Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Diploa
3 Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jakarta II, Kementrian Kesehatan RI, dalam rangka Ujian Akhir Program untuk
memenuhi sebagian syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan Bidan
Radiodiagnostik dan Radioterapi.
Dewan Penguji :
i
LEMBARAN PENGESAHAN
ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
Yang dibuat dan diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma
3 Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI Jakarta II adalah benar hasil karya penelitian saya sendiri dan bukan
merupakan tiruan atau duplikasi atau plagiat karya orang lain yang sudah
dipublikasikan, kecuali beberapa bagian yang sumbernya dicantumkan
sebagaimana mestinya sesuai dengan kaedah ilmiah.
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini sebagai civitas akademik Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta II:
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini pihak jurusan berhak untuk menyimpan, mengalih media/format,
mengolah dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat serta
mempublikasikan dengan ketentuan mencantumkan nama saya sebagai Pemilik
Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 29 Mei 2020
Yang membuat pernyataan,
v
INTISARI
vi
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anatomi Traktus Urinarius 5
Gambar 2.2 Kandung Kemih 11
Gambar 2.3 Pergerakan Tabung 19
Gambar 2.4 Pergerakan Sinar X 20
Gambar 4.1 Pesawat Roentgen 24
Gambar 4.2 Flat Panel Detector 26
Gambar 4.3 Radiograf Foto Abdomen Polos Tn. I 28
Gambar 4.4 Radiograf BNO-IVP pada menit ke-15 Tn. I 30
Gambar 4.5 Radiograf BNO-IVP pada menit ke-17 dengan teknik tomografi Tn. I
31
Gambar 4.6 Radiograf BNO-IVP menit ke-20 Tn. I 32
Gambar 4.7 Radiograf BNO-IVP Full Blast Tn. I 33
Gambar 4.8 Radiograf BNO-IVP pada foto post void Tn. I 34
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang diceritakan penulis diatas
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah prosedur pemeriksaan BNO-IVP (Blass Nier Oversiech-
Intra Vena Pyelografi) dengan klinis Nefrolithiasis menggunakan teknik
tomografi di RS Pusat Pertamina?
3
C. Batasan Masalah
Dalam batasan masalah, kali ini penulis hanya membahas tentang
prosedur pemeriksaan BNO-IVP dan teknik tomografi di Rumah sakit Pusat
Pertamina.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui prosedur
pemeriksaan BNO-IVP dengan klinis Neprolithiasis menggunakan
teknik tomogram di Rumah Sakit Pusat Pertamina.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus di terbitkannya KTI ini meliputi:
a. Untuk menjelaskan persiapan & prosedur dalam melakukan
pemeriksaan teknik tomografi dengan klinis Nefrolithiasis di
Rumah Sakit Pusat Pertamina.
b. Untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan prosedur
pemeriksaan teknik tomografi dengan klinis Nefrolithiasis di
Rumah Sakit Pusat Pertamina.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam
bidang radiodiagnostik pada pembaca yang ingin mengetahui
bagaimana teknik pemeriksaan Tomografi, terutama dapat menambah
referensi bagi ilmu pengetahuan dalam bidang teknik radiografi
sehingga dapat menambah pengetahuan di bidang radiografi.
2. Praktis
Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang
penatalaksanaan Teknik Tomografi pada pasien dengan klinis
Nefrolithasis dan untuk Radiografer sebagai acuan SOP pemeriksaan di
Rumah Sakit Tempat Penelitian ini diadakan.
4
F. Keaslian Penelitian
Penulis mengambil judul “Penatalaksanaan teknik Tomografi
dengan klinis Nefrolithiasis di Rumah Sakit Pusat Pertamina Kebayoran
Baru”. Sebelumnya penulis telah melihat Karya Tulis Ilmiah dari tahun
2014-2018 jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes
Jakarta II dan dapat memastikan tidak ada kesamaan dengan Karya Tulis
Ilmiah yang saya buat.
BAB II
A. KAJIAN TEORI
1. Anatomi Traktus Urinarius
Sistem urnari meliputi dua ginjal, dua ureter, kandung kemih dan uretra.
(Kenneth, 2014)
5
6
i. Cytotrabecula
ii. Cytorodium
2) Medulla
Bagian dalam medulla terisi oleh pyramis medularis yang berjumlah
10 sampai dengan 18 buah, dengan keterangan:
a) Basis pyramidis yang berhadapan dengan cortex.
b) Apex pyramidis yang menjuntai ke dalam sinus renalis.
Pada puncak bagian atas, yang disebut papilla renalis, terlihat daerah
berlobang-lobang seperti tapisan: area cribosa. Setiap lobang
foramen papillare merupakan muara tubulus renalis colligens.
Tubulus renalis colligens:
a) lanjutan dari tubulus contortus distalis,yaitu jaringan epitel
selapis kuboid
b) Terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian ujung proksimal yang
bentuknya melengkung : tubulus renalis arcuatus. Bagian
lanjutan yang lurus disebut tubulus colligens rectus.
c) Duktus papillaris: merupakan lanjutan tubulus renalis tubulus
renalis colligens yang terdapat dipapilla renalis. (Erfin
Firmawati, Ns., 2016)
b. Ureter
Ureter adalah saluran fibromuskular yang mengalirkan urin dari ginjal
ke kandung kemih. Sebagian terletak dalam rongga abdomen dan
sebagian terletak dalam rongga pelvis. Terdiri dari 2 saluran pipa,
masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika
urinaria). (Ramdhani sholih, 2015)
c. Kandung Kemih
Pada wanita kandung kemih terdapat diantara symphisis pubis Pada
wanita kandung kemih terdapat diantara symphisis pubis, uterus dan
vagina. Dari uterus tersebut dipisahkan oleh lipatan peritoneum, ruang
utero-viscal atau ruang douglas.
Bagian kandung kemih terdiri dari:
11
d. Uretra
Di bawah kendali sendiri, urin yang disimpan mengalir ke luar tubuh
melalui uretra (Bontrager’s, 2018). Uretra, yang membawa urin keluar
dari tubuh, adalah musculomembra yang sempit nous tube dengan tipe
otot sfingter di leher kandung kemih. Uretra muncul di lubang uretra
internal dalam kandung kemih dan meluas sekitar I -2 inci (3,8 cm) pada
wanita dan 7 hingga 8 inci (17,8 hingga 20 cm) pada pria. Uretra wanita
melewati tebal dinding anterior vagina ke lubang uretra eksternal, yang
terletak di ruang depan sekitar 2,5 cm di depan lubang vagina. Uretra
pria memanjang dari blass turun ke ujung penis dan dibagi menjadi
12
prostat, membran, dan bagian sepon. Bagian prostat sekitar 2,5 cm,
mencapai dari kandung kemih ke dasar panggul, dan sepenuhnya
dikelilingi oleh prostat. Bagian membran saluran melewati melalui
diafragma urogenital; itu sedikit menyempit dan sekitar 1,3 cm
panjangnya. Bagian sepon melewati batang penis, memanjang dari
dasar panggul ke lubang uretra eksternal. Bagian prostat, selaput, dan
sepon distal uretra pria juga berfungsi sebagai saluran ekskresi dari
sistem reproduksi (Moorhead, Krus and Wilke, 2003).
2. Patologi
Menurut (Rasad, 2005) ada beberapa kelainan dari patologi ginjal yaitu:
a. Tumor Jinak Ginjal
Tumor kista ginjal. Penyakit tumor kista ginjal merupakan
kelompok heterogen yang meliputi kelainan herediter pada masa
pertumbuhan. Kelainan - kelainan ini penting karena agak lazim dan
sering menimbulkan masalah diagnostik bagi para klinis dan kadang
sering terjadi kekeliruan dengan tumor ganas.
Lesi umumnya tidak merusak, terdapat sebagai ruang kista yang multifle
atau tanggal dengan diameter beraneka ragam dengan batas yang luas.
Biasanya berukuran 1 cm – 5 cm, translusen, biasanya dilapisi dengan
membrane yang halus, bewarna abu-abu dan terisi cairan jernih.
b. Trauma Ginjal
Trauma traktus urinarius dapat terjadi akibat jatuh dari tempat yang
tinggi, kecelakaan lalu lintas, benturan benda keras, pukulan dan lain-
lain. Yang sering terkena trauma adalah ginjal, kandung kemih dan
urethra.
c. Radang Ginjal
Peradangan pada ginjal atau pyelonefritis. Tidak ada gambaran spesifik
untuk pyelonefritis akut pada foto polos abdomen dan urogram.
Radiogram yang penting pada pyelonefritis akut adalah nephrogram yang
abnormal dengan berkurangnya ekskresi kontras pada segmen ginjal
13
yang terlihat, pembesaran ginjal fokal atau difus dan perpindahan letak
kalik-kalik dan pelvic renalis.
d. Nefrolitiasis
Batu ginjal atau nefrolitiasis adalah kelainan terdapatnya suatu batu
pada pelvis atau kaliks ginjal atau juga kristal yang terbentuk menyerupai
batu didalam ginjal. Jika kristal atau massa yang terbentuk pada daerah
saluran kemih maka disebut dengan urolitiasis (Saputra Bagus, 2019).
Jenis-jenis batu ginjal yang dapak terbentuk pada tubuh antara lain
sebagai berikut:
1) Batu kalsium
Batu ini merupakan jenis paling banyak pada penderita batu ginjal,
batu ini mengandung kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau keduanya.
Dengan hampir dijumpai pada setiap penderita yaitu kurang lebih
70%-80% dari seluruh batu saluran kemih (Saputra Bagus, 2019).
a) Beberapa ciri-ciri yang dimiliki batu kalsium oksalat antara lain
dengan bentuk keras, memiliki warna coklat tua, berbentuk seperti
murbei, umumnya terdiri atas kalsium oksalat monohidarat
dan kalsium oksalat dihidrat (Saputra Bagus, 2019).
b) Beberapa ciri-ciri yang dimiliki batu kalsium fosfat, seperti batu
lunak, dengan warna agak keputihan, licin pada bagian batu dan
bercampur dengan beberapa komponen dari pembentuk batu
ginjal yang lain (Saputra Bagus, 2019).
(1) Batu struvit memiliki ciri-ciri antara lain batu ini apabila
dalam keadaan murni berada di ginjal tanpa struktur
komponen batu yang lain maka tidak akan terlihat atau nampak
pada rontgen. Batu ini berbentuk seperti koral atau batu rusa.
Terbentuknya batu struvit terjadi akibat infeksi dari bakteri
yang menguraikan ureum (Saputra Bagus, 2019).
(2) Batu asam urat memiliki ciri-ciri dengan konstituen yang
keras, memiliki warna kuning coklat, licin dan tidak
tampak pada foto rontgen. (Saputra Bagus, 2019)
14
(3) Jenis-jenis lain. Jenis batu yang belum disebutkan ini adalah
sistin, xantin, triamterene dan batu silikat semua batu-batu ini
sangat jarang ditemui pada penderita penyakit batu saluran
kemih. Batu sistin dapat terbentuk akibat kelainan dari
metabolisme. Batu ini memiliki warna kuning muda, licin,
berlemak jika di raba, terlihat pada foto toraks tetapi jika masih
kecil tidak tampak pada foto toraks (Saputra Bagus, 2019).
Intinya batu ginjal adalah kelainan yang terjadi karena adanya
endapan garam kalsium didalam kandung kemih.(Rahma,
2015)
(4) Hydronefrosis
Hydronefrosis merupakan pelebaran tidak normal pada sistem
pelvicalyces. Penyebab penyakit ini yaitu: kerusakan akut
pada sistem perkencingan. Tentunya ini menjadi penyebab
dilatasi (pelebaran) pada pelvis kalik, kemudian ditandai
dengan gejala destruksi pada bagian parenkim yang terdapat di
ginjal. (Rasad, 2005)
yang diberikan untuk orang dewasa yaitu sekitar 30ml atau 100ml
dan volume dosis kontras yang diberikan untuk anak-anak
diberikan sesuai dengan berat badan.
c) Kemudian dilakukan kompresi ureter setinggi Spina Illiaca
Anterior Superior (SIAS) yang bertujuan untuk menahan kontras
media tetap berada pada ginjal (system pelvivalyces) dan
proksimal dari ureter. Kontra-indikasi dari kompresi ureter adalah
batu pada sistem urinaria, aneurisma colostomy, massa pada
abdomen dan trauma.
d) Eksposi pada menit ke-2 sampai menit ke-8 dengan posisi AP
supine menggunakan film 24 cm × 30 cm setelah penyuntikan
kontras media untuk memperlihatkan fase nephrogram, yaitu fase
dimana kontras media masih berada di daerah nepron dari ginjal.
e) Eksposi pada menit ke-15 sampai ke-20 dengan posisi
AP supine menggunakan film 30 cm × 40 cm setelah
penyuntikan dan kompresi ureter dilepaskan, yaitu untuk
memperlihatkan struktur organ traktus urinarius secara
keseluruhan.
f) Untuk menilai vesica urinaria, maka diambil foto full blast
dengan posisi AP supine menggunakan film 18 cm × 24 cm.
g) Setelah foto full blast, pasien dianjurkan untuk membuang air
kecil kemudian diambil foto post void adalah fase terakhir pada
pemeriksaan BNO-IVP dengan posisi AP supine menggunakan
film 18 cm × 24 cm untuk memperlihatkan fungsi blast mikturisi.
4. Hakekat Tomografi
a. Pengertian Tomografi
Tomografi adalah teknik yang relatif "baru". Gambar pertama diperoleh
pada tahun 1957 oleh Bartolomew dan Casagrande [BAR 57]: mereka
mengkarakterisasi kepadatan partikel unggun terfluidisasi, di dalam riser
berdinding baja. Gambar medis pertama dilakukan oleh Hounsfield pada
tahun 1972, dan sebagian besar aplikasi industri dikembangkan jauh
kemudian, pada 1980-an (Baruchel, 2000). Sedangkan menurut (Fallis,
2013) radiografi bagian-tubuh (atau lebih tepatnya, tomografi) adalah
istilah yang digunakan untuk menunjuk teknik radiografi di mana
sebagian besar masalah gambar yang ditumpangkan diatasi. Tomografi
adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk teknik di mana bidang
tubuh yang telah ditentukan ditunjukkan dalam fokus pada radiografi.
Struktur tubuh lainnya di atas atau di bawah bidang yang menarik
dihilangkan dari gambar atau diterjemahkan sebagai kekaburan
kepadatan rendah yang disebabkan oleh gerakan, sedangkan menurut
(Baruchel, 2000). Teknik pencitraan sinar-X seperti radiografi,
radioskopi dan tomografi digunakan dalam aplikasi spesifik yang lebih
luas dan lebih luas, khususnya dalam bidang medis dan dalam ilmu
material. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
teknik tomogram ini selalu dikombinasikan dengan model dan tipe
yang berbeda-beda dan tentunya lebih canggih dari produk-produk
pesawat rontgen lainnya.
b. Prinsip Tomografi
Sedangkan menurut (Dance et al., 2014) Prinsip kerja Tomografi adalah
tomografi konvensional menggunakan prinsip pengaburan gambar untuk
menghilangkan struktur di atasnya dari gambar radiologis sambil
memungkinkan satu bagian tubuh tetap fokus. Selama akuisisi gambar,
tabung sinar X bergerak, menyebabkan gambar yang diproyeksikan dari
19
Prinsip pengaburan
1) Pada awal eksposure posisi T1 dan F1, selama eksposure tube dan film
akan bergerak ke T2 dan F2.
2) Fokal plane: terletak pada level rotasi axis yang disebut fulkrum //
tabletop.
21
B. KERANGKA KONSEP
C. DEFINISI PERISTILAHAN
Menurut (Sue and Suramana, 2018) BNO-IVP (Buick Nier Overzick
Intra Vena Pyelografi) adalah pemeriksaan traktus dengan cara
memasukkan kontras media positif (radioopaque atau gambaran putih pada
film radiografi). Kedalam tractus urinaria melalui pembuluh darah vena
cubiti.
Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan salah satu penyakit ginjal,
dimana ditemukannya batu yang mengandung komponen kristal dan
matriks organik yang merupakan penyebab terbanyak kelainan saluran
kemih. (Fauzi and Putra, 2016)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif
kualitatif berupa studi kasus Nefrolitiasis dengan melakukan observasi pada
instalasi Radiologi di RS Pusat Pertamina.
22
23
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini berupa kamera untuk melihat pemeriksaan
secara langsung serta dokumen peneltian/log book untuk mencatat semua
hasil kerja pada pemeriksaan ini serta pesawat tomografi.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh selama melakukan observasi pemeriksaan
BNO-IVP dengan teknik tomografi pada pasien dengan klinis nefrolithiasis
di Rumah Sakit Pusat Pertamina adalah sebagai berikut:
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Pesawat rongent dengan tomografi
Pada pemeriksaan BNO-IVP dengan teknik tomogram di unit
Radiologi Rumah Sakit Pusat Pertamina, pesawat yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Merek Pesawat : Philips
Tipe Pesawat : Siroskop CX
Nomor Seri Pesawat : 07423
Tegangan Tabung : 150 kV
Arus Tabung : 400 mA
24
25
d. Jenis Processing
1) System
Merk: Kodak
Type: Direct View CR 850
2) Laser image
Merk: Kodak
Type: Dry View 6800
2. Persiapan Pasien
Sebelum pemeriksaan pasien cek ureum/creatine terlebih dahulu,
Seetelah itu pasien diberi tahu makan makanan lunak (bubur dan
kecap) mulai sore dari jam 16.00 sampai dengan 20.00 WIB, Sesudah
makan malam lunak minum obat cuci perut Dulcolax (4 tablet) pada
jam 20.00 WIB. Setelah meminum obat cuci perut Dulcolax atau garam
inggris, dilarang makan / minum sampai pemeriksaan radiologi
dinyatakan selesai. Jam 04.00 atau jam 05.55 WIB masukan 1
Dulcolax Suppositoria ke anus sebelum buang air besar.
3. Teknik Pemeriksaan
Pasien yang melakukan pemeriksaan BNO-IVP di Rumah Sakit Pusat
Pertamina adalah:
28
Nama : TN. I
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa : Nefrolithiasis
Sebelum pemeriksaan dilakukan pasien mengganti baju dengan baju
pasien yang telah disediakan di rumah sakit, melepaskan barang-
barang yang mengandung unsur logam.
a. Foto Pendahuluan
Pada pemeriksaan BNO-IVP di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Foto
pertama yang dilakukan adalah foto abdomen non-kontras (polos)
dengan posisi pasien supine diatas meja pemeriksaan dan
menggunakan factor eksposi yaitu kV : 85 mAs : 40, MSP tubuh
sejajar dengan pertengahan meja pemeriksaan. Arah sinar - X tegak
lurus menembus lumbal III. Menggunakan kaset ukuran 35 cm
× 43 cm yang dipasang pada bucky tray yang berada dibawah
meja pemeriksaan. Eksposi dilakukan sesuai instruksi tarik nafas,
keluarkan nafas dan tahan nafas. Kemudian, lakukan eksposi.
Tujuan dari foto pendahuluan adalah untuk menentukan faktor
eksposi yang akan digunakan pada tahap selanjutnya, melihat
kondisi ginjal, melihat persiapan pasien dan menentukan batas-
batas organ yang harus tampak. Batas atas procecus xyphoideus
dan batas bawah simphysis pubis.
Pada foto menit ke-15 tampak bahan kontras mengisi dua ginjal
(baik kanan maupun kiri).
Gambar 4.5
Radiograf BNO-IVP pada menit ke-17 dengan teknik tomografi
Tn.I
(RSPP, 2019)
d. Foto Menit ke 20
Setelah itu foto dengan menggunakan teknik tomografi kompresi
dibuka. Tujuannya untuk melihat ureter Pengambilan foto dilakukan
dengan posisi pasien supine diatas meja pemeriksaan, MSP tubuh
sejajar dengan pertengahan meja pemeriksaan. Arah sinar-X tegak
lurus film menembus lumbal III. Menggunakan kaset ukuran 35 cm
× 43 cm yang dipasang didalam bucky tray yang berada dibawah
meja pemeriksaan. Batas atas procecus xyphoideus dan batas bawah
32
Pada gambar menit ke-20 yang terlihat antara lain: ginjal kanan dan
kiri terisi kontras dan kontras di pelvicalyces kanan dan kiri turun ke
blass.
B. Pembahasan
1. Persiapan & Prosedur pemeriksaan teknik tomografi dengan klinis
Nefrolithiasis di Rumah Sakit Pusat Pertamina.
Batu ginjal atau nefrolitiasis adalah kelainan terdapatnya suatu batu
pada pelvis atau kaliks ginjal atau juga kristal yang terbentuk
menyerupai batu di dalam ginjal. Jika kristal atau massa yang terbentuk
pada daerah saluran kemih maka disebut dengan urolitiasis (Purnomo,
2003). Adapun untuk mendiagnosa penyakit kelainan nefrolithiasis
dengan menggunakan teknik tomografi menggunakan persiapan dan
prosedur sebagai berikut :
Persiapan pemeriksaan yang dilakukan oleh pasien, yaitu makan
sebelum dilakukan pemeriksaan dilakukan pemberian gel (catharsis)
pada pasien Atau laksans supaya usus besar kosong dari kolon fesyen
yang sifatnya menghalangi daerah ginjal.supaya bisa dalam keadaan
dehidrasi ringan. Oasirn tidak diperbolehkan menerima cairan (minum)
yang dimulai dari pukul 22.00 WIB. Selain itu, persiapan lain yang
harus dilakukan oleh pasien yaitu: harus makan makanan lunak seperti:
bubur kecap, minum garam inggris, tidak boleh merokok, tidak boleh
banyak bicara dan mengisi informed consent (surat persetujuan) untuk
35
sebelumnya dan terakhir foto post voiding sesudah pasien buang air
kecil.
Pada foto menit ke -17 foto dilakukan dengan menggunakan teknik
tomografi dan pada tahap ini sering disebut dengan fase nefrotomografi.
Nefrotomografi mempunyai peranan yang sangat penting untuk melihat
tinggi ginjal dengan menggunakan tomografi kita bisa mengukur tinggi
ginjal menggunakan Skala pada Fulcrum serta gambaran tervisualisasi
dengan baik. Apabila teknik tomografi ini diterapkan maka struktur
daerah yang ada disekitarnya dapat terlihat dengan baik. Hal ini
disebabkan oleh prinsip tomografi yang prinsipnya adalah tomografi
konvensional yang intinya menggunakan prinsip pengaburan dengan
cara menghilangkan struktur suatu lapisan tubuh pada bagian atasnya
dengan menggerakan sinar-X kearah yang berlawanan sambil
membiarkan bagian tubuh lain terfokus. Teknik tomografi ini juga
bermanfaat bila pasien kurang baik dalam persiapan pemeriksaan.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan sebuah alat pengukur
berupa skalar yang disebut fulcrum. Adapun komponen yang bergerak
berlawanan adalah sinar-X, tube dan flat panel detector .Sedangkan
komponen yang terfokus adalah pasien. Pada gambar BNO polos dan
foto nefrogram pada menit ke-17 memperlihatkan adanya udara yang
menyebabkan pengaburan pada organ ginjal yang merupakan kriteria
gambaran yang harus terlihat saat pemeriksaan BNO-IVP. Jadi
kegunaan tomografi bisa digunakan untuk menunjukkan gambar organ
ginjal yang tampak jelas dengan cara mengukur ketebalan pasien
kemudian di bagi 3 karena posisi ginjal terletak 1/3 ketebalan tubuh dari
posterior
PENUTUP
A. Kesimpulan
38
39
B. Saran
Untuk mendapatkan informasi yang belum tercakup didalam
pemeriksaan ini sebaiknya digunakan modalitas lain seperti USG dan
lainnya. Pemeriksan ini dapat menyebabkan dosis radiasi yang diterima
pasien bertambah karena pengambilan foto yang berulang kali dilakukan
serta menyebabkan mual, pusing, rasa hangat diseluruh tubuh akibat
penggunaan obat kontras dan rasa nyeri di telapak tangan akibat jarum
suntik. Oleh karena itu pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sesuai
kebutuhan pasien itu sendiri agar dosis radiasi yang diterima pasien tidak
melebihi dosis radiasi yang dianjurkan saat pemeriksaan berlangsung serta
sesudah pemeriksaan ini sebaiknya pasien meminum air putih yang banyak
agar kontas yang masuk kedalam tubuh dapat dinetralisir lewat urine untuk
dibuang dan setelah selesai pemeriksaan juga vena ditelapak tangan bagian
posterior (vena cubiti) harus dibersihkan menggunakan kapas dan alcohol
swab bila perlu juga diplester supaya darah tidak keluar menyebar dari
lubang bekas jarum suntik terpasang.
DAFTAR PUSTAKA
40
41
BIODATA
PENDIDIKAN FORMAL
2001-2002 : TK ISLAM AZ-ZAHRA
2003-2009 : SDN PESANGGRAHAN 05 PAGI
2009-2012 : SMP NEGERI 267 JAKARTA
2011-2015 : SMA KARTIKA X-I JAKARTA
PENGALAMAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
1. RS. DR. SUYOTO
2. RSUP. FATMAWATI
3. RS.UKI CAWANG
4. RS. PERTAMINA JAYA
5. RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO KIARA
6. RS PUSAT PERTAMINA
7. RSUD TARAKAN
8. RSUD PASAR REBO
9. RSUD PASAR MINGGU
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Dr. NURSAMA HERU APRIANTORO, S.Si,
M.Si
II. KEPEGAWAIAN
TMT CPNS : 1 Maret 1989
TMT PNS : 1 Agustus 1990
Status Kepegawaian : PNS
Jenis Kepegawaian : PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT KEMENKES
Status Hukuman : -
Disiplin
Pendidikan Terakhir : S.3 MIPA
Jabatan Saat ini : Lektor (JFT)
TMT Jabatan saat ini : 1 Januari 2016
Masa Kerja Golongan : 27 Thn 7 Bln
Eselon : JFT
V. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun
No. Pendidikan Nama Sekolah
Ijazah
1 Sekolah Dasar Umum SD Islam Utan Panjang 1977
Sekolah Menengah Madrasah Tsanawiyah Asy-syifaa Jakarta
2 1981
Pertama Pusat
3 Sekolah Menengah Atas SMTA Negeri 5 Kemayoran 1984
4 D.III Penata Rontgen APRO JAKARTA 1987
5 S.1 MIPA Fisika Universitas Dipenogoro SEMARANG 1999
6 S.2 Ilmu Material Universitas Indonesia 2003
7 S.3 MIPA Universiti Teknologi Malaysia 2011
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : SHINTA GUNAWATI SUTORO, SST, M.Si
II. KEPEGAWAIAN
TMT CPNS : 1 Januari 2008
TMT PNS : 1 April 2009
Status : PNS
Kepegawaian
Jenis Kepegawaian : PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT KEMENKES
Status Hukuman : -
Disiplin
Pendidikan : D.IV Teknik Radiologi
Terakhir
Jabatan Saat ini : Instruktur (Pengelola Kebutuhan Sarana Praktek) (JFU)
TMT Jabatan saat : 1 Januari 2016
ini
Masa Kerja : 10 Thn 9 Bln
Golongan
Eselon : JFU
V. RIWAYAT PENDIDIKAN
No. Pendidikan Nama Sekolah Tahun Ijazah
1 Sekolah Dasar Umum SDN Ciputat IV Tangerang 1995
2 Sekolah Menengah Pertama SMPN I Pamulang 1998
3 Sekolah Menengah Atas SMAN 1 Serpong 2001
4 D.III Radiodiagnostik Politeknik Kesehatan Jakarta II 2004
5 D.IV Teknik Radiologi Politeknik Kesehatan Semarang 2006
SURAT KETERANGAN CEK PLAGIAT
Bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang saya buat bersifat asli (original), adapun
plagiat dari isi karya ilmiah saya, tidak melebihi 20% dari referensi. Sebagai
pertanggungjawaban, bersama ini saya lampirkan hasil persentasi penilaian plagiat
dengan menggunakan software.
Jakarta, 15 Juli 2020
Mengetahui,
Menyatakan
Narasumber:
Skin test, Tujuannnya untuk menghetahui apakah pasien memiliki alergi
terhadap kontras atau sebaliknya.
2. Apa sebutan tahap pada pengambilan foto menit ke-17 yang menggunakan
teknik tomgrafi?
Narasumber:
Fase Nefrotomografi
Narasumber:
Untuk mengukur tinggi ginjal dengan cara mengukur skala pada fulcrum
dan memvisualisasikan gambaran ginjal dengan sangat baik.
Narasumber:
Urutan pengambilan foto dimulai dari Foto pendahuluan (polos). Kemudian
jika tidak ada kendala pada pasien lanjut ke foto menit ke -15. Lalu lanjut
ke foto menit ke -17 dengan menggunakan teknik tomografi. Setelah itu foto
menit ke-60, setelah itu dilanjutkan dengan foto Full Blast dan masuk ke
urutan terakhir yaitu foto Post Void.
Narasumber:
Makan makanan lunak (bubur dan kecap) mulai sore dari jam 16.00 sampai
dengan 20.00 WIB. Sesudah makan makanan lunak minum obat cuci perut
Dulcolax (4 tablet) pada jam 20.00 WIB. Setelah meminum obat cuci perut
Dulcolax atau garam inggris, dilarang makan/minum sampai pemeriksaan
radiologi dinyatakan selesai. Jam 04.00 atau jam 05.55 WIB masukkan
Dulcolax suppositoria ke dalam anus sebelum buang air besar.