Mei Armelia Handayani - 31185784
Mei Armelia Handayani - 31185784
NIM : 31185784
KELAS : MANAJEMEN A
FAKULTAS : EKONOMI
2. Skala Likert‟s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi tentang
fenomena sosial. Langkah-langkah dalam menyusun skala likert‟s adalah menetapkan
variabel yang akan diteliti, menentukan indikator yang dapat mengukur variabel yang
diteliti, menurunkan indikator tersebut menjadi pertanyaan (kuesioner).
Contoh :
No Skala Pengukuran Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Netral 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Semantik diferensial merupakan skala sikap yang digunakan untuk mengukur suatu
konsep perangsang pada skala bipolar dengan tujuh langkah kesatuan dari satu ujung ke
ujung yang lain. langkah-langkah pengembangan dengan menggunakan skala semantik
diferensial yaitu menentukan objek sikap yang akan diteliti, memilih pasangan ajektif dua
kutub yang sesuai, menulis kata atau frasa dari objek sikap kemudian tulis kata atau frasa
tersebut di bawahnya secara acak, membuat petunjuk pengisian bagaimana dan dimana
responden memberi rating, dan menghitung skor responden antara 1sampai dengan 7 atau
sebaliknya.
Contoh :
Cara mengajar Dosen
Tepat waktu 7654321 Tidak tepat waktu
Menyenangkan 7654321 Membosankan
Mudah Dipahami 7654321 Tidak dipahami
Materi jelas 7654321 Tidak jelas
Banyak tugas 7654321 Tidak ada tugas
4. Untuk mengukur kepuasan pelanggan. Kottler (1997) menemukan beberapa metode yang
dapat diterapkan antara lain :
1. Sistem keluhan dan saran, perusahaan memberi kemudahan kepada konsumen untuk
menyampaikan saran dan keluhan.
2. Survei kepuasan pelanggan, banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan yang
dilakukan dengan penelitian survei, baik dengan survei melalui pos, telepon, maupun
wawancara pribadi. Melalui survei Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan
umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif
bahwa perusahaan menaruh perhalian lerhadap pelanggannya.
3. Pembelanjaan gaib (Ghost shopping), perusahaan menyewa orang-orang sebagai
pembelanjaan gaib (Ghost shopper) yang akan melaporkan perolehan nilai tinggi dan
rendah dari pengalaman mereka berbelanja untuk perusahaan dan pesling. Dari sini
perusahaan dapat mengetahui bagaimana karyawan penjualan menangani situasi atau
keadaan dengan baik jika ada keluhan atau masalah.
4. Analisis pelanggan yang hilang (Lost Customer Analysis), perusahaan seyogyanya
menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah
pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil
kebijakan perbaikan/ penyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya exit interview saja
yang perlu, tetapi pemantauan customer lost rate, juga penting, dimana peningkatan
customer lost rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggan.
5. KUESIONER
Kuisioner “pengaruh kualitas layanan, produk, harga terhadap kepuasan pelanggan pada
PT asuransi rakyat”
- Selalu memberikan salam saat memberikan pelayanan (ya/tidak)
- Mengutamakan kepentingan pelanggan(ya/tidak)
- Harga asuransi yang ditawarkan sangat bersahabat(ya/tidak)
- Puas dengan pelayanan asuransi yang di tawarkan (ya/tidak)
- Progam asuransi yang ditawarkan sangatlah lengkap (ya/tidak)
6. Zeithaml, Berry, and Parasuraman (1996) menyatakan bahwa ada pengaruh moderat yang
menentukan kepuasan dan loyalitas konsumen. Konsumen yang mendapatkan kepuasan
atas produk atau jasa yang dibelinya cenderung melakukan pembelian ulang produk atau
jasa yang sama. Salah satu faktor penting yang dapat membuat konsumen puas adalah
kualitas. Kualitas dapat digunakan pemasar untuk mengembangkan loyalitas dari
konsumennya. Jika pemasar memperhatikan kualitas dan diperkuat dengan periklanan
yang intensif, loyalitas konsumen pada perusahaan akan lebih mudah diperoleh.