1. Landasan Teori
Rangkaian listrik dapat diartikan sebagai sebuah jalur atau lintasan yang dialirin
electron dari sumber voltase atau muatan listrik. Sebuah elektron dapat mengalir dari
material penghantar arus listrik yang disebut dengan konduktor. Sehingga kabel yang
digunakan pada rangkaian listrik untuk mentransfer arus listrik terbuat dari bahan
tembaga.
Tempat sebuah elektron masuk ke dalam rangkaian listrik disebut dengan sumber listrik.
Sementara setiap benda yang menggunakan listrik untuk pengoperasiannya dinamakan
sebagai beban listrik. Rangkaian dapat dialiri arus listrik jika : 1) Adanya sumber tegangan
untuk membuat arus listrik. 2) Adanya beban listrik yang di supply sumber tegangan.
3)Merupakan rangkaian tertutup.
Rangkaian Tertutup : Rangkaian dengan bola lampu yang menyala dan saklar dalam
keadaan tertutup.
Rangkaian Terbuka : Rangkaian dengan saklar terbuka dan bola lampu tidak akan menyala
Umumnya Rangkaian listrik sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu rangkaian seri
dan rangkaian paralel. Namun, ada juga kombinasi dari kedua jenis rangkaian listrik
tersebut yang biasa dinamakan rangkaian campuran.
Perbedaan mendasar dari rangkaian listrik yaitu pada cara merangkainya. Pada rangkaian
seri dirangkai secara sejajar, rangkaian listrik paralel dirangkai secara bercabang
sedangkan pada rangkaian campuran merupakan kombinasi keduanya.
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan
koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti
senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya
adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda.
lampu merupakan beban listrik sementara baterai merupakan sumber listrik. Listrik
mengalir melalui kabel dan Saklar berguna menyambung maupun memutuskan aliran
listrik.
Lampu adalah alat untuk menerangi. Perkembangan lampu berawal dari sebuah lampu
pijar yang selalu dicari inovasi kumparan sumber cahaya yang paling efisin.. Prinsip kerja
lampu ini menggunakan sistem emisi elektron yang bergerak dari katoda menuju anoda
pada tabung lampu akan menumbuk atom-atom media gas yang ada didalam tabung
tersebut, akibat tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Sistem
pembangkitan cahaya buatan ini disebut Luminscence (berpendarnya energy cahaya luar
tabung).
2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat memahami pengertian rangkaian
tertutup dan dapat membuat rangkaian sederhana yang tersusun dari sebuah lampu, sebuah
catu daya (baterai) dan sebuah saklar.
b. Gunakan pensil untuk menggambar tanda anak panah pada diagram rangkaian yang
menunjukkan arah arus listrik pada setiap bagian rangkaian, di luar dan di dalam
baterai (jika Anda berpikir arus mengalir di dalam baterai).
c. Buka saklar rangkaian dan balikkan hubungan baterai dengan rangkaian (balikkan
polaritas baterai). Tutup kembali saklar dan amati lampu. Apakah pembalikkan
polaritas baterai membuat nyala lampu bebeda? Tulis hasil oengamatan Anda !
d. Buka rangkaian dengan membuka saklar dan tutup kembali sehingga lampu kembali
menyala. Ketika mengamati lampu, cabut salah satu ujung kabel dan sambungkan
kembali.
e. Longgarkan lampu dan amati! Kencangkan kembali lampu ke dalam soketnya. Dari
hasil pengamatan, jelaskan fungsi saklar dalam rangkaian listrik !
f. Dari hasil pengamatan Anda, coba pikirkan kondisi yang diperlukan arus listrik agar
dapat mengalir dalam sebuah rangkaian! Tulis kondisi tersebut pada bagian
PENGAMATAN.
6. Hasil Pengamatan
Kapan rangkaian dikatakan tertutup?
=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Ketika saklar ditutup lampu menyala/mati, sebab?
(coret kata – kata yang tidak perlu)
=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Pembalikkan polaritas baterai berpengaruh/ tidak berpengaruh terhadap cahaya lampu
(coret kata – kata yang tidak perlu!)
=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Saklar berfungsi untuk
=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Lampu menyala/mati ketika salah satu ujung kabel dicabut, sebab
(coret kata – kata yang tidak perlu)
=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Kondisi yang diperlukan arus untuk mengalir dalam suatu rangkaian adalah
=..............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
7. Kesimpulan
Tulis prinsip – prinsip yang menurut Anda paling penting yang ditemuan dalam percobaan
ini. (Prinsip adalah suatu pernyataan kebenaran umum berdasarkan perkiraan ).
=...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
LU – 2 SAKLAR SATU JALUR DAN DUA JALUR
1.Landasan Teori
Saklar tunggal adalah sebuah saklar yang hanya memiliki satu buah terminal in dan
satu terminal out saja. Saklar tunggal hanya memiliki 2 kondisi, yaitu ON dan OFF.
Saklar jenis ini sering kita pakai untuk menyalakan dan mematikan lampu.
Saklar seri adalah sebuah saklar yang merupakan gabungan dari dua saklar tunggal.
Fungsi dari saklar seri adalah untuk melanyani 2 lampu, dimana kondisi lampu bisa
beragam, misalnya satu lampu hidup dan yang lain mati, ataupun kedua lampu hidup
secara bersamaan juga bisa, karena pada dasarnya saklar ini adalah gabungan dari saklar
tunggal.
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan
koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti
senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya
adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda.
lampu merupakan beban listrik sementara baterai merupakan sumber listrik. Listrik
mengalir melalui kabel dan Saklar berguna menyambung maupun memutuskan aliran
listrik.
Lampu adalah alat untuk menerangi. Perkembangan lampu berawal dari sebuah lampu
pijar yang selalu dicari inovasi kumparan sumber cahaya yang paling efisin.. Prinsip kerja
lampu ini menggunakan sistem emisi elektron yang bergerak dari katoda menuju anoda
pada tabung lampu akan menumbuk atom-atom media gas yang ada didalam tabung
tersebut, akibat tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Sistem
pembangkitan cahaya buatan ini disebut Luminscence (berpendarnya energy cahaya luar
tabung).
2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menyusun rangkaian sederhana
yang terdiri atas dua buah lampu dan dua buah saklar dua jalur yang dapat digunakan
untuk menyalakan dan mematikan dua buah lampu berturut – turut.
=....................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
7. Kesimpulan
Tuliskan hal – hal yang Anda pelajari dari percobaan ini !
=....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
LU – 3 MENYALAKAN LAMPU DARI DUA SAKLAR
1. Landasan Teori
saklar tukar banyak digunakan pada lorong-lorong sepanjang hingga tempat yang
memiliki sudut-sudut kerja yang berjauhan. Pada penggunaan sakelar tukar ini sangat
memudahkan kita karena lampu bisa dihidupkan dan dipadamkan dari dua tempat yang
letaknya berjauhan, sehingga lampu bisa dihidupkan dari ujung ruangan yang satu dan
bisa dimatikan dari ujung ruangan yang lain, demikian pula sebaiknya. Rangkaian
instalasi penerangan yang menggunakan sakelar tukar banyak dijumpai di hotel-hotel atau
di rumah penginapan maupun di lorong-lorong yang panjang. Sehingga sakelar tukar ini
dikenal juga sebagai sakelar hotel maupun sakelar lorong. Tujuan dari penggunaan
sakelar ini ialah untuk efisiensi waktu dan tenaga karena penggunaan sakelar ini sangat
praktis. Ketika lampu dalam keadaan mati maka kita bisa menghidupkan lampu
menggunakan sakelar 1 dan mematikannya menggunakan saklar 2 dan sebaliknya.
Lampu dapat dikendalikan dengan dua sakelar tukar.
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan
koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti
senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya
adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda.
Lampu adalah alat untuk menerangi. Perkembangan lampu berawal dari sebuah lampu
pijar yang selalu dicari inovasi kumparan sumber cahaya yang paling efisin.. Prinsip kerja
lampu ini menggunakan sistem emisi elektron yang bergerak dari katoda menuju anoda
pada tabung lampu akan menumbuk atom-atom media gas yang ada didalam tabung
tersebut, akibat tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Sistem
pembangkitan cahaya buatan ini disebut Luminscence (berpendarnya energy cahaya luar
tabung).
2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menyusun rangkaian yang dapat
menyalakan dan mematikan sebuah lampu dari dua tempat yang berbeda.
4. Persiapan Percobaan
Pada percobaan ini Anda akan mempelajari susunan rangkaian yang dapat menyalakan
dan mematikan lampu dari tempat yang berbeda, seperti dari lantai bawah dan dari lantai
atas. Untuk menyusun rangkaian tersebut, sekarang Anda hanya diberikan skema
rangkaian yang diperlukan. (Gambar 3.1). Anda pikirkan sendiri bagaimana menyusun
rangkaian yang sebenarnya dengan menggunakan alat – alat yang tersedia.
a. Susun peralatan sesuai dengan skema rangkaia. Perhatikan bola lampu menyala, jika
lampu tidak menyala, tekan salah satu saklar dua jalur. Lampu akan menyala. Jika
lampu tetap tidak menyala, ini berarti ada kesalahan dalam rangkaian.
b. Periksa rangkaiannya. Bila perlu, minta bantuan guru/pembimbing Anda.
a. .........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
b. Lampu menjadi
......................................................................................................................................... .
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
c. ......................................................................................................................................... .
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
d. Lampu menjadi
......................................................................................................................................... .
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
7. Kesimpulan
Uraikan dengan kata – kata sendiri cara kerja rangkaian tersebut dan berikan contoh di
mana bentuk rangkaian ini diterapkan.
=...............................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
................................................................................................................................................
LU – 4 Pengukuran Tegangan Voltmeter I
1. Landasan Teori
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik.
Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan sumber tegangan atau
peralataan listrik. Biasanya voltmeter digunakan untuk mengukur sumber tegangan seperti
baterai, elemen Volta, atau aki dan tegangan komponen listrik seperti resistor dan
sebagainya. voltmeter hanya terdiri dari skala penunjuk besarnya tegangan, kumparan
putar, selektor, dan penjolok positif dan negatif. Mengubah Batas Ukur Voltmeter Suatu
voltmeter DC yang sederhana dapat dibuat dengan memasang hambatan seri dengan
amperemeter.
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan
koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti
senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya
adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda.
lampu merupakan beban listrik sementara baterai merupakan sumber listrik. Listrik
mengalir melalui kabel dan Saklar berguna menyambung maupun memutuskan aliran
listrik.
saklar bisa dibilang cukup penting dalam setiap rangkaian atau perangkat elektronik.
Saklar atau sakelar merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk memutus jaringan
listrik, atau untuk menghubungkannya.
Lampu adalah alat untuk menerangi. Perkembangan lampu berawal dari sebuah lampu
pijar yang selalu dicari inovasi kumparan sumber cahaya yang paling efisin.. Prinsip kerja
lampu ini menggunakan sistem emisi elektron yang bergerak dari katoda menuju anoda
pada tabung lampu akan menumbuk atom-atom media gas yang ada didalam tabung
tersebut, akibat tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Sistem
pembangkitan cahaya buatan ini disebut Luminscence (berpendarnya energy cahaya luar
tabung).
2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menggunakan voltmeter untuk
mengukur tegangan dalam suatu rangkaian melalui dua titik, dan menghubungkan baterai
secara seri.
4. Persiapan Percobaan
Kode Nama Alat Jml Tegangan
GSE 220 Baterai ukuran D 1 Arus listrik agar dapat mengalir dari satu
PEO 505 Pemegang baterai 1 titik ke titik yang lain dalam sebuah
KAL 70/025-05 Lampu 2,5V, 0,5A 1 penghantar, kedua titik tersebut harus
PEO 502 Saklar SPST 1
memiliki tegangan. Tegangan antara
kedua titik tersebut didefinisikan sebagai
“tekanan listrik” yang menggerakkan listrik dari titik bertekanan tinggi ke titik bertekanan
rendah. Satuan tegangan adalah volt (disingkat V).
Perlu Anda ketahui bahwa dalam kelistrikan ada dua jenis tegangan yaitu tegangan searah
(tegangan DC) dan tefangan bolak – balik (tegangan AC). Pada rangkaian tegangan DC
salah satu titik selalu memiliki tekanan listrik lebih tinggi dibanding titik yang lainnya.
Pada tegangan AC “kutub” tegangan berubah secara periodik.
Voltmeter
Untuk mengukur tegangan antara dua titik dalam sebuah rangkaian (atau komponen)
digunakan sebuah alat yang disebut voltmeter. V
adalah simbol skematik
voltmete. Kabel – kabel voltmeter (atau probe) dihubungkan antara dua titik tertentu yaitu
terminal komponen tersebut. Gambar 4.1 menunjukkan bagaimana voltmeter dihubungkan
pada komponen yang diukur. Voltmeter dihubungkan secara parallel dengan komponen.
Mengenai hubungan parallel akan Anda pelajari kemudian.
Sebagian arus masuk melalui voltmeter. Sebuah voltmeter yang baik akan melewatkan
arus sekecil mungkin. Dengan kata lain, sebuah voltmeter harus memiliki hambatan yang
besar. Mengenai hambatan akan Anda pelajari kemudian.
Pada percobaan ini, Anda akan menggunakan voltmeter digital yang merupakan bagian
dari multimeter digital. Multimeter digital adalah alat ukur listrik yang dapat mengukur
besaran – besaran listrik seperti tegangan, arus, hambatan, dan kapasitansi. Kata “Digital”
artinya bahwa pengukuran ditunjukkan dalam bentuk digit bukan ditunjukkan dalam
bentuk skala dan jarum penunjuk. Voltmeter ini memiliki hambatan yang sangat besar
sehingga arus yang melalui voltmeter dapat diabaikan.
Sebuah multimeter digital memiliki catu daya tersendiri yang ditempatkan di bagian
dalamnya. Catu daya tersebut baterai. Catu daya ini harus dinyatakan sebelum digunakan
untuk pengukuran. Multimeter akan langsung menyala setelah selektor diposisikan pada
fungsi yang dikehendaki, missal tegangan. Setelah digunakan, penting sekali
mematikannya untuk mencegah baterai agar tidak cepat habis, dengan mengembalikan
selektor ke posisi OFF. INGAT MATIKAN MULTIMETER DIGITAL SETELAH
DIGUNAKAN!
Untuk memilih antara menggunakan AC dan DC, geser selektor ke posisi yang
dikehendaki. Untuk menggunakan multimeter sebagai voltmeter, putar selektor ke batas
ukur tegangan yang sesuai yang ditandai dengan V. Kemudian masukkan probe merah
pada soket VΩ dan probe hitam pada soket COM. PROBE MERAH HARUS SELALU
DIHUBUNGKAN PADA TITIK YANG MEMILIKI TEGANGAN LEBIH TINGGI
DALAM RANGKAIAN DAN PROBE HITAM PADA TITIK DENGAN
TEGANGAN LEBIH RENDAH.
(Untuk keterangan lebih lanjut tentang bagaimana menggunakan multimeter digital, lihat
buku manualnya!)
Rangkaian
Susunlah rangkaian yang terdiri dari 1 buah baterai, 1 buah saklar dan 1 buah lampu
seperti pada skema rangkaian Gambar 4.2, yang sama dengan rangkaian sederhana yang
disusun pada Percobaan LU-1.
Hubungan seri baterai Dua buah baterai atau lebih dapat dihubungkan secara seri. Dalam
hubungan seri, kutub positif baterai yang satu dihubungkan dengan kutub negatif baterai
yang kedua dan kutub positif baterai yang kedua dihubungkan dengan kutub negatif
baterai yang ketiga dan setrusnya. Gambar 4.4 menunjukkan dua buah baterai yang
dihubungkan seri dan skemanya.
Bagian II
a. Ulangi langkah – langkah dari a sampai d pada Bagian I, akan tetapi menggunakan
dua buah baterai yang disusun seri.
b. Bandingkan tegangan terbuka (GGL) satu baterai dan 2 baterai.
c. Lakukan langkah – langkah dari e sampai h pada Bagian I.
d. Amati dan bandingkan nyala lampu dengan nyala lampu pada Bagian I.
e. Jelaskan dalam kaitannya dengan tegangan, alasan perbedaan terang lampu!
(Perhatikan spesifikasi lampu seperti yang tertera pada daftar alat dan yang tercetak
pada bagian samping lampu !)
f. Matikan rangkaian dan voltmeter.
8. Hasil Pengamatan
Bagian II
Tegangan terbuka dua buah baterai (dua buah baterai yang diserikan) =..........V
Tegangan lampu pada saat rangkaian terbuka =……….V
Tegangan lampu adalah ………. V
karena.....................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat menggunakan ammeter untuk
mengukur arus dalam rangkaian.
Untuk mengukur arus yang melalui sebuah komponen, misalnya lampu, ammeter
disisipkan ke dalam rangkaian, dihubungkan seri dengan komponen yang arusnya akan
diukur (Gambar 6.1). Ingat kembali bahwa voltmeter dihubungkan parallel dengan
komponen yang tegangannya akan diukur.
Saat ammeter yang diserikan dengan komponen, ammeter haruslah tidak mempengaruhi
(menghalangi) arus. Dlam istilah listrik, ammeter harus mempunyai hambatan yang sangat
kecil.
Tentang hambatan Anda akan pelajari kemudian.
Rangkaian
a. Sebelum menyusun rangkaian, pastikan saklar dalam keadaan terbuka.
b. Hubungkan alat – alat seperti pada Gambar 6.2. Gambar sebelah kiri adalah skema,
dan sebelah kanan adalah rangkaian sebenarnya. Pastikan semua saklar dalam keadaan
terbuka.
c. Pelajari kedua diagram tersebut dan pahami kesamaan skema rangkaian dan rangkaian
sebenarnya. Ingat bahwa ammeter dihubungkan seri dengan lampu (dan dengan
baterai).
d. Pada digital multimeter, pilih DC dan batas ukur 10A.
2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan siswa diharapkan dapat membedakan penghantar dan bukan
penghantar berdasarkan percobaan.
Untuk membuktikan apakah sebuah bahan menghantarkan listrik atau tidak, kita dapat
menaruh bahan tersebut ke dalam rangkaian sehingga membentuk rangkaian tertutup, dan
memperhatikan arus yang mengalir dalam rangkaian. Untuk mengetahui adanya arus, kita
dapat menggunakan sebuah lampu. Jika lampu menyala, dapat disimpulkan bahwa arus
mengalir dalam rangkaian. Jika arus mengalir, berarti bahan tersebut adalah penghantar.
Karena lampu tidak dapat menyala bila arus yang mengalir terlalu kecil, Anda harus tahu
bahwa cara ini kurang begitu sensitif.
Dapatkah Anda menyarankan metoda yang sensitif dengan menggunakan alat – alat yang
tersedia di dalam KIT ini ?
Rangkaian
a. Dengan saklar dalam keadaan terbuka, susunlah rangkaian seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar 7.1. Gambar sebelah kiri adalah skema rangkaiannnya dan sebelah
kanan adalah rangkaian sebenarnya. Coba pahami kesamaan kedua gambar
tersebut!
b. Pasang jepit buaya pada kotak penghubungdengan memasukkannya ke dalam soket.
c. Periksa kembali rangkaian yang baru saja Anda buat!
6. Pengamatan
Lampu menyala/tidak menyala (coret kata – kata yang tidak perlu)
karena………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………
………………………
Tabel 7.1
Bahan Lampu
( )
( )
( )
Pada kolom “Lampu” tandai dengan (+) apabila lampu menyala, tandai dengan (-) apabila
lampu tidak menyala.
Tabel 7.2
Penghantar Bukan Penghantar
Penghantar adalah……………….………………………………………………………………
......................................................................................................................................................
.... ................................................................................................................................................
LU – 10 HUKUM OHM
1. Landasan Teori
Hukum ohm merupakan salah satu dasar ilmu elektronika yang wajib dipelajari oleh para
engineer elektronika. Saat di bangku sekolah, hukum ohm ada dalam mata pelajaran Fisika.
Hukum ini memberikan pernyataan hubungan antara arus listrik (I), tegangan (V), dan
hambatan (R).
Hukum ohm juga dikenal dengan istilah Ohm’s Laws yang pertama kali diperkenalkan di
tahun 1825 oleh seorang fisikawan asal Jerman, yaitu Georg Simon Ohm. Hukum ohm
berbunyi: “Besarnya arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau konduktor
akan berbanding lurus dengan beda potensial/tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.
V=I/R
Di mana: I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam
satuan ohm.
2. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan memahami hubungan antara tegangan
dan arus dalam suatu penghantar (Hukum Ohm).
Dengan mengubah – ubah tegangan, kita dapatkan arus setiap nilai tegangan. Untuk
mencapai hal tersebut, kita harus mengukur pasangan tegangan V dan arus I. Hal itu dapat
dilakukan dengan memparalelkan voltmeter dengan resistor, dan menghubungkan
ammeter dan resistor secara seri. Lihat skema pada Gambar 10.1!
Rangkaian
a. Pastikan saklar catu daya dan saklar rangkaian dalam keadaan terbuka.
b. Susun rangkaian seperti dalam Gambar 10.1. Gambar skema di atas dan gambar
rangkaian sebenarnya di bagian bawahnya. Coba pahami kesamaan skema dan
rangkaian sebenarnya.
c. Atur multimeter yang dihubungkan seri dengan resistor menjadi ammeter dengan batas
uku 10A DC.
d. Atur multimeter yang dihubungkan parallel dengan resistor menjadi ammeter dengan
batas uku 20A DC.
e. Periksa kembali rangkaian. Minta guru/pembimbing Anda untuk memeriksa rangkaian
yang Anda buat.
n. Gunakan selembar kertas millimeter blok untuk merajah grafik V terhadap I. katakana
(tulis) pendapat Anda mengenai grafik tersebut, apakah mendekati garis lengkung
(kurva) atau garis lurus.
Bagian II
a. Ganti resistor 100Ω dengan resistor 50Ω.
b. Lakukan langkah – langkah seperti pada Bagian I da nisi Tabel 10.2!
Bagian III
Bagian ini bukan merupakan percobaan, tetapi sebagai tindak lanjut percobaan Bagian I
dan II. Sebelum melanjutkan, baca sekilas sub judul HUKUM OHM. Kemudian jawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Apakah masing – masing hambatan dari kedua buah resistor yang digunakan pada
percobaan ini sesuai dengan data yang diperoleh dalam percobaan ini?
b. Berapa persenkah perbedaan antara nilai hambatan yang Anda peroleh dalam
percobaan ini dengan nilai resistor yang tercetak pada kotaknya? Menurut Anda
apakah perbedaan tersebut besar, kecil, atau tidak ada. Apa pendapat Anda?
c. Yang manakah nilai yang paling tepat yang Anda peroleh dari percobaan atau yang
tercetak pada resistor? Jelaskan jawaban Anda!
6. Hasil Pengamatan
Bagian I
Tabel 10.1 No. V (Volt) I (ampere) R = V/I
1.
2.
3.
Bagian III
Berdasarkan data yang diperoleh dalam percobaan ini, hambatan resistor 100Ω dan 50Ω
berturut – turut adalah……….. Ω untuk 50 Ω dan……….. Ω untuk 100 Ω.
7. Kesimpulan dan Saran
Jika percobaan sudah dilakukan dengan teliti dan resistor – resistor tidak panas, akan
diperoleh sebagai berikut :
a. l naik pada saat v naik
b. Hamper sama untuk resistor yang sama, atau membesar sedikit bila resistor panas.
c. Gravik V terhadao l adalah garis lurus, atau sedikit bengkok pada bagian ujung bila
resistor panas
Hukum Ohm
Hubungan antara V dan I pertama kali diselidiki oleh fisikawan Jerman yang bernama
George Simon Ohm (1787 – 1854), yang menemukan bahwa tetap selama suhu
penghantar tetap. Dalam bentuk
matematik, pernyataan ini dapat dituliskan seperti :
= R.……………….……………………………..(10.1)
Atau,
V = IR …………………….…………………………(10.1a)
Dengan R adalah konstan. Bila V tetap, menaikkan nilai R akan menurunkan I. Karena
alasan ini, R disebut hambatan penghantar. Seperti dapat disimpulkan dari persamaan
(10.1), satuan hambatan adalah volt/ampere, atau V/A, yang sering disebut ohm (simbol
Ω). Sebuah penghantar yang dibuat dengan nilai R tertentu disebut resistor.
Berdasarkan persamaan (10.1), hambatan sebuah penghantar dapat didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan dan arus yang melewati penghantar tersebut.
Persamaan (10.1) dan (10.1a) adalah “singkatan” (penyederhanaan) bentuk dari hokum
yang sangat penting dalam kelistrikan dan itu adalah hokum Ohm,yang dinyatakan dalam
dua bentuk.
Perbandingan antara tegangan dan arus dalam sebuah penghantar yang suhunya tetap
adalah tetap.
Atau,
Arus dalam sebuah penghantar yang bersuhu tetap, sebanding dengan tegangan
DAFTAR PUSTAKA
https://elektro.uma.ac.id/2021/03/05/rangkaian-listrik-sederhana-seri-paralel-campuran/
https://puguhoke20.blogspot.com
http://blog.unnes.ac.id/riset/2015/10/16/pemasangan-satu-lampu-yang-dikontrol-oleh-dua-
sakelar-tukar/
https://docplayer.info/amp/63129781-Makalah-pengukuran-listrik-voltmeter.html
https://www.academia.edu/38807159/Amperemeter
https://text-id.123dok.com/document/4yroogvjy-penghantar-bukan-penghantar-
isolator.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm