Anda di halaman 1dari 5

1) Pengkajian Karakterisitk FesesWarna :

a. Pada bayi warna feses kuning, pada dewasa berwarna cokelat.


b. Pada feses abnormal, warna feses putih atau tanah liat, hitam, merah, dan pucat
mengandung lemak.
c. Bau : yang menyengat karena dipengaruhi oleh tipe makanan.
d. Konsistensi : lunak, berbentuk. Pada abnormal akan tampak cair atau padat.
e. Frekuensi : setiap hari atau 2-3 kali seminggu. Pada feses abnormal, frekuensi
eliminasifeses 3 kali sehari atau kurang dari satu kali seminggu.
f. Jumlah : 150 gram per hari.
g. Bentuk : menyerupai diameter rectum. Pada feses abnormal akan terbentuk
feses yangsempit seperti pensil.
h. Unsur-unsur : makanan tidak dicerna, bakteri mati, lemak, pigmen empedu, sel-
sel yang melapisi mukosa usus, dan air. Pada fese abnormal akan keluar darah, pus, materi
asing,lendir, dan cacing
2) Riwayat kesehatan

3) Pemeriksaan fisik

4) tes laboratorium yang diperlukan untuk mengkaji fungsi sistem pencernaan


5) Cara pengambilan feses
6) pemeriksaan diagnostic untuk mengkaji system pencernaan
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut bisa membantu dalam menegakkan
diagnosis, menentukan lokasi kelainan dan kadang mengobati penyakit pada sistem
pencernaan.
Pada beberapa pemeriksaan, sistem pencernaan harus dikosongkan terlebih dahulu;
ada juga pemeriksaan yang dilakukan setelah 8-12 jam sebelumnya melakukan
puasa; sedangkan pemeriksaan lainnya tidak memerlukan persiapan khusus.
Langkah pertama dalam mendiagnosis kelainan sistem pencernaan adalah riwayat
medis dan pemeriksaan fisik.
Tetapi gejala dari kelainan pencernaan seringkali bersifat samar sehingga dokter
mengalami kesulitan dalam menentukan kelainan secara pasti.
Kelainan psikis (misalnya kecemasan dan depresi) juga bisa mempengaruhi sistem
pencernaan dan menimbulkan gejala-gejalanya, Pemeriksaan yang dilakukan untuk
sistem pencernaan terdiri dari:
a. endoskopi
Endoskop (tabung serat optik yang digunakan untuk melihat struktur dalam dan
untuk memperoleh jaringan dari dalam tubuh) Endoskopi adalah pemeriksaan
struktur dalam dengan menggunakan selang/tabung serat optik yang disebut
endoskop, Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa digunakan untuk
memeriksa:
kerongkongan(esofagoskopi), lambung (gastroskopi) usus halus (endoskopi
saluran pencernaan atas).
Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk
memeriksa:rectum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi) dan
keseluruhan usus besa(kolonoskopi).
Diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25 cm dan panjangnya
berkisar dari sekitar 30 cm-150 cm.
Dengan endoskop dapat melihat lapisan dari sistem pencernaan, daerah yang
mengalami iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan yang abnormal.
b. Laparoskopi
Laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan endoskop
Laparoskopi biasanya dilakukan dalam keadaan penderita terbius total, Setelah
kulit dibersihkan dengan antiseptik, dibuat sayatan kecil, biasanya di dekat
pusar. Kemudian endoskop dimasukkan melalui sayatan tersebut ke dalam
rongga perut.
Dengan laparoskopi dokter dapat:
i. mencari tumor atau kelainan lainnya
ii. mengamati organ-organ di dalam rongga perut
iii. memperoleh contoh jaringan
iv. melakukan pembedahan perbaikan.
c. Rontgen
1. Foto polos perut.
Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak
memerlukan persiapan khusus dari penderita
Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:
i. suatu penyumbatan
ii. kelumpuhan saluran pencernaan
iii. pola udara abnormal di dalam rongga perut
iv. pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).
2. Pemeriksaan barium.
Setelah penderita menelan barium, maka barium akan tampak
putih pada foto rontgen dan membatasi saluran pencernaan, menunjukkan
kontur dan lapisan dari kerongkongan, lambung dan usus halus.
Barium yang terkumpul di daerah abnormal menunjukkan adanya ulkus,
erosi, tumor dan varises kerongkongan.
Foto rontgen bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu untuk
menunjukkan keberadaan barium. Atau digunakan sebuah fluoroskop untuk
mengamati pergerakan barium di dalam saluran pencernaan. Proses ini juga
bisa direkam.
Dengan mengamati perjalanan barium di sepanjang saluran pencernaan,
dokter dapat menilai:
i. fungsi kerongkongan dan lambung
ii. kontraksi kerongkongan dan lambung
iii. penyumbatan dalam saluran pencernaan.
Barium juga dapat diberikan dalam bentuk enema untuk melapisi usus besar
bagian bawah. Kemudian dilakukan foto rontgen untuk menunjukkan
adanya polip, tumor atau kelainan struktur lainnya.
Prosedur ini bisa menyebabkan nyeri kram serta menimbulkan rasa tidak
nyaman, Barium yang diminum atau diberikan sebagai enema pada akhirnya
akan dibuang ke dalam tinja, sehingga tinja tampak putih seperti kapur,
Setelah pemeriksaan, barium harus segera dibuang karena bisa
menyebabkan sembelit yang berarti, Obat pencahar bisa diberikan untuk
mempercepat pembuangan barium.
d. USG Perut
USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari
organ-organ dalam, USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ
(misalnya hati dan pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di
dalamnya,
USG juga dapat menunjukkan adanya cairan,tetapi USG bukan alat yang
baik untuk menentukan permukaan saluran pencernaan, sehingga tidak
digunakan untuk melihat tumor dan penyebab perdarahan di lambung, usus halus
atau usus besar. USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan
tidak memiliki resiko, Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan
mengarahkan gelombang suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan
alat tersebut. Gambaran dari organ dalam bisa dilihat pada layar monitor dan
bisa dicetak atau direkam dalam filem video.
e. Pemeriksaan Darah Samar
Perdarahan di dalam saluran pencernaan dapat disebabkan baik oleh iritasi
ringan maupun kanker yang serius. Bila perdarahannya banyak, bisa terjadi
muntah darah, dalam tinja terdapat darah segar atau mengeluarkan tinja
berwarna kehitaman (melena). Jumlah darah yang terlalu sedikit sehingga tidak
tampak atau tidak merubah penampilan tinja, bisa diketahui secara kimia; dan
hal ini bisa merupakan petunjuk awal dari adanya ulkus, kanker dan kelainan
lainnya. Pada pemeriksaan colok dubur, dokter mengambil sejumlah kecil tinja .
Contoh ini diletakkan pada secarik kertas saring yang mengandung zat kimia.
Setelah ditambahkan bahan kimia lainnya, warna tinja akan berubah bila
terdapat darah.
7) diagnose keperawatan yang berhubungan dengan eliminasi fekal
8) intervensi keperawatan untuk masing-masing diagnose keperawatan gangguan
eliminasi
9) tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan eliminasi yang normal
10) pengertian enema, tipe-tipe dan cara melakukanya
11) pengertian bowel training
12) jelaskan yang dimaksud ostomi dan jenis-jenisnya
13) karakteristik stoma

14) cara perawatan stoma

Anda mungkin juga menyukai