Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KELOMPOK

TUGAS KEDUA

PERTEMUAN KE - III

Disusun Oleh :

Kelompok 3 ( Emas )

1. Bima Alfajri ( D1101191015 )


2. Ferdiansyah ( D1101191018 )
3. Nur Fitri Wahyuni ( D1101191016 )
4. Rachel Sabila S. ( D1101191037 )
5. Wisnu Aji Prabowo ( D1101191025 )
6. Yuliana Sastra ( D1101191034 )

Dosen Pengampu :
Muhammad Khalid Syafrianto, S.T., M.T
Mata Kuliah Ekonomi Mineral

Jurusan Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
2
Universitas Tanjungpura
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Ekonomi
Mineral ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak M. Khalid Syafrianto, S.T., M.T. Pada
mata kuliah Ekonomi Mineral ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak pustaka yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 29 Maret 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.3 BATASAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

2.1. GENESA MINERAL EMAS


2.2. PROSES PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN MINERAL EMAS
2.2.1. PROSES PENGOLAHAN BIJIH EMAS
2.2.2. PEMANFAATAN MINERAL EMAS
2.3. PERUBAHAN HARGA MINERAL EMAS SELAMA 20 TAHUN TERAKHIR
2.4. ORGANISASI DUNIA
2.5. TRADER
2.5.1. PENGERTIAN TRADING EMAS
2.5.2. KEUNGGULAN TRADING EMAS
2.5.3. RESIKO TRADING EMAS
2.5.4. HAL YANG MEMENGARUHI HARGA EMAS

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au
(bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan
univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile".
Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tetapi terserang oleh klorin, fluorin
dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan
dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU.
Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat Celsius. Emas
merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar
antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan
kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya
berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut
umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non
logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang
telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas
telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang,
antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya
kandungan perak di dalamnya >20%. Emas terbentuk dari proses magmatisme
atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses
metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian
secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas
dikategorikan menjadi dua yaitu:
 Endapan primer
 Endapan plaser
Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga
2
digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang
moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri
terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa
komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika.
Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau
batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

A. Mengetahui Genesa Mineral Emas


B. Mengetahui Proses Pengolahan Dan Pemanfaatan Mineral Emas
C. Mengetahui Perubahan Harga Mineral Emas Selama 20 Tahun Terakhir
D. Mengetahui Organisasi Dunia
E. Mengetahui Trader Emas

1.3 BATASAN MASALAH

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya


penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih
terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai.
Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar Mineral Emas
2. Informasi yang disajikan yaitu : Genesa,Proses Pengolahan dan
Pemanfaatan,Perubahan Harga,Organisasi Dunia,dan trader Emas

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Genesa Mineral Emas

Magma merupakan larutan silikat panas yang mengandung oksida,


sulfidadan zat-zat mudah menguap (volatile) yang terdiri dari air, CO 2, S
,Chlorin, Fluorin dan Boron yang dikeluarkan ketika pembekuan magma
terjadi.Emas pembentukannya berhuhungan dengan naiknya larutan sisa
magma ke atas permukaan yang dikenal dengan istilah larutan hidrothermal.
suatu cebakan bijih hasil proses hidrothermal dalam pembentukkannya harus
melalui tiga proses yang meliputi proses differensiasi, migrasi dan akumulasi
(pengendapan)

Proses differensiasi berlangsung pada magma sehingga dari suatu


sumber magma akan terbentuk berbagai macam mineral-mineral baru. Proses
differensiasi ini dapat diakibatkan oleh :

 Kristalisasi
 Gravitasi
 Pemisahan cairan
 Assimilasi

Melalui differensiasi unsur-unsur magma mengalami perubahan dan


membentuk endapan mineral sulfida dan oksida magmatik yang biasanya
tersebar. Sebelum kristalisasi berakhir seluruh aliran sisa akan ditekan keluar
membentuk pegmatit,dan kemudian apabila pemadatan telah atau hampir
sempurna, akan terbentuk larutan sisa magma yang mudah bergerak (larutan
hidrothermal). arutan ini akan seperti gambar dibawah ini.

2
Pembentukan emas dari proses hydrothermal

Seperti pada gambar diatas larutan hidrothermal tersebut naik ke atas


permukaan melalui zona struktur seperti patahan, sesar, rekahan maupun
kontak litologi, yang kemudian bercampur dengan air meteorik sehingga
mengalami proses pendinginan yang akan membentuk urat-urat (vein) yang
bentuknya tergantung dari rongga yang dihasilkan oleh struktur. selama terjadi
proses ini batuan yang diterobos akan mengalami ubahan (alterasi) yang
diikuti oleh perubahan sifat fisik dan komposisi kimia. Perubahan meliputi
perubahan warna, porositas dan tekstur. Zona alterasi sendiri terdiri dari :

• Zona silisifikasi

Zona ini biasanya sangat keras, banyak mengandung


kuarsa berukuran kriptokristalin, berwarna putih agak bening,
mineral pengikutnya saponit, khlorit, anhidrit, gypsum dan
andalusit.

• Zona argilik

Dicirikan oleh kehadiran mineral lempung (kaolinit),


2
pirit (FeS2), kalkopirit, kuarsa selalu hadir dan biasanya
terbentuk di dekat vein. Warnanya putih - kuning muda
kecoklatan, permeabilitas cukup besar, jika dipegang agak
lunak.

• Zona potasik

Terbentuk karena adanya penambahan unsur Fe dan Mg


yang diikuti oleh adanya sulfida dengan kadar rendah.

• Zona propilit

Zona terluar dari sistem hidrothermal, warnanya hijau


dan cukup keras, dengan mineral pengikutnya klorit, epidot,
kalsit, pirit, sedangkan mineral bijih yang sering terkandung
adalah galena, sphalerit sinabar.

Sistem hidrothermal berdasarkan tingkat kedalaman, tekanan dan


temperaturnya, dikelompokkan menjadi 3 sistem :

• Hipothermal

• Mesothermal

• Epithermal

Endapan emas epithermal merupakan endapan hidrothermal yang


terbentuk pada temperatur rendah (50 0–300°C) pada kedalaman antara 0-
1000m (Hedenquist, 1985). Ditinjau dari macam batuan yang ditempatinya
(host rock), dibagi menjadi :

• Batuan vulkanik

• Batuan sedimen

Daerah pengendapan yang luas nilainya tidak terlalu ekonomis,


endapan ekonomis emas hanya dapat terbentuk melalui beberapa mekanisme
yang menyebabkan peningkatan pengendapan dan pengkonsentrasian dalam
suatu wilayah yang terbatas mengingat kandungan emas yang sangat kecil.
Ada beberapa tahapan yang memungkinkan hal ini dapat terjadi :

• Pendinginan
• 2
Interaksi air dengan batuan samping
• Pencampuran fluida
• Pendidihan fluida
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol
Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi
(trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable",
dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang
oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas
atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage.
Kode ISOnya adalah XAU.
Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat
celcius. Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,
kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya
tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.
Ukuran butiran mineral-mineral pembawa emas (contoh emas urai)
berkisar dari butiran yang dapat dilihat tanpa (beberapa nm) sampai partikel-
partikel berukuran fraksi dari satu mikron (1 mikron= 0,001mm=0,0000001
cm). Ukuran butir biasanya sebanding dengan kadar bijih, kadar emas yang
rendah dalam bantuan menunjukan butiran yang halus. Emas tidak bereaksi
dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin, dan Aqua regia.
Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di
deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU.

2.2. Proses Pengolahan Dan Pemanfaatan Mineral Emas


Emas ditemukan di deposit - deposit veins dan alluvial dan seringnya
dipisahkan dari bebatuan dan mineral- mineral lainnya dengan proses
penambangan dan panning. Sekitar dua pertiga produksi emas dunia berasal
dari Afrika Selatan dan sekitar dua pertiga produksi total Amerika Serikat
datang dari negara bagian South Dakota dan Nevada.
2.2.1. Proses Pengolahan Bijih Emas
Pengolahan Bijih Emas Diawali Dengan Proses kominusi kemudian
dilanjutkan dengan proses yang di sebut Metalurgy.

a. Kominusi
Kominusi adalah proses reduksi2 ukuran dari ore agar mineral berharga
yang mengandung emas dengan tujuan untuk membebaskan ( meliberasi )
mineral emas dari mineral-mineral lain yang terkandung dalam batuan
induk.
Tujuan liberasi bijih ini antara lain agar :
 Mengurangi kehilangan emas yang masih terperangkap dalam
batuan induk
 Kegiatan konsentrasi dilakukan tanpa kehilangan emas
berlebihan
 Meningkatkan kemampuan ekstraksi emas Proses kominusi ini
terutama diperlukan pada pengolahan bijih emas primer,
sedangkan pada bijih emas sekunder bijih emas merupakan
emas yang terbebaskan dari batuan induk yang kemudian
terendapkan. Derajat liberasi yang diperlukan dari masing-
masing bijih untuk mendapatkan perolehan emas yang tinggi
pada proses ekstraksinya berbeda-beda bergantung pada ukuran
mineral emas dan kondisi keterikatannya pada batuan induk.

Proses kominusi ini dilakukan bertahap bergantung pada ukuran bijih


yang akan diolah, dengan menggunakan :
 Refractory ore processing, bijih dipanaskan pada suhu 100 –
110 0C, biasanya sekitar 10 jam sesuai dengan moisture. Proses
ini sekaligus mereduksi sulfur pada batuan oksidis.
 Crushing merupakan suatu proses peremukan ore ( bijih ) dari
hasil penambangan melalui perlakuan mekanis, dari ukuran
batuan tambang <40 cm menjadi 1%)
 Milling merupakan proses penggerusan lanjutan dari
crushing,hingga mencapai ukuran slurry dari hasil milling yang
diharapkan yaitu minimal 80% adalah -200#, misalnya dengan
menggunakan Hammer Mill, Ball Mill, Rod Mill, Disc Mill ,
dll.

Setelah mengalami proses kominusi selanjutnya dihasilkan konsentrat


yang selanjutnya di olah di dalam proses yang di sebut Metalurgy, dalam
proses metallurgy ada banyak metode
2 yang di gunakan namun dalam
pengolahan emas kali ini menitik beratkan pada metode Sianida dan
amalgamasi

b. Proses pemisahan Emas dari konsentrat


Cara memisahkan konsentrat yang di dalamnya ada kandungan
Emas,  Konsentrat ini wujudnya seperti pasir. Proses ini memakai 3 jenis
furnace :

1. Smelting Furnace,
2. Slag cleaning Furnace,
3. Converting Furnace, lalu masuk ke pembentuk anoda Cu
(disebut anoda furnace) lalu dicetak bentuknya batangan
anoda Cu. Proses pertama :
 Smelting Furnace, konsetrat yang dihasilkan di freeport akan dilebur,
disini sudah ditambahkan flux SiO2 dan dihembus udara (biasanya udara
bebas dengan kompresor diatur oksigennya 60%). Tujuannya untuk
mengoksidasi unsur pengotor utama berupa Fe (oksidasi jadi FeO, Fe3O4)
dan mulai kurangi sulfur dalam konsentrat (jadi SO2), lalu masuk furnace
no (2)
 Slag Cleaning, sesuai namanya disini leburan Cu (masih dibilang Matte)
kerena Sulfur masih banyak akan dipisahkan dengan terak/slag yang
terbentuk dari proses (1). disini pakai Electric arc furnace, jadi matte yang
lebih berat akan dibawah lalu terak/slag akan mengapung diatas sambil
terus dipanaskan, disini metal/slag sudah terpisah. Lanjut ke proses (3)
untuk menghilangkan Sulfur.
 Converting Furnace, proses ini matte diblowing udara + pakai flux
batukapur (CaCO3), tujuan utamanya untuk mengoksidasi Sulfur,
memakai kapur untuk menjaga komposisi slag (biar tidak kental, Fe3O4
solid tidak bisa diblowing).

Setelah converting Furnace, Sulfur sudah low (0.8%) disebut gold


blister (bukan lagi matte). lalu dilanjut ke Furnace untuk cetak anoda Cu
2
blister (sebab perlu elektrowining untuk tahap selanjutnya), dibeberapa
proses ada tambahan proses pemurnian untuk dioksidasikan S sampai
“light”. Setelah dicetak jadi anoda, Cu anoda akan benar-benar dimurnikan
(pengotor S, Au, Ag, Pt, Co, Ni) masih ada dan harus dielektrowining.

Katodanya biasanya steel. Pakai larutan CuSulfat + Asam Sulfat +


air, jangan lupa arus harus searah, disini metal akan dipisahkan dengan
perbedaan sifat kemurniannya (berdasarkan nilai E nol-nya) makanya
perlu memakai voltase DC yang tepat, biasanya Cu di (+)0.34V. Nah
disini Cu di anode akan larut dilarutan lalu akan menempel di katoda
(puritynya bisa mencapai 99%); nah disini baru dibagi antara Cu dan
logam yang lebih mulia (Platina, Au, Ag). karena lebih mulia mereka tidak
ikut larut, tetapi biasanya membentuk endapan (disebut slime), slime
biasanya tidak ikut menempel di katoda (karena tidak larut). Selanjutnya
slime ini yang harus diolah lagi. Slime harus dilebur lagi, lalu ++ flux lagi,
borax biasanya untuk ikat pengotor. Setelah cair digunakan metode
Klorifikasi, dimana akan dipisahkan antara pengotor dengan logam mulia
AgCl, AuCl, dll.

Sedangkan cara memisahkannya masuk lagi ke elektrowining cell


dimana tegangannya diatur untuk memisahkan logam mulia didalamnya,
lalu dilebur lagi untuk mendapatkan purity sampai Au 99.99 %.

c. Proses Pengolahan Emas dengan Sianida

Sianidasi Emas (juga dikenal sebagai proses sianida atau proses


MacArthur-Forrest) adalah teknik metalurgi untuk mengekstraksi emas
dari bijih kadar rendah dengan mengubah emas ke kompleks koordinasi
yang larut dalam air. Ini adalah proses yang paling umum digunakan
untuk ekstraksi emas.

Produksi reagen untuk pengolahan mineral untuk memulihkan


emas, tembaga, seng dan perak mewakili sekitar 13% dari konsumsi
sianida secara global, dengan 87% sisa sianida yang digunakan dalam
proses industri lainnya seperti plastik, perekat, dan pestisida. Karena
sifat yang sangat beracun dari sianida, proses ini kontroversial dan
2
penggunaannya dilarang di sejumlah negara dan wilayah.
Pada tahun 1783 Carl Wilhelm Scheele menemukan bahwa
emas dilarutkan dalam larutan mengandung air dari sianida. Ia
sebelumnya menemukan garam sianida. Melalui karya Bagration
(1844), Elsner (1846), dan Faraday (1847), dipastikan bahwa setiap
atom emas membutuhkan dua sianida, yaitu stoikiometri senyawa
larut. Sianida tidak diterapkan untuk ekstraksi bijih emas sampai 1887,
ketika Proses MacArthur-Forrest dikembangkan di Glasgow, Skotlandia
oleh John Stewart MacArthur, didanai oleh saudara Dr Robert dan Dr
William Forrest. Pada tahun 1896 Bodländer dikonfirmasi oksigen yang
diperlukan, sesuatu yang diragukan oleh MacArthur, dan menemukan
bahwa hidrogen peroksida dibentuk sebagai perantara.

Reaksi kimia untuk pelepasan emas, “Persamaan Elsner”, berikut:

4 Au + 8 NaCN + O2 + 2 H2O → 4 Na [Au (CN) 2] + 4 NaOH

Dalam proses redoks, oksigen menghilangkan empat elektron dari


emas bersamaan dengan transfer proton (H +) dari air.

Cara kerja pengolahan Emas dengan Sianida :

1. Bahan berupa batuan dihaluskan dengan menggunakan alat grinding sehingga


menjadi tepung (mesh + 200).
2.  Bahan di masukkan ke dalam tangki bahan, kemudian tambahkan H2O (2/3 dari
bahan).
3. Tambahkan Tohor (Kapur) hingga pH mencapai 10,2 – 10,5 dan kemudian
tambahkan Nitrate (PbNO3) 0,05 %.
4. Tambahkan Sianid 0.3 % sambil di aduk hingga (t = 48/72h) sambil di jaga pH
larutan (10 – 11) dengan (T = 85°C).
5. Kemudian saring, lalu filtrat di tambahkan karbon (4/1 bagian) dan di aduk hingga
(t= 48h), kemudian di saring.
6. Karbon dikeringkan lalu di bakar, hingga menjadi Bullion atau gunakan. (metode
1)
7. Metode Merill Crow (dengan penambahan Zink Anode / Zink Dass), saring lalu
2
dimurnikan / dibakar hingga menjadi Bullion. (metode 2).
8. Karbon di hilangkan dari kandungan lain dengan Asam (3 / 5 %), selama (t
=30/45m), kemudian di bilas dengan H2O selama (t = 2j) pada (T = 80°C – 90°C).
9. Lakukan proses Pretreatment dengan menggunakan larutan Sianid 3 % dan Soda
(NaOH) 3 % selama (t =15 – 20m) pada (T = 90°C – 100°C).
10. Lakukan proses Recycle Elution dengan menggunakan larutan Sianid 3 % dan
Soda 3 % selama (t = 2.5 j) pada (T = 110°C – 120°C).
11. Lakukan proses Water Elution dengan menggunakan larutan H2O pada (T = 110°C
–120°C) selama (t = 1.45j).
12. Lakukan proses Cooling.
13. Saring kemudian lakukan proses elektrowining dengan (V = 3) dan (A = 50)
selama (t = 3.5j). (metode 3)

d. Proses Pemurnian (Dari Bullion)


Proses Pemurnian (Dari Bullion) Dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :

1. Metode Cepat
Secara Hidrometallurgy yaitu dengan dilarutkan dalam larutan HNO3
kemudian tambahkan garam dapur untuk mengendapkan perak sedangkan
emasnya tidak larut dalam larutan HNO3 selanjutnya saring aja dan dibakar.
2. Metode Lambat
Secara Hidrometallurgy plus Electrometallurgy yaitu dengan
menggunakan larutan H2SO4 dan masukkan plat Tembaga dalam larutan
kemudian masukkan Bullion ke dalam larutan tersebut, maka akan terjadi
proses Hidrolisis dimana Perak akan larut dan menempel pada plat Tembaga
(menempel tidak begitu keras/mudah lepas) sedangkan emasnya tidak larut
(tertinggal di dasar), lalu tinggal bakar aja masing – masing, jadi deh logam
murni.
e. Proses Perendaman
Ada pula proses pengolahan emas dengan perendaman, berikut
caranya:
bahan Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton

Formula Kimia
2
1. NaCn = 40 kg
2. H2O2 = 5 liter
3. Kostik Soda/ Soda Api = 5 kg
4. Ag NO3 =100 gram
5. Epox Cl = 1 liter
6. Lead Acetate = 0.25 liter (cair)/ 1 ons (serbuk)
7. Zinc dass/ zinc koil = 15 kg
8. H2O (air) = 20.000 liter

Perendaman di Bak Kimia

1. NaCn dilarutkan dalam H2O (air) ukur pada PH 7


2. Tambahkan costik soda (+ 3 kg) untuk mendapatkan PH 11-12
3. Tambahkan H2O2, Ag NO3, Epox Cl diaduk hingga larut, dijaga pada
PH 11-12

Percobaan di Bak Lumpur

1. Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton
dimasukkan ke dalam bak.
2. Larutan kimia dari Bak I disedot dengan pompa dan
ditumpahkan/dimasukkan ke Bak II untuk merendam lumpur ore selama
48 jam.
3. Setelah itu, air/ larutan diturunkan seluruhnya ke Bak I dan diamkan
selama 24 jam, dijaga pada PH 11-12. Apabila PH kurang untuk
menaikkannya ditambah costic soda secukupnya.
4. Dipompa lagi ke Bak II, diamkan selama 2 jam lalu disirkulasi ke Bak
I dengan melalui Bak Penyadapan/ Penangkapan yang diisi dengan Zinc
dass/ zinc koil untuk mengikat/ menangkap logam Au dan Ag (emas dan
perak) dari larutan air kaya
5. Lakukan sirkulasi larutan/ air kaya sampai Zinc dass/ zinc koil hancur
seperti pasir selama 5 – 10 hari
6. Zinc dass/ zinc koil yang sudah hancur kemudian diangkat dan
dimasukkan ke dalam wadah untuk  diperas dengan kain famatex
7. Untuk membersihkan hasil 2filtrasi dari zinc dass atau kotoran lain
gunakan 200 ml H2SO4 dan 3  liter air panas
8. Setelah itu bakar filtrasi untuk mendapatkan bullion

f. Teknologi Amalgamasi
 Mekanisme Amalgamasi

Air raksa atau merkuri (Hg), pad temperature (suhu) kamar,


adalah zat cair. Bila terjadi kontak antara merkuri (zat cair) deengan
logam (zat padat), maka ai raks membasahi dan menenbus logam
untuk membentuk larutan padat merkuri-logam yang disebut amalgam.
Proses yang terjadi disebut amalgamasi. Logam-logam yang dapat
membentuk amalgam adalah emas, perak, tembaga, timah, cadmium,
seng, alkali dan alkali tanah.

Paduan merkuri emas disebut amalgam emas, yang mempunyai


rumus kimia dari kombinasi 2 atau bahkan 3 dari 4 rumus kimia
berikut ini yaitu AuHg2, Au2Hg, Au3Hg atau AuHg. Kelarutan emas
dalam air raksa bertambah dengan naiknya temperature. Paad
temperature kamar kandungan emas dalam amlgam kira-kira 0,14%
Au, sedangkan pada temperatu 1000C sebesar 0,65% Au. Produk
amalgasi bijih emas selanjutnya disebut amalgam, karena tidak hanya
mengandung emas melainkan juga logam lain terutama perak dan
tembaga.

 Ukuran Butiran

Butiran emas yang bebas, tidak terselubung mineral induk,


menjadi pasyarat dalam amalgasi, sehingga pembasahan emas dalam
bijih emas bervariasi dari yang kasa (bijih emas yang kaya) sampai
yang halus (bijih emas yang miskn). Dengan demikian batuan atau
bijih perlu dipecah atau digerus sampai diperoleh butiran emas yang
bebas (tidak terselubung oleh mineral induk). Namun, kenyataan
menunjukkan bahwa butiran emas yang berukuran lebih besar dari
2
0,074 mmyang dapat diolah dengan teknik amalgamasi.
 Gangguan Amalgamasi

Keberhasilan amalgamasi ditentukan oleh dua kondisi, yaitu (1)


kondisi mineralogy dari bijih yang diolah dan (2) kondisi pulp
(campuran material padat yang halus dan air). Kondisis yang buruk
menyebabkan butiran emas tidak dapat dibasahi oleh merkuri dam
merkuri terpecah menjadi partikel-partikel halus, sehingga amlgamasi
tidak dapat berlangsung secar baik.

Butiran emas yang berasal dari bijih emas primer yang tidak
teroksidasi biasanya bersih dan mengkilap. Kondisi ini baik untuk
amlgamsi. Namun, butiran emas yang berasal dari bijih yang
teroksidasi biasanya kusam dan sering dilapisi oleh oksida besi. Emas
kusam mengurangi

kemampuan beramalgamasi dan emas yang dilapisi oksida besi


cendrung tidak bias beramalgamasi. Untuk menghindari terdapatnya
emas kusam dan emas yang dilapisi oksida besi dapat dicegah secar
mekanik (sambil menggerus).

Mineral sulfide terutama sulfide arsen, antimony, bismuth dan


besi berpeluang untuk menghasilkan in sulfide (sulfide telarut) di
dalam pulp. Ion sulfide dapat menghambat amalgamasi. Penambahan
bahan kimia yang dapat memberikan ion-ion timbaldan tembaga dapat
menolong untuk mengurangi gangguan ini. Penambahan bahan alkali
yang kuat dapat mengurangi gangguan ini.

Apabila minyak pelumas masuk ke gelundung saat menggerus


atau pada saat amalgamasi. Minyak dapat berperan
mengurangikemampuan amalgamasi. Keberadaannya dalam pulp harus
duhindari dengan penambahan kapur yang sedikit.

 Penggerusan

2
Saat penggerusan, kondisi yang perlu diperhatikan adalah
jumlah (volume) media penggerus, kecepatan putar barel (gelundung),
persentase padatan dalam pulp, dan lamanya penggerusan. Volume
media penggerus dapat diatur sehingga media penggers mengisi
barel/gelundung sedikit diats setengah isi barel/gelundung. Keceptan
putar yang sedemikian rupa menyebabkan media penggerus tidak
bergerak di bagian bawah gelundung saja tetappi juga pada suatu posisi
sewaktu berputar media penggerus diberikan kesempatan untuk jatuh.

Alat untuk penggerusan dikenal dengan nama ball mill dan rod
mill. Alat ini seharusnya memakailiner, pelapisan barel di bagaian
dalam yang bergelombang. Permukaan bergelombang ydimaksudkan
untuk membantu mengangkat media penggerus sewaktu barel berputar
dan untuk mencegah selip diantara media penggerus. Lineer biasanya
terbuat dari paduan baj, dan sewaktu- waktu dapat dilepas untuk
diganti apabila telah aus. Media penggerus bias berbentuk bola atu
batangan. Diameter bola atu batnag penggerus berkisar antara 1-6 inci.
Bergantung pada ukuran barel atau gelundung, yang bervariasi antara
18 inci x 24 inci sampai sebesar 4 kakix 6 kaki (dikaitkan dengan
ukuran gelundung yang biasa digunakan dalam tahap amalgasi).

 Pengikatan Emas oleh Merkuri

Pengikatan emas oleh merkuri atau amalgamasi dapat


dilakukan dengan menggunakan 4 jenis cara atau alat yaitu pelat,
kantong, penggerusan dan pencampuran. Dari keemapt cara atau alat
iniyang akan dibahas adalah hanya amalagasi dengan tekananan dan
penggerusan. Alasannya, selain telah dikenal masyarakat, cara ini
berfaedah untuk emas yang berkrat dan sulit dmalgamasi, atau amat
halus, atau tidak terikat dengan mineral lain, atau dalam bijih uyang
menyebabkan merkuri tidak bekerja baik.

Masyarakat menggunakan bael atau gelundung baik untuk


penggerusan maupun amlgamasi. Nmun kedua kegiatan ini
(penggerusan dan amlgamasi) sebaiknya dipisahkan. Dengan kata lain
2
dua barel atau gelundung seharusnya dimiliki, yang satu memakai liner
(untuk penggerusan) dn satu lagi tanpa iner (untuk amlgamasi)
Ukuran yang telah disebutkan dalam pembahasan tentang
penggerusan dan perbedaannya adalah bahwa paad tahap amlgamasi
(penambahan merkuri ke dalam pulp) media penggerus berjumlah 1
atau 2 batang yang berdiameter 4 atau 5 inci, atau sengh lusin bola
bediameter 4 atau 5 inci. Selanjutnya kecepatan putarannya rendah dan
lamanya amalgamasi berkisar antara 1 jam sampai beberapa jam. Pulp
dan media penggerus mengisi barel atu gelundung dengan kisaran dari
sepertiga sampai setengah volume barel. Jika operasi penggerusan
penting, operasi amlgamasi memakai 60-80% padatan. Jika amlgamasi
saja, operasi dengan 30-50% padatan. Jumlah merkuri yang
ditambahkan bergantung pada kadar emas dalam bijih dan jumlah
merkuri ditambah apabila kadar emasnya tinggi.

 Perolehan Emas

Perolehan emas denag teknologi amlgamasi relative rendah


(artinya apabila dibandingkan dengan teknologi sianida). Untuk
memperbaiki teknologi amalgamasi (perolehan emas dan kehilangan
merkuri) dari tambang rakyat dapat dilakukan dengan penambahan
baha kimia dan pengaturan teknik (berat umpan, persentase padatan,
waktu giling, dan waktu amalgamasi) perolehan emas dapat mencapai
55%. Air raksa yang hilang sangat kecil (> 1%)

Untuk menentukan perolehan emas perlu diketahui kandungan


emas sebenarnya dalam batuan (bijih) di laboratorium. Ada 2 metode
yang digunakan yaitu metode gravimetric dan metode dengan alat
modern yaitu AAS.
2.2.2. Pemanfaatan Mineral Emas
Emas merupakan logam mulia yang bernilai jual tinggi. Emas dapat
digunakan sebagai aksesoris atau investasi.
Selain sebagai aksesoris dan investasi, emas juga memiliki manfaat
lain bagi kehidupan manusia. Emas kerap dimanfaatkan di berbagai sektor
kehidupan mulai dari bidang industri bahkan kecantikan.
2
 Bidang Industri
o Konduktor dalam Smartphone
Manfaat emas yang pertama yaitu sebagai konduktor
dalam smartphone atau ponsel pintar. Emas kerap digunakan
dalam industri pembuatan ponsel. Hal ini lantaran emas adalah
konduktor ideal.Emas juga memiliki kelebihan tidak mudah
berkarat, sehingga cocok untuk membuat barang-barang
elektronik yang canggih. Tak hanya untuk smartphone, emas
juga digunakan dalam industri pembuatan PDA, GPS hingga
kalkulator canggih.

o Pemantul Radiasi Sinar Matahari dalam Kaca


Manfaat emas yang kedua yaitu sebagai pemantul
radiasi sinar matahari dalam kaca. Emas sering dicampurkan ke
dalam bahan pembuat kaca khusus di gedung-gedung
bertingkat.
Selain itu, emas juga dijadikan pelindung helm astronot
agar mata dan kulit astronot tetap terlindung selama di luar
angkasa.Emas dapat sebagai pemantul radiasi sinar matahari.
Hal ini tentu bermanfaat untuk menjaga gedung tetap sejuk
serta menghasilkan warna yang indah.

o Mengisi Tambalan Gigi


Manfaat emas yang ketiga yaitu untuk mengisi
tambalan gigi. Ternyata, manfaat emas sebagai tambalan gigi
jauh melebihi harganya.Hal ini karena emas memiliki kelebihan
tidak berkarat dan tak mudah larut serta tertelan. Meski
harganya mahal, tambalan gigi dengan emas tetap diminati
sejumlah kalangan.

o Sebagai Pelapis Bangunan


Manfaat emas yang keempat yaitu sebagai pelapis
bangunan. Anda tentu pernah melihat bangunan zaman dulu
2
yang berlapis emas.Emas memang telah dikenal sejak dulu
sebagai pelapis bangunan. Bangunan yang dilapisi emas akan
terlihat makin indah. Selain itu, lapisan emas membuat
bangunan terlihat indah lebih lama.
o Sebagai Elemen Pesawat Luar Angkasa
Manfaat emas yang kelima yaitu sebagai elemen
pesawat luar angkasa. NASA memanfaatkan emas untuk
berbagai elemen pada pesawat luar angkasa.Lapisan emas
biasanya berada di permukaan pesawat luar angkasa. Hal ini
bertujuan untuk menangkal radiasi berlebihan.Selain itu, emas
ternyata juga dipakai dalam sirkuit berbagai mesin di dalam
pesawat luar angkasa. Hal ini karena emas memiliki sifat
sebagai konduktor yang baik dan anti karat.
 Bidang Kecantikan
o Mengurangi Kerutan, Noda Hitam dan Garis Halus
Kulit cantik dan sehat tentu menjadi impian setiap
wanita. Seiring bertambahnya usia, kerutan, noda hitam hingga
garis halus makin terlihat.Emas memiliki manfaat dapat
mengurangi kerutan, noda hitam dan garis halus. Hal ini karena
emas dapat mengaktifkan sel-sel penting pada kulit.

o Mencegah Penuaan Dini dan Merangsang Sel Kulit


Manfaat lain dari emas di bidang kecantikan yaitu
mencegah penuaan dini. Emas dinilai mampu mengurangi
kekeringan pada kulit sehingga dapat mencegah terjadinya
penuaan dini.Selain itu, emas juga dapat merangsang sel kulit,
pembuluh nadi serta pembuluh vena di dalam tubuh.

o Menghambat Penurunan Jumlah Kolagen dan Mengobati


Alergi
Emas diketahui dapat membantu menghambat
penurunan jumlah kolagen. Memanfaatkan emas untuk
perawatan kulit mampu menghambat penurunan jumlah
2
kolagen.
o Mengobati Alergi
Emas diketahui mengandung antioksidan yang dapat
membantu meningkatkan sirkulasi darah. Sirkulasi darah yang
lancar akan mengurangi munculnya jerawat dan alergi kulit
lainnya.

2.3. Perubahan Harga Mineral Emas Selama 20 Tahun Terakhir


Berdasarkan data yang dikompilasi dari situs goldprice.org, harga 1 gram
emas 20 tahun yang lalu hanya sekitar Rp70 ribuan. Sekarang, harga emas sudah
mendekati level Rp900 ribuan per gram.
Bahkan, harga emas dalam rupiah sempat mencapai rekor yaitu Rp 900 per
gram Peningkatan ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu menguatnya harga emas di
pasar global dan nilai tukar dolar AS yang terapresiasi terhadap rupiah.

Harga emas, menurut goldprice.org pada penutupan 22 April 2020,


menyentuh Rp862.439 per gram. Artinya, dalam 20 tahun terakhir, harga emas
logam mulia dalam rupiah sudah melonjak 1102,5 persen atau naik 12 kali lipat.

Grafik Harga Emas dalam 2Rupiah per Gram selama 20 Tahun


Akan tetapi, bila dilihat dalam denominasi dolar AS, harga emas dalam 20
tahun terakhir hanya tumbuh 516,89 persen atau sekitar 6 kali lipat saja. Seperti
terlihat di dalam grafik, harga emas dalam dolar AS sempat berfluktuasi ketika
terjadi krisis subprime mortgage di AS pada tahun 2008 dan krisis Eropa pada 2013.

Grafik Harga Emas dalam Dolar AS per Troy Ounce selama 20 Tahun

2.4. Organisasi Dunia

World Gold Council atau Dewan Emas Dunia adalah organisasi


penambang dan bisnis penting di dunia yang terkait dengan emas. Organisasi
ini merupakan pengembangan pasar organisasi untuk emas industri. Hal ini
terjadi di semua bagian industri, dari penambangan emas hingga investasi.
Tujuan mereka adalah untuk merangsang dan mempertahankan permintaan
emas. Imbal hasil emas sepanjang tahun 2020 yang tak sampai 30 persen dan
Bitcoin tumbuh sekitar 300 persen, mungkin yang mendorong organisasi itu
membuat kajian khusus soal emas versus Bitcoin. 
Organisasi ini sering mempublikasikan penelitian yang menunjukkan
kekuatan emas sebagai pemelihara kekayaan baik bagi investor maupun
negara. Mereka juga memberikan analisis industri, menawarkan wawasan
tentang pendorong permintaan emas. Mereka juga telah meluncurkan berbagai
2
produk seperti SPDR GLD dan rencana penimbunan emas di India dan China. 
Dewan Emas Dunia  adalah asosiasi yang anggotanya terdiri dari
perusahaan pertambangan emas terkemuka dunia. Hal ini membantu
mendukung anggotanya untuk menambang dengan cara yang bertanggung
jawab dan mengembangkan Standar Emas Bebas Konflik. 
Organisasi dunia emas ini berkantor pusat di London , Inggris Raya.
Mereka memiliki kantor di India , Cina , Singapura , dan Amerika
Serikat . David Harquail menjadi presiden baru. WCG menunjuk David Tait
sebagai CEO. Emas disebut organisasi itu memiliki sifat ganda. Sumber
permintaan emas sangat berbeda dengan Bitcoin. Selama lebih dari 2.000
tahun, emas telah berfungsi sebagai alat tukar dan digunakan sebagai
penyimpan nilai (store of value).
World Gold Council menyebut emas dimiliki oleh investor institusi
dan individu, termasuk oleh bank sentral. Mengacu pada peran emas dalam
komponen produksi barang elektronik dan sebagai perhiasan.

2.5. Trader
2.5.1. Pengertian Trading Emas
Emas merupakan logam mulia yang menjadi alat tukar tertua
di dunia dan dipilih sebagai instrumen investasi individu hingga
bank sentral mancanegara.

2.5.2. Keunggulan Trading Emas


Kelebihan trading emas trading ini adalah Anda tidak perlu
bingung menyimpan fisik emas layaknya investasi emas konvensional.
Perdagangan secara virtual tanpa melibatkan perpindahan aset secara
fisik sehingga bebas biaya penyimpanan dan transportasi. Artinya
transaksi yang dilakukan lebih simple, aman, dan hemat biaya.
2.5.3. Resiko Trading Emas
1. Risiko Leverage
Fasilitas leverage di dalam trading emas bisa memberikan
keuntungan tetapi juga bisa menyebabkan potensi loss yang besar
pula. Dengan leverage, ada kemungkinan mendapatkan profit dalam
2
jumlah yang besar, tetapi risiko juga bisa ikut membesar. Untuk
mengurangi risiko leverage, trader bisa dengan mengatur margin,
melakukan manajemen uang yang tepat dan memilih leverage yang
sesuai dengan kemampuan untuk dikendalikan.
2. Risiko Perubahan Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga mempengaruhi nilai tukar mata uang
sebuah negara. Jadi pada saat tingkat suku bunga di suatu negara
semakin meningkat, maka mata uang negara tersebut akan ikut
bertambah kuat karena ada aliran dana investasi yang masuk ke
negara. Sedangkan jika tingkat suku bunga menurun, maka mata
uang negara tersebut akan ikut melemah. Naik turunnya suku bunga
ini dapat memicu fluktuasi harga di pasar, baik yang berhubungan
dengan trading mata uang ataupun emas.

2.5.4. Hal yang Memengaruhi Harga Emas


Selain jumlah persediaan dan permintaan, harga emas juga
dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang USD. Emas digunakan sebagai
diversifikasi investasi berbagai bank sentral sehingga nilai emas
berbanding terbalik dengan nilai tukar mata uang USD.

2
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Proses differensiasi berlangsung pada magma sehingga dari suatu
sumber magma akan terbentuk berbagai macam mineral-mineral baru. Emas
ditemukan di deposit - deposit veins dan alluvial dan seringnya dipisahkan
dari bebatuan dan mineral- mineral lainnya dengan proses penambangan dan
panning. Berdasarkan data yang dikompilasi dari situs goldprice.org, harga 1
gram emas 20 tahun yang lalu hanya sekitar Rp70 ribuan. Sekarang, harga
emas sudah mendekati level Rp900 ribuan per gram. Bahkan, harga emas
dalam rupiah sempat mencapai rekor yaitu Rp 900 per gram Peningkatan ini
disebabkan oleh dua faktor, yaitu menguatnya harga emas di pasar global dan
nilai tukar dolar AS yang terapresiasi terhadap rupiah. World Gold Council
atau Dewan Emas Dunia adalah organisasi penambang dan bisnis penting di
dunia yang terkait dengan emas. Organisasi ini merupakan pengembangan
pasar organisasi untuk emas industri. Hal ini terjadi di semua bagian industri,
dari penambangan emas hingga investasi. Tujuan mereka adalah untuk
merangsang dan mempertahankan permintaan emas. Imbal hasil emas
sepanjang tahun 2020 yang tak sampai 30 persen dan Bitcoin tumbuh sekitar
300 persen, mungkin yang mendorong organisasi itu membuat kajian khusus
soal emas versus Bitcoin.

3.2. SARAN
Makalah ini tentu masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu saran terhadap pembaca kiranya makalah ini
dapat memberi penjelasan yang mudah dimengerti dan Penulis juga
memerlukan kritik yang membangun dari para pembaca.Terimakasih.

2
DAFTAR PUSTAKA

1. Enviromental and Natural Resource (economics of market allocation: supply n


demand) [Steven_C._Hackett]
2. Economics of the international coal trading [Lars_Schernikau]
3. International Mineral Economics [Werner R. Gocht]
4. Joko, Subtanto. 2006. SUMBER DAYA EMAS PRIMER SEKALA KECILUNTUK
PENGEMBANGAN WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYATDENGAN
KONSEP CUSTOM MILL. Bandung : Pusat Sumber Daya Geologi2.
5. Sumardi,Eddy. 2009. TINJAUAN EMAS EPITERMAL PADA
LlNGKUNGANVOLKANIK. Bandung : Pusat Sumber Daya Geologi3.
6. Fadlin. 2008. KARAKTERISTIK ENDAPAN EMAS OROGENIK
SEBAGAISUMBER EMAS PLACER DI DAERAH WUMBUBANGKA,
BOMBANA,SULAWESI TENGGARA. Yogyakarta : Jurusan Teknik Geologi FT-
UGM.4.
7. Zulkifli Danny. 2006. Karakteristik mineralisasi epitermal di Daerah Taran,
HuluKahayan, Kalimantan Tengah berdasarkan studi mikroskopis,X-Ray Diffraction
(XRD), dan inklusi fluida. Bandung : Pusat Sumber DayaGeologi.6.
8. Ishlah Teuku. 2012. TINJAUAN KETERDAPATAN EMAS PADAKOMPLEKS
OFIOLIT DI INDONESIA. Bandung : Pusat Sumber DayaGeologi.7.
9. Djamaluddin.H. 2012. POTENSI DAN PROSPEK PENINGKATAN NILAI
TAMBAH MINERAL LOGAM DI INDONESIA(SUATU KAJIANTERHADAP
UPAYA KONSERVASI MINERAL). Makassar : Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.8.
10. Suardana. 2012. DENTIFIKASI ZONA ALTERASI BATUAN
DALAMMENENTUKAN INDIKASI MINERAL SULFIDA EMAS (STUDI
KASUS DAERAH WUNGKOLO, KECAMATAN WAWONII,
KABUPATENKONAWE SELATAN, PROPINSI SULAWESI TENGGARA).
2
Makassar : Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan
IlmuPengetahuan Alam.

Anda mungkin juga menyukai