Anda di halaman 1dari 141

Revisi 1

Free, not for sale!

CARA MUDAH MENYUSUN KARYA


TULIS ILMIAH REMAJA
Motivasi dan Panduan untuk Pemula
Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya
sehingga buku dengan judul “Cara Mudah Menyusun Karya Tulis Ilmiah Remaja” ini
dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung penyusunan buku ini.
Barangkali sudah banyak beredar buku panduan penulisan karya tulis ilmiah.
Namun, dalam buku-buku tersebut, metodologi penulisan karya tulis ilmiah
disampaikan dengan ragam bahasa yang kurang begitu bisa dipahami oleh anak remaja
yang masih duduk di bangku SMA. Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk
menyusun suatu buku panduan penulisan karya tulis ilmiah remaja dengan
menggunakan ragam bahasa yang mudah dipahami serta mampu memotivasi siswa
dalam menulis karya tulis ilmiah remaja.
Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari
sempurna. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga buku
ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Amin.

Yogyakarta, Januari 2014

Penulis

2
Tentang Penulis

Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc., lahir di Yogyakarta pada


tanggal 13 Juni 1989. Setelah menyelesaikan kelas akselerasi
di SMA N 8 Yogyakarta pada tahun 2006, penulis
melanjutkan studi S1 di Universitas Gadjah Mada pada
jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. Tahun 2010
penulis melanjutkan studi S2 di jurusan yang sama pada Prodi
Teknologi Hasil Perkebunan dan berhasil lulus dengan
predikat cumlaude tahun 2012. Pada tahun 2013, penulis memperoleh beasiswa S3 dari
Dikti untuk program beasiswa calon dosen di jurusan yang sama pula, pada Prodi Ilmu
Pangan. Penulis aktif membimbing karya ilmiah remaja sejak tahun 2010 di
Puspanegara Research Community, sebuah komunitas peneliti belia di SMA Negeri 5
Yogyakarta. Penulis telah banyak mengantarkan siswa bimbingannya ke ajang
kompetisi karya ilmiah remaja tingkat nasional. Selain masih aktif menjadi advisor di
Puspanegara Research Community, penulis aktif membuat artikel untuk
dipublikasikan di beberapa media massa. Beberapa artikelnya terkait isu pangan dan
pertanian kerap mewarnai kolom opini di surat kabar lokal dan nasional. Selain itu,
saat ini penulis tengah menyusun beebrapa buku terkait ilmu pangan dan pertanian.
Penulis dapat dihubungi melalui email anam.new.78@gmail.com.

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ 2

Daftar Isi ......................................................................................................................... 4

Tentang Buku Ini ............................................................................................................ 6

Bagian pertama : Apa Itu Karya Tulis Ilmiah ? .............................................................. 9

Pengertian karya tulis ilmiah ...................................................................................... 9

Jenis-jenis karya tulis ilmiah ...................................................................................... 9

Motivasi kita-1 .......................................................................................................... 14

Bagian kedua : Menemukan Ide Hebat ......................................................................... 16

Memunculkan ide kelompok .................................................................................... 27

Motivasi kita-2 .......................................................................................................... 30

Bagian ketiga : Persiapan Menulis ................................................................................ 32

Mencari bahan tulisan ............................................................................................... 32

Jujur menyampaikan informasi................................................................................. 33

Motivasi kita-3 .......................................................................................................... 35

Bagian keempat : Mulai Menulis.................................................................................. 37

Bagian awal .............................................................................................................. 37

Bagian inti ................................................................................................................. 45

Bagian akhir .............................................................................................................. 53

Motivasi kita-4 .......................................................................................................... 55

Bagian kelima : Kalimat yang Efektif .......................................................................... 57

Motivasi kita-5 .......................................................................................................... 63

Bagian keenam : Menyiapkan Presentasi ..................................................................... 65

Jenis-jenis presentasi ................................................................................................ 65

4
Membuat slide preentasi ........................................................................................... 66

Menjelang dan saat presentasi .................................................................................. 69

Unsur-unsur dalam presentasi................................................................................... 71

Penunjang penampilan presentator ........................................................................... 75

Tips mengurangi kecemasan..................................................................................... 77

Motivasi kita-6 .......................................................................................................... 79

Daftar Pustaka............................................................................................................... 82

Lampiran ....................................................................................................................... 84

5
TENTANG BUKU INI

Mengapa disusun buku ini?


Halo sobat muda sekalian, selamat telah memiliki kemauan untuk membaca
buku ini. Artinya, sobat muda memiliki semangat yang tinggi untuk meningkatkan
kemampuan pribadi masing-masing. Yah, dalam hal ini tentunya kemampuan dalam
penulisan karya tulis ilmiah. Sebagai pendahuluan perlu saya sampaikan bahwa buku
ini ditulis berdasarkan kondisi di lapangan yang hampir selalu saya temui ketika
membimbing siswa dalam menyusun karya tulis ilmiah mereka.
Banyak siswa SMA serta mahasiswa yang belum mengetahui apa itu karya tulis
ilmiah. Akibatnya, mereka tidak bisa mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah yang
sering diadakan di Indonesia, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Menang
lomba karya tulis ilmiah adalah suatu prestasi yang luar biasa serta mampu menambah
kualitas diri orang yang bersangkutan. Hadiah yang ditawarkan pun cukup WOW…!
Sebagai contoh, pada tingkat sekolah menengah atas ada even Olimpiade Penelitian
Siswa Indonesia (OPSI). Pada tahun 2013, peraih medali emas mendapatkan hadiah
uang pembinaan sejumlah lima belas juta rupiah. Siapa yang nggak pengen sih dengan
uang segitu banyak. Selain hadiah uang, pemenang juga masih berkesempatan untuk
mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat internasional di luar negeri. Biaya
perjalanan dan akomodasi lainnya tentu sudah ditanggung pihak pemerintah.
Belum pahamnya materi karya tulis ilmiah pun juga terjadi di tingkat
mahasiswa. Selain tidak bisa mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah yang sering
diadakan oleh kampus-kampus besar, mereka tentu juga akan dipusingkan dengan
beban penyelesaian tugas akhir mereka. Nah, dengan melihat permasalahan di
lapangan tersebut, saya berusaha menyusun buku ini untuk sobat muda sekalian.

Penggunaan diksi yang mudah


Mungkin pada bagian-bagian selanjutnya sobat muda akan merasakan nuansa
yang berbeda ketika membaca buku ini. Komentar yang muncul mungkin seperti ini :
buku tentang karya tulis ilmiah kok bahasanya santai kayak gini yah…?! Semua itu
memang saya sengaja.
Sesuai dengan pengalaman saya sebagai Advisor di Puspanegara Research
Community (sebuah komunitas peneliti di SMA Negeri 5 Yogyakarta), bagi remaja

6
SMA, pemilihan ragam bahasa menjadi sangat penting untuk bisa memahami suatu
materi. Menurut saya, hal yang dibutuhkan remaja setingkat pelajar SMA dan
mahasiswa adalah bisa paham dan bisa segera menulis, bukan hanya hafal banyak
pengertian dengan bahasa yang muluk-muluk saja. Ketika masih kuliah dulu, beberapa
teman S1 saya masih belum bisa paham dengan penjelasan yang ada di buku mata
kuliah metodologi penelitian karena pilihan kata yang digunakan di dalamnya terlalu
formal sehingga malah menjadi sulit dipahami. Oleh karena itu, dalam buku ini
digunakan pilihan kata yang lebih mudah dipahami bagi remaja SMA serta mahasiswa.

Disertai contoh konkrit


Dalam menjelaskan banyak hal, buku ini disertai dengan contoh nyatanya.
Contoh tersebut saya ambil dari beberapa karya tulis, baik karya saya sendiri maupun
karya siswa bimbingan saya yang telah berhasil mendapatkan juara pada suatu
kompetisi karya tulis ilmiah, baik lokal, regional, maupun nasional.

Contoh yang akan ditampilkan merupakan contoh


sederhana sehingga sobat muda tidak down dulu di
awal. Hal terpenting yang ditekankan dalam buku ini
adalah membangkitkan semangat menulis sobat
muda semua.

Keberadaaan contoh konkrit yang sederhana ini bisa sobat muda temukan di
setiap bagian dalam buku ini, terutama bagian ketiga yang menyampaikan materi
tentang sistematika karya tulis ilmiah. Di bagian lampiran, sobat muda bisa
mendapatkan contoh konkrit karya tulis ilmiah yang full version. Inilah salah satu hal
yang istimewa dalam buku ini.

Berdasarkan pengalaman di lapangan


Sobat muda, apa yang saya sampaikan dalam buku ini adalah berdasarkan
pengalaman saya selama bertahun-tahun sebagai advisor di Puspanegara Research
Community. Komunitas tersebut merupakan komunitas peneliti di lingkungan SMA
Negeri 5 Yogyakarta. Selama beberapa tahun menjadi advisor di komunitas tersebut,
saya banyak merumuskan kebutuhan materi karya tulis ilmiah yang dibutuhkan oleh

7
siswa bimbingan saya. Hal yang mereka butuhkan adalah pengarahan langsung beserta
praktiknya, bukan sekedar teori saja. Inilah nantinya yang akan sobat muda temukan
dalam buku ini : pengarahan dan contoh.
Harapannya, buku ini bisa menjadi referensi yang akrab bagi siswa SMA serta
mahasiswa dalam membuat karya tulis ilmiah, baik untuk kepentingan lomba maupun
lainnya. Pembahasan dalam buku ini akan diawali dengan materi ringan yang
membahas tentang karya tulis ilmiah dan jenis-jenisnya. Selamat belajar !

8
Bagian pertama :
APA ITU KARYA TULIS ILMIAH ?

Keberhasilan adalah hak setiap hamba dari Tuhannya.


Keberhasilan itu adalah pasti, tinggal kemauan si hamba untuk mengambilnya,
dengan bercita-cita luhur, berusaha, dan berdoa
(Fatchul Anam Nurlaili)

Pengertian karya tulis ilmiah

Mungkin sobat muda ada yang belum tahu atau masih bingung mengenai apa
itu karya tulis ilmiah. Nah, di bagian awal dari buku ini akan disampaikan gambaran
umum tentang karya tulis ilmiah.
Ditilik dari definisinya, karya tulis ilmiah merupakan karya tulis yang memiliki
sifat ilmiah dan memenuhi syarat keilmuan. Syarat keilmuan yang dimaksud di sini
adalah :
a. Isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
b. Menggunakan metode berfikir ilmiah yang logis dan sistematis
c. Bersifat objektif
Nah, dari definisi di atas kita sudah mulai tahu apa itu karya tulis ilmiah. Jadi,
tidak semua tulisan bisa dikategorikan sebagai karya tulis ilmiah. Puisi, prosa, pantun,
dan cerpen tentu tidak termasuk dalam karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah memiliki
beberapa jenis. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis-jenis karya tulis ilmiah tersebut,
sobat muda bisa membaca keterangan berikut.

Jenis-jenis karya tulis ilmiah

Kita sudah tahu bahwa tidak semua tulisan bisa dimasukkan dalam klasifikasi
karya tulis ilmiah. Selanjutnya, berdasarkan isi dan bentuknya, karya tulis ilmiah dapat
dibagi menjadi beberapa jenis.

a. Buku Pelajaran
Buku pelajaran merupakan karya tulis ilmiah di bidang pendidikan karena
memiliki nilai kebenaran ilmiah dan disusun dengan landasan teori tertentu. Buku
pelajaran mencakup materi pelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum yang telah
ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku pelajaran pun

9
bermacam-macam tergantung pada muatan materi yang ada di dalamnya, seperti buku
pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Geografi, dan Fisika.

Gambar 1. Contoh sampul buku pelajaran

b. Makalah
Jenis berikutnya dari karya tulis ilmiah adalah makalah. Makalah adalah sebuah
karya tulis ilmiah yang ruang lingkup permasalahannya mencakup suatu topik tertentu.
Makalah memiliki ciri-ciri khusus ,yaitu :
1. Merupakan hasil kajian literatur atau hasil laporan penelitian (baik penelitian
laboratorium maupun lapangan) mengenai suatu permasalahan, misalnya
adalah makalah hasil kunjungan studi ke salah satu pabrik minuman ringan.
2. Mendemonstrasikan kemampuan menerapkan suatu teori dalam penanganan
suatu kasus di lapangan.
3. Menunjukkan kemampuan memahami suatu permasalahan dilihat dari sisi
teoretik.
4. Tersaji metode pemecahan masalah yang logis dan sistematis sesuai dengan
teori.
Bentuk makalah yang sering digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua
macam, yaitu :
1. Common paper, makalah yang dibuat secara deskriptif dan dengan
mengemukakan berbagai aliran pendapat kemudian disampaikan argumentasi
untuk mempertahankan salah satu aliran atau pendapat tersebut.
2. Position paper, makalah yang dibuat untuk menunjukkan penguasaan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis serta sebagai gambaran nyata atas
keberpihakan penulis pada salah satu teori dengan dukungan argumentasi yang
logis.

10
c. Modul
Selanjutnya, yang termasuk karya tulis ilmiah adalah modul. Tentunya kita
sering mendengar atau membaca kata ”modul”. Apa itu modul? Modul adalah materi
pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga pembacanya dapat menyerap
sendiri materi tersebut. Jadi, dalam penyusunan modul harus menggunakan bahasa
yang mudah dipahami sehingga pembaca bisa menyerap materi dengn cepat. Beberapa
contoh modul adalah modul pengoperasian komputer. Dalam modul tersebut akan
disampaikan prosedur pegoperasikan perangkat komputer secara runtut dan praktis.
Contoh selanjutnya adalah modul mata kuliah di Universitas Terbuka. Dengan model
pembelajaran mandiri, mahasiswa universitas ini dituntut untuk bisa menguasai materi
secara mandiri melalui modul yang telah disediakan.

Gambar 2. Contoh sampul modul. Karya tulis ilmiah jenis ini dibuat untuk
memudahkan pembacanya guna memahami suatu materi secara mandiri.

d. Diktat Pelajaran
Serupa dengan buku pelajaran, diktat adalah catatan tertulis suatu materi bidang
studi yang disiapkan oleh guru untuk mempermudah penyampaian materi kepada
siswanya. Perbedaan antara diktat dengan buku pelajaran adalah bahwa buku pelajaran
diterbitkan oleh penerbit dan telah melalui proses pengecekan yang ketat. Diktat
sifatnya lebih ringkas dan simpel daripada buku pelajaran dan bisa disesuaikan dengan
kebutuhan siswanya masing-masing. Tidak semua guru bisa membuat diktat karena
walaupun terlihat mudah, namun proses penyusunannya memerlukan kemampuan
khusus dan cukup menyita waktu. Jenis-jenis diktat pun bermacam-macam
berdasarkan materi pelajaran yang disampaikan di dalamnya, seperti diktat pelajaran
biologi, diktat pelajaran sejarah, dan diktat pelajaran komputer.

11
e. Karya Terjemahan
Sobat muda, karya terjemahan adalah karya tulis hasil penerjemahan dari buku
atau karya tulis ilmiah yang berbahasa asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya. Jadi,
karya terjemahan bisa dianggap sebagai karya tulis ilmiah jika karya yang
diterjemahkan juga termasuk karya tulis ilmiah. Sebagai contoh konkrit, bila karya
yang diterjemahkan merupakan hand book (semacam buku pegangan suatu bidang
keilmuan tertentu) maka karya tersebut termasuk karya tulis ilmiah. Selanjutnya, jika
yang diterjemahkan adalah buku puisi maka tentunya karya terjemahan tersebut tidak
termasuk karya tulis ilmiah.

Gambar 3. Contoh karya terjemahan. Al Majmu‟ adalah kitab hukum Islam berbahasa
Arab karya Imam Nawawi yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

Tentunya tidak semua orang bisa berprofesi sebagai penerjemah. Ada


persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi sebagai seoang penerjemah, di
antaranya yaitu :
1. menguasai materi yang akan diterjemahkan
2. menguasai tata bahasa asing terkait
3. menguasai bahasa Indonesia dengan baik
4. menguasai teknik penerjemahan
5. memahami latar belakang budaya dari bahasa asing tersebut
Sobat muda yang memenuhi klasifikasi di atas, segera saja memulai debut
karirnya sebagai penerjemah hebat. Selamat mencoba!

f. Laporan hasil penelitian


Laporan hasil penelitian merupakan sajian tertulis dari hasil kegiatan penelitian
yang telah dilakukan atau sebagai pertanggungjawaban dari kegiatan penelitian

12
tersebut. Jadi, laporan hasil penelitian adalah bentuk komunikasi tertulis atas penelitian
yang telah dilakukan. Jika disusun dalam kaitannya dengan persyaratan akademik,
maka bentuk laporannya dapat berupa skripsi (tugas akhir untuk jenjang S-1), tesis
(tugas akhir untuk jenjang S-2), atau disertasi (tugas akhir untuk jenjang S-3).
Biasanya, karya tulis jenis ini adalah jenis karya yang biasa diperlombakan untuk
lomba karya tulis ilmiah, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Pada bab
selanjutnya dari buku ini kita akan banyak membahas mengenai jenis karya tulis ini.

g. Artikel Ilmiah
Sobat muda sekalian, jenis selanjutnya dari karya tulis ilmiah adalah artikel
ilmiah. Artikel ilmiah ini berbeda dengan laporan hasil penelitian yang baku. Artikel
ilmiah menyampaikan materi yang lebih bersifat singkat, padat, dan mudah dipahami.
Artikel ini terbagi menjadi dua macam yang berbeda, yaitu :
1. Artikel ilmiah hasil penelitian, merupakan tulisan ilmiah yang didasarkan pada
hasil penelitian yang telah dilakukan. Artikel ini disusun sedemikian rupa
sehingga tetap menampilkan semua aspek laporan hasil penelitian, tetapi dalam
format yang lebih ringkas. Jadi, bisa dikatakan bahwa artikel ilmiah jenis ini
hampir serupa dengan ringkasan atas semua bagian dari laporan hasil
penelitian.
2. Artikel ilmiah nonpenelitian, adalah artikel-artikel hasil pemikiran yang
memiliki dasar teori yang jelas. Dasar teori tersebut bisa berasal dari hasil
penelitian terdahulu ataupun berasal dari buku-buku teks.

Nah, sekarang sobat muda sudah tahu kan apa itu karya tulis ilmiah beserta
jenis-jenisnya. Selanjutnya, dalam bab berikutnya sobat muda akan diperkenalkan
dengan cara-cara yang bisa digunakan untuk menggali ide hebat. Ide penelitian
merupakan pijakan awal bagi peneliti sebelum melangkah lebih jauh. Dalam penilaian
lomba karya tulis ilmiah, ide penelitian memiliki skor nilai yang tinggi. Untuk lebih
jelasnya, sobat muda bisa mempelajari bagian selanjutnya dari buku ini. Keep spirit!

13
Motivasi kita-1

Memahat Diri

Realita, manis ataupun pahit, adalah kenyataan yang mengajarkan


kita untuk menjadi pribadi yang lebih berharga. Sobat muda, ada suatu
kiasan menarik yang menggambarkan betapa pentingnya suatu "masalah"
dalam kehidupan ini.

Tentunya kita tahu apa itu batu hitam. Mungkin dianggap sama
sekali tak berharga, diinjak-injak, dan dicampakkan. Bahkan biasanya
dijual per-truk. Bedakan dengan batu hitam yang sudah dipahat oleh
pemahat ternama, tentu harganya akan melejit jauuuuuuh lebih tinggi.
Bahkan batu hitam kecil yang sudah dipahat, bisa bernilai jutaan rupiah.
Bandingkan dengan harga batu hitam biasa yang tak pernah tersentuh
pahat....

Sobat muda, apa yang membedakan keduanya? Mengapa selisih


harganya begitu jauh? Dipahat mungki terasa sakit bagi batu hitam.
Namun, ketahuilah bahwa sakitnya goresan pahat justru menambah nilai
bagi si batu hitam. sobat muda, begitu juga dengan "masalah" yang kita
hadapi, bagaikan pahat yang mengiris-iris kita. Mungkin terasa sakit,
pilu, penuh derita. namun, itulah proses kita untuk menjadi pribadi yang
bernilai tinggi.....

14
Bila sobat muda mengalami kendala
dalam memahami bagian pertama
ini, sobat muda bisa menghubungi
saya via email
anam.new.78@gmail.com

15
Bagian kedua :
MENEMUKAN IDE HEBAT

Kawan, kita hanyalah manusia biasa yang hanya bisa berusaha sebatas kemampuan, melukis mimpi
dalam alam nyata. Mungkin kita bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa, namun ingatlah kawan
bahwa semua itu tak bisa membatasi mimpi kita.
(Fatchul Anam Nurlaili)

Ide penelitian, selama ini cukup menjadi kendala awal bagi para pemula.
Sekilas, mungkin ide penelitian terlihat begitu mudah. Namun, dalam praktiknya
banyak orang yang mengalami kebuntuan pada tahap ini.
Saya seringkali bertanya kepada siswa bimbingan saya mengenai ide penelitian
yang akan dia jalankan. Dengan pertanyaan yang sangat singkat „idenya apa nih?‟,
terbukti mereka kelabakan untuk menjawabnya. Hampir 80% siswa kebingungan
untuk menjawabnya. Jawaban yang terlontar mungkin sangat seadanya, „waduh, apa ya
mas, bingung e‟. Ada juga yang menjawab „belum tahu mas mau ngapain. Gimana ya
mas enaknya?‟ Nah loh, malah ganti nanya.
Uraian di atas membuktikan bahwa untuk menemukan ide penelitian memang
gampang-gampang susah. Padahal, dalam penilaian lomba karya tulis ilmiah, unsur ide
penelitian memiliki porsi nilai yang cukup besar bila dibandingkan dengan unsur-unsur
lainnya. Juri akan memberikan apresiasi penilaian yang luar biasa tinggi terhadap ide
yang orisinil, inovatif, kreatif, solutif, dan aplikatif. Sobat muda, di bagian ini akan
dibahas mengenai cara-cara yang bisa digunakan untuk mendapatkan ide penelitian
dengan mudah.

Memunculkan ide individu

Seringkali kita terpesona dengan suatu ide hebat orang lain. Bagaimana tidak,
mereka bisa menemukan ide luar biasa yang begitu bermanfaat bagi manusia. Pujian
pun tak jarang kita lontarkan kepada mereka. Selama ini mungkin kita hanya sebagai
penonton atas ide hebat tersebut. namun, bagaimana dengan kita? Apakah kita pernah
terbesit ide seperti itu dalam pikiran kita? Mungkin di antara pembaca sekalian akan
banyak yang menjawab “tidak”, sedikitpun belum pernah terbesit ide sehebat itu.

16
Terkait dengan hal di atas, banyak orang yang berpikir bahwa kemampuan
menumbuhkan gagasan itu muncul karena adanya bakat sejak lahir, bukan karena
belajar. Anggapan itu kemudian berkembang dan menancap kuat dalam alam bawah
sadar mereka. Namun, ada juga orang yang berpendapat bahwa gagasan-gagasan
muncul begitu saja dalam pikiran manusia. Mungkin saja pendapat tersebut betul,
tetapi kita tidak dapat mengandalkan faktor kebetulan saja. Bila kita cermati,
anggapan-anggapan tersebut merupakan produk pikiran kita sendiri yang menjadi
penghalang untuk berkreasi dan berinovasi menciptakan ide hebat. Secara alami,
sebenarnya kita mampu memunculkan ide-ide besar yang bermanfaat.
Pada tahap awal, kita harus tanamkan dalam diri kita bagaimana cara untuk
dapat memunculkan gagasan-gagasan baru dan hebat sewaktu-waktu kita
memerlukannya. Proses untuk menumbuhkan ide-ide baru bersifat aktif, bukan reaktif.
Berikut ini adalah cara-cara untuk memunculkan gagasan baru.
a. Identifikasi masalah
Sekarang, pertanyaan mendasar yang harus kita jawab adalah ”mengapa kita
perlu memunculkan ide-ide baru yang hebat?” Jawaban yang disampaikan tentunya
adalah “untuk memenuhi kebutuhan kita dalam menemukan metode pemecahan
masalah secara hebat”. Kebutuhan tersebut adalah induk penemuan sedangkan
kesulitan yang sering kita temui adalah sering kali tanpa sadar kita mengejar
permasalahan yang salah dan berputar-putar sendiri. Sebetulnya yang kita perlukan
adalah pemahaman yang sangat jernih mengenai apa yang menjadi masalah
sesungguhnya. Atau, dengan bahasa yang lebih mudah, kita harus melakukan
identifikasi masalah secara tepat.
Sebagai contoh adalah seorang dokter yang dituntut untuk memberikan obat
secara tepat. Dalam hal ini, dokter harus mendiagnosis penyakit si pasien sehingga
baru bisa menentukan obat apa yang cocok bagi pasien. Seperti halnya dokter, sebagai
calon peneliti kita juga harus melakukan identifikasi masalah sehingga masalah
utamanya bisa ditemukan. Hal ini membutuhkan kejernihan pikiran dan perlu dilatih
sejak dini. Setelah masalah utamanya ditemukan, kita baru bisa menentukan solusi
yang akan kita tawarkan.
Contoh kasus :
Mimin akan mengikuti suatu lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh salah
satu universitas negeri ternama di Yogyakarta. Lomba tersebut mengangkat tema

17
“peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi produk pangan berbahan baku
lokal”. Awalnya dia bingung, topik apa yang akan dia pilih agar karyanya mengandung
ide hebat. Akhirnya dia berkonsultasi dengan pembimbingnya dan terjadilah
percakapan berikut ini.
Mimin : Siang mas, saya mau ikut lomba karya tulis ilmiah, tapi saya
bingung menentukan ide utama yang akan saya angkat mas.
Pembimbing : Temanya apa emang ?
Mimin : Temanya “peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi
produk pangan berbahan baku lokal” mas. Kira-kira mau tentang
apa ya yang saya tulis?
Pembimbing : Oke, sekarang saya tanya, mengapa ketahanan pangan kita perlu
ditingkatkan?
Mimin : Kan kita masih belum bisa lepas dari ketergantungan bahan
pangan dari luar negeri mas sehingga dikatakan bahwa ketahanan
pangan kita masih perlu ditingkatkan.
Pembimbing : Iya, memang benar. Sekarang, bahan pangan apa yang masih harus
kita impor 100 % dari luar negeri?
Mimin : Ehmmmm, apa yah. Oh iya, gandum mas.
Pembimbing : Tepat sekali, gandum. Sebagai ide utama karya tulis ilmiahmu,
coba kamu pikirkan, bahan pangan lokal apa yang bisa digunakan
untuk mengganti tepung gandum dalam pembuatan suatu produk
pangan? Harapannya kan impor gandum bisa menurun sehingga
ketergantungan kita pada bahan pangan impor bisa dikurangi.
Mimin : Bagaimana kalau kita mencoba memanfaatkan tepung singkong
mas ? Kita bisa mencoba membuat berbagai macam kue kering dan
brownis dari tepung singkong mas. Lumayan mas, bisa mengurangi
ketergantungan tepung gandum.

Nah, dari contoh kasus di atas, kebingungan Mimin sebenarnya terjadi karena
dia belum memahami permasalahan utama dari tema yang ditentukan panitia
penyelenggara lomba. Pembimbing berusaha mengarahkan pemikiran Mimin agar
permasalahan utamanya bisa ditemukan. Sesuai percakapan di atas, permasalahan
utamanya adalah “ketergantungan kita pada bahan pangan impor masih tinggi”.

18
Setelah masalah utama tersebut diketahui, ide karya tulis ilmiah bisa diambil dari
solusi yang bisa ditawarkan dari permasalahan tersebut. Sebagai solusinya, Mimin
mencoba membuat produk pangan berbahan baku tepung singkong untuk mengurangi
ketergantungan pada tepung gandum.

b. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai


Hal yang sangat penting sebelum kita mulai menyelesaikan suatu masalah
adalah kita perlu menentukan, apa tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah kita. Cara
ini sebenarnya berhubungan dengan cara sebelumnya. Hanya saja, dengan cara ini
yang didahulukan adalah penentuan tujuannya terlebih dahulu dengan tidak begitu
mementingkan identifikasi masalahnya. Penentuan ide penelitian dengan cara ini tidak
bertentangan dengan cara sebelumnya. Keduanya bisa digunakan, tergantung dengan
permasalahan yang dihadapi serta kecenderungan sobat muda sekalian selaku peneliti.
Contoh kasus :
Dari percakapan Mimin dengan pembimbingnya, kita bisa tahu bahwa Mimin
benar-benar bingung mengenai ide apa yang akan dia angkat dalam karya tulisnya.
Cara kedua selain identifikasi masalah, Mimin juga bisa menetapkan tujuan yang ingin
dicapai dari penulisan karya tulis ilmiahnya. Agar lebih jelas, berikut ini adalah contoh
konkrit metode berfikir untuk menetapkan tujuan akhirnya.
Mimin : Siang mas, saya mau ikut lomba karya tulis ilmiah, tapi nggak
tau nih mas mau ngangkat ide apa.
Pembimbing : Temanya apa, Min?
Mimin : Temanya “peningkatan ketahanan pangan melalui diversifikasi
produk pangan berbahan baku lokal” mas. Kira-kira mau tentang
apa ya yang saya tulis?
Pembimbing : Hmmm, emang menurutmu, apa sih maksud dari penulisan
karya tulis ilmiah dengan tema di atas?
Mimin : Ya kan biar dapat solusi untuk meningkatkan ketahanan
pangan melalui diversifikasi produk pangan mas …iya nggak
sih ?
Pembimbing : Yoa, benar. Makanya sekarang kamu mikirin produk baru yang
memanfaatkan bahan baku lokal.

19
Contoh kasus percakapan di atas sebenarnya mirip dengan contoh sebelumnya.
Perbedaan yang mencolok bertumpu pada landasan awal berfikirnya. Pada percakapan
sebelumnya, landasan berfikir untuk menemukan ide adalah berawal dari
“menemukan masalah utama” sedangkan yang kedua berawal dari “tujuan atau solusi
yang diharapkan”.

c. Analisis SWOT
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi serta solusi
yang dibutuhkan, bisa dilakukan dengan membaca kasus-kasus yang serupa atau
melakukan tanya jawab kepada orang-orang yang berkompeten. Cara lain yang bisa
digunakan adalah dengan melakukan analisis strengths (kekuatan), weaknesses
(kelemahan), opportunities (kesempatan) dan threats (ancaman), atau lebih dikenal
dengan analisis SWOT.
Teknik ini ditemukan oleh Albert Humphrey, pemimpin proyek riset di
Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an. Analisa SWOT dapat
diterapkan dengan cara memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktor-
faktor utamanya kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT.
Aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru. Sebelum menuju contoh kasus tentang aplikasi
analisis SWOT yang spesifik dalam penelitian, nih ada contoh kasus yang asik untuk
lebih memahami analisis SWOT.

Contoh kasus berikut ini adalah contoh sederhana analisa SWOT yang dibuat oleh
seorang siswa SMA saat ingin memulai debut karirnya di dunia pacaran.

Strength (Kekuatan)
a. wajah saya lumayan ganteng
b. IQ lumayan membanggakan

20
c. saya punya cukup uang untuk jajan, nonton, beli alat musik, dan beli pulsa
modem internetan
d. saya punya bakat hebat di grup band
Weakness (Kelemahan)
a. kurang percaya diri
b. masih minder jika bertemu cewek
c. belum punya kendaraan pribadi
Oppurtunities (Peluang)
a. saya punya banyak teman yang punya adik cewek cantik
b. banyak teman cewek sekelas yang belum punya pacar
Threat (Ancaman)
a. teman-teman cowok sekelas banyak yang berdompet tebal dan suka jago
merayu
b. siswa kelas lain banyak yang tebar pesona

Dengan kondisi SWOT seperti di atas, bagaimana langkah yang harus diambil
oleh si cowok SMA tadi saat akan memulai debut karir pacarannya ? Nah, paling tidak
rekomendasinya adalah seperti berikut ini.

a. lebih rajin berlatih di grup band dan cari kesempatan untuk manggung sehingga
lebih terkenal dan jadi rebutan cewek
b. belajar istiqomah update status, biar selalu eksis dan gaul
c. hindari cari pacar di kelas. Mending cari adik cewek temannya karena masih
gampang dibohongin
d. tabung uang yang dimiliki untuk membeli motor guna mendongkrak performa
e. harus tambah cool dan stylish untuk mengurangi mindernya

Hal penting yang harus diperhatikan saat menggunakan analisa SWOT adalah
“semua yang dituliskan haruslah jujur dan berdasarkan fakta”. Gimana coba bila si
cowok SMA di atas hanya berandai-andai bahwa ia punya cukup uang jajan, tentunya
arahan untuk menabung uang jajan buat beli motor pun jadi tidak berguna.

Nah, sudah semakin jelas kan apa itu analisis SWOT. Sekarang kita akan
beralih ke contoh kasus nyata tentang aplikasi analisis SWOT dalam hal penemuan ide
penelitian. Analisis SWOT bisa digunakan dalam menentukan atau mengerucutkan ide,

21
agar penelitian yang akan dilakukan memiliki nilai lebih dengan mengelola potensi
yang dimiliki.

Sebagai contoh kasus, Mimin akan membuat inovasi produk berupa brownis
dengan bahan baku utamanya adalah tepung singkong modifikasi (tepung Mocaf).
Untuk itu, ia melakukan analisis SWOT sebagai berikut.

Strength
a. Menggunakan bahan baku lokal
b. Unik
c. Tabungan yang dimiliki lebih dari cukup untuk melakukan penelitian ini
Weakness
a. Secara teori, pengembangan brownis dari tepung mocaf tidak seperti brownis
yang dari tepung terigu (terancam bantat)
b. Belum ada resep dan teknik yang baku untuk membuat produk ini
Opportunities
a. Belum banyak diangkat dalam penelitian ilmiah
b. Isu diversifikasi pangan cukup menonjol
Threats
a. Potensi kegagalan produksi cukup tinggi
b. Rasanya belum tentu enak
Berdasarkan analisis di atas, Mimin menemukan beberapa rekomendasi yang
merupakan penyempurna dari idenya tersebut :

a. Membuat variasi substitusi tepung gandum-tepung mocaf untuk meminimalkan


kebantatan produk
b. Mengujikan produk pada responden hingga didapatkan resep yang disukai
dengan menggunakan uji organoleptik
c. Menonjolkan kebaruan produk serta kaitannya dengan program diversifikasi
pangan yang digalakkan oleh pemerintah

d. Yakin sebagai pribadi kreatif


Oke sobat muda sekalian, satu hal yang tak boleh kita lupakan dalam rangka
mencari ide hebat : kita harus yakin bahwa Tuhan menganugerahi setiap manusia

22
dengan kreativitas dalam dirinya. Sejumlah orang yang tidak menganggap dirinya
kreatif, dapat terkejut sendiri ketika melihat betapa dirinya memiliki kreativitas yang
hebat pada waktu-waktu tertentu. Kreativitas itu tiba-tiba muncul begitu saja, entah
dari mana asalnya. Nah, permasalahannya adalah tinggal bagaimana kita memunculkan
kretaivitas tersebut ketika kita membutuhkannya. Yah, tentunya setiap orang akan
berbeda-beda metodenya. Ada yang berusaha merangsang kreativitas dengan jalan-
jalan, menyendiri, main-main ke tempat teman, ataupun hanya mengkhususkan diri
membaca di perpustakaan. Agar sobat muda tambah yakin bahwa setiap pribadi
memiliki kreativitas sendiri-sendiri, simaklah cerita Archimedes berikut :

Kisah tentang Archimedes yang banyak diceritakan oleh orang adalah kisah
saat Archimedes menemukan cara dan rumus untuk menghitung volume benda yang
tidak mempunyai bentuk baku. Menurut kisah tersebut, sebuah mahkota untuk Raja
Hiero II telah dibuat dan raja memerintahkan Archimedes untuk memeriksa apakah
mahkota tersebut benar-benar terbuat dari emas murni ataukah mengandung
campuran perak. Hal tersebut diperintahkan pada Archimedes karena Raja Hiero II
tidak mempercayai pembuat mahkota tersebut. Sobat muda, awalnya Archimedes ragu
apakah ia bisa memecahkan teka-teki tersebut atau tidak. Namun, ia yakin bahwa
suatu ketika pasti ia dapat menemukan ide untuk memecahkan teka-teki tersebut. Ia
pun segera menerima titah sang raja tersebut.

Saat Archimedes berendam dalam bak mandinya, tanpa sengaja dia melihat
bahwa air dalam bak mandi yang tumpah sebanding dengan besar tubuhnya.
Archimedes menyadari bahwa efek ini dapat digunakan untuk menghitung volume dan
isi dari mahkota tersebut. Dengan membagi berat mahkota dengan volume air yang
dipindahkan, kerapatan, dan berat jenis dari mahkota bisa diperoleh. Dengan cara
inilah kemudian Archimedes bisa memecahkan misteri keaslian mahkota raja.

23
Gambar 4. Secara tidak sengaja kreativitas Archimedes menghubungkan fenomena
tumpahnya air dengan teka-teki dari raja

Berat jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni
apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak ataupun
logam dengan berat jenis yang lebih rendah. Karena terlalu gembira dengan
penemuannya ini, Archimedes melompat keluar dari bak mandinya, lupa berpakaian
terlebih dahulu, kemudian berlari keluar ke jalan dan berteriak "Eureka!" (“Saya
menemukannya”).

Dalam kisah di atas jelas sekali bahwa munculnya ide adalah datang begitu
saja. Kreativitas Archimedes lah yang kemudian mengkonversi realita tak disengaja
menjadi teori hebat yang masih tetap diakui kebenarannya hingga saat ini. Nah, sama
seperti Archimedes, sobat muda juga memiliki kreativitas yang bisa muncul kapanpun
tanpa kita sadari.

e. Mengamati benda
Poin ini sebenarnya adalah salah satu dari sekian banyak tips untuk mengasah
kepekaan kreativitas kita. Seringkali tips ini dilupakan oleh banyak orang sehingga
perlu saya sampaikan di sini. Praktiknya cukup mudah :
Amatilah salah satu benda yang ada di sekitar sobat muda selama kurang lebih
setengah menit kemudian gambarkan kembali apa yang sobat muda ingat. Setelah itu,
pikirkan secara acak : apa yang bisa sobat muda kerjakan dengan benda tersebut ?

24
Tujuan dari latihan ini adalah untuk melatih ketajaman ingatan kita.
Sebenarnya nggak hanya ingatan dan penglihatan saja yang dilatih. Ketika otak diberi
pertanyaan untuk memunculkan kemungkinan yang bisa dilakukan dengan suatu benda
maka hal itu bisa melatih otak dalam memunculkan kreativitas terpendamnya.
Sebenarnya tidak hanya penglihatan saja yang bisa digunakan dalam latihan ini,
semua indera dapat membantu kita dalam membangun kreativitas karena baik indera
penglihat, pendengar, pencium, pengecap maupun peraba memperoleh berbagai
masukan sepanjang hari. Membangun kreativitas berarti meningkatkan kepekaan
penginderaan yang kita miliki. Itulah yang sobat muda bisa lakukan dalam latihan ini.

f. Beri waktu pada otak


Salah satu hal yang menakjubkan adalah bahwa kita dapat memerintahkan otak
untuk bekerja secara otomatis bagaikan autopilot dalam pesawat. Apabila kita
memberinya gagasan-gagasan dasar dan sejumlah rangsangan yang cocok, akhirnya
otak akan memunculkan gagasan-gagasan yang dapat diteruskannya. Saat dihadapkan
pada suatu tugas, sobat muda mungkin akan menunda sampai detik-detik terakhir,
dengan alasan bahwa otak akan bekerja lebih baik kalau terdesak. Namun, dalam
tulisan ini saya tegaskan bahwa :
“Jangan menunda tugas”
Mungkin ada benarnya bahwa ketegangan otak yang diakibatkan oleh
mepetnya batas waktu tugas dapat mempersatukan pikiran dengan baik. Namun, hal
tersebut tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada otak untuk menghasilkan
pekerjaan yang maksimal.
Mencari ide hebat pun juga seperti itu. Ada baiknya bila kita meluangkan
waktu jauh-jauh hari sebelum deadline pengumpulan karya tulis sehingga kita
diuntungkan dengan beberapa hal berikut :
a. Mendapat ide yang di atas batas minimal
b. Memiliki cukup waktu untuk menindaklanjuti ide hingga menulis laporan
karya tulis ilmiahnya
c. Tersedia cukup waktu untuk mengevaluasi hasil penelitian yang didapat

25
g. Menerima masukan dari teman
Dengan teknik ini, kita mencoba untuk menempatkan diri kita pada posisi
orang lain, dengan tujuan untuk mengetahui reaksi seseorang atas tindakan yang kita
ambil. Sebagai contoh kasus, akan saya sampaikan cerita teman saya yang bisa
dipanggil Uun.
Uun adalah seorang mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan magisternya di
Universitas Kassel, Jerman. Ia akan melakukan penelitian di Indonesia terkait
pandangan konsumen terhadap informasi nilai gizi yang ada pada kemasan produk
pangan. Untuk itu, dia membuat kuesioner yang akan dibagikan kepada responden.
Kuesioner tersebut telah selesai dibuatnya dan tinggal dibagikan saja kepada
responden. Namun, ia menyadari bahwa apa yang ia anggap sempurna belum tentu
tidak memiliki kekurangan di mata orang lain. Ia kemudian mengirimkan rancangan
kuesionernya kepada beberapa temannya via kotak masuk Facebook dan mengatakan :
“Haloooo teman2ku tercinta, apa kabar? Aku sekarang lagi dalam proses
pengerjaan thesis. Thesisku tentang "Perilaku konsumen terhadap label informasi nilai
gizi pada produk pangan". Aku akan mengadakan survei terhadap konsumen di
Semarang.
Nah, untuk mendapatkan data, aku menggunakan kuesioner. Jadi intinya aku
pengen minta pendapat teman2 mengenai konten kuesionerku sebelum aku
distribusikan (ibaratnya FGD untuk evaluasi kuesioner sebelum digunakan). Kira2
kontennya sudah mudah dipahami atau belum? Apakah ada yang perlu diperbaiki?
Dan kalo ada masukan-masukan monggo secara kalian kan anak pangan (email ini
dikirimkan kepada kami yang merupakan alumni UGM jurusan Teknologi Pangan dan
Hasil Pertanian) heheee.
Berikut aku lampirkan file kuesionerku, contoh label informasi nilai gizi
produk pangan di Indonesia, dan file proposal thesisku kalo2 teman2 tertarik untuk
membacanya”
Teman saya Uun, dalam redaksi email di atas, berusaha membuka komunikasi
dengan teman-temannya yang berlatar belakang pendidikan teknologi pangan.
Langkah ini menurut saya cukup tepat karena dengan membuka diri terhadap saran dan
kritik orang lain, ia akan mendapatkan masukan yang cukup berarti bagi kesempurnaan
pemahamannya terhadap kuesioner yang telah dibuatnya.

26
Memunculkan ide kelompok
Mengumpulkan orang bersama-sama untuk mencari ide merupakan cara yang
efektif, apabila ditangani dengan semestinya. Tapi, pertemuan itu dapat juga menjadi
penghamburan waktu bagi para peserta apabila tidak ditangani secara benar.

Gambar 5. Diskusi kelompok untuk menemukan ide penelitian


ataupun mencari solusi atas kendala penelitian yang tengah dihadapi

Di bawah ini ada beberapa tips agar pemunculan ide secara kelompok dapat
berjalan secara efektif.
a. Mempraktikkan brainstrorming
Nah loh, ada istilah baru nih buat sobat muda sekalian. Brainstorming kalau
diartikan secara etimologi bisa menjadi “badai otak” (brain=otak, storm=badai). Aneh
kan?! Makanya harus dilihat secara terminologis juga biar nggak kacau pengertiannya.
Brainstrorming akan lebih mudah dipahami sebagai “curah-gagasan”. Maksudnya,
otak dibiarkan berfikir secara liar (bagaikan badai) agar bisa menghasilkan banyak ide.
Maksudnya berfikir secara liar adalah bebas berfikir tanpa harus memperhatikan
berbagai “kemustahilan” yang ada. Brainstorming ini akan memudahkan kita untuk
mendapatkan banyak gagasan dengan cepat dan orisinil. Proses ini berlandaskan
anggapan bahwa sekelompok orang yang bekerja bersama di bawah pimpinan yang
baik, dapat memunculkan jauh lebih banyak ide daripada bekerja secara sendiri-
sendiri. Metode ini membutuhkan satu orang pemimpin diskusi. Namun, perlu diingat
bahwa pemimpin diskusi harus bisa mengkondisikan agar ide setiap anggota bisa
muncul secara bebas, tidak boleh ada yang mencela ataupun meremehkan.

27
b. Menyampaikan informasi penting
Sebelum pertemuan brainstorming, beberapa hari sebelumnya para peserta harus
mendapatkan informasi penting yang berisi beberapa hal, yaitu waktu dan tempat
diskusi, pokok pembicaraan, dan hasil akhir yang diminta.

c. Menggunakan pemandu
Sobat muda, tujuan adanya pemandu adalah untuk mengarahkan dan
mengendalikan pertemuan. Selain itu, juga untuk membantu para peserta
mengembangkan gagasan-gagasan mereka tanpa ada kendalan dalam
menyampaikannya (seperti keterangan sebelumnya). Tentunya, pemandu tersebut
harus yang sudah berpengalaman dan menguasai bidang ilmu yang akan didiskusikan.
Dengan adanya rencana yang jelas maka pemandu dapat mempersiapkan
dengan baik sehingga ia dapat mengetahui banyaknya waktu yang tersedia dan mampu
membagi waktu. Keuntungan cara ini adalah berkurangnya hambatan di dalam
kelompok diskusi dibandingkan dengan diskusi brainstorming yang tanpa pemimpin.

d. Tinggalkan pikiran negatif


Jangan membiarkan pikiran-pikiran negatif muncul di permukaan karena akan
menjadi penghalang keberhasilan diskusi. Pemimpin diskusi juga tidak boleh
membiarkan adanya peserta yang mencerca gagasan orang lain karena hanya akan
merusak suasana dan menimbulkan permusuhan. Seseorang yang telah dicerca
tentunya akan mundur dan tidak akan bersuara lagi sehingga kehadirannya menjadi
tidak berarti. Lebih buruknya lagi, ia akan menjadi agresif dan mencari peluang untuk
melakukan tindakan balas dendam. Nah, kalau sudah begini, situasinya pasti ruwet dan
tidak kondusif lagi untuk diskusi.

e. Keaktifan peserta diskusi


Dalam diskusi brainstorming, penting untuk menjaga peran aktif peserta
diskusi dalam memberikan sumbangan ide ataupun pendapatnya, bukan hanya menjadi
pengamat saja. Jika ada peserta yang hanya berdiam diri, maka ia harus didorong untuk
memberikan sumbangan pemikiran. Jika ada peserta yang terlalu aktif, maka ia harus
pula dikendalikan agar tidak sampai memaksakan ego atau pendapatnya. Inilah salah
satu pentingnya keberadaan pemandu dalam diskusi brainstrorming.

28
f. Belajar menghargai pendapat orang lain
Sobat muda, terkadang sulit bagi kita untuk menjadi pendengar yang baik, bisa
dikarenakan orang tersebut memang menyebalkan atau hal yang diceritakan kurang
menarik. Selain alasan-alasan itu, sebenarnya mendengarkan adalah suatu kegiatan
yang harus dilakukan secara aktif. Keuntungan dari mendengar ialah perhatian kita
akan lebih terarah ke masalah yang sedang dihadapi dan kita akan mendapatkan lebih
banyak informasi. Peserta diskusi yang menyampaikan pendapat pun akan merasa
dihargai sehingga suasana diskusi tetap kondusif.

g. Mencatat hasil diskusi dan membagi tugas


Usahakanlah untuk menyelesaikan satu masalah hanya dalam satu kali
pertemuan saja. Tidak efektif untuk melanjutkan atau memulai lagi pada hari-hari
berikutnya karena mungkin akan timbul masalah-masalah sampingan. Jika selama
pertemuan, telah didapatkan hasil diskusi yang dianggap cukup maka buatlah suatu
ringkasan akhir, dapatkan kata mufakat dari semua peserta, dan lakukan pembagian
tugas secara merata. Hal ini seringkali saya sampaikan kepada siswa bimbingan saya.
Setiap akhir diskusi saya katakan pada mereka : jangan lupa hasil diskusi ini dicatat,
kemudian sebelum kalian pulang, bagilah tugas untuk menjalankan hasil diskusi ini.

29
Motivasi Kita-2

Doa Yang Terkabul

Sobat muda, ada seorang ibu penjual tempe yang sudah


berpengalaman dalam membuat tempe selama lebih dari 20 tahun. Suatu
hari ia butuh uang ekstra untuk membayar SPP anak bungsunya yang
telah menunggak beberapa bulan. Seperti biasa, satu-satunya penghasilan
yang dapat ia harapkan adalah dari penjualan tempe. Katena butuh uang
ekstra, iapun juga membuat tempe yang lebih banyak daripada biasanya.
Namun, pada suatu malam ia heran karena tempe yang dibuatnya tidak
kunjung jadi. Selama 20 tahun, baru kali ini ia gagal membuat tempe.
Pada malam itu juga, dengan meneteskan air mata ia pun berdoa kepada
Tuhan : “Ya Tuhan, semoga tempe ini segera jadi. Dengan apa saya harus
membayar SPP anak saya, wahai Tuhan?”

Dan paginya pun, bim salabim. Tempenya masih tetap belum jadi.
Sang ibu tertunduk lesu. Kali ini air mata yang mengalir lebih banyak dari
pada yang semalam. Ia bingung. Tak ada lagi stok tempe yang tersedia.
Dengan ragu, ia membawa tempe yang belum jadi tersebut ke pasar.
Pasrah kepada Tuhan. Seperti biasa, ia menggelar dagangan di pasar. Tak
satupun pembeli yang datang menghampirinya. Tiba-tiba ada seorang ibu-
ibu yang bertanya dengan lembut, “Bu, ada tempe yang belum jadi? Saya
butuh banyak untuk saya bawa keluar kota. Kalau saya bawa yang jadi,
nanti di sana pasti sudah busuk”.

Sobat muda, ternyata Tuhan mengabulkan doa ibu tadi dengan arti
“terkabul” yang sesungguhnya.

30
Bila sobat muda mengalami kendala
dalam memahami bagian kedua ini,
sobat muda bisa menghubungi saya
via email
anam.new.78@gmail.com

31
Bagian ketiga :
PERSIAPAN MENULIS

Sukses itu bukanlah ketika menjadi orang lain.


Sukses adalah ketika kita bisa menjadi diri kita sendiri.
(Fatchul Anam Nurlaili)

Mencari bahan tulisan

Sobat muda, kita bisa mendapatkan informasi dengan benar dari referensi
aslinya jika kita mampu membacanya secara benar pula. Dalam hal ini, seorang
pembaca yang baik adalah pembaca yang bisa memanfaatkan kelompok kata tertentu
sebagai kunci pembuka gambaran. Tulisan yang dibacanya tidaklah kata demi kata,
namun beberapa kata yang saling berkaitan. Setelah menangkap maksud umumnya, ia
beralih ke deret kata lainnya sehingga ia bisa mendapatkan gambaran pemahaman
tulisan tersebut secara umum.
Dengan teknik membaca seperti di atas, pembaca mampu mengingat-ingatnya
kembali secara lebih baik daripada membaca kata demi kata. Mengingat kembali inti
bacaan, itulah hal yang penting bagi penulis karya ilmiah sehingga ia bisa kapan saja
menghubungkan teori yang dibacanya dengan fenomena yang sedang ditelitinya.
Untuk bisa membaca dengan cepat dan efisien, pembaca perlu
menggarisbawahi kelompok kata yang membentuk ungkapan itu dengan pensil atau
pulpen warna. Ketika membaca lagi, ia akan terbantu banyak oleh garis bawah atau
tanda-tanda lainnya yang telah dibuatnya hingga ia bisa mendapatkan informasi yang
banyak dari sumber yang dibacanya tersebut.
Pada kenyataannya, ketika kita membaca suatu berita surat kabar mula-mula
kita tidak membacanya kata demi kata. Namun, kita akan melihat judulnya terlebih
dahulu dan itupun tidak kata demi kata. Jika sekiranya judul tersebut menarik, kita
akan meneruskan membacanya dan jika tidak maka kita akan beralih ke berita lainnya
pada halaman yang sama.
Nah, seperti halnya membaca berita seperti di atas, ketika membaca buku pun
secara tidak sadar kebanyakan dari kita juga seperti itu. Mula-mula kita akan
menjelajahi terlebih dahulu bahan bacaan tersebut sehingga kita tahu apakah perlu
untuk meneruskannya atau tidak. Membaca secara grambyangan (global) terlebih

32
dahulu ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah untuk mengetahui
apakah bahan tersebut :
1. Relevan dengan tema penulisan karya ilmiah kita
2. Terlalu mendasar dan hanya mengemukakan hal-hal yang sudah lama menjadi
pengetahuan umum
3. Terlalu sulit dicerna
4. Menjawab permasalahan yang sedang kita hadapi dalam kaitannya dengan
penulisan karya tulis ilmiah
Membaca secara grambyangan atau mengambil makna globalnya saja ini dapat
menghemat waktu karena kita tdak perlu membacanya hingga akhir tulisan, kata demi
kata. Kalaupun suatu tulisan perlu dibaca berulang-ulang maka pembacaan global yang
telah dilakukan sebelumnya sudah bisa memberikan gambaran umum mengenai
kerangka tulisannya. Kerangka tersebut akan menolong kita untuk membedakan,
pokok-gagasan, konsep, atau gambaran dari perincian kecil yang sebenarnya tidak
perlu dibaca.
Untuk menjelajahi isi buku secara cepat, kita harus melihat daftar isinya
terlebih dahulu sehingga bisa mendapatkan gambaran topik yang disajikan dalam buku
tersebut. Setelah itu, kita membaca secara sekilas kata pendahuluannya sehingga kita
bisa mengetahui latar belakang dan tujuan dari ditulisnya buku tersebut.
Selanjutnya, kita baru menuju keterangan di tiap bab.
Pencarian referensi tulisan dari suatu buku bisa dilakukan dengan beberapa cara,
di antaranya adalah :
1. Memilih dan mengumpulkan pokok isinya saja
2. Mencari jawaban atas permasalahan yang sedang kita hadapi
3. Mengecek kebenaran suatu pernyataan, baik yang bersumber dari buku lain,
hasil penelitian yang kita dapat, maupun di bagian lain dari buku itu sendiri.

Jujur menyampaikan informasi


Pada pencatatan informasi hasil pembacaan, kita dituntut untuk berpikiran terbuka
sehingga kejernihan isinya dapat kita serap. Keterbukaan pikiran ini baru ada ketika
kita bisa menghargai pendapat orang lain. Setelah pendapat ornag lain masuk, kita baru
boleh menyampaikan pendapat kita. Namun, sepertinya hal yang sering terjadi adalah
kebalikannya. Saat ,membaca tulisan orang lain, pikiran kita sudah menyempit terlebih

33
dahulu, menghalang-halangi masuknya informasi yang berharga tersebut. belum apa-
apa kita sudah menyanggah pernyataan yang dismapaikan oleh penulis.
Informasi yang didapat selanjutnya akan kita sampaikan dalam karya tulis yang
akan kita buat. Dalam penyampainnya, kita harus jujur, tidak boleh mengurangi atau
menambahi suatu keterangan yang memang tidak bisa ditambah ataupun dikurangi.
Contoh yang sering kita temui adalah pembuangan sebagian kalimat yang berakibat
pada perubahan makna yang terkandung. Sobat muda, kita harus ingat suatu pepatah
yang mengatakan bahwa “sepandai-pandainya tupai melompat maka akan jatuh juga”.
Jadi, jujur sajalah!

34
Motivasi kita-3

Pelajaran dari ember, batu bata, batu, kerikil, dan pasir

Sobat muda, suatu ketika seorang guru besar universitas ternama


di Eropa bertanya pada mahasiswanya,”Saudara-saudara, Anda semua
lihat kan apa yang saya bawa? Ini adalah ember, batu bata, batu, kerikil,
dan pasir”.
“Yes Sir, kami melihatnya”, jawab para mahasiswa dengan
kompak.
“Sekarang coba perhatikan, saya akan masukkan batu bata ke
dalam ember hingga penuh”, kata sang guru besar. Kemudian dia
memasukkan batu bata satu persatu ke dalam ember hingga penuh.
“Lihatlah! Penuh kan?”, tanya sang guru besar.
“Penuuuhhhh”, jawab mahasiswa hampir serempak.
“Iya, memang sudah penuh. Namun, masih ada rongga-rongga
besar”, sang guru besar menimpali.
“Nah, sekarang saya akan memasukkan batu ke dalam ember.
Masuk tidak?”, lanjutnya.
Para mahasiswa mengangguk. Kemudian sang guru besar
memasukkan batu-batuan yang ukurannya lebih kecil daripada batu bata.
Ketika sudah terlihat penuh, dia kembali memasukkan kerikil-kerikil kecil
ke dalamnya. Dan ketika terlihat sudah penuh lagi, ternyata guru besar
tersebut masih bisa memasukkan pasir ke dalamnya.
Guru besar tersebut kemudian bertanya,”Jika saya memasukkan
pasir terlebih dahulu hingga penuh, bisakah saya kemudian memasukkan
batu bata?” para mahasiswa hanya menggeleng.
“Fenomena ini mengajari kita agar bisa mengisi waktu yang kita
miliki dengan kegiatan-kegiatan yang besar atau penting. Ketika kita telah
bisa menggunakan waktu tersebut untuk hal-hal yang besar maka hal-hal
yang kecil masih bisa kita lakukan. Jika kita hanya menggunakan untuk
hal-hal kecil maka hal yang besar tidak bisa kita lakukan”, imbuh sang
guru besar.

35
Bila sobat muda mengalami kendala
dalam memahami bagian ketiga ini,
sobat muda bisa menghubungi saya
via email
anam.new.78@gmail.com

36
Bagian keempat :
MULAI MENULIS

Mungkin benar bahwa berusaha itu melelahkan.


Namun, kelak akan jauh lebih lelah lagi jika sekarang kita hanya berdiam diri,
tak berusaha sama sekali.
(Fatchul Anam Nurlaili)

Sobat muda, sampailah kita pada bagian keempat yang saya beri judul “Mulai
Menulis”. Di bagian ini saya akan mulai menyampaikan materi tentang sistematika
penulisan karya tulis ilmiah. Sistematika karya tulis ilmiah sangat penting untuk
diketahui oleh sobat muda sekalian karena menjadi salah satu kriteria umum dalam
penilaian karya tulis ilmiah. Juri sebagai tim penilai akan meneliti apakah sistematika
penulisan yang sobat muda tulis sudah sesuai dengan kaidah ilmiah atau belum.
Dalam buku ini, sistematika yang akan disampaikan hanya sistematika karya
tulis ilmiah jenis laporan hasil penelitian saja. Mengapa? Tentunya adalah karena
karya tulis jenis ini adalah yang paling sering digunakan dalam lomba karya tulis
ilmiah. Sebelumnya perlu saya sampaikan bahwa panitia penyelenggara suatu lomba
karya tulis ilmiah biasanya memberikan sistematika khusus yang berbeda dengan
panitia lomba karya tulis ilmiah lainnya. Nah, apa yang akan saya sampaikan pada
bagian ini merupakan ketentuan sistematika penulisan yang paling umum
dipersyaratkan oleh sebagian besar panita penyelenggara.
Secara garis besar, karya tulis ilmiah yang berbentuk laporan hasil penelitian
terdiri dari tiga bagian besar yang harus ada, yaitu (1) bagian awal, berisi bahan-bahan
preliminer/pendahuluan, (2) bagian inti, memuat naskah utama dari karya tulis ilmiah,
dan (3) bagian akhir, menyajikan bahan-bahan referensi dokumen pendukung lainnya.
Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini disampaikan keterangan beserta contoh
nyata dari masing-masing bagian tersebut.

Bagian awal
Bagian awal adalah suatu bagian dalam karya tulis ilmiah sebelum masuk ke
bagian inti dari suatu karya tulis ilmiah. Pada bagian ini, baru disampaikan beberapa
poin yang mendukung keutuhan sistematika suatu karya tulis ilmiah saja. Artinya,
apabila bagian awal ini tidak ada maka sama sekali tidak mengurangi keutuhan makna

37
(penyampaian materi) dalam karya tersebut. Namun, dengan begitu tak berarti bahwa
bagian awal tidak penting. Bagian awal menjadi sangat penting karena terkait dengan
keutuhan sistematika karya tulis ilmiah serta kelengkapan administratifnya, seperti
halaman pengesahan, halaman pernyataan orisinalitas, serta daftar isi. Bagian awal
memuat beberapa poin berikut ini.
a. Halaman judul
Halaman ini berisi judul, logo sekolah, nama penulis dan NIS, nama sekolah,
alamat sekolah, kota lokasi sekolah, tahun pembuatan karya tulis. Perhatikan
contoh berikut ini!

Gambar 6. Contoh halaman judul

Di bagian ini saya sampaikan bahwa judul yang dipilih harus benar-benar
mencerminkan isi karya tulis. Selain itu, judul harus menarik karena ketika
tahap seleksi, salah satu hal yang bisa menarik perhatian juri adalah judulnya.
Ketika kita akan membeli produk makanan kemasan, apa yang pertama kali
membuat kita tertarik? Apakah rasanya, aromanya, atau nilai gizinya? Saya kira
nggak mungkin karena makanannya masih dalam kemasan. Pertama kali yang
menarik kita adalah kemasan dan nama merek dagangnya. Saya masih ingat

38
bahwa suatu ketika dosen pascasarjana saya pernah mengatakan, “Buatlah judul
yang seksi, bombastis, dan fantastis!”.
Nah, dengan keterbatasan waktu yang ada, juri pun juga tidak mungkin
membaca seluruh isi karya tulis ketika seleksi tahap awal. Paling tidak, hal
sepele yang pasti bisa menarik perhatian mereka pada pandangan pertama
adalah judul yang digunakan.
Oke sobat muda semua, sudah siap dengan judul kalian? Harus siap dong yah…

b. Halaman bebas plagiatisme


Halaman ini berisi pernyataan penulis bahwa karya yang dibuat sesuai dengan
etika akademik dan bebas dari unsur plagiat. Pernyataan ini diperkuat dengan
tanda tangan dan nama terang penulis di bagian bawah. Berikut ini adalah
contoh dari surat pernyataan orisinalitas (keaslian) karya tulis ilmiah yang saya
ambilkan dari tesis saya.

Gambar 7. Contoh surat pernyataan

c. Halaman pengesahan
Halaman pengesahan dimaksudkan untuk menjamin keabsahan karya tulis
ilmiah. Lembar pengesahan memuat judul, nama penulis, dan NIS. Lembar

39
pengesahan ditandatangani oleh guru pembimbing dan kepala sekolah. Dari
halaman pengesahan ini dapat diketahui bahwa karya tulis tersebut sudah
diteliti oleh pembimbing dan sudah disahkan oleh pihak sekolah ataupun
instansi lainnya.
Pembimbing selaku pihak yang mengesahkan merupakan pihak yang harus
bersedia untuk dimintai klarifikasi atas kebenaran isi dari karya tulis ilmiah
yang bersangkutan. Itulah beratnya beban moral yang dipikul oleh
pembimbing. Selain harus bersusah payah membimbing, ketika tanda tangan
pegesahan telah ia bubuhkan maka ia harus bersedia ikut bertanggung jawab
atas kebenaran isi karya yang telah disahkannya.Lembar pengesahan diberi
tanggal sesuai dengan tanggal disahkannya karya tulis.

Gambar 8. Contoh halaman pengesahan

d. Kata pengantar
Halaman ini memuat ucapan terima kasih atau penghargaan kepada berbagai
pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis. Ucapan terima kasih atau
penghargaan tersebut disertai dengan jenis bantuan yang telah berikan,
misalnya bantuan dalam memperoleh masukan, data, sumber informasi, atau

40
bantuan dalam memotivasi penyelesaian karya tulis. Tidak ada perbedaan yang
nyata antara kata pengantar pada suatu jenis karya tulis ilmiah dengan jenis
lainnya. Berikut ini saya cantumkan contoh kata pengantar yang saya ambil
dari tesis saya.

Gambar 9. Contoh kata pengantar

e. Daftar isi

41
Daftar isi memuat semua bagian tulisan beserta nomor halamannya masing-
masing. Dari daftar isi tersebut bisa diketahui urutan setiap bab/sub-bab beserta
halamannya sehingga bisa mempermudah pembaca dalam mencari bab/sub-bab
tertentu.

Gambar 10. Contoh daftar isi

f. Daftar tabel
Daftar tabel memuat semua tabel yang ada dalam karya tulis beserta nomor
halamannya masing-masing. Tentunya, daftar tabel ini dicantumkan kalau
memang ada tabelnya di dalam karya tulis. Sama dengan daftar isi, daftar tabel

42
digunakan untuk mempermudah pembaca dalam mencari letak tabel tertentu
dalam karta tulis.

Gambar 11. Contoh daftar tabel

g. Daftar gambar/grafik/diagram
Daftar gambar/grafik/diagram memuat semua gambar/grafik/diagram yang ada
dalam karya tulis beserta nomor halamannya masing-masing. Daftar
gambar/grafik/diagram ini dicantumkan kalau memang ada
gambar/grafik/diagram di dalam karya tulis. Gambar/grafik/diagram sangat
diperlukan dalam karya tulis ilmiah karena bisa digunakan sebagai sarana
untuk menjelaskan hasil penelitian ataupun aggasan penulis kepada pembaca.

43
Gambar 12. Contoh daftar gambar

h. Daftar lampiran
Daftar lampiran memuat semua lampiran yang ada dalam karya tulis beserta
nomor halamannya masing-masing.
i. Daftar lambang dan singkatan.
Daftar lambang dan singkatan memuat semua lambang dan singkatan yang ada
dalam karya tulis beserta nomor halamannya masing-masing.
j. Abstraksi
Hampir setiap murid yang saya ajar mengalami kesulitan ketika akan membuat
abstraksi. Kesulitan tersebut berawal dari belum pahamnya mereka tentang apa
itu abstraksi. Untuk lebih praktisnya, saya biasanya menyampaikan bahwa
abstrak adalah ringkasan dari latar belakang, tujuan, metode, dan hasil
penelitian yang dibuat dalam beberapa paragraf yang singkat. Beberapa
universitas ataupun penyelenggara lomba karya tulis ilmiah biasanya
membatasi jumlah kata yang digunakan dalam pembuatan abstraksi. Biasanya
batasan tersebut berkisar abtara 200 hingga 300 kata. Di bagian bawah abstrak
disertakan kata kunci (key words) antara 3-5 kata. Masih belum ada gambaran
tentang bentuk abstraksi? Perhatikanlah contoh berikut!

44
Gambar 13. Contoh abstrak

Bagian inti
Bagian inti merupakan bagian pokok dari karya tulis ilmiah yang memuat
materi pembahasan. Artinya, tanpa adanya bagian ini maka suatu karya tidak bisa
dikatakan sebagai karya tulis ilmiah. Bagian initi harus mencantumkan beberapa hal
berikut ini.
a. Pendahuluan
Diumpamakan sebagai sebuah rumah, pendahuluan ini ibarat beranda depan. Di
beranda ini seorang tamu akan bisa sedikit mengira-ngira seperti apa keadaan
di dalam rumah. Begitu juga dalam karya tulis ilmiah, saat membaca bagian
pendahuluan, seorang pembaca akan bisa menerka arah pembahasan yang akan
disampikan pada bagian selanjutnya. Pendahuluan memuat beberapa poin
berikut :

45
1. Latar belakang masalah
Bagian ini berisi uraian tentang gambaran permasalahan dan hal-hal
yang mendasari pentingnya dilakukan penelitian, atau alasan mengapa
penelitian tersebut penting untuk dilakukan. Perhatikan contoh berikut!

Gambar 14. Contoh latar belakang

Dari contoh di atas kita dapat mengetahui bahwa latar belakang mencakup
hal-hal berikut ini.
 Uraian yang runtut dan logis mengenai latar belakang
penelitian/penulisan
 Pengerucutan masalah hingga didapatkan masalah yang perlu
dipecahkan

46
 Meyakinkan pembaca bahwa penelitian/penulisan tersebut harus
dilakukan
2. Rumusan masalah
Permasalahan penelitian harus dituliskan dalam bentuk kalimat deskriptif
atau kalimat pertanyaan yang tegas dan jelas. Masalah penelitian
merupakan perumusan kesenjangan antara keadaan yang ada dengan
keadaan yang akan dicapai.

Gambar 15. Contoh rumusan masalah

3. Tujuan
Tujuan penelitian memuat uraian yang menyebutkan secara spesifik
maksud atau tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan.
Tujuan ini muncul dari permasalahan yang disampaikan dalam rumusan
masalah pada bagian sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh
berikut!

Gambar 16. Contoh tujuan penulisan

47
4. Manfaat
Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunjuk
praktik pengambilan keputusan dalam artian yang cukup jelas. Manfaat
tersebut baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat bagi obyek
yang diteliti dan manfaat bagi peneliti sendiri maupun bagi pengembangan
negara pada umumnya.

Gambar 17. Contoh manfaat penulisan

b. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka berisi prinsip-prinsip teori yang akan dijadikan dasar dalam
pembahasan hasil penelitian. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu
gambaran langkah dan arah kerja.
Tinjauan pustaka akan membantu penulis dalam membahas masalah yang
sedang diteliti. Pustaka dalam teks disitasi dengan format sebagai berikut: satu
penulis, Fauzi (2005); dua penulis, Fauzi dan Faisal (2005) atau (Fauzi dan
Faisal, 2005); tiga penulis atau lebih, Fauzi dkk. (2005) atau (Fauzi dkk., 2005).

c. Metode penelitian
Dalam metode penelitian tersirat pesan bahwa penelitian yang dilakukan sudah
terencana dan terlaksana dengan baik. Inilah yang membedakan kegiatan
penelitian dan kegiatan lainnya. Metode penelitian bisa mencakup beberapa
poin berikut ini.

48
1. Jenis penelitian
2. Tempat dan waktu penelitian
3. Metode penelitian
4. Populasi dan sampling
5. Alat dan bahan
6. Teknik pengumpulan data
7. Teknik analisa data.
Contoh untuk metode penelitian saya lampirkan di bagian belakang buku ini
(pada contoh lengkap karya tulis ilmiah). Silahkan sobat muda melihat
lampiran di bagian belakang yah…

d. Hasil dan pembahasan


Bila bagian pendahuluan diibaratkan sebagai beranda maka hasil dan
pembahasan ibarat bagian dalam rumah. Seorang tamu tidak lagi hanya
menerka dari luar bagaimana kondisi di dalam rumah, namun sudah bisa
mengetahui secara pasti apa saja yang ada di dalamnya. Begitu juga dengan
hasil dan pembahasan, di dalamnya pembaca bisa mengetahui secara rinci
mengenai hasil penelitian beserta pembahasannya yang disampaikan dalam
karya tulis tersebut.
Bagian hasil dan pembahasan menyampaikan data yang diperoleh dari
penelitian yang telah dilakukan. Data dapat disajikan dalam bentuk tabel atau
gambar dan kemudian dibahas secara cermat. Pembahasan berisi uraian dan
analisis berkaitan dengan temuan-temuan dari penelitian yang telah dilakukan.
Bagian ini juga perlu menyampaikan pemecahan masalah yang berhasil
dilakukan serta perbedaan/persamaan antara hasil yang diperoleh dengan hasil
penelitian terdahulu/pustaka.
Perhatikan contoh berikut!

49
Gambar 18. Contoh hasil dan pembahasan

Pada bagian ini sebenarnya tidak ada yang sulit karena murni merupakan
penyajian data hasil penelitian yang dilakukan beserta pembahasannya. Apalagi
jika penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan. Beberapa teman
yang menjalankan penelitian di laboratorium mengalami masalah pada bagian
ini karena hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori. Namun, untuk

50
penelitian study lapangan, kesesuian hasil penelitian dengan teori tidak begitu
dituntut karena kondisi di lapangan sangat dipengaruhi oleh berbabagi variabel.
Pada bagian hasil dan pembahasan, peneliti tinggal mencari dan membahas
beberapa faktor yang kemungkinan menjadi variabel tersebut.

d. Penutup
Bagian ini adalah suatu bagian yang menjadi penutup atas pembahasan yang
telah disampaikan di bagian sebelumnya. Di bagian ini disampaikan
kesimpulan dari pembahasan tersebut. kesimpulan yang ditulis harus menjawab
tujuan penelitian/penulisan yang telah disebutkan pada bagian pendahuluan.
1. Kesimpulan
Pada bagian ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah
dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh
analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan.
Simpulan ini harus bisa menjawab tujuan penelitian. Berikut ini diberikan
contoh adanya kesesuaian antara tujuan penelitian dan kesimpulan.

51
Gambar 19. Contoh kesesuaian antara tujuan dan kesimpulan

Amatilah tujuan penelitian di atas! Berapakah jumlahnya? Apa saja poin


penting yang diangkat dalam tujuan tersebut? Setelah kalian amati, lihatlah
contoh kesimpulannya! Ada berapa poin? Apakah poin yang disampaikan di
kesimpulan menjawab tujuannya? Nah, itulah yang dimaksud dengan adanya
kesesuaian antara tujuan penelitian dan kesimpulan.
2. Saran-saran
Selanjutnya, saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan,
penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai hubungan
dengan hambatan yang dialami selama penelitian. Saran-saran tersebut bisa
ditujukan untuk berbagai pihak, misalnya peneliti lainnya, pemerintah,
serta pihak-pihak yang terkait dengan penelitian. Contohnya adalah sebagai
berikut.

52
Gambar 20. Contoh saran

Bagian akhir
Sobat muda, bagian akhir merupakan bagian karya tulis yang di luar konten
utama materinya. Bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran. Untuk lebih
jelasnya, perhatikanlah keterangan berikut ini.
a. Daftar pustaka
Daftar pustaka memuat semua pustaka yang dijadikan acuan dalam
penulisan karya tulis. Pencantuman ini sangat penting karena sebagai
pertanggungjawaban ilmiah atas pemuatan hasil karya orang lain. Bila ada
pustaka yang secara sengaja tidak dicantumkan maka hal tersebut termasuk
plagiat dan telah melanggar kode etik ilmiah. Jadi, memasukkan tulisan orang
lain dalam karya tulis ilmiah yang dibuat tidak masalah selama dicantumkan
sumber-sumbernya secara jelas. Pustaka tersebut harus berasal dari sumber
yang terpercaya, seperti buku teks, jurnal ilmiah, prosiding, majalah
ilmiah, dan dokumen paten. Di pelajaran Bahasa Indonesia sobat muda pasti
sudah mendapatkan materi tentang aturan penulisan daftar pustaka tersebut.
Untuk melihat secara langsung seperti apa format dan contoh penulisan daftar
pustaka yang benar, bukalah bagian akhir beberapa buku pelajarn sobat muda
semua.

b. Lampiran-lampiran

53
Lampiran memuat informasi atau keterangan tambahan untuk memahami
karya tulis. Tanpa informasi tersebut isi karya tulis bisa tetap dipahami
secara utuh. Biasanya, lampiran memuat foto dokumentasi serta informasi-
informasi yang mendukung penelitian.

54
Motivasi Kita-4

Sobat, semua itu butuh perjuangan…!

Pagi itu, terlihat seorang siswa baru yang tertunduk lesu. Sungguh
kebanggan sekaligus beban berat, duduk bersama teman-teman baru di
sebuah kelas keramat, kelas akselerasi. Itulah yang ia rasakan saat itu.
Dalam kepalanya tergambar perjuangan berat yang harus ia tempuh
selama dua tahun ke depan di kelas itu.

Tiba-tiba masuklah seorang guru dan langsung berkata,”Anak-anak,


siapkan kertas! Sekarang kita akan ulangan”. Itulah ulangan matematika
pertamanya di kelas keramat. Dua hari kemudian, hasil ulangan pun
dibagikan dan hasil ulangan matematikanya yang pertama adalah, luar
biasa jelek. Apakah nilainya 4, 5, ataukah 6? Dengan sangat jelas tertulis
bahwa nilainya adalah 0,75. Sungguh hal itu membuatnya shock. Seumur-
umur baru kali ini ia dapat nilai sejelek itu. Tak ayal, galaupun datang
melanda. Bak tsunami yang meluluhlantahkan gedung-gedung tinggi.

Namun, ia tidak berlarut-larut dalam kegalauannya. Ia sadar bahwa itulah


masa adaptasi di sekolah dan kelas yang baru. Ia pun bangkit dan mulai
memperbaiki cara belajarnya. Jam belajar ia tambah. Latihan soal selalu ia
kerjakan setiap hari. Tiada hari tanpa belajar. Kemanapun ia pergi,
ringkasan pelajaranlah yang ia bawa.

Ulangan selanjutnya, terdapat peningkatan nilai menjadi 1,5. Meningkat


lagi menjadi 3,5. Terus meningkat hingga 7, kemudian 8, dan puncaknya
adalah 10. Itulah perjuangan beratnya di awal kelas akselerasinya. Enam
tahun setelah kelulusannya dari SMA tersebut, ia berhasil menyabet gelar
magister di salah satu universitas ternama di Yogyakarta. Dan di tahun
2013, ia tengah menempuh pendidikan doktoral di universits yang sama.

55
Bila sobat muda mengalami kendala
dalam memahami bagian keempat
ini, sobat muda bisa menghubungi
saya via email
anam.new.78@gmail.com

56
Bagian kelima :
KALIMAT YANG EFEKTIF

Karya tulis akan tetap abadi walaupun penulisnya telah tiada.


Maka abadikanlah dirimu dengan menulis!
(Fatchul Anam Nurlaili)

Sobat muda, dalam menulis karya tulis ilmiah, kita dituntut untuk
menggunakan kalimat yang efektif. Nah, sudah tahukah sobat muda tentang apa itu
kalimat efektif yang dimaksud di sini?
Kalimat efektif dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah kalimat yang harus
mengandung unsur-unsur berikut :
1. Singkat, maksudnya adalah tidak perlu menambahkan keterangan yang tidak
terkait dengan tema pembahasan. Tidak pula melakukan pengulangan
keterangan yang sudah diterangkan di bagian sebelumnya.
2. Jelas, maksudnya adalah tidak memiliki makna ganda, rancu, atau ambigu.
3. Tepat, dalam arti pemilihan kosa katanya harus bisa menyampaikan informasi
yang dimaksud secara tepat.
4. Logis, maksudnya adalah penjelasan ide yang masuk akal.
5. Koheren, merupakan paparan ide pokok yang saling berkaitan untuk
mendukung ide utama sehingga bisa didapatkan kesimpulan yang beralasan.
Untuk membuat kalimat yang efektif seperti kriteria di atas, ada beberapa jurus yang
bisa sobat muda praktikkan. Jurus-jurus tersebut pernah dipraktikkan dalam program
menulis The Little Red Schoolhouse of Chichago di University of Chicago. Pengen tau
kan jurusnya seperti apa? Berikut ini adalah jurus-jurus penulisan kalimat efektif yang
bisa sobat muda praktikkan :
1. Menyampaikan ide penting dengan „kata kerja yang tepat‟, bukan dengan kata
benda. Masih belum paham kan apa maksudnya jurus tersebut??!! Langsung
saja saya berikan contohnya untuk mempermudah pemahaman sobat muda
semua. Perhatikan beberapa contoh berikut ini !
Contoh 1
(Pemerintah membuat keputusan untuk menghentikan impor beras)
(Pemerintah memutuskan untuk menghentikan impor beras)
Keterangan :

57
„Membuat keputusan‟ pada kalimat pertama diringkas dalam kata kerja yang
tepat menjadi „memutuskan‟ pada kalimat kedua.
Contoh 2
(Percobaan-percobaan telah dilakukan pada peralatan baru oleh peneliti)
(Peneliti telah mencoba peralatan baru)
Keterangan :
„Percoban-percobaan‟ pada kalimat pertama diringkas dalam kata kerja yang
tepat menjadi „mencoba‟ pada kalimat kedua
Contoh 3
(Pembangunan tambak udang berukuran 4x4 meter dilakukan oleh Gunawan)
(Gunawan membangun tambak udang berukuran 4x4 meter)
Keterangan :
„Pembangunan‟ pada kalimat pertama diringkas dalam kata kerja yang tepat
menjadi „membangun‟ pada kalimat kedua

2. Letakkan informasi yang mudah dipahami di bagian awal. Hal tersebut perlu
dilakukan agar pembaca tidak kesulitan dalam mencerna maksud kalimat. Bila
informasi yang rumit disampaikan di bagian awal maka pembaca akan
mengalami kesulitan memahami maknanya sejak awal. Hal ini bisa
menyebabkan kesulitan dalam memahami kalimat selanjutnya.
Contoh :
Paragraf 1
Warna indah dan keanekaragaman jenis kupu-kupu mendapat perhatian
manusia. Kupu-kupu bermanfaat bagi tanaman, yaitu membantu penyerbukan
bunga. Selain itu tidak menggigit manusia. Karena keindahan sayap-sayapnya,
kupu-kupu yang telah mati pun banyak dimanfaatkan oeh manusia. Hiasan
dinding, penyekat buku, dan gantungan kunci adalah bentuk-bentuk souvenir
yang mengabadikan keindahan mereka. Souvenir kupu-kupu yang dikirim ke
mancanegara menghasilkan devisa bagi negara. Demikian pula keindahan
mereka menyejukkan mata yang memandangnya. Dan untuk mengungkapkan
kekaguman akan keindahannya, banyak lagu bertema kupu-kupu diciptakan.

58
Paragraf 2
Kupu-kupu banyak mendapat perhatian manusia. Binatang yang bisa terbang
ini tidak hanya banyak jenisnya, tetapi juga indah warnanya. Binatang
bersayap indah ini tidak menggigit manusia, tetapi justru bermanfaat
membantu tanaman berbuah dengan menyerbukkan bunganya. Kupu-kupu yang
telah mati diawetkan oleh manusia, dan banyak dijual ke mancanegara sebagai
souvenir yang menghasilkan devisa. Keindahan sayapnya diabadikan sebagai
hiasan dinding, gantungan kunci, dan penyekat buku. Kupu-kupu juga indah
dipandang mata. Lagu tentang kupu-kupu banyak diciptakan sebagai ungkapan
kekaguman dan keindahannya.
Keterangan :
Manakah paragraf yang lebih mudah dipahami, yang pertama atau kedua?
Tentunya yang kedua. Paragraf pertama menjadi lebih sulit dipahami karena
dari awal sudah menggunakan kalimat-kalimat yang kurang familier. Pada
paragraf kedua, kita lebih mudah memahaminya karena di bagian awal
menggunakan kalimat yang familier dan berulang-ulang. Perhatikanlah kata-
kata yang dicetak miring pada oaragraf kedua! Nah, terbukti kan.

3. Penyampaian informasi berawal dari yang sederhana menuju yang lebih


kompleks dan panjang. Untuk lebih memahami maksud jurus yang ketiga ini,
langsung saja perhatikan contoh berikut ini!
Contoh 1
(Murid-murid SDN I Kotagede di Kota Yogyakarta yang telah berusia 7 tahun
ke atas dan berjenis kelamin perempuan berjumlah 35, sedangkan pada SDN II
Kotagede di Kota Yogyakarta yang telah berusia 7 tahun ke atas dan berjenis
kelamin perempuan hanyalah 25 orang.)
(Jumlah murid perempuan yang telah berusia 7 tahun di SDN I dan II
Kotagede, Kota Yogyakarta berturut-turut adalah 35 dan 25 orang.)
Keterangan :
Kalimat yang kedua lebih mudah dipahami daripada yang pertama. Selain itu,
bentuknya pun lebih ringkas.

59
Contoh 2
(Peniciline, amoxyciline, dan tetracycline adalah jenis-jenis antibiotik yang
banyak digunakan di Indonesia.)
(Indonesia banyak menggunakan jenis-jenis antibiotik peniciline, amoxyciline,
dan tetracycline.)
Keterangan :
Manakah yang lebih mudah dipahami ? Tentunya kalimat yang kedua lebih
mudah dipahami daripada yang pertama. Selain itu, bentuknya pun lebih
ringkas. Pada kalimat tersebut kata-kata yang spesifik diletakkan di bagian
belakang sehingga pembaca tidak mengalami kesulitan sejak awal dalam
memahami kalimat.

4. Meletakkan subjek berdekatan dengan predikatnya. Perhatikanlah contoh


berikut ini!
Kalimat 1
Ahli psikologi dengan berbagai cara telah mempelajari kreativitas.
Kalimat 2
Kreativitas oleh ahli psikologi telah dipelajari dengan berbagai cara.
Kalimat 3
Kreativitas dengan berbagai cara telah dipelajari oleh ahli psikologi.
Kalimat 4
Ahli psikologi (subjek) telah mempelajari (predikat) kreativitas dengan
berbagai cara.
Keterangan :
Keempat contoh kalimat di atas tentunya bisa dipahami. Namun, manakah yang
paling mudah dipahami? Tentunya kalimat yang keempat karena subjek (ahli
psikologi) dan predikatnya (mempelajari) berdekatan. Bandingkan dengan
kalimat 1, 2, dan 3!
5. Memelihara kesatuan. Maksud dari jurus ini adalah menjaga alur logika yang
ada dalam kalimat sehingga bisa runtut dan mudah dipahami. Dalam membuat
kalimat yang memiliki alur logika lancar, tak bisa lepas dari bebetapa kata
penghubung. Beberapa kata penghubung yang bisa dipakai adalah sebagai
berikut.

60
Atau Sebelum
Jika Sebab
Ketika Sampai
Tetapi Oleh karena itu
Sehingga Demikian juga

Penggunaan kata penghubung tersebut harus tepat sehingga tidak menimbulkan


makna yang rancu. Perbedaan letak kata penghubung bisa mengubah makna
suatu kalimat sehingga kita harus berhati-hati. Contoh :
Kalimat 1
Kita harus mendukung program transmigrasi bila DPR menyetujui anggaran
dananya.
Kalimat 2
Bila kita mendukung program transmigrasi, DPR menyetujui anggaran
dananya.
Keterangan :
Kalimat 1 dan 2 menggunakan kata penghubung yang sama, yaitu bila. Namun,
letak yang berbeda menyebabkan maknanya berbeda pula.
Kalimat 3
Kita harus mendukung program transmigrasi karena DPR menyetujui anggaran
dananya.
Kalimat 4
Kita harus mendukung program transmigrasi dengan atau tanpa DPR
menyetujui anggaran dananya.
Kalimat 5
Kita harus mendukung program transmigrasi meskipun DPR tidak menyetujui
anggaran dananya.
Keterangan :
Kalimat 3, 4, dan 5 memiliki bagian yang sama, kecuali kata penghubungnya.
Perbedaan kata penghubung tersebut berdampak pada perbedaan makna yang
sangat jelas di antara ketiganya.

61
Sebenarnya masih ada banyak poin yang harus diperhatikan dalam membuat
kalimat yang efektif selain jurus-jurus di atas. Namun, dalam buku ini saya hanya
membatasinya hingga lima jurus saja agar sobat muda bisa fokus dalam
mempraktikkannya. Selamat mempraktikkan…!

62
Motivasi kita-5

Adam Khoo

Sobat muda, seorang warga negara Singapura bernama Adam


Khoo, pada umur 26 tahun sudah mempunyai bisnis yang beromzet US$
20 juta. Padahal, ketika umur 12 tahun Adam dicap sebagai orang yang
malas, bodoh, agak terbelakang dan tidak ada harapan. Ketika masuk SD,
dia benci membaca; maunya hanya main game dan nonton TV.

Namun, ketika SMP, Adam Khoo mulai berani menentukan


targetnya, yaitu iaingin mendapatkan nilai A semua. Dia menentukan
tujuan jangka pendeknya, yaitu masuk Vitoria Junior College (SMA
terbaik di Singapura), tujuan jangka panjangnya masuk National
University of Singapore dan menjadi murid terbaik disana.

Ketika teman-teman dan gurunya bertanya apa yang akan dia raih,
Adam Khoo menjawab bahwa dia akan menjadi rangking.1 di sekolahnya,
masuk Victoria Junior College, dan National University of Singapore.
Semua orang menertawakannya, karena tidak pernah terjadi dalam sejarah
bahwa lulusan SMP tersebut masuk Victoria Junior College dan National
University of Singapore. Bukannya jadi loyo karena ditertawakan, Adam
Khoo malah semakin tertantang untuk semakin bekerja dengan cerdas dan
keras untuk mencapai impian dan mengubah sejarah.

Nah, dalam waktu 3 bulan, rata-rata nilainya naik menjadi 70.


Dalam satu tahun, dari ranking terbawah dia naik menduduki ranking 18.
Ketika lulus SMP, dia menduduki ranking 1 dengan Nilai Ebtanas A
untuk semua mata pelajaran yang diujikan. Dia kemudian diterima di
Victoria Junior College dan mendapatkan nilai A bulat untuk tiga mata
pelajaran favoritnya. Selepas SMA, akhirnya dia bisa diterima di National
University of Singapore (NUS). Di universitas tersebut dia selalu menjadi
juara sehingga Adam Khoo bisa mengikuti NUS Talent Development
Programme. Program ini diberikan khusus kepada TOP 10 mahasiswa
yang dianggap jenius.

Sobat muda, teruslah melangkah maju menggapai cita-citamu.


Anggaplah ejekan orang disekitarmu sebagai pemicu semangat. Buktikan
bahwa kamu bisa!

63
Bila sobat muda mengalami kendala
dalam memahami bagian kelima ini,
sobat muda bisa menghubungi saya
via email
anam.new.78@gmail.com

64
Bagian keenam :
MENYIAPKAN PRESENTASI

Cinta suci hanyalah omong kosong


ketika simbolisme cinta menuntut apresiasi atas keberadaannya
(Fatchul Anam Nurlaili)

Sobat muda, sampailah kita pada bagian terakhir dari pembahasan dalam buku
ini, yaitu teknik presentasi. Saya merasa perlu untuk menyampaikan teknik presentasi
karena pada umumnya, sepuluh besar atau lima besar naskah terbaik akan diundang
panitia untuk mempresentasikan karyanya. Nilai presentasi tersebut selanjutnya akan
menjadi salah satu pertimbangan besar untuk menetapkan siapa yang berhak menjadi
pemenangnya.

Jenis-jenis presentasi
Sobat muda, sebelum masuk ke teknik presentasi ilmiah yang menarik, ada tiga
jenis presentasi yang patut untuk diketahui sebelumnya. Ketiga jenis tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Presentasi persuasif
Persuasif artinya merayu, membujuk, menghimbau. Contoh model presentasi ini
adalah memperkenalkan produk baru dalam kegiatan marketing, pengarahan pada
masyarakat, ceramah/presentasi di bidang kerohanian (agama), dan sebagainya.
Dengan model presentasi ini, presentator tidak secara langsung memperoleh hasil atau
jawaban dari audience apakah presentasi yang disampaikan dapat diterima/disetujui
dan ditindaklanjuti oleh target penerima informasi atau tidak.
b. Presentasi informatif
Contoh model ini di antaranya seorang manager yang sedang mempresentasikan status
dari sebuah proyek atau rangkaian pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, laporan
finansial, atau kebijaksanaan pemasaran, penyampaian proposal untuk meminta dana.
Hasil presentasi model ini sangat menentukan, apakah idenya diterima atau tidak.
Selain itu, presentator akan menerima pertanyaan atau memberikan
pertanggungjawaban secara langsung terhadap apa yang disampaikan kepada
audience-nya. Nah, presentasi karya tulis ilmiah bisa dimasukkan dalam kategori ini

65
karena dalam presentasi tersebut diinformasikan suatu hasil penelitian kepada
audience.
c. Presentasi training
Misalnya pelatihan yang diberikan kepada karyawan baru, pelatihan yang
diberikan sehubungan dengan akan diterapkannya sistem ISO, pelatihan kepada para
pengajar sehubungan adanya sistem pengajaran yang baru, dan sebagainya.

Membuat slide presentasi


Sobat muda, tidak menutup kemungkinan bahwa suatu penelitian yang
mempunyai nilai intrinsik yang sangat tinggi serta manfaat yang sangat besar terhadap
pengembangan iptek dan perbaikan kehidupan masyarakat, menjadi hilang dan rusak
karena teknik pelaporan dan presentasi yang tidak baik. Untuk menghindari masalah
tersebut, seorang peneliti harus mampu membuat laporan dan presentasi hasil
penelitian secara menarik, jelas, dan lengkap.
Slide presentasi ilmiah biasanya mencakup bagian-bagian berikut ini.
a. Halaman judul, minmal memuat judul karya tulis, logo sekolah atau
instansi, nama penulis/peneliti, kota dan tahun penyusunan. Cukup satu
slide.
b. Latar belakang, mencakup latar belakang penelitian atau penulisan
secara ringkas. Bisa dua hingga tiga slide.
c. Rumusan masalah, memuat rumusan masalah yang diangkat dalam
karya tulis. Cukup satu slide.
d. Tujuan, berisi tujuan dilakukannya penelitian atau penulisan karya.
Cukup satu slide.
e. Metode, memuat metode penelitian atau penulisan yang telah
dilakukan. Bisa tiga hingga lima slide.
f. Hasil, berisi data hasil penelitian. Jumlah slide menyesuaikan data yang
diperoleh.
g. Kesimpulan, berisi kesimpulan yang bisa menjawab tujuan. Cukup satu
slide.
h. Saran, cukup satu slide.
Saat ini telah tersedia berbagai fasilitas teknologi komputer yang bisa
membantu pembuatan presentasi hasil penelitan yang memungkinkan seorang peneliti
bisa mengkomunikasikan hasil temuannya dengan jelas, komunikatif, informatif dan

66
menarik. Presentasi teks dalam powerpoint bukan seperti tulisan lengkap dalam bentuk
kalimat atau paragraf pada perangkat lunak pengolah kata.
Berikut ini adalah beberapa tips dan teknik untuk menunjang keberhasilan
presentasi hasil penelitian.
a. Meringkas teks sepadat mungkin
Presentasi yang baik menghindari penggunaan teks yang panjang dan
membosankan. Teks cukup yang disampaikan harus singkat, jelas, dan hanya kata atau
frase intinya saja. Perhatikan contoh presentasi berikut.

Gambar 21. Contoh slide latar belakang yang disajikan


dalam skema yang menarik
b. Menyajikan data dengan tabel, grafik, atau gambar
Dalam pembuataan presentasi, sebaiknya kita tidak hanya menggunakan teks saja.
Apalagi, jika teks tersebut menggunakan ukuran huruf yang relatif kecil dengan
kalimat yang panjang. Presentasi seperti itu akan membosankan pendengar sehingga
slide yang kita gunakan tidak efektif. Selain itu, dengan waktu presentasi yang singkat
pendengar akan “tersiksa” membaca seluruh teks yang ada dalam slide. Slide hanyalah
alat bantu untuk menjelaskan hal-hal yang penting. Penjelasan yang lengkap bisa
dibaca di ringkasan atau laporan penelitian.
1. Tabel
Penyajian data dalam bentuk Tabel lebih diutamakan daripadadalam bentuk
teks. Tabel merupakan alat yang efektif untuk menginformasikan
perbandingan kuantitatif atau pola kecenderungan data numerik.

67
Gambar 22. Contoh slide hasil penelitian yang disajikan
dalam bentuk tabel

2. Grafik
Penyajian data ke audience melalui grafik mempunyai keunggulan
dibandingkan tabel, yaitu diketahuinya nilai-nilai kuantitatif dan
perbandingannya secara cepat. Pembaca juga lebih suka melihat grafik
daripada memperhatikan deretan angka-angka yang disajikan dalam tabel.
Namun, grafik mempunyai kelemahan mendasar, yaitu tidak memberikan
informasi yang terperinci karena grafik tersebut hanya mencantumkan nilai-
nilai pendekatan secara visual saja, apalagi jika datanya relatif banyak.

Gambar 23. Contoh slide hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk
diagram

3. Gambar
Perancangan slide presentasi juga tidak terlepas dari unsur-unsur seni atau
nilai artistik, selain masalah teknis mengenai data atau informasi yang akan

68
disampaikan. Penggunaan aspek seni dalam presentasi ini bertujuan untuk
memperlancar proses komunikasi (lebih santai, mudah dipahami, dan menarik
perhatian).
Presentasi yang baik kadang-kadang bisa dibantu dengan penyajian gambar
untuk menarik perhatian (eye cathing) audience. Selain itu penyajian gambar
bisa membantu suasana presentasi lebih menarik atau atraktif tanpa
mengurangi suasana ilmiah. Penyajian gambar harus mempertimbangkan
aspek-aspek lain. Beberapa hal yang harus dihindari adalah penggunaan
gambar yang berlebihan, tidak relevan dengan topik penyajian, dan
penempatan yang tidak tepat. Presentasi karya tulis ilmiah merupakan
kegiatan resmi dan ilmiah sehingga jangan sampai kegiatan tersebut rusak
karena penyajian gambar yang tidak tepat dan tidak terkait dengan materi
yang disajikan..

Gambar 24. Contoh penyampaian alat dan bahan


yang disajikan dalam gambar relevan (dengan tema kampanye antirokok)

Menjelang dan saat presentasi


Ada beberapa hal yang harus sobat muda lakukan menjelang presentasi. Hal
tersebut perlu sobat muda perhatikan sehingga presentasi bisa berjalan secara lancar.
Berkut ini adalah beberapa hal yang harus sobat muda lakukan menjelang presentasi.
a. Mengecek peralatan presentasi
Ketika ssobat muda akan mempresentasikan karya tulis, sobat muda perlu
memeriksa peralatan presentasi seperti LCD Projector, layar, atau bidang di mana slide

69
akan diproyeksikan. Bahkan, sobat muda mungkin perlu juga memeriksa laptop atau
komputer desktop yang akan digunakan.
Nah, itu tadi kalau sobat muda sudah di lokasi presentasi pada hari H. Beberapa
hari sebelumnya, sobat muda perlu konfirmasi juga dengan panitia menyangkut
beberapa hal terkait dengan teknis presentasi yang akan diselenggarakan. Paling tidak,
ada beberapa hal yang harus sobat muda cari informasinya, meliputi:
 Ketersediaan laptop
 Ketersediaan proyektor
 Ketersediaan operator laptop
 Durasi presentasi beserta pembagian sesinya (durasi presentasi biasanya sekitar
10-15 menit, dilanjutkan dengan tanya jawab sekitar 10-20 menit)
Mungkin sobat muda akan bertanya, mengapa sih harus repot-repot mencari
informasi segala? Perlu diketahui bersama bahwa kesuksesan presentasi adalah
bagaimana kita bisa membuat para hadirin terpesona dan paham dengan apa yang kita
sampaikan. Kita perlu memastikan bahwa semuanya telah tersedia. Kita juga perlu
memastikan teknis operasionalnya sehingga pada saat presentasi kita tidak merasa
asing lagi dengan peralatan tersebut.

b. Mempersiapkan rencana alternatif


Sobat muda, bisa saja sebuah presentasi yang telah berjalan tiba-tiba gagal total
karena peralatan yang digunakan mengalami kendala di tengah presentasi. Kendala
tersebut bisa terjadi hanya karena laptop yang akan sobat muda gunakan mendadak
tidak dapat digunakan atau bisa karena sebab-sebab lainnya. Oleh karena itu,
diperlukan rencana alternatif gar presentasi dapat tetap berjalan lancar dalam kondisi
apapun. Saya ada cerita menarik terkait dengan kendala yang saat presentasi tengah
berlangsung :
Saat acara presentasi final lomba karya tulis ilmiah kesejarahan yang
diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT)
Yogyakarta pada pertengahan tahun 2012, ada seorang siswi yang meenyuguhkan
presentasi dengan cukup mempesona. Sebagai bahasa pengantar, dia memilih Bahasa
Inggris (walaupun kemudian dikritik juri). Cukup lancar, fasih, dan menyenangkan.
Audience dan juri pun terpesona dibuatnya. Tapi, sekitar 5 menit setelah presentasi
dimulai, angin besar merobohkan layar proyektor sehingga slide yang telah dibuat tak

70
bisa ditampilkan. Presentasi pun menjadi sangat tidak nyaman. Presentasi yang sudah
diatur sedemikian rupa akhirnya rusak berantakan akibat adanya faktor luar yang tidak
dipertimbangkan sebelumnya. Banyak waktu terbuang untuk menunggu layar dapat
digunakan kembali. Mungkin hal tersebut juga menjadi masukan bagi panitia agar
tidak menyelenggarakan acara di luar ruangan.
Nah, dari kisah nyata di atas sobat muda bisa mengambil pelajaran bahwa
presentator harus menyiapkan beberapa skenario presentasi, dari kondisi terbaik
hingga kondisi yang terburuk sekalipun. Presentator sebaiknya membuat check list
tentang kemungkinan buruk apa saja yang bisa terjadi ketika presentasi. Dari
kemungkinan-kemungkinan tersebut selanjutnya dicari solusinya bersama guru
pembimbing.
c. Mengomunikasikan ide
Pada saat sobat muda tampil di depan audience, buatlah kesan bahwa melalui
presentasi ini sobat muda sedang mengomunikasikan ide sendiri. Jangan biarkan orang
mengambil kesan bahwa sobat muda hanyalah “orang suruhan” untuk menyampaikan
presentasi tersebut dan tidak bertanggung jawab pada ide yang disampaikan. Oleh
karena itu, sobat muda harus menyampaikan materi dengan penuh keyakinan serta tak
perlu ragu. Ingat, penuh keyakinan dan tak perlu ragu!
Untuk menunjang hal di atas, satu hal yang harus sobat muda persiapkan adalah :
memahami materi presentasi secara rinci. Hal ini akan sangat membantu dalam
memunculkan kesan bahwa materi presentasi yang disajikan memang berasal dari
sobat muda.

Unsur-unsur dalam presentasi


Keberhasilan sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat unsur yang ada
di dalamnya. Keempat unsur tersebut yang pertama dan paling utama adalah
presentatornya, yaitu orang yang menyampaikan presentasi secara langsung di depan
audience. Berikut adalah keempat unsur tersebut.

71
Gambar 25. Dokumentasi anggota Pusrec ketika presentasi final nasional dalam
Gama Medfair 2012 di UGM. Presentator dituntut untuk tampil penuh,
tanpa rasa takut

a. Presentator adalah seorang penyaji informasi. Tidak semua orang mampu


menyusun suatu paparan sehingga mudah diterima oleh pihak lain sekalipun orang
tersebut sebenarnya sangat menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan.
Di Amerika, pernah dilakukan survey yang hasilnya dimuat di beberapa majalah.
Hasil survey tersebut menyatakan bahwa :
ketakutan nomor satu dari kebanyakan orang Amerika (dan ternyata juga merupakan
tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) adalah ketika dia diminta untuk
menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (public speaking).
Cara yang efektif untuk mengurangi bahkan menghapus ketakutan tersebut ialah
dengan mempelajari bagaimana teknik menyusun presentasi dengan baik sehingga
bukan ketakutan lagi yang muncul, melainkan kebanggaan ketika bisa tampil di
muka publik dengan bahan presentasi yang telah disusun secara menarik.

b. Materi yang disampaikan. Materi yang akan dipresentasikan sebenarnya memiliki


bobot skor yang paling menentukan. Oleh karena itu, dari awal sudah kita bahas
mengenai betapa pentingnya ide yang hebat. Materi yang unik, beda, dan solutif
tentu akan menarik perhatian para audience dan juri pun tak akan ragu untuk
memberikan nilai lebih. Materi yang dipresentasikan harus memiliki beberapa
unsur berikut ini.

72
 Kejelasan
Sebuah informasi merupakan data-data yang tersusun dengan baik. Tanpa
adanya struktur yang baik, informasi masih merupakan kumpulan data mentah
yang belum memiliki makna. Data yang terstruktur, terorganisasi, dan
mempunyai bentuk, barulah dapat dikategorikan sebagai sebuah informasi.
Sama halnya dengan susunan kata-kata atau kalimat, belum tentu mampu
menjelaskan informasi yang ingin disampaikan. Oleh karenanya, kita masih
memerlukan alat lain yang dapat mempresentasikan informasi-informasi,
khususnya informasi mengenai data yang bersifat kuantitatif yang dapat
menunjang susunan kata agar lebih efektif. Dengan peralatan tersebut, kita
dapat menjadikan informasi lebih jelas lagi, khususnya untuk menjelaskan hal-
hal sebagai berikut.
1. Penjelasan mengenai suatu perubahan atau trend data secara jelas dan
logis
2. Penjelasan data secara berurutan, logis, dan sistematis
3. Memperlihatkan urutan peristiwa dari sudut yang berbeda
4. Menyebutkan langkah-langkah penelitian secara runtut
5. Menampilkan informasi yang saling berhubungan
Agar informasi dapat diterima lebih jelas oleh audience, sobat muda bisa
memberi sentuhan visual pada informasi tersebut. Alat bantu untuk visualisasi
informasi. Jika informasi yang ingin disampaikan berupa nilai-nilai data, maka
untuk menangkap perbandingan atau kecenderungan (trend) nilai-nilai data,
maka lebih tepat bila disajikan dalam bentuk grafik.
 Ringkas
Sebuah laporan maupun penjelasan yang panjang tidaklah efektif untuk
disajikan dalam sebuah presentasi. Oleh karena itu, dalam menyusun sebuah
presentasi haruslah digunakan cara-cara peringkasan dan disajikan secara visual
untuk memudahkan audience memahaminya.
Dengan grafik/diagram/gambar/foto maupun peraga akan dapat meringkas
informasi yang disajikan. Poin ini sudah dibahas di bagian sebelumnya.
 Kesamaan pemahaman
Dengan bantuan diagram alir atau flowchart akan dapat dicapai suatu kesamaan
pemahaman terhadap suatu informasi yang sifatnya prosedural atau penjelasan

73
tentang jalannya suatu proses. Sebaliknya, jika informasi seperti ini diuraikan
dengan kata-kata, mungkin akan terjadi distorsi atau penyimpangan, apalagi
bila informasi yang disampaikan bersifat multiproses.
 Penguatan
Penguatan adalah suatu proses untuk mengingatkan kembali suatu informasi
dengan cara mengulang (repetisi). Cara ini telah lama dikenal dan diterapkan
ketika seorang guru mengajar muridmurud tingkat Prasekolah maupun Sekolah
Dasar. Dengan mengulang-ulang penjelasan atau mengulang bacaan kepada
anak SD akan mampu menguatkan ingatan terhadap apa yang dibaca atau
diterangkan gurunya.
Penguatan informasi pada sebuah presentasi dapat dilakukan dengan cara
mengulang inti informasi pada badan teks maupun pada ilustrasinya. Namun,
yang harus diperhatikan ketika akan mempraktikkannya adalah ketersediaan
waktu yang disediakan panitia. Presentasi harus dirancang sedemikian rupa
sehingga waktu presentasi bisa cukup. Ketika waktu presentasi melebihi waktu
yang disediakan oleh panitia maka ada dua kemungkinan. Pertama, presentator
diwajibkan untuk menghentikan presentasinya sehingga akan ada materi yang
belum disampaikan. Kedua, presentator masih bisa meneruskan presentasi
namun akan mendapatkan pengurangan nilai. Tentunya sobat muda tidak ingin
memilih salah satu dari kedua kemungkinann tersebut kan?!
 Berpihak pada audience
Dalam melakukan pendekatan kepada, audience, usahakan sobat muda
menempatkan diri pada posisi mereka. Berperanlah seolah-olah sobat muda
berada pada posisi mereka sehingga informasi yang akan disampaikan bisa
lebih menyentuh sasaran.

c. Sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini lagi-lagi


terkait dengan penampilan slide yang akan disampaikan. Seperti keterangan
sebelumnya, presentator atau presentator harus mengecek segala macam sarana
yang akan digunkan, seperti laptop, LCD projector, laser pointer, serta sound
system.
d. Audience yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi. Jika ketiga unsur di
atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya, atau

74
tidak dihadiri oleh audience yang tepat sebagaimana yang dimaksud sebagai
sasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut tidak akan sukses
sebagaimana yang diinginkan. Audience, hadirin, atau penonton seringkali
dianggap sebagai unsur pasif dari sebuah acara presentasi. Namun, sejujurnya
reaksi dari audience ketika mengikuti suatu presentasi dapat memperlihatkan
berhasil atau tidaknya presentasi itu.
Reaksi dari audience yang bisa ditangkap adalah apakah pandangan mata mereka
“terhanyut” dalam mengikuti slide dan uraian presentator, atau sebaliknya mereka
hanya mendengar suara presentator tanpa memandang ke layar. Hal ini bisa
terjadi bila tampilan slide amat buruk dan ”menyiksa” mata audience. Hal yang
lebih buruk lagi adalah apabila selama presentasi audience bercakap-cakap satu
sama lain maka ketiga elemen di atas gagal membangun keberhasilan presentasi.
Pernahkah sobat muda melakukan presentasi kemudian audience mengerumuni
sobat muda seolah-olah masih kurang puas (maksudnya masih ingin menambah
lagi informasi) dan mereka minta izin untuk meng-copy slide yang sobat muda
presentasikan? Pasti sobat muda merasa bangga karena hal tersebut merupakan
indikasi bahwa presentasi yang sobat muda bawakan berhasil. Jadi, jangan
sepelekan audience karena merekalah yang menjadi target presentasi. Audience
adalah parameter keberhasilan dalam menyampaikan presentasi serta parameter
dalam mempersiapkan ketiga unsur lainnya.

Penunjang penampilan presentator


Sobat muda, penampilan presentator yang monoton hanya akan membuat suasana
menjadi menjemukan. Presentasi yang seharusnya menjadi media penyampaian ide
karya tulis ilmiah akhirnya hanya sebatas sebagai kegiatan formalitas yang membuat
audience dan juri merasa “tersiksa”. Nah, oleh karena itu, presentator harus
memperhatikan beberapa hal yang menunjang sehingga presentasi bisa membuat
audience dan juri terpukau serta paham dengan materi yang disajikan.
Beberapa hal yang menunjang presentasi adalah seperti keterangan berikut ini.
a. Bahasa tubuh (Body language)
Salah satu macam bahasa komunikasi adalah menggunakan bahasa tubuh.
Gerakan tangan, badan, mimik muka, dan sebagainya merupakan sarana sobat muda

75
dalam berkomunikasi. Kuasai “panggung”, bergeraklah mengisi ruang. Jangan hanya
menjadi patung yang berbicara di depan audience.
b. Metode penyampaian
Presentasi menuntut adanya persiapan yang matang terkait metode apa yang
akan digunakan dalam penyampaian materi. Ada beberapa metode penyampaian yang
bisa sobat muda pilih dalam presentasi. Masing-masing dari metode tersebut tentu
memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Paling tidak ada empat macam
metode penyampaian materi, yaitu :
1. Metode baca layar
Dengan metode baca layar atau verbatim, presentator berbicara berdasarkan teks
catatan maupun slide yang ditampilkan di layar. Keuntungannya, informasi yang
disampaikan bisa detail. Jika ini memang perlu dilakukan, lakukanlah untuk hal-hal
yang bersifat definitif dan rinci saja. Kontak mata dengan audience perlu dilakukan
sesekali sehingga sobat muda seolah-olah berbicara kepada mereka secara pribadi.
Sepertinya metode ini enak diterapkan.
Namun, sayangnya model ini biasa dilakukan oleh pembicara yang tidak
berpengalaman dan kurang menguasai materi. Saya tidak menyarankan sobat muda
untuk menggunakan metode ini pada keseluruhan presentasi. Sobat muda bisa
menggunakannya hanya pada bagian slide yang memang menuntut keterangan
yang rinci.
2. Metode menghafal
Metode lain yang bisa digunakan adalah dengan metode menghafal atau
memorized. Beberapa pembicara mempersiapkan apa saja yang akan dibicarakan
di depan audience dan juri, kemudian dibaca beberapa kali sehingga hafal (atau
hampir hafal). Biasanya kalau berasal dari ide sendiri cukup dibaca sebanyak dua
atau tiga kali maka sudah bisa hafal.
Menghafal teks dengan cara ini masih memiliki risiko. Pertama, metode ini akan
memperlihatkan kurangnya „greget‟ di dalam presentasi karena sobat muda
dibebani mengingat teks yang disampaikan. Risiko lain, jika sobat muda lupa pada
suatu kata kunci maka bisa jadi urutan pembicaraan akan kacau atau bahkan
macet.
3. Metode spontan

76
Metode selanjutnya adalah yang disebut dengan extemporaneuos atau berbicara
secara spontan. Pembicara dengan jam terbang tinggi biasanya menggunakan cara
ini. Ia cukup berpengalaman serta cukup terlatih untuk menguasai materi yang
dipresentasikan. Oleh karena itu, slide yang sobat muda buat hendaknya berupa
kerangka pokok pembicaraan yang akan membantu sobat muda dalam
menyampaikan materi. Kelemahan metode bicara spontan ini adalah adanya
kesulitan dalam mengontrol waktu karena semuanya terucap begitu saja tanpa
melalui perancangan waktu yang tepat.
4. Metode campuran
Metode ini merupakan pencampuran antara metode baca layar, menghafal, dan
spontan. Maksudnya, dalam suatu presentasi seorang presentator bisa
menggunakan lebih dari satu metode penyampaian. Di suatu slide dia
menggunakan metode menghafal, di slide yang lain menggunakan metode spontan,
kemudian di slide berikutnya menggunakan metode baca layar. Saya kira metode
ini cukup menarik bagi audience karena variasi metode penyampaian bisa
mengurangi kebosanan mereka.

Tips mengurangi kecemasan


Bagi seorang pemula, presentasi merupakan sesuatu yang menakutkan. Berbicara
di muka umum tidak selancar menulis kisah di buku harian pribadi. Kecemasan
seringkali menimpa para pemula. Ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk
mengurangi rasa cemas tersebut.
e. Rencanakan
Tindakan yang kurang atau bahkan tidak terencana sama sekali merupakan
sebab utama dari kecemasan. Oleh karena itu, presentasi harus direncanakan
dengan matang. Perencanaan tersebut sudah sobat muda pelajari di bagian
sebelum pembahasan „tips mengurangi kecemasan‟.
f. Visualisasikan
Sobat muda, bayangkan bahwa kamu sedang memasuki suatu ruangan
presentasi kemudian dipersilahkan untuk menyampaikan presentasi yang telah
kamu siapkan. Bayangkan pula bahwa sobat muda bisa presentasi dengan
lancar, memukau audience, serta menjawab pertanyaan dengan tepat. Yakinlah
bahwa hal tersebut akan sobat muda alami. Jadi, tak perlu cemas.

77
g. Praktikkan
Sebelum benar-benar presentasi di hadapan audience dan juri, sobat muda
harus melakukan simulasi terlebih dahulu. Dalam hal ini, saya biasanya
menerapkan sistem gladi bersih beberapa kali pertemuan bagi siswa bimbingan
saya yang akan mengikuti presentasi karya tulis ilmiah. Dalam gladi bersih
tersebut, kondisinya dibuat menyerupai kondisi presentasi yang sebenarnya
sehingga harus dipersiapkan laptop, proyektor, serta audience-nya. Cara ini
sangat efektif sekali dalam mempersiapkan mentalitas serta kemampuan para
siswa.
h. Tarik nafas
Kecemasan bisa menyebabkan otot tegang. Oleh karena itu, bernafaslah yang
dalam. Hal yang perlu kamu lakukan adalah duduk tegap, rileks, tariklah nafas
beberapa kali secara perlahan hingga merasa tenang.
i. Rileks
Masih terkait dengan tips di atas, ketika sobat muda menarik nafas, ucapkan
dalam hati kata “saya”. Kemudian ucapkan kata “rileks” ketika
menghembuskan nafas. Ulanglah beberapa kali.

78
Motivasi Kita-6

Gunakan senjatamu!

Sobat muda, pernah membayangkan situasi perang seperti apa?


Semua orang yang ada dalam medan pertempuran pasti memegang senjata
andalan mereka. Ada yang membawa senapan serbu, pedang, bayonet,
granat, pistol, dan lain-lain. Nah, ceritanya ada anak muda yang gagah
berani, ikut dalam sebuah pertempuran. Dengan percaya diri dia terus
melangkah maju, dengan membawa senapan serbu AK-12
Kalashnikov buatan Rusia. Namun, agaknya si pemuda tadi kurang begitu
waras. Dia tidak menggunakan senapan tersebut untuk menyerbu musuh.
Dia hanya berteriak-teriak “ Awas, saya membawa senapan hebat. Awas!
Awas!”
Sobat muda, kira-kira tindakan si pemuda tadi apakah bisa
memukul mundur musuh? Tentu tidak. Bisa-bisa malah nyawa si pemuda
tadi melayag.
Nah, sobat muda sekarang sudah memiliki ilmu untuk membuat
karya tulis ilmiah beserta penyajian prsentasinya. Tunggu apa lagi,
segeralah dipraktikkan! Jangan hanya seperti si pemuda tadi yang sudah
memiliki senjata namun tak mau menggunakannya. Ingat, ilmu itu seperti
senjata!
Salam sukses!

79
Bila sobat muda mengalami kendala
dalam memahami bagian keenam ini,
sobat muda bisa menghubungi saya
via email
anam.new.78@gmail.com

80
Ingin segera menjadi pemenang?

Semua bagian dalam buku ini telah sobat muda pelajari. Artinya, sobat muda
telah memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk melangkah maju menjadi
pemenang lomba karya tulis ilmiah. Impian sudah di depan mata. Oleh karena itu, hal
yang perlu sobat muda lakukan selanjutnya adalah mempraktikkan materi yang telah
sobat muda pelajari. Lakukanlah hal-hal berikut.
1. Carilah info tentang lomba karya tulis ilmiah yang sedang diselenggarakan.
Untuk sobat muda yang masih duduk di bangku SMA, bisa mencarinya melalui
mesin pencari Google dengan kata kunci „lomba karya tulis ilmiah SMA‟.
2. Pilihlah salah satu lomba yang temanya sesuai dengan minat sobat muda.
3. Konsultasikan tema tersebut dengan guru pembimbing yang berkompeten
4. Segeralah menulis dan jangan takut salah. Selalu berkomunikasilah dengan
guru pembimbing sehingga setiap ada kesalahan bisa segera dibenarkan.
Sukses untuk kita semua!

Penulis dapat dihubungi melalui


Email: anam.new.78@gmail.com
Nomer HP: 085292794986
Facebook: Fatchul Anam Nurlaili
Blog: http://f-ppg.blogspot.com/

81
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Pedoman Penulisan Proposal Penelitian, Tugas Akhir dan Skripsi.
Amikom, Yogyakarta.

Anonim. 2008. Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Universitas


Indonesia.UI, Jakarta.

Anonim1. 2009. Buku Panduan Tugas Akhir, Skripsi, dan Ujian Pendadaran. Jurusan
Teknik Fisika UGM, Yogyakarta.

Anonim2. 2009. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Elektro ITS,
Surabaya.

Anonim. 2010. Pedoman Progran Kreativitas Mahasiswa. Depdiknas, Jakarta.

Fathurohman, Muhammad Fajar. 2012. Nilai - Nilai Kepahlawanan dalam


Pembentukan Karakter Bangsa. SMA Negeri 5 Yogyakarta, Yogyakarta.

Indriaty, Etty. 2003. Menulis Karya Ilmiah. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Maksum. 2005, Strategi dan Teknik Komunikasi dalam Presentasi, Bogor.

Mandel, Steve. 2010. Terampil Menyajikan Presentasi yang Efektif. PT Indeks,


Jakarta.

Medista, Ertia, dkk. 2012. Introduksi Edu-Gama (Education Game Card) sebagai
Media Kampanye Antirokok Bagi Pelajar. SMA Negeri 5 Yogyakarta,
Yogyakarta.

Nurlaili, Fatchul Anam. 2010. Hubungan status gizi dengan prestasi belajar (Studi
Kasus di Madrasah Aliyah Nurul Ummah dan Madrasah Aliyah Negeri 2
Yogyakarta). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

___________. 2012. Karakterisasi Mikrokapsul Minyak Atsiri Jahe dan Oleoresin


Ampas Jahe (Zingiber officinale Rubrum) dengan Penyalut Maltodekstrin.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pranowo, dkk. 1999. Teknik Menulis Makalah Seminar. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ridlo, Mahmudin. 2010. Optimisasi Perbandingan Jagung dan Biji Kecipir dalam
Pembuatan Susu Jagung Tinggi Asam Amino Lisin Berdasarkan Uji
Organoleptik. SMA Negeri 5 Yogyakarta, Yogyakarta.

Wikanti, L.S., dkk. 2011. Potensi Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus ) dan
Jagung (Zea mays) sebagai Bahan Pembuatan Tempe Analog. SMA Negeri 5
Yogyakarta, Yogyakarta.

82
Soeseno, Slamet. 1997. Teknik Penulisan Ilmiah Populer. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Referensi website :

http://www.rosadtea.blog.com/

http://www.ilerning.com/

www.erabaru.net/

Referensi gambar :
http://www.pendidikanpesantren-toniardi.blogspot.com/

http://www.edusarana.com/

http://www.the-xp.blogspot.com/

http://www.afkar.ws/

http://www.galeriniaga.blogspot.com/

http://www.srijrsns.blogspot.com/

http://www.wales.nhs.uk/

83
LAMPIRAN

Dalam buku ini saya lampirkan :


1) Foto dokumentasi penulis
2) Contoh panduan OPSI
3) Contoh proposal
4) Contoh laporan karya tulis ilmiah

84
Lampiran 1
Beberapa Foto Dokumentasi Kegiatan Penulis

Foto 1. Penulis (dua dari kiri) saat mendampingi anggota Puspanegara Research
Community dalam final nasional LKTI di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyyah Malang tahun 2011

Foto 2. Penulis (paling kiri) saat mendampingi tim Puspanegara Research


Community di Gamamedfair 6 tahun 2012, Fakultas Kedokteran UGM

85
Foto 3. Penulis (bawah, paling kanan) saat mendampingi
tim Puspanegara Research Community dalam final nasional OPSI 2012 di Jakarta

Foto 4. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh,


dan penulis saat di gedung Kemendikbud Jakarta tahun 2012

86
Foto 5. Penulis (paling kanan) saat mendampingi kunjungan study
di salah satu kebun buah naga di Yogyakarta

Foto 6. Penulis (tengah) bersama tim Puspanegara Research Community


dalam final nasional OPSI 2013 di Jakarta

1
Lampiran 2
Panduan mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2013

Panduan ini penting untuk dijadikan acuan dalam mengetahui standar pelaksanaan
lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional. Sobat muda perlu membacanya sehingga
bisa mengetahui gambaran keseluruhan medan yang akan sobat muda lalui.

2
PANDUAN OPSI 2013

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
dengan tujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Sesuai dengan undang-undang tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan sebagai acuan dalam
pengembangan dan pelaksanaan pembinaan kesiswaan.

Menindaklanjuti undang-undang dan peraturan menteri tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah telah mengembangkan dan
melaksanakan berbagai program pembinaan bakat dan prestasi siswa tingkat Sekolah Menengah
Atas melalui berbagai kegiatan kesiswaan. Dengan kegiatan yang dilaksakanan tersebut diharapkan
siswa berbakat dan perprestasi dapat memacu potensinya menjadi generasi yang kompetitif dan
berperilaku unggul; generasi yang memiliki keunggulan dan keseimbangan dalam aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif.

Kompetensi intelektual, keterampilan, dan sikap tersebut hanya dapat dicapai melalui kegiatan yang
mengakomodasi berbagai kecerdasan. Satu diantara cara yang dapat ditempuh adalah dengan
mengarahkan siswa ke dalam aktivitas penelitian.

Untuk menghidupkan kegiatan penelitian di kalangan siswa Sekolah Menengah Atas dan sederajat
dilakukan kompetisi penelitian ilmiah dalam berbagai bidang ilmu, yang direalisasikan dalam suatu
kegiatan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI).

B. Dasar Hukum

Dasar hukum penyelenggaraan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) adalah Undang-
undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional nomor 34 tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa; Peraturan Menteri pendidikan Nasional nomor 39 tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan.

C. Tujuan

3
1. Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) bertujuan untuk Memotivasi siswa SMA untuk
berkreasi dalam berbagai bidang ilmu sesuai dengan minat dan bakatnya;

2. Menjaring siswa yang memiliki bakat dan kemampuan dalam bidang penelitian;

3. Menumbuhkembangkan budaya meneliti di kalangan siswa SMA;

4. Mendapatkan hasil penelitian yang orisinal, berkualitas, dan kompetitif.

D. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari kegiatan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia adalah :

1. Termotivasinya siswa untuk berkreasi dalam penelitian pada berbagai bidang ilmu sesuai
dengan minat dan bakatnya;

2. Terjaringnya siswa yang memiliki minat dan bakat dalam bidang penelitian;
3. Berkembangnya budaya penelitian di kalangan siswa;

4. Terjaringnya hasil penelitian yang orisinal, berkualitas, dan kompetitif.

BAB 2
PELAKSANAAN OPSI

A. Bidang Lomba pada OPSI

Bidang lomba pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia tahun 2013 dikelompokkan sebagai
berikut:

Sains Dasar

a. Matematika.

b. Fisika.

c. Kimia.

d. Biologi.
Sains Terapan

a. Ekologi

4
b. Mesin dan Elektronika

c. Informatika

d. Kesehatan

e. Pertanian.
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora

a. Ekonomi dan Manajemen

b. Sejarah dan Budaya

c. Bahasa, Sastra dan Seni

d. Pendidikan dan Psikologi

e. Sosiologi dan Antropologi

B. Persyaratan Seleksi

a. Peserta adalah siswa SMA/MA kelas X atau XI pada bulan April 2013;

b. Projek/penelitian dapat dilakukan secara individual atau berkelompok;

c. Satu Kelompok Peneliti maksimal berjumlah 3 (tiga) orang termasuk ketua kelompok;

d. Setiap peserta hanya diperbolehkan mengirimkan 1 (satu) judul penelitian;

e. Naskah penelitian yang diusulkan adalah penelitian yang dikerjakan saat siswa masih
kelas X atau kelas XI.

f. Peserta mengirimkan naskah hasil penelitiannya sebanyak 1 eksemplar dalam bentuk


hardcopy dan sebuah file dalam bentuk CD dalam format MS-WORD kepada panitia;

g. Peserta menyertakan pasfoto berwarna dalam file digital yang dimasukkan ke dalam CD
bersama naskah makalahnya;

h. Peserta membuat pernyataan orisinalitas karya penelitiannya dan pernyataan bahwa


makalah yang diajukan belum pernah menjuarai lomba karya ilmiah tingkat
nasional/internasional.

i. Untuk memudahkan, cover makalah Bidang Sains Dasar berwarna Merah, cover makalah
Bidang Sains Terapan berwarna Kuning, dan cover makalah Bidang IPS/Humaniora
berwana Hijau

Catatan: Makalah dan berkas persyatan lainnya menjadi milik panitia.

C. Tata Cara Pendaftaran

5
Berkas persyaratan dimasukkan ke dalam amplop, dan dikirimkan kepada panitia, dengan alamat:

Panitia Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI)


Subdit Kelembagaan dan Peserta Didik
Direktorat Pembinaan SMA
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Jl. R.S. Fatmawati, Cipete
Jakarta Selatan - 12410
Tlp. 021-75912056, 75908519; Fax: 021-75908519, 75912057

D. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan OPSI ini dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu

a. Tahap penilaian naskah

b. Tahap gelar poster dan pameran

c. Tahap presentasi

D.1. Tahap Pertama: Penilaian Naskah

Tim juri/penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMA melakukan
penilaian naskah laporan peneltian yang diajukan peserta dengan mengacu kepada kriteria yang
telah ditetapkan. Melalui penilaian tersebut dihasilkan sejumlah NASKAH TERSELEKSI, dan
peserta yang meraih PENGHARGAAN NASKAH. Jumlah naskah yang lolos pada tahap pertama
tersebut tidak harus seimbang untuk masing-masing bidang ilmu. Peneliti yang naskahnya terpilih
pada saringan tahap pertama ini dipanggil untuk mengikuti tahap selanjutnya. Teknis seleksi tahap
pertama adalah sebagai berikut:

1. Direktorat Pembinaan SMA menetapkan tim juri

2. Tim juri melakukan penilaian naskah hasil penelitian sesuai dengan kriteria penilaian yang
ditetapkan;

3. Direktorat Pembinaan SMA menetapkan naskah hasil penelitian yang 4) terpilih pada tahap
pertama;

4. Direktorat Pembinaan SMA mengundang peserta yang berhasil masuk 5) ke tahap


berikutnya.

D.2. Tahap kedua: Gelar Poster dan Pameran

6
Peserta yang naskah hasil penelitiannya terpilih pada tahap pertama diharuskan menampilkan hasil
penelitiannya pada kegiatan Gelar Poster dan Pameran. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk
menilai poster dan pameran hasil penelitiannya. Dari kegiatan tersebut dihasilkan peserta yang
BERHASIL MASUK KE TAHAP PRESENTASI, peserta yang meraih PENGHARGAAN
POSTER.

Teknis pelaksanaan seleksi tahap ke dua adalah sebagai berikut:

1. Peserta yang diundang (lolos tahap pertama) diharuskan menyiapkan poster hasil penelitan
dan material pajang hasil penelitiannya, dan dibawa secara langsung saat pelaksanaan
seleksi tahap ke dua;

2. Peserta memasang poster dan memajang hasil penelitian sesuai dengan waktu yang
ditentukan;

3. Tim juri melakukan penilaian terhadap poster dan pameran;

4. Tim juri melakukan tanya-jawab dengan peserta, berdasar pada format penilaian poster dan
pameran;

5. Peserta juga melayani pertanyaan dari pengunjung;

6. Direktorat Pembinaan SMA menetapkan peserta yang berhasil masuk ke tahap presentasi

D.3. Tahap ketiga: Presentasi

Presentasi dikelompokkan sesuai dengan kelompok bidang penelitiannya. Setelah memaparkan hasil
penelitiannya, peserta menjawab pertanyaan-pertanyaan juri. Dari kegiatan tahap ketiga ini
dihasilkan peserta yang meraih “PENGHARGAAN PRESENTASI”.

Teknis pelaksanaan seleksi tahap ke tiga adalah sebagai berikut:

1. Peserta memaparkan hasil penelitiannya dalam bahasa Indonesia selama 10 menit,


dilanjutkan tanya-jawab dengan tim juri;

2. Tim juri mengajukan peserta terbaik pada masing-masing kelompok bidang penelitian.

E. TIM JURI

Penjurian pada semua tahap seleksi akan dilakukan oleh tim juri yang pada tingkat nasional
dibentuk dan ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMA. Tim juri terdiri dari para peneliti dari
berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi. Keputusan tim juri tidak dapat diganggu gugat.

F. PEMENANG OPSI

F.1. Kategori Pemenang

Pemenang dikelompokkan berdasarkan kelompok bidang penelitian: kelompok bidang


ilmu.

7
a. Sains Dasar

MEDALI EMAS : 3 orang atau 3 judul penelitian


MEDALI PERAK : 3 orang atau 3 judul penelitian
MEDALI PERUNGGU : 3 orang atau 3 judul penelitian
PENGHARGAAN MAKALAH : 1 orang atau 1 judul penelitian
PENGHARGAAN POSTER : 1 orang atau 1 judul penelitian
PENGHARGAAN PRESENTASI : 1 orang atau 1 judul penelitian
PENGHARGAAN KHUSUS : 3 orang atau 3 judul penelitian
b. Sains Terapan

MEDALI EMAS : 3 orang atau 3 judul penelitian


MEDALI PERAK : 3 orang atau 3 judul penelitian
MEDALI PERUNGGU : 3 orang atau 3 judul penelitian
PENGHARGAAN MAKALAH : 1 orang atau 1 judul penelitian
PENGHARGAAN POSTER : 1 orang atau 1 judul penelitian
PENGHARGAAN PRESENTASI : 1 orang atau 1 judul penelitian
PENGHARGAAN KHUSUS : 3 orang atau 3 judul penelitian
c. IPS dan Bahasa

MEDALI EMAS : 3 orang atau 3 judul penelitian


MEDALI PERAK : 3 orang atau 3 judul penelitian
MEDALI PERUNGGU : 3 orang atau 3 judul penelitian
PENGHARGAAN MAKALAH : 1 orang atau 1 judul penelitian
PENGHARGAAN IPOSTER : 1 orang atau 1 judul penelitian
PENGHARGAAN PRESENTASI : 1 orang atau 1 judul penelitian

PENGHARGAAN KHUSUS : 3 orang atau 3 judul penelitian

8
F.3. Rambu-Rambu Penilaian

Secara garis besar, penilaian meliputi aspek berikut :


a. Keterpenuhan metoda ilmiah
b. Keunikan ide penelitian dan kreativitas
c. Peluang aplikasi;
d. Orisinalitas penelitian;
e. Keunggulan pada gelar poster dan pameran;
f. Kemampuan interaksi saat pameran;
g. Kemampuan Presentasi;
h. Kebahasaan

9
10
11
BAB 3
FORMAT PEMBUATAN KARYA ILMIAH

A. Tim Juri

Penjurian pada semua tahap seleksi akan dilakukan oleh tim juri yang pada tingkat nasional
dibentuk dan ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMA. Tim juri terdiri dari peneliti pada
berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi terkemuka. Keputusan tim juri tidak dapat
diganggu gugat.

B. Petunjuk Pembuatan Makalah

Makalah penelitian disusun oleh peserta dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Makalah ditulis dalam bahasa Indonesia

2. Urutan penyajian materi dalam makalah mengikuti struktur yang diberikan oleh panitia

3. Makalah diketik pada kertas HVS A4 80 gram dengan ketentuan:

a. Jenis huruf : Times New Roman;

b. Ukuran huruf : - Judul : 18 pt

- heading 1 : 16 pt

- heading 2 : 14 pt

- heading 3 : 13 pt

- heading 4 dst : 12 pt

- isi/body : 12 pt

c. Batas margin atas : 2 cm

d. Batas margin bawah : 2 cm

e. Batas margin kanan : 2 cm

f. Batas margin kiri : 3 cm

g. halaman : center, bottom

4. Makalah diberi halaman depan, soft cover dengan warna sesusai bidang penelitiannya, yang
memuat judul penelitian, bidang ilmu, nama siswa/peneliti (maksimum 3 orang), nama sekolah,
alamat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nomor telepon;

5. Makalah dilengkapi dengan Abstrak penelitian maksimal 500 kata diketik dalam 1 spasi,
diletakkan di halaman pertama isi makalah;

12
6. Nama institusi/lembaga dan perorangan yang terkait dengan penelitian sebagai mitra kerjasama
maupun sebagai narasumber harus dicantumkan.

7. Nama guru-guru pembimbing di sekolah dicantumkan dalam makalah, lengkap dengan gelar
dan bidang ilmunya.

C. Aturan Gelar Poster dan Pameran

1. Pameran dan poster dilakukan secara perorangan/kelompok dengan ketentuan sebagai berikut:

2. Untuk setiap penelitian disediakan dua muka panel pameran berukuran 120 cm x 120 cm yang
diletakkan di atas meja berukuran 40 cm x 120 cm dengan ketinggian 80 cm.

3. Kedua panel dipasang sedemikian sehingga membentuk formasi “V”.

4. Disediakan meja terpisah berukutan lebar 50 cm, panjang 60 cm, dan tinggi 80 cm.

5. Disediakan hanya sebuah kursi.

6. Pada panel-panel tersebut peserta dapat menempelkan poster dan foto-foto yang terkait dengan
penelitian yang dilakukan.

7. Ukuran poster disesuaikan dengan disain panel.

8. Meja digunakan untuk kepentingan gelar pameran.


9. Bahan poster dan pameran disediakan sendiri oleh peserta, demikian pula perlengkapan untuk
menempel poster dan gelar pameran;

10. Peserta stand by di stand pameran masing-masing dan diharuskan menjawab setiap pertanyaan
yang disampaikan oleh pengunjung maupun juri yang berkeliling melakukan penilaian atau
berisi uraian dan hasil yang diperoleh;

11. Peserta mengenakan pakaian seragam sekolah masing-masing pada kegiatan pameran dan
poster.

12. Tidak diperkenankan membawa bahan atau perlengkapan yang dapat membahayakan;

13. Peserta hasus meninjukkan buku journal penelitiannya.

D. Aturan Presentasi

Peserta yang lolos pada Gelar Poster dan Pameran diharuskan melakukan presentasi oral di hadapan
dewan juri dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Presentasi dilakukan secara terbuka dengan urutan presentasi yang iundi oleh panitia, dan
diumumkan kepada seluruh peserta sebelum acara presentasi berlangsung;

13
2. Presentasi dilakukan dalam bahasa Indonesia atau Inggris selama 10 menit, dengan dukungan
Power Point, dilanjutkan dengan tanya jawab dengan Dewan Juri;

3. Peserta diperkenankan untuk menggunakan laptop sendiri.

4. Panitia tidak menyediakan laser pointer;

5. File Power Point seluruh penelitian dikumpulkan dalam laptop panitia yang digunakan untuk
presentasi (walaupun peserta menggunakan laptop sendiri);

6. Bagi peserta yang menggunakan laptop Apple, harus menyediakan sendiri converter untuk
hubungan ke LCD Projector;

7. Peserta mengenakan pakaian seragam sekolah masing-masing pada presentasi penelitian.

Lampiran 3
Contoh Proposal Penelitian
Berikut ini adalah contoh proposal yang pernah diajukan
di Gamed Fair Fakultas Kedokteran UGM tahun 2012. Proposal ini mendapatkan juara
2 tingkat nasional di kompetisi tersebut setelah dipresentasikan di hadapan juri.

14
15
PROPOSAL
INTRODUKSI Edu-GAMA (EDUCATION GAME CARD) SEBAGAI
MEDIA KAMPANYE ANTIROKOK
BAGI PELAJAR

Proposal Penelitian Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba yang Diadakan oleh
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada

Disusun oleh:
Ertia Medista
Nazula Rahmi Safitri
Nur Anisa Dika Maharani

SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2012

1
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal karya tulis dengan judul “Introduksi Edu-GAMA (Education Game Card)
sebagai Media Kampanye Antirokok bagi Pelajar” yang disusun oleh

No. Nama Lengkap NIS Kelas / Absen


1 Ertia Medista 12437 XI IPS 1/13
2 Nazula Rahmi Safitri 12708 XI IPA CI /13
3 Nur Anisa Dika Maharani 12577 XI IPA 2/ 24

telah dikoreksi dan disahkan di Yogyakarta pada tanggal………..April 2012

Kepala Sekolah, Pembimbing,

Drs. Munjid Nur Alamsyah,M.M. Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.

NIP. 196112121987031007

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penelitian


Tembakau menjadi salah satu komoditi utama perdagangan di Indonesia. Salah satu
hasil produksi yang tembakau yang menduduki rating teratas yaitu rokok. Produk ini dinilai
mampu memberikan sugesti kenikmatan, ketenangan, dan kenyamanan bagi para
penghisapnya.
Kaum yang mudah tersugesti akan kenikmatan rokok (baik dalam bentuk
iklan,maupun ajakan teman) adalah kaum remaja karena secara alamiah remaja memiliki
sifat yang masih labil, mudah terpengaruh, serta masih dalam pencarian jati diri. Sugesti
tersebut menjadikan kaum remaja mudah masuk ke dalam jeratan kenikmatan sesaat yang
ditawarkan rokok. Akhirnya, banyak kasus yang terkait dengan kaum remaja yang
kecanduan rokok. Bahkan, beberapa waktu yang lalu mulai muncul berita tentang fenomena
balita perokok, seperti Sandi Adi Susanto- balita gemar merokok mulai dari umur 1,5 tahun
yang berasal Jl. Nusakambangan 19C, Kota Malang, dan Aldi yang berasal dari Desa Teluk
Kemang, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Menurut data statistik, jumlah perokok di Indonesia adalah 34,7% dari 241 juta
jiwa(jumlah penduduk Indonesia) yaitu sekitar 83,627 juta jiwa. Sedangkan jumlah remaja
perokok di Indonesia adalah 31,2% dari jumlah penduduk Indonesia, atau sekitar 31,812 juta
jiwa. Indonesia juga menempati peringkat ketiga sebagai negara pengkonsumsi rokok terbesar
di dunia.
Rokok mengandung banyak zat berbahaya, seperti tar, vinyl choride (bahan pembuat
plastik), carbon monoxide (senyawa hasil pembakaran kendaraan bermotor), aceton (cairan
pembersih kuku), DDT (racun serangga), amoniac, arcenic (racun tikus), cadmium (logam
radio aktif yang terdapat dalam baterai), nicotine, pyrene, methanol, urethane, cyanhidric acid
(fumigan untuk membunuh tikus), toluene, hexamine, stearic acid,dan bahan kimia lainnya
yang berbahaya.

Kebiasaan merokok yang dilakukan selama bertahun-tahun dapat menyebabkan


penyakit Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Setiap tahun ditemukan 2,2 juta kematian
akibat penyakit ini. Dari data yang dilansir oleh World Lung Organisation (WLO), tembakau
membunuh 50 juta orang dalam 10 tahun terakhir. Selain itu, rokok juga bertanggung jawab
atas lebih dari 15% kematian pria dan 7% kematian wanita. Rokok juga menambah daftar
panjang pasien pengidap kanker (terutama kanker paru-paru) dan penyakit pernapasan kronis.
Menurut penelitian, seseorang yang menghisap rokok setiap hari dapat meningkatkan resiko
terkena kanker laring, paru-paru, kerongkongan, rongga mulut, gangguan pembuluh darah,
gangguan kehamilan dan sakit jantung. Riset juga menyatakan bahwa, seseorang yang secara
rutin merokok 3 hingga 4 batang rokok perhari, delapan kali lebih beresiko terkena kanker
mulut jika dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Bahkan hasil terbaru
menunjukkan bahwa dalam perkembangannya, merokok akan mengakibatkan kanker
pankreas.

Kampanye masif antirokok mutlak harus dilaksanakan secara gencar dengan sasaran
utama adalah kaum remaja, karena mereka adalah salah satu investasi bangsa yang perlu
dibina agar tercetak generasi yang bebas rokok. Salah satu cara yang lazim digunakan dalam
kampanye antirokok adalah sosialisasi bahaya antirokok dan motivasi untuk tidak mencicipi
rokok atau berhenti menjadi pecandu. Namun, metode yang digunakan selama dirasa kurang
efektif karena sifat anak-anak dan remaja cenderung menolak atau tidak menghiraukan ajakan
tersebut.

Sulit memang ketika menentukan metode yang paling tepat untuk digunakan sebagai
media kampanye antirokok tersebut. Anak-anak dan remaja harus bisa didekati dengan
metode yang tepat disesuaikan dengan kondisi perkembangan psikologisnya. Salah satu
metode yang berpotensi untuk diterapkan adalah dengan menggunakan media permainan
kartu pendidikan atau yang kami sebut dengan “Edu-Gama”, singkatan dari Education Game
Card. Edu-Gama dimainkan secara manual. Dalam hal ini kami cenderung memilih game
manual dari pada game komputer karena game manual mempertimbangkan sisi sosialisasi dan
psikologi anak. Game komputer cenderung menggiring anak ke arah individualis, egois, dan
tertutup sehingga harus berpikir ulang untuk menggunakannya sebagai media pembelajaran
bagi anak dan remaja. Melalui Edu-Gama, anak secara langsung mengalami interaksi sosial
asosiatif berupa asimilasi pendapat dan persaingan untuk menjadi pemenang. Dengan
permainan yang dilakukan secara kolektif ini maka setiap anak harus berkomunikasi satu
sama lain. Secara tidak langsung rasa solidaritas sesama anak akan muncul sehingga
menumbuhkan kepribadian yang positif pada diri anak. Oleh karena itu, dalam proposal ini
akan diperkenalkan Edu-Gama yang dikhususkan untuk kampanye antirokok. Belum ada
penelitian yang mengangkat tema ini sehingga penelitian ini perlu dilaksanakan.

4
1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana cara melakukan inovasi permainan kartu dengan Education Game Card
sebagai media kampanye anti rokok?
2. Bagaimana tanggapan siswa sekolah dasar terhadap permainan Education Game
Card?
3. Bagaimana efektivitas permainan Education Game Card sebagai media pendidikan
lingkungan ?
4. Bagaimana efektivitas permainan Education Game Card sebagai media kampanye anti
rokok ?

1.3 Tujuan penelitian


1. Melakukan inovasi permainan kartu dengan memperkenalkan Education Game Card
kepada siswa sekolah sebagai media kampanye anti rokok.
2. Mengetahui tanggapan siswa sekolah dasar terhadap permainan Education Game
Card.
3. Mengetahui efektivitas permainan Education Game Card sebagai kampanye anti
rokok.

1.4 Manfaat penelitian


Manfaat penelitian yang diperoleh bisa dilihat dari dua sisi, yaitu sisi teoretis dan praktis.
Manfaat teoretis bisa yang diperoleh adalah :
1. Menumbuhkan minat bagi peneliti dalam bidang penelitian pengembangan
(innovation)
2. Menumbuhkan semangat untuk memahami bahaya rokok dan membentengi para
siswa dari rayuan maut untuk mencicipi rokok.
Manfaat praktis yang bisa diperleh adalah :
1. Terciptanya game edukasi yang secara nyata dapat digunakan sebagai media
kampanye anti rokok bagi siswa.
2. Terciptanya game edukasi kampanye anti rokok yang mempertimbangkan aspek
interaksi sosial serta psikologis anak.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


a. Bahaya rokok
(tidak ditampilkan)
b. Game edukasi
(tidak ditampilkan)
c. Manfaat Game Edukasi
(tidak ditampilkan)

2.2 Kerangka Pikiran


Melalui Education Game Card ini diharapkan para siswa pelajar (SD,SMP,maupun
SMA) yang memainkannya dapat mengerti dan memahami tentang beberapa hal yang terkait
dengan upaya kampanye anti rokok , yaitu (1).kandungan kimia berbahaya yang ada dalam
rokok (2).penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak dari merokok (3).angka kematian yang
diakibatkan karena merokok dan (4).bagaimana menolak ajakan untuk mencoba merokok .
Setidaknya, sejak usia dini para generasi muda telah dikenalkan tentang pentingnya kampanye
anti rokok. Upaya ini merupakan investasi jangka panjang. Dengan hanya menggunakan
sedikit modal (anggaran dana terlampir), bangsa ini akan mendapatkan hasil yang
menggembirakan di masa yang akan datang terkait dengan generasi bebas rokok.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian inovasi atau innovation research.

3.2 Waktu dan Tempat


No. Waktu Kegiatan Tempat

SMA N 5 Yogyakarta, di
1. Senin, 9 April 2012 Membuat desain kartu
rumah

Selasa-Rabu, 10-11 Mencetak kartu educard Spectrum Digital Printing,


2.
April 2012 game Sagan Yogyakarta

SD N Kotagede 1
Kamis-Jumat, 12-13 Mengurus Perijinan ke
3. SMP N 9
2012 sekolah terkait
SMA N 8

SD N Kotagede 1

4. Sabtu, 14 April 2012 Testing ke responden SMP N 9

SMA N 8

Senin-Sabtu, 16- 21 SMA N 5 Yogyakarta, di


5. Analisa dan evaluasi
April 2012 rumah

Senin-Sabtu, 23-28 SMA N 5 Yogyakarta, di


6. Penyusunan laporan
April 2012 rumah

7
3.3 Jadwal Penelitian

Minggu ke
No. Tahap
I II III IV

1 Design kartu

2 Cetak kartu

3 Testing ke responden

4 Pengambilan data

5 Analisa data

6 Evaluasi desain

7 Pembuatan laporan

1.4 Alat dan Bahan


a. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gunting, perangkat komputer untuk mendesain, jaringan
internet untuk mencari gambar yang representatif, dan print digital untuk mencetak kartu.

b. Bahan
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas lux.

8
1.5 Alur Penelitian

MULAI

perumusan
masalah

studi pustaka

desain kartu

pembuatan dan
pengajuan proposal

pembuatan kartu

testing kartu ke resonden

evaluasi dan
pengembangan

SELESAI

9
LAMPIRAN

1. Desain Kartu

Kata umum, terdiri dari kata yang makna dan pemakaiannya mencakup hal-hal yang bersifat
umum dan luas. Contoh di kartu tersebut adalah kata “bahaya”.

Kata khusus, terdiri dari kata yang makna dan pemakaiannya mencakup hal-hal yang bersifat
khusus, percabangan dari kata umum yang ada di atasnya. Contoh di kartu tersebut adalah
kata “kandungan rokok ”, “perokok aktif”, dan “perokok pasif”.

2. Cara permainan Education Game Card

a. Permainan ini dimainkan oleh minimal dua orang.

b. Awalnya kartu diacak (dikocok) lalu dibagikan kepada setiap pemain, empat lembar
kartu untuk setiap pemain.

c. permainan dimulai ketika masing-masing pemain sudah mendapatkan empat kartu.

d. salah satu orang (A) menyebutkan kata khusus kartu yang dia miliki, mislanya kata
umum “ bahaya”, kata khusus “kandungan rokok”, “perokok aktif”, dan “perokok
pasif”.

e. misalkan jika (A) memiliki kartu kata khusus “perokok aktif” dan “perokok pasif”,
berarti (A) masih kurang satu kartu, yaitu “kandungan rokok”. Jika (A) ingin

10
melengkapi kartu dari kata umum yang dimiliki, caranya dengan menyebutkan kata
khusus yang ingin ia miliki misal “kandungan rokok”

f. jika salah seorang anggota pemain (B/C/D/dst) memiliki kartu dengan kata khusus
“pencemaran lingkungan”, pemain tersebut wajib memberikan kartu tersebut kepada
(A).

g. jika para pemain tidak mempunyai kata khusus tersebut, maka (A) wajib mengambil
kartu yang tersedia.

h. pemenangnya adalah pemain yang bisa menyusun kartu khusus menjadi kata umum
terbanyak.

3. Rencana anggaran

a. Pemasukan
- -

b. Pengeluaran
Harga
Barang Jumlah Harga
Total
Perencanaan Proposal(jilid,print) 6 25000 150000
Pencarian Data 1 20000 20000
Laporan Akhir 6 25000 150000
Alat Gunting/cutter 2 3500 7000
Biaya cetak 8 5000 40000
Laminating 8 4000 32000
Reward 12 3000 36000
Transportasi 1 25000 25000
Dokumentasi 150000 150000
Total 610000
Kekurangan dana = Pengeluaran - Pemasukan

= Rp 296.000,00 - Rp 0,00

= Rp 296.000,00

11
Lampiran 4
Contoh asli karya yang pernah dikirimkan ke OPSI 2013
Coba sobat muda cocokkan dengan materi yang telah diuraikan
di bagian sebelumnya! Apakah sudah sesuai? Apa saja kekurangannya? Bagaimana
seharusnya? Silahkan didiskusikan dengan teman-temen yang lain!

12
LAPORAN PENELITIAN

POTENSI ANTIKANKER MINUMAN CELUP DAUN SIRSAK (Annona muricata


L) DENGAN PENAMBAHAN DAUN PANDAN (Pandanus ammaryllifolius)

Kelompok Bidang Penelitian : Sains Terapan

Bidang Ilmu : Kesehatan

Ketua Tim Peneliti


Nama Lengkap : Andhika Mahendra
NIS : 12960
Kelas : XI IPA 2
Pembimbing
Nama Lengkap : Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.
NIP : -
Bidang Studi yang diampu : Karya ilmiah
Instansi lain yang terlibat
Nama Instansi : -
Alamat : -
Core Business Instansi : -

SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA

Jalan Nyi Pembayun No.39, Kotagede, Yogyakarta, DIY

Telp. (0274) 377 400

2013
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Makalah : Potensi Antikanker Minuman Celup Daun Sirsak


(Annona muricata L) dengan Penambahan Daun
Pandan (Pandanus ammaryllifolius)
2. Kelompok Bidang Penelitian : Sains Terapan
3. Bidang Ilmu : Kesehatan
4. Ketua Tim Penelitian :
Nama Lengkap : Andhika Mahendra
NIS : 12960
Kelas : XI IPA 2
e-mail : andhikamahendra59@yahoo.com
Asal Sekolah : SMAN 5 Yogyakarta
Alamat Sekolah : Jalan Nyi Pembayun No.39 Yogyakarta, DIY
tlp/faks: (0274) 377 400
Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul Potensi Antikanker Minuman Celup
Daun Sirsak (Annona muricata L)dengan Penambahan Daun Pandan (Pandanus
ammaryllifolius) belum pernah disertakan dalam lomba apapun, dan dikerjakan
dengan melibatkan pembimbing sebanyak satu orang, dengan rincian sebagai berikut:

Pembimbing
Nama Lengkap : Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.
NIP : -
Bidang Studi yang diampu : Karya ilmiah

Yogyakarta, 25 Juli 2013


Kepala Sekolah Pembimbing Penelitian

Drs. H. Jumiran, M.Pd.I Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.


NIP. 195902271982031011

i
PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama Lengkap : Andhika Mahendra

NIS : 12960

Kelas : XI IPA 2

Sekolah : SMAN 5 Yogyakarta

Alamat Sekolah : Jalan Nyi Pembayun No.39 Yogyakarta, DIY

Telepon/faks sekolah : (0274) 377 400

Alamat Rumah : Celeban Baru gang 2 UH III/740 , Yogyakarta

Telepon/HP : 0817261697

Menyatakan bahwa makalah ini, yang berjudul Potensi Antikanker Minuman Celup Daun
Sirsak (Annona muricata L)dengan Penambahan Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius)
adalah

1) sepenuhnya ditulis oleh peneliti


2) dikerjakan di bawah bimbingan
Nama Lengkap : Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc.
NIP : -
Bidang Studi yang diampu : Karya ilmiah
3) asli merupakan karya peneliti, tanpa ada unsur plagiarisme baik dalam aspek
substansi maupun penulisan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila dikemudian hari
ditemukan kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua risiko atas perbuatan
yang kami lakukan sesusi dengan aturan yang berlaku.

Yogyakarta, 25 Juli 2013


Yang membuat pernyataan
Ketua tim penelitian,

Andhika Mahendra
NIS. 12960

ii
ABSTRAKSI

Potensi Antikanker Minuman Celup Daun Sirsak (Annona muricata L)


dengan Penambahan Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius)

Andhika Mahendra, SMAN 5 Yogyakarta

Penyakit kanker adalah penyakit yang paling kompleks dan tidak memiliki gejala.
Kalangan tua dan kalangan muda dapat terjangkit penyakit kanker tersebut. Serta pengobatan
kanker modern saat ini yaitu kemoterapi memiliki harga yang sangat mahal dan sulit
dijangkau oleh kalangan menengah kebawah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk
yang dapat mencegah kanker dengan harga yang terjangkau dan disukai semua kalangan serta
mencegah lebih dini, lebih mudah, dan praktis.
Daun sirsak (Annona muricata L) dan daun pandan (Pandanus ammaryllifolius) yang
kami gunakan berasal dari pinggir jalan dan Wonosari. Kemudian kami olah menjadi
minuman celup. Pembuatan minuman celup ini dengan cara, daun sirsak dan daun pandan
yang telah kami kumpulkan dikeringkan terlebih dahulu. Lalu dihancurkan menjadi serbuk
daun menggunakan blender. Kemudian diambil perbandingan berat tertentu untuk membuat
beberapa variasi.
Uji sensoris telah dilakukan terhadap 20 orang panelis tak terlatih untuk mengetahui
kesukaan terhadap inovasi baru ini. Hasil uji sensoris menyatakan bahwa para panelis lebih
menyukai produk dengan perbandingan daun sirsak : daun pandan = 3 : 2 yang memiliki
warna coklat sedang, rasanya lebih kuat sirsak, dan aroma pandan tidak terlalu kuat. Uji
kandungan flavonoid telah dilakukan di SMAN 5 Yogyakarta. Hasilnya menyatakan bahwa
semua variasi yang diuji memiliki kandungan flavonoid. Variasi 431, 234, dan 365 memiliki
kandungan flavonoid lebih banyak dari ketiga variasi yang lain.

Kata kunci : penyakit kanker, daun sirsak, daun pandan, uji sensoris, dan uji kandungan
flavonoid

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya pada kita sehingga tersusunlah dan terselesaikanlah sebuah karya tulis
ilmiah kami dalam rangka untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah OPSI yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.Penyusun mengambil judul mengenai
“POTENSI ANTIKANKER MINUMAN CELUP DAUN SIRSAK (Annona muricata L)
DENGAN PENAMBAHAN DAUN PANDAN (Pandanus ammaryllifolius)”.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini tentunya tidak lepas dari bimbingan bapak ibu
guru baik secara langsung maupun tidak langsung serta baik materil maupun moril. Maka
pada kesempatan kali ini kami sampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Jumiran, M.Pd.I, selaku Kepala SMA Negeri 5 Yogyakarta,
2. Bapak Fatchul Anam Nurlaili, M.Sc., selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan sehingga karya ini dapat terselesaikan,
3. Bapak ibu guru SMA Negeri 5 Yogyakarta yang telah memberikan dukungan kepada
kami,
4. Orang tua kami tercinta yang senantiasa mendoakan kami,
5. Puspanegara Research Community yang telah membantu dan mewadahi penelitian
kami ,serta
6. Pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik secara materil dan imateril yang
tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.

Penyusun menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran selalu penyusun nantikan demi perbaikan karya ilmiah ini

Yogyakarta, 25 Juli 2013

Peneliti

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Akhir-akhir ini banyak orang yang terjangkit penyakit kanker. Dan di dunia penyakit
kanker ini sangat ditakuti karena penyakit kanker tersebut datang tiba-tiba dan efeknya sangat
berbahaya bahkan menyebabkan kematian. Mungkin sebagian dari penderita kanker berasal
dari orang-orang yang usianya sudah lanjut. Namun, kita juga harus tahu bahwa bukan hanya
orang-orang yang berasal dari kalangan tua saja, tetapi juga dari kalangan muda. Padahal kita
juga harus mengetahui bahwa orang-orang yang terjangkit penyakit kanker tersebut sebagian
besar dari orang-orang yang memiliki ekonomi menengah ke atas. Tetapi fakta di lapangan
menyatakan bahwa orang-orang dari kalangan menengah ke bawah juga banyak yang
terjangkit penyakit kanker.

Oleh karena itu, kami melakukan inovasi untuk membuat minuman fungsional dari
bahan daun sirsak dan pandan yang sekiranya akan disukai oleh orang-orang yang berasal dari
kalangan muda juga, bukan hanya dari kalangan tua. Bukan itu saja, harga yang kami berikan
untuk para konsumen juga jauh lebih murah daripada harga yang ditawarkan pengobatan
kanker modern sehingga bukan hanya dari orang-orang yang berasal dari kalangan ekonomi
menengah ke atas saja yang dapat mengobati penyakit kankernya, tetapi orang-orang yang
berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah juga dapat mengobati penyakit kankernya
karena harganya yang terjangkau.

Kami memilih daun sirsak sebagai bahan utama dari minuman fungsional kami karena
daun sirsak memiliki kandungan zat annonaceus acetogenin yang dapat memakan sel-sel
kanker dalam tubuh tanpa menggangu sael-sel tubuh sehat yang berada di dalam tubuh. Dan
keampuhan dari daun sirsak lebih ampuh 100 kali dari keampuhan pengobatan kanker modern
saat ini. Kami juga memilih daun pandan karena kami mengetahui bahwa jika kami hanya
menggunakan daun sirsak kemungkinan hanya orang-orang dari golongan tua saja yang
menyukainya. Oleh karena itu, daun pandan ini kami pilih karena dapat meningkatkan
kualitas atribut sensoris dari daun sirsak tersebut sehingga golongan muda pun juga suka
dengan minuman fungsional tersebut. Secara tidak langsung masyarakat dapat memahami
bahwa kesehatan itu penting dari dini. Oleh karena itu,dalam penelitian ini akan
dikembangkan minuman fungsional yaitu minuman celup daun sirsak dengan daun

1
pandanyang merupakan modifikasi dari pengolahan daun sirsak yang sudahada. Belum ada
penelitian yang mengangkat tema ini sehingga penelitian ini perlu dilaksanakan.

B. Rumusan masalah

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah


sebagai berikut.

Pengobatan kanker modern kemoterapi dirasa cukup mahal bagi masyarakat dan perlu
alternatif lain. Saat ini ada minuman sirsak yang memiliki aktivitas anti kanker. Namun,
atribut sensoris dari minuman tersebut belum disukai oleh masyarakat sehingga, perlu
dilakukan pengembangan produk lebih lanjut.

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka diajukan beberapa pertanyaan sebagai


berikut.

1. Bagaimana cara membuat minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan?
2. Apakah minuman celup daun sirsak dengan daun pandan memiliki potensi
antikanker?
3. Berapakah perbandingan yang digunakan untuk membuat minuman fungsional dari
daun sirsak dan pandan?
4. Bagaimana respon para panelis terhadap minuman fungsional dari daun sirsak dan
pandan?

C. Tujuan penelitian

1. Mengetahui metode pembuatan minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan
2. Mengetahui potensi antikanker yang dimiliki minuman celup daun sirsak dan pandan
3. Mengetahui formula daun sirsak dan pandan yang terbaik untuk membuat minuman
fungsional
4. Mengetahui kesukaan panelis terhadap minuman fungsional

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh untuk peneliti :

1. Menumbuhkan minat bagi peneliti dalam bidang penelitian dan pengembangan


(innovation)
2. Menumbuhkan semangat untuk memahami pentingnya kesehatan bagi kehidupan
umat manusia.
2
Manfaat untuk pemerintah :

1. Dapat mensukseskan program pemerintah yang tercantum di UU No 7 th 1996


2. Mendapatkan solusi baru untuk mengobati dan mencegah penyakit kanker

Manfaat untuk masyarakat :


1. Menemukan jalan keluar untuk mencegah dan mengobati penyakit kanker dengan
biaya yang lebih murah dan efektif.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
Minuman fungsional
Pangan fungsional merupakan makanan dan bahan pangan yang dapat memberikan
manfaat tambahan di samping fungsi gizi dasar pangan tersebut, dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu. Sektor pangan yang bisa dijangkau oleh pangan fungsional biasanya
berupa produk susu dan turunannya (termasuk yoghurt), minuman, sereal, produk kembang
gula, lemak dan suplemen lemak, makanan bayi, produk bakery, dan produk pangan jadi.
Pada dasarnya, minuman fungsional termasuk dalam salah satu jenis pangan fungsional.
Sebagai pangan fungsional, minuman fungsional tentunya harus sudah memenuhi dua fungsi
utama pangan yaitu memberikan asupan gizi serta pemuasan sensori seperti rasa yang enak
dan tekstur yang baik, sebelum melengkapi fungsi nilai fungsionalnya seperti menjadi
regulasi boritme, sistem imunitas,sistem saraf dan pertahanan tubuh. Apabila, minuman biasa
menawarkan kita kebutuhan terhadap air dan sebagai pemuas rasa. Namun, khusus untuk
minuman fungsional dilengkapi dengan fungsi tersier seperti probiotik, menambah asupan
vitamin dan mineral tertentu, meningkatkan stamina tubuh dan mengurangi resiko penyakit
tertentu (seperti: antioksidan untuk mengurangi resiko kanker).

(sumber : www.rewisa.wordpress.com)

Daun Sirsak (Annona muricata L)

Sirsak (Annonamuricata L) atau sirsat, nangka sabrang, nangka belanda, durian


belanda merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah, dan
Amerika Selatan. Sebenarnya nama asli dari buah ini adalah Zuursak. Nama tersebut diambil
dari bahasa Belanda yang berarti “kantong asam”. Kemudian buah tersebut masuk ke
Indonesia pada masa penjajahan Belanda di abad yang ke-19. Orang Indonesia mengalami
kesulitan dalam menyebut nama buah tersebut. Untuk mempermudah, orang Indonesia pun
menyebutnya sirsak. Di Inggris sendiri,buah tersebut bernama soursop.
Berbeda dengan srikaya, buah ini memiliki kandungan daging buah yang lebih banyak
daripada bijinya. Dalam sebutir buah sirsak, bisa terdiri dari 68% daging buah, 20% kulit
buah, 8% biji buah, dan 4% inti buah.

4
Sedangkan, daunnya sangat rimbun sehingga menyerupai perdu. Daunnya berukuran
lebar dan agak tebal serta mempunyai bau yang tidak enak (langu). Daun sirsak berbentuk
lonjong, berwarna hijau tua, dan letaknya berhadapan.
Daun sirsak mengandung senyawa monotetrahidrofuran asetogenin, seperti
anomurisin A dan B, gigantetrosin A, annonasin-10-one, murikatosin A dan B, annonasin, dan
goniotalmisin. Khasiat senyawa-senyawa ini untuk pengobatan berbagai penyakit.
(sumber : Suranto,Adji,2011)

Khasiat daun Sirsak (Annona muricata L)

Pada tahun 1951, Prof Clery Salazar, yang bekerja di fakultas Pertanian di Mayaguez,
Puerto Rico, sudah mulai mendorong pengembangan produk sirsak di negara tersebut. Riset
mengenai khasiat sirsak atau populer graviola ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1976
oleh The National Cancer Institute, Amerika Serikat. Hasil riset membuktikan bahwa daun
dan tunas sirsak dapat menyerang dan merusak sel kanker. Namun, hasil penelitian ini tidak
dipublikasikan. Setelah sekitar 7 tahun tak ada beritanya, akhirnya muncul berita keajaiban
sirsak yang dipublikasikan oleh The National Cancer Institute. “Hasil riset menyatakan sirsak
mengandung asetogenin yang mampu melawan 12 jenis sel kanker”.

(sumber : Suranto,Adji,2011)

Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius)

Pandan wangi (atau biasa disebut pandan saja) adalah jenis tumbuhan monokotil dari
famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi yang khas. Daunnya merupakan
komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara
lainnya.
Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang
teduh. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini bila telah
cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset yang rapat,
panjangnya dapat mencapai 60cm. Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergerigi.
Daun tumbuhan merupakan komponen cukup penting dalam tradisi boga Indonesia dan
negara-negara Asia Tenggara lainnya sebagai pewangi makanan karena aroma yang
dihasilkannya. Daun pandan biasa dilibatkan dalam pembuatan kue atau masakan lain seperti
kolak dan bubur kacang hijau. Sewaktu menanak nasi, daun pandan juga kerap diletakkan di
sela-sela nasi dengan maksud nasi menjadi beraroma harum.

5
Aroma harum yang khas ini terasa kuat ketika daunnya masih cukup segar atau agak
kering. Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai sumber warna hijau
bagi makanan (selain daun suji), sebagai komponen hiasan penyajian makanan, dan juga
sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan (dironce) untuk mengharumkan
ruangan. Daun pandan biasa dilibatkan dalam pembuatan kue-kue atau masakan lain seperti
kolak dan bubur kacang hijau. Sewaktu menanak nasi, daun pandan juga kerap diletakkan di
sela-sela nasi dengan maksud nasi menjadi beraroma harum.
(sumber : Suseno,Mahfud,2013)

Khasiat Daun Pandan (Pandanus ammaryllifolius)

Pandan wangi ini mempunyai kandungan kimia alkaloid, saponin,tannin, polifenol,


flavonoida dan zat pewarna. Dengan kandungan kimianya tersebut daun pandan memiliki
beberapa kasiat yaitu obat penenang, obat tidur, syaraf lemah, memulihkan nafsu makan,
rematik, pegal linu, gelisah, mencegah kerontokan rambut, menghitamkan rambut, dan
menghilangkan ketombe.
(sumber : www.agricenter.jogjaprov.go.id dan www.weus.net )

Uji Sensoris

Uji sensoris merupakan disiplin ilmu yang mempelajari identifikasi, pengukuran, analisis
dan interpretasi sifat sensoris atau atribut bahan pangan ayau bahan lain yang diterima
sensasinya oleh indra penglihat, pencecap, pembau, peraba dan pendengar.
Metode ini biasanya dilakukan dengan cara dilihat, dipegang, diraba, diremas,
diterawang, dibentang dan lainya yang hanya mengandalkan kemampuan panca indera
manusia. Disamping itu biasanya konsumen juga melihat berdasar struktur harga (semakin
mahal semakin baik), merk yang telah dikenal dan lainnya. Validitas metode uji sensoris ini
sangat tergantung pada pengalaman si konsumen
Ada tiga hal utama yang diperhatikan. Pertama adalah proses penginderaan yang
menjelaskan mekanisme pencecapan (gestation), pembauan (olvaction), penglihatan (vision)
dan perabaan – persepsi tekstur, dimulai dari adanya rangsangan/stimuli sampai timbulnya
respon. Kedua,menjelaskan bagaimana cara menilai sifat sensoris bahan pangan yaitu flavor
meliputi cecap dan odor; ketampaan mencakup warna, bentuk, ukuran dan cacat; serta sifat
tekstural yang mencakup sifat mekanis, geometris dan orientasi partikel. Ketiga, adalah
membahas analisis secara sensoris yaitu pemilihan dan penggunaan tipe tipe pengujian
disesuaikan dengan tujuannya yaitu untuk penelitian, pengembangan produk, atau

6
pengendalian mutu. Pada pembahasan ketiga ini dipelajari analisis statistik dan interpretasi
hasilnya.
Evaluasi sensoris dapat digunakan untuk menilai adanya perubahan yang dikehendaki
atau tidak dikehendaki dalam produk atau bahan-bahan formulasi, mengidentifikasi area
untuk pengembangan, menentukan apakah optimasi telah diperoleh, mengevaluasi produk
pesaing, mengamati perubahan yang terjadi selama proses atau penyimpanan, dan
memberikan data yang diperlukan bagi promosi produk. Penerimaan dan kesukaan atau
preferensi konsumen, serta korelasi antara pengukuran sensori dan kimia atau fisik dapat juga
diperoleh dengan eveluasi sensoris.
Pada evaluasi sensori, segala macam faktor yang dapat mengganggu proses penilaian
ditekan seminimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan memisahkan setiap perserta
evaluasi sensori agar tidak saling berkomunikasi sehingga penilaian yang dihasilkan benar-
benar murni berasal dari pendapat pribadi masing-masing individu.
(sumber : Ridlo, 2010.)

Kajian Tentang Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini
merupakan zat warna merah, ungu, dan biru dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan
dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon, dimana dua cincin
benzene (C6) terikat dalam suatu propana (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6.
Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur yakni flavonoid, isoflavonoid, dan
neoflavonoid.
Istilah flavonoid yang diberikan untuk senyawa-senyawa fenol ini berasal dari kata
flavon, yakni nama sebuah flavonoid yang banyak jumlahnya dan banyak dikenal. Senyawa
falvonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan tingkat tinggi seperti bunga, daun, ranting,
buah, kayu, kulit kayu, dan akar. Akan tetapi senyawa flavonoid seringkali terkonsentrasi
dalam suatu jaringan tertentu misalnya antoisianidin (zat warna dari bunga, buah atau daun).
Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi yaitu :
1 Sebagai pigmen warna
2 Fungsi fisiologi dan patologi
3 Aktivitas farmakologi
4 Flavonoid dalam makanan
Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik
untuk pencegah kanker. Selain itu, juga berfungsi untuk melindungi struktur sel,

7
meningkatkan efektivitas vitamin C, antiflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai
antibiotik.
Dalam beberapa kasus, flavonoid berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan
menganggu fungsi dari bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah banyak
dipublikasikan termasuk untuk virus HIV, herpes, asma, katarak, diabetes, encok, migren,
wasir, dan perionditis.
(Anggraeni, 2011)

Kerangka Pikir

Kemoterapi

Harga mahal

Mencari alternatif

Minuman celup daun sirsak dan pandan

Harga terjangkau, mudah, dan praktis

Semua kalangan dapat menerima terutama remaja

Menurunnya angka kematian akibat kanker

Gambar 1. Diagram kerangka pikir


Gambar 1menyebutkan bahwa Melaluiminuman celup daun sirsak dengan daun
pandan inidiharapkan para penderita kanker dapat mengobati penyakit kankernya dengan
harga yang jauh lebih murah dari pengobatan kanker dengan cara kemoterapi yang telah ada
sekarang dan diharapkan masyarakat juga dapat mencegah penyakit kanker tersebut dengan
meminum minuman fungsional tersebut khususnya untuk anak-anak dan remaja serta
diharapkan masyarakat dapat mengenal dan memahami akan pentingnya kesehatan. Upaya ini
merupakan investasi jangka panjang.Dengan hanya menggunakan sedikit biaya yang
8
dikeluarkan bangsa ini akan mendapatkan hasil yang menggembirakan di masa yang akan
datang terkait dengan menurunnya angka kematian karena penyakit kanker tersebut.

9
BAB III
METODOLOGI

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (innovation research). Metode yang
digunakan adalah metode kuantitatif.
Waktu dan Tempat

Tabel 1. Jadwal Penelitan

No. Kegiatan Waktu Tempat

Menyiapkan alat dan Rabu,20 Februari 2013 Di pasar,di rumah peneliti,


1.
bahan dan Minggu,7 Juli 2013 dan di wonosari

Kamis-Sabtu,21-23

2. Pengeringan daun Februari 2013 dan Jumat- Di rumah peneliti

Jumat,10-24 Mei 2013

Selasa,2 April 2013 dan


3. Pemblenderan daun Di rumah peneliti
Rabu,26 Juni 2013

4. Testing ke panelis Senin-Selasa,6-7 Mei 2013 SMAN 5 Yogyakarta

5. Uji kandungan flavonoid Minggu,30 Juni 2013 SMAN 5 Yogyakarta

Analisa,evaluasi dan Selasa-Minggu,2-7 Juli SMAN 5 Yogyakarta dan


6.
penarikan kesimpulan 2013 dirumah peneliti

Sabtu-Selasa,29 Juni-2 Juli


7. Pembungkusan CV. Dewi Makmur
2013

Minggu-Rabu, 7-24 Juli


8. Penyusunan laporan Di rumah peneliti
2013

10
B. Alat dan Bahan

Alat

1. 18 buah tabung reaksi 5. Teko


2. Pipet 6. Saringan
3. Blender 7. Gelas
4. Lap

Bahan

1. Daun sirsak 6. HCl pekat


2. Daun pandan 7. Magnesium
3. Air panas 8. NaOH
4. Eter 9. Cup
5. H2SO4 10. Kantong celup

C. Langkah-langkah Penelitian

Perumusan masalah

Studi pustaka

Pembuatan sampel

Pengujian sampel

Pembuatan desain produk

Selesai

11
D. Variabel Penelitian

Variasi perlakuan
1. Kontrol (132) (Sirsak : Pandan = 2 : 0 )
2. Variasi 875 (Sirsak : Pandan = 2 : 2 )
3. Variasi 431 (Sirsak : Pandan = 3 : 2 )
4. Variasi 186 (Sirsak : Pandan = 4 : 3 )
5. Variasi 234 (Sirsak : Pandan = 2 : 3 )
6. Variasi 365 (Sirsak : Pandan = 3 : 4 )
Variabel tetap : rasio daun sirsa : daun pandan
Variabel tergayut : atribut sensoris dan kandungan flavonoid.

E. Metode Penelitian

1. Cara pembuatan kontrol (daun sirsak : daun pandan = 2 : 0)

12
3. Cara pembuatan variasi (daun sirsak : daun pandan = 3 : 2)

4. Cara Uji Kandungan Flavonoid


a. Mengambil 15 ml minuman celup untuk masing-masing variasi
b. Mengisi 18 buah tabung reaksi dengan masing-masing 5 ml minuman celup dari
6 variasi tersebut, dengan penamaan tabung reaksi untuk variasi 132 adalah
A1,A2,A3. Variasi 875 adalah B1,B2,B3. Variasi 431 adalah C1,C2,C3. Variasi
186 adalah D1,D2,D3. Variasi 234 adalah E1,E2,E3. Dan variasi 365 adalah
F1,F2,F3.
c. Menambahkan eter secukupnya untuk masing-masing tabung reaksi
d. Tabung A1,B1,C1,D1,E1, dan F1 ditambahkan 3 tetes H2SO4, jika mengandung
flavonoid akan menghasilkan warna merah
e. Tabung A2,B2,C2,D2,E2, dan F2 ditambahkan 0,5 HCl pekat dan Magnesium,
jika mengandung flavonoid akan menghasilkan warna merah
f. Tabung A3,B3,C3,D3,E3, dan F3 ditambahkan NaOH, jika mengandung
flavonoid akan menghasilkan warna kuning

5. Cara Uji Sensoris


Uji sensoris yang digunakan adalah uji kesukaan yang meliputi beberapa atribut
sensoris, yaitu warna, rasa, dan aroma. Panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih
karena menyesuaikan dengan kondisi konsumen di lapangan. Jumlah panelis keseluruhan
adalah 20 orang dengan rentang usia antara 16-20 tahun.

13
Setiap panelis menguji kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0), sampel dengan variasi 875
(daun sirsak : pandan = 2 : 2), 431 (daun sirsak : pandan = 3 : 2), 186 (daun sirsak : pandan =
4 : 3), 234 (daun sirsak : pandan = 2 : 3), dan 365 (daun sirsak : pandan = 3 : 4). Skor
penilaian panelis dituliskan di borang (terlampir) berdasarkan skala yang telah ditentukan
sebelumnya oleh peneliti, yaitu sebagai berikut.
5 = suka 2 = agak tidak suka
4 = agak suka 1 = tidak suka
3 = biasa
Hasil uji sensoris ini selanjutnya dianalisa dengan menggunakan bantuan software
statistic. Software yang digunakan yaitu Microsoft Excel 2007.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari semua atribut sensoris yang diujikan
(warna, rasa, dan aroma) panelis lebih menyukai kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0)
dari pada kelima variasi sampel yang telah dikombinasikan dengan daun pandan
dengan perbandingan berat tertentu (2 , 2 , 3 , 3 , dan 4). Namun, dalam penelitian ini
kontrol hanya digunakan sebagai pembanding dari setiap variasi sampel yang
diujikan. Penilaian kesukaan panelis terhadap kelima variasi sampel secara overall
memberikan hasil bahwa variasi yang paling disukai oleh panelis adalah variasi 431
(daun sirsak : pandan = 3 : 2). Berikut merupakan rincian pembahasan mengenai
hasil penelitian yang telah dilakukan.

Warna
Secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang cukup mencolok
antara warna kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0) dengan warna dari kelima variasi
sampel. Warna kontrol adalah coklat muda sedikit kuning sedangkan warna dari
kelima variasi sampel adalah kuning kecokelatan, dengan tingkat kecokelatan sesuai
dengan banyaknya daun pandan yang digunakan. Semakin banyak jumlah daun
pandan yang digunakan maka warna yang ditunjukkan semakin cokelat. Berikut
merupakan tabel yang menyajikan kesukaan panelis terhadap warna kontrol dan
sampel yang diujikan
Tabel. Kesukaan panelis terhadap warna kontrol dan sampel

Variasi Rerata skor


Kontrol 132 3,30
875 3,15
431 3,40
Sampel 186 3,10
234 3,30
365 3,15

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panelis “mulaisuka” terhadap warna kontrol


dan kelima variasi. Pernyataan bahwa panelis “mulaisuka” terhadap warna-warna
tersebut didasarkan pada perolehan skor dari pengujian kesukaan warna kontrol dan

15
kelima variasi yang berada di antara jangkauan skor 3,00 dan 5,00. Skor 3,00
menyatakan bahwa kesukaan panelis terhadap warna sampel yang diuji adalah biasa
sedangkan skor 5,00 menyatakan bahwa warna sampel yang diuji adalah warna yang
disukai oleh panelis. Skor antara 3,00 dan 5,00 menunjukkan bahwa warna sampel
yang diujikan “mulai disukai” oleh panelis.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa panelis lebih menyukai warna variasi
431 dari pada warna dari kontrol dan keempat variasi sampel. Rerata penilaian yang
diberikan dua puluh panelis untuk variasi 431adalah 3,40. Skor ini menunjukkan
bahwa walaupun belum begitu familiar dengan minuman celup daun sirsak dengan
pandan, namun panelis sudah “mulai suka “ terhadap produk tersebut.

Rasa
Secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang cukup mencolok
antara rasa dari kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0) dengan rasa dari kelima variasi
sampel. Rasa dari kontrol adalah rasa khas daun sirsak sedangkan rasa dari kelima
variasi sampel adalah rasa khas daun sirsak dengan kombinasi rasa khas daun pandan.
Semakin banyak jumlah daun pandan yang digunakan maka rasa khas daun sirsak
yang dapat diindera semakin lemah. Berikut merupakan tabel yang menyajikan
kesukaan panelis terhadap rasa kontrol dan sampel yang diujikan
Tabel. Kesukaan panelis terhadap rasa kontrol dan sampel

Variasi Rerata skor


Kontrol 132 2,60
875 2,35
431 2,30
Sampel 186 1,95
234 2,25
365 2,50

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panelis menyatakan “mulai biasa”


terhadap rasa kontrol dan kelima variasi.Pernyataan bahwa panelis “mulai biasa”
terhadap rasa-rasa tersebut didasarkan pada perolehan skor dari pengujian kesukaan
rasakontrol dan kelima variasi yang berada di antara jangkauan skor 1,00 dan 3,00.
Skor 1,00 menyatakan bahwa kesukaan panelis terhadap rasa sampel yang diuji
adalah tidak suka sedangkan skor 3,00 menyatakan bahwa rasa sampel yang diuji

16
adalah rasa yang “biasa” oleh panelis. Skor antara 1,00 dan 3,00 menunjukkan bahwa
warna sampel yang diujikan “mulai biasa” oleh panelis.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa panelis lebih menyukai rasakontrol dari
pada rasa dari kelima variasi sampel. Rerata penilaian yang diberikan dua puluh
panelis untuk kontrol adalah 3,40. Skor ini menunjukkan bahwa walaupun belum
begitu familiar dengan minuman celup daun sirsak dengan pandan, namun panelis
sudah “mulai suka “ terhadap produk tersebut.

Aroma
Secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang cukup mencolok
antara aroma dari kontrol (daun sirsak : pandan = 2 : 0) dengan aroma dari kelima
variasi sampel. Aroma kontrolyang diujikan adalah aroma khas daun sirsak sedangkan
aroma dari kelima variasi sampel adalah aroma khas daun sirsak dengan kombinasi
aroma khas daun pandan. Semakin banyak jumlah daun pandan yang digunakan maka
aroma khas daun sirsakyang dapat diindera semakin lemah. Berikut merupakan tabel
yang menyajikan kesukaan panelis terhadap aroma dari kontrol dan sampel yang
diujikan
Tabel. Kesukaan panelis terhadap aroma kontrol dan sampel

Variasi Rerata skor


Kontrol 132 2,70
875 2,55
431 2,60
Sampel 186 2,30
234 2,70
365 2,25

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panelis menyatakan “mulai biasa”


terhadap aromakontroldan kelima variasi sampelyang diujikan. Pernyataan bahwa
panelis “mulai biasa” terhadap aroma dari kontrol dan kelima variasi sampel tersebut
didasarkan pada perolehan skor pengujian kesukaan panelis yang berada di antara
jangkauan skor 2,00 dan 3,00. Skor 2,00 menyatakan bahwa kesukaan panelis
terhadap aroma sampel yang diuji adalah agak tidak suka sedangkan skor 3,00
menyatakan bahwa aroma sampel yang diuji “biasa” oleh panelis. Skor antara 2,00
dan 3,00 menunjukkan bahwa aroma kontrol dan sampel yang diujikan “mulai biasa”
oleh panelis.

17
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa panelis lebih menyukai aroma
kontrol dari pada aroma kelima variasi sampel. Rerata penilaian yang diberikan oleh
dua puluh panelis untuk aromakontrol yang diujikan adalah 2,70. Skor ini
menunjukkan bahwa walaupun belum begitu familiar dengan daun sirsak dan pandan,
namun panelis sudah “mulai biasa “ terhadap aroma produk tersebut. Dari kelima
variasi sampel, aroma yang paling disukai panelis adalah variasi 234 dengan
perbandingan berat daun sirsak : pandan = 2 : 3. Rerata skor yang diberikan oleh dua
puluh orang panelis untuk variasi 234 adalah 2,70. Skor ini menyatakan bahwa
panelis sudah “mulai biasa” terhadap aromadari sampel variasi 234.
Overall (keseluruhan)

Kesukaan panelis terhadap sampel uji didapatkan dari rerata keseluruhan skor
semua atribut sensoris yang diujikan (warna, rasa, dan aroma). Hasil tersebut
diharapkan dapat mewakili kesukaan panelis secara keseluruhan terhadap sampel
yang diujikan. Berikut merupakan tabel yang menyatakan hasil tersebut.
Tabel. Kesukaan panelis terhadap kontrol dan sampel secara keseluruhan

Variasi Rerata skor


Kontrol 132 3,10
875 2,70
431 3,10
Sampel 186 2,50
234 2,65
365 2,75

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa panelis “mulai biasa” semua sampel
yang diujikan kecuali kontrol dan sampel dengan variasi 431 yang “mulai agak
disukai”. Skor kesukaan tertinggi diberikaan panelis untuk kontrol dan variasi 431.
Namun, kontrol dalam penelitian ini hanya digunakan sebagai pembanding. Penelitian
ini tetap terfokus pada usaha untuk mendapatkan formula kombinasi antara daun
sirsak dan pandan yang paling disukai panelis. Dari variasi sampel yang diujikan, skor
kesukaan tertinggi ada pada sampel dengan variasi 431, yaitu kombinasi daun sirsak :
pandan = 3 : 2. Berikut ini merupakan diagram yang menggambarkan atribut sensoris
dari kontrol dan sampel variasi 431.

18
warna
4
3
2
1
kontrol
0
variasi 431

aroma rasa

Diagram perbedaan skor atribut sensoris kontrol dan sampel variasi 431

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa panelis dapat membedakan semua
atribut sensoris yang diujikan (warna, rasa, dan aroma) antara kontrol dan sampel
dengan variasi 431. Perbedaan tersebut nyata secara statistik.

Uji Kandungan Flavonoid

Tabel 2. Uji Kandungan Flavonoid.

Sampel Warna Perlakuan Hasil Keterangan


sampel
132 Coklat Ditambah Sampel menjadi +
muda H2SO4 berwarna kuning
sedikit jernih
orange Ditambah 0,5 Sampel menjadi +
HCl pekat dan berwarna kuning
Mg bening
Ditambah Sampel menjadi +
NaOH berwarna merah
agak tua
875 Kuning Ditambah Sampel menjadi +
agak coklat H2SO4 berwarna kuning
muda jernih
Ditambah 0,5 Sampel menjadi +
HCl pekat dan berwarna kuning
Mg bening
Ditambah Sampel menjadi +
NaOH berwarna merah
tua
431 Coklat Ditambah Sampel menjadi +
sedang H2SO4 berwarna kuning
jernih

19
Ditambah 0,5 Sampel menjadi +
HCl pekat dan berwarna kuning
Mg bening
Ditambah Sampel menjadi +
NaOH berwarna kuning
186 Coklat tua Ditambah Sampel menjadi +
gelap H2SO4 berwarna kuning
jernih
Ditambah 0,5 Sampel menjadi +
HCl pekat dan berwarna kuning
Mg bening
Ditambah Sampel menjadi +
NaOH berwarna kuning
tua
234 Coklat Ditambah Sampel menjadi +
muda H2SO4 berwarna kuning
jernih
Ditambah 0,5 Sampel menjadi +
HCl pekat dan berwarna kuning
Mg bening
Ditambah Sampel menjadi +
NaOH berwarna kuning
365 Coklat Ditambah Sampel menjadi +
sedikit tua H2SO4 berwarna kuning
jernih
Ditambah 0,5 Sampel menjadi +
HCl pekat dan berwarna kuning
Mg bening
Ditambah Sampel menjadi +
NaOH berwarna kuning

+ menandakan produk (sampel) tersebut mengandung flavonoid


- menandakan produk (sampel) tersebut tidak mengandung flavonoid

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa variasi


431,234,dan 365 mengandung flavonoid lebih banyak daripada sampel 132,875, dan
186. Hal ini diketahui melalui uji laboratorium yang menunjukkan bahwa ketiga
sampel tersebut berubah menjadi warna kuning setelah ditetesi NaOH. Sementara itu,
variasi 132,875, dan 186 berubah menjadi warna kuning tua dan merah sesudah
ditetesi dengan NaOH. Sampel 132, 875, 431, 186, 234, dan 365 yang ditetesi dengan
H2SO4 ataupun 0,5 HCl pekat dan Mg menjadi berwarna kuning jernih dan kuning
bening. Kemungkinan hal ini terjadi karena adanya variabel pengganggu. Namun hal
ini tidak mempengaruhi analisa bahwa sampel-sampel tersebut mengandung
flavonoid.

20
21
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Metode pembuatan minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan dengan
cara mengumpulkan daun sirsak dan pandan lalu dikeringkan. Kemudian
dihancurkan menggunakan blender hingga menjadi serbuk daun. Setelah itu
diambil perbandingan tertentu untuk membuat beberapa variasi. Lalu
dimasukkan dalam kantong celup dan dikemas.
2. Potensi antikanker dari minuman fungsional dari daun sirsak dan pandan
sangat baik. Karena semua variasi yang telah diuji kandungan flavonoid
menyatakan positif memiliki kandungan flavonoid. Variasi 431, 234, dan 365
memiliki kandungan flavonoid lebih banyak dari ketiga variasi yang lain.
3. Formula terbaik untuk membuat minuman fungsional daun sirsak dan pandan
adalah variasi 431 dengan perbandingan daun sirsak dan pandan = 3 : 2. Hasil
tersebut berdasarkan uji sensoris yang dilakukan sebelumnya.
4. Respon dari para panelis yang meminum minuman fungsional daun sirsak dan
pandan adalah “mulai suka” terhadap variabel kontrol tetapi para panelis lebih
menyukai variasi 431 karena rerata dari atribut warna lebih besar daripada
variasi yang lain. Dan atribut keseluruhan memiliki rerata yang sama dengan
variabel kontrol.

B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai penerimaan panelis terhadap daun
sirsak yang telah dikombinasi dengan daun pandan.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai kandungan flavonoid dan
acetogenin yang terdapat di dalam daun sirsak dan daun pandan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Anggraeni,Anisa.2011. Pemanfaatan Buah Biola Cantik Sebagai Obat Kanker Pada


Manusia.Yogyakarta : Sagasitas.
Ridlo,Mahmudin.2010.Optimisasi Perbandingan Jagung dan Biji Kecipir dalam
Pembuatan Susu Jagung Tinggi Asam Amino Lisin Berdasarkan Uji
Organoleptik.Yogyakata : SMA N 5 Yogyakarta.
Suranto, Adji.2011.Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit.Jakarta : Pustaka Bunda.
Suseno, Mahfud.2013.Sehat Dengan Daun.Yogyakarta : Buku Pintar.

Internet :

http://agricenter.jogjaprov.go.id/index.php?action=generic_content.main&id_gc=256
http://rewisa.wordpress.com/2011/05/02/konsep-minuman-fungsional-sebagai-solusi-
cerdas-membentuk-masyarakat-modern-yang-sehat/
http://weus.net/manfaat-dan-khasiat-daun-pandan/2806/

23

Anda mungkin juga menyukai