Npm : 1910015410013
Teknik komunikasi
1. Pengertian komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses ketika suatu orang, beberapa orang, kelompok, organisasi,
dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan pihak lain.
Sifat sifat komunikasi (Dance ,1970) ada tiga hal ( Critical Conceptual Differentiation ) yang
membentuk dimensi dasar teori komunikasi ; Observasion , Intentionality, Normative
Judgement. Komunikasi ada yang berbentuk verbal dan non vebal , dimana kommunikasi non
verbal dianggap lebihh jujur.
2. Jenis-jenis Komunikasi :
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang disampaikan secara tertulis. Keuntungan
komunkasi ini antara lain adalah bahwa komunikasi itu telah dipersiapkan terlebih dahulu
secara baik.
Komunikasi lisan adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan. Komunikasi ini dapat
dilakukan secara langsung berhadapan atau tatap muka dan dapat pula menggunakan
telepon.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi menggunakan mimik, pantonim, dan bahasa
isyarat.
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang bersifat koersif dapat berbentuk perintah,
intruksi, dan bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi.
Komunikasi dua arah lebih bersifat informative, persuasive dan memerluka hasil (feed
back).
komunikasi sensual yaitu komunikasi yang menggunakan kelima indera manusia seperti
penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa dan pendengaran.
Dalam dunia konstruksi komunikasi dianggap penting karena sangat berperan dalam segala
aspek terkait hubungan yang melibatkan banyak orang. Permasalah yang sering terjadi
dalam dunia konstruksi biasanya ialah konflik dalam permintaan dan penawaran ; kebutuhan
dan pasokan ( hoezon et al, 2006 ). Kemudian dalam bidang konstruksi ini banyak profesi
yang berbeda yang tentunya ahli dibidang masing-masing, oleh karena itu cara beradaptasi
serta keterampilan multidisiplin mereka membatasi ruang lingkup kerjasama diantara
mereka.
Menurut Annual State of Comunication and Engagement Study (2019), masalah yang terjadi
pada karyawan konstruksi di US antara lain :
80% merasa stress karena komunikasi yang tidak efesien.
36% tidak tahu dimana menemukan informasi yang dibutuhkan untuk meyelesaikan
pekerjaan.
63% siap berhenti karena merasa frustasi dengan cara perusahaan mereka berkomunikasi.
Ada yang dinamakan Triple C ( Comunication, cooperation, and Coordination ) dalam
konstruksi dimana ketiga hal ini mempengaruhi aspek perencanaan, jadwal, biaya, serta
pelaksanaannya. Lingkup Triple C ini berorientasi pada “ apakah semua pihak yang terlibat
dalam proyek mengetahui tujuan dari di adanya prosek tersebut ?” namun, tidak hanya
seputar pertanyaan diatas ada banyak hal lainnya yang harus jelas oleh setiap pihak yang
terlibat dalam suatu proyek agar dapat bekerjasama dengan baik.
1. Communication ( Komunikasi )
a. Verbal
b. Tertulis
c. Bahasa tubuh
d. Alat visual, missal nya alat grafis
e. Sensual , komunikasi yang dibangun melibatkan peran kelima indera yaitu
penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran.
f. Simplex , yaitu komunikasi satu arah dengan cara mengirimkan sinyal-sinyal
dalam yang hanya dikirim dari satu pihak dan pihak lainnya tidak dapat
mengirim balik. Contohnya siaran televisi yang kita saksikan dirumah.
g. Half- Duplex , kimunikasi yang dilakukan dua arah dimana kedua pihak yang
berkomunikasi dapat saling bertukar informasi secara bergantian contohnya
saat sedang berbicara menggunakan walkie talkie.
h. Full- Duplex , komunikasi antara dua pihak dalam waktu yang bersamaan,
contohnya ialah saat berkomunikasi via telephone.
i. Satu-satu
j. Satu ke banyak
k. Banyak ke satu.
2. Cooperation ( Kerjasama )
a. Kedekatan
b. Fungsional
c. Professional
d. Sosial
e. Romantis
f. Pengaruh kekuatan
g. Pengaruh otoritas
h. Hierarki
i. Lateral
j. Kerjasama dengan intimidasi
k. Kerjasama dengan bujukan.
3. Coordination ( Koordinasi )
a. Teaming, suatu kemampuan untuk bekerjasama dalam menuju visi dan misi Bersama
dengan mengarahkan dan mendorong individu dalam menuju pencapaian dalam
kelompok.
b. Delegasi, ialah penunjukan secara langsung dengan tujuan mengirim utusan secara
musyawarah.
c. Pengawasan
d. Kemitraan
e. Token-passing
f. Baton hand off
Dalam dunia konstruksi banyak melibatkan pihak-pihak dengan ahli yang berbeda-beda
oleh karena itu dibutuhkan membangun komunikasi yang baik, komunikasi yang berjalan
dengan lancar dan efektif akan berdampak baik bagi penilaian berhasil tidak nya suatu
proyek konstruksi.
Perselisihan yang terjadi adalah PT. Tri Utama Mandiri diputus kontrak nya oleh
Ciputra Group pada September 2016 karena kontraktor dinilai melakukan wanprestasi
dan tidak bisa mencapai target yang disepakati. Didalam SPK sudah diatur hak dak
kewajiban yang harus dipatuhi dan dipenuhi oleh masing-masing pihak namun dalam
penjalanan proyek tersebut PT. Tri Utama Mandiri tidak melakukankesepkatan yang
sudah disepakati, oleh karena itu Citra Fortuna sudah berupaya untuk menempuh jalur
musyawarah, namun tidak ada respon positif dari pihak kontraktor maka Citra Fortuna
melakukan pemutusan kontrak secara sepihak yang mengakibatkan tersendatnya
pembayaran kepada pihak penyedia material dan para pekerja sebesar Rp.170 juta.
Pemutusan kontrak tersebut tentu merugikan TB Rizki Makmur hingga mencapai 1,2
miliar yang belum dibayarkan oleh kontraktor. Sehingga pihak Kontraktor melayangkan
tuntutan kepengadilan terkait belum dibayarkan nya sisa uang untuk pembangunan yang
sedang berlangsung saat itu.
Sebelum menerbitkan SP (Surat Peringatan ) 1 hingga 2 dan berakhir dengan
pengambilan pekerjaan Citra Fortuna sudsh mengundang Apin ( Dirut PT. Tri Utama
Mandiri) untuk membuat kesepakatan pada 6 agustus 2016, kesepkatan tersebut berisi
tambahan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, namun hal itu tidak diindahkan oleh
pihak kontraktor.
Penjelasan kasus :
Ciputra Group menilai PT. Tri Utama Mandiri melakukan wanprestasi yang
ditangani oleh pihak Citra Fortuna sebagai pengawas dalam proyek ini, karena melihat
kejanggalan yang terjadi dan tidak ingin mengambil resiko jika dikemudian hari akan
rejadi permasalahan dengan konsumen dari segi pemakaian bangunan. Oleh karena
itulah, setelah mengeluarkan beberapa SP dan melakukan pertemuan kesepakatan namun
tetap tidak dilaksanakan dengan baik oleh pihak PT. Tri Utama Mandiri maka pemutusan
kontrak dilakukan dengan cara sepihak serta mempertimbangkan hal-hal terkait.
Pihak PT. Tri Utama Mandiri mengatakan bahwa owner melakukan pemutusan
kontrak secara sepihak tanpa ada nya pemberitahuan terlebih dahulu, sehingga dalam
pemutusan kontrak bukan hanya kontraktor yang dirugikan namun juga pemasok material
dan pekerja. Ciputra Group menilai bahwa banyak terjadi komunikasi yang salah
mungkin disebabkan oleh pergantian dari Dirut PT. Tri Utama Mandiri yang tidak
memahami permasalah yang terjadi sebelumnya.