Anda di halaman 1dari 1

Persero komplementer bertanggung jawab untuk melakukan tindakan pengurusan atau bekerja

di dalam CV, sedangkan persero komanditer dilarang terlibat dalam aktivitas bisnis perseroan. Hal ini
sudah diatur di dalam Pasal 17 dan Pasal 20 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) sebagai
berikut:

Pasal 17 KUHD : Tiap-tiap persero kecuali yang tidak diperkenankan, mempunyai wewenang untuk
bertindak, mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, dan mengikat perseroan kepada
pihak ketiga, dan pihak ketiga kepada perseroan. Tindakan-tindakan yang tidak bersangkutan dengan
perseroan, atau yang bagi para persero menurut perjanjian tidak berwenang untuk mengadakannya,
tidak dimasukkan dalam ketentuan ini.”

Berdasarkan Pasal 17 KUHD dapat dirumuskan sebagai berikut:

CV adalah suatu persekutuan perdata yang menyelenggarakan atas nama bersama, di mana tiap-tiap
anggota firma yang tidak dikecualikan satu dengan yang lain dapat mengikatkan firma dengan pihak
ketiga dan mereka masing-masing bertanggungjawab atas seluruh utang firma secara renteng.

Dari Pasal tersebut, karakteristik CV adalah:

a. Menyelenggarakan perusahaan;

b. Mempunyai nama bersama;

c. Adanya tanggung jawab renteng (tanggung-menanggung); dan

d. Pada asasnya tiap-tiap anggota firma dapat mengikatkan

firma dengan pihak ketiga.

CV yang berarti nama bersama, yaitu nama orang yang dipergunakan menjadi nama perusahaan.
Mengenai hal tersebut telah ada putusan R.v.J Jakarta tanggal 02 September 1921, yang menentukan
nama bersama atau CV itu dapat diambil dari:

a. Nama dari salah seorang sekutu


b. Nama dari salah seorang sekutu dengan tambahan, misalnya Ibrahim Bersaudara,
Jacson Dinata & Patners dan lain-lain.
c. Kumpulan nama dari semua atau sebagian dari nama para sekutu, Misalnya : Purisar,
yang terjadi dari : Purwo, Ismail dan Sarwono.
d. Nama lain yang bukan nama keluarga (familienaam), misalnya mengenai Tujuan
Perusahaan
Perstektilan

Anda mungkin juga menyukai