mempunyai : Ya √ Tidak
Simptom sistemik ketika kontak dengan balon/sarung tangan karet/ pakaian berkaret?
Riwayat asma?
Alergi terhadap: pisang nanas alpukat
30
Riwayat berkali-kali mengalami pembedahan pada saluran kencing?
(Jika menjawab “ya” pada 4 atau lebih pilihan, laporkan pada dokter adanya kemunkinan alergi
latex/getah)
COMFORT
Diringankan dengan:
Makan Relaksasi aplikasi hangat-dingin Obat Lain-lain:……………
Dampak nyeri: Pola tidur Nafsu makan Aktivitas Pola hubungan-peran
Emosi Lain-lain: ………………………………………………………………………………………
Pasien meras tidak nyaman: Apakah pasien merasa Mual
Tidak Ya √ Tidak Ya
(jika Ya) (jika Ya)
Merasa dingin/panas Pasien melaporkan adanya perasaan ingin muntah
Menangis: Peningkatan saliva
Cemas Penolakan terhadap makanan
Mengerang …………………………………………………………………………..
Melaporkan adanya ketidak nyamanan
Tidk bisa tidur
31
A. Pengelompokan Data Senjang
Data Subjektif Data Objektif
1. Pasien mengatakan susah untuk 1. Wajah pasien tampak pucat.
tidur. 2. Pasien tampak lemas.
2. Pasien mengatakan sering 3. Badan pasien tampak terasa lesu
mengatakan sering terbangun saat bangun pagi.
dimalam hari. 4. Pasien tampak kurang mengerti
3. badan terasa pegal saat dalam terkait tindakan yang lain.
posisi tidur.
4. Pasien mengatakan badan terasa
pegal-pegal sehabis bangun
tertidur.
5. Pasien mengatakan agar bisa
tertidur dirinya harus berjalan
mondar-mandir.
6. Pasien mengatakan tidak tau
prosedur yang lainya.
32
33
B. Analisa Data
Hari/ Tgl Data Etiologi Problem
34
mengatakan tidak
tau prosedur yang
lainya.
DO :
1. Pasien tampak
kurang mengerti
terkait tindakan
yang lain.
Diagnosa Keperawatan
1. Insomnia berhubungan dengan Ketidaknyamanan Fisik.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang program terapeutik.
35
NCP Insomnia b.d. Ketidaknyamanan fisik
34
dengan lebih Selasa, 30 Maret 2021 Selasa, 30 Maret 2021
nyenyak, Pukul 07.20 WIB
Pukul 07.16 WIB
membuat
lingkungan yang S :
nyaman seperti 1. Menganjurkan agar 1. pasien mengatakan tidak
cahaya yang minum kopi/teh lagi
kafein (kopi/teh)
cukup dan tidak pada malam hari.
bising juga dihilangkan dari diet O :
membantu. 1. Pasien tampak mengerti
klien di malam hari.
pasien untuk dari penjelasan yang
tidur dengan sudah diberikan.
lebih tenang.
4. Untuk membuat (Dhimas)
pasien mengerti (Dhimas)
bahwa tidur yang Selasa, 30 Maret 2021 Selasa, 30 Maret 2021
cukup Pukul 07.30 WIB
merupakan hal Pukul 07.21 WIB
S :-
yang penting O:
sehingga pasien 1. Menentukan waktu 1. Pasien tampak mengerti
akan sebelum klien pergi dari penjelasan yang
mengusahakan sudah diberikan.
cara yang tepat tidur untuk latihan
untuk mengatsi relaksasi yang
gangguan
tidurnya. tenang, dengan cara (Dhimas)
teknik relaksasi
musik.
(Dhimas)
35
Selasa, 30 Maret 2021 Selasa, 30 Maret 2021
Pukul 07.31 WIB Pukul 07.37 WIB
S :
1. Menjelaskan
pentingnya tidur yang 1. Pasien mengatakan
sudah mengerti
adekuat.
mengenai pentingnya
tidur dan berapalama
frekuensi tidur yang
dibutuhkan untuk tingakt
(Dhimas)
usianya.
O:
1. Pasien dapat mengulang
kembali penyelasan
yang diberikan
mengenai pentingnya
tidur.
(Dhimas)
36
sering terbangun di-
37
malam hari.
3. Pasien mengatakan
hanya tidur 3-4 jam.
4. Pasien mengatakan
badan terasa pegal-
pegal sehabis bangun
tertidur.
O:
1. Pasien tampak lemas.
2. Wajah pasien tampak
pucat.
3. Badan pasien tampak
terasa lesu saat bangun
pagi.
A : Masalah belum teratasi.
P : Melanjutkan Intervensi.
(Dhimas)
38
Catatan Perkembangan
Hari Ke-2 : Rabu, 31 Maret 2021
39
1. Pasien tampak setuju dengan pemberian
terapi musik tersebut.
(Dhimas)
(Dhimas)
40
Rabu, 31 Maret 2021
Pukul 13.00 WIB
S:
1. Pasien mengatakan sudah bisa tertidur
tadi malam.
2. Pasien mengatakan terbangun hanya
sekali di kemarin malam.
3. Pasien mengatakan pegal-pegal
dibadanya agak berkurang.
O:
1. Pasien tampak sedikit bugar dari bangun
tidurnya.
2. Pasien tertidur kurang lebih 4,5 jam.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Melanjutkan intervensi.
(Dhimas)
Catatan Perkembangan
Hari Ke-3 : Kamis, 01 Maret 2021
41
SOAP Implementasi Evaluasi
Kamis, 01 April 2021
Pukul 07.35 WIB
S:
1. Pasien mengatakan sudah dapat tertidur
dengan lelap.
2. Pasien mengatakan sudah tidak terbangun
pada malam hari.
3. Pasien mengatakan badanya sudah tidak
terasa pegal-pegal lagi setelah bangun
tidur.
O:
1. Pasien tertidur selama 6 jam. - -
2. Wajah pasien terlihat berseri.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
(Dhimas)
NCP
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan b.d. Kurang Pengetahuan Tentang Program Terapeutik
42
Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Pengajaran: 1. Untuk Selasa, 31 Maret 2021 Selasa, 31 Maret 2021
Manajemen tindakan Prosedur/ mengetahui Pukul 07.51 WIB Pukul 07.59 WIB
Kesehatan b.d. keperawatan 1x24 Perawatan (5618) apakah pasien 1. Mengkaji pengalaman S :
Kurang jam pasien 1. Kaji tau terkait pasien sebelumnya 1. Pasien mengatakan agar
Pengetahuan diharapkan pengalaman tindakan yang dan tingkat bisa tertidur dirinya
Tentang Program mampu pasien digunakan untuk pengetahuan pasien harus berjalan mondar-
Terapeutik mengetahui dan sebelumnya dan mengurangi terkait tindakan yang mandir.
memahami tingkat penyakit yang akan diberikan. 2. Pasien mengatakan tidak
perawatan yang pengetahuan diderita. tau prosedur yang lainya.
tepat bagi diri pasien terkait 2. Agar pasien O:
pasien dengan tindakan yang dapat mengerti 1. Pasien tampak kurang
kriteria hasil: akan dilakukan. dan paham (Dhimas) mengerti terkait
Pengetahuan: 2. Jelaskan tujuan terkait tujuan tindakan yang lain.
Prosedur tindakan yang yang akan
penanganan akan dilakuan. diberikan.
(1814)
1. Prosedur (Dhimas)
penanganan. Selasa, 31 Maret 2021 Selasa, 31 Maret 2021
2. Langkah- Pukul 08.00 WIB Pukul 08.11 WIB
langkah 1. Menjelaskan tujuan S :
prosedur. tindakan yang akan 1. Pasien mengatakan
3. Tindakan dilakukan terkait mengerti akan tindakan
pencegahan pemberian terapi yang diberikan.
yang berkaitan relaksasi musik.
dengan O:
prosedur. 1. Pasien tampak mengerti.
2. Pasien dapat
mengutarakan kembali
43
(Dhimas) terkait penjelasan yang
telah diberikan.
(Dhimas)
Selasa, 31 Maret 2021
Pukul 13.00 WIB
S:
1. Pasien mengatakan
mengerti akan tindakan
yang diberikan.
O:
1. Pasien tampak
mengerti.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
(Dhimas)
44
DAFTAR PUSTAKA