Modul Bidan Ahli Pertama
Modul Bidan Ahli Pertama
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR
2011
MATERI DASAR 2
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG AHLI – PERTAMA
MATERI DASAR 2
KEBIJAKAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut :
IV. METODE
CTJ
Curah Pendapat
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk diskusi.
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok Bahasan 1.
1. Pengertian
Tunjangan Jabatan Fungsional Bidan (Tunjangan Bidan) adalah
tunjangan jabatan fungsional yang diberikan kepada pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan
Fungsional Bidan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
a. Bidan Ahli
1) Bidan Madya : Rp. 850.000,-
2) Bidan Muda : Rp. 600.000,-
3) Bidan Pertama : Rp. 300.000,-
b. Bidan Terampil
1) Bidan penyelia : Rp. 500.000,-
2) Bidan Pelaksana Lanjutan : Rp. 265.000,-
3) Bidan pelaksana : Rp. 240.000,-
4) Bidan Pelaksana Pemula : Rp. 220.000,-
q. Teknis Elektromedik,
r. Fisioterapis,
s. Teknis Gigi,
t. Terapis Wicara,
u. Ortotis Prostetis,
v. Okupasi Terapis,
w. Refraksionis Optisien,
x. Fisikawan Medik,
y. Teknisi Transfusi Darah,
z. Psikolog Klinis,
aa. Dokter Pendidik Klinis.
a. Pengertian :
6) Tim Penilai Angka Kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilai
prestasi kerja Bidan.
7) Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan
dan/atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh
seorang Bidan dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan
jabatannya.
1) Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Bidan yang sesuai
dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan, maka
Bidan lain yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di
bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut
berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja
yang bersangkutan.
2) Apabila pada suatu unit kerja dalam situasi kegawatdaruratan
tidak terdapat Bidan sesuai dengan tingkat jabatannya untuk
melaksanakan kegiatan, maka Bidan Ahli dapat melakukan
kegiatan Bidan Terampil atau Bidan Terampil dapat melakukan
kegiatan Bidan Ahli.
3) Bidan yang melaksanakan tugas Bidan satu tingkat di atas
jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan
sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari angka kredit setiap
butir kegiatan.
4) Bidan yang melaksanakan tugas Bidan satu tingkat di bawah
jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama
(100%) dengan angka kredit dari setiap butir kegiatan.
5) Bidan Ahli dapat melaksanakan kegiatan Bidan Terampil dan
angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 50% (lima puluh
persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan.
6) Bidan Terampil dapat melaksanakan kegiatan Bidan Ahli dan
angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 20% (dua puluh
persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan.
Bidan yang akan naik jenjang jabatan dari Bidan Terampil ke Bidan
Ahli perlu mengikuti dan lulus diklat penjenjangan dengan materi
diklat meliputi etika profesi dan tugas pokok bidan.
Pokok Bahasan 2.
A. Pengertian
1. Bidan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan kebidanan pada sarana pelayanan kesehatan.
2. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diberikan kepada ibu
dalam kurun waktu masa reproduksi, bayi baru lahir, bayi dan balita.
3. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kebidanan , yaitu Rumah Sakit, Rumah
Bersalin, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA), Pondok Bersalin Desa (Polindes) dan/atau unit pelayanan
kesehatan lainnya.
4. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau
akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Bidan
dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.
5. Tim penilai angka kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilai prestasi
kerja Bidan.
B. Tugas Pokok
1. Jabatan fungsional Bidan terdiri atas Bidan Terampil dan Bidan Ahli.
2. Jenjang Jabatan Bidan Terampil dari yang terendah sampai dengan
yang tertinggi yaitu:
a. Bidan Pelaksana Pemula;
b. Bidan Pelaksana;
c. Bidan Pelaksana Lanjutan;
d. Bidan Penyelia.
3. Jenjang Jabatan Bidan Ahli dari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi yaitu:
a. Bidan Pertama;
b. Bidan Muda;
c. Bidan Madya.
6. Rumpun Jabatan.
Jabatan fungsional Bidan termasuk dalam rumpun kesehatan.
7. Kedudukan.
a. Bidan berkedudukan sebagai pelaksana teknis di bidang pelayanan
kebidanan pada sarana pelayanan kesehatan di lingkungan
Departemen Kesehatan dan instansi lain.
b. Jabatan Fungsional Bidan merupakan jabatan karier.
Rincian Kegiatan dan Unsur yang dinilai dalam Memberikan Angka Kredit
Bidan Pelaksana Lanjutan :
1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan;
2. Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus fisiologis
bermasalah;
3. Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan;
4. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada kasus fisiologis
bermasalah;
5. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan;
6. Pengambilan/penyediaan bahan laboratorium dengan melakukan
pengambilan sediaan/bahan laboratorium dengan melakukan
pengambilan darah vena;
7. Pengambilan/penyediaan bahan laboratorium dengan melakukan
pengambilan sediaan/bahan laboratorium dengan melakukan
pengambilan darah air ketuban;
8. Pemeriksaan laboratorium sederhana dengan melakukan pemeriksaan
golongan darah;
VIII. REFERENSI
MATERI DASAR 3
ETIKA KEBIDANAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Etika profesi kebidanan adalah acuan bagi bidan dalam menjalankan peran
dan tanggung jawab profesinya dengan memperhatikan nilai – nilai luhur
profesi, norma – norma kelayakan, kepantasan dan sesuai dengan standar
hukum yang berlaku di Indonesia.
Modul ini membahas tentang prinsip etik dalam pelayanan kebidanan, kode
etik profesi bidan dan kebijakan peraturan perundang-undangan yang terkait
dalam praktik pelayanan kebidanan serta upaya pengembangan
profesionalitas dalam menyikapi isu etik yang strategis dan mencegah
pelanggaran etik terhadap sesama.
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut :
IV. METODE
CTJ
Curah pendapat
Diskusi kasus
Latihan penilaian mandiri
Panduan diskusi
Ceklist pengembangan sikap profesi diri
Panduan latihan
Langkah 1. Pengkondisian
Pokok Bahasan 1.
Paradigma Kebidanan
Determinan Filosofi
Asuhan Kebidanan
Tercapainya
Meningkatnya
Kepuasan dan
Keamanan bagi
Perempuan dan
Bayinya (dalam
mewujudkan keluarga
bahagia & berkualitas)
Etika
Kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos artinya tempat tinggal
yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, akhlak,
kesusilaan, adat, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak
(taetha) artinya adat kebiasaan. Kata tersebut identik dengan kata Latin
mos, dalam bentuk jamaknya menjadi mores artinya adat atau tatacara
hidup. Walaupun secara etimologi etika dan moral sama artinya namun
dalam pemakaian sehari-hari ada perbedaannya.
pandangan moral. Etika adalah sebuah ilmu, buka sebuah ajara. Etika dan
moral berada pada tingkat yang tidak sama. Ajaran moral mengatakan
bagimana kita harus hidup sedangkan etika mau mengerti mengapa kita
harus mengikuti ajaran moral tertentu atau bagaimana kita dapat
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai
ajaran moral.
Jadi etika sekaligus kurang dan lebih dari ajaran moral. Kurang
karena etika tidak berwenang untuk menetapkan apa yang boleh dan tidak
boleh kita lakukan. Wewenang itu diklaim oleh pihak yang memberikan
ajaran moral bersifat lebih karena etika berusaha untuk mengerti mengapa
atau dasar apa kita harus hidup menurut norma tertentu. Ibaratnya ajaran
moral sama dengan buku petunjuk bagaimana kita harus merawat sepeda
motor dengan baik sedangkan etika memberika pengertian tentang
struktur dan teknologi sepeda motor itu sendiri.
Etika sebagai refleksi kritis mempunyai 5 ciri khas yaitu rasional, kritis,
mendasar, sistematik dan normatif.
1. Rasional, mendasarkan pada nalar, pada argumentasi yang bersedia
dipersoalkan tanpa perkecualian. Contoh dalam sejarah, raja tidak
pernah dikubur dengan harta bendanya. Maka jika ada orang menggali
kuburan kuno dengan harapan dapat menemukan harta karun maka
hal tersebut tidak rasional, tidak masuk nalar.
2. Kritis, berarti filsafat ingin menggali permasalahan hingga keakar-
akarnya.
3. Mendasar, membahas hal yang utama
4. Sistematik, membahas langkah demi langkah secara teratur
5. Normatif, tidak sekadar melaporkan dengan pandangan moral
melainkan juga menyelidiki bagaimana pandangan moral yang
seharusnya.
Etik; kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahlak, nilai
mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat.
Estetika; cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan
keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya, kepekaan terhadap seni
dan keindahan.
Etis; sesuai dengan ajaran moral, misalnya menanyakan usia pada seorang
wanita adalah tidak etis.
Ethos; sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu, misalnya ethos kerja
yang tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap
pekerjaannya.
Iktikad; keyakinan, kepercayaan, kemauan teguh.
Moral
Moral : suatu ajaran tentang yang baik dan buruk yang diterima
umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti,
susila.
Morality Universal
1. Tell the truth
2. Respect the privacy of others
3. Protect confidential information
4. Obstain consent before invading another person’s body
5. Be loyal to friends who return the loyality
6. Do not kill
7. Do not cause pain
8. Do not incapacitate
9. Do not cause offens
10. Do not deprive of goods
11. Protect and defend the right of others
12. Prevent harm from occuring to others
13. Remove condition that will cause harm
14. Help person with disability
15. Rescue person in danger
Kode Etik Profesi : Norma, aturan, dan ketentuan perilaku bagi anggota
profesi
Pokok Bahasan 2.
Pokok Bahasan 3.
ETIKA KEBIDANAN
• Dalam konteks etika profesi kebidanan, isu etik erat kaitannya dengan
kode etik profesi kebidanan yang mengatur sikap dan perilaku bidan
dalam melaksanakan tugas profesinya.
• Isu moral merupakan topik penting berhubungan dengan perbuatan
benar atau salah dalam kehidupan sehari-hari, yang didasari atas nilai-
nilai yang berbeda sehingga setiap orang akan mempunyai opini yang
berbeda pula (Baldwin, 1960).
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1220
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG AHLI – PERTAMA
Dilema Moral
Konflik Etik
1) Nilai Personal
Kejujuran berkata benar, tepat janji, tidak membohongi klien
Kompeten memiliki kemampuan intelektual, interpersonal,
teknikal
Etis penuh kepedulian, rasa kasih sayang kepada sesama, empati
2) Deontologi
Memprioritaskan “tugas” atau “kewajiban”, tanpa mengindahkan
konsekuensinya, dimanapun tempatnya dan kemampuan yang
dimilikinya
Beberapa contoh masalah konflik dan dilema moral dalam kebidanan &
kesehatan reproduksi :
1. Berkaitan dengan IPTEK
Bayi Tabung, Skrining Bayi, Donor Sperma, Penelitian dengan
menggunakan klien.
2. Berkaitan dengan Sosial-Budaya, Agama atau Kepercayaan
Transfusi darah, Penggunaan ALKON, Adopsi anak, Larangan bagi
bumil, bufas, menyusui.
3. Berkaitan dengan Tindakan Medis/Intervensi Kebidanan
SC, Episiotomi, Penggunaan USG, Vakum Ekstrasi/Forsep dll
Dalam PP IBI tahun 1999 ciri dari keputusan yang etis adalah :
1) Mempunyai pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah
2) Sering menyangkut pilihan yang sukar
3) Tidak mungkin dielakkan
4) Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi, iman, tabiat dan lingkungan
sosial
VIII.
IX. REFERENSI
X. LAMPIRAN
Panduan diskusi
Skenario roleplay
Lembar evaluasi diri
LEMBAR EVALUASI
PENGEMBANGAN SIKAP PROFESIONAL/ETIKA PROFESI BIDAN
Score
No ASPEK YANG DIAMATI
0 1 2 3 4
I Penerapan prinsip etiko-legal dan kode etik profesi bidan
1. Memenuhi persyaratan /standar kualifikasi sebagai Bidan
a. Memiliki ijazah bidan yang dipersyaratkan dan
diterbitkan oleh lembaga yang berwenang dan
terakreditasi
b. Memiliki Surat Tanda Registrasi/Surat Penugasan/ Surat
Ijin Bidan/Surat Tanda Ijin Praktik Bidan yang berlaku
c. Memiliki Surat/Sertifikasi pendidikan/pelatihan dan
sejenisnya sesuai yang dipersyaratkan
d. Mampu menunjukkan kemampuan bidan sesuai standar
kompetensi/Sertifikat Uji kompetensi yang berlaku
e. Berkelakuan baik tidak terlibat kriminal, NAPZA,
kejahatan dan sejenisnya
2. Memiliki komitmen terhadap profesi Bidan
a. Menguasai Peran dan Tanggung jawab Bidan
b. Memiliki sertifikat Sumpah/Janji Bidan
c. Menguasai Kode Etik Bidan Indonesia dan International
d. Memiliki kartu keanggotaan organisasi Ikatan Bidan
Indonesia yang berlaku
3. Menguasai peraturan perundang-undangan yang belaku :
a. Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009
b. Peraturan Pemerintah baik pusat dan daerah yang terkait
dengan pelayanan kebidanan
c. Standar Profesi Bidan
d. Ijin Penyelenggaran Praktik Bidan dan Kewenangannya
e. Standar Pelayanan Kebidanan
f. Standar Asuhan Kebidanan
g. Standar Operasional Prosedur
3. Berlaku Profesional :
a. Kompeten/menguasai bidang tugasnya
b. Komitmen, disiplin, tepat janji
c. Cekatan
d. Menjaga keamanan dan kenyamanan : bekerja cermat/
teliti
e. Tanggung jawab, siaga /antisipasi masalah
f. Berlaku Adil/tidak membeda-bedakan
g. Tidak menghakimi/menyalahkan orang lain
h. Menjaga rahasia jabatan dan privasi
i. Empati
j. Meminimalisir intervensi
4. Kepemimpinan
a. Kemampuan menggerakkan orang lain untuk kegiatan
positif,
b. Mengambil keputusan secara tepat & cepat,
c. Memprioritaskan tugas, memotivasi
d. Percaya diri dalam menyampaikan ide
MATERI INTI 1
PERSIAPAN PELAYANAN KEBIDANAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
IV. METODE
CTJ
Curah pendapat
Simulasi
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan serta
metode pembelajaran yang akan digunakan, sebaiknya disepakati antara
peserta dan fasilitator. Penyampaian tujuan pembelajaran ini sebaiknya
menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk latihan membuat rencana pelayanan.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1234
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG AHLI – PERTAMA
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok bahasan 1.
Pencegahan Infeksi
Pernyataan Standar :
Bidan dapat memberikan arah yang hendak dicapai dengan melakukan
pencegahan infeksi yang profesional, cepat, tepat, nyaman untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kebidanan dan kebutuhan klien/pasien.
Rasionalnya :
Tersedianya panduan pencegahan infeksi di tempat pelayanan kebidanan
yang mendukung pelayanan kebidanan yang efektif, efIsien dan bermutu.
Kriteria Struktur :
a. Adanya pedoman/SOP pencegahan infeksi yang ditetapkan dan tertulis.
b. Adanya pola ketenagaan dalam pelaksanaan pencegahan infeksi
c. Adanya evaluasi dan monitoring dalam pelaksanaan pencegahan infeksi
Kriteria Proses :
a. Menyusun dan menetapkan Standar Operasional Pelaksanaan (SOP)
pencegahan infeksi di tempat pelayanan kebidanan : poliklinik kebidanan,
kamar bersalin, ruang nifas/rawat gabung dan ruang bayi.
b. Melakukan sosialisasi internal tentang Standar Operasional Pelaksanaan
(SOP) pencegahan infeksi
c. Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan pencegahan infeksi dalam
memberikan pelayanan kebidanan.
Kriteria Hasil :
a. Adanya dokumen pencegahan infeksi yang tertulis dan dapat dilihat oleh
semua pihak di tempat pelayanan kebidanan.
b. Adanya budaya kerja yang mengacu kepada standar operasional
pencegahan infeksi.
1) Cuci tangan
Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak
utuh, selaput mukosa, darah atau cairan tubuh lainnya), peralatan,
sarung tangan atau sampah yang terkontaminasi.
Jika sarung tangan diperlukan, ganti sarung tangan untuk setiap ibu
atau bayi baru lahir untuk menghindari kontaminasi silang atau
digunakan sarung tangan yang berbeda untuk situasi yang berbeda
pula (Tabel 1-1).
Gunakan sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi untuk
prosedur apapun yang akan mengakibatkan kontak dengan jaringan
Sarung tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tapi jika jumlahnya sangat
terbatas maka sarung tangan bekas pakai dapat diproses ulang dengan
dekontaminasi, cuci dan bilas, desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi.
Jika sarung tangan sekali pakai digunakan ulang, jangan diproses lebih
dari tiga kali karena mugkin ada robekan atau lubang yang tidak
terlihat atau sarung tangan mungkin robek pada saat sedang
digunakan.
Teknik aseptic membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, bayi
baru lahir dan penolong persalinan. Teknik aseptic meliputi aspek :
Antiseptis
Antiseptis adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi
dengan cara membunuh atau mngurangi mikroorganisme pada
jaringan tubuh atau kulit. Karena kulit dan selaput mukosa tidak
dapat disterilkan maka penggunaan antiseptic akan sangat
mengurangi jumlah mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi
luka terbuka dan menyebabkan infeksi. Cuci tangan secara teratur
di antara kontak dengan setiap ibu dan bayi baru lahir, juga
membantu untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme
pada kulit.
1) Dekontaminasi
c) DTT Kimiawi
Luka tusuk benda tajam (misalnya jarum) merupakan salah satu alur
utama infeksi HIV dan Hepatitis B di antara para penolong persalinan.
1) Pembuangan Sampah
Sampah bisa terkontaminasi atau tidak terkontaminasi. Sampah yang
tidak terkontaminasi tidak mengandung risiko bagi petugas yang
menanganinya. Tapi sebagian besar limbah persalinan dan kelahiran
bayi adalah sampah terkontaminasi. Jika tidak dikelola dengan
benar, sampah terkontaminasi berpotensi untuk menginfeksi
siapapun yang melakukan kontak atau menangani sampah tersebut
termasuk anggota masyarakat. Sampah terkontaminasi termasuk
Cuci tangan
Pastikan bahwa teman dan anggota keluarga mencuci tangan
mereka.
Sarung tangan
Jika sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi tidak
tersedia, gunakan sarung tangan yang bersih.
Pelindung pribadi
Gunakan penghalang atau pelindug untuk mencegah darah atau
cairang tubuh terpecik ke mata atau mulut. Jika kulit atau mukosa
terpecik darah atau cairan tubuh maka lakukan pencucian dan
pembilasan dengan segera.
Teknik aseptic
Terapkan prinsip untuk menga daerah steril dengan menjaga
benda-benda terkontaminasi atau kotor agar jauh dari benda-
benda bersih atau disinfeksi tingkat tinggi.
Pembuangan sampah
Tempatkan plasenta di dalam kantung plastic atau tembikar dan
isntruksikan kepada keluarga bagaimana menguburkannya. Cuci
secara terpisah linen yang terkontaminasi oleh darah dari linen
lainnya, kemudian jemur di terik matahari. Bakar atau kubur
sampah terkontaminasi lainnya.
7) Pencatatan (dokumentasi) PI
1) Semua tindakan yang dilakukan mulai persiapan sampai memproses
alat harus dicatat, jika hal tersebut tidak dicatat dapat dianggap hal
tersebut tidak
dilakukan.
2) Waktu dan tanggal hal tersebut dikerjakan
3) Indentifikasi tenaga yang mengerjakan.
Pokok bahasan 2.
Pernyataan Standar:
Penetapan kebutuhan alat dan obat pelayanan kebidanan baik dari segi
jumlah, jenis dan spesikasi yang menjamin tersedianya alat dan obat untuk
mencapai pelayanan kebidanan.
Rasional:
Terpenuhi alat kebidanan yang memadai untuk mendukung pelayanan
kebidanan yang efektif dan efisien.
Kriteria Struktur :
1. Adanya kebijakan tentang pengelolaan alat dan obat pelayanan kebidanan
2. Adanya mekanisme pengelolaan alat dan obat pelayanan kebidanan
3. Adanya SOP/ Protap penggunaan alat dan obat pelayanan kebidanan
4. Adanya SOP/Protap pemeliharaan alat dan obat pelayanan kebidanan
5. Adanya standar alat dan obat meliputi jumlah,jenis dan spesifikasi.
6. Adanya pengelolaan alat dan obat
7. Adanya tempat penyimpanan alat dan obat
Kriteria proses :
1. Mengindetifikasi kebutuhan alat dan obat kebidanan sesuai dengan
jumlah, jenis dan spesifikasi.
2. Menyusun rencana kebutuhan alat dan obat meliputi jumlah, jenis dan
spesifikasi.
3. Melaksanakan pendistribusian, pemeliharaan dan penyimpanan alat
kebidanan sesuai SOP/ Protap.
4. Melaksanakan koordinasi antara kebidanan dengan unit lain terkait dalam
pengelolaan untuk pelayanan kebidanan
5. Mengoptimalkan alat kebidanan secara teratur dan berkala.
Kriteria hasil:
1. Tersedianya alat kebidanan sesuai dengan standar
2. Adanya dokumen meliputi frekuensi penggunaan alat tertentu, kondisi
dan masa pakai alat kebidanan.
3. Adanya daftar inventaris alat dan obat kebidanan di tiap unit secara
tertentu dan berkala.
VIII.REFERENSI
IX. LAMPIRAN
1. Skenario simulasi
2. Alat Pencegahan Infeksi
3. Alat – alat Kebidanan pada kasus patologis
LAMPIRAN
A. Skenario simulasi
1. Bagi peserta menjadi 5 kelompok
2. Silahkan membuat SOP dari masing-masing kasus di bawah ini :
a. Kelompok I : Membuat standar operasional persiapan alat dan obat
pada kasus eklampsia
b. Kelompok II : Membuat standar operasional persiapan alat dan obat
pada kasus partus lama
c. Kelompok III : Membuat standar operasional persiapan alat dan obat
pada kasus Haemorragie Post Partum
d. Kelompok IV : Membuat standar operasional persiapan alat dan obat
pada kasus Retensio Plasenta
e. Kelompok V : Membuat standar operasional persiapan alat dan obat
pada kasus asfiksia neonatorum
3. Diskusikan hasil simulasi penatalaksanaan asuhan sebagai evaluasi.
1. Terangkan prosedur yang akan dilakukan pada pasien. Jika pasein tidak
sadar, terangkan kepada keluarga, lakukan informed consent.
2. Bantu dan usahakan pasein dan keluarga siap secara mental
3. Cek kemungkinan alergi dan riwayat medik lain yang diperlukan
4. Lakukan anamesis dan pemeriksaan fisik awal yang baik
5. Lakukan kolaborasi untuk tindakan EKG dan foto thorak (untuk usia di atas
35 tahun)
6. Siapkan contoh darah untuk pemeriksaan haemoglobin dan golongan darah.
Jika diperlukan, minta darah lebih terdahulu.
7. Pemeriksaan laboratorium diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan.
8. Cuci dan bersihkan lapangan insisi dengan sabun dan air.
9. Jangan cukur rambut daerah pubis karena hal ini apat menambah risiko
infeksi luka.
10. Rambut pubis hanya dipotong/dipendekkan kalau diperlukan.
11. Pantau dan catat tanda vital( tekanan darah, nadi , pernapasan, suhu)
12. Pasang chateter.
13. Pastikan semua informasi telah diberikan pada tim bedah.
- Duk steril
- Spekulum sim
- Tampon tang
- Kogel tang
- Sonde uterus
- Sendok kuret tumpul
- Sendok kuret tajam
- Cunam abortus
- Oksigen
- Obat : lidokain 2 ampul, methergin 1 ampul, kasa : 5, spuit 5 CC : 1,
bethadin, kapas sublimat : 5, kapas alkohol
- Cairan formalin
- Partus set
- Hecting set
- Duk steril
- Kasa steril
- Sarung tangan
- Cairan infuse RL
- Infuse set
- Aboket no 18
- Lidokain
- Spuit 5 cc
- Spuit 3 cc
- Oksitosin
- Methergin
- Cunam Naegele
- Partus set
- Hecting set
- Duk steril
- Kasa steril
- Sarung tangan
- Spuit 5 cc
- Spuit 3 cc
- Cairan infuse RL
- Infuse set
- Aboket No. 18
- Lidokain
- Oksitosin
- Methergin
4. Tindakan Sungsang :
- Cunam piper
- Partus set
- Hecting set
- Duk steril
- Kasa steril
- Sarung tangan
- Spuit 5 cc
- Spuit 3 cc
- Cairan infuse RL
- Infuse set
- Aboket no 18
- Lidokain
- Oksitosin
- Methergin
- Cairan infuse RL
- Aboket no 18
- Infuse set
- Sarung tangan panjang
- Oksitosin
- Ergometrin
- Kocher
- Nierbeken besar
- Kasa
- Hecting set
- Cairan infuse RL
- Aboket no 18
- Infuse set
- Sarung tangan panjang
- Oksitosin
- Ergometrin
- Kocher
- Nier beken besar
- Kasa
- Hecting set
- Eksplorasi set
- Slem seher
- Pipa section
- Spatel
- Cairan infuse Rl
- Cairan asering
- Cairan NaCl
- Infuse set
- Aboket no 18
- Dawer chateter no 16
- Cairan aquadest
- MgSo4
- Spuit 10
- Spuit 5 cc
- Glukonas
MATERI INTI 2
STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut :
IV. METODE
CTJ
Curah pendapat
Studi kasus
Diskusi
Bermain peran (TPK 1)
Demonstrasi (TPK 1)
Simulasi (TPK 5)
PKL
LCD
Flipchart
Whiteboard
Spidol (ATK)
Lembar kasus
Panduan diskusi
Skenario bermain peran
Panduan demonstrasi
Skenario simulasi
Panduan dan TOR PKL
Phantom
Bidan kit
Formulir pencatatan dokumentasi pelayanan kebidanan
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk latihan membuat rencana pelayanan
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok Bahasan 1.
Pernyataan Standar:
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Kriteria Pengkajian:
Data tepat, akurat dan lengkap
Terdiri dari Data Subjektif (hasil Anamnesa; biodata, keluhan utama,
riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya)
Data Objektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan
penunjang)
b. Pengkajian selanjutnya :
1) Meninjau ulang catatan ANC bila ada
2) Bila tidak tersedia, tanyakan riwayat kesehatan, kehamilan dan
persalinan yang lalu (paritas, bedah caesar, berat badan bayi lahir,
masalah)
3) Menanyakan tentang masalah pada kehamilan saat ini
4) Menanyakan tentang riwayat dan kemajuan persalinan saat ini,
kondisi ibu dan janin (keluhan umum, his, pengeluaran
pervaginam, gerak janin, istirahat, makan, BAK, BAB terakhir)
1) Persalinan Macet
Pengkajian dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir,
mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi,
paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan nifas.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan tujuan asuhan
dari setiap waktu kunjungan yang dilakukan.
Pokok Bahasan 2.
Pernyataan Standar:
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa
dan masalah kebidanan yang tepat.
Contoh : G1P0A0, hamil 39 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin dengan
retensio plasenta.
Kategori Gambaran
Kala I
Inpartu Terdapat tanda-tanda persalinan:
- Pembukaan serviks
- His adekuat (teratur, minimal 2x
dalam 10 menit selama 40 detik)
- Keluar lendir darah dari vagina
Kegawatdaruratan persalinan Ditemui tanda-tanda kegawatan ibu
dan atau bayi, bila tidak ditolong
segera dapat menyebabkan kematian
Kala II
Kegawatdaruratan kala II Kondisi ibu dan janin yang
membutuhkan pertolongan segera
seperti eklampsia
Denyut jantung janin bradikardi/
takikardi, penurunan bagian janin
terhenti, karena kelelahan ibu, dll
Kala III
Kegawatdaruratan kala III Retensio plasenta
Kala IV
Kegawatdaruratan kala IV Sub – Involusi uterus, tonus tidak
keras, posisi uterus di atas pusat
Pengeluaran darah berlebihan ( > 500
cc)
Robekan/laserasi jalan lahir/
perineum
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1267
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG AHLI – PERTAMA
Nilai APGAR
Nilai
Pengkajian
0 1 2
Denyut jantung Tidak ada Lambat < 100 > 100
Usaha bernapas Tidak ada Lambat, tidak Menangis kuat
teratur
Pokok Bahasan 3.
Pernyataan Standar:
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah
yang ditegakkan.
Interval Lama %
Antigen
(selang waktu minimal) Perlindungan Perlindungan
Pada kunjungan antenatal
TT1 - -
pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 1 – 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 95
25 tahun/
TT5 1 tahun setelah TT4 99
seumur hidup
Kategori Kegiatan
Kala I 1. Monitor tekanan darah, suhu badan tiap 1 jam, denyut
nadi tiap 30 menit
2. Observasi DJJ tiap 1 jam pada fase laten dan 30 menit pada
fase aktif
3. Monitor kontraksi uterus setiap jam pada fase laten dan 30
menit pada fase aktif
4. Monitor perubahan serviks, penurunan bagian terendah
setiap 4 jam pada fase laten dan 2-4 jam pada fase aktif
5. Pantau pengeluaran urin setiap 2 jam.
6. Hadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti
suami, keluarga, teman dekat
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1271
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG AHLI – PERTAMA
Pokok Bahasan 4.
b. Persiapan alat dan obat pada kasus patologis kebidanan dan kasus
patologis kegawatdaruratan kebidanan
Pokok Bahasan 5.
Pernyataan Standar :
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam
bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
Kriteria implementasi:
a. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-
kultural
b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan
atau keluarganya (inform consent)
c. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
d. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
e. Menjaga privacy klien/pasien
f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
g. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
h. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai
i. Melakukan tindakan sesuai standar
j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
Pokok Bahasan 6.
Pernyataan Standar :
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk
melihat efektifitas dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien.
Kriteria Evaluasi:
a. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai
kondisi klien
Pokok Bahasan 7.
Pernyataan Standar :
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas
mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Kriteria Pencatatan:
1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir
yang tersedia (Rekam medis/KMS/Status pasien/buku KIA)
2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP :
S : data subjektif, mencatat hasil anamnesa
O : data objektif, mencatat hasil pemeriksaan
A : hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
P : penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,
tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi,
evaluasi/follow up dan rujukan.
VIII. REFERENSI
IX. LAMPIRAN
1. Panduan roleplay
2. Panduan demonstrasi
3. Panduan simulasi
4. Daftar tilik standar asuhan kebidanan
LAMPIRAN
B. Panduan Simulasi
1. Bagi peserta menjadi 5 kelompok
2. Berikan 5 contoh kasus fisiologis dengan masalah
a. Kelompok I : Asuhan ibu hamil trimester 3 dengan eklampsia
b. Kelompok II : Asuhan ibu bersalin dengan retensio plasenta
c. Kelompok III : Asuhan ibu nifas dengan perdarahan post
partum
d. Kelompok IV : Asuhan bayi baru lahir dengan hipotermia
e. Kelompok V : Asuhan KB AKDR
3. Dari kasus di atas, mintalah peserta untuk melakukan simulasi
penatalaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan pengkajian kasus yang
telah di-rolepay-kan.
4. Diskusikan hasil simulasi penatalaksanaan asuhan sebagai evaluasi.
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR TILIK PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
DAFTAR TILIK
PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom YA, bila kegiatan dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TIDAK bila kegiatan tidak dilakukan
Berilah tanda (V) pada kolom TB, bila kegiatan tidak berlaku dalam asuhan yang diamati
1 2 3 4 8
STANDAR I : PENGKAJIAN
1. Data akurat
2. Data yang dikaji tepat
3. Data yang dikaji lengkap
4. Pengelompokan data meliputi:
- Data subjektif: biodata, riwayat kehamilan,
riwayat kesehatan, riwayat sosial budaya
- Data objektif: pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
STANDAR IV : IMPLEMENTASI
kultural
2. Melibatkan klien dalam setiap tindakan
3. Memperhatikan privacy klien
4. Memperhatikan prinsip pencegahan infeksi
5. Bertanggung jawab penuh terhadap
perkembangan kondisi klien, dan
kesinambungan asuhan kebidanan
6. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas
yang ada
7. Melakukan tindakan sesuai standar
8. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
STANDAR V : EVALUASI
……………………………..,
Komentar/ Ringkasan
........................................................................
(………………………………..)
MATERI INTI 3
KOLABORASI
I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan
sebagai berikut :
IV. METODE
CTJ
Curah pendapat
Simulasi
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk latihan membuat rencana pelayanan
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok Bahasan 1.
Dalam kolaborasi ada 6 tugas yang dapat dilakukan bidan dalam perannya
sebagai bidan ahli pertama :
4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko
tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga.
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi
dan mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga.
6. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi yang
mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
a. Input
Meliputi persiapan tenaga, biaya operasional, sarana kegiatan bidan dan
dukun, serta metode/mekanisme pelaksanaan kegiatan.
b. Proses
Meliputi lingkup kegiatan kerja bidan dan dukun. Kegiatan bidan
mencakup aspek teknis kesehatan sedangkan kegiatan dukun mencakup
aspek non teknis kesehatan. Tugas dukun ditekankan beralih peran dari
menolong persalinan menjadi merujuk ibu hamil dan bersama bidan
merawat ibu nifas dan bayi baru lahir berdasarkan kesepakatan pembagian
peran antara bidan dengan dukun.
c. Output
Kemitraan bidan dengan dukun adalah pencapaian target upaya kesehatan
ibu dan anak antara lain :
1) Meningkatnya jumlah bidan dengan dukun yang bermitra
2) Meningkatkan rujukan oleh dukun
3) Meningkatnya cakupan pemeriksaan ibu hamil
4) Meningkatnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
5) Meningkatnya peserta KB pasca salin
6) Meningkatnya deteksi risti/komplikasi oleh masyarakat.
a. Periode kehamilan
BIDAN DUKUN
1. Melakukan pemeriksaan ibu hamil dalam 1. Memotivasi ibu hamil untuk
hal : periksa ke Bidan
a. Keadaan umum 2. Mengantar ibu hamil yang tidak
b. Menentukan taksiran partus mau periksa ke Bidan
c. Menentukan Keadaan janin dalam 3. Membantu Bidan pada saat
kandungan pemeriksaan ibu hamil
d. Pemeriksaan laboratorium yang 4. Melakukan penyuluhan pada
diperlukan ibu hamil dan keluarga tentang
2. Melakukan tindakan pada ibu hamil a. Tanda-tanda persalinan
dalam hal: b. Tanda bahaya kehamilan
a. Pemberian Imunisasi TT c. Kebersihan pribadi &
b. Pemberian tablet Fe lingkungan
b. Periode Persalinan
BIDAN DUKUN
1. Mempersiapkan sarana prasarana 1. Mengantar calon ibu bersalin ke
persalinan aman dan alat resusitasi Bidan.
bayi baru lahir, termasuk pencegahan 2. Mengingatkan keluarga
infeksi. menyiapkan alat transport untuk
2. Memantau kemajuan persalinan sesuai pergi ke Bidan/memanggil Bidan.
dengan partogram. 3. Mempersiapkan sarana prasarana
3. Melakukan asuhan persalinan. persalinan aman seperti air bersih
4. Melaksanakan inisiasi menyusu dini. dan kain bersih.
5. Injeksi Vit. K1 dan salep mata antibiotik 4. Mendampingi ibu pada saat
pada bayi baru lahir. persalinan.
6. Melakukan perawatan bayi baru lahir 5. Membantu Bidan pada saat proses
7. Melakukan tindakan PPGDON apabila persalinan.
mengalami komplikasi. 6. Melakukan ritual keagamaan/
8. Melakukan rujukan bila diperlukan. tradisional yang sehat sesuai
9. Melakukan pencatanan persalinan tradisi setempat.
pada : 7. Membantu Bidan dalam
a. Kartu ibu/partograf perawatan bayi baru lahir.
b. Kohort Ibu dan Bayi 8. Membantu ibu dalam inisiasi
c. Register persalinan menyusu dini kurang dari 1 jam.
10. Melakukan pelaporan : 9. Memotivasi rujukan bila
* Cakupan persalinan oleh Tenaga diperlukan.
Kesehatan 10. Membantu Bidan membersihkan
ibu, tempat dan alat setelah
persalinan.
c. Periode Nifas
BIDAN DUKUN
1. Melakukan Kunjungan Neonatal dan 1. Melakukan kunjungan rumah dan
sekaligus pelayanan nifas memberikan penyuluhan tentang :
a. Perawatan ibu nifas a. Tanda – tanda bahaya dan
b. Perawatan Neonatal penyakit ibu nifas
c. Pemberian Imunisasi HB 1 b. Tanda – tanda bayi sakit
d. Pemberian Vit. A ibu Nifas 2 kali c. Kebersihan pribadi & lingkungan
e. Perawatan payudara d. Kesehatan & Gizi
2. Melakukan Penyuluhan dan konseling e. ASI Ekslusif
pada ibu dan keluarga mengenai : f. Perawatan tali pusat
a. Tanda-tanda bahaya dan penyakit g. Perawatan payudara
ibu nifas 2. Memotivasi ibu dan keluarga untuk
b. Tanda-tanda bayi sakit ber – KB setelah melahirkan
c. Kebersihan pribadi & lingkungan 3. Melakukan ritual
d. Kesehatan & Gizi keagamaan/tradisional yang sehat
e. ASI Ekslusif sesuai tradisi setempat
f. Perawatan tali pusat 4. Memotivasi rujukan bila diperlukan
g. KB setelah melahirkan 5. Melaporkan ke bidan apabila ada
3. Melakukan rujukan apabila diperlukan calon akseptor KB baru
4. Melakukan pencatatan pada :
a. Kohort Bayi
b. Buku KIA
5. Melakukan Laporan :
* Cakupan Pelayanan Nifas
Dalam proses alih peran dan pembagian tugas antara bidan dengan dukun
perlu disepakati mekanisme kemitraan yang dijalin antara mereka. Meskipun
mekanisme sangat beragam tergantung keadaan, tetapi ada beberapa hal
penting yang harus disepakati dan dituangkan secara tertulis dalam
kesepakatan antara bidan dengan dukun.
Fokus
Klien/
Pasien
Laboratorium Dll
Administrasi IPSRS
Radiologi
2. Tim multidisiplin :
Tim operasi
Tim nosokomial infeksi
Dll
Communications
Responsibility
Autonomy
Efective Cooperation
Common
purpose collaboration
Assertiveness
Coordination
Mutuality
VIII. REFERENSI
IX. LAMPIRAN
MATERI INTI 4
KIE DAN KONSELING
I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut :
IV. METODE
CTJ
Curah Pendapat
Bermain peran
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk latihan membuat rencana pelayanan.
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok Bahasan 1.
Pendahuluan
KOMUNIKASI
Bentuk komunikasi :
Verbal (kata) : lisan dan tulisan.
Non verbal (tanpa kata) : lambang, isyarat, bahasa tubuh, mimik.
Pengertian Komunikasi :
Komunikasi
APA dan SIAPA? KESAN
PESAN
PEMBICARA PENDENGAR
(sumber) (penerima)
Tujuan Komunikasi :
MENGAPA?
Komunikasi
SAMA
PESAN = KESAN
Kesimpulan :
Komunikasi merupakan proses dua arah dimana dua orang atau lebih :
Secara aktif dan timbal balik saling berbagi informasi.
Secara aktif berbagi perasaan dan pikiran agar pemahaman yang sama.
Secara aktif mendengarkan untuk memahami pikiran dan perasaan
orang lain.
KONSELING
- Pertanyaan tertutup :
”Apakah bayi ibu sakit ?”
”Apa bayi ibu mau menetek?”
Bila ibu tidak mengerti, ulangi lagi pertanyaan dengan kata lain.
Berikan pujian kepada ibu untuk datang dan ingatkan kunjungan berikutnya.
a. Bila ibu atau keluarga berkunjung ke puskesmas atau klinik anda :
Berikan pujian atas jerih payahnya datang untuk kesehatan
bayinya.
Berikan dorongan agar kembali untuk kunjungan berikutnya
atau ada masalah yang dihadapi ibu atau bayinya dan bila ada
tanda bahaya.
Tantangan Konseling
Klien diam :
Kalau dia diam pada awal pertemuan, dengan lembut minta
perhatian terhadap diamnya itu. Anda dapat mengatakan
umpamanya : ”Saya bisa mengerti mungkin sulit untuk bicara,
seringkali begitu. Apakah ada yang dirisaukan ?” Lihatlah dia dan
gunakan bahasa tubuh yang menunjukkan perhatian dan ikut
merasakan. Tunggu sampai dijawabnya.
Dalam pembicaraan, diam mungkin tepat. Kadang dia berpikir atau
tengah memutuskan bagaimana mengungkapkan perasaannya atau
pikirannya. Berikan waktu untuk berpikir.
Klien menangis :
Seseorang dapat menangis karena berbagai sebab; untuk
menyatakan kesedihan, untuk menarik perhatian atau belas kasihan,
dikarenakan ketegangan atau keresahan, atau untuk menghentikan
pembicaraan selanjutnya. Jangan mengira-ngira mengapa dia
menangis.
Tunggu sejenak. Kalau tangisnya berlanjut, katakan tidak mengapa
untuk menangis; itu reaksi yang wajar. Itu akan mengijinkan dia
untuk menjelaskan mengapa menangis. Anda mungkin bisa
bertanya dengan lembut.
Lembar Kerja :
__________________________________________________________________________
1. UJI DIRI :
Apabila anda melakukan konseling, apakah anda biasa melakukan hal berikut ?
Beri tanda bila ya di kotak didepannya.
- Baik : 11 – 15, anda punya potensi baik untuk konseling dan perlu
dipelihara dan ditingkatkan dalam praktek.
- Sedang : 6 – 10, anda punya potensi sedang untuk konseling dan
perlu lebih banyak belajar dan praktek.
- Kurang : 0 – 5, anda kurang mengerti tentang konseling dan perlu
lebih banyak belajar dan praktek.
Pada saat persalinan atau pasca persalinan diperlukan konseling khusus untuk
pasien dengan kondisi seperti :
1) Ibu bersalin untuk pertama kalinya/remaja memerlukan dukungan baik dari
suami dan keluarga maupun penolong persalinan.
2) Ibu bersalin dengan anak kembar, prematur atau bayi kecil untuk masa
kehamilan (BBLR) agar menerima dan merawatnya.
Skenario :
Pada kunjungan berikutnya, Ny. Wati, 42 tahun diantar oleh suaminya, 48 tahun
yang bekerja sebagai karyawan swasta ingin mempunyai anak perempuan. Saat ini
mereka sudah mempunyai 3 anak laki-laki. Sebelumnya mereka sudah mendapat
informasi dari bidan yunior yang bernama Ririn, tetapi karena merasa tidak puas,
mereka datang ke bidan Aminah yang dianggap sudah berpengalaman.
Jawablah dahulu pertanyaan berikut ini dan tuliskan jawabannya pada kolom
disebelah kanan. Kemudian lakukan main peran: anda melakukan komunikasi dan
konseling sesuai dengan skenario.
BIDAN PASIEN/KLIEN
Selamat siang bu? Saya Bidan Aminah Siang Bu bidan, saya ibu Wati
Apa yang bisa saya bantu? Begini Bu, saya ingin punya anak lagi, tapi
umur saya sudah tua begini apa baik?
Menurut ibu bidan Ririn, tenaga saya
katanya agak bahaya buat ibu atau pun
anaknya. Bahkan anaknya bisa cacat mental.
1) Ibu hamil yang mengalami kekerasan rumah tangga atau kekerasan seksual
dan korban perkosaan.
2) Ibu hamil yang mengalami depresi kehamilan dan stress yang tidak dapat
diatasinya sendiri.
3) Ibu dengan keguguran.
Untuk hal – hal tersebut diperlukan konselor terlatih. Dengan melalui pelatihan
yang intensif seorang tenaga kesehatan bisa melakukan konseling khusus yang
menyangkut kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Dapat juga dijalin kerjasama
dengan konselor yang mempunyai latar belakang pendidikan khusus seperti
psikolog atau petugas sosial. Pada pendekatan klinik secara modern dilakukan
pendekatan tim untuk menangani suatu kasus dari berbagai segi.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1312
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG AHLI – PERTAMA
VIII. REFERENSI
MATERI INTI 5
RUJUKAN ASUHAN KEBIDANAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut :
IV. METODE
CTJ
Curah pendapat
Bermain peran
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk latihan membuat rencana pelayanan.
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok Bahasan 1.
a. Latar belakang
b. Pengertian
c. Jenis-Jenis Rujukan
1) Rujukan Medik
Yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus
yang timbul baik secara vertical maupun horizontal kepada yang lebih
berwenang dan mampu menangani secara rasional.
2) Rujukan Kesehatan
Yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen
ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang
menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini
mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional.
d. Persiapan Rujukan
e. Mekanisme Rujukan
5) Persiapan penderita
Sebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih
dahulu atau dilakukan stabilisasi. Keadaan umum ini perlu
dipertahankan selama dalam perjalanan. Surat rujukan harus
dipersiapkan sesuai dengan format rujukan dan seorang bidan harus
mendampingi penderita dalam perjalanan sampai ke tempat rujukan.
6) Pengiriman penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/
sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita.
1) Pengertian :
Lembaga dimana rujukan kasus diharapkan dapat diatasi dengan baik,
artinya tidak boleh ada kematian karena keterlambatan dan kesalahan
penanganan.
b) Di Puskemas
Peningkatan kemampuan dan kesiapan puskesmas dlm
memberikan Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
(PONED).
c) Di Rumah Sakit
Peningkatan kemampuan dan kesiapan RS kab/kota dalam
PONEK.
a. PUSKESMAS PONED
Rumah sakit yang memiliki tenaga dengan kemampuan serta sarana dan
prasarana penunjang yang memadai untuk memberikan pertolongan
kegawatdaruratan obstetri neonatal dasar secara komprehensif dan
terintegrasi selama 24 jam secara langsung terhadap ibu hamil, nifas dan
neonatus, baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader, bidan,
Puskesmas PONED, dll.
Pokok Bahasan 2.
Kehamilan gemeli
Presentasi majemuk
Tali pusat menumbung
Syok
A. Ibu Hamil
1. ABORTUS IMMINENS
Penilaian Cepat :
KU ibu
Perdarahan pervaginam sedikit
Nyeri abdomen
Tidak ada pembukaan serviks
Konseling
Batasi aktivitas yang berlebih
Pantang sanggama
** Konseling **
Asuhan kehamilan normal Kolaborasi untuk evaluasi
Kolaborasi untuk pemeriksaan USG
Keterangan :
** : Penanganan di RS PONEK
2. ABORTUS INSIPIENS
Penilaian Cepat :
Perdarahan pervaginam banyak, terus
menerus
Ada dilatasi serviks
Tidak ada pengeluaran jaringan hasil
konsepsi
Stabilitasi KU ibu
Konseling
**
Kolaborasi dengan
dokter SpOG untuk
curetage **
Keterangan :
** : Penanganan di RS PONEK
Penilaian Cepat :
Tidak merasakan gerakan janin > 22 mgg
Berkurangnya pergerakan janin
DJJ tidak terdengar atau berkurang/
lambat
Konseling
Persiapan Calon donor darah RUJUK
Lakukan rujukan
** Konseling **
RUJUK Observasi KU ibu dan
Janin
Persiapan O2
** Persiapan Resusitasi
Konseling ** Persiapan Induksi
Observasi KU ibu Pemeriksaan Lab :
dan janin Darah Lengkap,
Kolaborasi dengan Fibrinogen,
SpOG untuk pembekuan, crosh
pemeriksaan USG match
Kolaborasi dengan
SpOG untuk
tatalaksana kasus ini
Observasi ketat pada
proses induksi
Keterangan :
** : Penanganan di RS PONEK
4. ABORTUS INKOMPLIT
Penilaian Cepat :
Perdarahan pervaginam banyak, terus
menerus
Ada dilatasi serviks
Ada pengeluaran sebagian jaringan hasil
konsepsi
Konseling
Beri Infus RL 500 ml 20 tetes/menit Rujuk
Lakukan evakuasi digital
** Konseling **
Beri Infus RL 500 ml
20 tetes/menit
Jika Hb < 9 gr% siapkan
transfusi
Kolaborasi dengan dokter
SpOG untuk curetage
Keterangan :
** : Penanganan di RS PONEK
Penilaian Cepat :
Perdarahan pervaginam sedikit
Sudah ada pengeluaran seluruh jaringan
hasil konsepsi
Konseling
Observasi Perdarahan
Keterangan :
** : Penanganan di RS PONEK
Penilaian Cepat
Penyebab Ibu Demam
Suhu ≥ 38 C
KU Ibu & Janin
Rujuk
Asuhan Kehamilan normal
* *
Konseling gizi dan menganjurkan
ibu untuk banyak minum
Kolaborasi untuk pemberian
antibiotic parenteral
Oksitosin drip 20 m unit dalam 500
ml RL
Keterangan :
** : Penanganan di RS PONEK
Penilaian Cepat
Nyeri perut hebat
Ada tidaknya perdarahan
pervaginam
Abdomen nyeri tekan
Stabilisasi KU ibu
Observasi keadaan ibu
Ambil sampel darah dan lakukan
persiapan tranfusi
Siapkan calon donor darah
Rujuk ke RS PONEK
dengan Prinsip BAKSOKUDA
** Beri O2 **
Pengkajian ulang tentang tanda KET **
Kolaborasi dengan SpOG untuk pemeriksaan Kavum
douglas
Persiapan Laparatomi dan transfusi darah
Konseling
Pengukuran HB seri 3x
Follow up 4 mgg berikutnya
Keterangan :
** : Penanganan di RS PONEK
Penilaian Cepat :
Tanda persalinan : Kontraksi,
pembukaan serviks dan pengeluaran
pervaginan
Kesejahteraan janin (DJJ)
Umur Kehamilan < 37 minggu
Istirahat Baring
Segera rujuk
Nilai Kontraksi
Nilai Kesejahteraan Janin
Hamil < 35 mgg, dilatasi serviks < 3 cm Hamil > 35 mgg, dilatasi serviks > 3 cm
Tidak ada amnionitis Adanya perdarahan pervaginam
Tidak ada gawat janin Adanya gawat janin
Adanya Amnionitis
Atau ada pre eklampsia
Keterangan :
** : Penanganan di RS PONEK
Penilaian Cepat
Keadaan Umum Ibu dan Janin
Perdarahan pervaginam
Nyeri perut dan tegang
Gerakan bayi berubah
DJJ berkurang menjadi lambat atau
tidak terdengar
Selama Perjalanan :
Stabilisasi KU ibu dan tanda gawat janin
Konseling keluarga
Buat catatan tentang semua penilaian yang
dilakukan dan obat-obatan yang diberikan
Rujuk ke RS PONEK
Keterangan :
** : Penanganan di RS PONEK
Penilaian Cepat :
Keluar cairan ketuban tiba-tiba/merembes
Ada/tidaknya tanda-tanda persalinan
Usia kehamilan preterm atau aterm
Konseling
Jangan lakukan periksa dalam
* Konseling *
Beri antibiotic Ampicillin 4x500 mg
selama 7 hari + Erytromycin 3x250
selama 7 hari
RS PONEK
Portio Belum matang RUJUK
Infeksi
B. Ibu Bersalin
Informed Consent
Identifikasi
Tidak maju dgn HIS adekuat Tidak maju dgn HIS tdk adekuat
Syarat Syarat
ekstraksi ektraksi tidak
terpenuhi terpenuhi
Perbaiki KU Ibu dan janin
Anjurkan ibu jalan2/rubah posisi Infus oksitosin *
Koreksi :
Infeksi Partus pervaginam
Kelelahan ekstraksi vakum *
Dehidrasi
Gangguan elektrolit
Kosongkan kandung kemih
Seksio caesaria**
Keterangan :
Penilaian Cepat 3 P
(Power, Passege, Passengger)
Informed Consent
Identifikasi
Presentasi
Infus oksitosin * puncak kepala,
Perbaiki KU Ibu dan janin dahi dan muka
Anjurkan ibu merubah posisi Ya Tidak
dengan dagu
belakang
Koreksi :
Infeksi Perjalanan
Kelelahan persalinan
Dehidrasi
sesuai
Gangguan elektrolit
fisiologis
Kosongkan kandung kemih Respon baik Tidak ada
Respon
Amniotomi *
Tidak Ya
Partus
Tidak Respon Respon
Pervaginam *
Partus
Pervaginam *
Sectio Caesaria **
Keterangan:
** : Penanganan di RS PONEK
3. DISTOSIA BAHU
Penilaian Cepat 3 P
(Power, Passege, Passengger)
Informed Consent
Identifikasi Turtle
“Sign”
- Episiotomi
- Minta Tolong
Mac Robert
Berhasil
Lahirkan Lengan Posterior *
Seksio
caesaria** Tidak Ya
Pervaginam
Keterangan :
Penilaian Cepat
Keadaan Umum Ibu Dan Janin
Informed Consent
Pimpin persalinan
dengan antisipasi
Distosia Bahu,
perdarahan post
partum, dll *
Rujuk ke RS PONEK
dengan Prinsip BAKSOKUDA
Kolaborasi dengan
dokter SpOG untuk
terminasi persalinan
**
Keterangan :
**
: Penanganan di RS PONEK
Informed Consent
Rujuk ke RS PONEK
dengan Prinsip BAKSOKUDA
Kolaborasi dengan
dokter SpOG untuk
terminasi persalinan **
Keterangan :
** : Penanganan di RS PONEK
Penilaian Cepat
Keadaan janin
Informed Consent
Identifikasi
Selama perjalanan :
- Awasi KU ibu dan tanda gawat janin
- Berikan oksigen 4-6 liter/menit
Pimpin persalinan dengan
- Buat catatan tentang semua penilaian,
antisipasi bayi asifiksia, dll * tindakan yang dilakukan dan obat -
obatan yang diberikan
Rujuk ke RS PONEK
dengan Prinsip BAKSOKUDA
Kolaborasi dengan
dokter SpOG untuk
terminasi persalinan **
Keterangan :
** : Penanganan di RS PONEK
Penilaian Cepat
Keadaan Umum Ibu dan Janin
Informed Consent
Identifikasi
Keterangan :
: Pelayanan Kesehatan dasar
** : Penanganan di RS PONEK
Penilaian Cepat
Keadaan Umum ibu dan Janin
Informed Consent
Stabilisasi KU ibu
Rujuk ke RS PONEK
dengan Prinsip BAKSOKUDA
Keterangan :
: Pelayanan Kesehatan dasar
: Penanganan di RS PONEK
**
C. Ibu Nifas
1. ATONIA UTERI
Ya
Uterus Kontraksi Evaluasi Rutin
Tidak
Evaluasi/bersihkan bekuan darah/selaput ketuban
Kompresi Bimanual Interna (KBI) maks. 5 menit
Ya
- Pertahankan KBI selama 1-2 menit
Uterus Kontraksi - Keluarkan tangan secara hati-hati
Tidak - Lakukan pengawasan kala IV
Ya
Uterus Kontraksi Pengawasan kala IV
Tidak
Rujuk siapkan laparotomi Penanganan bidan mandiri
Lanjutkan pemberian infuse + 20 IU Oksitosin minimal 500
cc/jam hingga mencapai tempat rujukan * Penanganan di Puskesmas
Selama perjalanan dapat dilakukan kompresi aorta PONED
abdominalis atau Kompresi Bimanual eksternal
** Penanganan di RS PONEK
Berhenti
Perdarahan ** Pertahankan Uterus **
Tetap
Histerektomi **
Kontraksi Uterus +
- Jepit
Penjahitan Penjahitan - Rujuk
Berhenti
Pengawasan
Kala IV Tidak
Rujuk
**Penanganan di RS PONEK
3. SISA PLASENTA
Kontraksi (+)
Plasenta Manual
Berhasil Tidak
- Uterotonika
- AVM *
- Antibiotik
Berhasil Tidak
- Uterotonika Kuretase **
- Antibiotik *
Sudah Belum
- KBI
- Ergometrin - Laparatomi**
0,2mg 1 M - Ligasi**
- Observasi Kala - Histerektomi**
IV
Payudara Nyeri
Bengkak
Demam
Bendungan Payudara
Tidak Menyusui
Menyusui
Stabilisasi keadaan
umum
Reposisi
Uterotonika
Operasi**
Antibiotik
BBL
Menangis Tidak
Spontan menangis
Apgar 8 - 10
VTP
Apgar 3 - 7 Apgar 0 – 2
Gagal Nafas
BBL Radiasi
Evaporasi
Konveksi
Konduksi
(REKK)
20 menit
pasca natal
Suhu turun 2 – 4o
Suhu Normal
Celsius
(36,5 – 37,5 oC)
Hangatkan Metode
Kangguru/PMK *
Asuhan Bayi
ASI on demand *)
Normal
Berhasil Tidak berhasil
BBL
TIDAK
MENANGIS
MENANGIS
VTP
BERHASIL TIDAK
ABN
BERHASIL
GEJALA
Sianosis/biru
FAKTOR RESIKO Nafas < 40 - >60/ menit
BLB Apneu (henti nafas)
BKB PCH +
GANGGUAN NAFAS Merintih
BKMK
Retraksi intercostals
Infeksi TORCH
epigastrik
KPSW
Partus Lama
Gawat Janin Tindakan Stabilisasi :
SP, PP Bebaskan jalan nafas dan
PEB, Eklampsia beri O2
dll Apneu resusitasi (PRN)
Jaga bayi tetap hangat
selama perjalanan
Penanganan dasar Rujuk RS PONEK
Penanganan
Puskesmas PONED
Penanganan
RS PONEK
Tata Laksana : **
Terapi O2 ( O2 Nasal + H.B/ CPAP)
Infus Dext 10% 60-80 cc /Kg/jam/hr
Stabilisasi Suhu (36,5-37,5 )
Pemberian AB (Indikasi)
BBLR/BKB : Apnoe, Aminopilin dosis awal 6 mg/kg BB,
diteruskan 2 Mg/kg BB setiap 8 jam (7 hr)
BBL
MENANGIS
(Kadar Glukosa
Gejala
Normal)
Kejang tak tenang
Kedjang gerakan tak
beraturan Jeffery
ABN Hipoglikemi
Kadar glukosa < 40 –
Sianosis
45 mg% Kejang
Faktor risiko Tremor
Letargi
Poor feeding (asupan jelek)
Risiko kehamilan :
Prematur
Post matur Rujuk RS PONEK
BBLR **)
Dismatur
Ibu D.M
Risiko persalinan :
Asfiksia Tindakan : **
Makrosomia Bolus glukose 200 mg/kg (2cc/kg
gukosa 10 % diteruskan glukose 10 %
60 – 80 ml/kg/hari
Stabilisasi suhu
Hipoglikemi refrakter:
Infus glukose 12 mg/kg/menit
Hidrokortison 5 ml/kg IV/IM tiap 12 jam
Glukagon 200 Ug IV perinfus diteruskan
10 Ug/kg
Dioksaside 10 mg/kg/hari tiap 8 jam
FAKTOR RESIKO
BBL PASCA
- Riwayat RESUSITASI
kehamilan primi
tua, muda,
spacing < 1 th,
riwayat BBLR
sebelumnya
- Pekerja berat,
- Sosial ekonomi,
merokok,
pengguna obat,
anaemia berat
- PEB, hipertensi
HDK, ibu dengan
BBL DENGAN BERAT
infeksi
- Bayi cacat bawaan BADAN LAHIR
- Infeksi intra uterin RENDAH
PMK
ASI eksklusif
RUJUK RS PONEK **
Pencegahan
Infeksi
VIII. REFERENSI
IX. LAMPIRAN
MATERI INTI 6
PENGELOLAAN PELAYANAN ASUHAN KEBIDANAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut:
IV. METODE
CTJ
Curah pendapat
Disko kasus
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk latihan membuat rencana pelayanan.
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok Bahasan 1.
Proses manajemen
1) Manajemen Operasional
b) Tata ruang
Contoh langkah medis pelayanan (alur pelayanan kesehatan
reproduksi) :
2) Manajemen Logistik
Pengadaan Logistik :
1) Perencanaan Material :
Biaya material
Waktu pemesanaan
Jadwal material
2) Proses Pengadaan :
Mencari keterangan calon-calon supplier
Meminta penawaran harga
Memilih supplier
Melakukan pemesanan
Melacak pengiriman
Menerima kedatangan material
Memeriksa material (kuantitas kualitas)
Menyimpan material
3) Penerimaan Barang :
Memastikan barang yang diterima sesuai dengan barang yang
dipesan dan dibeli, meliputi kuantitas, kualitas, harga, pemasok.
4) Penyimpanan Barang :
Tempat penyimpanan
Sistem penyimpanan
Administrasi penyimpanan
Pokok Bahasan 2.
b) Wanita hamil
Akses dan kinerja nakes tidak optimal
Kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari keluarga
dan suami
Kurang asupan gizi
Sanitasi yang tidak baik
c) Wanita menyusui
Terbatasnya asupan makanan akan berakibat buruk pada ibu
dan tumbuh kembang bayi
Sanitasi yang tidak baik berisiko tinggi terhadap infeksi dan
penyakit lainnya
Akses ke tenaga kesehatan terbatas
c) Pengungsian
Pengungsian dapat menyebabkan meningkatnya risiko relatif
munculnya penyakit menular melalui mekanisme sebagai berikut :
Terbebaninya sistem layanan kesehatan dimana mereka
mengungsi.
Tertularinya para pengungsi oleh penyakit endemis dimana
mereka mengungsi.
Para pengungsi memperkenalkan agen infeksi baru pada
lingkungan dimana mereka mengungsi.
VIII. REFERENSI
IX. LAMPIRAN
MATERI INTI 7
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
I. DESKRIPSI SINGKAT
IV. METODE
CTJ
Curah Pendapat
Disko kasus
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat. Untuk penugasan dilakukan dengan metode
demonstrasi.
2. Praktek lapangan dipandu instruktur.
Langkah pembelajaran :
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok Bahasan 1.
a. Identifikasi masalah
c. Diagnosa potensial
Diagnosa yang mungkin terjadi
e. Rencana (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana
pelaksanaan dan evaluasi.
f. Tindakan (implementasi)
Kegiatan yang dilakukan bidan komunitas mencakup rencana pelaksanaan
yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
g. Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai
dengan tujuan yang ditetapkan.
a. Derajat Kesehatan
b. Lingkungan Kesehatan
c. Perilaku Kesehatan
d. Upaya Kesehatan
a. Perencanaan (P1)
Penyusunan rencana pelayanan kebidanan disusun dalam bentuk POA
(Planning of Action), yang disesuaikan dengan :
1) Mikro planning puskesmas
2) Terpadu dengan kegiatan-kegiatan lain.
b. Pengolahan data
Setelah data terkumpul kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data,
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Klasifikasi data
2) Melakukan perhitungan dari setiap item dengan cara telly
3) Tabulasi data
4) Interprestasi data
c. Analisa data
Bidan diharapkan mampu melakukan analisa data yang merupakan
kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan
konsep, teori, prinsip-prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan
masalah kebidanan yang ditemukan.
Pokok Bahasan 2.
Data sasaran diperoleh bidan di desa/kelurahan dari para kader dan dukun
bayi yang melakukan pendataan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
anak balita dimana sasaran tersebut diberikan buku KIA dan bagi ibu hamil
dipasang stiker P4K di depan rumahnya.
Selain itu data sasaran yang berasal dari lintas program dan fasilitas
pelayanan lain yang ada di wilayah kerjanya.
Pengolahan Data
Setiap bulan bidan di desa mengolah data yang tercantum dalam buku kohort
dan dijadikan sebagai bahan laporan bulanan KIA. Bidan Koordinator di
Puskesmas menerima laporan bulanan tersebut dari semua bidan swasta dan
mengolahnya menjadi laporan dan informasi kemajuan pelayanan KIA
bulanan yang disebut PWS KIA informasi per desa/kelurahan dan kecamatan
tersebut disajikan dalam bentuk grafik dan peta wilayah.
VIII. REFERENSI
IX. LAMPIRAN
MATERI INTI 8
KARYA TULIS / ILMIAH DI BIDANG KEBIDANAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Menulis karya ilmiah merupakan tugas yang tak dapat ditinggalkan oleh
seorang pemangku jabatan fungisonal kesehatan. Kepiawaian seseorang
dalam menulis dapat terasah bila ia rajin melakukannya. Membuat karya
ilmiah pada pemangku jabatan fungsional kesehatan merupakan salah satu
kegiatan pokok yang mempunyai nilai kredit yang relatif tinggi. Karya ilmiah
yang diciptakan selain dalam bentuk suatu model dan juga harus dituangkan
dalam bentuk tulisan atau disebut juga karya tulis.
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut :
IV. METODE
CTJ
Curah pendapat
Mind Mapping
Latihan menulis karya tulis
Pada sesi “Karya Tulis Bidang Kesehatan”, saudara akan mempelajari 3 (tiga)
pokok bahasan. Berikut ini merupakan pedoman bagi fasilitator dan peserta
dalam melaksanakan pembelajaran.
Agar substansi ini dapat dipahami sepenuhnya oleh peserta ciptakan suasana
belajar yang rileks dan menyenangkan serta suasana yang dapat memotivasi
peserta untuk mengikuti sesi ini. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai pada sesi ini dan menggali pengetahuan peserta tentang jenis-
jenis karya tulis dan prinsip penilaiannya.
Untuk pokok bahasan definisi dan jenis-jenis karya tulis fasilitator dengan
metode brain storming menuliskan apa yang telah diketahui peserta. Di akhir
satu pokok bahasan fasilitator hanya melengkapi apa yang telah dikemukakan
oleh peserta tentang definisi dan jenis-jenis karya tulis. Untuk mempermudah
tayangkan skema jenis-jenis karya tulis yang pada garis besarnya dibedakan
dalam 2 klasifikasi, yaitu fiksi dan non fiksi.
Setelah seluruh pokok bahasan ini disampaikan peserta diberi tugas untuk
membuat dan menilai suatu karya tulis. Tiap 2 orang peserta menilai satu
karya tulis dari jenis resensi, laporan, artikel, makalah, berita, buku panduan
text book, buku pegangan dan laporan penelitian. Pada penugasan ini peserta
diminta bila menemukan kekurangan atau kebenaran penyusunan karya tulis
disebutkan dan bagian mana kekurangannya dan bila menilai baik mengapa
saudara menilai baik. Pada langkah ini fasilitator selain memberikan
ketrampilan pada peserta juga dapat menilai kemampuan peserta setelah
mendapatkan masukan tentang jenis-jenis karya tulis dan penilaiannya.
Langkah 4. Penutup
Pokok Bahasan 1.
KARYA TULIS/ILMIAH
a. Pengertian
2) Karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian
hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya, suatu
karangan yang disusun berdasarkan penelitian, pengamatan ataupun
peninjauan. Membahas masalah secara obyektif sesuai fakta dengan
menggunakan metode-metode ilmiah dengan bahasa yang benar, jelas,
ringkas dan kemungkinan kecil salah tafsir.
4) Karya ilmiah ditulis dan disusun secara sistematis menurut aturan atau
kaidah tertentu. Karya ilmiah harus didasarkan atas proses dan hasil
berpikir ilmiah melalui penelitian. Proses berpikir ilmiah menempuh
langkah-langkah tertentu yang disangga oleh 3 unsur pokok yakni
pengajuan masalah, perumusan hipothesis dan verifikasi data; dan
hasilnya ditulis secara sistematis menurut aturan-aturan metode ilmiah
(Nana Sujana).
1) Makalah
2) Artikel
Artikel ditulis untuk pembaca tertentu, misalnya untuk dimuat dalam
majalah ilmiah. Bila ditujukan untuk orang awam, biasanya disajikan
secara popular dan dimuat pada surat kabar ataupun majalah.
3) Kertas Kerja
Adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris obyektif; analisis dalam kertas kerja
lebih serius daripada analisis dalam makalah.
4) Komentar
Karya ilmiah berupa pendapat terhadap berbagai kejadian/pernyataan,
kebijaksanaan atau fenomena yang terjadi di masyarakat.
5) Resensi
Adalah tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau
buku.
Tujuan resensi (Gorys Keraf) adalah menyampaikan kepada para
pembaca apakah sebuah buku atau karya tulis itu patut mendapat
sambutan dari masyarakat.
Skripsi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain yang harus didukung oleh dan
fakta empiris obyektif.
Tesis
Karya ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada skripsi; thesis
akan mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari
penelitian sendiri.
Tesis memperbincangkan pengujian terhadap suatu hipothesa yang
biasanya ditulis oleh mahasiswa pasca sarjana.
Disertasi
Adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang
dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang
sahih dengan analisis terinci; yang mana dalil tersebut harus
dipertahankan oleh penulisnya dari penguji.
Berisi temuan penulis sendiri; biasanya orisinil.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1391
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PERTAMA
7) Kritik
Adalah karya ilmiah berupa telaahan, dijelaskan kelebihan dan
kekurangan dari karya tulis yang dikritik dan diikuti dengan pendapat
pengkritik.
Berisi:
Pendahuluan (ringkasan karya tulis yang dikritik).
Pembahasan : kelemahan dari karya ilmiah tadi dan pendapat
pengkritik.
Kesimpulan dan Saran.
8) Studi kepustakaan
Adalah penulisan karya ilmiah berdasarkan penelitian bibliografi
secara sistematis ilmiah yang meliputi pengumpulan bahan-bahan yang
berkaitan dengan sasaran penelitian, pengorganisasian serta penyajian
data-data.
9) Modul
Adalah materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis
sedemikian rupa, sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap
sendiri materi tersebut.
b. Penerjemahan
Salah satu kegiatan yang terdapat pada jabatan fungsional sebagai salah
satu bentuk karya tulis adalah penerjamahan. Translation atau
penerjemahan didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar belakang
teori dan pendekatan yang berbeda. Sebagai landasan digunakan definisi
dari Catford (1965) yang menggunakan pendekatan kebahasaan dalam
melihat kegiatan penerjemahan dan mendefinisikan sebagai berikut:
mengganti bahasa teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang
sepadan dalam bahasa sasaran. Newmark (1988) mendefinisikan
penerjemahan adalah menerjemahkan makna suatu teks di dalam bahasa
lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang.
Pokok Bahasan 2.
Dalam penulisan karya ilmiah beberapa prinsip yang perlu kita ketahui:
a) Berpikir deduktif
Berpikir deduktif merupakan sebagian dari berpikir ilmiah. Logika
deduktif merupakan salah satu unsur dari methode logiko
hipotetiko verifikatif, dimana kita menarik kesimpulan dari
pernyataan umum menuju pernyataan-pernyataan khusus dengan
menggunakan penalaran atas rasio. Hasil dari berpikir deduktif
dapat digunakan untuk menyusun hipotesis, jakni jawaban
sementara yang masih perlu diuji atau dibuktikan melalui proses
keilmuan selanjutnya.
b) Berpikir induktif
Proses berpikir induktif adalah kebalikan dari berpikir deduktif,
yakni pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan-pernyataan
atau fakta-fakta khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum.
c) Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiah menggabungkan berpikir deduktif dengan berpikir
induktif. Hipotesis diturunkan dari teori, kemudian diuji melalui
verifikasi data secara empiris. Pengujian dengan jalan mengumpulkan
dan menganalisa data yang relevan untuk menarik kesimpulan
apakah hipotesis benar atau tidak. Cara berpikir seperti ini disebut
metode logiko-hipotetiko-verifikatif.
Karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian
hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya.
Suatu karangan dikatakan ilmiah bila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Karangan ini berdasarkan hasil penelitian.
b) Pembahasan masalahnya obyektif sesuai dengan fakta.
c) Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan
pemecahannya.
d) Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah
digunakan metode tertentu.
e) Bahasa yang digunakan lengkap, terperinci, teratur dan cermat.
f) Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas dan tepat
sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.
c) Tahapan pengorganisasian
Data yang sudah terkumpul diseleksi dan diorganisir, dan
digolongkan menurut jenis, sifat dan bentuknya. Data di olah dan
dianalisis dengan teknik-teknik yang sudah ditentukan. Jika
penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan
teknik statistik.
d) Tahap penyuntingan
Disini konsep diperiksa mencakup pemeriksaan isi karya ilmiahnya,
cara penyajian dan bahasa yang digunakan.
e) Tahap penyajian/pelaporan
Dalam mengetik naskah hendaknya diperhatikan segi kerapihan dan
kebersihan, perhatikan juga tata letak unsur-unsur dalam karya
ilmiah, baik di kulit luar maupun didalam (daftar isi, daftar puska,
halaman, dll).
2) Sistematika penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata pengantar
Abstraksi
Daftar isi
Daftar tabel (bila ada)
Daftar lampiran (bila ada)
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan masalah
Tujuan penulisan
Manfaat penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Prosedur Penelitian
BAB IV PEMBAHASAN
(Sub bab disesuaikan dengan butir-butir pertanyaan dalam
masalah)
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
Lampiran (instrument, paparan data, biodata dan foto)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1397
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PERTAMA
Sejak tanggal 17 Agustus 1972 ejaan yang dipakai adalah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
Ciri-ciri EYD:
Perubahan j, y, dj menjadi j, nj menjadi ny, ch menjadi kh, tj
menjadi c, sj menjadi sy.
Kata ulang harus ditulis dengan tanda hubung.
Kata majemuk ditulis terpisah tanpa tanda hubung.
Kata ganti ku, mu, kau dan nya ditulis digabungkan dengan kata
yang mengikutinya.
Depan did an ke ditulis terpisah.
Kata si dan sang ditulis terpisah.
Partikel per yang berarti tiap-tiap, mulai, demi ditulis terpisah.
Singkatan:
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu
huruf atau lebih.
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat
diikuti dengan tanda titik.
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri
atas huruf awal kata ditulis dengan huruf besar dan tidak diikuti
dengan tanda titik.
Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti
satu tanda titik.
Lambung kimia, singkatan satuan ukruan, takaran, timbangan dan
mata uang tidak diikuti tanda titik.
Akronim
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,
gabungan suku kata ataupun gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata yang diperlakukan sebagai sebagai kata.
d) Penulisan kutipan
Kutipan langsung :
Kutipan langsung merupakan pernyataan yang kita tulis dalam
susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikitpun.
Bahan yang kita kutip harus direproduksi tepat seperti apa adanya
sesuai sumber, termasuk ejaan, tanda-tanda baca dan sebagainya.
Sistematika makalah:
Judul
Kata pengantar (ditulis oleh penyusun makalah)
Permasalahan
Kerangka pemikiran dan hipotesis
Metodologi penelitian
Hasil-hasil penelitian
Kesimpulan dan saran
Pembahasan kajian penulis makalah terhadap proses dan hasil-
hasil penelitian yang dirangkumkan di atas.
Kajian dapat mengemukakan beberapa kelemahan dan
keuntungan temuan dari penelitian ini, kemungkinan
pemanfaatannya, keterbatasannya, masalah yang muncul untuk
dikaji dan diteliti lebih lanjut.
Daftar pustaka
Pokok Bahasan 3.
Strategi pemilihan topik, pembahasan topik dan judul karya tulis / ilmiah
1) Pemilihan Topik
Dalam pemilihan topik, Keraf menyatakan, penyusun karya ilmiah lebih bak
menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang
benar-benar diketahui.
Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan
terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret anda pada
pengumpulan informasi yang beraneka ragam.
Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif. Hindari topik
yang bersifat subyektif, seperti kesenangan atau angan-angan anda.
Topik yang dipilih harus anda ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya
walaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih jangan hal baru bagi
anda.
Topik yang dipilih harus memilih sumber acuan, memiliki bahasa
kepustakaan yang akan memberikan informasi tentang pokok masalah
yang akan ditulis. Sumber kepustakaan dapat berupa buku, majalah,
surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web atau undang-undang.
2) Pembahasan Topik
Topik yang anda pilih ditempatkan pada puncuk bagan, kemudian tariklah
cabang-cabang ke bawah untuk menempatkan nama kota tempat masalah
akan digarap, seperti Jakarta, Medan, Bandung dst. Tariklah lagi ranting dari
nama kota yang Anda ketahui.
Kalau pilihan Anda jatuh ke Bapelkes Cilandak, pikirkan hal apa yang lebih
menarik perhatian Anda, apakah segi kualitas dan kuantitas kamar tidur
atau resepsionis atau segi manajemen pelatihannya atau lainnya?
Tariklah lagi garis anak-anak ranting ke bawah untuk menempatkan hal-hal
yang berkaitan dengan kegiatan Bapelkes Cilandak. Jika pilihan Anda
difokuskan ke masalah resepsionis, pikirkan kembali apakah hal itu sudah
cukup spesifik. Bila masih terlalu umum, rincilah lagi. Dengan demikian
anda mempunyai suatu topik yang betul-betul khusus, spesifik dan sesuai
dengan minat dan pengetahuan Anda.
Bapelkes
Prajabatan
Pim
Sebelum memperoleh judul yang tepat, kita dapat membuat beberapa judul
tentative sampai kita menemukan judul yang paling sesuai dengan topik
yang kita bahas.
Contoh :
Kesalahan Bahasa Penyiar di Stasiun RCTI (judul)
Bahasa Indonesia Penyiar di Stasiun RCTI (judul) : Perlukah dibenahi? (sub
judul)
Penutup
Seorang pemangku jabatan fungsional kesehatan dituntut untuk mahir
menulis karya ilmiah. Tak dapat disangkal kemahiran ini haruslah didasari
oleh pengetahuan tentang karya ilmiah itu sendiri dan kerajinannya berlatih
menulis.
Dalam modul ini dijelaskan beberapa pengertian tentang karya ilmiah, jenis
karya ilmiah, prinsip penulisan dan strategi pemilihan judul. Juga dijelaskan
bagaimana menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan etika penulisan.
Pemilihan judul menjadi penting, karena judul yang kurang greget
menyebabkan tak seorangpun berminat untuk membacanya.
Modul ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat kami harapkan
agar modul ini dapat menjadi bahan belajar yang bermanfaat.
VIII.REFERENSI
IX. LAMPIRAN
Pendahuluan
1. Beberapa Definisi
a. Buku adalah terbitan tercetak tak berkala yang paling sedikit terdiri
atas 49 halaman dan terjahit pada satu sisinya serta terlindung dalam
sampul sehingga merupakan satu jilid.
b. Pamflet adalah terbitan tercetak tak berkala yang paling sedikit terdiri
atas 5 tetapi tidak lebih dari 48 halaman.
c. Berkala adalah terbitan dengan judul khas yang muncul secara teratur
(mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan) atau tidak teratur untuk
rentang waktu tak terbatas.
d. Majalah (magazine) adalah terbitan berkala yang bukan harian, setiap
keluar diberi berhalaman terpisah, biasanya diidentifikasikan dengan
tanggal dan bukan dengan nomor berseri.
e. Jurnal (journal) adalah berkala berbentuk pamflet berseri berisi bahan
yang sangat diminati orang saat diterbitkan.
f. Buletin (bulletin) adalah berkala resmi yang dikeluarkan lembaga atau
organisasi profesi ilmiah serta memuat berita, hasil, dan laporan
kegiatan dalam suatu bidang.
g. Warkat warta (newsletter) adalah terbitan pendek berisi berita, termasuk
kemajuan keilmuah yang berisi catatan singkat yang mengutarakan
materi secara umum dan tidak mendalam.
h. Risalah (proceeding) berisi catatan jalan pertemuan, beserta pembahasan
yang terjadi, dan transaksi yang mumuat makalah yang dibacakan
dalam pertemuan ilmiah termaksud.
i. Majalah teknis ilmiah adalah berkala ilmiah yang berisi laporan hasil
dan temuan baru penelitian.
j. Berkala semi ilmiah adalah majalah sekunder yang memuat tulisan
teknis dengan cakupan yang bersifat ensiklopedia dan ditujukan buat
kalangan terpelajar yang buka ahli dalam bidang termaksud.
k. Berkala penyari (abstracting journal) adalah berkala sekunder yang
hanya berisikan abstrak atau ringkasan majalah primer.
l. Berkala tinjauan (review journal) adalah berkala yang memuat
pembahasan berbagai artikel ilmiah sejenis untuk memberikan
gambaran kemajuan menyeluruh suatu topik.
m. Majalah populer adalah berkala yang berisi tulisan ilmiah untuk orang
awam.
Artikel dalam sebuah jurnal dapat dibagi menurut jenisnya yaitu artikel
asli (original papers atau regular papers), artikel tinjauan (review papers),
catatan penelitian (research note) dan surat pembaca (letter to the editor).
Artikel asli biasanya merupakan artikel ilmiah hasil penelitian, atau dapat
berupa konsep-konsep asli yang dikembangkan dari artikel-artikel ilmiah
yang dipublikasikan. Artikel tinjauan biasanya merupakan artikel ilmiah
yang disusun berdasarkan telaah pustaka. Artikel tinjauan biasanya ditulis
oleh para pakar atas permintaan editor. Catatan penelitian merupakan
laporan ringkas tentang penelitian yang secara ilmiah sangat penting
untuk segera dipublikasikan. Surat pembaca biasanya merupakan
komentar yang membangun terhadap artikel-artikel yang dipublikasikan
dalam suatu jurnal. Penulis dapat memberikan jawaban atau penjelasan
atas komentar pembaca.
Dianjurkan untuk tidak menerbitkan hasil temuan kita pada majalah atau
jurnal yang merupakan bunga rampai bermacam ilmu. Berkala seperti ini
tidak akan sampai ke tangan ilmuwan sebidang.
4. Penulisan Artikel
Kita harus memperhatikan format pada jurnal terpilih. Sering terjadi editor
menolak suatu artikel ilmiah dikarenakan tulisan tersebut tidak memenuhi
persyaratan format yang telah ditentukan. Oleh sebab itu format harus
dicermati.
Hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah ukuran dan jenis kertas.
Pada umumnya ukuran yang digunakan adalah A4 atau letter dengan
berat 80 gram. Setelah itu perhatikan ukuran spasi (biasanya 2 spasi),
ukuran marjin kiri, kanan, atas dan bawah (bervariasi tergantung jurnal),
ukuran font (paling sedikit 10 point), petunuk penomoran halaman (atas
atau bawah, kanan, tengah atau bawah), batas jumlah halaman yang
diijinkan, jumlah baris per halaman (biasanya 20-25 baris). Hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa setiap baris pada setiap halaman diberi
penomoran pada sisi kiri kertas. Penomoran baris sangat penting sebagai
rujukan bagi reviewer atau editor serta penulis pada waktu memberi
jawaban atas ulasan yang diberikan oleh reviewer. Selain itu, perlu
diperhatikan boleh tidaknya pemenggalan kata dan penggunaan right
justification. Kadang sebuah jurnal juga menentukan jenis huruf yang
digunakan.
Pada tittle page (lihat lampiran 2) biasaya ditulis judul artikel, nama
penulis dan alamat lembaga dimana penelitian itu dilakukan, dan
alamat penulis korespondensi. Umumnya Running head little yaitu
judul artikel dalam bentuk singkat (yang nantinya akan muncul pada
halaman tertentu pada artikel yang telah dicetak bersama dengan
nama penulis) juga dicantumkan pada halaman judul ini. Cara
penulisan halaman judul ini untuk setiap jurnal berbeda-beda.
Pada halaman judul ini perlu diperhatikan apakah judul ditulis tebal,
miring, huruf kapital atau huruf kecil. Secara umum judul ditulis
paling atas dan di tengah-tengah. Ada jurnal yang menentukan judul
dicetak tebal, nama penulis dan alamat dicetak miring. Selain itu,
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1409
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PERTAMA
Secara umum, abstrak ditulis dalam satu paragraf yang berisi tujuan
penelitian, materi dan metodologi penelitian, hasil utama penelitian,
kesimpulan dan kata kunci (key words). Jika artikel tersebut berupa
tinjauan pustaka, abstrak berisi tentang latar belakang, hasil utama
berupa temuan teoritik, kesimpulan dan kata kunci. Pada abstrak
biasanya tidak terdapat pembahasan, tabel, pustaka, sitasi, dan
gambar. Singkatan biasanya diperbolehkan dalam abstrak.
4.3. Introduction
Bagian ini bisa dibagi menjadi beberapa subheading untuk lebih rapi.
Dalam bagian ini umumnya tidak dibatasi jumlah kata atau panjang
tulisan, sehingga kita akan lebih leluasa menjelaskan materi dan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1411
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PERTAMA
Dalam bagian ini kita bisa menyajikan tabel, skema atau gambar
untuk memperjelas dan meringkas informasi yang akan ditulis.
Bagian ini ditulis dengan kalimat past tense.
Jika kita merujuk metode dari hasil penelitian orang lain, maka kita
tidak perlu menuliskannya secara mendalam. Cukup ditulis bahwa
pengukuran “apa” menggunakan metode “siapa”.
Contoh :
a. Dry matter, crude protein and total ash were determined
according to AOAC (1990).
b. Neutral detergent fiber, acid detergent fiber, acid detergent lignin
and hemicellulose were determined as described by Van Soest et
al. (1991).
Hal ini juga berlaku bagi model analisis statistik. Kita tidak perlu
mencantumkan model matematikanya.
Contoh:
The effect of two season i.e. spring and winter on the nutrient
composition and in situ DMD was analysed using a t-test (Steel and
Torrie, 1980).
Setiap jurnal mempunyai pola yang baku atau yang fleksibel dalam
bagian ini. Ada jurnal yang memisahkan Results dari Discussion, atau
menyatukannya, dan ada pula yang menyerahkannya kepada penulis
sesuai dengan kenyamanan dalam penyajiannya.
hasil, sehingga akan mengulang lagi apa yang sudah disajikan dalam
hasil.
Dalam bagian discussion yang perlu kita bahas adalah hasil tersebut
apakah menerima atau menolak hipotesis yang kita kemukakan. Jadi
disini dibahas kenapa hipotesis diterima atau ditolak. Biasanya
discussion akan ditutup dengan kesimpulan jika tidak ada heading
khusus untuk kesimpulan.
4.7. Acknowledgement
1) This study was supported by a research grant for food and meat
products from the Ito Memorial Research Foundation, Tokyo,
Japan. We also thank the Livestock Improvement Association of
Miyazaki Prefecture, and Miyazaki Prefectural Meat Inspection
Center of Miyakonojo-Devision, for providing frozen semen and
the ovaries.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1415
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PERTAMA
4.8. References
tanpa harus membaca teks. Susunlah data pada tabel sesuai dengan
urutan penyajian dan pembahasan dalam teks. Kelompokkan data
sejenis dalam satu tabel.
4.11. Figure
5. Pengiriman Artikel
Setelah artikel selesai ditulis dengan baik, sekali lagi periksa kelengkapan
dan kesesuaian dengan format. Yang penting diperhatikan adalah aturan
bahasa yang digunakan apakah sudah sesuai, dan apakah ejaaannya benar.
Jika perlu, sebelum kita mengirimkan naskah tersebut ke jurnal yang
dituju, ada baiknya kita mintakan kolega kita di dalam dan di luar negeri
untuk membacanya dan memberikan komentar.
7. Perbaikan Artikel
Disini kita dapat tidak setuju dengan saran para reviewer, dengan
mengemukakan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Disini kita juga dapat menambahkan hal-hal yang kita anggap penting,
meskipun tidak ada saran dari para reviewer.
Setelah artikel diterima, proses setting akan dilakukan. Artikel akan diketik
sesuai dengan format cetak halaman jurnal tersebut. Walaupun page
layout untuk tabel dan grafik mungkin belum seperti bentuk akhir pada
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1418
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG TERAMPIL – PERTAMA
saat dicetak. Hasil setting seperti inilah yang disebut galley proof. Jika
proof sudah diterima, maka koreksilah dan kirim kembali. Biasanya galley
proof harus dikirim dalam waktu 24-48 jam setelah diterima. Jadi proof
sebaiknya dikirim lewat faks atau EMS (express mail service).
Daftar Pustaka
MATERI INTI 9
STANDAR/PEDOMAN/SOP BIDANG KEBIDANAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
IV. METODE
CTJ
Curah pendapat
Latihan menyusun SOP
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk latihan membuat rencana pelayanan
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok Bahasan 1.
a. Pengertian :
1) Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong
dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Protap merupakan tata cara atau tahapan yang harus dilalui dalam
suatu proses kerja tertentu yang dapat diterima oleh seorang yang
berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan
tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat
diselesaikan secara efektif dan efisien.
3) SOP merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus
dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.
4) Jadi SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi,
bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa
dilakukan.
b. Tujuan :
1) Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim
dalam organisasi atau unit.
2) Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi.
3) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas
terkait.
4) Melindungi organisasi dan staf dari mal praktek atau kesalahan
administrasi lainnya.
5) Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan
inefisiensi.
c. Fungsi :
1) Memperlancar tugas petugas atau tim.
2) Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4) Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5) Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
d. Prinsip-prinsip protap :
1) Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan.
2) Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau
perkembangan IPTEK serta peraturan yang berlaku.
3) Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada
setiap upaya, di samping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap
kegiatan pelayanan.
4) Harus didokumentasikan.
VIII. REFERENSI
IX. LAMPIRAN
Contoh SOP
Nama
NIP
Pengertian Suatu tindakan intervensi segera setelah bayi lahir
untuk melahirkan plasenta.
Tujuan 1. Mencegah retensio plasenta
2. Mengantisipasi terjadinya perdarahan kala III
Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan
keperawatan harus sesuai dengan standar prosedur
kerja yang berlaku.
Prosedur A. Persiapan alat
1. Sepasang sarung tangan steril
2. Oxcitocyn 10 IU
3. Spuit 3 cc dan jarum
4. Rekam medic klien
5. Alat tulis
B. Persiapan
1. Klien diberi tahu
2. Posisi klien litotomi/dorsal recumbent
C. Pelaksanaan
1. Segera setelah bayi lahir, injeksi 10 unit
oksitocyn IM
2. Lakukan peregangan tali pusat terkendali
3. Lahirkan plasenta dengan tangan kanan
meregangkan tali pusat, tangan kiri di atas
simpisis menekan uterus ke arah dorso
cranial
4. Setelah plasenta lahir lakukan putaran searah
jarum jam untuk mencegah tertinggalnya
selaput ketuban
5. Setelah plasenta dan selaput ketuban lahir
seluruhnya, lakukan massage uterus sambil
memeriksa kelengkapan kotiledon plasenta.
6. Periksa tanda–tanda vital klien dan observasi
kontraksi uterus dan perdarahan per vaginam
7. Mencuci tangan
8. Dokumentasikan hasil tindakan.
MATERI INTI 10
TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI BIDANG KEBIDANAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat
tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan,
kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.
Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan
metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif
minimalis dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya
beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan.
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut :
IV. METODE
CTJ
Curah Pendapat
Disko Kasus
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan, sebaiknya
menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk latihan membuat rencana pelayanan
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok Bahasan 1.
Definisi
Asuhan kontak kulit dengan kulit, yang juga disebut “perawatan metode
kanguru”, merupakan bentuk interaksi orang tua dengan bayinya, dimana
ibu menggendong bayinya dengan kontak kulit dengan kulit pada posisi
vertikal, kepala di antara payudaranya selama 20 menit atau lebih.
Keuntungan PMK :
a. Stabilisasi suhu tubuh
b. Stabilisasi laju denyut jantung dan pernapasan
c. Pengaruh terhadap berat badan dan pertumbuhan
d. Pengaruh terhadap tingkah laku
e. Memfasilitasi pemberian ASI
f. Pengaruh terhadap kejadian infeksi
g. Mendorong kelekatan dan ikatan emosional dengan orang tua
h. Memperpendek masa rawat inap di rumah sakit
a. Suhu tubuh BBLR lebih stabil dalam waktu 1 minggu dan berat badan
juga lebih cepat naik pada PMK dibandingkan pada perawatan
konvensional (inkubator )
b. Walaupun keadaan umum bayi yang mendapat PMK kurang
menguntungkan, bayi dengan PMK lebih jarang mengalami hipotermia
dan kecepatan kenaikan berat badannya lebih besar.
c. PMK pada awal kehidupan bayi terbukti lebih baik dibandingkan
inkubator untuk menstabilkan suhu tubuh BBLR dengan keamanan
yang setara dengan inkubator.
d. Keuntungan PMK banyak, a.l. mencegah hipotermia, mempercepat ASI
keluar, dan meningkatkan hubungan batin ibu-bayi.
e. PMK pada awal kehidupan bayi terbukti lebih baik dibandingkan
inkubator untuk menstabilkan suhu tubuh BBLR dengan keamanan
yang setara dengan inkubator
2. Alat Resusitasi
Terdapat beberapa jenis alat yang dapat digunakan untuk melakukan
ventilasi pada bayi baru lahir, masing-masing memiliki cara kerja yang
berbeda dengan keuntungan dan kerugian yang berbeda.
Tekno tube and mask yang digunakan dalam studi tersebut efektif dan
dapat diterima untuk digunakan oleh bidan desa, namun untuk
resusitasi neonatus di rumah sakit balon mengembang sendiri dan
masker (self inflating bag) harus tersedia.
Keterangan gambar :
(Dari atas ke bawah) : Tekno tube and mask, Laerdal tube and mask, Topster
bag and mask, and Ambu bag and mask.
VIII. REFERENSI
11. PATH. Reducing Birth Asphyxia Through the Bidan di desa Program in Cirebon,
Indonesia. 2006.
12. Allwood AC, Madar RJ, Baumer JH, Readdy L, Wright D. Changes in
resuscitation practice at birth. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 2003;
88:F375 – F379.
13. I Ariawan, M Agustini, Y Seamans, V Tsu and M S Kosim. Choosing the
appropriate neonatal resuscitation device for village midwives. Journal of
Perynatology.
http://www.nature.com/jp/journal/v31/n10/full/jp20117a.html.
IX. LAMPIRAN
MATERI INTI 11
PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT DAN PENGAJUAN
DAFTAR USULAN PENILAIAN ANGKA KREDIT (DUPAK)
I. DESKRIPSI SINGKAT
Penilaian angka kredit bagi pejabat fungsional kesehatan merupakan hal yang
penting baik untuk kepentingan yang bersangkutan maupun untuk institusi
kesehatan, karena angka kredit itu diperoleh berdasarkan hasil suatu kegiatan
pelayanan/pekerjaan jabatan fungsional kesehatan dalam rangka memberikan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Semakin tinggi angka kredit yang
diperoleh, semakin meningkat pula akses masyarakat memperoleh pelayanan
kesehatan. Hal ini sejalan dengan visi Kementerian Kesehatan dalam rangka
menyehatkan masyarakat.
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut :
IV. METODE
CTJ
Curah Pendapat
Latihan menghitung angka kredit dan mengajukan DUPAK
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat
bekerja, materi yang akan disampaikan.
2. Tujuan pembelajaran dan pokok bahasan yang akan disampaikan,
sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab,
kemudian curah pendapat.
2. Fasilitator memandu peserta untuk diskusi.
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
3. Fasilitator membuat kesimpulan.
Pokok Bahasan 1.
b. Pengertian DUPAK
Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) adalah formulir yang
berisi keterangan perorangan bidan dan butir kegiatan yang dinilai dan
harus diisi oleh bidan dalam rangka penetapan angka kredit.
1) Unsur Pendidikan
Pokok bahasan 2.
a. Pengertian
Penetapan Angka Kredit (PAK) adalah hasil perhitungan akhir kegiatan
Pejabat Fungsional Kesehatan (PFK) dalam kurun waktu tertentu yang
telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
a) Pendidikan Formal
Contoh :
Lia, seorang Pejabat Bidan Pelaksana lulusan D I Kebidanan,
melanjutkan pendidikannya ke D III Kebidanan. Setelah ia lulus dan
mendapat ijazah D III kebidanan, maka Lia memperoleh Angka
Kredit sebesar 35 dengan perhitungan sebagai berikut :
Teknis Penilaian
Angka kredit diberikan kepada Bidan yang telah mengikuti
DIKLAT Fungsional di bidang kebidanan dan mendapat Surat
Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan (STTPL) dari lembaga
DIKLAT yang berwenang.
Contoh :
(1) Diana seorang Bidan pejabat Bidan Pelaksana Lanjutan
mengikuti pendidikan dan pelatihan Penerapan standar
Asuhan Kebidanan yang diselenggarakan oleh Balai Diklat
Contoh :
Yanti, seorang Bidan Pelaksana, melakukan kegiatan
mempersiapkan pelayanan kebidanan. Kegiatan tersebut dalam
rincian Bidan terampil bila dilakukan oleh Bidan Pelaksana Pemula
dengan angka kredit untuk tiap kegiatan adalah 0,008.
Oleh karena kegiatan tersebut sesuai dengan tugas jenjang
jabatannya, maka Yanti mendapatkan angka kredit sebesar :
1 x 0,008 = 0,008
Contoh :
Amy, seorang Bidan Pelaksana melakukan pengambilan darah vena
sebanyak 200 pemeriksaan. Kegiatan tersebut termasuk dalam butir
kegiatan melakukan pengambilan/penyediaan bahan laboratorium
dan merupakan tugas Bidan Pelaksana Lanjutan dengan angka
kredit 0,003 untuk tiap spesimen/ sampel.
Oleh karena Amy adalah pejabat Bidan Pelaksana berarti Amy
mengerjakan kegiatan yang menjadi tugas jabatan Bidan yang 1
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1444
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG AHLI – PERTAMA
(satu) tingkat lebih tinggi dari jabatannya, maka Amy memperoleh
angka kredit : 80 % x (200 : 1) x 0,003 =0,24
Contoh :
Usi, seorang pejabat Bidan Penyelia membuat diagnosa kebidanan
sesuai dengan hasil pengkajian pada kasus fisiologis bermasalah
sebanyak 100 pemeriksaan. Kegiatan tersebut adalah tugas Bidan
Pelaksana Lanjutan dengan angka kredit 0,001.
Karena Usi adalah pejabat Bidan Penyelia berarti Usi mengerjakan
kegiatan yang menjadi tugas jabatan Bidan yang 1 (satu) tingkat
lebih rendah dari jabatannya, maka Usi memperoleh angka kredit :
(100 x 0,001 = 0,1)
Contoh :
(1) Fauziah, seorang pejabat Bidan Pelaksana melaksanakan
kegiatan pengambilan sekret cervix sebanyak 100 pemeriksaan.
Kegiatan tersebut termasuk dalam butir kegiatan melakukan
pengambilan sediaan/bahan laboratorium yang merupakan
tugas Bidan Penyelia, dengan angka kredit 0,003 untuk tiap kali
kegiatan.
Karena Fauziah adalah Pejabat Bidan Pelaksana berarti Fauziah
mengerjakan kegiatan yang menjadi tugas Bidan yang 2 (dua)
tingkat lebih tinggi dari jabatannya, maka Fauziah memperoleh
angka kredit 50% untuk kegiatan tersebut : (50% x 0,003 = 0,0015)
Contoh :
(1) Ati, seorang pejabat Bidan Penyelia, melaksanakan kegiatan
membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian
pada kasus patologis dengan penyakit penyerta, dengan angka
kredit 0,01 untuk tiap kegiatan. Kegiatan tersebut termasuk
dalam rincian kegiatan Bidan Ahli dan merupakan tugas Bidan
Madya.
Karena Ati adalah Pejabat Bidan Penyelia berarti Ati pejabat
Bidan Terampil dan mengerjakan kegiatan yang menjadi tugas
Bidan Ahli, maka Ati memperoleh angka kredit sebesar 20 %
untuk kegiatan tersebut (0,005).
b) Teknis Penilaian
Penilaian dilaksanakan dengan meneliti bukti telah melakukan
kegiatan pengembangan profesi berupa surat pernyataan dari
Kepala Unit.
(1) Angka kredit yang diberikan bagi Bidan apabila melakukan
secara perorangan sesuai dengan Permenpan No. 01/PER/
M.PAN/1/2008 Lampiran I untuk Bidan Terampil dan
Lampiran II untuk Bidan Ahli.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1446
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG AHLI – PERTAMA
Contoh :
Agni pejabat Bidan Muda membuat karya tulis mengenai
tinjauan dampak dari perawatan tali pusat kering,
dipublikasikan dalam bentuk makalah dan diterbitkan dalam
majalah Jurnal Kesehatan, maka Agni mendapatkan angka kredit
4 sesuai dengan Permenpan No. 01/PER/M.PAN/1/2008
Lampiran II untuk Bidan Ahli.
Contoh :
Hani, pejabat Bidan Muda membuat karya tulis mengenai
pemantapan mutu kebidanan. Karya ilmiah tersebut dibuat
dalam bentuk buku dan diedarkan secara nasional. Dalam
membuat karya tulis tersebut Hani dibantu oleh dua Pejabat
Bidan Pertama yaitu Nia dan Lani.
Contoh :
a. Harti sebagai pejabat Bidan Penyelia mengikuti kegiatan seminar
Pemeriksaan kanker mammae sebagai peserta. Untuk kegiatan
tersebut Harti memperoleh angka kredit sebesar 1 (satu).
b. Ika sebagai Pejabat Bidan Pertama menjadi anggota aktif IBI tingkat
Propinsi Sumatera Utara. Untuk kegiatan tersebut Ika memperoleh
angka kredit sebesar 0,75.
Pokok bahasan 3.
a. Pengertian
Pejabat Pengusul
NIP……..
Catatan Tim Penilai
……..Tanggal ……
Pejabat Penilai
NIP……..
Catatan : Surat Keputusan terakhir jabatan yang ada angka kreditnya, perlu
dicantumkan.
- Instansi Pengusul : Diisi oleh pejabat pengusul pada unit kerja pejabat
yang bersangkutan
Lama : diisi dengan angka kredit sesuai dengan Penetapan
Angka Kredit (PAK) yang terakhir
Baru : diisi dengan penambahan angka kredit yang
diperoleh dalam periode waktu antara penetapan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1451
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG AHLI – PERTAMA
angka kredit yang terakhir sampai dengan saat
pengusulan penetapan angka kredit ini.
Jumlah : diisi hasil penjumlahan angka kredit Lama dan
Baru.
Formulir ini diisi setiap hari kerja oleh pejabat Bidan yang bersangkutan
dan diparaf oleh atasan langsung.
Formulir digunakan sebagai catatan kegiatan pejabat Bidan dan sebagai
dasar untuk pengisian formulir Surat Pernyataan melakukan kegiatan
pelayanan Kebidanan.
Paraf
Ata
san
Lang
sung
Catatan : Butir kegiatan yang ditulis dalam formulir sesuai dengan kegiatan yang
dilaksanakan berdasarkan jenjang jabatan.
Septi, Pelaksana, bekerja di RSUD Kota Semarang, pada tanggal 1 Maret 2008
melaksanakan kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
a. Persiapan pelayanan kebidanan, 40 kegiatan
b. Pengkajian kepada Klien/ Pasien, 50 kegiatan
c. Penegakan diagnosa kebidanan, 40 kegiatan
d. Pelaksanaan kolaborasi, 5 kegiatan
e. Penyusunan rencana asuhan kebidanan, 25 kegiatan
f. Persiapan pelayanan asuhan kebidanan, 15 kegiatan
g. Pelaksanaan asuhan kebidanan, 55 kegiatan
h. Pelaksanaan KIE, 45 kegiatan
i. Rujukan asuhan kebidanan, 10 kegiatan
j. Evaluasi asuhan kebidanan, 54 kegiatan
k. Dokumentasi pelayanan kebidanan, 35 kegiatan
l. Pengelolaan pelayanan asuhan kebidanan
2 2
3 2
4 2
Paraf
Ata
san
Lang
sung
Formulir ini dibuat setiap 6 bulan satu kali dalam bulan Juni dan Desember.
Formulir ini merupakan rekapitulasi jumlah prestasi kerja bulanan, dibuat
rangkap 3 (tiga) masing-masing untuk :
a. Dilampirkan pada Daftar Usul Penetapan Angka Kredit.
b. Unit Kerja yang bersangkutan.
c. Pejabat Bidan yang bersangkutan.
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PELAYANAN KEBIDANAN
Jumlah
Uraian Kegiatan Satuan Angka Jumlah Keterangan
No Tanggal Volume
Pelayanan kebidanan Hasil Kredit AK / bukti fisik
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
2.
3.
JUMLAH
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
………………,……..200…
Atasan Langsung
NIP.
Menyatakan bahwa :
Formulir ini dibuat untuk dapat dilampirkan pada Daftar Usul Penetapan
Angka Kredit. Dibuat rangkap tiga masing-masing untuk :
a. Dilampirkan pada Daftar Usul Penetapan Angka Kredit
b. Unit Kerja yang bersangkutan
c. Pejabat Bidan yang bersangkutan
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PELAYANAN PENGEMBANGAN PROFESI
………………,……..200..
Atasan Langsung
NIP.
Menyatakan bahwa :
- Nama : diisi nama lengkap pejabat Bidan yang
bersangkutan
- NIP : diisi NIP yang bersangkutan
- Pangkat/Gol. Ruang/ : diisi pangkat/Gol. Ruang/TMT yang
TMT bersangkutan
- Jabatan : diisi jenjang jabatan Bidan yang bersangkutan
- Unit Kerja : diisi unit kerja yang bersangkutan
- Kolom 1 : diisi nomor urut
- Kolom 2 : diisi butir kegiatan yang dilakukan
- Kolom 3 : diisi tanggal pelaksanaan kegiatan tersebut
- Kolom 4 : diisi satuan sesuai dengan butir kegiatan yang
dilakukan
- Kolom 5 : diisi dengan jumlah beban kerja tiap kegiatan
- Kolom 6 : diisi angka kredit yang diperoleh dari hasil
kali volume kegiatan dengan angka kredit
sesuai Lampiran I dan Lampiran II
PERMENPAN No. 01/PER/M.PAN/1/2008
- Kolom 7 : diisi dengan jenis bukti fisik/keterangan
lainnya.
Formulir ini dibuat untuk dapat dilampirkan pada Daftar Usul Penetapan
Angka Kredit. Dibuat rangkap tiga masing-masing untuk :
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG TUGAS
BIDAN
Nama : ………………………………………................
NIP : …………………………………………………
Pangkat/Gol. Ruang/TMT : ……………………………........………………
Jabatan : …………………………………………………
Unit Kerja : …………………………………………………
Menyatakan bahwa :
Nama : ………………………………………................
NIP : …………………………………………………
Pangkat/Gol. Ruang/TMT : …………………………………………………
Jabatan : …………………………………………………
Unit Kerja : …………………………………………………
………………,……..200…
Atasan Langsung
NIP.
Menyatakan bahwa :
- Nama : diisi nama lengkap pejabat Bidan yang
bersangkutan
- NIP : diisi NIP yang bersangkutan
- Pangkat/Gol. Ruang/ : diisi Pangkat/Gol. Ruang/TMT yang
TMT bersangkutan
- Jabatan : diisi jenjang jabatan Bidan yang bersangkutan
- Unit Kerja : diisi unit kerja yang bersangkutan
- Kolom 1 : diisi nomor urut
- Kolom 2 : diisi butir kegiatan yang dilakukan
- Kolom 3 : diisi tanggal pelaksanaan kegiatan tersebut
- Kolom 4 : diisi satuan sesuai dengan butir kegiatan yang
dilakukan
- Kolom 5 : diisi dengan jumlah beban kerja tiap kegiatan
- Kolom 6 : diisi angka kredit yang diperoleh dari hasil kali
volume kegiatan dengan angka kredit kegiatan
sesuai Lampiran I dan Lampiran II
PERMENPAN No. 01/PER/M.PAN/1/2008
- Kolom 7 : diisi dengan jenis bukti fisik/ keterangan lainnya.
SURAT KETERANGAN
Nomor : ……………………………
…………………….,………………..200…
Pengurus Organisasi
(……………………)
I NO KETERANGAN PERORANGAN
1 NAMA
2 NIP
3 NOMOR SERI KARPEG
4 JENIS KELAMIN
5 PENDIDIKAN YANG TELAH DIPERHITUNGKAN
ANGKA KREDITNYA
6 PANGKAT/ GOL RUANG/ TMT
7 JABATAN BIDAN
8 MASA KERJA GOL. LAMA
BARU
9 UNIT KERJA
II PENETAPAN ANGKA KREDIT LAMA BARU JUMLAH
1 UNSUR UTAMA
Surat Keputusan …………..
a. Pendidikan :
1) Pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/
ijazah
2) Pendidikan dan pelatihan teknis di bidang
Kebidanan dan mendapatkan Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPL).
b. Pelayanan kebidanan
c. Pengembangan profesi
JUMLAH UNSUR UTAMA
2 UNSUR PENUNJANG
Kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas Bidan
JUMLAH UNSUR PENUNJANG
JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR – 2011
1463
MODUL PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN
JENJANG AHLI – PERTAMA
2. Cara pengisian formulir G
Keterangan Perorangan :
Alur Pengiriman DUPAK dan PAK dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
P.B.A.K
Pim. UPT
P.B.A.K
Unit Pembina
BAGAN ALUR
PENGIRIMAN DUPAK DAN PAK
DUPAK PAK
KA.DINKES. PROV.
KA.DINKES. KAB/KOTA
BKN/
BKD
PIMPINAN UNIT KERJA
BIDAN Ybs
DUPAK yang diajukan oleh Tim Penilai dibahas dalam rapat Tim
Penilai Teknis. Dalam rapat ini Tim Penilai Teknis mengkaji hal-hal
teknis yang diminta pertimbangannnya. Hasil pengkajian tersebut
disampaikan kepada Ketua Tim Penilai.
VIII. REFERENSI
IX. LAMPIRAN
Nama :
NIP :
Jabatan :
Golongan Ruang :
Unit Organisasi :
Kabupaten/Kota :
Propinsi :
Bulan/Tahun :
SURAT KETERANGAN
Nomor : ……………………………
Nama : ……………………………………………………………
NIP : ……………………………………………………………
Pangkat/ Golongan : …………………….……………………………………...
Jabatan : ……………………………………………………………
Unit Organisasi : ……………………………………………………………
Pengurus Organisasi
(……………………)
I NO KETERANGAN PERORANGAN
1 NAMA
2 NIP
3 NOMOR SERI KARPEG
4 JENIS KELAMIN
5 PENDIDIKAN YANG TELAH
DIPERHITUNGKAN ANGKA KREDITNYA
6 PANGKAT/ GOL RUANG/ TMT
7 JABATAN BIDAN
8 MASA KERJA GOL. LAMA
BARU
9 UNIT KERJA
II PENETAPAN ANGKA KREDIT LAMA BARU JUMLAH
1 UNSUR UTAMA
Surat Keputusan …………..
d. Pendidikan :
1) Pendidikan sekolah dan memperoleh
gelar/ ijazah
2) Pendidikan dan pelatihan teknis di bidang
Kebidanan dan mendapatkan Surat Tanda
Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL).
e. Pelayanan kebidanan
f. Pengembangan profesi
JUMLAH UNSUR UTAMA
2 UNSUR PENUNJANG
Kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas
Bidan
JUMLAH UNSUR PENUNJANG
JUMLAH UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PELAYANAN KEBIDANAN
Menyatakan bahwa :
Nama : ………………………………………...
NIP : …………………………………….......
Pangkat/ golongan ruang/ TMT : …………………………………………
Jabatan : ………………………………………....
Unit Kerja : ………………………………………....
………………,……..200…
Atasan Langsung
NIP.
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PELAYANAN PENGEMBANGAN PROFESI
Menyatakan bahwa :
Nama : ………………………………………...
NIP : …………………………………………
Pangkat/ golongan ruang/ TMT : …………………………………………
Jabatan : …………………………………………
Unit Kerja : …………………………………………
………………,……..200..
Atasan Langsung
NIP
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG TUGAS BIDAN
Menyatakan bahwa :
Nama : ………………………………………....
NIP : …………………………………………
Pangkat/ golongan ruang/ TMT : …………………………………………
Jabatan : …………………………………………
Unit Kerja : …………………………………………
………………,……..200…
Atasan Langsung
NIP.