Anda di halaman 1dari 9

Dapur Kupola

Dapur kupola termasuk dapur pengolahan baja, dimana dapur ini digunakan untuk mengolah basi
kasar kelabu/besi rongsokan/besi bekas menjadi baja. Gambar ilustrasi secara skematik sebuah
Dapur Kupola adalah sebagai berikut.

1. Penggolongan Daerah Dalam Kupola


Bagian dari mulai pintu pengisian sampai lubang keluar, dibagi menjadi beberapa daerah
seperti disebut di bawah ini, sesuai keadaan bahan baku dalam kupola.
- Daerah pemanasan mula: Adalah bagian dari pintu pengisian sampai di tempat dimana logam
mulai cair. Selama turun di daerah ini, logam mengalami pemanasan mula.
- Daerah lebur: adalah bagian atas dari alas kokas dimana logam mencair.
- Daerah panas lanjut: Adalah bagian bawah daerah lebur sampai rata tuyer. Logam cair
dipanaskan lanjut selama turun melalui daerah ini.
- Daerah krus: Adalah bagian dari tuyer sampai dasar kupola. Logam cair dan sebagian kecil terak
ditampung di daerah ini.
Selain hal tersebut diatas, bagian dalam kupola dibagi menjadi daerah oksidasi dan
daerah reduksi, tergantung pada reaksi antara kokas dan gas.
- Daerah oksidasi: dimulai dari tuyer sampai rata tengah-tengah alas kokas. Dalam daerah ini
kokas dioksidasi oleh udara yang ditiupkan melalul tuyer.
- Daerah reduksi: Bagian atas dari daerah oksidasi, dimana gas CO2 yang timbul di daerah
oksidasi, direduksi oleh kokas.

2. Kapasitas Peleburan
Kapasitas peleburan dari kupola dinyatakan oleh laju peleburan dalam satuan berat
persatuan waktu, umumnya ditulis ton per jam. Kapasitas peleburan dapat berubah tergantung
kepada: volume angin, perbandingan muatan besi dengan kokas serta syarat-syarat operasi
peleburan lainnya, walaupun diameter kupola sama.

3. Tinggi Efektif
Tinggi efektif dari kupola adalah tinggi dari pertengahan tuyer (lubang hembus) sampai
bagian bawah dari pintu pengisian. Pada daerah ini terjadi pemanasan awal. Karena itu kupola
yang tinggi akan efektif untuk pemindahan panas, akan tetapi kupola yang terlalu tinggi
cenderung memiliki tahanan besar terhadap aliran gas. Hal ini juga menimbulkan resiko
terjadinya peng-hancuran kokas. Syarat-syarat ini perlu dipertimbangkan, sehingga tinggi efektif
kupola standar biasanya dikonstruksi berkisar antara empat sampai lima kali ukuran diameter
dalam, diukur dari titik tengah tuyer.

4. Daerah Krus
Daerah krus adalah daerah dari bagian bawah tuyer sampai ke dasar kupola. Daerah krus
dari kupola yang mempunyai perapian muka dibuat dangkal, karena tidak difungsikan untuk
menyimpan logam cair di dalamnya. Daerah krus dari kupola tanpa perapian muka dibuat dalam.
Biasanya ukuran krus dikonstruksi untuk dapat menampung dua atau tiga pengisian. Dalam
daerah krus terdapat juga kokas, sehingga volume yang terisi oleh logam cair kira-kira 45 % dari
volume daerah krus. Krus yang besar tidak dikehendaki sebab besi cair menyerap karbon dan
belerang dari kokas.

5. Lubang Cerat dan Lubang Terak


Lubang cerat dan lubang terak dibuat di daerah krus. Bentuk dan susunan dari lubang-
lubang ini berbeda menurut cara pengeluaran besi cair dan terak. Pengeluaran besi cair dan terak
dilakukan secara berkala. Pada proses ini besi cair atau terak ditampung sementara di dalam krus,
kemudian dikeluarkan secara berkala melalui lubang cerat atau lubang terak dengan operasi
tangan.
Proses pengeluaran terak yang paling baik adalah dari posisi depan tanur, dimana terak
mengalir secara kontinyu bersama logam dari dasar dan sekaligus terak terpisah dari logam cair.
Proses ini terbaik karena menghasilkan besi cair dengan kadar unsur-unsur lain terendah.
Proses pengeluaran terak dari belakang: dalam proses ini lubang cerat dan lubang terak
dibuat pada tempat yang berlainan sehingga tidak perlu lagi memisahkan terak.
Besi yang dikeluarkan secara kontinyu dialirkan kedalam penampung (perapian depan),
yang nantinya akan dikeluarkan sejumlah besi sesuai diperlukan.

6. Tuyer
Tuyer berfungsi menghembuskan udara untuk pembakaran kokas dengan volume dan
tekanan yang memadai. Jadi jumlah luas penampang tuyer harus ditentukan secara tepat. Jumlah
luas penampiag tuyer yang terlalu kecil menyebabkan kecepatan udara terlalu tinggi jadi
menurunkan temperatur dari gas pembakaran. Sebaliknya luas yang terlalu besar menurunkan
kecepatan udara dan pembakaran yang seragam tidak tercapai.
Biasanya perbandingan tuyer ini lima sampai enam untuk kupola kecil dan delapan
sampai dua belas untuk kupola besar. Jumlah tuyer dipilih secara empirik dalam jumlah genap.

Proses kerja dapur kupola :


1. Saat akan digunakan , terlebih dahulu diadakan pemanasan pendahuluan agar dapur dalam
keadaan kering (tidak mengandung uap air). Pemanasan pendahuluan ini dilakukan dengan
pembakaran arang kayu dan kokas di dalam dapur selama ± 15 jam sampai pemanasan
pendahuluan berlangsung dengan sempurna (bahan bakar telah terbakar habis).
2. Selanjutnya dilakukan penambahan kokas dan udara dari blower yang dihembuskan dengan
kecepatan rendah. Pemasukan kokas ditambah terus sampai mencapai setinggi 7-8 m . dari dasae
tungku
3. Setelah bahan bakar kokas terbakar habis kemudian dimasukkan kepingan-kepingan baja dan besi
kasar, dimana berat bahan-bahan yang dimasukkan antara 10%-15% dari output/jam (± 7-10
ton/jam). Sewaktu proses berlangsung sebagian dari baja/besi telah ada yang cair, maka setiap 15
menit baja/besi cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran cairan baja yang ditampung oleh panci-
panci penampung.
4. Untuk pembentukan terak di dalam dapur, ditambahkan CaCO3 pada pemasukan pertama dan
karena temperature dapur, maka akan terjadi penguraian CaCO3 sb : CaCO3 → CaO + CO2, dan
CO2 yang dihasilkan akibat penguraian CaCO3 akan terbakar/bereaksi dengan kokas sbb:
CO2+ C → 2CO – 41,09 kkal

Gas CO yang dihasilkan dikeluarkan melalui cerobong sebagi gas asap dengan temperature ±
300oC dan panasnya dapat dimanfaatkan untuk tenaga mesin-mesin yang lain.

5. Setelah terjadi reaksi antara silica dan batu kapur kemudian dimasukkan besi kasar dan kokas
baru sekitar 8%-12% dari pengisian ke dalam dapur. Apabila kokas baru telah terbakar,
dimasukkan udara dari blower yang akan menimbulkan reaksi antara zat arang dengan oxygen
sbb :
C + O2 → CO2, + 94,22 kcal/mol

Akibat reaksi tersebut, terjadi pengurangan temperatur di dalam dapur tetapi karena gas CO yang
terjadi mempunyai temperature 300oC – 400oC maka temperature yang turun hanya sedikit,
sehingga masih cukup untuk melebur besi dan membentuk terak.
6. Setelah proses di dalam dapur, maka terak di atas cairan dikeluarkan dari dalam dapur dan
kemudian dikeluarkanlah baja cair yang ditampung oleh panci-panci untuk dibawa ke tempat
penuangan besi atau baja.

Dapur Kupola (Kubah) digunakan pada peleburan besi tuang, dan konstruksinya diperlihatkan
seperti gambar dibawah ini. Ini menyerupai sebuah dapur sumber kecil tapi tidak bisa bekerja
teru menerus. Pada umumnya digunakan untuk menghasilkan peleburan sehari-hari berdasarkan
pada kapasitas dari pabrik (foundry). Kupola-kupola biasanya dioperasikan sepasang, jadi
pemeliharaannya bisa diatur untuk yang satu sedangkan yang lainnya tetap beroperasi, demikian
seterusnya secara bergantian. Bahan yang diolah adalah besi kasar (pig iron) dan besi
rongsokan/potongan-potongan dengan dicampur potongn baja untuk membantu mengontrol
kandungan karbon akhir dengan dilusi. Sejumlah kecil batu kapur dicampurkan ke dalam muatan
untuk membantu pembentukan terak dan beberapa tambahan yang diperlukan untuk mengatur
analisa dari besi biasanya dicampurkan ke dalam ember tuang sewaktu dikeluarkan.
Dapur Kupola

Pengertian Blast Furnace (BF)


Blast furnace (dapur tinggi) adalah tanur metalurgi digunakan untuk peleburan
untuk memproduksi industri logam, umumnya ferro. Dalam dapur tinggi, bahan
bakar, bijih, dan kapur terus dipasok melalui bagian atas tanur, sementara udara
(kadang-kadang dengan pengayaan oksigen) yang ditiupkan ke bagian bawah
tanur, sehingga reaksi kimia berlangsung sepanjang tanur sebagian bahan bergerak
ke bawah pada bagian tanur. Produk dari dapur tinggi biasanya berupa logam cair
dan terak fase disadap dari bawah, dan gas buang yang keluar dari bagian atas
tanur. Aliran ke bawah dari bijih besi dan fluks dalam kontak dengan upflow
panas, karbon monoksida yang kaya gas pembakaran merupakan proses pertukaran
perlawanan. Blast furnace atau dapur tinggi harus dikontraskan dengan tanur udara
(seperti tanur reverberatory) oleh konveksi dari gas panas di buang cerobong asap.
Menurut pengertian dalam arti luas, bloomeries untuk ferro, rumah meniup untuk
timah, dan pabrik smelt untuk memimpin akan diklasifikasikan sebagai dapur
tinggi atau blast furnace. Namun, sebutan ini biasanya terbatas dengan
digunakannya untuk peleburan iron ores untuk memproduksi pig iron, bahan antara
yang digunakan dalam produksi besi dan baja komersia. Dapur tinggi digunakan
untuk mengolah iron ores menjadi besi kasar. Besi kasar yang dihasilkan oleh
dapur tinggi tersebut dimasukkan kedalam dapur/ konveerter, untuk dijadikan baja,
baja tuang, atau besi tuang. Bahan - bahan yang diperlukan dalam proses dapur
tinggi untuk mengubah biji besi menjadi besi kasar, antara lain : Batu kapur
(fluks), Bijih besi, bahan bakar (kokas) dan udara panas. Iron ores diperoleh dari
proses penambangan dan proses pemisahan (extraction), iron ores merupakan
bahan utama yang akan diubah menjadi besi kasar.

1. Batu kapur : batu kapur bertindak sebagai pengikat kotoran (fluks), jadi
pengotor pengotor yang ikut tercampur pada cairan besi yang akan mengurangi
kualitas besi kasar akan diikat oleh batu kapur dan dibuang menjadi terak.

2. Bahan Bakar : Bahan bakar yang umum diqunakan dalam proses dapur tinggi
biasanya adalah kokas. Tapi bahan bakar lain seperti arang kayu juga antrasit juga
bisa digunakan.

3. Udara panas : Digunakan untuk melangsungkan pembakaran dengan bahan


bakar menjadi CO2 dan gas CO untuk menghasilkan panas, Udara panas
dihembuskan dengan maksud agar pembakaran sempurna, lebih cepat, sehingga
kebutuhan kokas berkurang. Udara panas dihasilkan oleh dapur cowper.

Dapur tinggi pada umumnya diletakkan tidak jauh dari daerah penyimpanan atau
pengadaan bahan yang akan diolah, seperti iron ores atau bijih besi, bahan bakar,
dan batu kapur. Tujuannya untuk mempermudah dan mempercepat proses
pengisian bahan mentah ke dalam dapur tinggi sehingga dapat memperlancar
produksi besi kasar. Blast firnace atau dapur tinggi terdiri dari kerangka baja yang
terdiri tegak lurus hampir membentuk seperti sebuah silinder. Tanur ini
mempunyai tinggi sekitar 30 meter dan diameter sekitar 6 meter. Pada bagian
dalam tanur telah disediakan batu tahan api dan dilengkapi dengan alat yang
digunakan untuk memasukan bahan – bahan di bagian atas, sedangkan di bagian
bawah terdapat tempat pengumpulan besi dan terak cair.
Dapur Crucible (Kowi)
Dapur Kowi ini, tercatat sebagai dapur tertua yang pernah digunakan untuk melebur baja.
Gambar penampang sebuah dapur kowi, dapat dilihat dibawah ini.

Crusibel furnace adalah dapur tertua yang digunakan untuk melebur baja, terbuat dari
campuran grafit dan tanah liat, mudah pecah dalam keadaan biasa, akan tetapi memiliki kekuatan
yang cukup berarti dalam keadaan panas. Dapat dipanaskan dengan kokas, minyak/gas alam.
Baja karbon rendah, baja bekas, arang kayu dan paduan fero digunakan untuk membuat baja.
Crucible furnace termasuk dapur yang terbalik untuk untuk memproses/membuat baja
dibandingkan dengan dapur-dapur baja yang lainnya. Proses di dalam dapur ini terjadi didalam
ruangan tertutup, sehingga alat-alat perlengkapannya dan proses pembuatan baja di dalam dapur
ini termasuk sangat mahal dan oleh karena itu dapur ini hanya digunkan untuk membuat atau
mengerjakan baja-baja istimewa atau kores.

Alasan pemilihan dapur Crucible yang akan digunakan di banding dengan memakai
dapur pelebur jenis lainnya karena:
1. Dapur pelebur ini tidak memerlukan teknik pengoperasian yang terlalu rumit disbanding
dapur pelebur jenis lainnya, sehingga cocok digunakan untuk penelitian dan praktikum
bagi laboratorium Foundry.
2. Dapur Crucible ini dapat menggunakan bahan bakar yang aman seperti minyak tanah.
3. Cocok digunakan untuk melebur logam bukan besi yang mempunyai temperature cair yang
cukup tinggi seperti alumunium.
4. Mudah dalam pengoperasiannya terutama untuk pengambilan terak pada logam alumunium.
Proses kerja :
1. Pertama-tama cawan ini diisi baja dan besi kasar, kemudian cawan ditutup dengan merapatkan
tutup dapur cawan dengan dempul tanah liat.
2. Setelah itu cawan diletakkan dalam dapur api. Di dalam dapur api dimasukkan gas-gas panas
sekeliling cawan sehingga cawan-cawan di dalam dapur api menjadi panas dan mencairkan
baja/besi yang berada di dalam cawan dan mereaksikan unsur-unsur yang terdapat di dalam
baja/besi.
3. Setelah proses selesai, maka cairan baja dikeluarkan dari dalam cawan dan dibawa ke cetakan
penuangan baja untuk dijadikan baja-baja kroes atau baja-baja istimewa.
4. Baja-baja yang dikerjakan dalam dapur cawan adalah baja-baja istimewa karena bisa didapatkan
baja-baja yang sangat murni dengan campuran yang homogen. Untuk logam-logam yang sangat
sulit dicampur secara merata sangat baik mengerjakannya dengan dapur cawan karena campuran
seperti Si,Mn ,Ni,Cr tidak akan berubah ( tetapi kadar arangnya akan berubah).
Baja-baja dari cawan ini akan dipakai untuk perkakas tempa, pahat-pahat, pegas-pegas,
baja-baja perkakas, paku keling, pesawat-pesawat pengengkat, kabel-kabel, dsb. Tetapi karena
harganya yang sangat tinggi, maka baja-baja cawan ini terdesak oleh baja-baja listrik.
Untuk membuat sebuah dapur kowi, biasanya digunakan campuran grafit dan tanah liat.
Kekurangan nya adalah, mudah pecah pada keadaan biasa (dingin), tetapi cukup keras pada
keadaan panas. Bahan bakar Dapu Kowi adalah: kokas, minyak atau gas.
Bahan baku nya adalah:
- baja karbon rendah
- baja bekas
- arang kayu
- paduan ferro
Kapasitas dapur kowi ini cukup kecil, yakni sekitar 50 kg saja.
TENTANG

OLEH :

RIDHO UTAMA
XI TKR 2

Anda mungkin juga menyukai