Bill of Quantities
Bill of Quantity (BoQ/BQ) identic dengan Quantity Surveyor (QS) muncul pada abad ke-
19 setelah revolusi Industri di eropa. Pada awalnya, Quantity Surveyor berkerja untuk
kontraktor utama dengan cara mengukur pekerjaan yang telah selesai untuk digunakan dalam
membuat pembayaran kepada pekerja. Kemudian secara berkala disusun sebagai final
account sebagian (termin), untuk mengklaim pembayaran kepada pemilik bangunan (owner).
Kemudian berkembang kebiasaan dimana para owner mengadakan tender/lelang perkerjaan
sebelum pekerjaan dilakukan. Seterusnya sebuah prosedur dikembangkan untuk mengundang
beberapa kontraktor utama untuk mengajukan tender untuk harga total proyek (ASAQS,
2006).
Untuk tujuan mengajukan penawaran atau tender tersebut, setiap kontraktor harus
menghitung perkiraan akurat biaya proyek atau tender. Hal ini dilakukan dengan cara
mengukur dan menghitung jumlah semua material dan tenaga kerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan, yaitu menyiapkan BQ untuk proyek. Setiap kontraktor harus
menyiapkan BQ mereka masing-masing untuk setiap proyek. Kontraktor-kontraktor tersebut
menyadari bahwa dalam menyusun BQ ini mereka mengulangi pekerjaan yang sama dalam
mengukur kuantitas setiap pekerjaan dari gambar yang berasal dari Arsitek.
Akhirnya mereka berfikir bahwa lebih ekonomis bagi mereka secara bersama-sama
untuk mempekerjakan satu Surveyor (istilah QS belum digunakan) untuk mengukur
pekerjaan dan menyiapkan BQ untuk mereka. Kontraktor-kontraktor itu kemudian akan
memberi harga pada BQ dan menyerahkan penawaran mereka dengan dasar item pekerjaan
dan kuantitas yang sama. Surveyor tersebut akan dibayar secara patungan atau kesepakatan
siapa yang memenangkan tender. Biaya Surveyor ini turut dimasukkan kedalam harga
penawaran tender kontraktor-kontraktor tersebut. Karena hal tersebut, akhirnya owner sadar
bahwa mereka mungkin juga mempekerjakan Surveyor secara langsung dan mendapatkan
nasihat biaya darinya juga (ASAQS, 2006; Myles, 2006, CIQS 2006). Dari sini berkembang
istilah QS sebagai profesi. BQ kemudian berkembang seiring dengan berkembangnya profesi
QS (Rosli et al., 2006).
ISI
BQ adalah dokumen yang merinci aspek kualitatif dan kuantitatif setiap bagian dari
proyek konstruksi. Ini adalah dokumen yang berisi daftar panjang semua item pekerjaan
untuk konstruksi (Hackett & Robinson, 2003; Chan, 2002). Masing-masing item ini
dilengkapi dengan deskripsi bahan, tenaga kerja dan pengerjaan untuk pekerjaan dan
kuantitasnya (Seeley, 1997). Pada dasarnya, ini adalah dokumen dengan informasi detail
tentang jenis, sifat, dan jumlah pekerjaan yang diselesaikan dalam suatu konstruksi (Willis et
al, 2002). Biasanya, itu dikompilasi bersama dengan syarat tender, spesifikasi, tagihan awal
dan daftar gambar untuk membentuk dokumen tender.
BQ adalah dokumen yang digunakan dalam tender di industri konstruksi yang merincikan
bahan, bagian, dan tenaga kerja. BQ juga merinci syarat dan ketentuan kontrak konstruksi
atau perbaikan dan merinci semua pekerjaan untuk memungkinkan kontraktor memberi harga
pada pekerjaan yang ditawarkan (Wikipedia) BQ merupakan sebuah dokumen yang disiapkan
oleh konsultan biaya (sering disebut (Quantity Surveyor) yang menyediakan jumlah spesifik
pekerjaan yang diukur dari proyek yang diidentifikasi dari gambar dan spesifikasi dalam
dokumentasi tender. BQ diterbitkan untuk peserta tender agar mereka menyiapkan harga
untuk melaksanakan pekerjaan. BQ membantu peserta tender dalam perhitungan biaya
konstruksi untuk tender mereka, dan, karena itu artinya semua kontraktor yang mengajukan
tender akan menentukan harga dalam jumlah yang sama (daripada mengambil sendiri
kuantitas dari gambar dan spesifikasi itu sendiri), itu juga memberikan keadilan dan system
tender yang akurat.
Bill of Quanities (BQ) terutama digunakan untuk proses tender. Ini memberi dasar umum
yang seragam untuk perbandingan tawaran. Namun, penggunaan BQ tidak hanya terbatas
pada pemilihan kontraktor. Ini banyak digunakan untuk prosedur pasca-tender kontraktor
seperti pembelian, perencanaan, dan pengendalian.
Fungsi BQ tidak banyak berubah sejak diperkenalkan dulu. Dalam sistem pengadaan
tradisional (traditional procurement method), BQ digunakan terutama untuk penetapan biaya
proyek dan sebagai bagian dari dokumen tender untuk mendapatkan tender kompetitif dari
kontraktor. Ini adalah dokumen yang seragam bagi kontraktor untuk memperkirakan atau
memberi harga pekerjaan pada dasar yang persis sama, sehingga memungkinkan untuk
penawaran yang paling adil. (Willis et al., 2002). Kemudian, ditemukan bahwa BQ dapat
digunakan untuk tujuan lebih lanjut lainnya, pada setiap tahap pengembangan proyek yaitu
selama fase pra-kontrak dan pasca-konstruksi suatu konstruksi. (Molloy, 2001; Willis et al.,
2002; Turner, 1979).
Untuk QS, BQ juga digunakan untuk menentukan biaya atau memperkirakan proyek,
untuk menilai tender, negosiasi harga; penilaian pembayaran sementara dan variasi pesanan
dan untuk penyelesaian akun akhir (final account). BQ dianggap sebagai dokumen
multiguna. Meskipun pengukuran dan persiapannya sangat identik dengan pekerjaan QS, BQ
juga disiapkan oleh kontraktor seperti di Taiwan dan Thailand dan oleh arsitek dan insinyur
seperti di Jerman, Prancis, Spanyol, Rusia, Bulgaria, Hongaria, dan Rumania. Di Indonesia
BQ juga disipakan oleh Arsitek (pekerjaan bangunan) dan Insiyur (pekerjaan sipil and ME).
Di negaranegara seperti Malaysia, Brunei, Australia, Selandia Baru dan sebagian besar
negara-negara Afrika dan Timur Tengah, disiapkan terutama oleh konsultan QS. Secara
tradisional, persiapan BQ dianggap sebagai 'bread and butter' dari profesi konsultan QS
(RICS, 1984 dikutip dalam Davis & Baccarini, 2004).
Sementara bagi kontraktor, selain menjadi pedoman dalam penawaran harga pekerjaan,
BQ juga digunakan untuk menyusun jadwal pekerjaan (time schedule), menghitung
kebutuhan dan sumberdaya proyek (material, peralatan dan tenaga kerja), menyusun cash
flow proyek dan dasar penghitungan kemajuan pekerjaan (work progress).
BQ disiapkan dengan informasi yang tepat. Informasi ini dapat dikategorikan ke dalam
tiga bagian utama (Pasquire dan McCaffer, 1988): Preliminaries, Preambles, dan Bills.
Pendahuluan (Preliminaries) menjelaskan persyaratan kontrak yang tidak terkait langsung
dengan pekerjaan konstruksi. Ini dapat mencakup, bentuk kontrak yang akan digunakan,
akses ke lokasi proyek, rinician pekerjaan sementara dan akomodasi yang diperlukan,
persyaratan kesehatan dan keselamatan, perincian keuangan, asuransi, dan lain-lain.
Pembukaan (Preambles) menggambarkan standar pengerjaan dan bahan yang akan
dimasukkan ke dalam pekerjaan. Sedangkan Bills memuat item pekerjaan konstruksi yang
terukur terdiri dari tiga komponen utama: deskripsi kerja, unit, dan jumlah.
BQ yang diberi harga berisi harga satuan yang terkait dengan jumlah item pekerjaan yang
diuraikan. Nilai ini menunjukkan harga yang akan dibayarkan kontraktor untuk penyelesaian
unit kerja yang dijelaskan dalam uraian. Oleh karena itu, estimator menetapkan harga satuan
untuk setiap item pekerjaan setelah menganalisis biaya langsung, over-head dan mark-up
untuk item tersebut.
BQ telah lama dikenal dan digunakan didalam pekerjaan konstruksi yang dijadikan
pedoman oleh para pihak yang terlibat dalam mengeksekusi pekerjaan dan kaitannya dengan
pembayaran. BQ harus dibuat secermat mungkin karena menjadi dasar bagi kontraktor dalam
membuat penawaran dan bagi owner dalam menentukan kontraktor yang kompetitif.
Sebagai seorang QS, penyusunan BQ adalah tugas utamanya di dalam masa prakontrak.
Tugas ini dimulai dari proses pengukuran pekerjaan berdasarkan gambar yang dibuat oleh
Arsitek. Kesalahan baik dalam mengidentifikasi pekerjaan, menyusun uraian pekerjaan dan
penulisan kuantitas maupun satuan pekerjaan dapat berakibat vatal bagi kontraktor dan
owner. Ini bisa menjadi pemicu perselisihan antar kontraktor dan owner.
BQ adalah suatu dokumen yang memuat kuantitas item-item pekerjaan konstruksi yang
didapat dari hasil pengukuran gambar konstruksi, disusun dengan kaedah yang logis dan
sistematis yang digunakan untuk mendapatkan penawaran harga dari kontraktor.
DAFTAR PUSTAKA
Razali, A., Tajudin, A. and Tajuddin, A.F.A. (2016). Importance and Functions of Bills of
Quantities in the Construction Industry: A Content Analysis. International Journal of
Engineering Science Invention, 5(3), 29-36.
http://ardy-web.blogspot.com/2016/03/definisi-dan-panduan-mengelola-bill-of.html
https://www.designingbuildings.co.uk/wiki/Bill_of_quantities_BOQ