PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem reproduksi atau genetalia baik pria ataupun wanita
terdiri dari 2 bagian, yaitu genetalia interna dan genetalia eksterna.
Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki
terdiri dari sejumlah organ seks yang merupakan bagian dari
proses reproduksi manusia.
Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis yang
memproduksi air mani dan sperma, yang sebagai bagian dari
hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan ovum
dibuahi ( zigot ) secara bertahap berkembang menjadi janin, yang
kemudian lahir sebagai anak.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi
oleh hormon-hormon gondaotr opin / steroid dari poros hormonal
thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital
yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit
daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakan Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria Dan
Wanita?
2. Bagaima Hormon-Hormon Yang Terkait Dalam Sistem
Reproduksi Pria dan Wanita?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria Dan
Wanita
2. Menjelaskan hormon-hormon yang terkait dalam sistem
reproduksi pria dan wanita.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi
perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia
minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut
pubis.
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah
dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog
embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum
rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di
bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada
commisura posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak
mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah,
otot polos dan ujung serabut saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di
bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di
dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan
penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak
pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah
fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus
3
urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium
urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae
Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara
fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis
(virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara /
hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah
menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma
lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak
beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae).
Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara
yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/
para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang
(hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat
menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga
genitalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung
mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke
vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix
disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix
posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki
dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus
pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi
4
(persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari
sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices
anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah
sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif
terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan
anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani,
m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transversus profunda, m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara
anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah
ruptur.
2. Genitalia Interna
a. Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi
peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai
5
tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat
persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri
dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.
Fungsi utama uterus :
1) Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid
dengan adanya perubahan dan pelepasan dari
endometrium.
2) Tempat janin tumbuh dan berkembang
3) Tempat melekatnya plasenta
4) Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan
kontraksi untuk lancarnya persalinan dan kembalinya
uterus pada saat involusi.
a) Serviks uteri (mulut rahim)
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis
(berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan
pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama:
otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga
vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan
lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina)
dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida)
lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida)
berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah
6
ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica.
Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah
serviks yang mengandung glikoprotein kaya
karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam,
peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas
lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
(a) Corpus uteri (batang/badan rahim)
Terdiri dari : paling luar lapisan
serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah
lapisan muskular/miometrium berupa otot polos
tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot
longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus
haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan
fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas
vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap
isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita.
(b) Ligamenta penyngga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum
uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii,
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rectouterina.
(1) Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai
dinding rongga panggul dan dasar panggul,
7
seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan
antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh
jaringan yang longgar disebut parametrium
dimana berjalan arteria, vena uterina
pembuluh limpa dan ureter.
(2) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres
Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus,
kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini
melelui kanalis inguinalis kebagian kranial
labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos
dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini
menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat
hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba
dengan pemeriksaan luar.
(3) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen
suspensorium) : Ada 2 buah kiri kanan dari
infundibulum dan ovarium, ligamen ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul.
Antara sudut tuba dan ovarium terdapat
ligamentum ovarii propium.
(4) Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic
ligament/Mackenrodt’s ligament): Terdapat di
kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum
ke dinding panggul. Ligamen ini membantu
mempertahankan uterus tetap pada posisi
tengah (menghalangi pergerakan ke kanan ke
kiri) dan mencegah prolap.
(5) Ligamentum Sakro Uterinum: Terdapat di kiri
kanan dari serviks sebelah belakang ke
sakrum mengelilingi rektum.
8
(6) Ligamentum Vesiko Uterinum: Dari uterus ke
kandung kencing
(c) Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri
hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica
cabang aorta abdominalis.
1) Arteri uterine: Berasal dari arteria hypogastrica
yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi
uterus kira-kira setinggi OUI dan memberi
darah pada uterus dan bagian atas vagina dan
mengadakan anastomose dengan arteria
ovarica.
2) Arteri ovarica: Berasal dari aorta masuk ke
ligamen latum melalui ligamen infundibulo
pelvicum dan memberi darah pada ovarium,
tuba dan fundus uteri. Darah dari uterus
dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica
yang sejalan dengan arterinya hanya vena
ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam
vena cava inferior, tetapi melalui vena renalis
sinistra.
b. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri.
Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi
sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai
cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa,
muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan
epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica,
pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria,
dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang
berbeda-beda pada setiap bagiannya.
9
1) Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat
sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
2) Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah
ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik)
sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae
abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan
ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang
keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan
membawanya ke dalam tuba.
4) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya
mesenterium pada usus).
c. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga
peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium,
sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf.
Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam
pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari
sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital
ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis
dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka
interna folikel, progesteron oleh korpus luteum
pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum
tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae
“menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
10
Fungsi ovarium adalah :
1) Mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone
2) Mengeluarkan telur setiap bulan: Ovarium terfiksasi oleh
ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium.
Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior
terhadap arteri renalis.
d. Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan
rahim, terletak diantara kandung kencing dan rectum.
Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding
belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang
berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan
ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna
rugarum. Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu :
lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan
lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks
membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral
kanan kiri, forniks anterior dan posterior. Bagian dari
serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio.
Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria
vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria
pudendus interna. Fungsi penting vagina adalah :
Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan
sekret lain dari rahim
Alat untuk bersenggama
Jalan lahir pada waktu bersalin
II. Anatomi Sistem Reproduksi Pria
11
Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi,
spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ reproduksi pria
terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
12
Bersama dengan epididimis, testis berada
dalam kantung skrotum. Dinding yang memisahkan
testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis.
Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum abdominalis
yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat
berkembangnya genitalia interna pria.
a) Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang
membungkus testis dan merentang ke arah dalam
untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
b) Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya
spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. epitelium
germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus
mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang
kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang
menompang dan memberi nutrisi sperma yang
sedang berkembang : dan sel-sel interstisial
(leydig), yang memiliki fungsi endokrin.
b. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria
terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan
uretra.
1. Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam
skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah
sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak
menuju vas deferens.
2. Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens)
merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan
13
merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang
sekitar 45 cm dan dimulai dari ujung bawah epididimis
kemudian naik sepanjang aspek posterior testis.
Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas
deferen melewati chorda spermatica menuju kedalam
abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen
menuju ke duktus vesikula seminalis.. Vas deferens
tidak menempel pada testis dan ujung salurannya
terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens
berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kantung semen atau kantung mani
(vesikula seminalis).
3. Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang
menghubungkan kantung semen dengan uretra.
Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar
masuk ke dalam uretra.
4. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang
terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai
saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan
saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
c. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi
penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan
oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan
sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin
yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan
kelenjar Cowper.
1) Vesikula seminalis
14
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung
mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak
di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis
menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber
makanan bagi sperma.
2) Kelenjar prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan
sebagian lainnya otot. Struktur ini mengelilingi urethra
pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media
prostat secara histologis merupakan zona transisional
berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi
urethra dan memisahkannya dengan ductus
ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media dapat
menyumbat aliran urine. Prostat bagian anterior
sebagian besar terdiri dari jaringan fibromuskular.
Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat ,
prostat disebitar urethra dan vesicula seminalis terlibat
dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang
15% volume total cairan semen. Kelenjar prostat
melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian
bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan
getah yang mengandung kolesterol, garam dan
fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup
sperma. Menambah cairan alkalis pada cairan
seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada
uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat
Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm.
fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
3) Kelenjar Cowper
15
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan
kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra.
Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat
alkali (basa).
2. Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
a. Penis
Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis
yang membesar yang banyak mengandung ujung – ujung
saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi
jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas
berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga
lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons
korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra
pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-
rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan
ujung-ujung saraf perasa.
1) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat
akar organ. Preposium ( kulup ) adalah lipatan sirkular
kulit longgar yang merentang menutupi glans penis
kecuali jika diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah
ujung proksimal glans penis.
2) Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil
silindris dua korpus kavernosum spongiosum vebtral di
sekitar uretra.
a) Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah
ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai oleh
arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula
dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika
albuginea
16
b) Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat
rapat disebut tunika albugnea.
c) Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu
fungsi vaskular korpuskavernosum dibawah
pengendalian SSO.
b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia,
dan otot polos yang membungkus dan menompangtestis
di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi
spermatozoa.
1) Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis
tungggal, dipisahkan oleh septum internal.
2) Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar
yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit
skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau
eksitasi seksual.
III. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
Masa pubertas wanita adalah masa mulainya produktivitas
artinya mulai dapat melanjutkan keturunan. Masa produktif ini
berlangsung kira – kira 30 tahun. Setelah itu wanita memasuki
masa limakterium, merupakan masa peralihan antara masa
reprodusi dan masa senium (kemunduran). Pada klimakterium
haid berangsur-angsur berhenti selama 1-2 bulan dan
kemudian berhenti sama sekali yang disebut manopause.
Selanjutnya akan terjadi kemunduran alat-alat reproduksi,
organ tubuh, dan kemampuan fisik.
1. Menstruasi
17
selaput lendir rahim dari hari ke hari mengalami perubahan
(stadium):
2. Ovulasi
3. Pembuahan
18
Pembuahan adalah penyatuan antara sperma dan sel telur
4. Laktasi
19
acini dan mendorong menuju kubuli laktiferus. Kenaikan
20
Pubertas yaitu dimulainya kehidupan seksual dewasa,
– 16 tahun.
7. Menopause
1. Spermatogenesis
21
Pada tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel
2. Sperma
dalam epididimis.
22
2) Perkembangan seksual primer dan sekunder. Sekresi
jam.
23
sperma dengan cepat. Aktivitas sperma meningkat
3. Semen
24
secret yang menyebabkan keinginan seksual dengan
remaja.
25
pelepasan LH dan FSH darah porta. Perangsangan
GnRH.
6. Pengaturan spermatogenesis
yang lama.
26
senyawa steroid untuk testosterone dan dihidrotestosteron
enzim A.
dalam spermatogenesis.
8. Reproduksi
27
hormone ini dikendalikan oleh gonadotropik dari kelenjar
hipofise.
anak laki-laki.
a. Estrogen
dan lain-lain.
28
turut membantu untuk mengatur temperatur suhu (sistem
saraf pusat/otak).
tubuh.
b. Progesteron
29
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga
30
granulosa di ovarium wanita (pada pria: memicu
negatif.
Hormone (ICSH)
31
Hormon ini mulai di produksi sejak usia kehamilan 3-4
Lactogen/HPL).
32
juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus
terhadap basa)
hormon estrogen.
b) LH (Lutenizing Hormone)
terhadap basa)
33
Bersama FSH berfungsi mematangkan folikel
ovulasi.
luteum.
folikel.
seks sekunder.
34
b) Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh korpus
luteum.
lebar.
3) Hormon Plasenta
35
Reprouduksi Edisi Kedua: 2008. “Hormon hipofisis
pengeluaran susu.”
Hormon Fungsi
Hormon kronik Mempertahankan korpus luteum
gonadotropin kehamilan
XY
Esrogen juga disekresi Merangsang pertumbuhann miometrium,
kehamilan persalinan
36
mamaria untuk laktasi
Progesteron juga Menekan kontraksi uterus agar
uterus
ditingkatkan
Relaksasi juga Melunakkan serviks sebagai persiapan
persalinan
1. Testosteron
37
intertisial yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel
keturunan.
38
serta mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual
2. Hormon Gonadotropin
spermatozoa.
3. Hormon Estrogen
39
Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon
4. Hormon Pertumbuhan
40
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
41
ovum dibuahi ( zigot ) secara bertahap berkembang menjadi
janin, yang kemudian lahir sebagai anak.
4. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh
hormon-hormon gondaotr opin / steroid dari poros hormonal
thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium.
5. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang
juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah
tertentu, pigmen dan sebagainya.
B. Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
Http//rudyregobiz.wordpress.com/2009/11/18/system-reproduksi-pada-
manusia/
43
Http//info.medis.blogspot.com
44