Anda di halaman 1dari 7

Tidak menjual produk investasi dan tidak mengelola dana

ARNA
Rapor Emiten
Sejak 2021
22 Juni 2021
Tentang Perusahaan
Nama Perusahaan : PT Arwana Citramulia Tbk
Tanggal Berdiri : 22 Februari 1993
IPO : 17 Juli 2001
Bisnis Utama : Industri Keramik

Kegiatan Usaha :

Manufaktur Ubin Keramik

Pemegang Saham
Tandean Rustandy (P) : 37,32%
PT Suprakreasi Eradinamika : 14,07%
Publik : 47,64%
Treasury : 0,97%

Sumber: Laporan Tahunan 2020 dan RTI,


Kondisi Pasar &
Perusahaan
Perseroan melalui anak perusahaannya memiliki 44
sub-distributor yang tersebar di berbagai kota besar di
Indonesia, dan lebih dari 32 ribu gerai ritel di Indonesia.

Perseroan memiliki 5 pabrik dengan total kapasitas


terpasang 61,37 juta m 2 . Perseroan terus meningkatkan
kapasitasnya dari tahun 2010 hingga 2020 dengan CAGR
sebesar 4,86%. Pada tahun 2020, Perseroan
memanfaatkan 103% dari kapasitas terpasang.

Pada tahun 2020, pasar terbesar tetap domestik dengan


60,66% penjualan berkontribusi ke pulau Jawa.
Perusahaan juga mencatatkan peningkatan penjualan
sebesar 129% di pasar ekspor.

Pasar ubin keramik Indonesia diperkirakan akan


mencatat CAGR 10% (2021 – 2026) yang didorong oleh
industri konstruksi dan perumahan. Pasar ubin
Indonesia diproyeksikan mencapai $4,3 miliar pada
tahun 2026.

Pasar ubin keramik global diproyeksikan tumbuh dari


207,7 miliar USD pada tahun 2020 menjadi 285,1 miliar
USD pada tahun 2025, dengan CAGR sebesar 6,5%
selama periode perkiraan.

Sumber: Laporan Tahunan 2020, Mordorintelligence,


Techsciresearch, Globenewswire
Narasi
Target pasar Perusahaan adalah kelas menengah ke bawah dan
baru-baru ini meluncurkan produk keramik kelas atas yang
dirancang untuk kelas menengah ke atas. Produk ini sedang
diproduksi dari Pabrik 5B Mojokerto, Jawa Timur dan akan
menambah total kapasitas produksi menjadi 65 juta m 2 pada
tahun 2021. ARNA berencana untuk menambah kapasitas produksi
lebih lanjut dari jenis yang sama, ke Pabrik 4C dan 5C dengan
konstruksi pada tahun 2022 dan selesai pada tahun 2023.

Harga gas untuk industri keramik mendapat bantuan menjadi


seharga 6 USD/MMBTU. Harga tersebut dapat membantu
Perusahaan meningkatkan marjin laba bersih jika tetap rendah.

Pemerintah memberlakukan pengamanan pada produk keramik


dari India dan Vietnam pada Agustus 2020 dan kebijakan
pelarangan penggunaan produk impor untuk properti dan
infrastruktur. Hal ini merupakan katalis positif untuk mendorong
penjualan ARNA.

Konsumsi keramik per kapita Indonesia sendiri masih sangat


rendah yaitu 1,4 meter persegi sedangkan rata-rata dunia 2,5
meter, dan sebagai perbandingan, Vietnam 5,8 meter persegi, Cina
4,6 meter persegi, dan Malaysia 2,7 meter persegi. Dengan insentif
perumahan lebih lanjut yang diberikan untuk mendorong
pembangunan apartemen, rumah, dan bangunan, hal ini dapat
lebih membantu meningkatkan konsumsi dan menguntungkan
penjualan dan laba ARNA.

Sumber: Industri.kontan, Industri.kontan (2), dan Laporan Tahunan 2020,


Risiko
Lini bisnis baru, perusahaan telah memperluas
produk bisnisnya dengan membidik pasar baru
“kelas menengah atas”. Kegagalan untuk
menangkap pasar baru dan menjual produk baru
dapat berdampak pada arus kas dan profitabilitas
serta mengurangi rencana ekspansi.

Komponen risiko lain terkait harga komoditas


adalah fluktuasi harga gas karena gas bumi
merupakan sumber energi utama bagi industri
keramik. Perusahaan telah diuntungkan dari harga
gas yang rendah untuk manufaktur jika ini naik
dapat mengurangi keuntungan atau margin yang
mempengaruhi bisnis.

Salah satu risiko besar pada tahun 2021 adalah


rencana konstruksi semakin tertunda, sehingga
lebih sedikit proyek yang diselesaikan. Hal ini dapat
berdampak pada penjualan ARNA dan
meningkatkan tingkat persediaan karena terjadi
penundaan penjualan.

Sumber: Laporan Tahunan 2020


Kinerja Keuangan
LAPORAN LABA/RUGI
Dalam Miliaran Rupiah 2018 2019 2020 Q1 2021
Pendapatan 1.971 2.152 2.212 662
Beban Pokok (1.500) (1.583) (1.509) (431)
Laba Bruto 472 569 703 232
Beban Lainnya (250) (279) (283) (81)

Laba Usaha 222 290 420 151


Pendapatan keuangan 4 11 11 3
Beban keuangan (14) (9) (10) (1)
Laba Usaha 212 292 421 153
Pajak (54) (74) (95) (34)
Laba Bersih 158 218 326 119

Non Controlling Interest 2 2 3 1


laba Berish Parent 156 216 323 118

NERACA KEUANGAN

Dalam Miliaran Rupiah 2018 2019 2020 Q1 2021


Aset Lancar 828 976 1.183 1.355
Aset Tidak Lancar 825 823 787 846

Total Aset 1.653 1.799 1.970 2.202


Liabilitas Jangka Pendek 477 562 602 919

Liabilitas Jangka Panjang 80 60 63 66


Total Liabilitas 556 622 665 985
Ekuitas 1.079 1.158 1.284 1.194

LAPORAN ARUS KAS

Dalam Miliaran Rupiah 2018 2019 2020 Q1 2021


Arus Kas Operasional 357 369 420 157
Arus Kas Investasi (89) (43) (84) (16)
Arus Kas Pendanaan (135) (169) (249) (6)
Kas & Setara Kas Akhir 193 349 436 571

Sumber: Laporan Keuangan


Disclaimer

Pandangan di atas merupakan pandangan dari


PanenSAHAM, dan kami tidak bertanggung
jawab atas keuntungan atau kerugian yang
diterima oleh investor dalam bertransaksi. Semua
keputusan ada di tangan investor. Tujuan
pandangan investasi ini bertujuan untuk
memberikan edukasi dan bukanlah rekomendasi
untuk melakukan pembelian maupun penjualan
atau aktivitas lain yang memiliki hubungan
dengan transaksi di pasar modal. Investasi saham
memiliki resiko dan imbal hasil yang tinggi, para
investor diwajibkan untuk mempelajari sebelum
mengambil keputusan.

Anda mungkin juga menyukai