Histopatologi
Histopatologi
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Esktrak daun dan kulit batang tanaman surian (Toona sinensis) diketahui
memiliki potensi antioksidasi dan anti diabetes namun potensinya dalam
mengurangi aktivitas AST dan ALT serum darah serta histopatologi organ hati
yang disebabkan induksan diabetes (streptozotosin) dan dampak diabetes itu
sendiri belum diketahui. Penelitian ini bertujuan mengukur aktivitas enzim
aminotransferase pada tikus diabetes dan menganalisis histopatologi pada organ
hati. Hewan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah 55 ekor tikus
jantan Sprague-Dawley yang dibagi menjadi sebelas kelompok perlakuan yaitu
kelompok: normal buffer sitrat (kontrol normal), glibenklamid (kontrol positif),
tanpa pencekokan (kontrol negatif), empat kelompok ekstrak daun dan empat
kelompok ekstrak kulit batang. Ekstrak kulit batang-etanol 70% dosis 400 mg/kg
bobot badan dan ekstrak daun-air dosis 200 mg/kg bobot badan dapat
menurunkan aktivitas AST dan ALT yang tidak berbeda nyata dari kelompok
normal dan dari aktivitas tinggi sebelumnya sedang kelompok ekstrak lain hanya
menunjukkan penghambatan yang tidak berbeda nyata dari aktivitas sebelumnya
(p > 0.05). Kondisi histopatologi hati keseluruhan kelompok tidak terdapat
kelainan spesifik.
Kata kunci: diabetes, glibenklamid, histopatologi, surian, transaminase,
ABSTRACT
Leaves and bark extracts of surian (Toona sinensis) has known to have the
antioxidant and antidiabetic activity. However, its potential in reducing AST and
ALT and liver hystopathology caused by diabetic inducer (streptozotocine) and
effect from diabetes itself is unknown. This study aimed to measure the impact of
plant extracts for the enzyme AST and ALT activity in diabetic rats induced
streptozotocine and analyze the liver histopathology. Laboratory animals used in
this research that were 55 males Sprague Dawley rat that have been divided into
eleven groups, citric buffer normal (normal control) group, glibenclamide (positif),
without medicine/extract (negative control), four groups of leave extracts, and
four groups of bark extracts. Administration of ethanol 70%-bark extract dose 400
mg/kg body weight and water-leaves extract dose 200 mg/kg body weight can
decrease AST and ALT enzyme and another extract group only showed diminish
of aminoransferase increase with not significantly different than before (p > 0.05).
Liver hystopathologycal condition for all group not showed specific disorder.
Keywords: diabetes, glybenclamide, hystopathology, surian, transaminase,
AKTIVITAS AMINOTRANSFERASE DAN HISTOPATOLOGI
HATI TIKUS DIABETES YANG DIBERI EKSTRAK DAUN
DAN KULIT BATANG SURIAN (Toona sinensis)
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biokimia
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
Judul Skripsi : Aktivitas Aminotranerase dan Histopatologi Hati Tikus Diabetes
yang Diberi Ekstrak Daun dan Kulit Batang Surian (Toona
sinensis)
Nama : Tubagus Iqbal Maulana
NIM : G84120048
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata‟ala karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tema
penelitian ini adalah “Aktivitas Aminotransferase dan Histopatologi Hati Tikus
Diabetes yang Diberi Perlakuan Ekstrak Daun dan Kulit Batang Surian (Toona
sinensis)” sebagai salah satu syarat kelulusan sebagai Sarjana Sains Biokimia.
Penulis berterima kasih atas bimbingan dari Dr Syamsul Falah, SHut MSi
selaku dosen pembimbing I dan Dr Mega Safithri, MSi selaku pembimbing II.
Terima kasih atas kerja sama yang diberikan oleh Unit Kandang Hewan
Percobaan (UKHP) Pusat Studi Biofarmaka Tropika (PSB), Pusat Studi Satwa
Primata IPB, dan Balai Veteriner Bogor.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah (Tubagus Bahrum
Munawar), ibu (Mutmainah S.pd SD), adik (Tubagus Zainal Muttaqin) serta
seluruh keluarga atas doa dan dukungan yang diberikan. Tidak lupa ucapan terima
kasih disampaikan kepada teman-teman Biokimia angkatan 2012 (Biokimia 49)
yang selalu mendukung dengan baik khususnya rekan-rekan yang tergabung
dalam penelitian in vivo surian (Aida Juniarti, Arifa Nurahmaputri, Eni
Prasetyoningtias, dan Yahya Ramadhani). Semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu penetahuan.
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
METODE 2
Alat dan Bahan 2
Prosedur Percobaan 2
HASIL 7
Ekstrak Daun dan Kulit Batang Surian 7
Bobot Badan Hewan Coba 7
Aktivitas Enzim Aminotransferase Serum Darah 8
Pengujian Histopatologi Organ Hati 11
PEMBAHASAN 13
Ekstrak Daun dan Kulit Batang Surian 14
Aktivitas Enzim Aminotransferase Serum Darah 14
Pengujian Histopatologi Organ Hati 20
SIMPULAN DAN SARAN 21
Simpulan 21
Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
RIWAYAT HIDUP 31
DAFTAR GAMBAR
1 Skema bidang gambar histopatologi hati (Farlex 2009): 1. Traktus
portalis, 2. Vena sentralis, dan 3. Sel epitel hati. 6
2 Persentase rendemen ekstrak daun dan kulit batang surian 7
3 Bobot badan kelompok ekstrak kulit dan kelompok pembanding dari
adaptasi hingga terminasi, minggu ke-1: penginduksian
streptozotosin. 8
4 Bobot badan kelompok ekstrak daun dan kelompok pembanding dari
adaptasi hingga terminasi, minggu ke-1 : penginduksian
streptozotosin. 8
5 Aktivitas AST hari kedua (□) dan hari keenambelas (■) pada tikus
perlakuan ekstrak kulit batang yang sebelumnya diinduksi
streptozotosin 9
6 Aktivitas ALT hari kedua (□) dan hari keenambelas (■) pada tikus
perlakuan ekstrak kulit batang yang sebelumnya diinduksi
streptozotosin 9
7 Aktivitas AST hari kedua (□) dan hari keenambelas (■) pada tikus
perlakuan ekstrak daun yang sebelumnya diinduksi streptozotosin 10
8 Aktivitas ALT hari kedua (□) dan hari keenambelas (■) pada tikus
perlakuan ekstrak daun yang sebelumnya diinduksi streptozotosin 10
9 Persentase turun dan naiknya aktivitas AST (■) dan ALT (□) dari
hari kedua hingga hari keenambelas setelah induksi streptozotosin 11
10 Histopatologi organ hati kelompok kulit batang (hematoksilin-eosin
perbesaran 100x), 1. Traktus portalis, 2. Vena sentralis, dan 3. Sel
epitel hati. 12
11 Histopatologi organ hati kelompok daun (hematoksilin-eosin
perbesaran 100x), 1. Traktus portalis, 2. Vena sentralis, dan 3. Sel
epitel hati. 13
12 Mekanisme STZ merusak sel β-pankreas (Goud et al. 2015) 16
13 Reaksi aminotransferase AST dan ALT (Sciff et al. 2007) 16
14 Contoh perbedaan ukuran sel hepatosit pada gangguan hati (a) dan
adanya apoptosis sel hati (b) (Suriawinata & Thung 2011) 21
DAFTAR LAMPIRAN
1 Bagan Alir Penelitian 26
2 Hasil uji fitokimia ekstrak 27
3 Hasil uji pendahuluan 28
4 Rendemen ekstraksi 28
5 Hasil aktivitas AST dan ALT kelompok perlakuan hari kedua (2) dan
hari keenambelas (16) (IU/l). 29
6 Analisis statistik data AST dan ALT hari kedua dan keenambelas 30
PENDAHULUAN
Latar Belakang
diabetes serta memberikan gambaran kondisi organ hati yang dapat didukung
dengan pengujian histopatologi organ hati (Patric 2005; Ong et al. 2005). Tujuan
penelitian ini adalah mengukur aktivitas enzim aminotransferase di serum darah
(AST dan ALT) dan menganalisis kondisi histopatologi organ hati tikus diabetes
yang diinduksi streptozotosin. Penelitian ini dapat menjadi rujukan ilmiah dalam
pemanfaatan tanaman surian sebagai herbal tradisonal. Informasi yang ada dapat
memberi gambaran klinis penunjuang dalam penggunaan ekstrak daun dan kulit
batang tanaman surian. Selain itu, informasi yang diperoleh dapat dijadikan
pertimbangan penggunaan kedua bagian tanaman tersebut sebagai sediaan obat.
METODE
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan ekstrak air dan etanol sampel
daun dan kulit kayu surian adalah alat refluks, pengayak, vacum evaporator (OSK
6513 universal reduced pressure-concentration still apparatus Ogawa Seiki co.),
kertas saring, labu erlenmeyer 500 mL, gelas ukur 1 L, labu ukur 25 mL, corong,
oven, neraca analitik. Pengukuran gula darah dengan glukometer Accu-Check®.
Peralatan yang digunakan untuk analisis histopatologi adalah mesin processor
otomatis, mesin vaccum, mesin bloking, freezer (-20 0C), mesin microtome, pisau
skalpel, water bath 460C, kaca obyek, kaca penutup, rak khusus pewarnaan, oven
600C, Mikroskop cahaya (Olympus CX-21, China). Alat untuk analisis aktivitas
AST dan ALT adalah pipet mikro, tip kuning, dan fotometer 5010 (Robert Riele
Gmbh & co). Adapun bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah
simplisia daun dan kulit batang tanaman surian yang didapat dari Kabupaten
Sumedang provinsi Jawa Barat dengan usia tanaman 15 tahun, akuades, etanol
70%, Buffer Netral Formalin (BNF) 10%, sampel darah, reagen kit AST
(Rajawali Nusindo), reagen kit ALT (Rajawali Nusindo), dan organ hati.
Prosedur Percobaan
metode refluks. Serbuk kering daun surian sebanyak 100 gram diekstraksi dengan
1 L air selama 2 jam pada suhu 90 °C menggunakan alat refluks. Ekstrak yang
diperoleh kemudian disaring dengan kertas saring. Ekstraksi diulang sebanyak
tiga kali. Hasil ekstrak diuapkan dengan vacum evaporator sehingga diperoleh
serbuk ekstrak kemudian dilakukan penimbangan rendemen ekstrak.
sama kemudian ditambahkan 250 µl substrat dan diinkubasi kembali selama satu
menit pada suhu yang sama. Aktivitas enzim diukur dengan fotometer 5010 pada
panjang gelombang 340 nm. Pembacaan disesuaikan dengan program pembacaan
GOT untuk AST dan GPT untuk ALT pada fotometer 5010.
selama 1 menit dan larutan xylol sebanyak tiga kali masing-masing selama 3
menit.
Pembacaan preparat histopatologi. Setelah preparat siap digunakan,
preparat diamati dengan mikroskop cahaya berkamera. masing-masing preparat
diamati pola susunan dan bentuk selnya. Adapun skema bidang gambar
diilustrasikan pada Gambar1.
Analisis Statistik
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan
acak lengkap (RAL) dua faktor dengan lima kelompok perlakuan dan lima kali
ulangan. Analisis data aktivitas AST dan ALT dengan perlakuan ekstrak daun dan
kulit batang in vivo menggunakan ANOVA pada selang kepercayaan 95%. Uji
Duncan dilakukan untuk uji lanjut. Analisis dilakukan menggunakan program
SPSS. Model perancangan tersebut adalah sebagai berikut.
Yij = µ + αi + εij
Keterangan:
µ = Pengaruh rataan umum
αi = Pengaruh perlakuan ke-i, i = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11
εij = pengaruh galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j, j = 1, 2, 3, 4, 5
i = 1 : induksi 1 mL/kg BB buffer sitrat 0.01 M pH 4.5 dan cekok akuades 1 mL.
(normal)
i = 2 : induksi STZ dan cekok akuades 1 mL (negatif)
i = 3 : induksi STZ dan cekok glibenklamid (positif)
i = 4 : induksi STZ dan cekok ekstrak air kulit batang 200 mg/kg BB (2ka)
i = 5 : induksi STZ dan cekok ekstrak air kulit batang 400 mg/kg BB (4ka)
i = 6 : induksi STZ dan cekok ekstrak etanol kulit batang 200 mg/kg BB (2ke)
i = 7 : induksi STZ dan cekok ekstrak etanol kulit batang 400 mg/kg BB. 4ke)
i = 8 : induksi STZ dan cekok ekstrak air daun 200 mg/kg BB (2da)
i = 9 : induksi STZ dan cekok ekstrak air daun 400 mg/kg BB (4da)
i = 10 : induksi STZ dan cekok ekstrak etanol daun 200 mg/kg BB (2de)
i = 11 : induksi STZ dan cekok ekstrak etanol daun 400 mg/kg BB (4de)
7
HASIL
Ekstraksi dilakukan dengan dua metode untuk dua simplisia yakni metode
refluks dan maserasi. Keduanya dilakukan untuk simplisa daun dan kulit batang
surian. Data persentase rendemen menunjukkan bahwa rendemen ekstrak
simplisia daun lebih banyak dibandingkan dengan simplisia kulit batang (Gambar
2). Analisis fitokimia yang dilakukan menunjukkan bahwa seluruh ekstrak
mengandung flavonoid, tanin, fenol hidrokuinon, saponin, dan glikosida.
40 29,56
Persen rendemen
30 23,2
20 9,72
4,45
(%)
10
0
daun-air daun-etanol kulit batang-air kulit batang-
70% etanol 70%
Ekstrak
Bobot badan tikus kelompok ekstrak kulit ditunjukkan pada Gambar 3 dan
kelompok ekstrak daun pada Gambar 4. Kedua grafik tersebut meliputi satu
minggu adaptasi dan dua minggu perlakuan hingga terminasi. Terdapat
perbedaan antara kelompok tikus yang tidak diinduksi streptozotosin dan
kelompok tikus lain. Grafik pertumbuhan kelompok tikus normal menunjukkan
bobot badan yang terus meningkat sedangkan pada kelompok yang diinduksi
streptozotosin, baik kelompok tikus positif dan negatif maupun kedua kelompok
tikus dengan perlakuan ekstrak mengalami penurunan bobot badan. Penurunan
bobot badan teramati setelah minggu kesatu (dilakukannya induksi).
8
270 normal
positif
Bobot badan tikus (gram)
250
negatif
230
kulit-air
210 200mg/kg BB
kulit-air
190 400mg/kg BB
kulit-etanol
170 200mg/kg BB
kulit-etanol
400mg/kg BB
150
1 21 23 34
Waktu (minggu ke)
Gambar 3 Bobot badan kelompok ekstrak kulit dan kelompok pembanding dari
adaptasi hingga terminasi, minggu ke-1: penginduksian streptozotosin.
270 normal
positif
Bobot badan tikus (gram)
250
negatif
230
daun-air
210 200mg/kg BB
daun-air
190 400mg/kg BB
daun-etanol
170 200mg/kg BB
daun-etanol
400mg/kg BB
150
1 21 23 43
Waktu (minggu ke)
Gambar 4 Bobot badan kelompok ekstrak daun dan kelompok pembanding dari
adaptasi hingga terminasi, minggu ke-1 : penginduksian streptozotosin.
aktivitas AST dan ALT dari sebelas kelompok perlakuan, empat kelompok
mengalami penurunan aktivitas AST dan ALT. Kesebelas kelompok tersebut
dibagi ke dalam tiga kelompok yakni kelompok pembanding (normal, positif, dan
negatif); kelompok ekstrak kulit batang surian (2ka, 4ka, 2ke, dan 4ke); dan
kelompok ekstrak daun surian (2da, 4da, 2de, dan 4de).
Penurunan aktivitas AST dan ALT pada kelompok pembanding dapat
dilihat pada kelompok tikus normal dan positif (glibenklamid) yakni AST
mencapai 174.07 IU/l, ALT mencapai 78.03 IU/l untuk kelompok normal dan
AST mencapai 291.55 IU/l, ALT mencapai 147.78 IU/l. Pada kelompok ekstrak
kulit batang kelompok tikus 4ke (ekstrak kulit-etanol 400 mg/kgBB) penurunan
AST mencapai 228.17 IU/l dan ALT 110.17 IU/l (Gambar 5 dan 6). Kelompok
kelompok ekstrak daun terdapat pada kelompok tikus 2da (ekstrak daun-air 200
mg/kgBB) mengalami penurunan AST mencapai 180.95 IU/l dan ALT 102.78
IU/l (Gambar 7 dan 8). Kelompok lainnya mengalami kenaikan aktivitas AST dan
ALT dengan kenaikan tertinggi pada kelompok negatif dengan enzim AST
mencapai 528.76 IU/l dan ALT 258.80 IU/l.
600 b
ab
Aktivitas AST (IU/L)
500 ab ab
400 ab
ab ab ab ab ab
300 ab ab
a a
200
100
0
normal positif negatif 2ka 4ka 2ke 4ke
Kelompok tikus
Gambar 5 Aktivitas AST hari kedua (□) dan hari keenambelas (■) pada tikus
perlakuan ekstrak kulit batang yang sebelumnya diinduksi
streptozotosin, 2 : 200mg/kg BB, 4 : 400mg/kg BB, k : kulit batang,
a : pelarut air, e : pelarut etanol.
300 b
Aktivitas ALT (IU/L)
250 ab
ab ab
200 ab ab ab
ab
150 ab ab ab ab
a a
100
50
0
normal positif negatif 2ka 4ka 2ke 4ke
Kelompok tikus
Gambar 6 Aktivitas ALT hari kedua (□) dan hari keenambelas (■) pada tikus
perlakuan ekstrak kulit batang yang sebelumnya diinduksi
streptozotosin, 2 : 200mg/kg BB, 4 : 400mg/kg BB, k : kulit batang,
a : pelarut air, e : pelarut etanol.
10
600 b ab
ab
Aktivitas AST (IU/L)
500 ab ab
400 ab ab ab ab
ab
300 ab ab
a a
200
100
0
normal positif negatif 2da 4da 2de 4de
Kelompok tikus
Gambar 7 Aktivitas AST hari kedua (□) dan hari keenambelas (■) pada tikus
perlakuan ekstrak daun yang sebelumnya diinduksi streptozotosin, 2 :
200mg/kg BB, 4 : 400mg/kg BB, d : daun, a : pelarut air, e : pelarut
etanol.
300 b
ab
Aktivitas AST (IU/L)
250 ab ab
200 ab ab
ab ab ab
ab
150 ab ab
ab ab
100
50
0
normal positif negatif 2da 4da 2de 4de
Kelompok tikus
Gambar 8 Aktivitas ALT hari kedua (□) dan hari keenambelas (■) pada tikus
perlakuan ekstrak daun yang sebelumnya diinduksi streptozotosin, 2 :
200mg/kg BB, 4 : 400mg/kg BB, d : daun, a : pelarut air, e : pelarut
etanol.
11
60 54,84
46,91 42,50
40 36,47 37,68 38,87 38,16
29,41
26,24 22,87 28,70
21,94 23,47
20 11,91
Persen
Kenaikan
Nml Pos 2da 4ke
(%) 0 Neg 2ka 4ka 4da 2ke 2de 4de
20
Persen 18,99
Penuruanan 29,38 29,26 28,20 28,53
(%) 40 33,60
40,58
47,69
60
Gambar 9 Persentase turun dan naiknya aktivitas AST (■) dan ALT (□) dari hari
kedua hingga hari keenambelas setelah induksi streptozotosin; Nml:
kontrol normal, Pos: kontrol positif/glibenklamid, Neg: kontrol negatif,
2ka: ekstrak air kulit batang 200 mg/kg BB, 4ka: ekstrak air kulit
batang 400 mg/kg BB, 2ke: ekstrak etanol kulit batang 200 mg/kg BB,
4ke: ekstrak etanol kulit batang 400 mg/kg BB, 2da: ekstrak air daun
200 mg/kg BB, 4da: ekstrak air daun 400 mg/kg BB, 2de: ekstrak
etanol daun 200 mg/kg BB, 4de: ekstrak etanol daun 400 mg/kg BB
(4de)
Pola penurunan sebaliknya yakni ALT > AST dialami kelompok tikus normal
dengan buffer sitrat dan kelompok tikus 4ke. Sedang rasio kenaikan AST > ALT
dialami kelompok tikus negatif, 2ka, 2de dan 2de. Kenaikan sebaliknya yakni
ALT > AST dialami kelompok 4da dan 4de.
(normal)
(positif) (negatif)
(normal)
(positif) (negatif)
PEMBAHASAN
Gambar 12 Mekanisme STZ merusak sel β-pankreas (Goud et al. 2015); +NO:
nitrit oksida, OH-: ion hidroksida, O2+: superoksida, X: xantin, XO:
xantin oksidase, SOD: superoksida dismutase, R1P: Ribosa-1-
fosfatase, IMP: inositol monofosfat, ONOO-: peroksinitrit, PARP:
poli ADP-riosa polimerase
sedangkan pada kelompok normal dan negatif berada pada aktivitas yang lebih
rendah yakni AST 246.50 IU/l, ALT 149.17 IU/l untuk kelompk normal dan AST
335.90 IU/l, ALT 116.88 IU/l untuk kelompok negatif. Keseluruhan aktivitas
yang didapat pada kelompok pembanding di hari kedua melebihi aktivitas normal
AST dan ALT pada tikus putih yakni dalam kisaran 77–157 IU/l untuk AST dan
26–53 IU/l untuk aktivitas normal ALT (Suckow et al. 2006). Hal tersebut terjadi
pada tikus yang diinduksi STZ, namun tidak umum terjadi pada tikus normal.
Dampak induksi STZ tertinggi dalam kelompok pembanding terdapat
pada kelompok tikus positif namun kelompok tersebut mengalami penurunan
pada aktivitas AST dan ALT hari keenambelas mencapai aktivitas AST 291.55
IU/l dan ALT 147.78 IU/l. Penurunan juga terjadi pada kelompok tikus normal
mencapai aktivitas AST 174.07 IU/l dan ALT 78.03 IU/l. Kedua penurunan
tersebut menandakan adanya mekanisme perbaikan. Sedangkan pada kelompok
tikus negatif mengalami kenaikan aktivitas aminotransferase pada hari
keenambelas dan merupakan aktivitas aminotransferase tertinggi dibandingkan
seluruh kelompok tikus dalam penelitian dengan aktivitas AST mencapai 528.76
IU/l sedangkan ALT mencapai 258.80 IU/l. Tikus yang diinduksi streptozotosin
dapat terjadi perusakan melalui karbamoilasi dan alkilasi komponen seluler,
pelepasan gugus nitrit oksida (NO), pembentukan radikal bebas dan stres oksidatif,
serta inhibisi O-GlcNAcase. Perusakan tersebut menyebabkan masuknya enzim
aminotransferase sel hati ke pembuluh darah (Goud et al. 2015). Hal inilah yang
dapat menyebabkan tingginya aktivitas aminotransferase pada tikus diinduksi STZ.
Selain dampak dari pemberian STZ dampak dari diabetes itu sendiri juga dapat
meningkatkan aminotransferase serum darah yang menandakan adanya
komplikasi stres oksidatif yang juga ditandai oleh adanya peningkatan AST dan
ALT pada manusia yang terkena diabetes dibandingkan dengan manusia normal
(Soraya et al. 2015). Lain halnya dengan aktivitas AST dan ALT yang tinggi pada
kelompok tikus normal dalam penelitian ini. Hal ini dapat disebabkan pengaruh
induksi buffer sitrat karena memang kelompok tikus normal dalam penelitian ini
diinduksi buffer sitrat yang merupakan pelarut STZ dengan pH 4.5. Menurut
Ferguson et al. (1980), buffer memiliki efek samping dalam penggunaannya
terhadap metabolisme dalam penelitian terkait makhluk hidup. Napaporn et al.
(2000) menyatakan bahwa buffer sitrat mengandung tiga asam karboksilat yang
toksik terhadap otot (memiliki sifat myotoksisitas) dengan toksisitas lebih tinggi
dibandingkan dengan buffer asetat sedangkan peningkatan AST dan ALT dapat
terjadi dengan adanya gangguan organ, terlebih pada otot (Zimmerman 1999).
Aktivitas aminotransferase kelompok ekstrak kulit terjadi penurunan
aktivitas aminotransferase pada kelompok tikus 4ke (ekstrak kulit batang-etanol
dosis 400 mg/kg BB) mencapai AST 228.17 IU/L dan ALT 110.17 IU/L
sedangkan pada kelompok dosis yang lebih rendah yakni ekstrak kulit batang-
etanol dosis 200 mg/kg BB (2ke) mengalami kenaikan hingga AST 281.57 IU/L
dan ALT 168.57 IU/L. Hal ini menunjukkan bahwa dosis ekstrak kulit batang-
etanol yang lebih tinggi diantara dua dosis tersebut memberikan khasiat
menurunkan aktivitas amintotransferase serum darah. Kandungan senyawa aktif
pada kulit batang surian secara efektif teramati pada dosis tinggi. Kelompok
pelarut lain yakni ekstrak kulit batang dengan pelarut air, kedua kelompok dosis
yang ada tidak menunjukkan penurunan tetapi kenaikan. Meski demikian, adanya
khasiat ekstrak masih dapat kita lihat diantara dua dosis yang diberikan. Hal ini
18
Sifat tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi, molekul target, dan sumber radikal
bebas (Rahman 2014).
apoptosis ditandai dengan penyusutan sel, tidak terdapatnya inti, dan pemecahan
sel yang terlihat dari dominasi sitoplasma terwarnai merah lalu nantinya akan
difagositasi oleh sel kuffer di sekitarnya (Suriawinata & Thung 2011).
Hal tersebut tidak terdapat pada histopatologi seluruh kelompok penelitian
ini. Apoptosis memang salah satu penyebab enzim aminotransferase dapat
memasuki saluran pembuluh darah namun tidak semua peningkatan enzim
aminotransferase harus disebabkan oleh apoptosis. Penyebab lain adalah
berkurangnya integritas membran sel yang pada akhirnya mengakibatkan enzim
aminotransferase keluar dari dalam sel dan memasuki saluran pembuluh darah
(Sahota et al. 2013).
Gambar 14 Contoh perbedaan ukuran sel hepatosit pada gangguan hati (a) dan
adanya apoptosis sel hati (b) (Suriawinata & Thung 2011)
Saran
Perlunya dilakukan penelitian serupa dengan rentang dosis yang lebih tinggi
untuk ekstrak kuit batang surian dan rentang yang lebih rendah untuk ekstrak daun
agar dapat diketahui efektivitas dosis keduanya. Pengembangan penelitian dapat
dilakukan dengan topik hepatoprotektan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Akbarzadeh A, Norouzian D, Mehrabi MR, Jamshidi Sh, Farhangi A, Verdi AA,
Mofidian S, Rad BL. 2007. Induction of diabetes by streptozotocin in rats.
Indian Journal of Clinical Biochemistry. 22 (2): 60−64.
Basu S dan Wiklund L. 2011. Studies on Experimental Models. New York (US):
Humana Pr.
[BPOM RI] Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2008.
Acuan Sediaan Herbal Volume Keempat Edisi Pertama. Jakarta (ID): BPOM
RI.
[Depkes] Departemen Kesehatan. 2014. Waspada diabetes eat well kive well:
situasi dan analisis diabete. Infodatin: 1-8.
Elmali E, Altan N, Bukan N. 2004. Effect of the sulphonylurea glibenclamide on
liver and kidney antioxidant enzymes in streptozocin-induced diabetic rats.
Drug R. 5 (4): 203−208.
Exbrayat JM. 2001. Enome Visualization by Classic Methods in Light
Microscopy. Boca Raton (US): CRC Pr.
Farlex and partner. 2009. Liver Lobule [Internet].[diunduh 2016 Des
8].Tersediapada: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/liver+lobule
Ferguson WJ, Braunschweiger KI, Braunschweiger WR, Smith JR, McCormick
JJ, Wasmann CC, Jarvis NP, Bell DH, Good NE. 1980. Hydrogen ion buffers
for biological research. Anal. Biochem. 104 (2): 300–310.
Goud BJ, Dwarakanath V, Swamy BKC. 2015. Streptozotocin- a diabetogenic
agent in animal models. International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Research. 3(1): 253−269.
Harrington S. 2006. Cederela sinensis now (Toona sinensis) (Chinese cedar).
http://sharrington.net/RedTreeTrail/RT39.htm (15 Maret 2016).
Haryadi D. 2012. Senyawa fitokimia ekstrak daun surian (Toona sinensis)
terhadap sel vero dan MCF-7 [skripsi]. Bogor (ID): Institut Petanian Bogor.
Hay DC. 2012. Regenerative Medicine Stem Cells and Liver. Boca Raton (US):
CRC Pr.
Ichsan SA. 2011. Aktivitas ekstrak kulit kayu suren (Toona sinensis merr.)
Sebagai antioksidan dan antidiabetes secara in vitro [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Petanian Bogor.
International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine (IFCC).
2002. IFCC Primary Reference Procedures for the Measurement of Catalytic
Activity Concentrations of Enzymes at 37°C. Clinical Chemical
LaboratoryMedicine. 40(7): 718−733.
Krinke GJ. 2000. The Handbook of Experimental Animals: The Laboratory Rat.
London (UK): Academic Pr.
Liska DJ. 1998. The detoxification enzyme systems. Alternative Medicine Review.
3(3):187−198.
23
LAMPIRAN
26
Uji Ekstraksi
Tikus Sprague-Dawley Ekstraksi
Pendahuluan
dosis sebanyak 55 ekor daun kulit kayu
4 ekor (normal dan diabetes) Etanol Etanol
dan air dan air
Diadaptasi selama 30 hari
dengan kondisi
gelap/terang 12 jam,
diberi pakan standar 15 g,
dan air bersih disediakan
dalam kondisi adlibitum
Wagner
Meyer
Dragendorf
Flavonoid
Tanin
Fenol
Hidrokuinon
Steroid
Triterpenoid
Saponin
Keterangan : DA = Daun-air
DE = Daun-etanol 70%
KA = Kulit batang-air
KE = Kulit batang-etanol 70%
28
Lampiran 5 Data aktivitas AST dan ALT kelompok perlakuan hari kedua (2) dan
hari keenambelas (16) (IU/l).
Kelompok Glukosa darah
Label individu AST H2 ALT H2 AST H16 ALT H16
perlakuan H2
26 92 254.3 232.2 128.4 59.9
normal 35 90 189.6 109.5 161.4 59.2
46 67 295.6 105.8 232.4 115
rerata 83 246,50 149,17 174,07 78,03
31 167 566.2 105.3 209.3 77.4
positif 47 249 441.4 174.7 604.1 292
(glibenklamid) 28 354 505.8 449.4 216.6 104.1
34 127 242.9 106.2 136.2 117.6
rerata 224 439,08 208,90 291,55 147,78
32 255 667.1 138.6 277.5 137.2
36 248 172.1 98.5 666.1 242.2
negatif 11 126 193.7 77.9 656.7 499.3
17 132 219.3 70.8 206.3 99.6
60 338 427.3 198.6 837.2 315.7
rerata 219.8 335,90 116,88 528,76 258,80
9 215 282.3 110.2 282.7 145.6
2ka 1 278 436.2 164 598.1 250.8
61 287 189.6 63.8 350.3 146
rerata 260 302,70 112,67 410,37 180,80
27 274 628.9 160.2 836.9 314.7
39 229 212.4 122.4 175 97.2
4ka 19 308 219 94.9 137.9 89.1
20 96 184.4 94.7 569.1 209.2
58 269 207.3 133.3 163.7 65.5
rerata 235.2 290,40 121,10 376,52 155,14
30 317 299.6 98.7 215.1 113.5
2da 41 202 471.5 166.3 139.6 81.8
56 121 237.5 221.1 211.7 127.4
63 274 209.5 86.5 157.4 88.4
rerata 213.3 304,53 143,15 180,95 102,78
7 247 588.1 242.7 545.6 228
4da 37 322 310.8 288.2 358.9 188
42 192 303.8 78.6 498.5 179.2
33 233 184 126.1 408.9 239.9
rerata 284.5 346,68 183,90 452,98 208,78
14 329 190.3 76.5 186.5 96.3
2ke 59 318 195.8 97.4 513.6 316.6
65 190 130.3 94.6 144.6 92.8
rerata 279 172,13 89,50 281,57 168,57
10 262 349.9 322.8 310.3 155.8
4ke 13 330 287.9 67 184.7 78.4
24 600 207.2 72.6 189.5 96.3
rerata 397,33 281,67 154,13 228,17 110,17
52 165 196.3 89.9 676.9 309.2
57 287 247.9 112.5 501.8 147.7
2de 4 340 326.5 119.7 530.6 227.7
23 90 267.1 96.3 198.3 93.6
62 259 207.1 73.2 105.5 76.8
rerata 228,2 248,98 98,32 402,62 171,00
54 121 246.7 96.7 226.4 122.6
4de 50 213 248.9 123 284 125.6
45 357 516.7 260.4 794.5 440.2
8 341 324.1 174.4 588.3 229.6
rerata 258 334,10 163,63 473,30 229,50
Keterangan : 2 = 200 mg/kg BB 4 = 400 mg/kg BB
a = pelarut air e = pelarut etanol
k = kulit batang d = daun
30
Lampiran 6 Analisis statistik data AST dan ALT hari kedua dan keenambelas
ANOVA
Total 2865995,538 85
Between Groups 189617,220 21 9029,391 1,073 ,398
Total 728065,168 85
AST ALT
Duncan Duncan
Kelompok N Subset for alpha = 0.05 Kelompok N Subset for alpha = 0.05
1 2 1 2
RIWAYAT HIDUP