Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA”

MK : KEPERAWATAN KELUARGA

DOSEN : Dr. Wiwit C. Haryanto, S.Kep., Ns. MMR

OLEH :

NATHASYA G LANAWAANG

1814201270

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

FAKULTAS KEPERAWATAN

MANADO

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmatnyalah saya bias menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep Keperawatan

Keluarga” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini juga merupakan penugasan Ujian

Akhir Semester dari mata kuliah “Keperawatan Keluarga”. Saya berharap makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua dan saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna

memberikan sifat membangun demi kesempurnaan makalahini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat saya masih

dalam tahap belajar dan oleh karena itu mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan

kekurangan di dalam penulisan makalah.

DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ........2

DAFTAR ISI................................................................................................................... ........3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... ........4

A. Latar Belakang................................................................................................. .......4

B. Rumusan Masalah........................................................................................... ........5

C. Tujuan Penulisan............................................................................................ .........5

D. Manfaat Penulisan......................................................................................... ..........5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. ...........6

A. Definisi Keluarga.......................................................................................... ..........6

B. Tahap-tahap keluarga................................................................................... ...........6

C. Struktur keluarga.......................................................................................... ...........8

D. Ciri-ciri struktur keluarga............................................................................. ...........8

E. Tipe/bentuk keluarga.................................................................................... ...........8

F. Peran keluarga ............................................................................................ ............9

G. Fungsi keluarga............................................................................................ ...........9

H. Tugas-tugas keluarga ................................................................................. ...........12

I. Peran perawat............................................................................................. ...........12

J. Proses keperawatan keluarga..................................................................... ............13

BAB III PENUTUP.................................................................................................... ...........16

A. Kesimpulan................................................................................................ ...........16

B. Saran.......................................................................................................... ............16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ ............17

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Keperawatan keluarga secara historis mempunyai hubungan dengan keperawatan
komunitas, hasil inilah yang sering membingungkan, apakah itu keperawatan kesehatan
masyarakat, keperawatan komunitas atau keperawatan keluarga, singkatnya keperawatan
keluarga tidak bisa dipisahkan dari keperawatan komunitas beserta keperawatan gerontik.
Keperawatan Keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri
dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga
didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan
kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan
praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistik,
sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.
Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanannya pada unit
keluarga. Keluarga, bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau
resipien keperawatan. Secara empiris, kami menyadari bahwa kesehatan para anggota
keluarga dan kualitas kesehatan keluarga, mempunyai hubungan yang sangat erat.  
Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang rumit,
sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan
keluarga dan anggota keluarga . Pendekatan ini disebut proses keperawatan. Menurut
Yura dan Walsh (1978), “proses keperawatan merupakan inti dan sari dari keperawatan”.
Proses adalah suatu aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu titik ke
titik yang lain menuju pencapaian tujuan. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan
suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan
individu, keluarga, kelompok atau komunitas.
Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan, perwatan
diri (self care), pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga serta upaya-upaya yang
berarti dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari
lingkungan.

B. Rumus Masalah

4
Dilihat dari latar belakang, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana melakukanasuhan keperawatan dengan kasus pada masalah keluarga untuk
meningkatkan kesehatannya secara mandiri”.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan sendiri.
2. Tujuan Khusus
Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga .
b. Merumuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
c. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit,
mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan atau yang membutuhkan bantuan /
asuhan keperawatan.
d. Memelihara lingkungan ( fisik, psikis dan sosial ) sehingga dapat menunjang
peningkatan kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat, misalnya ; Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Kartu Sehat, dan Posyandu untuk memperoleh pelayanan
kesehatan.

D. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahun dan informasi mengenai konsep keperawatan keluarga
2. Membuat pembaca agar lebih mengetahui konsep keperawatan keluarga
3. Mengetahui bagaimana konsep keperawatan keluarga

BAB II

5
PEMBAHASAN
A. Definisi Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) :
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri atas 2 orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
h. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

B. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga


a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan
dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas utama keluarga untuk mendapatkan
keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan
bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan
memberikan kasih sayang kepada anak karena pada tahap ini bayi kehidupannya
sangat bergantung kepada orang tuanya. Dan kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah, pada tahap ini anak sudah mulai mengenal
kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat
rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan

6
mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh
lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma
kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial budaya, dsb.
e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga adalah
bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas di
sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena
dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk
kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat
diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan
anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui tahap remaja dan anak
telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah
melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga
sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan
merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan
depresi dan stress.
i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

C. Struktur Keluarga

7
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.

D. Ciri-ciri Struktur Keluarga


Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota
keluarga.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing

E. Tipe / Bentuk Keluarga


a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan
Anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan
sebagainya.
c. Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

8
d. Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family)
karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku hidup dalam suatu
komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
\

F. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

G. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan

9
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan Identitas anggota keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhikebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang,
misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut :
a. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak
bila kelak dewasa.
b. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah
bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang
baik.

10
c. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung
dan merasa aman.
d. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
e. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan
tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain
yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
f. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-
sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala
keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu,
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
g. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu
pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana
yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan
cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
h. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk
meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokol kelurga terhadap keluarga lainnya,
yaitu :
a. Asih adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman, kehangatan,pada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi anak-anak
sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

11
H. Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya

I. Peran Perawat
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah:
a. Pendidik
Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat
melakukan program Asuhan Keperawatan Keluarga secara mandiri dan
bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai
disiplin agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik, maupun di
rumah sakit bertanggung jawab memberikan perawatan langsung.
d. Pengawas Kesehatan

12
Perawat harus melakukan kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi
tentang kesehatan keluarga.

e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah
kesehatan.
f. Kolaborasi
Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
g. Fasilitator
Peran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi kendala untuk
meningkatkan derajat kesehatannya.
h. Modifikasi Lingkungan
Perawat dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.

J. Proses Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk
mengkaji dan menentukan masalah kesehatan keluarga, merencanakan asuhan
keperawatan, melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan rencana yang telah
disusun dan mengevaluasi asuhan yang telah diberikan terhadap keluarga.
Tahap-tahap dalam proses keperawatan:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien atau keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan
maupun sosial yang merupakan sistem terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
mengatasinya. Berisi :
a. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga
2) Alamat dan Telpon

13
3) Pekerjaan Kepala Keluarga
4) Pendidikan Kepala Keluarga
5) Komposisi Keluarga dan Status Imunisasi
6) Genogram
7) Tipe Keluarga
8) Tipe Bangsa
9) Agama
10) Status Ekonomi Keluarga
11) Aktifitas Rekreasi Keluarga
b. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1) Tahapan perkembangan keluarga saat ini
2) Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
4) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung Keluarga
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai atau norma keluarga
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi Reproduksi
4) Fungsi Ekonomi
5) Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Mengenal masalah kesehatan
b) Kemampuan mengambil keputusan

14
c) Kemampuan merawat orang sakit
d) Kemampuan memelihara lingkungan
e) Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan
f. Stress dan Koping Keluarga
g. Pemeriksaan Fisik
h. Harapan Keluarga

2. Diagnosa Keperawatan
Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan berdasarkan
faktor resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit atau masalah kesehatan keluarga
serta mempertimbangkan kemampuan dalam mengatasi masalah kesehatannya.

3. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan didasarkan pada rencana asuhan yang telah disusun.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
sumber daya (keuangan), tingkat pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku,
respon dan penerimaan keluarga serta sarana yang dimiliki keluarga.

4. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Apabila
dalam penilaian tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal ini dapat
terjadi karena beberapa faktor yaitu tujuan tidak realistis, tindakan keperawatan yang
tidak tepat dan faktor yang tidak dapat diatasi.

15
PEMBAHASAN KASUS

A. Skenario Kasus 1

Keluarga Tn.X usia 30 tahun dan Ny. Y 26 tahun baru memiliki satu anak usia 3
tahun, Tn. X masih tinggal dengan orang tua Ny. Y dalam rumah terdiri dari Tn. X,
keluarga Ny. Y beserta 2 anak lainnya. Tn. X merupakan tulang punggung keluarga
tersebut. Tn. X tinggal dirumah dengan ukuran 10 X 5 m yang terdiri dari 4 ruangan, 2
ruang kamar, 1 ruang tamu, dan 1 ruang dapur. Dinding rumah menggunakan bilik dan
lantai plester yang sudah retak-retak, sedangkan lantai dapur masih tanah.
Tn. X bekerta sebagai buruh bangunan, sedangkan Ny. Y sebagai Ibu rumah
tangga. Dengan penghasilan Rp 350.000/minggu. Sedangkan orang tua Ny. Y sudah
lansia sehingga hanya tinggal dirumah saja. Ayah Ny. Y 75 tahun sering mengeluh batuk-
batuk dan mengatakan bahwa hal tersebut sudah dirasakan sejak satu tahun yang lalu,
sudah dilakukan pengobatan dari puskesmas namun pengobatan tidak dilanjutkan. Anak
Tn. X tampak kurus, keluar cairan dari hidung. Nn. Y tidak pernah membawa anaknya ke
posyandu. Anak Ny. Y sampai usia 1,5 tahun hanya diberikan ASI saja. Selepas itu
makanan yang dimakan anak Ny. Y semua seperti makanan keluarga lainnya.
Pertanyaan :
1. Temukan kata kunci dari kasusu diatas !
2. Identifikasi kasus diatas jika dilihat dari klasifikasi tingkat kesejahteraan keluarga !
3. Identifikasi kasus diatas jika dilihat dari tipe keluarganya !
4. Identifikasi kasus diatas jika dilihat dari perkembangan keluarganya !
5. Identifikasi kasus diatas masalah-masalah kesehatan yang muncul dari keluarga
tersebut !
6. Identifikasi factor-faktor resiko yang memicu terjadinya masalah kesehatan pada
keluarga tersebut !
7. Uraikan pengkajian keluarga yang dapat dilakukan perawat keluarga !

B. Jawaban Kasus
1. Kata Kunci
a. Keadaan rumah ukuran 10 x 5 m.
b. Dalam rumah terdiri dari Tn. X, Keluarga Ny. Y beserta 2 anak lainnya.
16
c. Pekerjaan sebagai buruh bangunan, penghasilan Rp 350.000/minggu.
2. Tingkat kesejahteraan keluarga
a. Keluarga pra sejahtera (pra KS) adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal seperti kebutuhan pangan,
sspiritual, sandang, papan dan kesehatan.
b. Keluarga sejahtera 1 (KS 1) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
sosial psikologisnya seperti kebutuhan pendidikan, KB, Interaksi dengan keluarga,
Interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.\
c. Keluarga sejahtera 2 (KS 2) adalah keluarga yang disamping telah dapat
memenuhi kebutuhan sisoal psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
d. Keluarga sejahtera 3 (KS 3) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasar sosial psikologis dan pengembangan keluarga tetapi belum dapat
memberikan sumbangan yang teratir bagi masyarakat seperti sumbangan materi
dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
e. Keluarga sejahtera 3 + adalah keluarga yang telah dapat memeenuhi seluruh
kebutuhan dasar sosial psikologis dan pengembangan serta telah dapat
memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.
3. Tipe keluarga
Dalam masyarakat ditemukan tipe/bentuk keluarga:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family): keluarga inti ditambah sanak saudara
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
c. Keluarga Berantai (Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family): keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.

17
e. Keluarga Berkomposisi (Composite): keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
4. Tingkat perkembangan keluarga
Menurut Duvall (1977) siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahapan yang
mempunyai tugas dan resiko tertentu pada setiap tahapan perkembangannya. Adapun
8 tahapan perkembangan tersebut adalah:
a. Tahap 1 keluarga pemula: dimulai saat individu membentuk keluarga melalui
perkawinan.
Tugas perkembangan:
1) Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.
2) Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.
3) Membina keluarga berencana.
Masalah kesehatan: masalah seksual, peran perkawinan, kehamilan yang kurang
direncanakan.
b. Tahap 2 keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak pertama
lahir sampai berusia 30 bulan.
Tugas perkembangan:
1) Perubahan peran menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya.
Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik,
pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi,
tumbuh kembang dan lain-lain.
c. Tahap 3 keluarga dengan anak pra sekolah: dimulai anak pertama berusia 2,5
tahun sampai dengan 5 tahun.
Tugas perkambangan:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.

18
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus dipenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar
keluarga.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek
keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Keluarga
sebagai titik sentral pelayanan kesehatan. Keluarga yang sehat akan mempunyai anggota
yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat. Askep yang diberikan berdasarkan
pada masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga.Agar Pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat diterima oleh keluarga maka diharapkan para perawat harus mengerti dan
memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam
melakukan fungsinya, perlu pemahaman setiap tahap perkembangan dan tugas
perkembangan.

B. Saran
1. Diharapkan keluarga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya sehingga
status kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.
2. Mahasiswa dan perawat dapat memahami karakteristik budaya termasuk didalamnya
adalah bahasa daerah agar proses keperawatan dapat berlangsung dengan baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Freedman, M.1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

http://mushofatulmasdathoriya.blogsome.com/2007/06/01/konsep-keperawatan-keluarga/

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/d42b93092f433c6874269925ee6a4c0f27589e3a.
pdf

20

Anda mungkin juga menyukai