A. Judul Modul : Pendekatan Hermeneutika dalam Kajian Alquran
B. Kegiatan Belajar : KB 1 C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
1. Term hermeneutika berdasarkan asal usul katanya, maka hermeneutika berderivasi dari kata benda Yunani yaitu hermeneia, yang kata kerjanya adalah hermeneuien, yang artinya menafsirkan, atau dalam bahasa Inggris terwakilkan dalam kata to interprete
2. Kegiatan menafsirkan secara umum meliputi 3 (tiga)
kegiatan, yaitu: pertama, linguistic formulation atau pengekspresian pikiran- pikiran seseorang ke dalam tingkat bahasa; kedua, cultural movement atau penerjemahan dari bahasa yang masih asing ke dalam bahasa sendiri yang sudah dikenal, dan ketiga, logical formulation atau pemberian komentar atas makna yang masih absurd menuju makna yang lebih konkret-eksplisit
3. Menurut Zygmunt Bauman sebagaimana dikutip oleh
Komaruddin Hidayat bahwa hermeneutika adalah upaya menjelaskan dan menelusuri pesan dan pengertian dasar dari sebuah ucapan atau tulisan yang tidak jelas, kabur, remang- remang dan kontradiksi sehingga menimbulkan keraguan dan kebingungan bagi pendengar atau pembaca
4. Di sepanjang perjalanannya, hermeneutika mengalami
Peta Konsep (Beberapa perkembangan, yaitu dari hermeneutika sebagai teori 1 istilah dan definisi) di modul eksegesis Bibel, hermeneutika sebagai metodologi filologi bidang studi secara umum, hermeneutika sebagai ilmu pemahaman linguistik, hermeneutika sebagai fondasi metodologis geisteswissenschaften, hermeneutika sebagai fenomenologi dassein dan pemahaman eksistensial, hermeneutika sebagai sistem interpretasi
5. Posisi hermeneutika pada saat ini mengalami
perkembangan, yakni sebagai sebuah teknik untuk meneliti dan mengkaji teks- teks kuno, baik berupa kitab suci maupun bukan. Pendapat seperti ini muncul dengan terbitnya buku pedoman hermeneutika karya Johan August Ernesti pada tahun 1761 yang menyatakan bahwa pengertian verbal kitab suci harus dideterminasikan dengan cara yang sama sebagaimana ketika kita mengetahui hal itu pada buku-buku yang lain.
6. Perkembangan hermeneutika di tangan Martin Heidegger
dan Gadamer tahun 1960, ia tidak lagi mengacu pada ilmu atau kaidah interpretasi teks atau fondasi metodologi geisteswissenschaften, tetapi merupakan penjelasan fenomenologis tentang keberadaan manusia itu sendiri. Hermeneutika sebagai bentuk aktivitas penafsiran dan pemahaman yang tidak bisa dipisahkan dari situasi yang paling mendasar dan menjadi ciri khas keberadaan (modus existendi) manusia
7. Wilhelm Dilthey pada abad ke-19. Dilthey menegaskan
bahwa hermeneutika tidak hanya semata-mata sebagai penafsiran teks tetapi bisa juga diterapkan untuk penafsiran semua jenis ekspresi manusia, baik itu berupa praktek sosial, kejadian sejarah, karya seni, dan lain-lain. Oleh karena itu hermeneutika menjelma sebagai inti disiplin yang dapat melayani ilmu-ilmu yang membahas tentang ekspresi manusia (geisteswissenschaften).
8. Menurut Esack Alquran jika dilihat dari soal relasi
pewahyuan, bahasa dan isi di satu sisi dengan komunitas penerimanya di sisi lain, maka ayat-ayat dalam Alquran senantiasa merupakan tanggapan atas masyarakat tertentu. Meski di dalam ayatnya ada klaim bahwa Alquran itu penebar rahmat seluruh alam, petunjuk bagi seluruh umat manusa tetapi secara khusus Alquran di masa pewahyuannya ditujukan bagi masyarakat Arab. Melihat historisitas yang demikian maka tak bisa dihindari bahwa teks tak bisa lepas dari konteks, tidak ada teks yang berdiri sendiri, Demikian pula teks Alquran.
Daftar materi bidang studi
Materi terlalu banyak, jadi sulit difahami dalam waktu yang 2 yang sulit dipahami pada singkat modul
Daftar materi yang sering
Sering mengalami miskonsepsi pada istilah-istilah dan tokoh- 3 mengalami miskonsepsi tokoh sejarah hermeneutik dalam pembelajaran