Anda di halaman 1dari 8

1.

Judul, disertai dengan frasa perubahan atas peraturan perundang-undangan tersebut

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS


UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2OO9 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN.

2. Frasa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

3. Jabatan Pembentuk peraturan perundang- undangan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa negara bertanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah Carah Indonesia melalui penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan dengan
mengamankal dan menjamin pemanfaatan dan pelestarian hewan untuk mewujudkan kedaulatan,
kemandirian, serta ketahanan pangan dalam rangka menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran
seluruh ralgrat Indonesia sesuai dengan amanat UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945

b. bahwa dalam penyelenggaraan petemakan dan kesehatan hewan, upaya pengamanan maksimal
terhadap pemasukan dan pengeluaran ternak, hewan, dan produk hewan, pencegahan penyakit hewan
dan zoonosis, penguatan otoritas veteriner, persyaratan halal bagi produk hewan yang dipersyaratkan,
serta penegakan hukum terhadap pelanggaran kesejahteraan hewan, perlu disesuaikan dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat;

c. bahwa Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dipandang
tidak sesuai lagi dan perlu disempurnakan untuk dijadikan landasan hukum bagi penyelenggaraan
peternakan dan kesehatan hewan;

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
membcntuk Undang-Undang tentang perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2OO9 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan;

5. Dasar Hukum :

Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

6. Frasa :

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

7. Dictum :

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : UNDANG-UNDANGTENTANG UNDANG NOMOR 18 TAHUN DAN KESEHATAN HEWAN.


PERUBAHAN ATAS UNDANG2OO9 TENTANG PETERNAKAN.
1. Judul, disertai dengan frasa perubahan atas peraturan perundang-undangan tersebut

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA

2. Frasa : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


3. Jabatan Pembentuk peraturan perundang-undangan : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
4. Konsiderans
Menimbang :
a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur yang
merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, maka
kualitas sumber daya manusia Indonesia sebagai salah satu modal pembangunan nasional
perlu ditingkatkan secara terus menerus termasuk derajat kesehatannya.
b. bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan sumber daya manusia Indonesia dalam
rangka merwujudkan kesejahteraan rakyat perlu dilakukan upaya peningkatan di bidang
pengobatan dan pelayanan kesehatan, antara lain pada satu sisi dengan mengusahakan
ketersediaan narkotika jenis tertentu yang sangat dibutuhkan sebagai obat dan disisi lain
melakukan tindakan pencegahan dan pemberantasan terhadap bahaya penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika gelap narkotika.
c. bahwa narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang
pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan di sisi
lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan
tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama.
d. bahwa mengimpor, mengekspor, memproduksi, menanam, menyimpan, mengedarkan
dan menggunakan narkotika tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat, serta
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah kejahatan
karena sangat merugikan dan merupakan bahaya yang sangat besar kehidupan manusia,
masyarakat, bangsa, dan negara serta ketahanan nasional Indonesia.
e. bahwa kejahatan narkotika telah bersifat transnasional yang dilakukan dengan
menggunakan modus operandi yang tinggi dan teknologi canggih, sedangkan peraturan
perundang-undangan yang ada sudah tidak sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi
yang berkembang untuk menanggulangi kejahatan tersebut.
f. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a, b, c, d, dan e serta
pertimbangan bahwa Undang-undang Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika sudah tidak
sesuai lagi, maka perlu dibentuk Undang-undang baru tentang Narkotika.

5. Dasar Hukum
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945.
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1976 tentang Pengesahan Konvensi Tunggal Narkotika
1961, beserta Protokol mengubahnya (Lembaran Negara Tahun 1976 Nomor 36, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3085).
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495).
4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1997 tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-
bangsa tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika (United
Nations Convension Against Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances)
(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3673).

6. Frasa
Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

7. Dictum
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG NARKOTIKA.
1. Judul,disertai dengan frasa perubahan atas peraturan perundang-undangan tersebut

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG


PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
2. Frasa
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.

3. Jabatan pembentuk peraturan perundang-undangan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


4. Konsiderans

Menimbang :
a. bahwa untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum, negara berkewajiban
melaksanakan pembangunan hukum nasional yang dilakukan secara terencana, terpadu, dan
berkelanjutan dalam sistem hukum nasional yang menjamin pelindungan hak dan kewajiban
segenap rakyat Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas peraturan perundang-undangan yang
baik, perlu dibuat peraturan mengenai pembentukan peraturan perundang-undangan yang
dilaksanakan dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat semua
lembaga yang berwenang membentuk peraturan perundang-undangan;
c. bahwa dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan
kebutuhan masyarakat mengenai aturan pembentukan peraturan perundangundangan yang
baik sehingga perlu diganti;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf
c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

5. Dasar hukum

Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 22A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

6. Frasa

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
7. Dictum
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
1. Judul ,disertai dengan frasa perubahan atas peraturan perundang-undangan tersebut

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG


PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.

2. Frasa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

3. Jabatan,pembentukan perundangan-undangan:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4. Konsiderans

Menimbang :
a. bahwa pembentukan peraturan perundang-undangahhhhn merupakan salah satu
syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional yang hanya dapat terwujud apabila
didukung oleh cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat semua
lembaga yang berwenang membuat peraturan perundangundangan;
b. bahwa untuk lebih meningkatkan koordinasi dan kelancaran proses pembentukan
peraturan perundang-undangan, maka negara Republik Indonesia sebagai negara yang
berdasar atas hukum perlu memiliki peraturan mengenai pembentukan peraturan
perundang-undangan;
c. bahwa selama ini ketentuan yang berkaitan dengan pembentukan peraturan
perundang-undangan terdapat dalam beberapa peraturan perundang-undangan yang
sudah tidak sesuai lagi dengan hukum ketatanegaraan Republik Indonesia;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.

5. Dasar hukum

Mengingat : Pasal 20, Pasal 20A ayat (1), Pasal 21, dan Pasal 22A Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

6. Frasa
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
7. Dictum
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN.
1. Judul ,disertai dengan frasa perubahan atas peraturan perundang-undangan tersebut
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA
USAHA NEGARA.

2. Frasa
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.

3. Jabatan pembentuk peraturan perundang-undangan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


4. Konsiderans

Menimbang :

a. bahwa negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang
sejahtera, aman, tenteram, serta tertib, yang menjamin persamaan kedudukan warga masyarakat
dalam hukum, dan yang menjamin terpeliharanya hubungan yang serasi, seimbang, serta selaras
antara aparatur di bidang Tata Usaha Negara dengan para warga masyarakat.

b. bahwa dalam mewujudkan tata kehidupan tersebut, dengan jalan mengisi kemerdekaan melalui
pembangunan nasional secara bertahap, diusahakan untuk membina, menyempurnakan, dan
menertibkan aparatur di bidang Tata Usaha Negara, agar mampu menjadi alat yang efisien, efektit,
bersih, serta berwibawa, dan yang dalam melaksanakan tugasnya selalu berdasarkan hukum dengan
dilandasi semangat dan sikap pengabdian untuk masyarakat.

c. bahwa meskipun pembangunan nasional hendak menciptakan suatu kondisi sehingga setiap
warga masyarakat dapat menikmati suasana serta iklim ketertiban dan kepastian hukum yang
berintikan keadilan, dalam pelaksanaannya ada kemungkinan timbul benturan kepentingan,
perselisilian, atau sengketa antara Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dengan warga masyarakat
yang dapat merugikan atau menghambat jalannya pembangunan nasional.

d. bahwa untuk menyelesaikan sengketa tersebut diperlukan adanya Peradilan Tata Usaha Negara
yang mampu menegakkan keadilan, kebenaran, ketertiban, dan kepastian hukum, sehingga dapat
memberikan pengayoman kepada masyarakat, khususnya dalam hubungan antara Badan atau
Pejabat Tata Usaba Negara dengan masyarakat.

e. bahwa sehubungan dengan pertimbangan tersebut, dan sesuai pula dengan Undang-undang
Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, perlu dibentuk
Undang-undang tentang Peradilan Tata Usaha. Negara.

5. Dasar Hukum
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 24, dan Pasal 25 Undang-Undang Dasar 1945.
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1978
dihubungkan dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
II/MPR/1983 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara.
3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuanketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman (Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2951).
4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Tahun
1985 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3316).

6. Frasa
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

7. Dictum
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

Anda mungkin juga menyukai