Suaka Diplomatik
Suaka Diplomatik
1
Jurnal Sasi Vol.17 No.2 Bulan April – Juni 2011
ABSTRACT
Asylum problem is oftentimes assumed to represent the political problem, though
represent the law problem special of international law diplomatic asylum is asylum which.
Asylum is asylum which give to one who ask the protection of below diplomatic delegation of
foreign state. Problem which emerge is whether people on who request asylum the foreign
embassy region can be given by a diplomatic asylum. This writing is diplomatic debate
asylum evaluate the international law and to present practice the states in diplomatic asylum
give
Keyword : Asylum diplomatic, International Law
Pendapat yang kedua menyatakan, adalah suatu negara berdaulat tidak dapat
bahwa kekebalan yang dimiliki oleh suatu melaksanakan yuridiksinya terhadap
perwakilan diplomatik tidaklah bersifat negara berdaulat lainnya Jika seorang
mutlak. Kekebalan-kekebalan yang dimiliki agen diplomatik dianggap wakil negara
oleh suatu perwakilan diplomatik tidaklah maka setiap sikap tindakannya adalah
bersifat mutlak.Kekebalan-kekebalan yang merupakan tindakan negara yang diwakili
dimiliki oleh perwakilan diplomatik bukan 3. Functional necessity theory
karena wilayah perwakilan merupakan Pemberian kekebalan dan keistimewaan
bagian dari wilayah negara yang kepada wakil – wakil diplomatik atas
mengirimkan perwakilan, melainkan karena fungsi dari wakil wakil diplomatik agar
oleh negara tempat perwakilan itu berada, supaya wakil diplomatik dapat
semata-mata supaya perwakilan itu bisa menjalankan fungsi dengan baik
menjalankan tugasnya secara baik. Jadi, Diantara teori- teori tersebut di atas,
menurut pendapat yang kedua ini, maka teori functional necessity yang
perwakilan diplomatik bukanlah wilayah membenarkan bahwa kekebalan dan
yang secara absolut tidak bisa diganggu keistimewaan para pejabat diplomatik
gugat (not absolutely inviolable) sebagai merupakan keperluan agar seorang
konsekuensinya, kalau kepentingan negara perwakilan dapat menjalankan tugas-
tempat perwakilan diplomatik itu berada tugasnya secara efektif dan efisien
menghendaki, kekebalan itupun bisa
diterobos, sehingga pada dasarnya suaka 2. Pendapat Para Sarjana
tidak bisa diberikan diwilayah perwakilan.
Hukum Internasional tidak mengenal Starke (1972:358-357) berpendapat
hak secara umum dari Kepala Perwakilan bahwa hukum internasional modern pada
asing untuk memberikan suaka di dalam umumnya tidak mengakui hak dari kepala
gedung perwakilannya, karena jelas bahwa perwakilan untuk memberikan suaka dalam
tindakan semacam itu dapat menghalangi gedung kedutaan. Pemberian tersebut
perundang-undangan setempat dengan agaknya dilarang oleh hukum Internasional
berbuat sekehendaknya dan akan melibatkan sebab akibat dapat membebaskan pelarian
suatu pelanggaran kedaulatan negara tempat dari pelaksanan hukum dan keadilan oleh
perwakilan asing tersebut berada negara territorial .
(Suryokusumo, 1995: 152) Tiadanya hak umum untuk
Hukum Internasional dalam memberikan suaka diplomatik ditegaskan
pemberian kekebalan dan keistimewaan oleh Mahkamah Internasional dalam asylum
diplomat ada 3 teori yaitu case yang memberlakukan apa yang hukum
1. Exterritoriality theory adalah; Internasional regional dari negara - negara
Seorang pejabat diplomatik dianggap Amerika Latin mengenai suaka.
tidak berada dinegara penerima Dalam keadaan tertentu , suaka dapat
melainkan berada dalam negara pengirim, diberikan di dalam gedung kedutaan
meskipun kenyataan ia berada di wilayah (legation premise), yakni :
negara penerima. Maksudnya adalah 1. Sebagai tindakan yang bersifat sementara
sesorang diplomat itu tidak tunduk pada bagi individu yang secara fisik berada
yuridiksi hokum nasional setempat, yang dalam bahaya amukan massa, atau
sebernarnya teori ini menghendaki bahwa pelarian itu berada dalam bahaya karena
setiap pejabat diplomatik adalah hanya terjadinya perubahan politik secara
dikuasai oleh hukum negara pengirim. mendadak, maka agaknya yang menjadi
2. Reresentative character theory alas an pembenar adalah bahwa dengan
Dalam hukum Internasional dikenal suatu pemberian suaka, ancaman yang sifatnya
istilah Par im parem habet imperium
Lucia Ch. Tahamata, Suaka Diplomatik …………………. 4
Jurnal Sasi Vol.17 No.2 Bulan April – Juni 2011
menolak orang –orang yang mau mencari memberikannya kepada para pelaku
tempat perlindungan dalam kedutaan besar. kejahatan, akan tetapi dalam hukum
Berdasarkan praktek diatas maka Internasional tidak ada kewajiban bagi
tampak bahwa hak suaka dalam gedung kepala perwakilan untuk menolak
perwakilan dilomatik tidak ada dalam orang-orang yang ingin mendapat
Hukum Internasional, tetapi dalam waktu tempat perlindungan dalm kedutaan
yang bersamaan kepala perwakilan besar.
Diplomatik tidak berkewajiban mencegah 2. Kenyataan bahwa hak untuk
seorang pelarian memasuki dan berlindung memberikan suaka diplomatic tidak
di dalam gedung perwakilan. Tempat diakui dalam keputusan Mahkamah
perlindungan sementara dapat diberikan Internasional tahun 1951 yaitu antara
kepada pelarian-pelarian (refuges) jika Kolombia dan Peru dan terutama tidak
mereka berada dalam bahaya atau untuk diakui dalam Konvensi Wina 1961 tidak
menyelamatkan mereka dari amukan massa berarti bahwa kepala Perwakilan
atau permusuhan. Seorang yang telah Diplomatik berkewajiban untuk
mendapat perlindungan harus diserahkan menolak orang-orang yang mencari
kepada para pejabat setempat jika ia perlindungan dalam gedung perwakilan
meminta berdasarkan tujuan kejahatan atau diplomatic karena berbagai alas an
adanya surat perintah penangkapan yang terutama alas an politik. Praktek negara-
telah dikeluarkan oleh pejabat yang negara menunjukan bahwa suaka
berwenang. diplomatik itu diperkenankan atas dasar
alasan-alasan kemanusian guna
melindungi mereka yag berda dalam
C. P E N U T U P bahaya.