Anda di halaman 1dari 21

IDENTITAS DOKUMEN (Preview)

Judul
:
Aktivitas Penghambatan Kejadian Kanker Ekstrak Etanol Buah Mahkota Dewa
(Phaleria Macrocarpa Boerl) Pada Mencit yang Diinduksi 7,12-
Dimetilbenz(a)antrasen
Nama Jurnal
:
Jurnal Logika
Edisi
:
Volume 5-Nomor 1-Agustus 2008
Penulis
:
Yandi Syukri dan Saepudin
Abstrak
:
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Boerl.) has been known as a medicine for any
kind of diseases, among them is for cancer. To determine the carcinogenesis
inhibition effect of mahkota dewa fruit extract, we have examined the effect on
7,12-
dimethylbenz(a)anthracene (DMBA) induced mice. Newborns mice received 0.25
mg single intraperitoneal injection and the extract was tested at 25 mg, 12.5 mg
,
and 6.25 mg a day . Anticarcinogenic effect of the extract was evaluated by
observing the total number of all types of neoplasm in hepar, kidney, lung, gast
ric,
intestine, and lymphatic tissue. The organs histopathology was examined at week
16. The result showed that the extract at 6.25 mg and 25 mg decreases
carcinogenesis event by 50% and 100% ,respectively, compared to negative control
.
In conclusion, the extract at 25 mg improved several organs carcinogenesis than
other dose, and thereby can be developed as a potential anticancer agent.
keywords
:
mahkota dewa, Phaleria macrocarpa, DMBA, carcinogenesis
Kesimpulan
:
Ekstrak etanol buah mahkota dewa memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi
obat antikanker dan dosis yang diketahui paling efektif berdasarkan hasil peneli
tian
ini adalah dosis ekstrak yang setara dengan 200 mg serbuk (25 mg).
Penerbit
:
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM)
Univervitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Bahasa
:
Indonesia
Format
:
PDF
Web
:
http://www.uii.ac.id ; http://dppm.uii.ac.id
Tag
:
Jurnal Penelitian dan Pengabdian
AKTIVITAS PENGHAMBATAN KEJADIAN KANKER
EKSTRAK ETANOL BUAH MAHKOTA DEWA
(Phaleria macrocarpa Boerl.) PADA MENCIT YANG DIINDUKSI 7,12-
DIMETILBENZ(a)ANTRASEN

Yandi Syukri dan Saepudin


Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Islam Indonesia
e-mail korespondensi : sae_pau@yahoo.com

ABSTRACT
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Boerl.) has been known as a medicine for any
kind of
diseases, among them is for cancer. To determine the carcinogenesis inhibition e
ffect of mahkota
dewa fruit extract, we have examined the effect on 7,12-dimethylbenz(a)anthracen
e (DMBA)
induced mice. Newborns mice received 0.25 mg single intraperitoneal injection an
d the extract
was tested at 25 mg, 12.5 mg, and 6.25 mg a day . Anticarcinogenic effect of the
extract was
evaluated by observing the total number of all types of neoplasm in hepar, kidne
y, lung, gastric,
intestine, and lymphatic tissue. The organs histopathology was examined at week
16. The result
showed that the extract at 6.25 mg and 25 mg decreases carcinogenesis event by 5
0% and 100%
,respectively, compared to negative control. In conclusion, the extract at 25 mg
improved several
organs carcinogenesis than other dose, and thereby can be developed as a potenti
al anticancer
agent.

Keywords : mahkota dewa, Phaleria macrocarpa, DMBA, carcinogenesis

I. PENDAHULUAN

Di beberapa bagian dunia, dalam waktu singkat kanker telah menyebabkan kematian
yang
cukup tinggi pada populasi penduduk. Kematian akibat penyakit kanker di Amerika
Serikat
mencapai 22%, berada di urutan kedua setelah penyakit kardiovaskular 37% (King,
2000). Di
Indonesia, kanker menempati peringkat keenam penyebab kematian setelah penyakit
infeksi,
kardiovaskular, kecelakaan lalu lintas, defisiensi nutrisi dan penyakit kongenit
al. Diperkirakan ada
170-190 kasus baru pada setiap 100.000 penduduk tiap tahun (Tjindarbumi and Mang
unkusumo,
2002).
Menurut Alberts et al., (1994) pengobatan kanker yang aman dan efektif masih bel
um
ditemukan. Dengan demikian, usaha untuk menemukan obat kanker perlu terus dilaku
kan untuk
mendapatkan obat yang efektif dengan efek samping yang kecil. Salah satu usaha y
ang perlu
ditempuh adalah dengna menggali sumber alam nabati yang secara empiris telah ban
yak
digunakan oleh masyarakat untuk mengobati kanker. Mengenai efek suatu bahan sang
at erat
kaitannya dengan senyawa kimia yang terkandung dalam bahan tersebut. Dalam kulit
buah
mahkota dewa terkandung senyawa alkaloid, saponin, dan flavonoid, sedang dalam d
aunnya
terkandung alkaloid, saponin, serta polifenol (Gotama dkk, 1999). Di antara seny
awa-senyawa
tersebut, flavonoid mempunyai bermacam-macam efek, yaitu efek antitumor, anti HI
V,
immunostimulant, antioksidan, analgesik, antiradang (anti inflamasi), antivirus,
antibakteri,
antifungal, antidiare, antihepatotoksik, antihiperglikermik, dan sebagai vasodil
ator (de Padua et al.,
1999); (Willaman, 1955). Oleh de Padua et al., (1999) dikatakan pula bahwa senya
wa saponin
merupakan larutan berbuih dan diklasifikasikan oleh struktur aglycon ke dalam tr
iterpenoid dan
steroid saponin. Kedua senyawa tersebut mempunyai efek anti inflamasi, analgesik
, dan sitotoksik.
Sedangkan fenol ataupun polifenol merupakan kelompok yang sangat luas dari metab
olit sekunder
tanaman seperti komponen fenolik sederhana, tanin, quinones, antocyanine, dan la
in-lain, di mana
masing-masing senyawa mempunyai efek yang berguna terhadap pengobatan penyakit k
anker,
misalnya tanin juga mempunyai efek antikanker dan antivirus (HIV). Penelitian in
i dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang potensi efek antikanker ekstrak
buah mahkota
dewa, serta mengetahui dosis ekstrak yang optimal memberikan efek antikanker.

II. METODE PENELITIAN


Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan yang meliputi : Ekstraksi kandungan
senyawa aktif dari tanaman, standarisasi esktrak buah mahkota dewa, serta uji pr
eklinis yang
meliputi uji antikarsinogenik dan penilaian kejadian tumor secara in vivo.
Ekstraksi dilakukan menurut Farmakope Indonesia (1995) dengan cara perkolasi
menggunakan etanol 70%. Ekstrak yang diperoleh diuji parameter standar menurut M
etode
Standarisasi Ekstrak Badan POM (Anonim, 2000) sebagai persiapan untuk sediaan he
rbal meliputi
: Parameter identitas ekstrak, parameter organoleptik, parameter senyawa terlaru
t dalam pelarut
tertentu, parameter pola kromatogram, parameter total golongan kandungan kimia.
Induksi karsinogenesis dilakukan dengan menggunakan dimetilbenz(a)antrasen (DMB
A)
dengan metode newborn mice (Della Porta & Terracini, 1969; Toth, 1968) yang tela
h dibuktikan
sebagai metode uji karsinogenisitas yang terbaik dan paling sensitif. Mencit-men
cit yang baru lahir
(umur kurang dari 24 jam) disuntik dengan DMBA sebanyak 0,25 mg di dalam pelarut
minyak wijen
dengan kadar 0,5% secara intraperitoneal. Pada umur 21 hari mencit disapih dan s
eminggu
kemudian dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mendapatkan perlakuan sediaan e
kstrak
buah mahkota dewa secara oral. Pengelompokkan hewan uji dilakukan seperti pada t
abel 1.
Tabel 1. Pembagian kelompok hewan uji
Kelompok
Keterangan perlakuan
Jumlah
mencit
I
Hanya diberi akuadest sampai akhir
masa penelitian
12
II
Diinduksi dengan DMBA tanpa
pemberian ekstrak bahan uji
12
III
Diinduksi dengan DMBA dan diberi
ekstrak dengan dosis setara 50 mg
serbuk
12
IV
Diinduksi dengan DMBA dan diberi
ekstrak dengan dosis setara 100 mg
serbuk
12
V
Diinduksi dengan DMBA dan diberi
ekstrak dengan dosis setara 200 mg
serbuk
12

Pengamatan terhadap adanya kejadian tumor dilakukan secara mikroskopik dengan m


embuat
preparat dari organ yang diambil dan dilakukan pengamatan secara histopatologi u
ntuk melihat
adanya pembentukan tomur pada organ tersebut.
Pada umur 16 minggu diambil paru, limfa, hepar, lambung, usus, dan ginjal untuk
diamati ada
tidaknya tumor. Sejumlah organ yang dianggap mewakili keadaan patologis diperiks
a secara
anatomi-patologis. Intensitas karsinogenisitas dinyatakan sebagai jumlah mencit
yang terkena
tumor di dalam setiap kelompok dan jumlah tumor per mencit di dalam setiap organ
. Pemeriksaan
tumor dilakukan pada mencit yang berumur 4 bulan. Pada umur tersebut mencit dibu
nuh dan
diambil limfa, hepar, paru, dan ginjalnya untuk diamati adanya pembentukan tumor
. Intensitas
karsinogenisitas dinyatakan sebagai prosentase mencit yang menderita tumor pada
tiap kelompok
serta banyaknya organ yang mengalami tumor pada setiap mencit di dalam setiap ke
lompok. Data
yang diperoleh dibandingkan antara kelompok kontrol negatip, kelompok kontrol no
rmal, dan
kelompok perlakuan ekstrak.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil ekstraksi serbuk buah mahkota dewa sebanyak 500 mg diperoleh ekstrak
kental
sebanyak 62,6 g. Dengan demikian, rendemen ekstrak yang diperoleh adalah sebesar
12,52%.
Karakteristik organoleptis ekstrak kental yang diperoleh adalah berbentuk kental
seperti pasta,
warna coklat, berasa pahit, dengan bau aromatik khas.
Hasil identifikasi kandungan senyawa kimia dalam ekstrak, yang dilakukan dengan
KLT
menggunakan fase diam silika gel F254 dan fase gerak BAW (4:1:5) menunjukkan ada
nya 5
bercak kromatogram dengan karakteristik bercak seperti pada tabel 2. Dari hasil
pemeriksaan
dengan spektrofotometer diketahui bahwa bercak nomor 3 dan 5 positif mengandung
flavonoid.
Kesimpulan ini didasarkan atas gambaran spektra khas yang dihasilkan oleh masing
-masing
bercak, yaitu adanya dua puncak pada panjang gelombang 200-400 nm yang muncul ka
rena
adanya gugus sinamoil dan benzoil pada struktur kimia flavonoid, dan pola spektr
a tersebut juga
menunjukkan perubahan yang khas pada pemeriksaan dengan menggunakan beberapa pel
arut
khas untuk identifikasi flavonoid.
Tabel 2. Nilai Rf dan warna bercak hasil pemisahan
dengan fase diam silika F254 dan fase gerak BAW (4:1:5)
dengan pengamatan dibawah sinar UV 254nm
Bercak
nomor
Nilai Rf
Warna bercak
1
0,09
Putih
2
0,22
Putih
3
0,49
Putih
4
0,74
Kuning
5
0,83
Ungu
Uji antikarsinogenisitas dilakukan dengan melakukan pengamatan pada preparat jar
ingan berbagai
organ. Organ yang diamati meliputi hepar, limfa, paru-paru, lambung, usus, serta
ginjal, dan
preparat dibuat dengan jalan mengambil sedikit bagian jaringan dari tiap-tiap or
gan. Selain
pengamatan secara histopatologi, dilakukan juga pengamatan terhadap parameter pe
ndukung
berupa jumlah hewan uji yang mati untuk tiap kelompok, serta berat badan hewan u
ji.

Tabel 3. Jumlah hewan uji yang mati


selama masa penelitian
Kelompok
Jumlah hewan uji yang mati
I
0
II
3
III
2
IV
0
V
0

Tabel 4. Berat badan hewan uji pada minggu ke-14


sebelum dilakukan pembedahan
Kelompok
Jumlah hewan uji
Berat badan
(mean ± SD)
I
8
35,2 ± 2,3
II
10
27,3 ± 3,3
III
12
33,4 ± 2,7
IV
12
30,4 ± 1,4
V
12
34,3 ± 2,8
Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa hewan uji yang berat badannya lebih rendah
dari
hewan uji yang ada pada kelompok kontrol normal adalah hewan uji pada kelompok k
ontrol negatif
yang hanya mendapatkan perlakuan induksi DMBA. Adapun hewan uji pada kelompok ya
ng diberi
ekstrak etanol buah mahkota dewa menunjukkan berat badan yang tidak berbeda berm
akna
dengan berat badan hewan uji pada kelompok kontrol normal. Sampai saat ini belum
ada teori
yang secara memuaskan menjelaskan antara kejadian kanker dengan penurunan berat
badan.
Namun demikian, kejadian kanker pada manusia biasanya diikuti dengan masalah pen
urunan
nafsu makan sehingga menyebabkan penurunan berat badan.
Dari data pada tabel 4 terlihat bahwa semua hewan uji pada kelompok I tidak men
unjukkan
adanya tumor pada berbagai organ yang diperiksa. Sebaliknya pada kelompok II, se
mua hewan
uji positip menunjukkan adanya tumor. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian H
uggins and
Fukunishi (1963) yang menemukan adanya tumor pada semua hewan uji yang mendapatk
an
perlakuan DMBA 0,25 mg sesaat setelah lahir. DMBA merupakan karsinogen yang cuku
p poten
pada hewan pengerat, dan secara luas telah digunakan untuk menginduksi terjadiny
a kanker
(Constantinou et al, 2003; Cheng et al, 2003).

Tabel 5. Jumlah hewan uji yang mengalami tumor


setelah dilakukan pembedahan
Kelompok
Hewan uji yang mengalami tumor
Jumlah
%
I
0
0
II
9
100
III
5
50
IV
2
16,7
V
0
0

Pada hewan uji yang mendapatkan perlakuan ekstrak etanol buah mahkota dewa, ang
ka
kejadian tumor yang paling tinggi ditemukan pada kelompok hewan uji yang mendapa
tkan
perlakuan ekstrak dengan dosis setara 50 mg (50%). Secara berurutan, angka kejad
ian tumor
menurun pada kelompok hewan uji yang diberi ekstrak dengan dosis yang lebih ting
gi.
Pengamatan kejadian tumor pada setiap organ berdasarkan hasil pemeriksaan secara
histopatologi menunjukkan angka kejadian tumor pada berbagai organ yang diperiks
a untuk
setiap kelompok disajikan pada Tabel 5.
Tabel 6. Angka kejadian tumor pada berbagai organ yang diperiksa untuk setiap
kelompok
Kelompok
Angka kejadian tumor berdasarkan organ
Hati
Ginjal
Limfa
Paru-paru
Lambung
Usus
I
0
0
0
0
0
0
II
9
0
4
9
5
0
III
5
0
5
5
2
0
IV
2
0
1
2
2
0
V
0
0
0
0
0
0

Data pada Tabel 5 menunjukkan, kejadian tumor yang ditemukan paling banyak adala
h
pada organ hati dan paru-paru, serta berikutnya dalam jumlah yang lebih sedikit
ditemukan pada
organ limfa dan lambung. Mun im dkk (2006) juga menemukan bahwa kejadian tumor yan
g paling
banyak ditemukan pada hewan uji yang diinduksi dengan DMBA adalah pada organ par
u-paru dan
kulit. Paru-paru sendiri merupakan organ yang mudah diserang oleh karsinogen dan
sering pula
menjadi tempat metastase kanker. Contoh gambaran histopatologi organ pada berbag
ai kelompok
disajikan pada Gambar 3.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3. Histopatologi jaringan hepar dan paru-paru


(a) jaringan hati normal (b) jaringan hati dengan adanya tumor
(c) jaringan paru-paru normal (d) jaringan paru dengan adanya tumor

Berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi yang dilakukan dapat diketahui gamba


ran
perubahan jaringan pada berbagai organ yang diperiksa untuk setiap kelompok. Gam
baran
histopatologi pada kelompok VI hampir sama dengan gambaran histopatologi kelompo
k I, yaitu
menunjukkan gambaran jaringan normal tanpa adanya tumor. Contoh gambaran histolo
gi jaringan
hepar yang ditampilkan pada Gambar 3 adalah jaringan hepar pada kelompok I (norm
al) dan
dibandingkan dengan jaringan hepar pada kelompok II yang menunjukkan adanya kela
inan pada
sel-sel jaringan tersebut. Dari keseluruhan hasil uji antikarsinigenisitas dapat
diketahui, bahwa
ekstrak etanol buah mahkota dewa memiliki potensi untuk digunakan sebagai antika
nker.
Berdasarkan dosis ekstrak yang digunakan dalam penelitian ini, dosis yang paling
efektif yang
memberikan efek antikarsinogenik paling tinggi adalah dosis ekstrak yang setara
dengan 200 mg
serbuk buah mahkota dewa (25 mg ekstrak).

IV. KESIMPULAN
Ekstrak etanol buah mahkota dewa memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi oba
t
antikanker dan dosis yang diketahui paling efektif berdasarkan hasil penelitian
ini adalah dosis
ekstrak yang setara dengan 200 mg serbuk (25 mg).
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Jenderat Pendidikan Tinggi yan
g telah
membiayai penelitian ini .

DAFTAR PUSTAKA

Alberts, B., Bray, D., Lewis, J., Roberts, K., Watson, J.D., 1994, Molecular Bio
logy Of The Cell,
Third ed, 1255, 1269, 1270, 1282, 1283, Garland Publ Inc,NY and London
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 20001, Cancer Insidence, Mortality and Prevalence Worldwide (2000 estima
tes), available
at: http: www-dep-iarc.fr/dataava/infodata.htm, diakses pada bulan Maret 2003
Anonim, 20002. General Guidelines for Methodologies on Research and Evaluation o
f Traditional
Medicine, WHO, Geneva
Ansel, H.C., Allen, L.V., Popovich, N.G., 1999, Pharmaceutical Dosage Form and D
rug Delivery
System, 7th Edition, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia.
Aziz, M.F., Donatus, I.A., Darmawan, E., 2004, pengaruh praperlakuan infusa buah
mahkota dewa
terhadap ketoksikan akut teofilin pada tikus jantan, Lapen, Prodi Farmasi UII, Y
ogyakarta
Chang, 1986. High tumorigenecity of the 3,4-dihydridiol of 7-metilbenz(c)acridin
e on mouse skin
and newborn mice, Cancer Res. 46, 4552
Constantinou, AI., Mehta, R., Husband, A., Phenoxodiol, a novel isoflavone deriv
ative, inhibits
7,12-dimethylbenz(a)anthracene (DMBA)-induced mammary carcinogenesis in female
Sprague-Dawley rats, European Journal of cancer 39,2003:1012-1018
Daniel E. F., 2002. Flavonoid Phytochemicals Regulate Activator Protein-1 Signal
Transduction
Pathways in Endometrial and Kidney Stable Cell Lines1. Journal of The American S
ociety
for Nutritional Sciences. LA 1848-1853
Della Porta, G. And Terracini, B., 1969. Chemical carcinogenesis in infant anima
ls, Prog. Exp.
Tumor Res.,11, 334
Gelboin, H.V., 1980. Benzo(a)pyrene Metabolism, Activation, Carcinogenesis: Role
and Regulatin
of Mixed Function Oxidases and Related Enzymes. Physiological Reviews, 60, 4, 11
07
Gibbs, J. B., 2000, Mechanism Based Target Identification and drug Disc in Cance
r Research,
Science
Gotama, I. B. I. , Sugiarto, S. , Nurhadi, M. , Widiyastuti, Y. Wahyono, S. , Pr
apti, I. J. Inventaris
Tanaman Obat Indonesia. Jilid V. Jakarta, Departemen Kes. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 1999: 147-148.
Hanahan, D., Weinberg, R.A., 2000, The Hallmark of Cancer, Cell,Vol.100: 57-68
Harmanto, N. Sehat Dengan Ramuan Tradisional Mahkotadewa. Cetakan Pertama, Tange
rang,
PT. Agromedia Pustaka, 2001: 31-35.
Kapitulnik et al., 1977, Benzo(a)pyrene-7,8-dihydridiol is more carcinogenic tha
n benzo(a)pyrene in
newborn mice, Nature, 266, 378
King, R. J. B., 2000, Cancer Biology, 2nd ed., Pearson Education Limited, London

Lachman, L., Lieberman, H.A, and Kanig, J.L., The Theoy and Parctice of Industri
al Pharmacy, Ed
III, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, UI Press, Jakarta
Mahendra, B, 2005, 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh, Penebar Swadaya, Jakarta, 67.
Mun im, A., Andrajati, R., Susilowati, H., 2006, Uji Hambatan Tumorigenesis sari b
uah merah
(Pandanus conoideus Lam) Terhadap Tikus putih betina yang diinduksi 7,12-
dimetilbenz(a)antrasen, Majalah Ilmu Kefarmasian III:3, 153-161
Permatasari, R.N., Riyanto, Saepudin, 2004, Isolasi dan Identifikasi flavonoid d
alam Ekstrak Etanol
Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Boerl). Lapen, Prodi Farmasi UII,
Jogjakarta
Philipson, J.d., Wright, C.W. 1991. Medicinal plants in tropical medicine.1 medi
cinal plants against
protozoal disease. Trans.R.Soc.Trop.Med. Hyg. 85(1):18-21
Puspaningsih, D.D. Soegihardjo, C.J. 2003, Uji Toksisitas Akut Buah Matang Mahko
ta Dewa
(Phaleria macrocarpa Boerl) terhadap Larva Artemia Salina Leach. Beserta Profil
Kromatografi Fraksi Paling Aktif. Lapen, Prodi Farmasi UII, Yogyakarta
Schneider, A., K., 1997, Cancer Genetik, Ennsyclopedia Of Human Biology, Second
Ed. Academi
Press, 2: 311-321,.
Sukardja, I Dewa Gede, 2000, Onkologi Klinik, Airlangga University Press, Surab
aya, 43-48,
75, 261-262.

Sumastuti, R. And Sonlimar M. 2006, Efek Sitotoksik Ekstrak Buah dan Daun Mahkot
a dewa
[Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.] Terhadap Sel Hela, Lapen, Farmakologi Faku
ltas
Kedokteran UGM, Yogyakarta
Sukemti, Soegihardjo, C.J. 2004, Uji Toksisitas Akut Buah Mentah Mahkota Dewa (P
haleria
macrocarpa Boerl) terhadap Larva Artemia Salina Leach. Beserta Profil Kromatogra
fi
Fraksi Paling Aktif, Lapen. Prodi Farmasi UII, Yogyakarta
Thompson, R.J., 1997, Oncogenes and Protooncogenes, in Ensyclopedia of Human Bio
logy,
Second Ed, 427-433
Tjindarbumi, D., dan Mangunkusumo, R., 2002, Cancer in Indonesia, Present and Fu
ture, Jpn.
Clin. Oncol
Toth, B., 1968. A critical review of experiments in chemical carcinogenesis usin
g newborn animals,
Cancer Res., 28, 727
Triastuti, A., 2006. Efek Antiangiogenik Ekstrak Etanol Buah Mahkota Dewa (Phale
ria macrocarpa
Boerl.) Pada Membran Korio Alantois (CAM) Embrio Ayam Yang Terinduksi bFGF, Lape
n.
Prodi Farmasi UII. Yogyakarta
Underwood, J.C.E, 1999, Patologi Umum dan Sistemik.Vol 1/Ed 2, Penerbit Buku Ked
okteran
EGC, Jakarta, 257-305.
Weizman, J.B. and Yanif, M. 1999. Rebuilding the Road to Cancer, Nature, 4000:40
1-402
Yuniastuti, D.D., Donatus, I.A. Hayati, F, 2003, Keteratogenikann Perasan Daging
Buah Mahkota
Dewa (Phaleria macrocarpa Boerl.) pada Tikus Putih, Lapen, Prodi Farmasi, UII Jo
gjakarta

Anda mungkin juga menyukai