Anda di halaman 1dari 43

LU – 1 RANGKAIAN SEDERHANA

1. Landasan Teori
Rangkaian listrik dapat diartikan sebagai sebuah jalur atau lintasan yang dialirin
electron dari sumber voltase atau muatan listrik. Sebuah elektron dapat mengalir dari
material penghantar arus listrik yang disebut dengan konduktor. Sehingga kabel yang
digunakan pada rangkaian listrik untuk mentransfer arus listrik terbuat dari bahan
tembaga.
Tempat sebuah elektron masuk ke dalam rangkaian listrik disebut dengan sumber listrik.
Sementara setiap benda yang menggunakan listrik untuk pengoperasiannya dinamakan
sebagai beban listrik. Rangkaian dapat dialiri arus listrik jika : 1) Adanya sumber tegangan
untuk membuat arus listrik. 2) Adanya beban listrik yang di supply sumber tegangan.
3)Merupakan rangkaian tertutup.
Rangkaian Tertutup : Rangkaian dengan bola lampu yang menyala dan saklar dalam
keadaan tertutup.
Rangkaian Terbuka : Rangkaian dengan saklar terbuka dan bola lampu tidak akan menyala
Umumnya Rangkaian listrik sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu rangkaian seri
dan rangkaian paralel. Namun, ada juga kombinasi dari kedua jenis rangkaian listrik
tersebut yang biasa dinamakan rangkaian campuran.
Perbedaan mendasar dari rangkaian listrik yaitu pada cara merangkainya. Pada rangkaian
seri dirangkai secara sejajar, rangkaian listrik paralel dirangkai secara bercabang
sedangkan pada rangkaian campuran merupakan kombinasi keduanya.
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan
koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti
senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya
adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda.
lampu merupakan beban listrik sementara baterai merupakan sumber listrik. Listrik
mengalir melalui kabel dan Saklar berguna menyambung maupun memutuskan aliran
listrik.
Lampu adalah alat untuk menerangi. Perkembangan lampu berawal dari sebuah lampu
pijar yang selalu dicari inovasi kumparan sumber cahaya yang paling efisin.. Prinsip kerja
lampu ini menggunakan sistem emisi elektron yang bergerak dari katoda menuju anoda
pada tabung lampu akan menumbuk atom-atom media gas yang ada didalam tabung
tersebut, akibat tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Sistem
pembangkitan cahaya buatan ini disebut Luminscence (berpendarnya energy cahaya luar
tabung).

2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat memahami pengertian rangkaian
tertutup dan dapat membuat rangkaian sederhana yang tersusun dari sebuah lampu, sebuah
catu daya (baterai) dan sebuah saklar.

3. Alat – alat Percobaan Kode Nama Alat Jml


Kode Nama Alat Jm PEO 504 Pemegang lampu 1
l
PEO 460 Jepit buaya bersokat
GSE 220 Baterai ukuran D 1 2
02
PEO 505 Pemegang baterai 1 KAL 99 Kabel penghubung 3
KAL 70/025- Lampu 2,5V, 0,5A
1
05
PEO 502 Saklar SPST 1
4. Pengantar dan Persiapan Percobaan
Penyusunan alat – alat percobaan seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1 a. Susunan tersebut
dinamakan rangkaian listrik, yang tersusun dari sumber arus dan satu atau lebih komponen
– komponen listrik. Sebuah rangkaian listrik selalu disajikan dalam bentuk skema yang
ditunjukkan pada Gambar 1. 1 b. Pada kedua gambar tersebut terdapat koresponden satu –
satu, artinya satu alat satu simbol. COBA ANDA PAHAMI KESAMAAN ANTARA
SKEMA DAN GAMBAR RANGKAIAN SEBENARNYA !

a. Rangkai alat – alat sesuai Gambar 1.1a.


b. Pastikan saklar dalam keadaan terbuka (pada posisi off).
c. Periksa kembali rangkaian, minta guru/pembimbing untuk memeriksa yang baru saja
anda buat

5. Langkah – Langkah Percobaan


Jika perlu mencatat sesuatu, catatlah pada bagian PENGAMATAN
a. Tutup saklar dan amati apa yang terjadi. Tulis hasil pengamatan anda !
Sekarang, rangkaiannya dikatakan rangkaian tertutup. Dari pengamatan, kita
perkirakan bahwa arus listrik mengalir. Kita tidak dapat melihat arus listrik.
Keberadaan arus listrik hanya dapat diamati secara langsung: lampu menyala, motor
berputar, dan lain sebagainya. Arus listrik hanya dapat mengalir dalam rangkaian
tertutup.

b. Gunakan pensil untuk menggambar tanda anak panah pada diagram rangkaian yang
menunjukkan arah arus listrik pada setiap bagian rangkaian, di luar dan di dalam
baterai (jika Anda berpikir arus mengalir di dalam baterai).

c. Buka saklar rangkaian dan balikkan hubungan baterai dengan rangkaian (balikkan
polaritas baterai). Tutup kembali saklar dan amati lampu. Apakah pembalikkan
polaritas baterai membuat nyala lampu bebeda? Tulis hasil oengamatan Anda !

d. Buka rangkaian dengan membuka saklar dan tutup kembali sehingga lampu kembali
menyala. Ketika mengamati lampu, cabut salah satu ujung kabel dan sambungkan
kembali.
e. Longgarkan lampu dan amati! Kencangkan kembali lampu ke dalam soketnya. Dari
hasil pengamatan, jelaskan fungsi saklar dalam rangkaian listrik !

f. Dari hasil pengamatan Anda, coba pikirkan kondisi yang diperlukan arus listrik agar
dapat mengalir dalam sebuah rangkaian! Tulis kondisi tersebut pada bagian
PENGAMATAN.
6. Hasil Pengamatan
Kapan rangkaian dikatakan tertutup?

=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Ketika saklar ditutup lampu menyala/mati, sebab?
(coret kata – kata yang tidak perlu)

=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Pembalikkan polaritas baterai berpengaruh/ tidak berpengaruh terhadap cahaya lampu
(coret kata – kata yang tidak perlu!)

=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Saklar berfungsi untuk

=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Lampu menyala/mati ketika salah satu ujung kabel dicabut, sebab
(coret kata – kata yang tidak perlu)

=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

Kondisi yang diperlukan arus untuk mengalir dalam suatu rangkaian adalah
=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
7. Kesimpulan
Tulis prinsip – prinsip yang menurut Anda paling penting yang ditemuan dalam percobaan
ini. (Prinsip adalah suatu pernyataan kebenaran umum berdasarkan perkiraan ).

=...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
LU – 2 SAKLAR SATU JALUR DAN DUA JALUR
1.Landasan Teori
Saklar tunggal adalah sebuah saklar yang hanya memiliki satu buah terminal in dan
satu terminal out saja. Saklar tunggal hanya memiliki 2 kondisi, yaitu ON dan OFF.
Saklar jenis ini sering kita pakai untuk menyalakan dan mematikan lampu.
Saklar seri adalah sebuah saklar yang merupakan gabungan dari dua saklar tunggal.
Fungsi dari saklar seri adalah untuk melanyani 2 lampu, dimana kondisi lampu bisa
beragam, misalnya satu lampu hidup dan yang lain mati, ataupun kedua lampu hidup
secara bersamaan juga bisa, karena pada dasarnya saklar ini adalah gabungan dari saklar
tunggal.
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan
koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti
senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya
adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda.
lampu merupakan beban listrik sementara baterai merupakan sumber listrik. Listrik
mengalir melalui kabel dan Saklar berguna menyambung maupun memutuskan aliran
listrik.
Lampu adalah alat untuk menerangi. Perkembangan lampu berawal dari sebuah lampu
pijar yang selalu dicari inovasi kumparan sumber cahaya yang paling efisin.. Prinsip kerja
lampu ini menggunakan sistem emisi elektron yang bergerak dari katoda menuju anoda
pada tabung lampu akan menumbuk atom-atom media gas yang ada didalam tabung
tersebut, akibat tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Sistem
pembangkitan cahaya buatan ini disebut Luminscence (berpendarnya energy cahaya luar
tabung).

2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menyusun rangkaian sederhana
yang terdiri atas dua buah lampu dan dua buah saklar dua jalur yang dapat digunakan
untuk menyalakan dan mematikan dua buah lampu berturut – turut.

3. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml Kode Nama Alat Jml
GSE 220 Baterai ukuran D 1 PEO 504 Pemegang lampu 2
PEO 505 Pemegang baterai 1 PEO 460 Jepit buaya bersokat
2
KAL 70/025- Lampu 2,5V, 0,5A 2 02
0.5 KAL 99 Kabel penghubung 6
PEO 502 Saklar SPST 1 Pensil warna (2 warna) 2
PEO 503 Saklar SPDT 1

4. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Dalam percobaan ini Anda akan belajar bagaimana menggunakan saklar salah satu kutub
dua jalur (Single Pole Double Throw, SPDT) untuk menyalakan dua buah lampu
berurutan. Untuk melakukan hal ini, susun alat – alat seperti Gambar 2.1a, yang
merupakan gambar rangkaian sebenarnya. Gambar skemanya ditunjukkan pada Gambar
2.1b. COBA ANDA PAHAMI KESAMAN GAMBAR SKEMA RANGKAIAN DAN
GAMBAR RANGKAIAN SEBENARNYA. Dalam percobaan selanjutnya hanya akan
disajikan skema rangkaiannya saja. Anda diharapkan dapat menginterpretasikan sendiri
dan dapat menyusun rangkaian sebenarnya dengan benar. Jika Anda menemukan
kesulitan, tanyakan pada guru/pembimbing Anda.

Rangkai alat sesuai Gambar 2.1


a. Pastikan bahwa saklar SPST dalam keadaan terbuka, minta guru Anda untuk
memeriksa rangkaian yang telah Anda buat.

5. Langkah – Langkah Percobaan


Bila Anda perlu menuliskan sesuatu, tulislah pada PENGAMATAN.
a. Tes rangkaian Anda, terutama saklar SPDT dan perkirakan lampu yang akan menyala
bila saklar SPST ditutup.
b. Tutup saklar SPST dan lihat apakah perkiraan Anda benar. Jika ya, jelaskan mengapa
lampu menyala. Jika tidak, jelaskan mengapa perkiraan Anda salah.
c. Gunakan skema rangkaian (Gambar 2.1a) dan satu buah pensil warna untuk menandai
rangkaian tertutup yang lampunya menyala.
d. Tekan saklar ke posisi yang lain dan amati lampu yang menyala.
e. Lakukan langkah c dengan menggunakan pensil warna yang lain.
6. Hasil Pengamatan

=....................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
7. Kesimpulan
Tuliskan hal – hal yang Anda pelajari dari percobaan ini !
=....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
LU – 3 MENYALAKAN LAMPU DARI DUA SAKLAR
1. Landasan Teori
saklar tukar banyak digunakan pada lorong-lorong sepanjang hingga tempat yang
memiliki sudut-sudut kerja yang berjauhan. Pada penggunaan sakelar tukar ini sangat
memudahkan kita karena lampu bisa dihidupkan dan dipadamkan dari dua tempat yang
letaknya berjauhan, sehingga lampu bisa dihidupkan dari ujung ruangan yang satu dan
bisa dimatikan dari ujung ruangan yang lain, demikian pula sebaiknya. Rangkaian
instalasi penerangan yang menggunakan sakelar tukar banyak dijumpai di hotel-hotel atau
di rumah penginapan maupun di lorong-lorong yang panjang. Sehingga sakelar tukar ini
dikenal juga sebagai sakelar hotel maupun sakelar lorong. Tujuan dari penggunaan
sakelar ini ialah untuk efisiensi waktu dan tenaga karena penggunaan sakelar ini sangat
praktis. Ketika lampu dalam keadaan mati maka kita bisa menghidupkan lampu
menggunakan sakelar 1 dan mematikannya menggunakan saklar 2 dan sebaliknya.
Lampu dapat dikendalikan dengan dua sakelar tukar.
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan
koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti
senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya
adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda.
Lampu adalah alat untuk menerangi. Perkembangan lampu berawal dari sebuah lampu
pijar yang selalu dicari inovasi kumparan sumber cahaya yang paling efisin.. Prinsip kerja
lampu ini menggunakan sistem emisi elektron yang bergerak dari katoda menuju anoda
pada tabung lampu akan menumbuk atom-atom media gas yang ada didalam tabung
tersebut, akibat tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Sistem
pembangkitan cahaya buatan ini disebut Luminscence (berpendarnya energy cahaya luar
tabung).

2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menyusun rangkaian yang dapat
menyalakan dan mematikan sebuah lampu dari dua tempat yang berbeda.

3. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


Kode Nama Alat Jml PEO 504 Pemegang lampu 1
GSE 220 Baterai ukuran D 1 PEO 460 Jepit buaya bersokat 2
PEO 505 Pemegang baterai 1 02
KAL 70/0/25- Lampu 2,5V, 0,5A 1 KAL 99 Kabel penghubung 5
05 Pensil warna (2 warna) 2
PEO 503 Saklar SPDT 2

4. Persiapan Percobaan
Pada percobaan ini Anda akan mempelajari susunan rangkaian yang dapat menyalakan
dan mematikan lampu dari tempat yang berbeda, seperti dari lantai bawah dan dari lantai
atas. Untuk menyusun rangkaian tersebut, sekarang Anda hanya diberikan skema
rangkaian yang diperlukan. (Gambar 3.1). Anda pikirkan sendiri bagaimana menyusun
rangkaian yang sebenarnya dengan menggunakan alat – alat yang tersedia.
a. Susun peralatan sesuai dengan skema rangkaia. Perhatikan bola lampu menyala, jika
lampu tidak menyala, tekan salah satu saklar dua jalur. Lampu akan menyala. Jika
lampu tetap tidak menyala, ini berarti ada kesalahan dalam rangkaian.
b. Periksa rangkaiannya. Bila perlu, minta bantuan guru/pembimbing Anda.

5. Langkah – Langkah Percobaan


a. Pada saat lampu menyala, gambar skema rangkaian berikut dengan posisi penghubung
saklarnya. Gambarkan arah aliran arus sepanjang rangkaian dengan menggunakan
salah satu pensil warna.
b. Tekan salah satu saklar SPDT dan amati apa yang terjadi pada lampu. Gambar skema
rangkaian berikut dengan posisi penghubung saklarnya.
c. Tekan kembali saklar yang sama dan amati apa yang terjadi pada lampu. Lampu akan
menyala kembali. Gambar kembali skema rangkaian berikut dengan posisi
penghubung saklarnya, dan gambarkan arah aliran arus sepanjang rangkaian dengan
menggunakan pensil warna yang lain.
d. Sekarang tekan kembali saklar yang lain dan amati apa yang terjadi pada lampu.
6. Pengamatan

a. .........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

b. Lampu menjadi

......................................................................................................................................... .
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

c. ......................................................................................................................................... .
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

d. Lampu menjadi

......................................................................................................................................... .
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
7. Kesimpulan
Uraikan dengan kata – kata sendiri cara kerja rangkaian tersebut dan berikan contoh di
mana bentuk rangkaian ini diterapkan.

=...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
LU – 4 Pengukuran Tegangan Voltmeter I
1. Landasan Teori
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik.
Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan sumber tegangan atau
peralataan listrik. Biasanya voltmeter digunakan untuk mengukur sumber tegangan seperti
baterai, elemen Volta, atau aki dan tegangan komponen listrik seperti resistor dan
sebagainya. voltmeter hanya terdiri dari skala penunjuk besarnya tegangan, kumparan
putar, selektor, dan penjolok positif dan negatif. Mengubah Batas Ukur Voltmeter Suatu
voltmeter DC yang sederhana dapat dibuat dengan memasang hambatan seri dengan
amperemeter.
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan
koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti
senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya
adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda.
lampu merupakan beban listrik sementara baterai merupakan sumber listrik. Listrik
mengalir melalui kabel dan Saklar berguna menyambung maupun memutuskan aliran
listrik.
saklar bisa dibilang cukup penting dalam setiap rangkaian atau perangkat elektronik.
Saklar atau sakelar merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk memutus jaringan
listrik, atau untuk menghubungkannya.
Lampu adalah alat untuk menerangi. Perkembangan lampu berawal dari sebuah lampu
pijar yang selalu dicari inovasi kumparan sumber cahaya yang paling efisin.. Prinsip kerja
lampu ini menggunakan sistem emisi elektron yang bergerak dari katoda menuju anoda
pada tabung lampu akan menumbuk atom-atom media gas yang ada didalam tabung
tersebut, akibat tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Sistem
pembangkitan cahaya buatan ini disebut Luminscence (berpendarnya energy cahaya luar
tabung).

2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggunakan voltmeter untuk
mengukur tegangan dalam suatu rangkaian melalui dua titik, dan menghubungkan baterai
secara seri.

3. Alat – alat Percobaan

4. Persiapan Percobaan
Kode Nama Alat Jml Tegangan
GSE 220 Baterai ukuran D 1 Arus listrik agar dapat mengalir dari satu
PEO 505 Pemegang baterai 1 titik ke titik yang lain dalam sebuah
KAL 70/025-05 Lampu 2,5V, 0,5A 1 penghantar, kedua titik tersebut harus
PEO 502 Saklar SPST 1
memiliki tegangan. Tegangan antara
kedua titik tersebut didefinisikan sebagai
“tekanan listrik” yang menggerakkan listrik dari titik bertekanan tinggi ke titik bertekanan
rendah. Satuan tegangan adalah volt (disingkat V).
Perlu Anda ketahui bahwa dalam kelistrikan ada dua jenis tegangan yaitu tegangan searah
(tegangan DC) dan tefangan bolak – balik (tegangan AC). Pada rangkaian tegangan DC
salah satu titik selalu memiliki tekanan listrik lebih tinggi dibanding titik yang lainnya.
Pada tegangan AC “kutub” tegangan berubah secara periodik.

Voltmeter
Untuk mengukur tegangan antara dua titik dalam sebuah rangkaian (atau komponen)
digunakan sebuah alat yang disebut voltmeter. V
adalah simbol skematik
voltmete. Kabel – kabel voltmeter (atau probe) dihubungkan antara dua titik tertentu yaitu
terminal komponen tersebut. Gambar 4.1 menunjukkan bagaimana voltmeter dihubungkan
pada komponen yang diukur. Voltmeter dihubungkan secara parallel dengan komponen.
Mengenai hubungan parallel akan Anda pelajari kemudian.

Sebagian arus masuk melalui voltmeter. Sebuah voltmeter yang baik akan melewatkan
arus sekecil mungkin. Dengan kata lain, sebuah voltmeter harus memiliki hambatan yang
besar. Mengenai hambatan akan Anda pelajari kemudian.

Pada percobaan ini, Anda akan menggunakan voltmeter digital yang merupakan bagian
dari multimeter digital. Multimeter digital adalah alat ukur listrik yang dapat mengukur
besaran – besaran listrik seperti tegangan, arus, hambatan, dan kapasitansi. Kata “Digital”
artinya bahwa pengukuran ditunjukkan dalam bentuk digit bukan ditunjukkan dalam
bentuk skala dan jarum penunjuk. Voltmeter ini memiliki hambatan yang sangat besar
sehingga arus yang melalui voltmeter dapat diabaikan.

Sebuah multimeter digital memiliki catu daya tersendiri yang ditempatkan di bagian
dalamnya. Catu daya tersebut baterai. Catu daya ini harus dinyatakan sebelum digunakan
untuk pengukuran. Multimeter akan langsung menyala setelah selektor diposisikan pada
fungsi yang dikehendaki, missal tegangan. Setelah digunakan, penting sekali
mematikannya untuk mencegah baterai agar tidak cepat habis, dengan mengembalikan
selektor ke posisi OFF. INGAT MATIKAN MULTIMETER DIGITAL SETELAH
DIGUNAKAN!

Untuk memilih antara menggunakan AC dan DC, geser selektor ke posisi yang
dikehendaki. Untuk menggunakan multimeter sebagai voltmeter, putar selektor ke batas
ukur tegangan yang sesuai yang ditandai dengan V. Kemudian masukkan probe merah
pada soket VΩ dan probe hitam pada soket COM. PROBE MERAH HARUS SELALU
DIHUBUNGKAN PADA TITIK YANG MEMILIKI TEGANGAN LEBIH TINGGI
DALAM RANGKAIAN DAN PROBE HITAM PADA TITIK DENGAN
TEGANGAN LEBIH RENDAH.

(Untuk keterangan lebih lanjut tentang bagaimana menggunakan multimeter digital, lihat
buku manualnya!)

Rangkaian
Susunlah rangkaian yang terdiri dari 1 buah baterai, 1 buah saklar dan 1 buah lampu
seperti pada skema rangkaian Gambar 4.2, yang sama dengan rangkaian sederhana yang
disusun pada Percobaan LU-1.

5. Langkah – Langkah Percobaan


Bagian I
a. Buka rangkaian (jika rangkaian belum terbuka) dengan membuka saklar. Anda
mengukur tegangan rangkaian terbuka baterai.
b. Hubungkan probe merah voltmeter ke kutub positif (+) baterai (titik P) dan probe
hitam ke kutub negatif (-) baterai (titik Q). Susunan alat – alat dapat Anda lihat pada
Gambar 4.2. Usahakan untuk memahami kesamaan skema rangkaian dan
rangkaian sebenarnya. Ingat bahwa voltmeter dihubungkan dengan dua titik P dan Q
yang akan diukur tegangannya (lihat Gambar 4.3)! Voltmeter dihubungkan parallel
dengan baterai dan lampu !
c. Perhatikan multimeter. Baca dan catat tegangan yang tampak pada layar voltmeter.
Tegangan ini merupakan “tegangan rangkaian terbuka” yang disebut juga GGL (Gaya
Gerak Listrik) baterai.
d. Ukur tegangan antara terminal – terminal lampu dengan memindahkan probe merah
dari titik P ke titik R. Baca dan catat tegangan lampu pada saat rangkaian terbuka.
Jelaskan mengapa tidak ada tegangan lampu!
e. Pindahkan kembali probe merah ke P dan tutup saklar.
Lampu akan menyala. Sekarang, rangkaian dalam keadaan tertutup dan baterai
dikatakan terbebani dengan lampu.
f. Baca tegangan dari voltmeter dan catat hasilnya pada bagian Hasil Pengamatan.
Tegangan ini adalah tegangan terminal baterai yang diberi beban.
g. Perhatikan, apakah bila pembacaan voltmeter akan berubah bila probe merah Anda
pindahkan ke R. Apakah tegangan baterai rangkaian terbuka sama degan tegangan
baterai yang terbebani ?
h. Matikan rangkaian dan voltmeter!

Hubungan seri baterai Dua buah baterai atau lebih dapat dihubungkan secara seri. Dalam
hubungan seri, kutub positif baterai yang satu dihubungkan dengan kutub negatif baterai
yang kedua dan kutub positif baterai yang kedua dihubungkan dengan kutub negatif
baterai yang ketiga dan setrusnya. Gambar 4.4 menunjukkan dua buah baterai yang
dihubungkan seri dan skemanya.

Bagian II
a. Ulangi langkah – langkah dari a sampai d pada Bagian I, akan tetapi menggunakan
dua buah baterai yang disusun seri.
b. Bandingkan tegangan terbuka (GGL) satu baterai dan 2 baterai.
c. Lakukan langkah – langkah dari e sampai h pada Bagian I.
d. Amati dan bandingkan nyala lampu dengan nyala lampu pada Bagian I.
e. Jelaskan dalam kaitannya dengan tegangan, alasan perbedaan terang lampu!
(Perhatikan spesifikasi lampu seperti yang tertera pada daftar alat dan yang tercetak
pada bagian samping lampu !)
f. Matikan rangkaian dan voltmeter.

8. Hasil Pengamatan
Bagian II
Tegangan terbuka dua buah baterai (dua buah baterai yang diserikan) =..........V
Tegangan lampu pada saat rangkaian terbuka =……….V
Tegangan lampu adalah ………. V
karena.....................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................

Tegangan baterai (dua buah yang diserikan) saat terbebani =………..V


Tegangan terbuka baterai sama/lebih besar/lebih kecil dari tegangan yang terbebani
(coret kata – kata yang tidak perlu)
GGL dua buah baterai yang diserikan kira – kira sama/dua kali/tiga kali GGL satu buah
baterai (coret kata – kata yang tidak perlu)
Lampu terlihat lenih terang bila menggunakan dua buah baterai yang diserikan karena
=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
9. Kesimpulan
Dengan kata – kata sendiri, tuliskan dua prinsip yang diperoleh dari percobaan ini
(fokuskan pada tegangan rangkaian terbuka dan tertutup baterai, dan GGL baterai yang
dihubungkan seri!)
=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

LU – 6 MENGUKUR ARUS AMMETER


1. Landasan Teori
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik. Amperemeter mempunyai
hambatan dalam yang sangat kecil, pemakaiannya harus dihubungkan secara seri pada
rangkaian yang diukur. Amperemeter yang digunakan untik mengukur kuat arus yang kecil
(dalam skala miliampere) disebut miliampermeter. Miliampermeter dapat juga dihunakan
untuk mengukur kuat arus listrik yang besar (dalam skala ampere) dengan cara
menambahkan hambatan cabang (shunt). Dengan adanya hambatan cabang (shunt) itu,
berarti miliamperemeter dapat mengukur kuat arus listrik yang melebihi batas ukurnya
(Foster, 2004).
Suatu amperemeter yang baik adalah mempunyai tahanan dalam yang kecil terhadap
tahanan-tahanan lain pada rangkaian yang akan diukur arusnya. Sedang tahanan paralel
yang akan dipasang harus kecil terhadap tahanan dalam amperemeter, atau juga tahanan
paralel tersebut bergantung pada tahanan dalam amperemeter. Jadi jika ingin menentukan
batas ukur yang tertentu, kita harus mendapatkan tahanan paralel yang sesuai. Hal ini
tidaklah mudah. Untuk mengatasi ini, maka suatu metode lain dapat dilakukan. Metode ini
dikenal dengan Ayrton Shunt. Sedangkan Amperemeter yang digunakan untuk mengukur
arus ciri-cirinya adalah sebagai berikut: pada alat ukur tertulis amperemeter,
miliamperemeter, mikroamperemeter, atau disingkat A, µA, mA dan sebagainya. Pada
setiap alat mempunyai batas uukur sendiri-sendiri, seperti 6 ampere, 3 ampere, 30 mA dan
sebagainya. Setiap amperemeter mempunyai hambatan yang tertentu dan biasanya tertulis
pada alat (Ari, 2002).
Ampermeter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi
untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar
ditambhan dengan hambatan shunt.Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya
magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan
menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar
arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya (Zemansky, 1994).

2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menggunakan ammeter untuk
mengukur arus dalam rangkaian.

3. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml Kode Nama Alat Jml


GSE 220 Baterai ukuran D 2 PEO 504 Pemegang lampu 1
PEO 505 Pemegang baterai 2 PEO 460 Jepit buaya bersokat 2
KAL 70/025-05 Lampu 2,5V, 0,5A 1 02
PEO 502 Saklar SPST 1 KAL 99 Kabel penghubung 5
GME 240 Multimeter Digital 1

4. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Ammeter
Arus listrik (arus) adalah aliran muatan listrik dlam sebuah konduktor, misalnya kawat.
Arus dihasilkan oleh perbedaan potensial listrik atau tegangan sepanjang penghantar.
Besarnya arus diukur dalam jumlah muatan listrik yang melalui luas penampang
penghantar per satuan waktu. Satuan arus adalah ampere (disingkat A).

Arus listrik diukur dengan menggunakan ammeter. A Adalah symbol


ammeter. Pada percobaan ini dan percobaan – percobaan selanjutnya, kita akan mengukur
arus DC. Arus DC adalah aru yang mengalir dalam satu arah. Kita akan menggunakan
multimetr digital untuk mengukur arus DC. Menggunakan multimeter digital sebagai
ammeter DC, pertama geser pemilih DC/AC ke DC. Kemudian putar tombol pemilih batas
ukur ke batas ukur A dan pilih batas ukur terbesar yang paling mungkin, yaitu 10A. Probe
merah (positif) harus dimasukkan ke soket (+) yang bertanda 10A, dan probe hitam
(negatif) harus dimasukkan ke soket COM.

Untuk mengukur arus yang melalui sebuah komponen, misalnya lampu, ammeter
disisipkan ke dalam rangkaian, dihubungkan seri dengan komponen yang arusnya akan
diukur (Gambar 6.1). Ingat kembali bahwa voltmeter dihubungkan parallel dengan
komponen yang tegangannya akan diukur.

Saat ammeter yang diserikan dengan komponen, ammeter haruslah tidak mempengaruhi
(menghalangi) arus. Dlam istilah listrik, ammeter harus mempunyai hambatan yang sangat
kecil.
Tentang hambatan Anda akan pelajari kemudian.

Rangkaian
a. Sebelum menyusun rangkaian, pastikan saklar dalam keadaan terbuka.
b. Hubungkan alat – alat seperti pada Gambar 6.2. Gambar sebelah kiri adalah skema,
dan sebelah kanan adalah rangkaian sebenarnya. Pastikan semua saklar dalam keadaan
terbuka.
c. Pelajari kedua diagram tersebut dan pahami kesamaan skema rangkaian dan rangkaian
sebenarnya. Ingat bahwa ammeter dihubungkan seri dengan lampu (dan dengan
baterai).
d. Pada digital multimeter, pilih DC dan batas ukur 10A.

5. Langkah - Langkah Percobaan


a. Tutup saklar rangkaian. Baca dan catat arus yang ditampilkan oleh ammeter.
Apakah Anda berpikir ada arus di bagian lain seperti antara lampu dan saklar, dan
antara saklar dan baterai ? (Catatan rangkaian itu tidak memiliki “cabang”!)
b. Periksa jawaban Anda dengan menempatkan ammeter, pertama antara lampu dan
saklar, kemudian antara saklar dan baterai. Matikan rangkaian terlebih dahulu
sebelum Anda mengubah rangkaian tersebut!
c. Tuliskan apa yang Anda temukan seputar arus dalam rangkaian yang tidak bercabang.
d. Matikan ammeter dan rangkaian !
6. Pengamatan
Pada saat ammeter ditempatkan di antara baterai dan lampu, arusnya adalah
>..................A
Pada saat ammeter ditempatkan di antara lampu dan saklar, arusnya adalah
>....................A
Pada saat ammeter ditempatkan di antara saklar dan baterai, arusnya adalah
>..................A
7. Kesimpulan
Tuliskan prinsip – prinsip penting yang anda pelajari dari percobaan ini, khususnya
mengenai besar arus di setiap bagian rangkaian yang tidak bercabang.
=..............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................. .
.............................................................................................................................................. .
.............................................................................................................................................. .
.............................................................................................................................................. .
..............................................................................................................................................

LU – 7 PENGHANTAR DAN BUKAN PENGHANTAR


1. Landasan Teori
Penghantar adalah elektron-elektron yang berada pada satu kulit shell, tertahan di
lintasan-lintasan orbitalnya karena adanya suatu gaya tarik menuju inti yang mengandung
proton-proton pembawa muatan positif dalam jumlah yang sama besarnya dengan jumlah
electron. Karena muatan-muatan yang sejenis akan saling tolak menolak dan muatan-
muatan yang berlawanan jenis akan saling tarik menarik, electron-elektron yang bermuatan
negative akan tertarik menuju proton-proton yang bermuatan positif. Prinsip yang sama
dapat diamati pada sifat tarik menarik antara dua magnet permanent, kedua kutub utara dari
magnet-magnet tersebut akan saling tolak menolak, sementara sebuah kutub utara dan
sebuah kutub selatan akan saling tarik menarik. Dengan cara yang sama, muatan-muatan
yang berbeda jenis dari electron yang negative dan proton yang positif ini akan mengalami
gaya tarik menarik. Elektron-elektron kulit terluar dari sebuah konduktor dapat dengan
mudah berpindah ke atom-atom yang bersebelahan dalam susunan atom-atom yang
membentuk substansi konduktor tersebut. Ini memungkinkan substansi tersebut untuk
menghantarkan listrik, Contoh: logam seperti tembaga, seng, perak, besi dan aluminium.
Bahan yang memiliki banyak elektron bebas sebagai pembawa muatan yang bebas bergerak
dinamakan penghantar.
Seng atau zinc (Zn) adalah logam yang paling tua dan telah digunakan oleh manusia
pada abad ke 10. seng memiliki sifat putih kebiruan, serta berkilau. selain itu seng menjadi
logam dengan suhu lebur terendah diantara logam jenis lainnya. berada pada titik 100 – 150
Derajat Celsius
Besi adalah salah satu jenis logam yang paling banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari – hari. Simbol besi yaitu (Fe) atau Ferrum dalam bahasa latin. dan memiliki nomor
atom 26. Besi menjadi salah satu jenis logam yang paling banyak bentuknya dan sangat
beragam. Ini dikarenakan jumlah besi di dunia sangat melimpah. Pengolahannya yang
mudah dan murah menjadikan besi memiliki banyakan sisi positif. Sayangnya besi mudah
mengalami korosi.
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu
dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum. Tembaga merupakan
konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat
sekali.
Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan muatan
listrik. Dalam bahan isolator valensi elektronnya terikat kuat pada atom-atomnya. Bahan-
bahan ini dipergunakan dalam alat-alat elektronik sebagai isolator, atau penghambat
mengalirnya arus listrik. Isolator berguna pula sebagai penopang beban atau pemisah antara
konduktor tanpa membuat adanya arus mengalir ke luar atau atara konduktor. Istilah ini
juga dipergunakan untuk menamai alat yang digunakan untuk menyangga kabel transmisi
listrik pada tiang listrik . Beberapa bahan, seperti kaca, kertas, atau Teflon merupakan
bahan isolator yang sangat bagus. Beberapa bahan sintetis masih cukup bagus dipergunakan
sebagai isolator kabel. Contohnya plastik atau karet. Bahan- bahan ini dipilih sebagai
isolator kabel karena lebih mudah dibentuk diproses sementara masih bisa menyumbat
aliran listrik pada voltase menengah ratusan.

2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat membedakan penghantar dan bukan
penghantar berdasarkan percobaan.

3. Alat – alat Percobaan

Kode Nama Alat Jml


GSE 220 Baterai ukuran D 2 4. Pengantar dan Persiapan Percobaan
PEO 505 Pemegang baterai 2 Penghantar dan Bukan Penghantar
KAL 70/025- Lampu 2,5V, 0,5A Penghantar atau konduktor adalah sebuah
1
05 bahan yang dapat menhantarkan listrik
PEO 502 Saklar SPST 1 dengan mudah. Bukan penghantar atau
PEO 504 Pemegang Lampu 1 non-konduktor (insulator) adalah bahan
PEO 460 02 Jepit buaya bersoket 2
yang tidak dapat menghantarkan listrik
dengan mudah. Tidak ada bahan non-
konduktor yang sempurna. Banyak bahan
yang dapat menghantarkan listrik dengan tegangan listrik yang cukup besar. Tapi pada
percobaan ini hanya menggunakan tegangan biasa, tegangan kecil, dengan menggunakan
beberapa buah baterai.

Untuk membuktikan apakah sebuah bahan menghantarkan listrik atau tidak, kita dapat
menaruh bahan tersebut ke dalam rangkaian sehingga membentuk rangkaian tertutup, dan
memperhatikan arus yang mengalir dalam rangkaian. Untuk mengetahui adanya arus, kita
dapat menggunakan sebuah lampu. Jika lampu menyala, dapat disimpulkan bahwa arus
mengalir dalam rangkaian. Jika arus mengalir, berarti bahan tersebut adalah penghantar.
Karena lampu tidak dapat menyala bila arus yang mengalir terlalu kecil, Anda harus tahu
bahwa cara ini kurang begitu sensitif.
Dapatkah Anda menyarankan metoda yang sensitif dengan menggunakan alat – alat yang
tersedia di dalam KIT ini ?

Rangkaian
a. Dengan saklar dalam keadaan terbuka, susunlah rangkaian seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar 7.1. Gambar sebelah kiri adalah skema rangkaiannnya dan sebelah
kanan adalah rangkaian sebenarnya. Coba pahami kesamaan kedua gambar
tersebut!
b. Pasang jepit buaya pada kotak penghubungdengan memasukkannya ke dalam soket.
c. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat!

5. Langkah – Langkah Percobaan


a. Tutup saklar dan amati lampu. Menyalakah lampu ? Jelaskan mengapa!
b. Buka saklar dan jepit satu batang bahan diantara kedua buat jepit buaya.
c. Tutup rangkaian dan amati lampu.
d. Catat pengamatan Anda ke dalam Tabel 7.1.
e. Ulangi langkah – langkah dari b sampai d untuk setiap batang bahan yang tersedia!
f. Setelah semua bahan – bahan yang tersedia diselidiki, buka saklar!
g. Kelompokkan bahan – bahan ke dalam dua kelompok, penghantar dan bukan
penghantar ke dalam Tabel 7.2.
h. Perhatikan secara seksama setiap kelompok dan amati, bila mungkin, klasifikasikan
setiap kelompok ke dalam satu jenis bahan.

6. Pengamatan
Lampu menyala/tidak menyala (coret kata – kata yang tidak perlu)
karena………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………
………………………
Tabel 7.1
Bahan Lampu
( )
( )
( )
Pada kolom “Lampu” tandai dengan (+) apabila lampu menyala, tandai dengan (-) apabila
lampu tidak menyala.

Tabel 7.2
Penghantar Bukan Penghantar

Penghantar adalah……………….………………………………………………………………
......................................................................................................................................................
.... ................................................................................................................................................

Bukan penghanta radalah…….…………………………………………………………………


......................................................................................................................................................
.... ................................................................................................................................................
7. Kesimpulan
Tuliskan prinsip – prinsip penting yang Anda temukan dari percobaan ini!
=...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
................................................................................................................................................

LU – 10 HUKUM OHM
1. Landasan Teori
Hukum ohm merupakan salah satu dasar ilmu elektronika yang wajib dipelajari oleh para
engineer elektronika. Saat di bangku sekolah, hukum ohm ada dalam mata pelajaran Fisika.
Hukum ini memberikan pernyataan hubungan antara arus listrik (I), tegangan (V), dan
hambatan (R).
Hukum ohm juga dikenal dengan istilah Ohm’s Laws yang pertama kali diperkenalkan di
tahun 1825 oleh seorang fisikawan asal Jerman, yaitu Georg Simon Ohm. Hukum ohm
berbunyi: “Besarnya arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau konduktor
akan berbanding lurus dengan beda potensial/tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.
V=I/R
Di mana: I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam
satuan ohm.

2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami hubungan antara tegangan
dan arus dalam suatu penghantar (Hukum Ohm).

3. Alat – alat Percobaan


Kode Nama Alat Jml
Kode Nama Alat Jml PEO Resistor 100 Ω, 5W
1
KAL 60/5A Catu daya 1 359 02
PEO 502 Saklar SPST 1 GME Multimeter digital
KAL 99 Kabel penghubung 6 2
240
PEO 359 01 Resistor 50 Ω, 5W 1 Kertas mm (tidak tersedia) 1

4. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Arus dalam sebuah penghantar ditimbulkan oleh adanya tegangan (tekanan listrik) yang
melalui penghantar. Dengan kata lain, arus ditimbulkan oleh tegangan. Dengan demikian
dalam sebuah konduktor ada hubungan antara tegangan (V) dan arus(I). Tujuan percobaan
ini menemukan hubungan tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan (variasi)
tegangan melalui “penghantar” yang disebut resistor dan mengukur arus yang ditimbulkan
untuk setiap tegangan yang digunakan. Mengenai resistor dan resistansi Anda akan
pelajari kemudian.

Dengan mengubah – ubah tegangan, kita dapatkan arus setiap nilai tegangan. Untuk
mencapai hal tersebut, kita harus mengukur pasangan tegangan V dan arus I. Hal itu dapat
dilakukan dengan memparalelkan voltmeter dengan resistor, dan menghubungkan
ammeter dan resistor secara seri. Lihat skema pada Gambar 10.1!
Rangkaian
a. Pastikan saklar catu daya dan saklar rangkaian dalam keadaan terbuka.
b. Susun rangkaian seperti dalam Gambar 10.1. Gambar skema di atas dan gambar
rangkaian sebenarnya di bagian bawahnya. Coba pahami kesamaan skema dan
rangkaian sebenarnya.
c. Atur multimeter yang dihubungkan seri dengan resistor menjadi ammeter dengan batas
uku 10A DC.
d. Atur multimeter yang dihubungkan parallel dengan resistor menjadi ammeter dengan
batas uku 20A DC.
e. Periksa kembali rangkaian. Minta guru/pembimbing Anda untuk memeriksa rangkaian
yang Anda buat.

5. Langkah – Langkah Percobaan


Bagian I
a. Pilih 2V tegangan keluaran catu daya.
Ini berarti bahwa tegangan keluaran catu daya mendekati 2V (tidak tepat 2V).
b. Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian.
c. Baca tegangan resistor dan arus yang melalui resistor tersebut.
Bila tidak ada tegangan dan atau arus yang ditampilkan alat ukur, pilih batas ukur
tegangan dan atau arus yang lebih kecil. Bila masih tetap tidak ada arus dan tegangan,
periksa kembali rangkaiannya. Bila perlu, konsultasikan dengan guru/pembimbing
Anda.
d. Catat V dan I pada Tabel 10.1.
e. Tutup saklar rangkaian dan matikan catu daya.
f. Pilih 4V pada tegangan keluaran catu daya untuk menaikkan tegangan di R menjadi
ssekitar 4V.
g. Ulangi langkah – langkah c sampai f. Bila perlu, ubah batas ukur voltmeter dan
ammeter sehingga pembacaannya menjadi lebih baik.
h. Matikan kedua buah saklar (saklar rangkaian dan catu daya).
i. Ulangi langkah – langkah g sampai I untuk nilai V yang lain yang ada pada catu daya.
Anda akan mendapatkan setidaknya 6 pasang nilai V dan I.
j. Sentuh resistor dengan jari Anda untuk mengetahui apakah resistor dingin, hangat
atau panas (gunakan pendapat anda untuk memutuskannya, dingin, hangat, atau
panas).
k. Perhatikan dengan seksama nilai V dan I pada Tabel dan lihat apakah Anda dapat
menemukan “pola” pada nilai V dan I. Apa yang terjadi pada nilai I bila V
dinaikkan? Apakah tetap sama, menurun, atau meningkat?
l. Hitung untuksetiap pasangan V dan I dan catat hasilnya pada Tabel 10.1.
m. Uji nilai !
Apa yang dapat Anda katakan mengenai nilai ? apakah nilai – nilai tersebut
berbeda satu dengan yang lainnya, hampir sama atau sama ?

n. Gunakan selembar kertas millimeter blok untuk merajah grafik V terhadap I. katakana
(tulis) pendapat Anda mengenai grafik tersebut, apakah mendekati garis lengkung
(kurva) atau garis lurus.

Bagian II
a. Ganti resistor 100Ω dengan resistor 50Ω.
b. Lakukan langkah – langkah seperti pada Bagian I da nisi Tabel 10.2!

Bagian III
Bagian ini bukan merupakan percobaan, tetapi sebagai tindak lanjut percobaan Bagian I
dan II. Sebelum melanjutkan, baca sekilas sub judul HUKUM OHM. Kemudian jawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :

a. Apakah masing – masing hambatan dari kedua buah resistor yang digunakan pada
percobaan ini sesuai dengan data yang diperoleh dalam percobaan ini?
b. Berapa persenkah perbedaan antara nilai hambatan yang Anda peroleh dalam
percobaan ini dengan nilai resistor yang tercetak pada kotaknya? Menurut Anda
apakah perbedaan tersebut besar, kecil, atau tidak ada. Apa pendapat Anda?
c. Yang manakah nilai yang paling tepat yang Anda peroleh dari percobaan atau yang
tercetak pada resistor? Jelaskan jawaban Anda!

6. Hasil Pengamatan
Bagian I
Tabel 10.1 No. V (Volt) I (ampere) R = V/I
1.
2.
3.

Pada saat V menaik, I menurun,/tetap/menaik (coret kata – kata yang salah).


Nilai – nilai hampir sama sama antara satu dengan yang lainnya ( coret kata-kata yang
salah ). Gunakan pendapat anda untuk menentukan kata yang mana yang paling sesuai!

Bagian II No. V (Volt) I (ampere) R = V/I


Tabel 10.1 1.
2.
3.

Pada saat V menaik, , I menurun,/tetap/menaik (coret kata – kata yang salah).


Nilai – nilai berbeda jauh antara satu dengan yang lainnya ( coret kata-kata yang salah
). Gunakan pendapat anda untuk menentukan kata yang mana yang paling sesuai!

Bagian III
Berdasarkan data yang diperoleh dalam percobaan ini, hambatan resistor 100Ω dan 50Ω
berturut – turut adalah……….. Ω untuk 50 Ω dan……….. Ω untuk 100 Ω.
7. Kesimpulan dan Saran
Jika percobaan sudah dilakukan dengan teliti dan resistor – resistor tidak panas, akan
diperoleh sebagai berikut :
a. l naik pada saat v naik
b. Hamper sama untuk resistor yang sama, atau membesar sedikit bila resistor panas.

c. Gravik V terhadao l adalah garis lurus, atau sedikit bengkok pada bagian ujung bila
resistor panas
Hukum Ohm
Hubungan antara V dan I pertama kali diselidiki oleh fisikawan Jerman yang bernama
George Simon Ohm (1787 – 1854), yang menemukan bahwa tetap selama suhu
penghantar tetap. Dalam bentuk
matematik, pernyataan ini dapat dituliskan seperti :
= R.……………….……………………………..(10.1)

Atau,
V = IR …………………….…………………………(10.1a)
Dengan R adalah konstan. Bila V tetap, menaikkan nilai R akan menurunkan I. Karena
alasan ini, R disebut hambatan penghantar. Seperti dapat disimpulkan dari persamaan
(10.1), satuan hambatan adalah volt/ampere, atau V/A, yang sering disebut ohm (simbol
Ω). Sebuah penghantar yang dibuat dengan nilai R tertentu disebut resistor.
Berdasarkan persamaan (10.1), hambatan sebuah penghantar dapat didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan dan arus yang melewati penghantar tersebut.
Persamaan (10.1) dan (10.1a) adalah “singkatan” (penyederhanaan) bentuk dari hokum
yang sangat penting dalam kelistrikan dan itu adalah hokum Ohm,yang dinyatakan dalam
dua bentuk.
Perbandingan antara tegangan dan arus dalam sebuah penghantar yang suhunya tetap
adalah tetap.
Atau,
Arus dalam sebuah penghantar yang bersuhu tetap, sebanding dengan tegangan

DAFTAR PUSTAKA
https://elektro.uma.ac.id/2021/03/05/rangkaian-listrik-sederhana-seri-paralel-campuran/

https://puguhoke20.blogspot.com

http://blog.unnes.ac.id/riset/2015/10/16/pemasangan-satu-lampu-yang-dikontrol-oleh-dua-
sakelar-tukar/

https://docplayer.info/amp/63129781-Makalah-pengukuran-listrik-voltmeter.html

https://www.academia.edu/38807159/Amperemeter

https://text-id.123dok.com/document/4yroogvjy-penghantar-bukan-penghantar-
isolator.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm

Anda mungkin juga menyukai