Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

TENTANG
“Unsur-Unsur Yang Terlibat Dalam Belajar”

Dosen Pembimbing:
Asril Umar, M.Pd.I
Disusun Oleh

1. Fizai Amdar (1910014)


2. Indah Tanjung (1910021)
3. Putri (1910051)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER IV B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL – HIKMAH
KOTA TANJUNGBALAI
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul “Unsur-Unsur Yang
Terlibat Dalam Belajar” dapat tersusun dengan baik dan dapat disajikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusun maupun pengkajiannya masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifat-sifatnya
membangun demi untuk perbaikan di makalah selanjutnya. Demi kelancaran
mengerjakan tugas ini penulis ucapan Terima Kasih kepada teman-teman yang ikut
serta dalam penyusunan makalah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita
semua, dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini walaupun sederhana dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Tanjungbalai, 22 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2

A. Unsur-Unsur Dalam Pembelajaran.........................................................................2

B. Unsur-Unsur Pendidikan........................................................................................2

BAB III PENUTUP.........................................................................................................9

Kesimpulan....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan bagian terpenting dalam pendidikan yang didalamnya
terdapat adanya guru sebagai pengajar dan siswa yang sedang belajar. Usman
mengatakan bahwa belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung melalui hubungan edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.1 Dalam
Proses belajar terdapat komponen yang saling terkait meliputi tujuan, guru, siswa,
bahan ajar, metode pengajaran, alat, media edukasi.
Unsur-unsur belajar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan belajar, dan pemilihan cara belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain guru, siswa itu sendiri, materi belajar, tujuan belajar, fasilitas, dan
sarana dan prasarana. Pada kenyataannya belajar adalah masalah semua orang,
maka perlu dan penting menjelaskan dan merumuskan masalah belajar, terutama
bagi kaum pendidik professional supaya kita dapat menempuhnya dengan lebih
efesien, selektif mungkin.2 Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh 'Aisyah:
ْ َ‫ قَال‬، ُ ‫ ع َْن عَائِ َشةَ َر ِح َمهَا هَّللا‬r ‫ رواه ابو داود‬.ُ‫َكالَ ًما فَصْ الً يَ ْفهَ ُمهُ ُكلُّ َم ْن َس ِم َعه‬
ِ‫ َكانَ َكالَ ُم َرسُو ِل هللا‬: ‫ت‬
Arinya: Dari Aisyah rahimahallah berkata:”Sesungguhnya perkataan Rasulullah
SAW adalah perkataan yang jelas memahamkan setiap orang yang
mendengarnya. (HR. Abu Daud)
Para pengajar hendaknya mempunyai kemampuan dalam memilih model
yang tepat untuk setiap pokok bahasan dalam pembelajaran, bahkan untuk setiap
kompetensi-kompetensi dasar yang telah dirumuskan, misalnya untuk setiap topik
dapat digunakan berbagai macam model pengajaran. Dalam pembelajaran
B. Rumusan Masalah
1. Apa unsur-unsur dalam pembelajaran?
1. Apa unsur-unsur dalam pendidikan?

1
Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Yang Profesional, (Bandung: Rosda Karya, 2002), 4
2
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), 227-228

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Unsur-Unsur Dalam Pembelajaran


Unsur-unsur dinamis dalam pembelajar meliputi, motivasi, bahan, alat Bantu,
suasana, kondisi subyek pembelajar. Dalam pembelajaran harus ada upaya agar
motivasi yang sudah ada pada diri masing-masing pembelajar tetap terpelihara
dan ditingkatkan. Adapun unsure-unsur dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:

Unsur Dinamis Pembelajaran Pada Diri Guru


Belajar dan pembelajaran adalah aktifitas dimana guru dan siswa
berinteraksi. Motivasi pembelajaran siswa, akan tertanam pada diri seorang guru,
mana kala guru tersebut menyadari kalau membelajarkan siswa adalah suatu
kegiatan yang mulia. Adapun Kompetensi guru meliputi :
a. Menguasai bahan yang akan diajarkan
b. Kemampuan melaksanakan pengajaran
c. Kemampuan melaksanakan kemampuan pribadi dengan siswa
d. Kemampuan melaksanakan evaluasi pengajaran
e. Kemampuan melaksanakan perbaikan pengajaran.
Lima kompetensi ini adalah faktor-faktor kondisional yang harus
dipersiapkan oleh guru, manakala ia ingin menjadi guru yang sebenarnya seorang
guru mempunyai tugas yang amat mulia dan sekaligus amal jariyah (amal yang
tiada putusnya).

B. Unsur-Unsur Pendidikan
1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung
menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Ciri-ciri khas dari peserta didik:
1. Insan yang unik.
2. Memiliki potensi fisik dan psikis yang khas.
3. Individu yang sedang berkembang.
4. Membutuhkan bimbingan dan perlakukan manusiawi.

2
5. Memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Sebagai seorang pendidik yang
memahami akan fungsi dan tugasnya, guru khususnya ia dibekali dengan berbagai
ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan seperangkat latihan ketrampilan
keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar mempersosialisasikan sikap
keguruannya. Kewibawaan :
a. Pancaran batin yang dapat menimbulkan pada orang lain sikap untuk
mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian atas kekuasaan
tersebut.
b. Kewibawaan muncul karena peserta didik memerlukan perlindungan,
bantuan, bimbingan dan sebagainya dari pendidik.
c. Kemampuan mendidik, dikembangkan pengkajian ilmu pengetahuan tentang
kependidikan dan pengetahuan pekerjaan.
3. Interaksi Edukatif antara Pendidik dengan Peserta Didik
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara
peserta didik dengan pendidik yang terarah pada tujuan pendidikan. Pencapaian
tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif
dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4. Materi atau Isi Pendidikan
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum
yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi
inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi
pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya adalah
mengembangkan kebinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan.
Dengan demikian jiwa dan semangat bineka tunggal ika dapat ditumbuh
kembangkan.
5. Konteks yang Mempengaruhi Pendidikan
a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat

3
melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat
pendidikan yang khusus dan istimewa adalah “hukuman” yang pedagogis
(mendidik), sehingga dapat memperbaiki diri. Alat pendidikan dibedakan atas alat
yang preventif dan kuratif.
1. Alat yang preventif, adalah yang bermaksud mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan, peringatan bahkan
juga hukuman.
2. Alat yang kuratif, adalah bermaksud memperbaiki misalnya ajakan, contoh,
nasihat, dorongan, pemberian kepercayaan, saran, penjelasan, bahkan juga
hukuman.
Untuk memilih dan menggunakan alat pendidikan yang efektif ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Kesesuaian dengan peserta didik.
3. Kesesuaian dengan pendidik sebagai si pemakai.
4. Kesesuaian dengan situasi dan kondisi saat digunakannya alat tersebut.
b. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan biasanya disebut dengan tri pusat pendidikan, yaitu
keluarga, sekolah, dan masayrakat. Tempat di mana peristiwa bimbingan
berlangsung (lingkungan pendidikan). Lingkungan pendidikan sering dijabarkan
dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 3Berikut merupakan penjelasan singkat
mengenai tripusat pendidikan tersebut, yaitu:
1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah
kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Fungsi dan peranan keluarga,
di samping pemerintahan dan masyarakat, dalam Sisdiknas Indonesia tidak
terbatas hanya pada pendidikan keluarga saja, akan tetapi keluarga ikut serta
bertanggung jawab terhadap pendidikan lainnya. Dalam UU RI No 2 Tahun 1989
tentang Sisdiknas yang menegaskan fungsi dan peranan keluarga dalam
pencapaian tujuan pendidikan yakni membangun Indonesia seutuhnya.
Lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang penting dan menentukan

3
Triwijayanto, 2014: 25.

4
karena itu tugas pendidikan adalah mencari cara, membantu para ibu dalam setiap
keluarga agar dapat memdidik anaknya secara optimal.4
2. Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang sengaja diancang untuk melaksanakan
pendidikan. Dalam kemajuan suatu zaman, keluarga tidak mungkin lagi dapat
eemenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting
peranan sekolah dalam proses pembangunan masyarakat. Sekolah seharusnya
menjadi pusat pendidikan untuk menyiapkan manusia sebagai individu, warga
masyarakat, warga negara, dan warga dunia masa depan.5
3. Masyarakat
Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan
maupun yang tidak dilembagakan. Lambaga-lembaga kemasyarakatan dan atau
kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut
mempunyai peran dan fungsi edukatif. Fungsi masyarakat sebagai pusat
pendidikan sangat tergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat itu
beserta sumber-sumber belajar yang tersedia di dalamnya. Di Indonesia sendiri,
perkembangan masyarakat itu sangat bervarisi sehingga wujud sosial kebudayaan
dalam masyarakat dalam dewasa memiliki tipe yang berbeda-beda.6
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni :
a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan
(jalur sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan
(jalur luar sekolah).
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat,
baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi
edukatif.
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang
(by design) maupun yang dimanfaatkan (utility). Perlu pula diingat bahwa
manusia dalam bekerja dan hidup seharihari akan selalu berupaya
memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan

4
Ibid, hal. 168-170
5
Ibid, hal 173
6
Ibid, hal. 179.

5
dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri
dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di
masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu mengembangkan
potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya untuk terwujudnya
perkembangan potensi peserta didik tersebut tentunya merupakan suatu proses
panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu, apalagi dalam waktu
yang sangat singkat. Oleh karena itu seluruh proses dan tahapan pembelajaran
harus mengarah pada upaya mencapai perkembangan potensi-potensi anak
tersebut.
Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah
pada upanya peningkatan potensi siswa secara komprehensip, maka pembelajaran
harus dikembangkan sesuai dengan unsur-unsur yang benar, yang bertolak dari
kebutuhan internal siswa untuk belajar.
Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator
keberlangsungan proses belajar. Cronbach sebagai penganut aliran behaviorisme
menyatakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, yang meliputi:7
1. Tujuan.
Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan. Perbuatan belajar atau
pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada tujuan yang jelas dan
bermakna bagi individu.
2. Kesiapan.
Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak perlu
memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis maupun kesiapan yang berupa
kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan pengalaman belajar.
3. Situasi.
Yang dimaksud situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar, alat dan
bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai administrasi, dan seluruh
warga sekolah lain.

4. Interpretasi.
7
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2003), 161.

6
Anak akan melakukan interpretasi yaitu melihat hubungan diantara
komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan
menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.
5. Respon.
Dari hasil interpretasi dalam pencapaian tujuan belajar, maka anak akan
membuat respon. Respon ini dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis,
baik juga berupa usaha coba-coba, (trial and error).
6. Konsekuensi.
Konsekuensi ini dapat berupa hasil positif (keberhasilan) maupun hasil
negatif (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.
7. Reaksi terhadap kegagalan.
Kegagalan dapat menurunkan semangat dan motivasi usaha belajar siswa.
Namun, dapat juga membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari
kegagalannya.
Sementara itu para konstruktivisme memaknai unsur-unsur belajar sebagai
berikut:
1. Tujuan belajar.
Tujuan belajar yaitu membentuk makna. Makna diciptakan para
pembelajar dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi
makna dipengaruhi oleh pengertian terdahulu yang telah dimiliki siswa.
2. Proses belajar
Adalah proses konstruksi makna yang berlangsung terus menerus, setiap
kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman baru diadakan rekonstruksi,
baik secara kuat atau lemah. Proses belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan
fakta, melainkan lebih sebagai pengembangan pemikiran dengan membuat
pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, melainkan lebih
sebagai pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar
bukanlah hasil perkembangan, melainkan perkembangan itu sendiri.
Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam
keraguan (disonansi kognitif) yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi
tidak keseimbangan (disekuilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu
belajar.

7
3. Hasil belajar
Hasil belajardipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai hasil interaksi dengan
dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung kepada apa
yang telah diketahui pembelajar: konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang
mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Adapun unsur-unsur dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: Unsur
Dinamis Pembelajaran Pada Diri Guru Belajar dan pembelajaran adalah aktifitas
dimana guru dan siswa berinteraksi.
Lima kompetensi ini adalah faktor-faktor kondisional yang harus
dipersiapkan oleh guru, manakala ia ingin menjadi guru yang sebenarnya seorang
guru mempunyai tugas yang amat mulia dan sekaligus amal jariyah (amal yang
tiada putusnya).
Sebagai seorang pendidik yang memahami akan fungsi dan tugasnya, guru
khususnya ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula
dengan seperangkat latihan ketrampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia
belajar mempersosialisasikan sikap keguruannya.
Interaksi Edukatif antara Pendidik dengan Peserta Didik Interaksi edukatif
pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan
pendidik yang terarah pada tujuan pendidikan.
Materi atau Isi Pendidikan Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi
telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian
tujuan.
Konteks yang Mempengaruhi Pendidikan Alat dan Metode Alat dan metode
diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Alat pendidikan yang khusus dan istimewa adalah “hukuman” yang
pedagogis (mendidik), sehingga dapat memperbaiki diri.
Alat yang preventif, adalah yang bermaksud mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan, peringatan bahkan juga
hukuman.

9
DAFTAR PUSTAKA

Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Yang Profesional, (Bandung: Rosda Karya,


2002)
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004)
Triwijayanto, 2014:
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2003), 161.

10

Anda mungkin juga menyukai