Anda di halaman 1dari 15

MENENTUKAN TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR

BAB I
PENDAHULUAN

Banyak kejadian – kejadian alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-fenomena
tersbut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa
alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya Jarum yang diletakan Pada permukaan air. Hal
tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas
antara zat cair dengan bahan lain.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang
berada pada keadaan diam (statis).Suatu molekul dalam fase cair dapat dianggap secara sempurna
dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua
arah. Gejala ini yang disebut dengan tegangan permukaan.Tegangan permukaan atau tegangan bidang
batas adalah gaya yang terdapat pada setiap bidang batas antara dua media berusaha memperkecil
luas bidang itu, oleh karena itu permukaan zat cair kenderung kemenahan usaha perluasan permukaan
dan karena itu tegangan permukaan dapat didefenisikan dengan gaya yang terdapat pada setiap
bidang bahan yang menahan perluasan permukaan.
Kita sering membuat perbedaan antara tegangan permukaan dengan tegangan bidang batas,
dengan tegangan permukaan dimaksudkan tegangan pada permukaan cairan yang berbatasan dengan
udara, sedangkan istilah yang kedua dimaksudkan gaya bekerja pada bidang batas antara dua cairan
yang tidak berbaur dan untuk memperoleh sekedar gambaran mengenai perbandingan gaya
intrermolekul.
Tegangan permukaan merupakan penjelmaan dari pada interaksi gaya intermolekul yang timbul
akibat molekul-molekul yang terdapat pada bidang batas itu tidak dikelilingi secara sistematik oleh
molekul yang lainnya. Tidak seperti halnya dengan molekul-molekul yang terdapat ditengah-tengah
fasa suatu materi.
Ilmu fisika adalah ilmu pengetahuan yang didasarkan pada hasil pengamatan atau observasi
mengenai gejala alam dan interaksinya. Bagi sebagian besar seorang pelajar menganggap fisika
adalah pelajaran yang cukup sulit, karena sama halnya dengan pelajaran matematika. Di dalam
pelajaran fisika kita harus tahu teori dan paham betul rumus-rumus yang telah diberikan oleh guru-
guru kita, kalau tidak hafal pastinya kita tidak akan bisa mengerjakan soal dalam bentuk apapun.
Salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran fisika adalah menentukan tegangan permukaan zat
cair. Tegangan permukaan diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk
selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat
seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru.
Banyak metode yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan. Namun, dengan
metodemetode yang telah ada banyak pendidik yang kesulitan untuk memberikan pemahaman kepada
siswanya tentang metode tersebut. Begitupula dengan penelitian-penelitian yang telah ada, belum
cukup untuk menambah pemahaman siswa kareana penelitian tersebut masih sulit untuk
dipraktekkan.
Untuk itu, kita perlu menggunakan alat sederhana pada praktikum tegangan permukaan. Dengan
menggunakan alat sederhana tersebut, kita dapat menentukan tegangan permukaan dengan
menggunakan konsep kapilaritas yaitu peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler
(pipa sempit).
Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat cair dengan dinding
kapiler. Namun, dilapangan belum banyak ditemukan alat peraga sederhana untuk menentukan
tegangan permukaan zat cair.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Tegangan Permukaan
Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan sejajar
pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini tegangan permukaan
mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Hal ini analog dengan keadaan yang terjadi bila
suatu objek yang menggantung dipinggir jurang pada seutas tali ditarik ke atas oleh seseorang
memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi seutas tali. Tegangan permukaan zat cair
merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu
kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas
permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya
didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair
mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet
menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak silet itu berada.
Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya
berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin.
Beberapa gejala tegangan permukaan yang sering kita jumpai adalah pada sebuah pipet
(penetes obat cair) akan mengeluarkan fluida setetes demi setetes dan tidak mengalir, sebatang
jarum yang diletakkan dipermukaan air tidak akan tenggelam dan lalat yang hinggap pada
permukaan airpun tidak tenggelam. Tegangan permukaan zat cair pada pipa kapiler dipengaruhi
oleh adhesi dan kohesi. Adhesi menyebabkan zat cair yang dekat dengan dinding naik.
Sedangkan kohesi menyebabkan zat cair yang ada di tengah ikut naik. Naiknya zat cair dalam
pipa diimbangi oleh berat air itu sendiri.
Contoh peristiwa yang membuktikan adanya tegangan permukaan, antara lain, peristiwa
jarum, silet, penjepit kertas, atau nyamuk yang dapat mengapung di permukaan air, butiran-
butiran embun berbentuk bola pada sarang laba-laba, air yang menetes cenderung berbentuk
bulat-bulat dan air berbentuk bola di permukaan daun talas (lihat gambar 2.1 dan 2.2)

Gambar 2.1. Seekor serangga yang mengapung di atas permukaan air


Gambar 2.2. Penjepit kertas yang mengapung di permukaan air

Gambar 2.3 Tegangan Permukaan


Tegangan permukaan suatu cairan berhubungan dengan garis gaya tegang yang dimiliki
permukaan cairan tersebut. Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik kohesi (gaya tarik antara
molekul sejenis) molekul-molekul cairan. Gambar 2.3 melukiskan gaya kohesi yang bekerja pada
molekul P (di dalam cairan dan molekul Q (di permukaan). Molekul P mengalami gaya kohesi
dengan molekul-molekul disekitarnya dari segala arah, sehingga molekul ini berada pada
keseimbangan (resultan gaya nol). Namun, molekul Q tidak demikian. Molekul ini hanya
mengalami kohesi dari partikel di bawah dan di sampingnya saja. Resultan gaya kohesi pada
molekul ini ke arah bawah (tidak nol). Gaya-gaya resultan arah ke bawah akan membuat
permukaan cairan sekecil-kecilnya. Akibatnya permukaan cairan menegang seperti selaput yang
tegang. Keadaan ini dinamakan tegangan permukaan.
A. Macam-macam Metoda yang digunakan dalam Tegangan Permukaan
Pengukuran tegangan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa metode antaralain :
1. Metode cincin de-Nouy
Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antar
permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa gaya yang
dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair sebanding dengan tegangan
permukaan atau tegangan antar muka. Gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin
dalam hal ini diberikan oleh kawat torsi yang dinyatakan dalam dyne.
2. Metode kenaikan kapiler
Ada beberapa metode penentuan tegangan muka diantaranya adalah metode kenaikan
pipa kapiler. Metode kenaikan pipa kapiler merupakan metode bila suatu pipa kapiler
dimasukkan kedalam cairan yang membasahi dinding maka cairan akan naik kedalam
kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai suhu tinggi tertentu sehingga
terjadi keseimbangan antara gaya keatas dan kebawah.
Gaya kebawah : F = πr2h ρ g
Dimana,
h : tinggi muka
g : percepatan gravitasi
ρ : berat jenis
r : jari-jari kapiler
Gaya keatas : F’ = 2 πr cos 
Dimana :  adalah tegangan muka dan  adalah sudut kontak
Pada kesetimbangan, gaya kebawah sama dengan gauya keatas maka :
F’= F
2 πr cos  = πr2h ρ g
Untuk air dan kebanyakan organik umumnya  = 0 atau dapat dianggap batas lapisan
paralele dengan kapiler, sehingga harga cos  = 1 maka :
=½rhρg
B. Penyebab Terjadinya Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang,
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih
kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non- adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu
model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah
pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak,
yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini
timbul akibat gaya tarik- menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik
antara molekul zat yang berbeda (adesi).
Molekul biasanya saling tarik- menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan
dikelilingi oleh molekul- molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada
molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka
terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian.
Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada
di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah
ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di
permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat
mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah- olah tertutup oleh
selaput elastis yang tipis.
Martin mengemukaan istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu
antarmuka gas/cair. Walaupun istilah ini akan dipakai dalam penentuan tegangan permukaan.
Karena setiap artikel zat, apabila itu bakteri, sel, koloid, granul atau manusia, mepunyai suatu
antarmuka pada batas sekelilingnya, maka pada topik ini memang penting. Tegangan
permukaan adalah gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair yang tidak
bercampur, sedangkan tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang bias juga
digambarkan dengan suatu rangka kawat tiga sisi dimana suatu bidang datar bergerak
diletakkan.
Menurut Kosman, bahwa molekul-molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai
gugus polar dan non polar. Bila suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi
yang rendah, maka molekul-molekul surfaktan akan terabsorbsi pada permukaan membentuk
suatu lapisan monomolekuler. Bagian gugus polar akan mengarah ke udara. Hal ini
mengakibatkan turunnya tegangan permukaan air. Pada konsentrasi yang lebih tinggi nolekul-
molekul surfaktan masuk ke dalam air membentuk agregat yang dikenal sebagai misel.
Konsentrasi pada saat misel ini mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik (KMK). Pada
saat KMK ini dicapai maka tegangan permukaan zat cair tidak banyak lagi dipengaruhi oleh
perubahan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dapat ditentukan dengan metode tegangan
permukaan.
Cara sederhana untuk menentukan tegangan permukaan adalah dengan menggunakan
kawat yang dibengkokkan berbenruk huruf U dan kawat kedua CD dengan panjang l yang dapat
digerakkan sepanjang kawat U.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan


Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya
energy kinetik molekul. Pada umumnya nilai tegangan permukaan zat cair berkurang
dengan adanya kenaikan suhu. Perhatikan nilai tegangan permukaan berbagai zat cair pada
Tabel 2.1 berikut
Tabel 2.1 Nilai Tegangan Permukaan Beberapa Zat Cair.
Zat cair Suhu Tegangan
o
( C) permukaan
(N/m)
Raksa 20 0,440
Darah (seluruhnya) 37 0,058
Darah (plasma) 37 0,073
Alkohol 20 0,023
Air 0 0,076
Air 20 0,072
Air 100 0,059
Benzena 20 0,029
Larutan sabun 20 0,025
Oksigen -193 0,016

2. Zat terlarut (solute)


Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan
permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan
membentuk lapisan monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat
tersebut biasa disebut dengan surfaktan.

3. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai
orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu
contoh dari surfaktan.
4. Jenis Cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air,
maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena
gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.
5. Konsentrasi Zat Terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap
sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah
diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka,
karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan.
Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka
mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.

D. Gejala Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya zat cair di dalam pipakapiler (pipa sempit).
Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat cair dengan dinding
kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar
daripada gaya kohesi antara partikel- partikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler.
Sebaliknya raksa cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar
daripada gaya adhesinya. Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan
oleh adanya tegangan permukaan ( γ ) yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair
dengan pipa.

E. Massa Jenis
1. Pengertian Massa Jenis
Massa jenis dapat diartikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan antara
massa zat dengan volumenya. Selain itu bahwa pada zat yang sama dengan wujud yang
berbeda memiliki massa jenis yang sama, dan pada zat yang berbeda massa jenisnya
berbeda pula.
Massa Jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah
benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misal besi) akan memiliki volume yang lebih
rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya
air).
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa
jenis yang sama. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah

dengan :
ρ = massa jenis
- v = volume
m = masssa
Satuan massa jenis dalam ‘CGS (centi-gram-sekon)’ adalah : gram per sentimeter
kubik (g/cm3). 1 g/cm3 = 1000 kg/m3.

2.Menentukan Massa Jenis suatu Zat


1) Massa Jenis Zat Padat
Ada dua macam bentuk zat padat yaitru beraturan dan tidak beraturan. Karena
masing-masing bentuk memiliki karakter yang berbeda maka penentuan massa jenis
zat beraturan berbeda dengan penentuan massa jenis zat padat tidak beraturan.
a. Massa Jenis Zat Padat Beraturan. Massa jenis zat padat beraturan dapat
ditentukan dengan memasukkan nilai massa dan volume kedalam rumus massa
jenis yaitu

b.Massa jenis Zat Padat tidak Beraturan. Penentuan massa jenis zat padat tidak
beraturan hempir sama dengan penentuan massa jenis zat padat beraturan.
Perbedaannya hanya terletak pada cara menentuka volume zat padat. Volume
zat padat beraturan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus yang sederhana.
2) Massa jenis Zat Cair
Penentuan massa jenis zat cair sangat mudah dilakukan. Dengan menggunakan
neraca dan gelas ukur, massa jenis zat cair dapat ditentukan dengan menggunakan
hydrometer.
3) Massa Jenis Gas
Kita telah mengetahui bahwa gas memiliki volume yang berubah- ubah sesuai
dengan wadahnya karena volume gas dapat berubah maka massa jenisnya juga
berubah-ubah. Semakin besar volume suatu gas, massa jenisnya akan semakin kecil.
Oleh sebah itu, massa jenis gas selalu diukur pada keadaan tertentu.

Kerangka Berfikir
Peneliti melakukan percobaan tentang tegangan permukaan dengan metode
kenaikan kapiler, dimana percobaan ini bertujuan untuk mengetahui nilai tegangan
permukaan zat cair menggunakan pipa kapiler dengan memvariasikan jari-jari pipa dan
massa jenis zat cair tersebut dengan menggunakan rumus


Untuk mendapatkan kevalidan dari percobaan yang telah dilakukan, kami
menggunakan analisis varians sehingga diperoleh kesalahan mutlak, kesalahan relatif,
dan tingkat ketelitiannya. Sehingga kita dapat mengetahui valid atau tidaknya percobaan
yang telah dilakukan.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
A. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu batang pengaduk, botol semprot, cawan petri,
Erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, Mistar penggaris, pipa kapiler, dan pipet tetes.
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Aquadest,parafin cair dan tween 80,.
2. Cara Kerja
1. Pembuatan larutan Tween 80 0,5% - 10%
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Ditimbang tween 80 sebanyak 0,5 gr, 1,5 gr – 10 gr
c) Dilarutkan dalam 100 mL air suling
2. Penentuan tegangan permukaan
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Diambil 10 mL air suling, paraffin cair, dan larutan tween 80 0,5%-10%
c) Dimasukkan dalam cawan petri
d) Dicelup pipa kapiler sampai cairan sampel naik dan diukur ketinggiannya
e) Dihitung tegangan permukaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data pengamatan

Keterangan :
h = Ketinggian cairan
ρ = Bobot Jenis
(r) cm = Jari-jari Pipa Kapiler
(g) cm = Gaya Gravitasi

FI IV,1193 : BJ TWEEN 80 : 1,06& 1,09


Dik. Diameter pipa kapiler 1,1 −1,2mm
1,1+ 1,2
=1,15 mm
2
d=1,15mm
r =0,575 mm=0,575 cm
g=9,8 m/s = 980 cm/ s
A. Perhitungan Tween 80%
1 1
Tween80 1 % γ= . r . ℎ . ρ . g= 0,0575 x 0,8 x 1,08 x 980=24,34 dyne /cm2
2 2
1 1
Tween 80 2 % γ = .r . ℎ . ρ. g= 0,0575 x 0,9 x 1,08 x 980=27,38 dyne/cm 2
2 2
1 1
Tween80 3 % γ = .r . ℎ . ρ. g= 0,0575 x 0,9 x 1,08 x 980=27,38 dyne /cm2
2 2
1 1
Tween 80 4 % γ = .r . ℎ . ρ. g= 0,0575 x 1,3 x 1,08 x 980=39,55 dyne /cm2
2 2
1 1
Tween80 5 % γ = .r . ℎ . ρ. g= 0,0575 x 1,2 x 1,08 x 980=36,51 dyne /cm 2
2 2
1 1
Tween80 6 % γ = . r . ℎ . ρ . g= 0,0575 x 1 x 1,08 x 980=30,429 dyne/cm2
2 2
1 1
Tween80 7 % γ = . r . ℎ . ρ . g= 0,0575 x 1,2 x 1,08 x 980=36,51 dyne /cm 2
2 2

1 1
Tween 80 8 % γ = . r . ℎ . ρ . g= 0,0575 x 1,1 x 1,08 x 980=33,47 dyne/cm 2
2 2
1 1
Tween 80 9 % γ = . r . ℎ . ρ . g= 0,0575 x 0,9 x 1,08 x 980=27,38 dyne /cm2
2 2
1 1
Tween 80 10 % γ = .r . ℎ . ρ. g= 0,0575 x 1 x 1,08 x 980=30,429 dyne /cm 2
2 2

B. Parafin cair
1 1
Parafin γ = .r . ℎ . ρ. g= 0,0575 x 0,8 x 0,62 x 980=13,97 dyne /cm2
2 2
C. Air
1 1
Air γ = . r . ℎ . ρ. g= 0,0575 x 1 x 0,997 x 980=28,09 dyne /cm2
2 2

Kurva Tegangan Permukaan

TEGANGAN PERMUKAAN
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0 2 4 6 8 10 12

B. Pembahasan
Tegangan permukaan yaitu tegangan yang terjadi karena adanya gaya atau tarikan ke bawah
karena molekul ke bawah yang menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam
keadaan tegang.Tegangan antar muka adalah tegangan yang terjadi antara dua zat cair yang tidak
sejenis.

Pada umumnya zat cair memiliki permukaan mendatar, tetapi apabila zat cair bersentuhan dengan
zat padat atau dinding bejana, maka permukaan bagian tepi yang bersentuhan dengan dinding akan
melengkung. Gejala melengkungnya permukaan zat cair disebut dengan ministus.
Ada dua jenis miniskus yaitu miniskus cekung dan miniskung cembung. Miniskus cekung terjadi
jika gaya tarik menarik antara partikel zat cair dipermukaan dengan partikel zat padat (gaya adhesi)
lebih besar dari pada gaya tarik menarik antara partikel-partikel zat cair (gaya kohesi).

Dalam kehidupan sehari-hari tegangan permukaan cairan banyak dimanfaatkan dalam


hubungannya dengan kemampuan cairan tersebut membasahi benda. Detergen sintesis modern
misalnya, di desain untuk meningkatkan kemampuan air membasahi kotoran yang melekat pada
pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan sehingga hasil cucian menjadi bersih. Demikian pula
alkohol dan jenis obat antiseptik lainnya, selain dibuat agar memiliki daya bunuh kuman yang baik
juga memiliki tegangan permukaan rendah agar membasahi seluruh permukaan luka.

Pada percobaan ini dilakukan dengan metode kenaikan kapiler. Tegangan permukaan adalah
gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan permukaan cairan berkontraksi den benda dalam
keadaan tegang. Hal ini disebabkan oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan.
Gaya ini biasa segera diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam pipa kapilerdan bentuk suatu tetesan
kecil cairan. tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)
yang berada dalam keadaan diam (statis).

Besarnya tegangan permukaan diperngaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis cairan, suhu,
dan, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan. Jika cairan memiliki molekul besar
seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. salah satu factor yang mempengaruhi besarnya
tegangan permukaan adalah massa jenis/ densitas (D), semakin besar densitas berarti semakin rapat
muatan – muatan atau partikel-partiekl dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan
makin besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut. Hal ini karena
partikel yang rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya caiarn yang
mempunyai densitas kecil akan mempunyai tegangan permukaan yang kecil pula.

Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat
larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut
yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi
dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya
kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil
daripada didalam larutan.

Cara kerja dari metode kenaikan kapiler ini yaitu disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan. Diambil 10 mL air suling, paraffin cair, dan larutan tween 80 0,5%-10% kemudian
dimasukkan ke dalam cawan petri. Dicelup pipa kapiler sampai cairan sampel naik dan diukur
ketinggiannya. Dihitung tegangan permukaan.

Adapun hasil percobaan yang diperoleh yaitu pada pada tween 80 1% yaitu 24,34dyne /cm2, 2%
yaitu 27,38dyne /cm2, 3% yaitu 27,38dyne /cm2, 4% yaitu 39,55dyne /cm2, 5% yaitu 36,51dyne /cm2,
6% yaitu 30,42dyne /cm2, 7% yaitu 36,51dyne /cm2, 8% yaitu 33,47dyne /cm2 , 9% yaitu 27,38
dyne /cm2, dan 10% yaitu 30,42 dyne /cm2. Parafin cair yaitu 13,97 dyne /cm 2 dan Air yaitu
28,09 dyne /cm2.

Dari hasil kurva diperoleh tegangan permukaan larutan tween 80 konsentrasi 0,5 %- 10 %
tidak konstan terkadang naik terkadang juga turun, sehingga dari kurva tersebut tidak bisa didapatkan
nilai KMK.
Adapun penambahan tween 80, hasil tegangan permukaan akanberbeda-beda, tergantung pada
konsentrasinya. Pada hasil praktikum pengaruh pertambahan tween dapat mempengaruhi tegangan
permukaan dari air.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat cair yaitu Temperatur, zat
terlarut, dan masa jenis.

2. a. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa tegangan permukaan zat cair yaitu pada tween 80
1% yaitu 24,34dyne /cm2, 2% yaitu 27,38dyne /cm2, 3% yaitu 27,38dyne /cm2, 4% yaitu 39,55
dyne /cm 2
, 5% yaitu 36,51dyne /cm 2
, 6% yaitu 30,42dyne /cm 2
, 7% yaitu 36,51dyne /cm 2
, 8% yaitu
2 2 2
33,47dyne /cm , 9% yaitu 27,38dyne /cm , dan 10% yaitu 30,42 dyne /cm .
b. Parafin cair yaitu13,97 dyne /cm 2 dan Air yaitu 28,09 dyne /cm 2

3. Tidak terdapat nilai KMK

5.2 Saran
Diharapkan kerjasama yang lebih ditingkatkan lagi antara praktikan dan asisten. Sebaiknya alat-
alat yang digunakan pada praktikum ini lebih dilengkapi agar pengetahuan dari mahasiswa semakin
luas serta dapat dibandingkan dari beberapa alat lain yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai