TUGAS KEDUA
PERTEMUAN KE - III
Disusun Oleh :
Kelompok 3 ( Emas )
Dosen Pengampu :
Muhammad Khalid Syafrianto, S.T., M.T
Mata Kuliah Ekonomi Mineral
Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Ekonomi
Mineral ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak M. Khalid Syafrianto, S.T., M.T. Pada
mata kuliah Ekonomi Mineral ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak pustaka yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au
(bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan
univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile".
Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tetapi terserang oleh klorin, fluorin
dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan
dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU.
Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat Celsius. Emas
merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar
antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan
kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya
berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut
umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non
logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang
telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas
telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang,
antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya
kandungan perak di dalamnya >20%. Emas terbentuk dari proses magmatisme
atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses
metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian
secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas
dikategorikan menjadi dua yaitu:
Endapan primer
Endapan plaser
Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga
2
digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang
moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri
terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa
komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika.
Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau
batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Genesa Mineral Emas
Kristalisasi
Gravitasi
Pemisahan cairan
Assimilasi
2
Pembentukan emas dari proses hydrothermal
• Zona silisifikasi
• Zona argilik
• Zona potasik
• Zona propilit
• Hipothermal
• Mesothermal
• Epithermal
• Batuan vulkanik
• Batuan sedimen
• Pendinginan
• 2
Interaksi air dengan batuan samping
• Pencampuran fluida
• Pendidihan fluida
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol
Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi
(trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable",
dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang
oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas
atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage.
Kode ISOnya adalah XAU.
Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat
celcius. Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,
kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya
tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.
Ukuran butiran mineral-mineral pembawa emas (contoh emas urai)
berkisar dari butiran yang dapat dilihat tanpa (beberapa nm) sampai partikel-
partikel berukuran fraksi dari satu mikron (1 mikron= 0,001mm=0,0000001
cm). Ukuran butir biasanya sebanding dengan kadar bijih, kadar emas yang
rendah dalam bantuan menunjukan butiran yang halus. Emas tidak bereaksi
dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin, dan Aqua regia.
Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di
deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU.
a. Kominusi
Kominusi adalah proses reduksi2 ukuran dari ore agar mineral berharga
yang mengandung emas dengan tujuan untuk membebaskan ( meliberasi )
mineral emas dari mineral-mineral lain yang terkandung dalam batuan
induk.
Tujuan liberasi bijih ini antara lain agar :
Mengurangi kehilangan emas yang masih terperangkap dalam
batuan induk
Kegiatan konsentrasi dilakukan tanpa kehilangan emas
berlebihan
Meningkatkan kemampuan ekstraksi emas Proses kominusi ini
terutama diperlukan pada pengolahan bijih emas primer,
sedangkan pada bijih emas sekunder bijih emas merupakan
emas yang terbebaskan dari batuan induk yang kemudian
terendapkan. Derajat liberasi yang diperlukan dari masing-
masing bijih untuk mendapatkan perolehan emas yang tinggi
pada proses ekstraksinya berbeda-beda bergantung pada ukuran
mineral emas dan kondisi keterikatannya pada batuan induk.
1. Smelting Furnace,
2. Slag cleaning Furnace,
3. Converting Furnace, lalu masuk ke pembentuk anoda Cu
(disebut anoda furnace) lalu dicetak bentuknya batangan
anoda Cu. Proses pertama :
Smelting Furnace, konsetrat yang dihasilkan di freeport akan dilebur,
disini sudah ditambahkan flux SiO2 dan dihembus udara (biasanya udara
bebas dengan kompresor diatur oksigennya 60%). Tujuannya untuk
mengoksidasi unsur pengotor utama berupa Fe (oksidasi jadi FeO, Fe3O4)
dan mulai kurangi sulfur dalam konsentrat (jadi SO2), lalu masuk furnace
no (2)
Slag Cleaning, sesuai namanya disini leburan Cu (masih dibilang Matte)
kerena Sulfur masih banyak akan dipisahkan dengan terak/slag yang
terbentuk dari proses (1). disini pakai Electric arc furnace, jadi matte yang
lebih berat akan dibawah lalu terak/slag akan mengapung diatas sambil
terus dipanaskan, disini metal/slag sudah terpisah. Lanjut ke proses (3)
untuk menghilangkan Sulfur.
Converting Furnace, proses ini matte diblowing udara + pakai flux
batukapur (CaCO3), tujuan utamanya untuk mengoksidasi Sulfur,
memakai kapur untuk menjaga komposisi slag (biar tidak kental, Fe3O4
solid tidak bisa diblowing).
1. Metode Cepat
Secara Hidrometallurgy yaitu dengan dilarutkan dalam larutan HNO3
kemudian tambahkan garam dapur untuk mengendapkan perak sedangkan
emasnya tidak larut dalam larutan HNO3 selanjutnya saring aja dan dibakar.
2. Metode Lambat
Secara Hidrometallurgy plus Electrometallurgy yaitu dengan
menggunakan larutan H2SO4 dan masukkan plat Tembaga dalam larutan
kemudian masukkan Bullion ke dalam larutan tersebut, maka akan terjadi
proses Hidrolisis dimana Perak akan larut dan menempel pada plat Tembaga
(menempel tidak begitu keras/mudah lepas) sedangkan emasnya tidak larut
(tertinggal di dasar), lalu tinggal bakar aja masing – masing, jadi deh logam
murni.
e. Proses Perendaman
Ada pula proses pengolahan emas dengan perendaman, berikut
caranya:
bahan Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton
Formula Kimia
2
1. NaCn = 40 kg
2. H2O2 = 5 liter
3. Kostik Soda/ Soda Api = 5 kg
4. Ag NO3 =100 gram
5. Epox Cl = 1 liter
6. Lead Acetate = 0.25 liter (cair)/ 1 ons (serbuk)
7. Zinc dass/ zinc koil = 15 kg
8. H2O (air) = 20.000 liter
1. Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton
dimasukkan ke dalam bak.
2. Larutan kimia dari Bak I disedot dengan pompa dan
ditumpahkan/dimasukkan ke Bak II untuk merendam lumpur ore selama
48 jam.
3. Setelah itu, air/ larutan diturunkan seluruhnya ke Bak I dan diamkan
selama 24 jam, dijaga pada PH 11-12. Apabila PH kurang untuk
menaikkannya ditambah costic soda secukupnya.
4. Dipompa lagi ke Bak II, diamkan selama 2 jam lalu disirkulasi ke Bak
I dengan melalui Bak Penyadapan/ Penangkapan yang diisi dengan Zinc
dass/ zinc koil untuk mengikat/ menangkap logam Au dan Ag (emas dan
perak) dari larutan air kaya
5. Lakukan sirkulasi larutan/ air kaya sampai Zinc dass/ zinc koil hancur
seperti pasir selama 5 – 10 hari
6. Zinc dass/ zinc koil yang sudah hancur kemudian diangkat dan
dimasukkan ke dalam wadah untuk diperas dengan kain famatex
7. Untuk membersihkan hasil 2filtrasi dari zinc dass atau kotoran lain
gunakan 200 ml H2SO4 dan 3 liter air panas
8. Setelah itu bakar filtrasi untuk mendapatkan bullion
f. Teknologi Amalgamasi
Mekanisme Amalgamasi
Ukuran Butiran
Butiran emas yang berasal dari bijih emas primer yang tidak
teroksidasi biasanya bersih dan mengkilap. Kondisi ini baik untuk
amlgamsi. Namun, butiran emas yang berasal dari bijih yang
teroksidasi biasanya kusam dan sering dilapisi oleh oksida besi. Emas
kusam mengurangi
Penggerusan
2
Saat penggerusan, kondisi yang perlu diperhatikan adalah
jumlah (volume) media penggerus, kecepatan putar barel (gelundung),
persentase padatan dalam pulp, dan lamanya penggerusan. Volume
media penggerus dapat diatur sehingga media penggers mengisi
barel/gelundung sedikit diats setengah isi barel/gelundung. Keceptan
putar yang sedemikian rupa menyebabkan media penggerus tidak
bergerak di bagian bawah gelundung saja tetappi juga pada suatu posisi
sewaktu berputar media penggerus diberikan kesempatan untuk jatuh.
Alat untuk penggerusan dikenal dengan nama ball mill dan rod
mill. Alat ini seharusnya memakailiner, pelapisan barel di bagaian
dalam yang bergelombang. Permukaan bergelombang ydimaksudkan
untuk membantu mengangkat media penggerus sewaktu barel berputar
dan untuk mencegah selip diantara media penggerus. Lineer biasanya
terbuat dari paduan baj, dan sewaktu- waktu dapat dilepas untuk
diganti apabila telah aus. Media penggerus bias berbentuk bola atu
batangan. Diameter bola atu batnag penggerus berkisar antara 1-6 inci.
Bergantung pada ukuran barel atau gelundung, yang bervariasi antara
18 inci x 24 inci sampai sebesar 4 kakix 6 kaki (dikaitkan dengan
ukuran gelundung yang biasa digunakan dalam tahap amalgasi).
Perolehan Emas
Grafik Harga Emas dalam Dolar AS per Troy Ounce selama 20 Tahun
2.5. Trader
2.5.1. Pengertian Trading Emas
Emas merupakan logam mulia yang menjadi alat tukar tertua
di dunia dan dipilih sebagai instrumen investasi individu hingga
bank sentral mancanegara.
2
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Proses differensiasi berlangsung pada magma sehingga dari suatu
sumber magma akan terbentuk berbagai macam mineral-mineral baru. Emas
ditemukan di deposit - deposit veins dan alluvial dan seringnya dipisahkan
dari bebatuan dan mineral- mineral lainnya dengan proses penambangan dan
panning. Berdasarkan data yang dikompilasi dari situs goldprice.org, harga 1
gram emas 20 tahun yang lalu hanya sekitar Rp70 ribuan. Sekarang, harga
emas sudah mendekati level Rp900 ribuan per gram. Bahkan, harga emas
dalam rupiah sempat mencapai rekor yaitu Rp 900 per gram Peningkatan ini
disebabkan oleh dua faktor, yaitu menguatnya harga emas di pasar global dan
nilai tukar dolar AS yang terapresiasi terhadap rupiah. World Gold Council
atau Dewan Emas Dunia adalah organisasi penambang dan bisnis penting di
dunia yang terkait dengan emas. Organisasi ini merupakan pengembangan
pasar organisasi untuk emas industri. Hal ini terjadi di semua bagian industri,
dari penambangan emas hingga investasi. Tujuan mereka adalah untuk
merangsang dan mempertahankan permintaan emas. Imbal hasil emas
sepanjang tahun 2020 yang tak sampai 30 persen dan Bitcoin tumbuh sekitar
300 persen, mungkin yang mendorong organisasi itu membuat kajian khusus
soal emas versus Bitcoin.
3.2. SARAN
Makalah ini tentu masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu saran terhadap pembaca kiranya makalah ini
dapat memberi penjelasan yang mudah dimengerti dan Penulis juga
memerlukan kritik yang membangun dari para pembaca.Terimakasih.
2
DAFTAR PUSTAKA