Anda di halaman 1dari 5

ASKEP GAGAL NAFAS

1. Definisi

Gagal nafas adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi hipoksemia,hiperkapnea
(peningkatan konsentrasi karbondioksida arteri), dan asidosis.(Arif Muttaqin,2008)

2.Etiologi

-Pneumonia

-Edema paru

- Fibrosis kistik

-Perdarahan paru

-Tenggelam Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

3. Manifestasi Klinis

 Rasa sesak napas


 Takipnea
 Napas cuping hidung
 Penggunaan otot bantu napas Retraks
 Merintih (pada anak)

4. Penatalaksanaan pasien dengan gagal napas:

 Kenali dini kondisi gagal napas atau ancaman gagal napas saat triase
 Bila sudah menemukan, pertama-tama pastikan jalan napas paten.
 Pertimbangkan kemungkinan intubasi
 Sambil melakukan terapi, ambil sampel analisis gas darah, sebaiknya sebelum terapi oksigen
diberikan bila kondisi memungkinkan.
 Koreksi hipoksemia dengan terapi oksigen
 Lakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mencari penyebab gagal napas dan penyakit
penyerta lain yang dapat memperberat keadaan pasien
 Terapi spesifik sesuai etiologi : misalnya antibiotik pada pneumonia, bronkodilator pada
asma, pemasangan chest tube pada pneumothoraks
 Observasi ketat tanda vital
 Rawat intensif bila terdapat indikasi dan memenuhi kriteria rawat
5. Pathway
PENGKAJIAN
I. Airway
• Peningkatan sekresi pernapasan
• Bunyi napas krekels, ronki dan mengi
II. Breathing
• Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/ bradipneu, retraksi.
• Menggunakan otot aksesori pernapasan
• Kesulitan bernapas : lapar udara, diaforesis, sianosis.
III.circulation
• Penururnan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
• Sakit kepala
• Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau, mental, mengantuk
• Pupil edema
• Penurunan haluaran urin

Diagnosa keperawatan
1 Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keprawatan pasien dapat mempertahankan pola
pernafasan yang efektif

Kriteria hasil : pasien menunjukkan: frekuensi, irama dan kedalan pernafasan normal,
adanya penurunan dispneu, analisa gas darah dalam batas normal

Intervensi :
• Kaji frekuensi, kedalaman, kualitas pernapasan serta pola pernapasan.
• Kaji tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran setiap jam
• Monitor pemberian trakeostomi bila PaO2 < 60 mmHg
• Berikan oksigen dalam bantuan ventilasi dan Humidififer sesuai dengan pesanan
• Pantau dan catat gas-gas darah sesuai indikasi : kaji kecendrungan kenaikan PaCO2
atau kecendrungan PaO2
• Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap 1 jam
• Pertahankan tirah baring dengan kepala di tinggikan 300-450 untuk mengoptimalkan
pernapasan.
• Beringan dorongan untuk batuk dan napas dalam, bantu apsien untuk membebat
dada selama batuk

• Intruksikan pasien untuk melakukan pernapasan diafragma atau bibir


• Berikan bantuan ventilasi mekanik bila PaCO > 60 mmHg. PaO2 dan PCO2
meningkat dengan frekuensi mmHg / jam. PaO2 tidak dapat di p[ertahankan pada 60
mmHg2 atau lebih, atau pasien memperlihatkan keletihan atau depresi mental atau sekresi
menjadi sulit untuk dilatasi.
2 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi – perfusi sekunder
terhadap hipoventilasi
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan pasien dapat mempertahankan pertukaran
gas yg adekuat

Kriteria hasil :
Pasien mampu menunjukkan : bunyi paru bersih, warna kulit normal, gas –gas darah dalam
batas normal untuk usia yang di perkirakan.

Intervensi :
• Kaji terhadap tanda dan gejala hipoksia dan hiperkapnia
• Kaji TD, nadi apikal dan tingkat kesadaran setiap jam • Laporkan perubahan tingkat
kesadaran pada dokter.
• Pantau dan catat pemeriksaan gas darah, kaji adanya kecendrungan kenaikan dalam
PaCO2 atau penurunan dalam PaO2
• Bantu dengan pemberian ventilasi mekanik sesuai indikasi
• Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap jam
• Tinjau kembali pemeriksaan sinar X dada harian, perhatikan peningkatan atau
penyimpangan
• Pantau irama jantung
• Berikan cairan prenteral sesuai pesanan
• Berika obat-obatan sesuai pesanan: bronkodilator, antibiotik, steroid

3 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema pulmo


Tujuan : setelah diberikan tindakan perawatan pasien tidak terjadi kelebihan volume cairan

Kriteria hasil :
Pasien mampu menunjukkan : TTV normal, balance cairan dalam batas normal, tidak terjadi
edema

Intervensi :
• Timbang BB tiap hari
• Monitor input dan output pasien tiap 1 jam
• Kaji tanda dan gejala penurunan curah jantung
• Kaji tanda-tanda kelebihan volume : edema, BB,CVP
• Monitor parameter hemodinamik
• Kolaborasi untuk pemberian cairan dan elektrolit

4 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah jantung


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mapu mempertahankan perfusi
jaringan

Kriteria hasil : pasien mampu menunjukkan : status hemodinamik dalam batas normal dan
TTV normal.

Intervensi :
• Kaji tingkat kesadaran
• Kaji penurunan perfusi jaringan
• Kaji status hemodinamik
• Kaji irama EKG
• Kaji sistem gastrointestinal

Anda mungkin juga menyukai