Anda di halaman 1dari 8

Natasya Rizki Asti, Sri Lestari Rahayu: Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Bagi Pencari Suaka yang Transit

di Indonesia...

PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN ANAK BAGI PENCARI SUAKA YANG


TRANSIT DI INDONESIA SEMBARI MENUNGGU STATUS PENGUNGSI
(Ditinjau dari The United Nations Convention on The Right of Childs 1989)

Natasya Rizki Asti, Sri Lestari Rahayu


E-mail: Natasyarizkiasti@gmail.com, r.srilestari@yahoo.com

Abstract
Ada sekitar 13.000 pengungsi dan pencari suaka di Indonesia meskipun Indonesia belum menjadi
peserta Konvensi 1951 yang terkait dengan Keadaan Pengungsi (Konvensi Pengungsi) atau Protokol
1967. Meskipun bukan negara peratifikasi Konvensi Pengungsi 1951, tetapi Indonesia meratifikasi The
United Nations Convention on The Right of Childs 1989 yang membuat Indonesia memiliki kewajiban
untuk memenuhi hak-hak pencari suaka dan pengungsi anak. Salah satu hak yang wajib di penuhi
adalah hak pendidikan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemenuhan hak pendidikan
anak bagi pencari suaka anak di Indonesia sembari menunggu status pengungsi. Penulisan hukum ini
termasuk penelitian hukum normatif-empiris bersifat deskriptif. Jenis pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kualitatif. Bahan hukum penelitian ini mencakup
bahan hukum primer dan sekunder dengan menggunakan teknik pengamatan atau observasi dan
wawancara atau interview. Teknik analisis menggunakan metode analisis data kualitatif dengan model
interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan hak pendidikan bagi pencari suaka anak
sudah dipenuhi oleh rumah detensi imigrasi yang menampung para pencari suaka anak tersebut.
Keywords: Asylum Seeker, Children’s educational right, The United Nations Convention on The Right
of Childs 1989, Refugees Conventions 1951, UNHCR.

A. Pendahuluan Berdasarkan data yang diambil dari situs


resmi United Nation High Commissioner for
Sebagai negara yang menjadi bagian dari
Refugees (yang selanjutnya disebut UNHCR)
dunia internasional dan sebagai negara yang
sampai dengan akhir Juni 2017, sebanyak
bermartabat, maka dalam menghadapi masalah
5.274 pencari suaka terdaftar di UNHCR Jakarta
pengungsi, Indonesia memiliki kewajiban untuk
secara kumulatif dari Afghanistan (44%) dan
melindungi serta memberikan penghormatan
Somalia (17%) dan 8,819 pengungsi yang
kepada hak-hak para pengungsi tersebut
sebagian besar datang dari Afghanistan (53%),
sesuai dengan hukum nasional maupun hukum
Myanmar (8%), dan Somalia (8%) terdaftar di
internasional yang dianut oleh Indonesia (Wenas
UNHCR Jakarta. Dua puluh lima persen dari
Kenny Kevin, 2017:117). Namun tidak semua
jumlah total orang yang terdaftar di UNHCR
orang yang datang dari negara lain adalah
Indonesia adalah anak-anak, selain itu 406 anak-
seorang pengungsi, definisi dari pengungsi
anak datang sendiri atau terpisah dari keluarga
adalah seseorang yang mempunyai rasa takut
mereka (UNHCR, http://www.unhcr.org/id di-
yang beralasan karena ras, agama, kebangsaan,
akses tanggal 17 Januari 2018) dan hingga 30
keanggotaannya dalam kelompok sosial tertentu
Juni 2014 terdapat 2.507 pengungsi dan pencari
atau pandangan politiknya, berada di luar
suaka anak-anak dimana 798 diantaranya
kebangsaannya dan tidak dapat atau tidak mau
merupakan anak-anak tanpa pendamping yang
memanfaatkan perlindungan negara asalnya
terdaftar oleh UNHCR di Indonesia (SUAKA,
atau yang tidak memiliki kewarganegaraan dan
https://suaka.or.id/2014/07/23/perkembangan-
berada diluar negaranya atau diluar dari tempat
isu-pengungsi-dan-pencari-suaka-di-indonesia/
tinggal sebelumnya akibat peristiwa-peristiwa
diakses tanggal 28 Agustus 2018). Selama
tersebut, yang tidak dapat dan memiliki ketakutan
berada di Indonesia, para pengungsi dan pencari
tersebut, tidak mau kembali ke negara asalnya
suaka tersebut berada dibawah tanggung
(Konvensi Pengungsi 1951, Pasal 1 huruf A
jawab International Organization for Migration
paragraf 2). Sehingga orang-orang yang berada
(yang selanjutnya disebut IOM), UNHCR dan
diluar negara asalnya tanpa memiliki alasan-
Rumah Detensi Imigrasi (yang selanjutnya
alasan yang tercantum dalam Pasal 1 huruf
disebut rudenim). Dalam masa menunggu untuk
A tersebut, tidak dapat dikategorikan sebagai
mendapatkan status pengungsi, para pencari
pengungsi.

Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019 1


Natasya Rizki Asti, Sri Lestari Rahayu: Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Bagi Pencari Suaka yang Transit di Indonesia...

suaka ditempatkan di dalam rudenim, lalu B. Metode Penelitian


setelah status tersebut turun para pengungsi
Jenis penelitian hukum yang digunakan
tersebut akan dipindahkan ke community house
didalam penulisan ini adalah penelitian hukum
yang dibayai oleh IOM dan diawasi oleh rudenim,
normatif-empiris. Penelitian ini menggunakan
sambil menunggu dipindahkannya pengungsi
pendekatan kualitatif, serta pendekatan per-
tersebut ke negara ketiga.
undang-undangan dan pendekatan konseptual.
Karena para pencari suaka dan pengungsi Sumber penelitian yang digunakan adalah
tersebut sudah masuk kedalam wilayah bahan hukum primer dan sekunder, dengan
Indonesia, maka Indonesia tidak memiliki pilihan teknik pengumpulan data pengamatan dan
lain selain menampung para pencari suaka wawancara. Pengamatan dan wawancara yang
tersebut terlebih dahulu, sampai para pengungsi penulis lakukan berlokasi di rudenim Jakarta
dan pencari suaka tersebut diterima di negara dan Semarang. Setelah diperoleh bahan hukum
ketiga, pada umumnya negara ketiga yang ingin yang diperlukan, selanjutnya akan dilakukan
dituju oleh para pengungsi maupun pencari suaka telaah terhadap isu hukum yang ada. Telaah
di Indonesia adalah Australia. Walaupun hanya tersebut dilakukan dengan cara menguraikan
sebagai negara transit, kewajiban Indonesia dan menghubungkan sedemikian rupa sumber
tidak berhenti untuk sekedar menampung saja, hukum yang ada sehingga dapat disajikan
Indonesia juga harus menjamin kebutuhan- jawaban atas pemenuhan hak pendidikan bagi
kebutuhan atau hak-hak dasar pencari suaka pencari suaka anak di Indonesia berdasarkan
dan pengungsi tersebut terpenuhi selama berada The United Nations Convention on The Right of
di wilayah Indonesia. Childs 1989.
Akan tetapi pada realitanya, hak-hak yang
seharusnya diterima pengungsi tidak semuanya
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
dapat dipenuhi oleh pemerintah negara transit,
khususnya negara Indonesia. Kendala yang 1. Prinsip Panduan Perlindungan Anak Ber-
dihadapi oleh para pengungsi dan pencari suaka dasarkan The United Nations Convention
khususnya pengungsi dan pencari suaka anak on The Right of Childs 1989
yakni hak untuk tetap mendapatkan pendidikan CRC telah diadopsi secara internasional,
yang layak. Bagi anak-anak yang diakui oleh dan sebagai suatu aturan hukum maka dapat
UNHCR sebagai pengungsi diizinkan untuk dijadikan sebagai alat untuk pengawasan
mengikuti pelajaran di sekolah-sekolah lokal dan pelaporan hukum hak asasi manusia
yang berada di Indonesia, tetapi bagi anak- internasional. Dalam rangka menjamin
anak yang masih tergolong sebagai pencari bahwa anak merupakan fokus dari perhatian
suaka tidak memiliki hak ini. Meskipun beberapa dan juga menjadi prioritas pemerintah,
sekolah di Indonesia mengijinkan pengungsi maka baik pemerintah maupun organisasi
untuk mendaftarkan dirinya, tetapi para internasional harus menambah pengetahuan
pengungsi diwajibkan untuk belajar bahasa mereka mengenai kewajiban hukum dari
indonesia sebelum mendaftarkan diri di sekolah negara yang berkaitan dengan hak-hak anak
tersebut. Hal inilah yang membuat sebagian (Siti Nuryati, 2008:53). Indonesia sendiri
besar pengungsi anak di Indonesia tidak bisa merupakan negara peratifikasi Konvensi
mendapatkan pendidikan formal, karena tidak Hak Anak 1989. Konvensi Hak Anak 1989
ada tunjangan untuk belajar bahasa indonesia ini diratifikasi pemerintah Indonesia melalui
dan keluarga pengungsi yang ada tidak mampu Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990.
untuk menyewa les privat (Muzafar Ali, 2016:35). Sehingga dalam setiap tahapan dan proses
Sebagai negara peratifikasi The United pembangunan yang menyangkut kehidupan
Nations Convention on The Right of Childs anak harus mengacu kepada Konvensi Hak
1989 (yang selanjutnya disebut CRC), dalam Anak 1989 tersebut. Untuk melaksanakan
melakukan perlindungan terhadap pengungsi Konvensi Hak Anak 1989, pemerintah
dan pencari suaka anak, Indonesia harus Indonesia telah menetapkan berbagai per-
mengacu kepada CRC. Indonesia juga memiliki aturan perundang-undangan, antara lain
kewajiban untuk memenuhi hak-hak anak yang Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002
tercantum dalam butir-butir pasal yang tertulis di tentang Perlindungan Anak dan Undang-
dalam CRC. Selanjutnya, penulis menganalisis undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
pemenuhan hak pendidikan bagi para pencari Perubahan Atas Undang-undang Nomor
suaka anak tersebut selama berada di Indonesia. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
dsb.

2 Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019


Natasya Rizki Asti, Sri Lestari Rahayu: Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Bagi Pencari Suaka yang Transit di Indonesia...

Konvensi Hak Anak memberikan latar belakang budaya dan bahasa anak
kewajiban hukum internasional khusus tersebut.
terkait dengan anak-anak dan menetapkan g. Pasal 22 CRC mengharuskan Negara-
sejumlah prinsip panduan mengenai per- negara Pihak mengambil langkah-
lindungan anak: langkah yang tepat untuk memastikan
a. Kepentingan terbaik bagi anak harus bahwa anak-anak yang mencari sta-
menjadi pertimbangan utama dalam tus pengungsi atau pengungsi yang
semua tindakan yang berpengaruh diakui, baik didampingi maupun tidak,
terhadap anak-anak, termasuk pencari menerima perlindungan dan bantuian
suaka dan pengungsi anak-anak. yang tepat.
b. Tidak boleh ada diskriminasi atas h. Pasal 37 CRC mengharuskan Negara-
dasar ras, warna, jenis kelamin, bahasa, negara Pihak untuk memastikan bahwa
agama, politik atau pendapat lain, asal penahanan/pendetensian terhadap
kebangsaan, etnis atau sosial, harta anak-anak digunakan hanya sebagai
benda, disabilitas, kelahiran atau status upaya terakhir untuk jangka waktu yang
lainnya, atau atas dasar yang status, sesingkat-singkatnya.
kegiatan, pendapat yang dinyatakan, i. Dalam hal pemisahan antara anak-
atau keyakinan dari orang tua anak, wali anak dan orang tua mereka tidak dapat
hukum atau anggota keluarga. dihindari dalam konteks pendetensian,
c. Setiap anak memiliki hak dasar maak baik orang tua maupun anak
untuk hidup, kelangsungan hidup berhak untuk mendapatkan informasi
dan perkembangan diri semaksimal penting dari Negara tentang keberadaan
mungkin. anggota keluarga yang lain kecuali jika
d. Anak-anak harus dijamin untuk me- informasi tersebut kemungkinan akan
miliki hak untuk mengekspresikan merugikan anak.
pandangan mereka secara bebas
dan pandangan mereka harus diberikan 2. Hak-hak Anak Dalam The United Nations
“bobot sebagaimana mestinya” sesuai Convention on The Right of Childs 1989
dengan usia dan tingkat kematangan Beberapa hak anak yang terdapat
anak. dalam CRC, meliputi:
e. Anak-anak memiliki hak atas kesatuan 1. Setiap anak memiliki hak yang melekat
keluarga dan hak untuk tidak dipisahkan pada dirinya untuk hidup, dan semua
dari orang tua mereka di luar kemauan negara harus menjamin sebesar-
mereka. Pasal 20 (1) dari CRC besarnya perkembangan diri dari
menetapkan bahwa seorang anak yang kelangusungan hidup anak.
dicabut dari lingkungan keluarganya
2. Setiap anak memiliki hak atas sebuah
untuk sementara waktu atau secara
nama dan kewarganegaraan sejak
permanen, atau yang demi kepentingan
kelahirannya.
terbaiknya sendiri tidak bisa dibiarkan
tetap berada dalam lingkungan, berhak 3. Anak-anak tidak boleh dipisahkan dari
atas perlindungan dan bantuan khusus orang tua mereka, kecuali oleh pejabat
yang disediakan oleh negara. yang berwenang bagi kebaikan anak-
anak tersebut.
f. Pasal 20 (2) dan (3) CRC mengharuskan
Negara-negara Pihak harus, sesuai 4. Negara-negara suaka harus mem-
dengan hukum nasional mereka untuk bantu pertemuan atau penyatuan
menjamin perawatan alternatif untuk kembali keluarga-keluarga dengan
anak-anak yang seperti itu. Perawatan memperkenankan keluar masuknya
tersebut dapat mencakup, antara orang-orang dari atau ke wilayah
lain, rawat asuh atau, jika diperlukan, mereka.
penempatan dalam panti yang tepat 5. Para orang tua memiliki tanggung
untuk perawatan anak-anak. Ketika jawab utama untuk membesarkan anak
mempertimbangkan pilihan-pilihan, ma- mereka, akan tetapi Negara harus
ka harus diperhatikan keberlanjutan memberikan bantuan yang layak dan
pengasuhan anak serta etnis, agama, mengembangkan lembaga-lembaga
perawatan anak.

Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019 3


Natasya Rizki Asti, Sri Lestari Rahayu: Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Bagi Pencari Suaka yang Transit di Indonesia...

6. Negara-negara harus melindung anak- 17. Anak dibawah usia 15 tahun tidak
anak dari penelantaran dan bahaya fisik boleh mengambil bagian dalam
ataupun mental, termasuk siksaan dan pertikaian, anak-anak dalam situasi
eksploitasi seksual. konflik bersenjata harus memperoleh
7. Negara-negara harus memberikan pe- perlindungan khusus.
rawatan alternatif kepada anak yatim 18. Anak-anak penduduk minoritas dan
piatu. Proses pengangkatan anak harus penduduk asli harus secara bebas
diatur secara seksama dan perjanjian menikmati budaya, agama dan bahasa
internasional harus diupayakan untuk mereka sendiri.
memberikan rambu-rambu dan harus 19. Anak-anak yang menderita perlakuan
memastikan keabsahan yuridis, apa- buruk, penelantaran atau eksploitasi
bila ketika orangtua angkat hendak harus memperoleh perawatan atau
memindahkan anak dari kelahirannya. pelatihan khusus untuk menyembuhkan
8. Anak-anak cacat harus memiliki hak dan merehabilitasi mereka
atas pemeliharaan, pendidikan dan 20. Anak-anak yang terlibat dalam
perawatan khusus. pelanggaran hukum pidana harus
9. Anak-anak berhak atas standar ke- diperlakukan sedemikian rupa se-
sehatan tertinggi yang dicapai. Negara hingga memajukan rasa harkat dan
harus menjamin agar perawatan martabat mereka dan ditujukan untuk
kesehatan diberikan kepada semua mengintegrasikan mereka kedalam
anak, dengan menitikberatkan pada masyarakat.
upaya-upaya preventif, pendidikan
kesehatan dan penurunan tingkat 3. Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Bagi
kematian anak. Pencari Suaka Anak di Indonesia
10. Pendidikan dasar haruslah disediakan Dari beberapa hak anak yang dimuat
secara cuma-cuma dan wajib. Disiplin dalam CRC, salah satu hak yang penulis
dalam sekolah harus menghormati tinjau lebih lanjut adalah hak pendidikan
harkat dan martabat anak. anak, seperti yang dinyatakan dalam pasal
11. Anak-anak harus mempunyai waktu 28 ayat 1 CRC yakni:
untuk beristirahat dan bermain, mem-
“Negara-negara pihak mengakui hak
punyai kesempatan yang sama atas
anak atas pendidikan, dan dengan tujuan
kegiatan-kegiatan budaya dan seni.
mencapai hak ini secara progresif dan ber-
12. Negara-negara harus melindungi dasarkan kesempatan yang sama, mereka
anak-anak dari eksploitasi ekonomi harus, terutama:
dan pekerjaan yang dapat me-
(a) Membuat pendidikan dasar diwajibkan
rugikan pendidikan mereka, atau
dan terbuka bagi semua anak;
membahayakan kesehatan atau ke-
sejahteraan mereka. (b) Mendorong perkembangan bentuk-
bentuk pendidikan menengah yang
13. Negara harus melindungi anak-anak dari
berbeda-beda, termasuk pendidikan
penyalahgunaan obat-obat terlarang
umum dan pendidikan kejuruan, mem-
dan keterlibatan dalam produksi atau
buat pendidikan-pendidikan tersebut
pengedaran obat-obatan.
tersedia dan dapat dimasuki oleh setiap
14. Semua upaya harus dilakukan untuk anak, dan mengambil langkah-langkah
menghapuskan penculikan dan per- yang tepat seperti memperkenalkan
dagangan anak-anak. pendidikan cuma-cuma dan menawar-
15. Hukuman mati atau hukuman seumur kan bantuan keuangan jika dibutuhkan;
hidup tidak boleh dijatuhkan bagi (c) Membuat pendidikan yang lebih tinggi
kejahatan yang dilakukan oleh seorang dapat dimasuki oleh semua anak ber-
sebelum berusia 18 tahun. dasarkan kemampuan dengan setiap
16. Anak-anak dalam penahanan harus sarana yang tepat;
dipisahkan dari orang dewasa, (d) Membuat informasi pendidikan dan
mereka tidak boleh disiksa atau kejuruan dan bimbingan tersedia dan
mengalami perlakuan yang kejam atau dapat dimasuki oleh semua anak;
merendahkan martabat.

4 Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019


Natasya Rizki Asti, Sri Lestari Rahayu: Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Bagi Pencari Suaka yang Transit di Indonesia...

(e) Mengambil langkah untuk mendorong perbedaan bahasa dan budaya yang
kehadiran yang tetap di sekolah dan dimiliki antara anak-anak WNI dan para
penurunan angka putus sekolah. pencari suaka dan pengungsi. Salah
Pasal tersebut bila ditafsirkan, satu syarat administratif dijelaskan pada
berarti bahwa siapapun selama di bawah Pasal 8 Peraturan Menteri Pendidikan
umur 18 tahun berhak mendapatkan dan Kebudayaan Republik Indonesia
hak pendidikan, hal ini juga sudah Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Pe-
dijelaskan dalam pasal sebelumnya nerimaan Peserta Didik Baru Pada
yakni pasal 22 ayat 1, yang di dalamnya Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar,
menyebutkan bahwa: Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas, Sekolah Menengah
“Negara-negara Pihak harus meng- Kejuruan atau Bentuk Lain yang
ambil langkah-langkah yang tepat Sederajat, yakni:
untuk menjamin bahwa seorang
“Syarat usia sebagaimana di-
anak yang sedang mencari status
maksud dalam Pasal 4, Pasal 5 ayat
pengungsi atau yang dianggap
(1), Pasal 6 huruf a, dan Pasal 7 ayat
sebagai pengungsi, sesuai dengan
(1) huruf a dibuktikan dengan akta
hukum dan prosedur internasional atau
kelahiran atau surat keterangan yang
domestik yang berlaku, apakah tidak
dikeluarkan oleh pihak yang berwenang
diikuti atau diikuti oleh orang tuanya
dan dilegalisir oleh lurah setempat
atau oleh orang lain mana pun, harus
sesuai dengan domisili calon peserta
menerima perlindungan yang tepat didik”
dan bantuan kemanusiaan dalam
perolehan hak-hak yang berlaku Ketika meninggalkan negara asal-
yang dinyatakan dalam Konvensi ini nya belum tentu semua pengungsi
dan dalam instrumen-instrumen hak- membawa dokumen-dokumen perjalan-
hak asasi manusia atau kemanusiaan an dan data diri bersamanya. Sehingga
tidak semua pengungsi membawa akta
internasional yang lain, dimana
lahir untuk anaknya. Selain itu kendala
Negara-negara tersebut merupakan
dalam berbahasa juga menjadi salah
pesertanya.”
satu faktor sangat sedikitnya pencari
Poin 10 pada hak-hak anak suaka dan pengungsi anak yang bisa
dalam CRC di atas menyatakan bersekolah formal di sekolah dasar
bahwa pendidikan dasar haruslah negeri di Indonesia. Seperti yang
disediakan secara cuma-cuma dan diucapkan oleh Liaquat Ali Cenghazi,
wajib. Hal ini selaras dengan prinsip Kepala Sekolah Refugee Learning
yang terkandung dalam CRC mengenai Center (RLC) bahwa pada 2016
prinsip kepentingan yang terbaik bagi memang diperbolehkan mendaftar ke
anak. Bahwa pada dasarnya setiap sekolah-sekolah negeri, tapi mereka
anak memiliki hak atas pendidikan harus belajar Bahasa Indonesia dahulu
dasar, hanya saja bagi para pencari sebelum masuk sekolah dan itu yang
suaka dan pengungsi anak yang sulit (Liaquat Ali Cenghazi, https://www.
terpaksa meninggalkan negara asal- aa.com.tr/id/budaya/kontras-nasib-dua-
nya dan harus beradaptasi dengan anak-pengungsi-di-indonesia/968757,
kebudayaan negara lain agar hidupnya diakses pada tangggal 10 Juni 2018).
tidak terancam, tentunya untuk bisa Alasan lainnya, menurut Liaquat, adalah
bersekolah dengan normal seperti anak- para pengungsi sedang menunggu
anak pada umumnya tidaklah mudah. ditempatkan di negara ketiga yang akan
Di Indonesia sendiri untuk bisa menerima mereka, seperti Amerika
memasuki sebuah sekolah dasar negeri, Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia
pihak sekolah memiliki syarat-syarat Baru. Karena negara-negara yang
administratif yang menjadi penghalang akan menerima mereka menggunakan
untuk anak-anak pengungsi atau pencari bahasa inggris untuk percakapan
suaka untuk bisa didaftarkan di sekolah sehari-hari, Bahasa Inggris pun menjadi
tersebut. Selain alasan administratif, target utama pembelajaran.
pihak sekolah pun tentunya memiliki Di samping itu untuk menang-
pertimbangan lebih lanjut, yakni gulangi mengenai masalah syarat

Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019 5


Natasya Rizki Asti, Sri Lestari Rahayu: Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Bagi Pencari Suaka yang Transit di Indonesia...

administratif dari pihak sekolah, seperti maka ruang belajar tersebut diganti
yang disampaikan oleh Bapak Arie menjadi ruangan untuk pengungsi anak.
Afriansyah, Ph.D dalam pemaparan Untuk tahun 2017, rudenim jakarta
tentang Penanganan Pencari Suaka bekerja sama dengan Pusat Krisis
dan Pengungsi di Indonesia pada Universitas Indonesia (PusKris UI) untuk
Seminar Penguatan Pelaksanaan melakukan pembelajaran tidak hanya
Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun untuk anak-anak tetapi juga untuk orang
2016 Tentang Penanganan Pengungsi dewasanya. Beberapa programnya
Dari Luar Negeri Dan Fungsi Rudenim untuk anak-anak adalah belajar untuk
yang diadakan oleh Pihak Rudenim sablon kaos. Selain dari Puskris UI,
Jakarta, bahwasanya: rudenim jakarta juga bekerjasama
“Indonesia sudah meratifikasi Kon- dengan IOM untuk menyewa guru
vensi hak-hak anak dan prinsip utama bahasa Inggris, komputer dan musik,
adalah kepentingan yang paling baik untuk musik yang diajarkan adalah gitar.
untuk anak. Maka Indonesia harus Dan dalam hal pendidikan, semua anak
berkomitmen untuk melaksanakan baik pencari suaka mapun pengungsi
kewajiban, harus melihat sianak baik- diberikan hak yang sama, selama
nya apa dan memang idealnya yang terregister di dalam rudenim.
paling baik untuk anak adalah sekolah, Sedangkan untuk pengungsi yang
mendapat akses pendidikan tetapi berada di community house, Bu Slamet
terganjal dengan proses administratif, juga menjelaskan bahwa rudenim
jadi harus dikondisikan dengan ke- bekerja sama dengan dinas pendidikan,
bijakan pemerintah. Misalnya saja supaya pengungsi bisa bersekolah
dibuatnya peraturan khusus bagi di sekolah dasar negeri, meskipun
pengungsi maupun pencari suaka pengungsi tersebut tidak mendapatkan
dalam hal melakukan pendaftaran, demi ijazah. Bagi pengungsi yang tidak
terlaksananya kewajiban yang dimiliki diterima untuk bersekolah di sekolah
oleh Indonesia” negeri, maka mereka mendapatkan
Selain pendidikan formal, bagi pendidikan dari home-schooling dan
pengungsi yang masih belum di- semua dibiayai oleh IOM. Hal yang
pindahkan ke community house sama juga diterapkan oleh rudenim
dan masih berada didalam rudenim, Semarang, dimana menurut penjelasan
pihak imigrasi tidak tinggal diam dan Pak Pandu Candra Brata selaku
membiarkan hak-hak anak tersebut Kepala Seksi Bidang Perawatan dan
tidak terpenuhi, di rudenim Jakarta, Ibu Kesehatan Rudenim Semarang, bahwa
Slamet Wahyuni selaku Kepala Seksi pendidikan bagi pengungsi anak di
Perawatan dan Kesehatan Rudenim rudenim semarang diprogramkan rutin
Jakarta, pengungsi anak dijadikan satu dan diadakan seminggu sekali untuk
didalam ruangan yang jauh lebih besar masing-masing program, yakni:
dibandingkan dengan pengungsi lain, di a. Pelajaran Bahasa Inggris;
sini pengungsi anak dan ibunya tinggal b. Pelajaran Bahasa Indonesia; dan
bersama-sama dengan pengungsi anak
c. Handicraft.
lainnya, serta ada kamar mandi dalam di
dalam sel tersebut, hak pendidikan anak Dan seluruh pembiayaan program
pun berusaha dipenuhi dengan bantuan ditanggung oleh IOM, rudenim Jakarta
dari mahasiswa-mahasiswa ataupun maupun Semarang hanya bertugas
dari lembaga-lembaga masyarakat mengawasi dan memastikan bahwa
yang dengan sukarela membantu hak-hak para pengungsi dalam hal ini
mengajarkan bahasa inggris, bahasa hak pengungsi anak bisa terpenuhi.
indonesia maupun kerajinan tangan. Selain kegiatan rutin tersebut, ada be-
Sebelum terjadi over capacity, pihak berapa mahasiswa dari universitas di
rudenim sebetulnya menyediakan satu Semarang yang memang mengadakan
ruangan khusus untuk belajar, misalnya program bagi pengungsi. Salah satu-
belajar komputer, bahasa, dan lain-lain. nya adalah mahasiswa dari Universitas
Namun karena ruangan sudah penuh Katolik Soegijapranata program psikolo-

6 Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019


Natasya Rizki Asti, Sri Lestari Rahayu: Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Bagi Pencari Suaka yang Transit di Indonesia...

gi yang datang dan mengajar mengenai pendidikan tersebut dengan mengadakan kelas-
pembangunan karakter bagi pengungsi kelas didalam rudenim dan bekerja sama dengan
baik yang remaja maupun anak-anak. lembaga-lembaga masyarakat. Pendidikan yang
Maka berdasarkan uraian diatas, diterima antar rudenim berbeda tergantung
terlihat bahwa pemerintah Indonesia pada program kerja pejabat rudenim yang
telah berusaha memenuhi hak berwenang, namun pendidikan yang umumnya
pendidikan anak sesuai dengan CRC didapatkan oleh para pencari suaka anak adalah
dan telah berusaha menjalankan pelajaran bahasa indonesia dan pelajaran
kewajiban negara bagi para pengungsi bahasa inggris dengan dibiayai oleh IOM.
dan pencari suaka tersebut. Pe- Berbeda dengan pencari suaka dan pengungsi
menuhan hak pendidikan anak yang anak yang berada di rudenim, pengungsi anak
diberikan umumnya adalah pelajaran yang sudah dipindahkan ke community house
bahasa inggris dan bahasa indonesia, diberi kesempatan untuk bisa ikut bersekolah di
diluar itu tergantung kepada kebijakan sekolah dasar negeri didaerah community house
rudenim dimana mereka ter-registrasi. mereka. Namun mereka tidak bisa mendapatkan
Berbeda dengan rudenim, bagi para ijazah ketika sudah menyelesaikan studi mereka.
pengungsi yang sudah dipindahkan Bagi para pengungsi anak yang tidak diterima
ke community house, hak pendidikan di sekolah negeri, maka IOM akan membiayai
anak mereka dapat terpenuhi dengan home-schooling mereka, untuk itu, Pemerintah
bantuan IOM dan kerjasama dengan Indonesia khususnya Dinas Pendidikan
dinas pendidikan untuk memasukkan hendaknya dapat membuat kebijakan yang
mereka kedalam kelas di sekolah mempertimbangkan pemenuhan hak pendidikan
bagi pengungsi dan pencari suaka yang masih
negeri, meskipun tidak bisa mendapat
anak-anak, sebagai konsekuensi Indonesia telah
ijazah. Bagi yang tidak bisa bersekolah
meratifikasi Konvensi Hak Anak dan didalam
formal, IOM juga memberikan program
Konvensi tersebut Indonesia diberi kewajiban
home-schooling bagi para pengungsi
untuk menjamin hak pendidikan anak dapat
anak, agar kepentingan yang paling baik
dipenuhi. Misalnya saja meniadakan beberapa
untuk anak bisa terpenuhi, dan nantinya
syarat administratif seperti akta lahir, atau surat
ketiga dipindah ke negara ketiga,
ijazah dari pendidikan sebelumnya khusus
mereka tidak ketinggalan pelajaran dan
untuk pengungsi dan pencari suaka. Selain
dapat melanjutkan hidupnya kembali.
pemerintah Indonesia, International Organization
for Migration harus berperan aktif pula dalam
D. Simpulan dan Saran menjamin terpenuhinya hak pendidikan anak
bagi pengungsi, baik yang berada diluar maupun
Pada umumnya Indonesia telah memenuhi di dalam rudenim, misalnya saja dengan bekerja
kewajibannya sebagai negara peratifikasi sama dengan tenaga pengajar untuk bisa
Konvensi Hak Anak 1989 dalam hal pemenuhan mengajarkan pelajaran-pelajaran dasar seperti
hak pendidikan anak. Baik pengungsi maupun bahasa inggris, matematika, dan IPA kepada
pencari suaka dalam hal mendapatkan hak- para pengungsi. Agar ketika sudah sampai ke
haknya tidak dibedakan selama mereka sudah negara tujuan, pengungsi yang masih anak-anak
ter-registrasi dalam sebuah Rudenim. Pihak tersebut dapat tidak ketinggalan pelajaran terlalu
imigrasi sudah berusaha memenuhi hak jauh dari anak-anak seumurannya.

Daftar Pustaka
Konvensi dan Peraturan Perundang-undangan
Konvensi Pengungsi 1951 tentang Status Pengungsi.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2017 Tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan atau Bentuk Lain yang
Sederajat.
Protokol 1967 tentang Status Pengungsi ataupun instrumen regional lainnya.
The United Nations Convention on The Right of Childs 1989.

Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019 7


Natasya Rizki Asti, Sri Lestari Rahayu: Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Bagi Pencari Suaka yang Transit di Indonesia...

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak.
Buku
Meolong, J. (2011). Metodologi Penelitian Kualita-tif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Jurnal
Ali, Muzafar. dkk. 2016. “Asylum Seeker and Refugees in Indonesia: Problems and Potentials”. Cosmo-
politan Civil Societies Journal Vol. 8 No. 2.
Kevin, K. Wenas. “Perlindungan Hukum Bagi Pengungsi di Indonesia Menurut Konvensi PBB 1951 dan
Protokol 1967”. Lex Crimen, Vol. VI No. 8, 2017.
Karya Tulis Ilmiah
Erdina, F. 2009. Perlindungan Hukum Bagi Pengungsi Akibat Konflik Bersenjata di Republik Demokratik
Kongo Menurut Hukum Pengungsi Internasional [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Nuryati, S. Siti. 2008. Perlindungan Pengungsi Anak Timor Leste Menurut Konvensi Hak-hak Anak
20 Nopember 1989 oleh UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) (suatu
tinjauan normatif) [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Website
Liaquat Ali Cenghazi,https://www.aa.com.tr/id/budaya/kontras-nasib-dua-anak-pengungsi-di-indonesia/
968757,diakses pada tanggal 10 Juni 2018.
SUAKA,https://suaka.or.id/2014/07/23/perkem-bangan-isu-pengungsi-dan-pencari-suaka-di-indonesia/
diakses tanggal 28 Agustus 2018.
UNHCR, http://www.unhcr.org/id diakses pada tanggal 17 Januari 2018.

8 Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai