Anda di halaman 1dari 21

WAKTU KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT

& PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA
DAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 35 TAHUN 2021 TENTANG
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU, ALIH DAYA, WAKTU KERJA DAN
WAKTU ISTIRAHAT DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Direktorat Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Kementerian Ketenagakerjaan

1
1

WAKTU KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT


A. WAKTU KERJA
1. Waktu Kerja “Standar” 2. Waktu Kerja Kurang dari “Standar” 3. Waktu Kerja Lebih dari “Standar”

❖ Waktu kerja “standar” ❖ Perusahaan pada sektor usaha ❖ Perusahaan pada sektor usaha atau
adalah: atau pekerjaan tertentu yang pekerjaan tertentu yang menerapkan
- 7 jam 1 hari dan 40 menerapkan waktu kerja waktu kerja lebih dari waktu kerja
jam 1 minggu untuk 6 kurang dari waktu kerja “standar”, pelaksanaannya sesuai
hari kerja dalam 1 “standar”, memenuhi kriteria ketentuan waktu kerja yang telah
minggu; atau sebagai berikut: ditetapkan Menteri.
a. Penyelesaian pekerjaan →Saat ini Menaker telah menetapkan
- 8 jam 1 hari dan 40
kurang dari 7 jam 1 hari dan WKWI untuk 5 sektor usaha atau
jam 1 minggu untuk 5
kurang dari 35 jam 1 pekerjaan tertentu. *
hari kerja dalam 1
minggu;
minggu ❖ Dalam hal terdapat kebutuhan WKWI
b. Waktu kerja fleksibel;
c. Pekerjaan dapat dilakukan selain yang telah ditetapkan, Menteri
di luar lokasi kerja. dapat menetapkan WKWI bagi sektor
usaha atau pekerjaan tertentu
lainnya.
3
Lanjutan ..... * PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
MENGENAI WAKTU KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT UNTUK SEKTOR USAHA
DAN PEKERJAAN TERTENTU

1. Kepmenakertrans Nomor KEP.234/MEN/2003 tentang Waktu Kerja dan Istirahat pada


Sektor Usaha Energi dan Sumber Daya Mineral pada Daerah Tertentu

2. Permenakertrans Nomor PER.15/MEN/VII/2005 tentang Waktu Kerja dan Istirahat pada


Sektor Usaha Pertambangan Umum pada Daerah Operasi Tertentu

3. Permenakertrans Nomor PER.11/MEN/VII/2010 tentang Waktu Kerja dan Istirahat di


Sektor Perikanan pada Daerah Operasi Tertentu

4. Permenakertrans Nomor 4 Tahun 2014 tentang Waktu Kerja dan Waktu Istirahat pada
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi

5. Permenaker Nomor 27 Tahun 2015 tentang Waktu Kerja dan Waktu Istirahat Sektor
Agribisnis Hortikultura

4
B. WAKTU KERJA LEMBUR & UPAH KERJA LEMBUR

1. Waktu Kerja Lembur

❖ Ada perintah dari pengusaha dan ❖ Perusahaan wajib:


persetujuan dari pekerja/buruh a. membayar upah kerja lembur;
(secara tertulis dan/atau media digital) b. memberi kesempatan untuk istirahat
→ dibuat daftar pelaksanaan kerja secukupnya; dan
lembur, memuat nama pekerja/buruh c. memberikan makanan dan minuman
yang bekerja lembur dan lamanya paling sedikit 1.400 kilo kalori, bila kerja
waktu kerja lembur. lembur dilakukan 4 jam atau lebih (tidak
dapat diganti uang).
❖ Waktu kerja lembur maksimal 4 jam
dalam 1 hari dan 18 jam dalam 1 ❖ Ketentuan waktu kerja lembur maksimal,
minggu → ketentuan ini tidak dikecualikan bagi perusahaan pada sektor
termasuk kerja lembur yang dilakukan usaha atau pekerjaan tertentu yang
pada waktu istirahat mingguan menerapkan waktu kerja lebih dari waktu
dan/atau hari libur resmi. kerja “standar”.
5
2. Upah Kerja Lembur

• Didasarkan pada Hari istirahat mingguan dan/atau hari Hari istirahat mingguan
upah bulanan. libur resmi, untuk 6 hari kerja dan 40 dan/atau hari libur resmi,
• Upah (lembur) jam seminggu: untuk 5 hari kerja dan 40
sejam = 1/173 kali a. jam pertama s.d jam ketujuh → 2 kali jam seminggu:
upah sebulan upah sejam; a. jam pertama s.d jam
b. jam kedelapan → 3 kali upah sejam; kedelapan → 2 kali
Hari kerja biasa: dan upah sejam;
a. Jam pertama c. jam kesembilan, jam kesepuluh, dan b. jam kesembilan → 3
sebesar 1,5 kali jam kesebelas → 4 kali upah sejam kali upah sejam; dan
upah sejam; dan c. jam kesepuluh, jam
b. Setiap jam Bila hari libur resmi jatuh pada hari kesebelas, dan jam
berikutnya → 2 kali kerja terpendek: keduabelas → 4 kali
upah sejam. a. jam pertama s.d jam kelima → 2 kali upah sejam
upah sejam;
b. jam keenam → 3 kali upah sejam;
dan
c. jam ketujuh, jam kedelapan, dan jam
kesembilan, → 4 kali upah sejam
6
Lanjutan .....

❖ Pengecualian pemberian upah kerja lembur:

Pemberian upah kerja lembur dikecualikan bagi pekerja/buruh


dalam golongan jabatan tertentu, yaitu yang memiliki tanggung
jawab sebagai pemikir, perencana, pelaksana, dan/atau pengendali
jalannya perusahaan dengan waktu kerja tidak dapat dibatasi dan
mendapatkan upah lebih tinggi → Pengaturan golongan jabatan
tertentu tersebut diatur dalam PK, PP, atau PKB.

7
C. WAKTU ISTIRAHAT

1. Waktu Istirahat
Waktu istirahat paling sedikit
meliputi:
a. istirahat antara jam kerja
b. Istirahat mingguan 2. Cuti
Wajib diberikan
→ cuti tahunan
3. Istirahat panjang
- Tidak wajib;
- Perusahaan tertentu dapat
memberikan istirahat
panjang.

8
D. SANKSI

Jenis pelanggaran Jenis pelanggaran Jenis pelanggaran


1. Tidak melaksanakan ketentuan 1. Tidak membayar upah kerja Tidak ada persetujuan
waktu kerja; lembur; lembur dari pekerja dan
2. Tidak memberikan waktu 2. Tidak memberikan waktu waktu kerja lembur
istirahat mingguan; istirahat dan cuti; maksimal dilanggar;
3. Tidak memberikan kesempatan 3. Pemberian waktu istirahat yang
untuk istirahat secukupnya dan tidak sesuai perat Bentuk sanksi pidana
makanan dan minimum pada saat Sanksi pidana denda
kerja lembur Bentuk sanksi pidana paling sedikit Rp 5 juta dan
a. Sanksi pidana kurungan paling paling banyak Rp 50 juta
Bentuk sanksi administratif singkat 1 bulan dan paling lama
a. Teguran tertulis; 12 bulan; dan/atau
b. Pembatasan kegiatan usaha; b. Denda paling sedikit Rp 10 juta
c. Penghentian sementara sebagian dan paling banyak Rp 100 juta
atau seluruh alat produksi; dan
d. Pembekuan kegiatan usaha.

✓ Dilakukan secara bertahap


9
2

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


A. MEKANISME PHK

❖ PENCEGAHAN
Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh (SP/SB), dan Pemerintah harus mengupayakan agar
tidak terjadi PHK.

❖ PEMBERITAHUAN
- Bila PHK tidak dapat dihindari, maksud & alasan PHK diberitahukan Pengusaha kepada pekerja/buruh
dan/atau SP/SB di dalam perusahaan (bila pekerja/buruh yang bersangkutan menjadi anggota SP/SB)
→ surat pemberitahuan paling lama 14 hari sebelum PHK (untuk PHK dalam masa percobaan, surat
pemberitahuan paling lama 7 hari sebelum PHK).
- Bila pekerja/buruh tidak menolak PHK, Pengusaha melaporkan PHK tersebut Kemnaker dan/atau Disnaker
Provinsi dan Disnaker Kabupaten/Kota.

❖ PENYELESAIAN PERSELISIHAN
- Bila pekerja/buruh menolak PHK, harus membuat surat penolakan disertai alasan paling lama 7 hari setelah
diterimanya surat pemberitahuan.
- Bila terjadi perbedaan pendapat mengenai PHK, penyelesaian PHK dilakukan melalui perundingan bipartit.
- Bila perundingan bipartit tidak tercapai kesepakatan, penyelesaian PHK dilakukan melalui mekanisme
penyelesaian perselisihan hubungan industrial (UU 2/2004).

11
B. BESARAN HAK AKIBAT PHK
(Pasal 156 UU 11/2020 jo Pasal 40 PP 35/2021)
Masa Kerja Besar Masa Kerja Besar
(tahun) Pesangon (tahun) UPMK
MK < 1 1 bulan upah 3 ≤ MK< 6 2 bulan upah
1 ≤ MK < 2 2 bulan upah
6 ≤ MK < 9 3 bulan upah
2 ≤ MK < 3 3 bulan upah
9 ≤ MK < 12 4 bulan upah
3 ≤ MK < 4 4 bulan upah
12 ≤ MK < 15 5 bulan upah
4 ≤ MK < 5 5 bulan upah
5 ≤ MK < 6 6 bulan upah 15 ≤ MK < 18 6 bulan upah
6 ≤ MK < 7 7 bulan upah 18 ≤ MK < 21 7 bulan upah
7 ≤ MK < 8 8 bulan upah 21 ≤ MK < 24 8 bulan upah
MK ≥ 8 9 bulan upah MK ≥ 24 10 bulan upah

Uang Penggantian Hak meliputi:


a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat
pekerja/buruh diterima bekerja; dan
c. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, dan
Perjanjian Kerja Bersama.
12
C. ALASAN PHK & HAK AKIBAT PHK

HAK AKIBAT PHK


NO ALASAN PHK (PP 35/2021)
MENURUT PP 35/2021
1 Perusahaan melakukan penggabungan, peleburan dan pemisahan perusahaan dan 1 UP + 1 UPMK + UPH
pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja

Perusahaan melakukan penggabungan, peleburan dan pemisahan perusahaan dan 1 UP + 1 UPMK + UPH
pengusaha tidak bersedia menerima pekerja/buruh

Pengusaha melakukan pengambilalihan perusahaan (inisiatif PHK dari pengusaha) 1 UP + 1 UPMK + UPH

Pengusaha melakukan pengambilalihan perusahaan yang mengakibatkan terjadinya ½ UP + 1 UPMK + UPH


perubahan syarat kerja dan pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan
kerja

2 Perusahaan melakukan efisiensi yang disebabkan perusahaan mengalami ½ UP + 1 UPMK + UPH


kerugian

Perusahaan melakukan efisiensi untuk mencegah terjadinya kerugian 1 UP + 1 UPMK + UPH

13
HAK AKIBAT PHK
NO ALASAN PHK (PP 35/2021)
MENURUT PP 35/2021
3 Perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus ½ UP + 1 UPMK + UPH
menerus selama 2 (dua) tahun atau

Perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian tidak secara ½ UP + 1 UPMK + UPH
terus menerus selama 2 (dua) tahun

Perusahaan tutup yang disebabkan bukan karena perusahaan mengalami kerugian 1 UP + 1 UPMK + UPH

4 Perusahaan tutup yang disebabkan keadaan memaksa (force majeure) ½ UP + 1 UPMK + UPH

Terjadi keadaan memaksa (force majeur) yang tidak mengakibatkan perusahaan ¾ UP + 1 UPMK + UPH
tutup

5 Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang yang ½ UP + 1 UPMK + UPH
disebabkan perusahaan mengalami kerugian

Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang bukan karena 1 UP + 1 UPMK + UPH
perusahaan mengalami kerugian

14
HAK AKIBAT PHK
NO ALASAN PHK (PP 35/2021)
MENURUT PP 35/2021
6 Perusahaan pailit ½ UP + 1 UPMK + UPH

7 Adanya permohonan PHK yang diajukan oleh pekerja/buruh dengan 1 UP + 1 UPMK + UPH
alasan pengusaha melakukan perbuatan sebagaimana Pasal 154A ayat
(1) huruf g UU CK (atau Pasal 36 huruf g PP 35/2021)

8 Adanya putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial UPH + Uang Pisah
yang menyatakan pengusaha tidak melakukan perbuatan sebagaimana
Pasal 154A ayat (1) huruf g UU CK (atau Pasal 36 huruf g PP 35/2021)
terhadap permohonan yang diajukan oleh pekerja/buruh

9 Pekerja/Buruh yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri dan UPH + Uang Pisah
memenuhi syarat sebagaimana Pasal 154A ayat (1) huruf i UU CK
(atau Pasal 36 huruf i PP 35/2021)

15
HAK AKIBAT PHK
NO ALASAN PHK (PP 35/2021)
MENURUT PP 35/2021
10 Pekerja/buruh mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa UPH + Uang Pisah
keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah
dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis

11 Pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian ½ UP + 1 UPMK + UPH
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama dan sebelumnya telah
diberikan surat peringatan

Pekerja/buruh melakukan pelanggaran bersifat mendesak yang diatur dalam UPH + Uang Pisah
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama

12 Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat UPH + Uang Pisah
ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana yang
menyebabkan kerugian perusahaan

Pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat 1 UPMK + UPH
ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana yang tidak
menyebabkan kerugian perusahaan

16
HAK AKIBAT PHK
NO ALASAN PHK (PP 35/2021)
MENURUT PP 35/2021
Pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum berakhirnya masa 6 UPH + Uang Pisah
(enam) bulan dan pekerja/buruh dinyatakan bersalah (terbukti tindak
pidana tersebut menyebabkan kerugian perusahaan)

Pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum berakhirnya masa 6 1 UPMK + UPH


(enam) bulan dan pekerja/buruh dinyatakan bersalah (terbukti tindak
pidana tersebut tidak menyebabkan kerugian perusahaan)

13 Pengusaha melakukan PHK karena pekerja/buruh mengalami sakit 2 UP + 1 UPMK + UPH


berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat
melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan

Pekerja/buruh mengajukan permohonan PHK kepada Pengusaha 2 UP + 1 UPMK + UPH


karena pekerja/buruh mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat
kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah
melampaui batas 12 (dua belas) bulan

17
HAK AKIBAT PHK
NO ALASAN PHK (PP 35/2021)
MENURUT PP 35/2021
14 Pekerja/buruh memasuki usia pensiun 1¾ UP + 1 UPMK + UPH

15 Pekerja/buruh meninggal dunia 2 UP + 1 UPMK + UPH

❖ Keterangan:
- UP = Uang Pesangon
- UPMK = Uang Penghargaan Masa Kerja
- UPH = Uang Penggantian Hak
- Besaran Uang Pisah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama

18
✓ Korelasi Program Dana Pensiun dengan PHK
• Pengusaha yang mengikutsertakan Pekerja/Buruh dalam program pensiun
sesuai peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun, iuran yang
dibayar oleh Pengusaha dapat diperhitungkan sebagai bagian dari
pemenuhan kewajiban Pengusaha atas UP dan UPMK serta uang pisah.
• Jika perhitungan manfaat dari program pensiun tersebut lebih kecil
daripada Uang Pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja serta uang
pisah maka selisihnya dibayar oleh Pengusaha.
• Pelaksanaan ketentuan tersebut diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama.

✓ PHK pada Usaha Mikro dan Kecil


• Pengusaha pada usaha mikro dan kecil wajib membayar UP, UPMK, UPH dan/atau
uang pisah bagi Pekerja/Buruh yang mengalami PHK dengan besaran ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara pengusaha pada uasaha mikro dan kecil dengan
pekerja/buruh.

19
PENUTUP

Peraturan pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang


Cipta Kerja dapat diunduh pada website JDIH Setneg yaitu:
jdih.setneg.go.id/Produk

20
TERIMA KASIH

21

Anda mungkin juga menyukai