Anda di halaman 1dari 19

Konsep Gastroenteritis

Oleh:
Ns. Riris Andriati, S.Kep., M.Kep.
Ns. Lukman Handoyo, S.Kep.

Tim Pengajar Keperawatan Medikal Bedah 2


STIKes Widya Dharma Husada
April, 2020
Definisi Gastroenteritis
• Gastroenteritis adalah suatu
inflamasi yang terjadi di area
membran mukosa pada saluran
pencernaan (Chow, Leung & Hon, 2010).
• Umumnya inflamasi tersebut
terjadi karena proses infeksi oleh
virus atau bakteri.
• Anatomi sistem pencernaan yang
bermasalah adalah small
intestine (usus halus) dan
stomach (lambung).
Etiologi Gastroenteritis
• Penyebab gastroenteritis terbanyak di dunia adalah karena virus:
• Norovirus  paling banyak menyebabkan orang dewasa gastroenteritis
• Rotavirus  paling banyak menyebabkan anak gastroenteritis
• Adhenovirus
• Vesivirus
• Namun, gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri:
• Salmonella sp.  menurut penelitian yang dilakukan oleh Halimatussa’diah et al. (2018),
bakteri ini sering ditemukan di jajanan anak sekolah yang kurang higienis.
• Campylobacter
• Shigella
• E. coli
• Parasit, sebetulnya kasus jarang terjadi. Contoh jenis parasit: Cryptosporidium,
Giardia, Cyclospora. Parasit ini dapat ditemukan pada makanan yang
pengelolaannya buruk dan sumber sanitasi air yang cenderung kotor.
Gambaran Virus
Penyebab
Gastroenteritis di
Bawah Mikroskop
(Page et al., 2019)

A = Rotavirus
B = Norovirus
C = Vesivirus
Klasifikasi Gastroenteritis (Sattar & Singh, 2019)

• Gastroenteritis Akut
• Terjadi dalam waktu hanya kurang dari 14 hari
• Gastroenteritis Persisten
• Terjadi selama 14-30 hari
• Gastritis Kronis
• Terjadi lebih dari 30 hari
• Gastroenteritis Berulang
• Terjadi lagi setelah 7 hari sembuh
Manifestasi Klinis
Gastroenteritis
Beberapa tanda dan gejala pada klien yang
mengalami gastrointestinal adalah sebagai
berikut (Duncan, 2020) :
• Diare  frekuensi BAB lebih dari 3x/hari
dengan konsistensi feses lunak/cair
• Mual
• Muntah
• Nyeri abdomen
• Demam
• Kelemahan/letargi
Perbedaan Diare dengan Gastroenteritis
• Klien yang gastroenteritis sudah pasti mengalami diare.
• Klien yang diare belum tentu gastroenteritis.

Gastroenteritis Diare

Penyebab Bakteri/Virus/Parasit Bakteri, virus, konsumsi berlebih


makanan pedas, alergi/intoleransi
terhadap jenis makanan tertentu,
kecemasan, dan lain-lain

Manifestasi Klinis • Frekuensi BAB lebih dari 3x/hari Frekuensi BAB lebih dari 3x/hari dengan
dengan konsistensi lunak/cair. konsistensi feses lunak/cair.
• Mual
• Muntah
• Demam
• Nyeri abdomen
dll

DI INDONESIA, GASTROENTERITIS SERING DISEBUT DENGAN MUNTABER


Patofisiologi Gastroenteritis
Patogen bertahan hidup
Klien mengonsumsi makanan yang sampai lambung dan Patogen menginfeksi mukosa
terkontaminasi patogen usus halus lambung dan usus halus

Di usus halus, patogen (terutama


Sel-sel enterosit yang Virus memproduksi zat yang virus) menginfeksi lapisan mukosa
berada di usus halus rusak bersifat enterotoksin (racun) usus halus dan melakukan
replikasi

Akibatnya vili usus halus menjadi


malfungsi dan proses absorbsi Makanan tertumpuk di lumen
Tekanan osmotik meningkat
nutrien dan cairan tidak adekuat usus

Catatan lain: Saat sel usus dan lambung diinvasi virus (terutama Stimulasi untuk eliminasi fekal
sel enterochromaffin), maka tubuh akan memproduksi banyak
hormon serotonin. Serotonin berlebih dapat menstimulasi meningkat sehingga muncul diare
kemoreseptor di otak kemudian menimbulkan respon muntah.
INI USUS HALUS

INI YANG DIRUSAK


OLEH VIRUS
Gambaran sel dalam usus halus yang
mengalami inflamasi
Konsep Farmakologi Gastroenteritis (1)
• Orang dengan gastroenteritis mengalami muntah dan diare, maka akan banyak
KEHILANGAN CAIRAN. Klien harus diberikan terapi cairan yang disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh:
• Oralit
• Infus
• Dosis oralit biasanya dilarutkan dalam 200 ml air setiap sachetnya.
• Umumnya, oralit mengandung NaCl, Glukosa Anhidrat, Trisodium Sitrat, dan
Kalium Klorida yang mampu menggantikan cairan tubuh yang hilang saat diare.
• Jika oralit dibuat dengan manual maka perbandingannya adalah 2:1 (gula 2,
garam 1)
• Takarannya sekitar 1-2 sendok teh gula dan ¼ - 1 sendok teh garam  dalam 200
ml air.
• Oralit diminum setiap kali klien selesai BAB dan muntah.
Konsep Farmakologi Gastroenteritis (2)
Cara Kerja Oralit
Klien minum oralit  ion natrium yang banyak terdapat dalam garam
berikatan dengan Sodium Glucose Transporter-1 (SGT-1), yakni suatu
molekul yang terdapat di membran usus halus  Setelah natrium dan
SGT-1 berikatan, SGT-1 mampu menarik glukosa agar bisa diserap oleh
usus dan tersirkulasi dalam tubuh  akhirnya, baik ion natrium
maupun glukosa dibawa masuk oleh SGT-1 ke dalam sistem peredaran
darah sehingga mencegah terjadinya dehidrasi.
Dugaan persentase dehidrasi berdasarkan riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, dan data laboratorium
Contoh perhitungan untuk menduga volume
cairan yang dibutuhkan klien
Konsep Farmakologi Gastroenteritis (3)
• Obat Gastroenteritis: Antimotilitas
• Yang paling terkenal adalah Loperamide HCl
• Cara kerjanya adalah dengan menghambat gerakan usus (memengaruhi saraf
dan sirkulasi usus)
• Pemakaiannya masih kontroversial, karena dirasa dengan menghambat
motilitas usus akan menghambat pula upaya usus yang sebetulnya sedang
mengeluarkan patogen/racun/toksin.
• Obat Gastroenteritis: Absorbent
• Yang biasa dipakai adalah Attapulgit (merek dagang misalnya: New Diatab)
• Cara kerjanya adalah dengan sedikit memperlambat gerakan usus sehingga
meningkatkan penyerapan (termasuk penyerapan racun dan zat toksin) dan
feses yang dikeluarkan menjadi lebih padat.
Konsep Farmakologi Gastroenteritis (4)
• Obat Gastroenteritis: Antibiotik  bila perlu, sesuai indikasi
• Obat Gastroenteritis: Probiotik
• Yang paling sering dipakai adalah Lacto B
• Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan jumlah bakteri baik dalam usus,
sehingga bakteri jahat dapat berkurang (menjaga flora normal dalam usus)
• Kandungan Lacto B  Lactobacillus acidophilus, Streptococcus thermophillus
• Obat Gastroenteritis: Zinc
• Merupakan obat yang dapat membantu mengganti mineral dalam tubuh yang
hilang akibat diare dan muntah
• Biasanya diberikan selama 10-14 hari berturut-turut, dengan dosis 1 tablet
(20 mg)/hari
Konsep Manajemen Nutrisi pada Klien
Gastroenteritis
• Konsumsi makanan berkuah seperti sup yang tidak terlalu banyak isi
(clear soup)  isikan dengan daging ayam cincang dan wortel
• Nasi tim juga bisa diberikan
• Hindari sementara makanan yang terlalu tinggi serat
• Hindari makanan yang terlalu kuat penyedap rasa/berbumbu
• Hindari makanan yang bertepung atau mengandung susu  usus
cenderung lebih sensitif
• Buah yang dianjurkan  apel, pisang
Referensi
1. Chow, M.C., Leung, A.K.C., Hon, K.L. (2010). Acute gastroenteritis: from guidelines to real life. Clinical and
Experimental Gastroenterology, Vol 3, pp. 97-112.
2. Duncan, D.L. (2020). Gastroenteritis: An overview of the symptoms, transmission and management.
British Journal of School Nursing. Vol. 13(10).
3. Halimatussa’diah, Zahra, Athena. (2018). Kejadian Gastroenteritis dan Faktor Penyebabnya pada Siswa SD
di Kelurahan Beji Timur, Kota Depok. Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 17(2), pp. 96-104.
4. Page, N. A., Nadan, S., & Mans, J. (2019). Viral Gastroenteritis. Gastrointestinal Diseases and Their
Associated Infections, 135–149. doi:10.1016/b978-0-323-54843-4.00011-8.
5. Sattar SBA, Singh S. Bacterial Gastroenteritis. [Updated 2019 Mar 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513295/
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai