Kel 4 Psikologi Belajar
Kel 4 Psikologi Belajar
TENTANG
PENDIDIKAN KEPRIBADIAN
Oleh
Kelompok 4
1. Adi Agus Salim (1910002)
2. Fitri Zamili (1910074)
3. Jonerik Harefa (1910023)
4. Nazriani Dewi (1910044)
5. Boby Syahputra (1910072)
Dosen Pembimbing
Fitri Puan, M.Pd.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur selalu kami panjatkan
kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya serta bimbingan-Nya,
akhirnya penulisan buku ini dapat selesai. Sholawat serta salam senantiasa kita
limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia ke jalan yang terang benderang yakni ajaran agama Islam. Semoga kita
termasuk umat beliau yang kelak mendapatkan syafaat di yaumil akhir nanti.
Amin yarobbal’alamiin.
Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan. Makalah yang berjudul “Pendidikan Kepribadian“ ini
dalam penulisannya, penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam
penyelesainnya. Adapun penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan
serta arahan dari ibu Fitri Puan, M.Pd. untuk itu dengan segala kerendahan hati
dan rasa hormat, maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kami berharap dari makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca serta penulis. Demikianlah makalah ini
penulis susun, kritik serta saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
melengkapi buku ini, untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Defenisi Kepribadian....................................................................................2
B. Pengertian Pendidikan Karekter....................................................................2
C. Tujuan Pendidikan Karakter.........................................................................3
D. Manfaat Psikologi Pendidikan Bagi Guru dan Siswa...................................3
E. Strategi Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah.............................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang guru juga berperan sebagai pengganti orang tua atau orang tua kedua
bagi siswa disekolah. Sehingga seorang guru harus dapat dan mampu memberikan
contoh yang posistif atau memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Di sekolah
sering sekali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan
lain sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa guru tidak berhasil
memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong dan memberi semangat bagi
anak didiknya agar dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Perlu diibngat bahaw
nilai baik atau buruk pada suatu pelajaran tertentu belumtentu disebabkan karena
hasil dari kemampuan berfikir seorang siswa. Karena sering kali terjadi bahwa
seorang siswa dapat belajar dan menghasilkan nilai yang baik atau seorang siswa
dalam belajar memilki tingkat kemalasan yang luar biasa karena bersumber dari
dirinya, tetapi sering juga hal-hal tersebut disebabkan karena kurang mampunya
seorang guru memberi contoh dan motivasi yang positif kepada siswanya.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kepribadian
Atkinson (1996) dalam bukunya Pengantar Psikologi Jilid-2 mendefinisikan
kepribadian sebagai pola perilaku dan cara berfikir yang khas, yang menentukan
penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan. Istilah khas menyiratkan adanya
konsistensi perilaku, bahwa orang cenderung untuk bertindak atau berfikir dengan
cara tertentu dalam berbagai situasi. Sementara itu menurut Kelly (dalam
Koeswara, 1991) kepribadian diartikan sebagai cara yang unik dari individu dalam
mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.1
Menurut Wheeler (dalam Patty, 1982) kepribadian adalah pola khusus atau
keseimbangan daripada reaksi-reaksi yang teratur yang menampakkan sifat
khusus individu diantara individu-individu yang lain.Sedangkan menurut
Sigmund Freud sang pendiri aliran Psikoanalisa (dalam Koeswara, 1991)
memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni
id (dorongan, atau nafsu), Ego (diri) dan superego (nilai yang diintroyeksikan
melalui pendidikan). Menurutnya tingkah laku, tidak lain merupakan hasil dari
konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.
1
M. Fakhrurrozi & Praesti Sedjo, Makalah Psikologi Pendidikan , ( Jakarta:Universitas
Gunadarma, 2003), hal 17
2
educate atau bahasa latinnya educo. Educo berarti mengembangkan dari dalam;
mendidik, melaksanakan hukum kegunaan. Ada pula yang mengatakan bahwa
kata education berasal dari bahasa latin educare yang memiliki konotasi melatih
atau menjinakkan (seperti dalam konteks manusia melatih hewanhewan yang liar
menjadi semakin jinak sehingga bisa diternakkan).2
2
Muhammad Fadlillah & Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2013), hlm.16-17
3
Anas Salahuddin, FilsafatPendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,2011), hlm.205.
3
1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
2. Mengidentifikasikan karakter secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran, perasaan dan perilaku.
3. Mengguanakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk
membangun karakter.
4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku yang baik.
6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang
menghargai semua siswa, membangun karakter mereka dan membantu
mereka untuk sukses.
7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para siswa.
8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi
tanggung jawab untuk pendidikan karakter yang setia kepada nilai dasar
yang sama.
9. Adanya pembagian kepimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter.
10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha
membangun karakter.
11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru
karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan siswa.
4
Yowenus Wenda, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: illumination Publihser, 2011) hal.
17
4
bilik darjah dengan berkesan .hadap peserta didiknya
e. Melengkapkan pengetahuan guru sehingga mempersiapkan segala sesutu
yang berkaitan dengan proses belajar mengajar maksimal. Baik dari sisi
mempersiapkan materi ajar maupun metode yang akan digunakan.
5
b. Merasa kecewa dengan siswa yang suka bertanya yang seolah-olah
mencariperhatian.
c. Merasa kecewa dengan siswa yang suka diam dan tidak pernah
mengungkapkan pendapatnya.
e. Merasa kesal dengan siswa yang bicaranya kasar dan masih banyak hal
yang diemukan oleh seorang guru dalam lapangan.6
6
Soetjipto, Dkk. Profesi Keguruan,( Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal.38
7
Barnawi & M.Arifin, strategi & kebijakan pembelajaran pendidikan karakter (jogjakarta:
Ar-Ruzz Media,2012), halm.65
6
pembelajaran di kelas.8
8
Ibid. 163
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Wheeler (dalam Patty, 1982) kepribadian adalah pola khusus atau
keseimbangan daripada reaksi-reaksi yang teratur yang menampakkan sifat
khusus individu diantara individu-individu yang lain.Sedangkan menurut
Sigmund Freud sang pendiri aliran Psikoanalisa (dalam Koeswara, 1991)
memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni
id (dorongan, atau nafsu), Ego (diri) dan superego (nilai yang diintroyeksikan
melalui pendidikan).
Ada pula yang mengatakan bahwa kata education berasal dari bahasa latin
educare yang memiliki konotasi melatih atau menjinakkan (seperti dalam konteks
manusia melatih hewanhewan yang liar menjadi semakin jinak sehingga bisa
diternakkan).
Dalam konsep yang dirumuskan Carl rogers, sumber daya manusia yang
memiliki kepribadian yang seimbang, yaitu sebagai berikut: Bersikap terbuka,
menerima berbagai pengalaman, dan berusaha memahami perasaan-perasaan
internalnya.
8
sehingga mempersiapkan segala sesutu yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar maksimal.
Mungkin kita tidak sadar, bahwa sikap memarahi yang kita lakukan kepada
siswa kita yang tidak pernah bertanya di kelas, bisa menyebabkan siswa malah
menjadi minder, malas belajar dan semakin tidak memiliki keberanian di kelas,
kenapa ini bisa terjadi?, karena pada dasarnya siswa yang bersangkutan diam
bukan disebabkan karena dia tidak tertarik dengan pelajaran, tetapi lebih
disebabkan oleh tipe kepribadian introvert yang ada pada dirinya sehingga dia
cenderung pendiam.
Merasa kesal dengan siswa yang bicaranya kasar dan masih banyak hal yang
diemukan oleh seorang guru dalam lapangan.
9
10
DAFTAR PUSTAKA
11