Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu :
Muhammad Iqbal, SE, MA
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“Model Politik Ekonomi Sosialis” ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat halangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak semua itu itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Allah SWT. Aamiin.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
ii
Abstract
One of the two major schools of thought that has colored the world economic system to date is
socialism. Socialism has the view that all people are brothers, the arrangement is equal in taste,
the differences between the rich and the poor are eliminated, the farm workers are managed in
a socialist party. In its development, socialism is considered to ignore the values of individual
human freedom in carrying out economic activities. On the other hand, Karl Marx appeared
with the flag of socialism. Mark criticized the dehumanization process in the economic system
of capitalism which worshiped the sanctity of self-interest without paying attention to human
self-respect, and offered a socialist economic system with the characteristics of the elimination
of private property rights over the means of production and the elimination of social classes.
In its development, socialism is considered to ignore the values of individual human freedom
in carrying out economic activities.
Abstrak
Salah satu dari dua aliran besar pemikiran yang mewarnai sistem ekonomi dunia hingga saat
ini adalah sosialisme. Sosialisme mempunyai pandangan bahwa semua orang adalah
bersaudara, pengaturan sama rata sama rasa, perbedaan kelas kaya dan miskin dihapuskan,
kaum buruh tani dikelola dalam partai sosialis. Dalam perkembangannya, sosialisme dianggap
mengabaikan nilai-nilai kebebasan individual manusia dalam melakukan aktivitas-aktivitas
ekonomi. Pada sisi lain, Karl Marx muncul dengan mengibarkan bendera sosialisme. Mark
mengkritik proses dehumanisasi pada sistem ekonomi kapitalisme yang menyembah kesucian
self-interest tanpa mempunyai kepedulian terhadap self-respect manusia, dan menawarkan
sistem ekonomi sosialis dengan karakteristik penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat
produksi dan penghapusan kelas-kelas sosial. Dalam perkembangannya, sosialisme dianggap
mengabaikan nilai-nilai kebebasan individual manusia dalam melakukan aktivitas-aktivitas
ekonomi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal dikembangkannya ajaran liberalisme-kapitalisme telah mengundang
berbagai reaksi yang kritis dari berbagai pihak. Reaksi tidak hanya dalam bentuk
perdebatan secara teoritis, melainkan juga dalam bentuk gerakan politik.
Dibawah panji-panji kapitalisme (tahap awal) di Eropa, golongan borjuis mulai
menguasai negara. Oleh kaum borjuis negara dijadikan sebagai kekuatan dan alat
pemaksa untuk mengatur organisai ekonomi-politik dan kemasyarakatan guna
memenuhi berbagai kepentingan mereka.
Tentu tidak semua orang senang dengan apa yang dilakukan oleh kaum borjuis
diatas. Mereka yang tidak senang ini kenudian berusaha melakukan balas dendam.
Dibanyak pabrik para pekerja mengamuk dan melekukan pengrusakan terhadap pabrik
dan mesin-mesin. Mereka melampiaskan rasa tidak senang mereka karena ditindas oleh
kaum borjuis yang hanya mementingkan diri mereka saja, dan tidak peduli dengan nasib
kaum proletar.
Kondisi rakyat dibawah kaum borjuis dapat diikuti dari buku”England green
and pleasant land” yang di tulis oleh William Blake ( 1775-1827 ). Buku tersebut berisi
sindiran sangat pahit tentang akibat-akibat yang ditimbulkan oleh liberalisme-
kapitalisme bagii masyarakat Inggris. Dalam buku dikisahkan tentang masa lalu inggris
yang indah, damai, setiap orang hidup harmonis didaerah-daerah yang hijau subur.
Kemudian keadaan berubah seratus delapan puluh derajat setelah dikembangkannya
ajaran liberalisme-kapitalisme oleh pemikir-pemikir klasik. Ajaran kapitalisme telah
membawa masyaratkat kearah hidup yang penuuh persaingan dan perkelahian.
Sebagai wujud dari reaksi liberalism maka muncul pemikiran-pemikiran baru
yang disebut sosialisme. Sosialisme muncul di akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19
sebagai reaksi dari perubahan ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh revolusi
industri. Revolusi industri ini memang memberikan keberkahan buat para pemilik
pabrik pada saat itu, tetapi di lain pihak para pekerja justru malah semakin miskin.
Semakin menyebar ide sistem industri kapitalis ini, maka reaksi dalam bentuk
pemikiran-pemikiran sosialis pun semakin meningkat.
2
Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl heindrich marx ( 1818-
1883) dianggap paling berpengaruh. Dari segi teoritis, banyak pakar dan pemikir
ekonomi yang mengakui bahwa argumentasi Marx sangat dalam dan luas. Teori-
teorinya tidak hanya didasarkan atas pandangan ekonomi saja, tetapi juga melibatkan
moral, etika, social, politik, sejarah, falsafah dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Ekonomi Sosialis ?
2. Bagaimana konsep pemikiran Ekonomi Sosialis ?
3. Apa ciri-ciri Ekonomi Sosialis ?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan sistem Ekonomi Sosialis ?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian Ekonomi Sosialis
2. Mengetahui konsep pemikiran Ekonomi Sosialis
3. Mengetahui ciri-ciri Ekonomi Sosialis
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Ekonomi Sosialis
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhammad Tho’in, “Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (Kapitalis - Sosialis)”, Jurnal Ekonomi
Islam, Vol. 1, No. 3, 2015, hal. 2
4
paling lengkap, sosialisme melibatkan pemilikan semua alat-alat produksi, termasuk
didalamnya tanah-tanah pertanian oleh negara dan menghilangkan milik swasta.
Dalam masyarakat sosialis yang menonjol adalah rasa kebersamaan atau
kolektivisme.Salah satu bentuk kolektivisme yang ektrem adalah komonisme. Keputusan
keputusan ekonomi itu disusun, direncanakan dan dikontrol oleh kekuasaan pusat.
Komonisme dapat dikatakan sebagai bentuk sistem paling ektrem dinatara golongan kiri
sosialis, sebab untuk mencapai masyarakat komonis yang dicita-citakan diperoleh melalui
suatu revolusi. Perekonomian yang didasarkan atas sistem yang segala sesuatunya serba
dikomando ini sering juga disebut sistem “Perekonomian Komando”. Begitu juga karena
dalam sistem komonis negara merupakan penguasa mutlak, perekonomian komonis juga
sering disebut “sistem ekonomi Totaliter”. Istilah lain yang sering digunakan adalah
“anarkisme” Istilah tersebut merujuk pada suatu kondisi sosial pemerintahan yang tidak
main paksa dalam menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaannya, melainkan dipercayakan
kepada asosiasi-asosiasi individu secara bebas dalam sistem sosial kemasyarakatan yang
ada.2
2
Itang & Adib Daenuri, ”Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis, Dan Islam”, Jurnal Keislaman,
Kemasyarakatan & Kebudayaan, Vol. 18, No. 1, 2017, hal. 5
5
St. Simon seorang tentara. Saint Simon dididik secara privat oleh para tutor pribadinya,
dan belajar otodidak. Usia 17 tahun ikut pendidikan militer kemudian bertugas koloni
Perancis di Amerika, sebagai kapten artileri di Yorktown tahun 1781.Dipandang sebagai
bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya sarana¬sarana
produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara.
6
Menurut mereka agama adalah sesuatu yang tidak realistis, berwujud material. Bahkan
agama sesungguhnya adalah rekayasa kelompok yang berkuasa untuk memperkokoh
kepentingan mereka sendiri. Salah satu ungkapan Marx yang popular adalah ;”Kritik
terhadap agama adalah syarat yang pertama atas segala kritik” dan Marx sendiri
memandang agama adalah sebagai candu bagi rakyat, jika terhadap Tuhan saja mereka
berpendirian begitu kejamnya apalagi terhadap agama.
7
3. Sifat Manusia Ditentukan Oleh Pola Produksi
Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme
(masyarakat sosialis) dan Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran
individualisme (masyarakat kapitalis).
1. Kepemilikan
Sistem Ekonomi Sosialis meletakkan kepemilikan negara atas semua kekayaan dan alat
produksi, sehingga menyebabkan manajemen seluruh alat produksi itu ada di tangan
birokrasi. Perjalanan mesin ekonomi yang berlangsung secara birokratik akan berakibat
pada terjadinya inefisiensi, produksi rendah, dan akhirnya meruntuhkan sistem itu sendiri.
Selain itu, individu menjadi sulit mengembangkan diri karena senantiasa dikontrol oleh
negara, bahkan atas nama kepentingan bersama hak asasi manusia sering kali terabaikan. 3
Apalagi tawar-menawar sangat sulit dilakukan oleh individu yang terpaksa
mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap hak milik pribadi. Hal tersebut
akan menjadi bibit konflik yang tak tertahankan dalam bentuk rasa dendam dan
permusuhan.4 Maka secara otomatis dengan doktrin tersebut Sosialisme bersikap
ambivalen terhadap peran individu versus negara.
Di satu sisi, visi Marxis secara jelas melarang menempatkan negara berhadapan dengan
individu, dan mengembangan keadaan yang terus memburuk sebagai keharusan logis dari
dialektikanya, penaklukan kehendak bebas individu dalam skema historis ini
mempertegas, dengan suatu model deterministik, kontrol oleh tangan-tangan negara.
Akibatnya, Sosialisme sejalan dengan sebuah negara monopolistik dan anarkis.5
Di sisi lain, tiadanya penghargaan terhadap kreativitas individu menimbulkan sikap
apatisme dan kehilangan semangat hidup. Pemegang birokrasi menjadi tumpuan bagi para
pelaku ekonomi sehingga mendorong praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
3
Muhammad Sharif Chaudhry, Fundamental of Islamic Economic System, Terj. Suherman Rosyidi,
Sistem Ekonomi Islam; Prinsip Dasar, Jakarta: Kencana Prenada, Media Group, 2016, hal. 364
4
Rozalinda, Ekonomi Islam, Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2014, hal. 30
5
Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010, hal. 356
8
untuk memudahkan mendapatkan fasilitas negara. Maka tidak mengherankan jika praktek
KKN sangat menonjol pada negara yang menganut sistem sentralistik. 6
2. Materialisme
Kedua, dari sisi materialisme. Sosialisme dengan alat analisis Marx tidak percaya
kepada agama. Karena tahap kemajuan manusia ditentukan melulu oleh setiap pengaruh
antara kekuatan-kekuatan ekonomi yang bertentangan, sehingga peran Tuhan tidak ada
sama sekali. Konsep ini lahir dari keyakinan Sosialisme bahwa agama ikut melegitimasi
eksploitasi kaum borjuis terhadap kaum proletar lewat konsep akhiratnya yang membuat
manusia melupakan dunia, agama juga memandang kemiskinan sebagai kebaikan, dan
Tuhan, hanyalah ciptaan khayalan manusia semata.
4. Kesamaan Ekonomi
Dalam bentuk teori, Sosialisme mengklaim bertujuan untuk kesamaan ekonomi,
walaupun tidak pernah teralisasi. Bahkan atas nama kesamaan ekonomi meniscayakan
adanya pemerintahan diktator, atau jika perlu totaliter.
6
Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam; Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI), 2001, hal. 84
9
Pemerintah melakukan campur tangan demi terwujudnya kemakmuran masyarakat
bersama.7 Berikut beberapa kelebihan dari sistem Ekonomi Sosialis yaitu :
1. Meminimalisir Kesenjangan
Karena pada dasarnya seluruh kegiatan ekonomi di kendalikan pemerintah, dari mulai
harga, barang apa yang akan di perdagangkan. Sehingga akan memberikan dampak yang
baik bahwa terjadinya perekonomian yang merata artinya tidak adanya si kaya dan si
miskin yang menjadikan perbedaan dalam bermasyarakat.
4. Ekonomi Terkendali
Karena peran pemerintah adalah mengatur secara keseluruhan maka ekonomi lebih
stabil dan terkendali. Karena pemerintah juga mengambil alih seluruh aturan maka
pemerintah mudah melakukan control atau pengawasan. Jika aturan yang di terapkan
pemerintah menghasilkan keadaan masyarakat menjadi makmur, maka aturan yang di
tetapkan merupakan aturan yang baik dan benar.
7
Sumarsono Dicky, “Sistem Perekonomian Negara-Negara Di Dunia”, Jurnal Akuntansi dan Pajak, Vol.
16, NO. 2, 2016, hal. 3
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem ekonomi sosialis merupakan bentuk resistensi dari sistem ekonomi kapitalis.
Karena sistem ekonomi kapitalis dituding menjadi penyebab tidak tercapainya suatu
kesejahteraan masyarakat yang merata.
Sistem ekonomi sosialis menyatakan bahwa, hak-hak individu dalam suatu bidang
ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup
menurut keperluan masing-masing. Untuk mencapai tujuan kesamaan ekonomi, seluruh
urusan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh yang mengambil alih semua
aturan produksi dan distribusi. Sebaliknya, kebebbasan ekonomi serta hak kepemilikan
harta secara perorangan dihapuskan.
Dasar yang dipakai dalam sistem ekonomi sosialis yaitu ajaran Karl Marx, di mana ia
menyatakan bahwa jika kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan
masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang
menganut sistem ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya.
Sistem ekonomi ini merupakan sistem ekonomi yang diatur oleh pemerintah secara
penuh tetapi bukan berarti tidak memberikan kebebasan individu dalam kegiatan ekonomi,
individu tetap di berikan kebebasan dalam melakukan aktivitas ekonomi tetapi sangat
terbatas sekali, serta dengan adanya campur tangan pemerintah yang sangat besar.
Pemerintah melakukan campur tangan demi terwujudnya kemakmuran masyarakat
bersama.
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan dan sangat jauh
dari kesempurnaan. Tentunya, pemakalah akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu,
pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
11
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Tho’in, “Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (Kapitalis - Sosialis)”, Jurnal
Ekonomi Islam, Vol. 1, No. 3, 2015
Itang & Adib Daenuri, ”Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis, Dan Islam”, Jurnal Keislaman,
Kemasyarakatan & Kebudayaan, Vol. 18, No. 1, 2017
Rozalinda, Ekonomi Islam, Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014
Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2010
Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam; Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI), 2001
12