Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI BELAJAR

TENTANG
PENDIDIKAN KEPRIBADIAN

Oleh
Kelompok 4
1. Adi Agus Salim (1910002)
2. Fitri Zamili (1910074)
3. Jonerik Harefa (1910023)
4. Nazriani Dewi (1910044)
5. Boby Syahputra (1910072)

Dosen Pembimbing
Fitri Puan, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEMESTER IVB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
KOTA TANJUNGBALAI
TA. 2020-2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
            Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur  selalu kami panjatkan
kehadirat  Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya serta bimbingan-Nya,
akhirnya penulisan buku ini dapat selesai. Sholawat serta salam senantiasa kita
limpahkan  kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia ke jalan yang terang benderang yakni ajaran agama Islam. Semoga kita
termasuk umat beliau yang kelak mendapatkan syafaat di yaumil akhir nanti.
Amin yarobbal’alamiin.
            Penulisan makalah ini guna untuk  memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan. Makalah yang berjudul “Pendidikan Kepribadian“ ini
dalam  penulisannya, penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam
penyelesainnya. Adapun penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan
serta arahan dari ibu Fitri Puan, M.Pd. untuk itu dengan segala kerendahan hati
dan rasa hormat, maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kami berharap dari makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca serta penulis. Demikianlah makalah ini
penulis susun, kritik serta saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
melengkapi buku ini, untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Tanjungbalai, 17 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Defenisi Kepribadian....................................................................................2
B. Pengertian Pendidikan Karekter....................................................................2
C. Tujuan Pendidikan Karakter.........................................................................3
D. Manfaat Psikologi Pendidikan Bagi Guru dan Siswa...................................3
E. Strategi Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah.............................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah, yang memegang peranan


penting dalam proses belajar selain instasi sekolah adalah adanya kerjasama
antara guru dan siswa. Seorang guru memegang peranan penting dalam
membentuk siswanya. Tidak hanya membentuk dalam bentuk pola pikir atau
pengetahuan, seorang guru juga dituntut untuk dapat meembentuk siswanya dari
segi tingkah laku dan emosional siswa.

Seorang guru juga berperan sebagai pengganti orang tua atau orang tua kedua
bagi siswa disekolah. Sehingga seorang guru harus dapat dan mampu memberikan
contoh yang posistif atau memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Di sekolah
sering sekali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan
lain sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa guru tidak berhasil
memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong dan memberi semangat bagi
anak didiknya agar dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Perlu diibngat bahaw
nilai baik atau buruk pada suatu pelajaran tertentu belumtentu disebabkan karena
hasil dari kemampuan berfikir seorang siswa. Karena sering kali terjadi bahwa
seorang siswa dapat belajar dan menghasilkan nilai yang baik atau seorang siswa
dalam belajar memilki tingkat kemalasan yang luar biasa karena bersumber dari
dirinya, tetapi sering juga hal-hal tersebut disebabkan karena kurang mampunya
seorang guru memberi contoh dan motivasi yang positif kepada siswanya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pendidikan Kepribadian ?


2. Apa Manfaat Psikologi bagi Guru dan Siswa ?
3. Bagaimana diagnosa kesulitan belajar ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Kepribadian
Atkinson (1996) dalam bukunya Pengantar Psikologi Jilid-2 mendefinisikan
kepribadian sebagai pola perilaku dan cara berfikir yang khas, yang menentukan
penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan. Istilah khas menyiratkan adanya
konsistensi perilaku, bahwa orang cenderung untuk bertindak atau berfikir dengan
cara tertentu dalam berbagai situasi. Sementara itu menurut Kelly (dalam
Koeswara, 1991) kepribadian diartikan sebagai cara yang unik dari individu dalam
mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.1

Menurut Wheeler (dalam Patty, 1982) kepribadian adalah pola khusus atau
keseimbangan daripada reaksi-reaksi yang teratur yang menampakkan sifat
khusus individu diantara individu-individu yang lain.Sedangkan menurut
Sigmund Freud sang pendiri aliran Psikoanalisa (dalam Koeswara, 1991)
memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni
id (dorongan, atau nafsu), Ego (diri) dan superego (nilai yang diintroyeksikan
melalui pendidikan). Menurutnya tingkah laku, tidak lain merupakan hasil dari
konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.

B. Pengertian Pendidikan Karekter


Istilah pendidikan karakter muncul ke permukaan pada akhirakhir ini, setelah
terjadi degradasi moral yang melanda bangsa indonesia. Pendidikan karakter
terambil dari dua suku kata yang berbeda, yaitu pendidikan dan karakter. Kedua
kata ini mempunyai makna sendiri-sendiri. Pendidikan lebih merujuk pada kata
kerja, sedangkan karakter lebih pada sifatnya. Artinya, melalui proses pendidikan
tersebut, nantiya dapat dihasilkan sebuah karakter yang baik. Untuk lebih jelasnya
dibawah ini akan didefinisikan satu per satu.

Pendidikan sendiri merupakan terjemahan dari education, yang kata dasarnya

1
M. Fakhrurrozi & Praesti Sedjo, Makalah Psikologi Pendidikan , ( Jakarta:Universitas
Gunadarma, 2003), hal 17

2
educate atau bahasa latinnya educo. Educo berarti mengembangkan dari dalam;
mendidik, melaksanakan hukum kegunaan. Ada pula yang mengatakan bahwa
kata education berasal dari bahasa latin educare yang memiliki konotasi melatih
atau menjinakkan (seperti dalam konteks manusia melatih hewanhewan yang liar
menjadi semakin jinak sehingga bisa diternakkan).2

C. Tujuan Pendidikan Karakter


Sumber daya manusia (SDM) agar tercipta kemampuan dan keterampilan
yang dapat digunakan untuk memanfaatkan alam. Sejak disadarinya kemampuan
manusia untuk mengeksploitasi alam yang bisa diubah untuk memudahkan
kehidupannya, pendidikan menjadi kegiatan yang kemudian dianggap penting
untuk menjadi bagian dari mengatur masyarakat.
Dalam konsep yang dirumuskan Carl rogers, sumber daya manusia yang
memiliki kepribadian yang seimbang, yaitu sebagai berikut:
a. Bersikap terbuka, menerima berbagai pengalaman, dan berusaha memahami
perasaan-perasaan internalnya.
b. Hidup secara eksistensialistik, yaitu memiliki kepuasan batin bahwa setiap
saat ia menginginkan pengalaman baru, ini berarti memiliki perasaan
internal bahwa ia bergerak dan tumbuh.

c. Dalam struktur keanggotaannya, ia menemukan hal yang dipercaya untuk


mencapai tingkah laku yang paling banyak memberikan kepusasan dalam
tiap kondisi nyata, ia melakukan apa yang dirasakannya benar dalam
konteks kekinian. Ia berpegang pada pembentukan totalitas dan
komperehensif pada dirinya untuk mengarahkan tingkah laku sesuai dengan
pengalamannya.3

D. Prinsip Pendidikan Karakter

Character Education Quality Standards merekomendaikan sebelas prinsip


untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, sebagai berikut:

2
Muhammad Fadlillah & Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2013), hlm.16-17
3
Anas Salahuddin, FilsafatPendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,2011), hlm.205.

3
1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
2. Mengidentifikasikan karakter secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran, perasaan dan perilaku.
3. Mengguanakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk
membangun karakter.
4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku yang baik.
6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang
menghargai semua siswa, membangun karakter mereka dan membantu
mereka untuk sukses.
7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para siswa.
8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi
tanggung jawab untuk pendidikan karakter yang setia kepada nilai dasar
yang sama.
9. Adanya pembagian kepimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter.
10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha
membangun karakter.
11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru
karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan siswa.

E. Manfaat Psikologi Pendidikan Bagi Guru dan Siswa


1. Manfaat Psikologi Pendidikan Bagi Guru4
Kepentingan psikologi pendidikan kepada guru ialah:
a. Memberikan ilmu pengetahuan tentang teori dan prinsip psikologi lam
pembelajaran.
b. Kepada guru supaya mengamalkannya dalam bilik darjah
c. Menyadarkan guru terhadap perbedaan individu dari segi mental, fizikal,
minat demi mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.
d. Membekalkan ilmu pengetahuan tentang tingkah laku murid agar
membolehkan guru mencegah masalah displin yang tidak diingini dalam

4
Yowenus Wenda, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: illumination Publihser, 2011) hal.
17

4
bilik darjah dengan berkesan .hadap peserta didiknya
e. Melengkapkan pengetahuan guru sehingga mempersiapkan segala sesutu
yang berkaitan dengan proses belajar mengajar maksimal. Baik dari sisi
mempersiapkan materi ajar maupun metode yang akan digunakan.

f. memberikan guru kefahaman tentang naluri dan keperluan murid akan


membantu guru penggunakan teknik motivasi yang berkesan serta
mewujudkan hubungan baik diantara guru dan muridnya.

2. Fungsi Psikologi Pendidikan dalam guru mengerti Kepribadian siswa.

Psikologi pendidikan membekalkan guru dengan ilmu pengetahuan,


kemahiran dan sikap mengajar yang berguna dalam aktiviti pendidikan. Sebagian
dari kita mungkin masih menyimpan tanda tanya Kenapa mengenal kepribadian
siswa menjadi penting untuk meningkatkan prestasi? Kekesalan-kekesalan kita
pada dasarnya adalah disebabkan oleh ketidak tahuan kita terhadap tipe
kepribadian masing-masing siswa, sehingga kita sering kesal dengan sikap-sikap
siswa yang tidak sesuai dengan keinginan kita, kemudian memarahi, tanpa
memahami, dan tanpa memberikan solusi yang sesuai dengan pribadi dan
kebutuhan siswa. Inilah yang saya maksudkan dengan pentingnya mengenal tipe
kepribadian siswa.5 Mungkin kita tidak sadar, bahwa sikap memarahi yang kita
lakukan kepada siswa kita yang tidak pernah bertanya di kelas, bisa menyebabkan
siswa malah menjadi minder, malas belajar dan semakin tidak memiliki
keberanian di kelas, kenapa ini bisa terjadi?, karena pada dasarnya siswa yang
bersangkutan diam bukan disebabkan karena dia tidak tertarik dengan pelajaran,
tetapi lebih disebabkan oleh tipe kepribadian introvert yang ada pada dirinya
sehingga dia cenderung pendiam. Kesalahan kita adalah, sebenarnya kita harus
memotivasinya dan bukan sebaliknya memarahinya. Semoga contoh ini bisa
memberi pengertian pada pembaca tentang pentingnya mengenal tipe kepribadian
siswa. Amungkin ada banyak hal yang pernah dialami oleh guru seperti:

a. Merasa kecewa dengan siswa yang susah diatur.


5
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana, 1996), hal.46

5
b. Merasa kecewa dengan siswa yang suka bertanya yang seolah-olah
mencariperhatian.

c. Merasa kecewa dengan siswa yang suka diam dan tidak pernah
mengungkapkan pendapatnya.

d. Merasa kesal dengan yang mudah emosi.

e. Merasa kesal dengan siswa yang bicaranya kasar dan masih banyak hal
yang diemukan oleh seorang guru dalam lapangan.6

F. Strategi Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah


Kualitas pembelajaran menjadi kunci dalam peningkatan sumber daya
manusia. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan dalam rangka
membantu para siswa agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal,
baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, sosial,
maupun fisik-motoriknya. Pembelajaran yang berkualitas merupakan
pembelajaran yang terencana dan sengaja diciptakan (intentionallearning), bukan
belajar yang terjadi secara insidental (incidentallearning). Patricia L. Smith, dan
Tillman J. Ragan (Pribadi, 2009) menyatakan bahwa pembelajaran adalah
pengembangan dan penyampaian informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk
memfasilitasi pencapaian tujuan yang spesifik.7

Hurlock (1986:322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor


penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam cara berfikir, bersikap,
maupun berprilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru
sebagai substitusi orang tua. Desain pembelajaran merupakan kegiatan yang
penting untuk dilaksanakan sebelum seorang guru melaksanakan aktivitas

6
Soetjipto, Dkk. Profesi Keguruan,( Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal.38
7
Barnawi & M.Arifin, strategi & kebijakan pembelajaran pendidikan karakter (jogjakarta:
Ar-Ruzz Media,2012), halm.65

6
pembelajaran di kelas.8

8
Ibid. 163

7
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Menurut Wheeler (dalam Patty, 1982) kepribadian adalah pola khusus atau
keseimbangan daripada reaksi-reaksi yang teratur yang menampakkan sifat
khusus individu diantara individu-individu yang lain.Sedangkan menurut
Sigmund Freud sang pendiri aliran Psikoanalisa (dalam Koeswara, 1991)
memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni
id (dorongan, atau nafsu), Ego (diri) dan superego (nilai yang diintroyeksikan
melalui pendidikan).

Ada pula yang mengatakan bahwa kata education berasal dari bahasa latin
educare yang memiliki konotasi melatih atau menjinakkan (seperti dalam konteks
manusia melatih hewanhewan yang liar menjadi semakin jinak sehingga bisa
diternakkan).

Dalam konsep yang dirumuskan Carl rogers, sumber daya manusia yang
memiliki kepribadian yang seimbang, yaitu sebagai berikut: Bersikap terbuka,
menerima berbagai pengalaman, dan berusaha memahami perasaan-perasaan
internalnya.

Dalam struktur keanggotaannya, ia menemukan hal yang dipercaya untuk


mencapai tingkah laku yang paling banyak memberikan kepusasan dalam tiap
kondisi nyata, ia melakukan apa yang dirasakannya benar dalam konteks kekinian.

Membekalkan ilmu pengetahuan tentang tingkah laku murid agar


membolehkan guru mencegah masalah displin yang tidak diingini dalam bilik
darjah dengan berkesan .hadap peserta didiknya Melengkapkan pengetahuan guru

8
sehingga mempersiapkan segala sesutu yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar maksimal.

Kekesalan-kekesalan kita pada dasarnya adalah disebabkan oleh ketidak


tahuan kita terhadap tipe kepribadian masing-masing siswa, sehingga kita sering
kesal dengan sikap-sikap siswa yang tidak sesuai dengan keinginan kita,
kemudian memarahi, tanpa memahami, dan tanpa memberikan solusi yang sesuai
dengan pribadi dan kebutuhan siswa.

Mungkin kita tidak sadar, bahwa sikap memarahi yang kita lakukan kepada
siswa kita yang tidak pernah bertanya di kelas, bisa menyebabkan siswa malah
menjadi minder, malas belajar dan semakin tidak memiliki keberanian di kelas,
kenapa ini bisa terjadi?, karena pada dasarnya siswa yang bersangkutan diam
bukan disebabkan karena dia tidak tertarik dengan pelajaran, tetapi lebih
disebabkan oleh tipe kepribadian introvert yang ada pada dirinya sehingga dia
cenderung pendiam.

Merasa kesal dengan siswa yang bicaranya kasar dan masih banyak hal yang
diemukan oleh seorang guru dalam lapangan.

Patricia L. Smith, dan Tillman J. Ragan (Pribadi, 2009) menyatakan bahwa


pembelajaran adalah pengembangan dan penyampaian informasi dan kegiatan
yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang spesifik.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

Khodijah, N. (2016). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Masrun, & Martaniah, S. M. (1978). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas


Psikologi UGM.

Psikologi Belajar1991BandungRineka Cipta

Sakilah. (2014). Belajar dalam Pesrpektif Islam Kaitannya dengan Psikologi


Belajar. Jurnal Potensia Vol. 14 Edisi 1 , 75-76.

Smith, S. (1970). Educational Psychology. New York: Harper and Row


Publishers.

Suryabrata, S. (2002). Psikologi Pendidikan, Cetakan Kesebelas. Jakarta:


Rajawali press.

Syah, M. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai