Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi atau genetalia baik pria ataupun wanita
terdiri dari 2 bagian, yaitu genetalia interna dan genetalia eksterna.
Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki
terdiri dari sejumlah organ seks yang merupakan bagian dari
proses reproduksi manusia.
Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis yang
memproduksi air mani dan sperma, yang sebagai bagian dari
hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan ovum
dibuahi ( zigot ) secara bertahap berkembang menjadi janin, yang
kemudian lahir sebagai anak.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi
oleh hormon-hormon gondaotr  opin / steroid dari poros hormonal
thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital
yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit
daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakan Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria Dan
Wanita?
2. Bagaima Hormon-Hormon Yang Terkait Dalam Sistem
Reproduksi Pria dan Wanita?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria Dan
Wanita
2. Menjelaskan hormon-hormon yang terkait dalam sistem
reproduksi pria dan wanita.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Dan Hormon-Hormon Yang Terkait Dalam


Sistem Reproduksi Wanita
Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar
terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi
kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst,
implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi
oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal
thalamus – hipothalamus – hipofisis–adrenal–ovarium. Selain itu
terdapat organ/sistem ekstragonad/ ekstragenital yang juga
dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu,
pigmen dan sebagainya.
I. Anatomi sistem Reproduksi Wanita
1. Genitalia Eksterna

2
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi
perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia
minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut
pubis.

c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah
dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog
embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum
rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di
bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada
commisura posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak
mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah,
otot polos dan ujung serabut saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di
bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di
dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan
penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak
pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah
fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus

3
urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium
urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae
Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara
fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis
(virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara /
hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah
menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma
lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak
beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae).
Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara
yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/
para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang
(hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat
menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga
genitalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung
mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke
vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix
disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix
posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki
dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus
pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi

4
(persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari
sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices
anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah
sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif
terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan
anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani,
m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transversus profunda, m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara
anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah
ruptur.

2. Genitalia Interna

a. Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi
peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai

5
tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat
persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri
dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
 Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
 Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
 Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.
Fungsi utama uterus :
1) Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid
dengan adanya perubahan dan pelepasan dari
endometrium.
2) Tempat janin tumbuh dan berkembang
3) Tempat melekatnya plasenta
4) Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan
kontraksi untuk lancarnya persalinan dan kembalinya
uterus pada saat involusi.
a) Serviks uteri (mulut rahim)
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis
(berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan
pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama:
otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga
vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan
lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina)
dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida)
lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida)
berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah

6
ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica.
Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah
serviks yang mengandung glikoprotein kaya
karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam,
peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas
lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
(a) Corpus uteri (batang/badan rahim)
Terdiri dari : paling luar lapisan
serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah
lapisan muskular/miometrium berupa otot polos
tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot
longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus
haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan
fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas
vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap
isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita.
(b) Ligamenta penyngga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum
uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii,
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rectouterina.
(1) Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai
dinding rongga panggul dan dasar panggul,

7
seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan
antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh
jaringan yang longgar disebut parametrium
dimana berjalan arteria, vena uterina
pembuluh limpa dan ureter.
(2) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres
Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus,
kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini
melelui kanalis inguinalis kebagian kranial
labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos
dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini
menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat
hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba
dengan pemeriksaan luar.
(3) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen
suspensorium) : Ada 2 buah kiri kanan dari
infundibulum dan ovarium, ligamen ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul.
Antara sudut tuba dan ovarium terdapat
ligamentum ovarii propium.
(4) Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic
ligament/Mackenrodt’s ligament): Terdapat di
kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum
ke dinding panggul. Ligamen ini membantu
mempertahankan uterus tetap pada posisi
tengah (menghalangi pergerakan ke kanan ke
kiri) dan mencegah prolap.
(5) Ligamentum Sakro Uterinum: Terdapat di kiri
kanan dari serviks sebelah belakang ke
sakrum mengelilingi rektum.

8
(6) Ligamentum Vesiko Uterinum: Dari uterus ke
kandung kencing
(c) Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri
hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica
cabang aorta abdominalis.
1) Arteri uterine: Berasal dari arteria hypogastrica
yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi
uterus kira-kira setinggi OUI dan memberi
darah pada uterus dan bagian atas vagina dan
mengadakan anastomose dengan arteria
ovarica.
2) Arteri ovarica: Berasal dari aorta masuk ke
ligamen latum melalui ligamen infundibulo
pelvicum dan memberi darah pada ovarium,
tuba dan fundus uteri. Darah dari uterus
dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica
yang sejalan dengan arterinya hanya vena
ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam
vena cava inferior, tetapi melalui vena renalis
sinistra.
b. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri.
Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi
sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai
cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa,
muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan
epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica,
pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria,
dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang
berbeda-beda pada setiap bagiannya.

9
1) Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat
sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
2) Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah
ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik)
sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3) Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae
abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan
ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang
keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan
membawanya ke dalam tuba.
4) Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya
mesenterium pada usus).
c. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga
peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium,
sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf.
Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam
pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari
sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital
ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis
dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka
interna folikel, progesteron oleh korpus luteum
pascaovulasi).  Berhubungan dengan pars infundibulum
tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae
“menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.

10
Fungsi ovarium adalah :
1) Mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone
2) Mengeluarkan telur setiap bulan: Ovarium terfiksasi oleh
ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium.
Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior
terhadap arteri renalis.
d. Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan
rahim, terletak diantara kandung kencing dan rectum.
Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding
belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang
berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan
ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna
rugarum. Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu :
lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan
lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks
membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral
kanan kiri, forniks anterior dan posterior. Bagian dari
serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio.
Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria
vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria
pudendus interna. Fungsi penting vagina adalah :
 Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan
sekret lain dari rahim
 Alat untuk bersenggama
 Jalan lahir pada waktu bersalin
II. Anatomi Sistem Reproduksi Pria

11
Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi,
spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ reproduksi pria
terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.

1. Organ Reproduksi Dalam


Organ reproduksi dalam pria terdiri dari:
a. Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam
kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang
(testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah
kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu
sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng
dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2
inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Fungsi testis, terdiri dari :
1) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa,
dilakukan di Tubulus seminiferus.
2) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel
interstial.

12
Bersama dengan epididimis, testis berada
dalam kantung skrotum. Dinding yang memisahkan
testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis.
Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum abdominalis
yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat
berkembangnya genitalia interna pria.
a) Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang
membungkus testis dan merentang ke arah dalam
untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
b) Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya
spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. epitelium
germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus
mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang
kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang
menompang dan memberi nutrisi sperma yang
sedang berkembang : dan sel-sel interstisial
(leydig), yang memiliki fungsi endokrin.
b. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria
terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan
uretra.
1. Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam
skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah
sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak
menuju vas deferens.
2. Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens)
merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan

13
merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang
sekitar 45 cm dan dimulai dari ujung bawah epididimis
kemudian naik sepanjang aspek posterior testis.
Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas
deferen melewati chorda spermatica menuju kedalam
abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen
menuju ke duktus vesikula seminalis.. Vas deferens
tidak menempel pada testis dan ujung salurannya
terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens
berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kantung semen atau kantung mani
(vesikula seminalis).
3. Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang
menghubungkan kantung semen dengan uretra.
Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar
masuk ke dalam uretra.
4. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang
terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai
saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan
saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
c. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi
penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan
oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan
sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin
yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan
kelenjar Cowper.
1) Vesikula seminalis

14
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung
mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak
di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis
menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber
makanan bagi sperma.
2) Kelenjar prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan
sebagian lainnya otot. Struktur ini mengelilingi urethra
pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media
prostat secara histologis merupakan zona transisional
berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi
urethra  dan memisahkannya dengan ductus
ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media dapat
menyumbat aliran  urine. Prostat bagian anterior
sebagian besar terdiri dari jaringan fibromuskular.
Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat ,
prostat disebitar urethra dan vesicula seminalis terlibat
dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang
15% volume total cairan semen. Kelenjar prostat
melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian
bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan
getah yang mengandung kolesterol, garam dan
fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup
sperma. Menambah cairan alkalis pada cairan
seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada
uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat
Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm.
fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
3) Kelenjar Cowper

15
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan
kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra.
Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat
alkali (basa).
2. Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
a. Penis
Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis
yang membesar yang banyak mengandung ujung – ujung
saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi
jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas
berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga
lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons
korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra
pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-
rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan
ujung-ujung saraf perasa.
1) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat
akar organ. Preposium ( kulup ) adalah lipatan sirkular
kulit longgar yang merentang menutupi glans penis
kecuali jika diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah
ujung proksimal glans penis.
2) Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil
silindris dua korpus kavernosum spongiosum vebtral di
sekitar uretra.
a) Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah
ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai oleh
arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula
dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika
albuginea

16
b) Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat
rapat disebut tunika albugnea.
c) Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu
fungsi vaskular korpuskavernosum dibawah
pengendalian SSO.
b. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia,
dan otot polos yang membungkus dan menompangtestis
di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi
spermatozoa.
1) Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis
tungggal, dipisahkan oleh septum internal.
2) Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar
yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit
skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau
eksitasi seksual.
III. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
Masa pubertas wanita adalah masa mulainya produktivitas
artinya mulai dapat melanjutkan keturunan. Masa produktif ini
berlangsung kira – kira 30 tahun. Setelah itu wanita memasuki
masa limakterium, merupakan masa peralihan antara masa
reprodusi dan masa senium (kemunduran). Pada klimakterium
haid berangsur-angsur berhenti selama 1-2 bulan dan
kemudian berhenti sama sekali yang disebut manopause.
Selanjutnya akan terjadi kemunduran alat-alat reproduksi,
organ tubuh, dan kemampuan fisik.
1. Menstruasi

Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan scara

teratur mengluarkan dara dari alat kandungannya yang

disebut menstruasi (haid). Siklus menstruasi terjadi karena

17
selaput lendir rahim dari hari ke hari mengalami perubahan

yang berulang – ulang, dalm satu bulan mengalami 4 masa

(stadium):

a. Stadium menstruasi (deskuamasi)

b. Stadium post –menstruasi (regenerasi)

c. Stadium inter – menstruasi (proliferasi)

d. Stadium pra –menstruasi (sekresi).

2. Ovulasi

Pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28

hari sesudah terjadinya menstruasi. Sebelum ovulasi

dinding luar folikel ang menonjol akan membengkak

dengan cepat dan daerah kecil bagian tengah kapsul yang

disebut stigma akan menonjol seperti punting. Dalam 30

menit kemudian cairan muilai mengalir dari folikel memalui

stigma sekitar 2 menit. Kemudian folikel menjadi lebih kecil

karena kelebihan cairan. Stigma akan robek lebih besar

dan cairan yang lebih kental yang terdapat di bagian

tengah folikel mengalami evaginasi ke luar dan ke dalam

abdomen. Cairan kental ini membawa ovum yang

dikelilingi oleh beberapa satus sel granulosa kecil yang

disebut korona radiata.

3. Pembuahan

18
Pembuahan adalah penyatuan antara sperma dan sel telur

yang telah dewasa/matang sehingga terbentik zigot.

Dengan menyatukan sperma kedalam ovum terjadi

pembuahan yang terjadinya ndividu baru. Peristiwa ini

menjadikan pasangan kedua kromosom gamet, pihak

jantan dan pihak betina yang semula haplon, sehingga

zigot terjadi dalam susunan diplon. Setelah terjadi

pembuahan zigot mengalami pertumbuhan (embriologi).

4. Laktasi

Laktasi dipengaruhi oleh kerja hormon:

a. Produksi air susu (prolaktin). Dalam fisiologi laktasi

prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresi oleh

glandula pituitaria anterior, yang penting untuk

memproduksi air susu ibu (ASI). Kadar hormon ini

dindalam sirkulasi materna meningkat selama

kehamilan. Kerja hormon ini di hambat oleh plasenta.

Dengan lepasnya plasenta pada proses persalinan

maka kadar estrogen dan progesteron berangsur –

angsur turun sampai pada tingkat terendah.

Diaktifknnya prolaktin akan menaikan pasokan darah

yang beredar lewat payudara. Ini dapt mensekresi

bahan penting untuk air susu, globulin, lamak, dan

molekul – molekul protein yang akan membengkakkan

19
acini dan mendorong menuju kubuli laktiferus. Kenaikan

kadar protein akan menghambat ovulsi, sehingga

mempunyai fungsi kontrasepsi dan kadar prolaktin

paling tinggi pada waktu malam hari.

b. Pengeluaran air susu (oksitosin) dua hormon yang

terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel – sel

sekretorik ke papila mamae.

1) Tekanan dri belakang. Tekanan globuli yang baru

terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli

tersebut ke dalam tubuli lktiferus dan isapan bayi

akan memacu sekresi air susu lebih banyak.

2) Reflek neurohormonal. Gerakan mengisap bayi akan

menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat di

dalam glandula pituitaria posterior. Akibat langsung

dari reflek ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari

hipofisis posterior. Di sekitar alveoli akan berkontraksi

mendorong air susu menglir ke dalam ampula. Reflek

ini dapat di hambat dengan adanya rasa sakit,

misalnya jahitan pad perineum. Sekresi oksitosin juga

akan menyebabkan otot uterus berkintraksi dan

membantu involusi uterus selama puerperium (nifas).

5. Pubertas dan Menarke

20
Pubertas yaitu dimulainya kehidupan seksual dewasa,

sedangkan menarke dimulai menstruasi. Periode pubertas

terjadi karena kenaikn sekresi hormon gonodotropin oleh

hipofise yang perlahan dimulai pada tahun ke-8 kehidupan

mencapai puncak pada saat terjadi menstruasi pada usia 11

– 16 tahun.

6. Siklus Seksual pada Pubertas

Bila lonjakan LH pravolasi tidak cukup besar maka ovulasi

tidak berlangsung, yang disebut sebagai anovulatorik.

Variasi siklus seksual terus berlanjut tetapi mengalami

perubahan dengan cara tidak adanya ovulasi yang

menyebabkan korpus luteum gagal berkembang. Sebagai

akibatnya hampir tidak ada sekresi progesteron selama

bagian akhir dari siklus.

7. Menopause

Manopause terjadi pada usia 45 – 50 tahun. Siklus sekual

memjadi tidak teratur, ovulasi tidak terjadi selama beberapa

siklus selama beberapa bulan, atau beberapa tahun, dan

terhenti sama sekali. Siklus berhenti dan hormon kelamin

wanita henghilang dengan cepat sampai hormon tidak ada,

yang disebut sebagai manopause.

IV. Fisiologi Reproduksi Pria

1. Spermatogenesis

21
Pada tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel

germinativum yang berukuran kecil, dinamakan

spermatogenia menjadi spermatosit memberlah diri

membentuk dua spermatosit yang masing-masing

mengandung 23 kromosom. Setelah beberapa minggu

menjadi spermatozoa spermatid, pertamakali dibentuk

masih mempunyai sifat umum sel epiteloid. Kemudian

sitoplasma menghilang, spermatid memanjang menjadi

spermatozoa terdiri dari kepala, leher, badan dan ekor.

2. Sperma

Setelah pembentukan tubukus seminiferus, sperma masuk

ke seminiferus selama 18 jam sampai 10 hari hingga

mengalami proses pematangan. Epididimis menyekresi

cairan yang mengandung hormone, enzim, dan gizi yang

sangat penting dalam proses pematangan sperma.

Sebagian besar pada vas deferens dan sebagian kecil di

dalam epididimis.

a. Fungsi testosteron pada reproduksi pria:

1) Efek defenses testis, ini menunjukkan bahwa

testosterone merupakan hal yang penting untuk

perkembangan seks pria selama kehidupan manusia

dan faktor keturunan.

22
2) Perkembangan seksual primer dan sekunder. Sekresi

testosteron setelah pubertas menyebabkan penis,

testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun,

dan mempengaruhi pertumbuhan sifatseksual

sekunder pria mulai pada masa pubertas.

Setelah terbentuk dalam tubulus eminiferus,

sperma membutuhkan waktu beberapa hari untuk

melewati epididimis, bergerak dari tubulus

seminiferus bagian awal epididimis selama 18 -24

jam.

Kedua testis dapat membentuk sperma kira-

kira 120 juta setiap hari, sejumlah kecil sperma dapat

disimpan di dalam epididimis dan sebagian besar

disimpan dalam vas deferens dan ampula vas

deferens. Testis dapat mempertahankan vertilitasnya

dalam duktus genitalis selama 1 bulan, dengan

aktivitas seksual yang tinggi penyimpanan hanya

beberapa hari saja.

Motilitas dan fertilitas sperma karena gerakan

flagella melalui medium cairan sperma normal

cenderung untuk bergerak lurus berputar, aktivis ini

ditingkatkan dalam medium netral dan sedikit basa.

Pada medium yang sangat asam dapat mematikan

23
sperma dengan cepat. Aktivitas sperma meningkat

bersamaan dengan peningkatan suhu dan kecepatan

metabolisme. Sperma pada traktus genitalia hanya

dapat hidup 1-2 hari.

3. Semen

Berasal dari vas deferens, merupakan cairan yang terakhir

diejakulasi. Semen berfungsi mendorong sperma keluar dari

duktus ejakulatorius dan uretra, cairan dari vesikula

seminalis membuat semen lebih kental. Enzim pembeku

dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan

vesika seminalis membentuk kuagulum yang lemah.

Walaupun sperma dapat hidup beberapa minggu dalam

duktus genitalia pria, setelah sperma diejakulasi ke dalam

semen jangka hidup maksimal sperma hanya 24-48 jam.

4. Kegiatan Seksual Pria

Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual

menjalar melalui daraf pudendu. Melalui pleksus sakralis

dari medulla spinalis membantu rangsangan aksi seksual

yang mengirim sinyal ke medulla yang meningkatkan

sensasi seksual yang berasal dari struktur interna. Akibat

dari dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan

24
secret yang menyebabkan keinginan seksual dengan

merangsang mukosa uretra.

Unsur psikis rangsangan seksual. Sesuai dengan

meningkatnya kemampuas seseorang untuk melakukan

kegiatan seksual dengan memikirkan/berkhayal,

menyebabkan terjadi aksi seksual sehingga menimbulkan

ejakulasi atau pengeluaran selama mimpi terutama usia

remaja.

Aksi seksual pada medulla spinalis. Fungsi otak tidak

terlalu penting karena rangsangan genital yang

menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme reflex

yang sudah terintegrasi pada medulla spinalis lumbalis.

Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis dan seksual

yang nyata serta kombinasi keduanya.

5. Pengaturan Fungsi Reproduksi

Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari sekresi hormon.

Pelepasan hormon gonadotropin (GnRH) oleh hipotalamus

merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi

LH, hormon perangsang LH, dan FSH. LH merupakan

rangsangan utama untuk sekresi testosteron oleh testis

dan FSH merangsang spermatogenesis.

Hipotalamus melepaskan GnRH yang diangkut ke

kelenjar hipotalamus anterior dalam merangsang

25
pelepasan LH dan FSH darah porta. Perangsangan

hormone nini ditentukan oleh frekwensi dari siklus sekresi

dan jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus. Sekresi

LH mengikuti pelepasan GNRH dan sekresi FSH berubah

lebih lambat sebagai respons perubahan jangka panjang

GnRH.

6. Pengaturan spermatogenesis

FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus seminiferus,

pengikatan ini mengakibatkan sel tumbuh dan mensekresi

berbagai unsure spermatogenik secara bersamaan.

Testosteron berdifusi ke dalam tubulus dalam ruang

interstisial, mempunyai efek tropik terhadap

spermatogenesis. Untuk membangkitkan

spermatogenesis. Untuk membangkitkan spermatogenesis

dibutuhkan FSH maupun testosteron, dan testosteron

dapat mempertahankan spermatogenesis untuk waktu

yang lama.

7. Sekresi metabolism dan sifat kimia

Sekresi androgen dalam tubuh memiliki efek maskulinasi

termasuk testosteron. Aktivitas maskulinasi dari semua

hormon sangat sedikit, kurang dari 5% dari seluruh

aktivitas tubuh pria dewasa. Sifat kimia androgen adalah

26
senyawa steroid untuk testosterone dan dihidrotestosteron

yang dapat dibentuk dari kolesterol langsung dari asetil ko-

enzim A.

Metabolisme testosteron setelah disekresi oleh testes

kira-kira 97% testosteron menjadi lemah ikatannya dengan

albumin plasma atau lebih kuat berikatan dengan globulin

yang disebut globulin pengikat hormon kelamin dan

bersirkulasi dengan darah. Sebagian besar testosteron

yang terikat ke jaringan diubah dalam sel-sel menjadi

dihidrotestosteron dalam organ khusus seperti kelenjar

prostat pada pria dewasa dan dalam genitalia eksterna

pada janin laki-laki. Pembentukan estrogen pada pria di

samping testosteron dan estrogen juga estrogen

ditemukan dalam urin pria. Jumlah estrogen dalam cairan

tubulus seminiferus cukup tinggi memainkan peranannya

dalam spermatogenesis.

8. Reproduksi

Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki

dan perempuan yang khusus yaitu testis menghasilkan

spermatozoid (sel kelaminlaki-laki) dan ovarium

menghasilkan sel kelamin perempuan (ovum). Organ-

organ ini menghasilkan hormone yang memengaruhi sifat

kelamin laki-laki dan kelamin perempuan. Produksi

27
hormone ini dikendalikan oleh gonadotropik dari kelenjar

hipofise.

Penentuan jenis kelamin tergantung dari kromosom

kelamin yang jumlah normalnya pada manusia 44+2

kelamin menjadi 46. Dua kromosom kelamin yaitu

kromosom X dan Y. jenis kelamin ditentukan oleh ayah

anak, 44 kromosom + X dari ayah dan XX dari ibu maka

anak lahir perempuan, tetapi kalau 44 + XY akan lahir

anak laki-laki.

V. Hormon-Hormon Yang Terkait Reproduksi Wanita dan Pria

1. Hormon Refroduksi Wanita

a. Estrogen

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari

estrogen, tetapi yang paling penting untuk reproduksi

adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan

ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu

pembentukan payudara, letak tubuh, rambut kemaluan,

dan lain-lain.

Estrogen juga berguna untuk siklus menstruasi

dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga

kualitas dan kuantitas cairan serviks dan vagina sehingga

sesuai untuk penetrasi sperma, selain fungsinya yang

28
turut membantu untuk mengatur temperatur suhu (sistem

saraf pusat/otak).

Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-

sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan

dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar

adrenal melalui konversi hormon androgen.

Pada uterus, estrogen menyebabkan proliferasi

endometrium; pada serviks, menyebabkan pelunakan

serviks dan pengentalan lendir serviks; pada vagina,

menyebabkan proliferasi epitel vagina dan pada

payudara, menstimulasi pertumbuhan payudara.

Selain itu, estrogen juga mengatur distribusi lemak

tubuh.

Pada tulang, estrogen juga menstimulasi

osteoblas sehingga memicu pertumbuhan/regenerasi

tulang. Pada wanita pascamenopouse, untuk

pencegahan tulang keropos/osteoporosis, dapat

diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.

b. Progesteron

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum, sebagian

diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga

diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga

di produksi dalam plasenta. Progesteron

29
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga

dapat menerima implantasi zigot. Kadar progesteron

terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan

sampai plasenta dapat membentuk hormon Hcg.

Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan

sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang

mempersiapkan endometrium uterus berada pada

keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.

c. Gonadotrophin Releasing Hormone (GnRh)

GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh

hipotalamus di otak. GnRH akan merangsang pelepasan

Follicle Stimulating Hormon (FSH) di hipofisis. Bila kadar

estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpan

balik ke hipotalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi

rendah, begitupun sebaliknya.

Hormon ini diproduksi di hipotalamus,

kemudian dilepaskan berfungsi menstimulasi hipofisis

anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-

hormon gonadotropin (FSH/LH).

d. Follicle Stimulating Hormon (FSH)

Hormon ini diproduksi oleh sel-sel basal hipofisis anterior,

sebagai respons terhadap GnRH yang berfungsi memicu

pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel

30
granulosa di ovarium wanita (pada pria: memicu

pematangan sperma di testis).Pelepasannya

periodik/pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek

(sekitar 3 jam, sering tidak ditemukan dalam darah.

Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel

granulosa ovarium, melalui mekanisme umpan balik

negatif.

e. Luteinizing Hormone (LH)/Intertitial Cell Stimulating

Hormone (ICSH)

Hormon ini diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis

anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu

perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa)

dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan

siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH

meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus

luteum pasca ovulasi dalam menghsilkan

progesteron.Pelepasannya juga periodik/pulsatif,

kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu

paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat

cepat dan singkat. (Pada pria; LH memicu sintesis

testosteron di sel-sel Leydig testis).

e. Human Chorionic Gonadotrophin (HCG)

31
Hormon ini mulai di produksi sejak usia kehamilan 3-4

minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya

makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12

minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian

turun pada trimester kedua (sekitar 1.000 mU/ml),

kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga

(sekitar 10.000 mU/ml).HCG berfungsi meningkatkan

dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan

produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-

masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi

imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat

dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya

kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dan sebagainya).

f. Laktotrophic Hormone (LTH)/Prolactin

Diroduksi di hipofisis anterior, memiliki aktivitas

memicu/meningkatan produksi dan sekresi air susu oleh

kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut

mempengaruhi pematangan sel telur dan

mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan,

prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (Human Placenta

Lactogen/HPL).

Fungsi laktogenik/laktotropik prolaktin tampak

terutama pada masa laktasi/pascapersalinan. Prolaktin

32
juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus

sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia)

dapat terjadi gangguan pematangan folikel, gangguan

ovulasi, dan gangguan haid berupa

amenoria.Berdasarkan fungsi reproduksi dan tempat

yang menyekresi, hormon reproduksi wanita

dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu:

1) Hormon pada Hipofisis. Terdapat dua lobus anterior

dan lobus posterior. Lobus anterior menyekresii

hormon gonadotropin, yang terdiri atas:

a) FSH (Folicle Stimulating Hormone)

 Dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas

terhadap basa)

 Memengaruhi ovarium yang berkembang dan

berfungsi pada saat pubertas.

 Folikel primer yang mengandung oosit primer,

oleh FSH dikembangkan dari keadaan yang

padat menjadi folikel yang vesikuler.

 Selanjutnya folikel tersebut menyekresi

hormon estrogen.

b) LH (Lutenizing Hormone)

 Dihasilkan oleh sel-sel asidofik (afinitas

terhadap basa)

33
 Bersama FSH berfungsi mematangkan folikel

dan sel telur serta merangsang terjadinya

ovulasi.

 Folikel yang telah terlepas ovum selama

ovulasi disebut korpus rubrum menjadi korpus

luteum.

2) Hormon pada Ovarium

Dua jenis ovarium adalah estrogen dan progesteron.

Estrogen terutama meningkatkan proliferasi dan

pertumbuhan sel-sel spesifik pada tubuh dan

bertanggung jawab pada perkembangan sifat seksual

sekunder wanita. Sebaliknya, progesteron hampir

seluruhnya berkaitan dengan persiapan akhir uterus

untuk kehamilan dan kelenjar mammae untuk laktasi.

a) Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh teka interna

folikel.

 Pada fase pubertas memengaruhi

berkembangnya tuba, uterus, vagina, dan

kelenjar mammae, serta perkembangan sifat

seks sekunder.

 Pada fase proliferasi, lapisan endometrium

berkembang, lebih tebal, lebih banyak kelenjar-

kelenjar, pembuluh darah arteri dan vena.

34
b) Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh korpus

luteum.

 Pada fase sekresi mempersiapkan

endometrium mencapai optimal. Kelenjar-

kelenjar menyekresi zat yang berguna untuk

makanan dan untuk proteksi terhadap embrio

yang akan berimplantasi.

 Pembuluh-pembuluh darah lebih panjang dan

lebar.

3) Hormon Plasenta

Selama kehamilan, plasenta pada mamalia berfungsi

sebagai organ endokrin. Plasenta tidak lagi

bergantung pada hormon-hormon ibu tetapi sudah

berdikari. Setelah satu bulan kedua kehamilan fungsi

ovarium diambil alih plasenta. Estriol adalah estrogen

plasenta yang menumbuhkan uterus dan

merangsang kontraksi otot polos. Pregnadiol adalah

progesteron dari plasenta, berkembangnya sel-sel

otot uterus menghambat kontraksi. Kedua hormon ini

bertambah terus selama kehamilan terjadi dan

mencapai maksimumnya beberapa hari sebelum

melahirkan. Linda J. Heffiner dan Danny J. Schust

menyebutkan dalam buku At a Glace: Sistem

35
Reprouduksi Edisi Kedua: 2008. “Hormon hipofisis

posterior, oksitosin dan vasopresin-ADH, merupakan

nona-peptida siklik yang disekresi oleh neuron-

neuron di nukleus supraoptik dan paraventrikular.

Identifikasi dan sintesis hormon-hormon ini pada awal

tahun 1950-an menunjukkan bukti nyata yang

pertama kali bahwa hipotalamus memiliki fungsi

endokrin. Oksitosin memiliki efek pada otot polos

uterus dan sel-sel mioepitel khusus pada payudara,

yang menimbulkan kontraksi otot dan kemudian

pengeluaran susu.”

Tabel 1. Fungsi Hormon Plasenta

Hormon Fungsi
Hormon kronik Mempertahankan korpus luteum

gonadotropin kehamilan

Merangsang sekresi testosteron oleh

testis yang sedang berkemban di mudigah

XY
Esrogen juga disekresi Merangsang pertumbuhann miometrium,

oleh korpus luteum meningkatkan kekuatan uterus untuk

kehamilan persalinan

Membantu memersiapkan kelenjar

36
mamaria untuk laktasi
Progesteron juga Menekan kontraksi uterus agar

disekresi oleh korpus lingkungan janin tenang

luteum kehamilan Memdorong pembentukan sumbat mucus

di serviks untuk mencegah kontaminasi

uterus

Membantu mempersiakan kelenjar

mamaria untuk laktasi


Hormon kronik Diperkirakan menurunkan penggunaan

somatomamotropin glukosa oleh ibu sehingga jumlah glukosa

yang dialirkan ke janin daapat

ditingkatkan
Relaksasi juga Melunakkan serviks sebagai persiapan

disekresi oleh korpus untuk dilatasi serviks pada saat persalinan

luteum kehamilan Melemaskan jaringan ikat antara tulang –

tulang panggul sebagai persiapan

persalinan

2. Hormon Reproduksi Pria

1. Testosteron

Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat

diantara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi

tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk

sperma, terutama meosis untuk membentuk

spermatogenesis sekunder. Dihasilkan oleh sel

37
intertisial yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel

ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak

terdapat pada pria dewasa.

Setelah pubertas, sel intertisial banyak

menghasilkan hormon testosteron yang disekresikan

oleh testis. Sebagian besar testosteron berikatan

longggar dengan protein plasma yang terdapat dalam

darah dan sebagian terikat pada jaringan yang dibuahi

dalam sel menjadi dehidrasi testosteron. Testosteron

yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat di ubah

oleh hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron.

Konjugasi ini disekresikan dalam usus menjadi

empedu ke dalam urin.

Fungsi testosteron adalah sebagai berikut:

a. Efek desensus (penempatan) testis. Hal ini

menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal

yang penting untuk perkembangan seks pria selama

kehidupan manusia dan merupakan faktor

keturunan.

b. Perkembangan seks primer dan sekunder: sekresi

testosterone setelah pubertas menyebabkan penis,

testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun

38
serta mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual

sekunder pria mulai pada masa pubertas.

2. Hormon Gonadotropin

Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam

hormon yaitu Lutein Hormon (LH) dan Folikel

Stimulating Hormon (FSH). Bila testis dirangsang oleh

LH dari kelenjar hipofisis, maka sekresi testosteron

selama kehidupan fetus penting untuk peningkatan

pembentukan organ seks pria. LH disekresi oleh

kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi

sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron. FSH juga

disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan

berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi

ini, pengubahan spermatid menjadi sperma tidak akan

terjadi. Perubahan spermatogenesis menjadi

spermatosit dalam tubulus seminiferus dirangsang oleh

FSH. Namun, FSH tidak dapat menyelesaikan

pembentukan spermatozoa. Oleh karena itu,

testosteron disekresikan secara serentak oleh sel

intertisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferus.

Testosteron diperlukan untuk proses pematangan akhir

spermatozoa.

3. Hormon Estrogen

39
Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon

perangsang folikel. Hormon ini memungkinkan

spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat

endogen untuk mengikat testosteron dan estrogen

serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen

tubulus seminiferus untuk pematangan sperma.

4. Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur

fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan

secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada

spermatogenesis. Bila tidak terdapat hormon

pertumbuhan, maka spermatogenesis sangat

berkurang atau tidak ada sama sekali.

40
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sistem reproduksi atau genetalia baik pria ataupun wanita terdiri


dari 2 bagian, yaitu genetalia interna dan genetalia eksterna.
2. Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki terdiri
dari sejumlah organ seks yang merupakan bagian dari proses
reproduksi manusia.
3. Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis yang
memproduksi air mani dan sperma, yang sebagai bagian dari
hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan

41
ovum dibuahi ( zigot ) secara bertahap berkembang menjadi
janin, yang kemudian lahir sebagai anak.
4. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh
hormon-hormon gondaotr  opin / steroid dari poros hormonal
thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium.
5. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang
juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah
tertentu, pigmen dan sebagainya.
B. Saran

Sistem reproduksi manusia merupakan salah satu sistem


yang penting bagi seorang individu. Karena fungsinya yang sangat
penting yaitu proses memperoleh keturunan, hal ini membuat
keseimbangan sekresi hormon reproduksi juga menjadi penting
untuk diperhatikan. Jika terjadi kelainan atau keabnormalan hormon
reproduksi maka juga akan mempengaruhi sistem kerja reproduksi
manusia itu sendiri. Sehingga perlu untuk menjaga keseimbangan
sekresi hormon reproduksi.

42
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat.


Jakarta: EGC.

Jarvis, Sarrah. 2011. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Jakarta: Erlangga.

Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga.

Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC

Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:


Widya Medika.

Syaifuddin,1997, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat.jakarta:EGC.

Dewi, Rosana & dkk, 2003,biologi 2B, Klaten: Intan pariwara.

Http//rudyregobiz.wordpress.com/2009/11/18/system-reproduksi-pada-
manusia/

43
Http//info.medis.blogspot.com

44

Anda mungkin juga menyukai