Anda di halaman 1dari 48

1

Al-Jamaah

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬

DALIL-DALIL
JAMAAH, IMAMAH DAN BAI’AT

Ta’rif Al-Jamaah

1. Ma’na menurut bahasa:

Asal kata:

ً‫اعة‬
َ َ‫ مَج‬/ ‫ مَجْ ًعا‬- ‫ جَيْ َم ُع‬- ‫مَجَ َع‬
artinya kumpulan atau himpunan. Jadi menurut bahasa Al-
Jamaah adalah kumpulan atau himpunan tertentu bukan
sembarang himpunan atau kumpulan.

2. Ma’na menurut istilah:


Yang dimaksud dengan AL-JAMAAH adalah JAMA’ATUL
MUSLIMIN sebagaimana disebutkan dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari
Khudzaifah bin Al-Yaman yang berbunyi:
...‫ني َوإِ َم َام ُه ْم‬ ِِ
َ ‫اعةَ الْ ُم ْسلم‬
َ َ‫َت ْلَز ُم مَج‬...
“...Rasulullah bersabda, “Tetaplah engkau pada Jamaah
Muslimin dan Imam mereka!”
Adapun yang dimaksud dengan Al-Jamaah adalah sebagaimana
yang dijelaskan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib, yang berbunyi:
2
Al-Jamaah

‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َواْلبِ ْد َع ةُ َما فَ َار َق َها َو‬ ٍ ِ


َ ‫لس نَّةُ َواهلل ُس نَّةُ حُمَ َّمد‬ ُّ َ‫ا‬
ِ ‫اهلل جُم امعةُ أَه ِل اْحل ِّق وإِ ْن َقلُّوا و اْل ُفرقَةُ جُم امع ةُ أَه ِل اْلب‬
‫اط ِل‬ ِ
َ ْ ََ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ‫اعةُ َو‬ َ ‫اَجْلَ َم‬
‫َواِ ْن َكَث ُر ْوا‬
“Demi Allah, sunnah itu adalah sunnah Muhamad Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan bid’ah itu adalah apa-apa yang
memperselisihinya. Dan demi Allah, Al-Jamaah itu adalah
berkumpulnya ahlul haq sekalipun mereka sedikit dan firqah itu
adalah berkumpulnya ahlul bathil sekalipun mereka banyak.” |
(Hamisy Musnad Imam Ahmad bin Hambal: I/109)

1. AL-JAMAAH
A. PERINTAH MENETAPI AL-JAMAAH

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:


‫ت اللَّ ِه‬ ِ ِ ِ ‫ِ حِب‬
َ ‫) َو ْاعتَص ُموا َْب ِل اللَّه مَج يع اً َوال َت َفَّرقُ وا َواذْ ُك ُروا ن ْع َم‬1(
‫َص بَ ْحتُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه‬ َ َّ‫َعلَْي ُك ْم إِ ْذ ُكْنتُ ْم أ َْع داءً فَ أَل‬
ْ ‫ف َبنْي َ ُقلُ وبِ ُك ْم فَأ‬
ِ
‫ك‬ َ ‫إِ ْخوان اً َو ُكْنتُ ْم َعلى َش فا ُح ْف َر ٍة ِم َن النَّا ِر فَأَْن َق َذ ُك ْم ِمْنها َك ذل‬
)103( ‫ن‬ َ ‫يَُبنِّي ُ اللَّهُ لَ ُك ْم آياتِِه لَ َعلَّ ُك ْم َت ْهتَ ُدو‬
(1) “Berpegangteguhlah kamu semua pada agama Allah
seraya berjamaah, dan janganlah kamu bercerai-berai.
Ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu pada masa
jahiliah bermusuhan, lalau mempersatukan hati kamu
sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara.
Ketika itu, kamu juga berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah
3
Al-Jamaah

menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu


mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran [3]: 103).

Penjelasan:
ِ ‫صموا حِب ب ِل‬
‫اهلل مَجِ ْي ًعا َوالَ َت َفَّر ُق ْوا‬ ِ
َْ ْ ُ َ‫َو ْاعت‬
“Berpegangteguhlah kamu semua pada agama Allah
seraya berjamaah, dan janganlah kamu bercerai-berai.”
(QS.Ali Imran [3] : 103)

Kalimat “Al-Jamaah” pada ayat ini artinya adalah berjamaah


(bersama-sama/bersatu padu), karena:

1. Sesuai dengan makna yang diberikan oleh para ahli


tafsir, di antaranya Abdullah bin Mas’ud, ia
menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah “Al
Jamaah” (Tafsir Al-Qurthuby, III/159; Tafsir Jaami’ul
Bayan:IV/21)
2. Adanya qorinah lafdziyah, yaitu WALA TAFARROQU
setelah kalimat JAMI’AN, Ibnu Katsir berkata bahwa
yang dimaksud adalah “Allah memerintahkan kepada
mereka dengan berjamaah dan melarang mereka
berfirqah-firqah.” (Tafsir Ibnu Katsir, I/189)
3. Az-Zajjaj berkata: “Kalimat JAMI’AN adalah dibaca
nashab, karena menjadi HAAL.“ (Tafsir Zaadul Masir,
I/433)

Maka artinya secara berjamaah dalam berpegang teguh


pada tali Allah (Tafsir Abi Suud, II/66).
Tidak semua kalimat “jami’an” dalam Al-Qur’an artinya
“bersama-sama (berjamaah / bersatupadu)”, seperti pula
tidak semua kalimat “jami’an” berarti
‫‪4‬‬
‫‪Al-Jamaah‬‬

‫‪“keseluruhan/semuanya”. Sedikitnya ada empat ayat dalam‬‬


‫‪Al-Qur’an yang kalimat “jami’an” harus diartikan “bersama-‬‬
‫‪sama (berjamaah/bersatu padu)”, yaitu pada surat Ali Imran‬‬
‫‪[3]: 103, surat An-Nisa [4]: 71, surat An Nur [24]: 61 dan‬‬
‫‪surat Al-Hasyr [59]: 14/‬‬
‫‪Hudzaifah bin Yaman ra. ia berkata‬‬

‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َع ِن‬ ‫(‪َ )2‬ك ا َن النَّاس يس أَلُو َن رس َ ِ‬


‫ول اللَّه َ‬ ‫َُ‬ ‫ُ َْ‬
‫ول‬‫ت يَا َر ُس َ‬ ‫الش ِّر خَمَافَ ةَ أَ ْن يُ ْد ِر َكيِن َف ُق ْل ُ‬
‫َس أَلُهُ َع ِن َّ‬ ‫تأْ‬ ‫اخْلَرْيِ َو ُكْن ُ‬
‫اهلِيَّ ٍة َو َشٍّر فَ َجاءَنَا اللَّهُ هِبَ َذا اخْلَرْيِ َف َه ْل َب ْع َد َه َذا‬ ‫اللَّ ِه إِنَّا ُكنَّا يِف ج ِ‬
‫َ‬
‫الش ِّر ِم ْن خَرْيٍ قَ َال‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك َّ‬ ‫ت َو َه ْل َب ْع َد َذل َ‬ ‫اخْلَرْيِ م ْن َش ٍّر قَ َال َن َع ْم ُق ْل ُ‬
‫ت َو َما َد َخنُ هُ قَ َال َق ْو ٌم َي ْه ُدو َن بِغَرْيِ َه ْديِي‬ ‫ِ ِ‬
‫َن َع ْم َوفي ه َد َخ ٌن ُق ْل ُ‬
‫ك اخْلَرْيِ ِم ْن َش ٍّر قَ َال َن َع ْم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َتع ِر ُ ِ‬
‫ت َف َه ْل َب ْع َد َذل َ‬ ‫ف مْن ُه ْم َو ُتْنك ُر ُق ْل ُ‬ ‫ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ت يَا‬ ‫َج َاب ُه ْم إِلَْي َها قَ َذ ُف ْوهُ ف َيها ُق ْل ُ‬
‫َّم َم ْن أ َ‬ ‫ُد َع اةٌ َعلَى أ َْب َواب َج َهن َ‬
‫ول اللَّ ِه ِص ْف ُه ْم لَنَا قَ َال ُه ْم ِم ْن ِجْل َدتِنَا َو َيتَ َكلَّ ُم و َن بِأَلْ ِس نَتِنَا‬ ‫َر ُس َ‬
‫ني‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫ت فَ َما تَ أْ ُم ُريِن إِ ْن أ َْد َر َكيِن َذل َ‬
‫اع ةَ الْ ُم ْس لم َ‬ ‫ك قَ َال َت ْل َز ُم مَجَ َ‬ ‫ُق ْل ُ‬
‫ك‬ ‫اعتَ ِز ْل تِْل َ‬‫اعةٌ َوالَ إِ َم ٌام قَ َال فَ ْ‬ ‫ت فَِإ ْن مَلْ يَ ُك ْن هَلُ ْم مَجَ َ‬ ‫َوإِ َم َام ُه ْم ُق ْل ُ‬
‫ت‬‫ك الْ َم ْو ُ‬ ‫َص ِل َش َجَر ٍة َحىَّت يُ ْد ِر َك َ‬ ‫ض بِأ ْ‬ ‫الْ ِف َر َق ُكلَّ َها َولَ ْو أَ ْن َت َع َّ‬
‫ِ‬
‫ك‪.‬‬ ‫ت َعلَى ذَل َ‬ ‫َوأَنْ َ‬
‫‪(2) “Orang-orang (para sahabat) bertanya kepada‬‬
‫‪Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kebaikan‬‬
‫‪sedang saya bertanya kepadanya tentang kejahatan. Aku‬‬
5
Al-Jamaah

khawatir kejahatan itu menimpaku. Saya bertanya, “Ya


Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada dalam
keadaan Jahiliyah dan kejahatan, kemudian Allah
mendatangkan kepada kami kebaikan Islam. Apakah
sesudah kebaikan ini akan timbul kejahatan?” Rasulullah
menjawab, “Ya”. Saya bertanya, “Apakah sesudah
kejahatan itu akan datang kebaikan?” Rasulullah menjawab,
“Ya, tetapi di dalamnya ada kekeruhan (dakhan).” Saya
bertanya, “Apakah kekeruhannya itu?” Rasulullah
menjawab, “Orang-orang yang mengambil petunjuk bukan
dengan petunjukku, saat engkau ketahui ingkarilah.” (dalam
riwayat Muslim, “Kaum yang berperilaku bukan dari
sunnahku dan orang-orang yang mengambil petunjuk
bukan dengan petunjukku. –pent.). Aku bertanya, “Apakah
sesudah kebaikan itu akan ada lagi keburukan?” Rasulullah
menjawab, “Ya. Yaitu adanya penyeru-penyeru yang
mengajak ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa mengikuti
ajakan mereka, maka mereka melemparkannya ke dalam
jahannam itu.” Aku bertanya, “Ya Rasulullah, tunjukkanlah
sifat-sifat mereka itu kepada kami.” Rasululah menjawab,
“Mereka itu dari kulit-kulit kita dan berbicara dengan
bahasa kita.” Aku bertanya, “Apakah yang engkau
perintahkan kepadaku jika aku menjumpai keadaan yang
demikian?” Rasulullah bersabda, “Tetaplah engkau pada
Jamaah Muslimin dan Imam mereka!” Aku bertanya,
“Bagaimana sekiranya tidak ada Jamaah dan Imam?”
Rasulullah bersabda, “Tinggalkan semua firqah-firqah itu
walaupun engkau sampai menggigit akar kayu hingga
kematian menjumpaimu, agar engkau tetap demikian.” |
(HR. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Fitan, IX/65; Muslim,
Shahih Muslim, II/134-135; Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, II/475.
Lafadz Al-Bukhari).
6
Al-Jamaah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


‫ض ى لَ ُك ْم‬ َ ‫ط لَ ُك ْم ثَالَثًا َي ْر‬ُ ‫ض ى لَ ُك ْم ثَالَثًا َويَ ْس َخ‬ َ ‫) إِ َّن اللَّهَ َي ْر‬3(
‫ص ُموا حِب َْب ِل اللَّ ِه مَجِ ْي ًعا‬ِ َ‫أَ ْن َتعب ُدوه والَ تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش يئًا وأَ ْن َتعت‬
ْ َ ْ َ ُ ُْ
‫ط لَ ُك ْم‬ ُ ‫اص ُحوا َم ْن والَّهُ اللَّهُ أ َْم َر ُك ْم َويَ ْس َخ‬ ِ َ‫والَ َت َفَّرقُ وا وأَ ْن ُتن‬
َ َ
‫الس َؤ ِال‬
ُّ َ‫اعةَ الْ َم ِال َو َك ْثَرة‬ ِ
َ‫ض‬ َ ِ‫يل َوقَ َال َوإ‬َ ‫ق‬
(3) “Sesungguhnya Allah itu ridha kepada kamu pada tiga
hal dan benci pada tiga hal. Allah ridha jika kamu
menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan
apapun, berpegang teguh kepada tali Allah seraya
berjamaah dan tidak berpecah belah, menasihati orang
yang telah diserahi Allah untuk memimpin urusanmu. Dan
Allah membencimu mengatakan sesuatu yang belum jelas
kebenarannya, mennyia-nyiakan harta, banyak bertanya
(yang tidak berfaidah).” | (HR. Ahmad, Musnad Imam Ahmad
dalam Musnad Abu Hurairah; Muslim, Shahih Muslim, II/6. Lafadz
Ahmad)

‫الس ْم ِع َو‬ َّ ‫اع ِة َو‬ ِ‫هِب‬


َ ‫ بِاْجلَ َم‬:‫س أَهللُ أ ََم َرىِن َّن‬ ٍ ‫) أَنَا أ ُّم ر ْكم خِب َ ْم‬4(
ُ
‫ فَِإنَّهُ َم ْن َخ َر َج ِم َن‬، ‫اهلل‬ ِ ‫الطَّاع ِة و اهْلِج ر ِة و اْجلِه ِاد ىِف س بِي ِل‬
ْ َ َ َ َْ َ َ
‫اع ِة قِْي َد ِش رْبٍ َف َق ْد َخلَ َع ِر ْب َق ةَ اْ ِإل ْس الَِم ِم ْن عُنُِق ِه إِىَل اَ ْن‬َ ‫اْجلَ َم‬
‫ قَالُْوا يَا‬،‫َّم‬ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ
َ ‫َي ْرج َع َو َم ْن َد َعا ب َد ْع َوى اْجلَاهليَّة َف ُه َو م ْن ُجثَاء َج َهن‬
‫ص لَّى َو َز َع َم أَنَّه‬ ِ ِ ِ
َ ‫ص َام َو‬ َ ‫ قَ َال َوا ْن‬، ‫صلَّى‬ َ ‫ص َام َو‬ َ ‫َر ُس ْو َل اهلل َو ا ْن‬
ِ ‫مسلِم فَ ْادعوا اْملسلِ ِم مِب َا مَسَّاهم اْملسلِ ِم اْمل ْؤِمنِ ِعب اد‬
‫اهلل َع َّز‬ َ َ َ ‫ُ ُ ُ ْ نْي َ ُ نْي‬ َ ‫ُ ْ ٌ ُ ُ ْ نْي‬
‫َو َج َّل‬
7
Al-Jamaah

(4) “Aku perintahkan kepada kamu lima hal sebagaimana


Allah telah memerintahkan padaku dengannya. Agar
berjamaah, mendengar, taat, hijrah dan berjihad di jalan
Allah. Sungguh orang yang keluar dari Al Jamaah sekedar
sejengkal, maka sudah terlepas ikatan Islam dari lehernya
sampai ia kembali. Dan orang yang menyeru dengan
seruan Jahiliyyah, maka ia termasuk golongan orang yang
bertekuk lutut dalam Jahannam.” Para sahabat bertanya,
“Ya Rasulullah,?” Rasul bersabda, “Meskipun ia berpuasa
dan shalat dan mengaku dirinya seorang muslim. Maka
panggillah oleh orang-orang Islam dengan nama yang telah
diberikan oeleh Allah kepada mereka, ‘Al Muslimin, Al
Mukminin, hamba-hamba Allah ‘Azza wa jalla.” | (HR. Ahmad
bin Hambal dari Haris Al-Asy’ari, Musnad Ahmad, IV/202; At-Tirmidzi
Sunan At-Tirmidzi Kitabul Amtsal, bab Maa Jaa’a fi Matsalis Shalati wa
Shiyami wa Shodaqoti, V/148-149 no.2263. Lafadz Ahmad)

Umar bin Al-Khattab berkata:


‫اع ةَ إِالَّ بِِإ َم َار ٍة َوالَ إِ َم َار َة‬ ٍ ‫) إِنَّه الَ إِس الَم إِالَّ جِب م‬5(
َ َ‫اع ة َوالَ مَج‬َ ََ َ ْ ُ
‫اع ٍة فَ َم ْن َس َّو َدهُ َق ْو ُم هُ َعلَى الْ ِف ْق ِه َك ا َن َحيَ اةً لَ هُ َوهَلُ ْم َو َم ْن‬
َ َ‫إِالَّ بِط‬
‫َس َّو َدهُ َق ْو ُمهُ َعلَى َغرْيِ فِ ْق ٍه َكا َن َهالَ ًكا لَهُ َوهَلُ ْم‬
(5) “Sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan
berjamaah, dan tidak ada jamaah kecuali dengan
kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan kecuali
dengan ditaati, maka barang siapa yang kaum itu
mengangkatnya sebagai pimpinan atas dasar kefahaman,
maka kesejahteraan baginya dan bagi kaum tersebut tetapi
barangsiapa yang kaum itu mengangkatnya bukan atas
dasar kefahaman, maka kerusakan baginya dan bagi
mereka.” | (HR. Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi dalam bab Dzihabul
‘Ilmi, I/79)
8
Al-Jamaah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


‫اصيَ ِة‬
ِ ‫الذئْب اْل َق‬ ‫ك بِاجْلَ َم َ ِ ِمَّن‬
ُ ِّ ‫اعة فَإ َا يَأْ ُك ُل‬ َ ‫ َف َعلَْي‬...)6(
(6) “...maka wajib atas kamu berjamaah, karena
sesungguhnya serigala itu makan kambing yang sendirian.”
| (HR. Abu Dawud dari Abi Darda, Sunan Abi Dawud dalam Kitabus
Shalah, I/150 no.547)

B. RAHMAT ALLAH BESERTA ORANG YANG BERJAMAAH


Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
‫اح َد ًة َولَ ِك ْن يُ ْد ِخل َم ْن يَ َش اء يِف‬
ِ ‫) ولَو َشاء اللَّه جَل علَهم أ َُّمةً و‬7(
ُ ُ َ ْ ُ ََ ُ َ ْ َ
)8( ‫ري‬ ٍ‫ص‬ ِ َ‫رمْح تِ ِه والظَّالِمو َن ما هَل م ِمن ويِل ٍّ وال ن‬
َ َ ْ ُْ َ ُ َ َ َ
(7) "Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah
menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia
memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam
rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi
mereka seorang pelindung pun dan tidak pula seorang
penolong.” (QS. Asy-Syuura [42] : 8)

‫ني‬ ِِ ِ
( َ ‫َّاس أ َُّمةً َواح َدةً َوال َيَزالُو َن خُمْتَلف‬
َ ‫ك جَلَ َع َل الن‬
َ ُّ‫) َولَ ْو َشاءَ َرب‬8(
‫ك‬ ِ َّ‫) إِال من ر ِحم ربُّك ولِ َذلِك خلَ َقهم ومَت‬118
َ ِّ‫ت َكل َم ةُ َرب‬ ْ َ ُْ َ َ َ َ َ َ َ َْ
ِ ِ ‫ألن جهنَّم ِمن اجْلِن َِّة والن‬
)119( ‫ني‬ َ ‫َّاس أَمْج َع‬ َ َ َ َ َ َّ ‫ألم‬ ْ
(8) “Jika Tuhanmu menghendaki tentu Dia menjadikan
manusia umat yang satu tetapi mereka senantiasa
berselisih pendapat. Kecuali orang orang yang diberi
rahmat oleh Tuhanmu (keputusan-Nya) telah diputuskan.
Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam
9
Al-Jamaah

dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS.


Hud [11] : 118-119)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


(9) ‫اب‬
ٌ ‫اعةُ َرمْح َةٌ َو اْل ُف ْرقَةُ َع َذ‬
َ ‫اَجْلَ َم‬
(9) "Jamaah itu rahmat dan firqah itu adzab.” | (HR. Ahmad
dari Nu’man bin Basyir, Musnad Ahmad, IV/278; Silsilah Ahaditsush
Shohihah no.667)

C. PERPECAHAN ITU ADZAB


Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
‫ث َعلَْي ُك ْم َع َذابًا ِم ْن َف ْوقِ ُك ْم أ َْو‬ ِ
َ ‫) قُ ْل ُه َو الْ َق اد ُر َعلَى أَ ْن َيْب َع‬10(
‫ض‬ٍ ‫س َب ْع‬ ْ
‫أ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ض‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫يق‬ ِ ‫ت أَرجلِ ُكم أَو ي ْلبِس ُكم ِش يعا وي‬
‫ذ‬ ِ ِ
َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ ً َ ْ َ َ ْ ْ ُ ْ ْ‫م ْن حَت‬
)65( ‫ن‬ ِ ‫ف اآْل ي‬
َ ‫ات لَ َعلَّ ُه ْم َي ْف َق ُهو‬َ ُ ‫صِّر‬ َ ُ‫ف ن‬ َ ‫انْظُْر َكْي‬
(10) "Katakanlah: Dialah yang berkuasa untuk
mengirimkan adzab kepadamu, dari atas kamu atau dari
bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam
golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan
merasakan kepada sebahagian kamu keganasan
sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami
mendatangkan kebesaran Kami silih berganti agar mereka
memahami (nya).” (QS. Al-An’am [6] : 65)

‫ت ِمْن ُه ْم يِف َش ْي ٍء‬ ِ ِ


َ ‫ين َفَّرقُوا د َين ُه ْم َو َكانُوا شَي ًعا لَ ْس‬
ِ َّ ِ
َ ‫) إ َّن الذ‬11(
)159( ‫ن‬ َ ‫إِمَّنَا أ َْم ُر ُه ْم إِىَل اللَّ ِه مُثَّ يُنَبُِّئ ُه ْم مِب َا َكانُوا َي ْف َعلُو‬
(11) "Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah
agamanya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada
10
Al-Jamaah

sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka.


Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada
Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada
mereka apa yang telah mereka perbuat.” (QS. Al-An’am
[6] : 159)

ِ ‫اح َد ًة وأَنَا ربُّ ُكم فَ َّات ُق‬


‫ون‬ ِ ‫) وإِ َّن ه ِذ ِه أ َُّمتُ ُكم أ َُّمةً و‬12(
)52(
ْ َ َ َ ْ َ َ
َ ‫َفَت َقطَّعُ وا أ َْم َر ُه ْم َبْيَن ُه ْم ُزبُ ًرا ُك ُّل ِح ْز ٍب مِب َا لَ َديْ ِه ْم فَ ِر ُح و‬
)53( ‫ن‬

)54( ‫ني‬ٍ ‫فَ َذ ْر ُهم يِف َغ ْمرهِتِم َحىَّت ِح‬


ْ َ ْ
(12) "Dan sesungguhnya (agama) tauhid ini, adalah agama
kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu,
maka bertaqwalah kepada-KU. Kemudian mereka
(pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka
menjadi terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-
tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada
sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka
dalam kesesatannya sampai suatu waktu.” (QS. Al-
Mu’minun [23] : 52, 53, 54)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


‫اب‬
ٌ ‫اعةُ َرمْح َةٌ َو اْل ُف ْرقَةُ َع َذ‬
َ ‫) اَجْلَ َم‬13(
(13) "Jamaah itu rahmat dan firqah itu adzab.” | (HR. Ahmad
dari Nu’man bin Basyir, Musnad Ahmad, IV/278, Silsilah Ahaditsus
Shohihah No.667)

Mu’adz bin Jabal Radliallahu ‘anhu berkata:


ِ ِ ُ ‫) صلَّى رس‬14(
َ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َي ْو ًما‬
‫ص الَةً فَأَطَ َال‬ َ ‫ول اللَّه‬ َُ َ
ِ َ ‫ف ُق ْلنَا أَو قَ الُوا يا رس‬ ِ
‫ت الَْي ْو َم‬َ ‫ول اللَّه أَطَْل‬ َُ َ ْ َ ‫ص َر‬
َ ْ‫ف َيها َفلَ َّما ان‬
11
Al-Jamaah

ٍ ٍ
‫ت اللَّهَ َع َّز َو َج َّل‬ ُ ْ‫صالَةَ َر ْغبَة َو َر ْهبَ ة َس أَل‬ َ ‫ت‬ َ ‫الصالَةَ قَ َال إِيِّن‬
ُ ‫صلَّْي‬ ّ
‫اح َدةً َس أَلْتُهُ أَ ْن الَ يُ َس لِّ َط‬ ِ ‫أل َُّميِت ثَالَثًا فَأ َْعطَايِن ا ْثنََت ِ ور َّد علَي و‬
َ َّ َ َ َ ‫نْي‬
‫َعلَْي ِه ْم َع ُد ًّوا ِم ْن َغرْيِ ِه ْم فَأ َْعطَانِ َيها َو َس أَلْتُهُ أَ ْن الَ يُ ْهلِ َك ُه ْم َغَرقًا‬
‫فَأ َْعطَانِ َيها َو َسأَلْتُهُ أَ ْن الَ جَيْ َع َل بَأْ َس ُه ْم َبْيَن ُه ْم َفَر َّد َها َعلَ َّي‬
(14) “Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
melaksanakan shalat lalu beliau memanjangkannya, maka
ketika telah selesai kami (para sahabat) bertanya: Ya
Rasulullah pada hari ini engkau telah memanjang kan
shalatnya.” Beliau menjawab: Sesungguhnya aku telah
melaksanakan shalat dengan penuh suka dan duka, aku
memohon kepada Allah Azza wa jalla tiga hal untuk
ummatku, maka Dia memper kenankan yang dua hal dan
menolak yang satu hal, aku memohon agar umatku tidak
dikalahkan oleh musuh selain dari mereka (orang kafir),
maka Allah memper kenankannya dan untuk tidak
dibinasakan oleh banjir maka Allah memperkenan kannya.
Dan aku memohon kepada-Nya agar ummatku tidak ber
pecah belah tetapi Dia tidak memperkenankannya.” | (HR.
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majalah dalam bab Maa Yakuunu
Minal Fitan, II/464; At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, IV/409
No.2175. Lafadz Ibnu Majah)

D. PERPECAHAN ITU PERILAKU ORANG-ORANG MUSYRIK

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:


12
Al-Jamaah

‫الص الةَ َوال تَ ُكونُ وا ِم َن‬ ِ ِ ِ ِ‫) منِيب‬15(


َّ ‫يم وا‬ ُ ‫ني إلَْي ه َو َّات ُق وهُ َوأَق‬
َ ُ
‫ين َفَّرقُوا ِد َين ُه ْم َو َكانُوا ِشَي ًعا ُك ُّل ِح ْز ٍب‬ ِ َّ ِ ِ
َ ‫) م َن الذ‬31( ‫ني‬ َ ‫الْ ُم ْش ِرك‬
)32( ‫ن‬ َ ‫مِب َا لَ َديْ ِه ْم فَ ِر ُحو‬
(15) "Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan
bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang
memecah belah agama mereka dan mereka menjadi
beberapa golongan. Tiap-tiap golongan bangga dengan
apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar-Rum [30] : 31-
32)
Yang dimaksud dengan kalimat “Jangan kamu termasuk
orang-orang musyrik” disini adalah jangan menyerupai
perbuatan mereka yang suka memecah belah agama,
mengganti, merubah, mengimani sebahagian dan
mengingkari sebahagian yang lain. (Tafsir Ibnu Katsir,
III/418) Maka ayat ini memperingatkan kepada kaum
muslimin supaya tidak mengikuti firqah-firqah seperti orang
musyrik sebab telah jelas bahwa semuanya dalam
kesesatan yang nyata (Tafsir Abi Su’ud, VII/61).

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:


‫وحا َوالَّ ِذي أ َْو َحْينَا‬ ِ ِ َّ ‫) َش رع لَ ُكم ِمن ال دِّي ِن ما و‬16(
ً ُ‫ص ى ب ه ن‬ َ َ َ ْ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ ‫إِلَي ك وما و‬
‫ِّين‬
َ ‫يم وا الد‬ ُ ‫يس ى أَ ْن أَق‬ َ ‫وس ى َوع‬ َ ‫يم َو ُم‬
َ ‫ص ْينَا ب ه إ ْب َراه‬ َ ََ َ ْ
‫وه ْم إِلَْي ِه اللَّهُ جَيْتَيِب‬ ِ ِِ
َ ‫َوال َتَت َفَّرقُوا فيه َكُب َر َعلَى الْ ُم ْش ِرك‬
ُ ُ‫ني َما تَ ْدع‬
)13( ‫دي إِلَْي ِه من ينِيب‬ ِ ‫إِلَي ِه من يشاء ويه‬
ُ ُ َْ َْ َ ُ َ َ ْ َ ْ
13
Al-Jamaah

(16) “Dia (Allah) telah mensyari’atkan bagi kamu tentang


Ad-Dien, apa yang telah diwasiatkanNya kepada Nuh dan
apa yang telah Kami (Allah) wahyukan kepadamu dan apa
yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa,
yaitu: “Tegakkanlah Ad-Dien dan janganlah kamu
berpecah-belah di tentangnya.” Berat bagi musyrikin
menerima apa yang engkau serukan kepada mereka itu.
Allah menarik kepada Ad-Dien itu orang yang dikehendaki-
Nya dan memberi petunjuk kepada (Ad-Dien)-Nya orang
yang kembali kepada-Nya.” (QS. Asy-Syura [42] : 13)

D. AL-JAMAAH ITU HIZBULLAH

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:


‫يم و َن‬ ِ ‫) إِمَّنَا ولِيُّ ُكم اللَّه ورس ولُه والَّ ِذين آمن وا الَّ ِذ‬17(
ُ ‫ين يُق‬َ َُ َ َ ُ ُ َ َ ُ ُ َ
ِ
َ‫) َو َم ْن َيَت َو َّل اللَّه‬55( ‫الز َك اةَ َو ُه ْم َراكعُ و َن‬ َّ ‫الص اَل ةَ َويُ ْؤتُ و َن‬
َّ
)56( ‫ن‬ َ ‫ب اللَّ ِه ُه ُم الْغَالِبُو‬ ِ
َ ‫ين َآمنُوا فَِإ َّن ح ْز‬
ِ َّ
َ ‫َو َر ُسولَهُ َوالذ‬
(17) “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-
Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan
shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk
(kepada Allah). Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-
Nya dan orang orang yang beriman menjadi penolongnya,
maka sesungguhnya Hizbullah (pengikut agama Allah)
itulah yang pasti menang.” (QS. Al-Maidah [5] : 55-56)

َّ ‫اآلخ ِر يُ َو ُّادو َن َم ْن َح‬


‫اد‬ ِ ‫) اَل جَتِ ُد َقوما ي ْؤ ِمنُو َن بِاللَّ ِه والْي وِم‬18(
َْ َ ُ ًْ
‫اللَّهَ َو َر ُس ولَهُ َولَ ْو َك انُوا آبَ اءَ ُه ْم أ َْو أ َْبنَ اءَ ُه ْم أ َْو إِ ْخ َوا َن ُه ْم أ َْو‬
ِ ٍ ‫ك َكتَب يِف ُقلُ وهِبِم اإلميَ ا َن وأَيَّ َدهم بِ ر‬ ِ ِ
ُ‫وح مْن ه‬ ُ ُْ َ ُ َ َ ‫َعش َريَت ُه ْم أُولَئ‬
14
Al-Jamaah

‫ين فِ َيها َر ِض َي‬ ِِ ِ ِ ٍ ِ


َ ‫َويُ ْدخلُ ُه ْم َجنَّات جَتْ ِري م ْن حَتْت َها األ ْن َه ُار َخال د‬
‫ب اللَّ ِه ُه ُم‬ ِ ِ
َ ‫ب اللَّه أَال إِ َّن ح ْز‬
ِ َ ِ‫اللَّه عْنهم ورض وا عْن ه أُولَئ‬
ُ ‫ك ح ْز‬ ُ َ ُ ََ ْ ُ َ ُ
)22( ‫ن‬ َ ‫الْ ُم ْفلِ ُحو‬
(18) "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang
beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih
sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan
Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau
anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga
mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah
menanamkan keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang
dari padanya. Dan dimasukkannya mereka ke dalam
syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan
merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya.
Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang
beruntung.” (QS. Al-Mujadalah [58] : 22)

F. ANCAMAN MENINGGALKAN AL-JAMAAH

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ً‫ات ِميتَ ة‬ َ ‫ات َم‬ َ ‫اع ةَ فَ َم‬


ِ َّ‫) من خ رج ِمن الط‬19(
َ ‫اع ة َوفَ َار َق اجْلَ َم‬َ َ َ ََ َْ
‫ص بَ ٍة أ َْو يَ ْدعُو إِىَل‬ ِ ‫اهلِيَّةً ومن قَاتَ ل حَت ت راي ٍة ِع ِّميَّ ٍة ي ْغض‬ ِ‫ج‬
َ ‫ب ل َع‬ُ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ََ َ
‫اهلِيَّةٌ َو َم ْن َخ َر َج َعلَى أ َُّميِت‬
ِ ‫عصب ٍة أَو يْنصر عص بةً َف ُقتِ ل فَِقْتلَ ةٌ ج‬
َ َ َ َ َ ُ ُ َ ْ ََ َ
15
Al-Jamaah

‫اش ى ِم ْن ُم ْؤِمنِ َها َوالَ يَِفي لِ ِذي‬ ِ


ُ ‫ض ِر‬
َ ‫ب َبَّر َها َوفَاجَر َها َوالَ َيتَ َح‬ ْ َ‫ي‬
ِ ‫عه ٍد عه َده َفلَيس ِميِّن ولَس‬
ُ‫ت مْنه‬ُ ْ َ َ ْ ُ َْ َْ
(19) “Barangsiapa yang keluar dari ketaatan dan
memisahkan diri dari Al-Jamaah, maka ia mati laksana
kematiannya orang Jahiliyah dan barangsiapa yang
berperang di bawah bendera keashabiahan (kesukuan) dia
marah karena kesukuannya atau mengajak kepada
keashabiahan dan menolong karena keashabiyahannya lalu
dia terbunuh maka kematiannya laksana kematian Jahiliyah
dan barangsiapa yang keluar dari umatku kemudian
memusuhi orang-orang yang baik maupun yang fajir di
antara umatku dan tidak mengecualikan orang-orang yang
beriman dari mereka dan tidak menepati kepada orang
yang diberi janji yang ia telah berjanji kepadanya maka dia
bukan dari umatku dan aku bukan dari golongan mereka.” |
(HR. Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaaroh,
II/135; Ahmad, Musnad Imam Ahmad bin Hambal, I/70; Ad-Darimi,
Sunan Ad-Darimi, II/241; Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, IV/241.
Lafadz Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


‫) الَ حَيِ ُّل َد ُم ْام ِر ٍئ ُم ْس لِ ٍم يَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَ هَ إِالَّ اللَّهُ َوأَيِّن‬20(
ِ ‫الن ْف‬
‫س‬ َّ ِ‫س ب‬ َّ ‫ب ال َّزايِن َو‬
ُ ‫الن ْف‬ َّ ‫ول اللَّ ِه إِالَّ بِِإ ْح َدى ثَالَ ٍث‬
ُ ِّ‫الثي‬ ُ ‫َر ُس‬
‫اع ِة‬ ِ ِِ ِ ِ
َ ‫َوالتَّا ِر ُك لدينه الْ ُم َفا ِر ُق ل ْل َج َم‬
(20) “Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena tiga
hal; orang yang telah kawin yang berzina, dan orang yang
meninggalkan agamanya yaitu orang yang memisahkan diri
dari Jamaah.” | (HR.Muslim dari Abdullah, Shahih Muslim dalam
Kitabul Qosamah wal Muharibin, II/40; Ahmad, Musnad Ahmad, I/382;
16
Al-Jamaah
Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, IV/126; Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah,
II/847; An-Nasa’I, Sunan An-Nasa’i, VII/90; At-Tirmidzi, Sunan At-
Tirmidzi, IV/12 dan Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi, II/218. Lafadz Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


ِ
‫ات فَ َم ْن َرأ َْيتُ ُم وهُ فَ َار َق‬ ٌ َ‫ات َو َهن‬ٌ َ‫) إِنَّهُ َس يَ ُكو ُن َب ْع دي َهن‬21(
‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ٍ ِ
َ ‫اع ةَ أ َْو يُِري ُد يُ َف ِّر ُق أ َْم َر أ َُّمة حُمَ َّمد‬
َ ‫اجْلَ َم‬
َّ ‫اع ِة فَ ِإ َّن‬
‫الش ْيطَا َن‬ ِ ِ
َ ‫َكائنًا َم ْن َك ا َن فَ ا ْقُتلُوهُ فَ ِإ َّن يَ َد اللَّه َعلَى اجْلَ َم‬
‫ض‬ُ ‫اعةَ َي ْر ُك‬ َ ‫َم َع َم ْن فَ َار َق اجْلَ َم‬
(21) “Sesungguhnya akan ada setelahku kerusakan dan
keburukan maka barangsiapa yang kamu melihatnya telah
memisahkan diri dari Al Jamaah atau hendak memecah
belah urusan umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
di mana dia berada maka bunuhlah ia. Maka sesungguhnya
tangan Allah itu beserta Al-Jamaah dan sesungguhnya
syaitan itu akan sangat dekat bersama orang yang
memisahkan diri dari Al Jamaah.” ّ | (HR. An-Nasa’i, Sunan An-
Nasa’i dalam Kitab Tahrimud Dam, VII/92; Muslim, Shahih Muslim,
II/136 dan Ahmad; Fathurrabbani, XXIII/8. Lafadz An-Nasa’i)

G. PAHALA MENETAPI AL-JAMAAH


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
‫ب‬َّ ‫اها َو َح ِفظَ َها َو َبلَّغَ َها َف ُر‬ ِ
َ ‫ض َر اللَّهُ ْام َرأً مَس َع َم َق الَيِت َف َو َع‬
َّ َ‫) ن‬22(
‫ب‬ ِ ِ ٌ ‫ح ِام ِل فِ ْق ٍه إِىَل من ه و أَْف َق ه ِمْن ه ثَاَل‬
ُ ‫ث الَ يُغ ُّل َعلَْيه َّن َق ْل‬ ُ ُ َ ُ َْ َ
ِِ ِِ ِِ ِ ِ
‫وم‬
ُ ‫ني َولُ ُز‬ َ ‫اص َحةُ أَئ َّمة الْ ُم ْس لم‬ َ َ‫ص الْ َع َم ِل للَّه َو ُمن‬ ُ َ‫ُم ْس ل ٍم إ ْخال‬
‫ط ِم ْن َو َرائِ ِه ْم‬ُ ‫َّع َوةَ حُتِ ي‬
ْ ‫اعتِ ِه ْم فَِإ َّن الد‬
َ َ‫مَج‬
17
Al-Jamaah

(22) “Allah akan memberikan wajah yang cerah kepada


seseorang yang mendengar sabdaku lalu
memperhatikannya dan menghafalnya serta
menyampaikannya. Maka bisa jadi seseorang
menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih faham. Tiga
hal yang hati seseorang muslim tidak akan dengki atasnya;
1).Ikhlas dalam beramal, 2).Menasehati Imamul Muslimin
dan 3).Menetapi Jamaah Muslimin. Maka sesungguhnya
do’a mereka itu mengikuti dari belakang mereka.” | (HR. At-
Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud, Sunan At-Tirmidzi dalam Kitabul
Ilmi, V/33 No.2656; Ad-Darimi, Sunan Ad-Dirimi, I/76)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


ِ ‫اب ا ْفَترقُ وا َعلَى ثِْنَتنْي‬ ِ َ‫) أَالَ إِ َّن من َقْبلَ ُكم ِمن أ َْه ِل الْ ِكت‬23(
ْ ْ َْ
َ
ِ
ِ َ‫وس بعِني ِملَّةً وإِ َّن ه ذ ِه الْ ِملَّةَ س َت ْفرَتِ ُق علَى ثَالَ ٍث وس بعِني ثِْنت‬
‫ان‬ َ َْ َ َ َ َ َ َ َْ َ
ِ ِ ِ
َ ‫َو َس ْبعُو َن يِف النَّا ِر َو َواح َدةٌ يِف اجْلَنَّة َوه َي اجْلَ َم‬
‫اع ةُ َز َاد ابْ ُن حَيْىَي‬
‫َو َع ْم ٌرو يِف َح ِد َيثْي ِه َما َوإِنَّهُ َس يَ ْخ ُر ُج ِم ْن أ َُّميِت أَْق َو ٌام جَتَ َارى هِبِ ْم‬
‫احبِ ِه َوقَ َال َع ْم ٌرو‬ ِ ‫ك ا ْأل ه واء َكما يتَج ارى الْ َك ْلب لِص‬ َ ‫تِْل‬
َ ُ َ َ َ َ َُْ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ‫الْ َك ْلب ب‬
ُ‫صاحبِه الَ َيْب َقى مْنهُ ع ْر ٌق َوالَ َم ْفص ٌل إِالَّ َد َخلَه‬ َ ُ
(23) “Ingatlah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu
dari ahli kitab itu berpecah belah men jadi tujuh puluh dua
golongan dan sesungguhnya umat ini akan berpecah belah
menjadi tujuh puluh tiga golongan, yang tujuh puluh dua
golongan di dalam neraka sedang yang satu di dalam surga,
yaitu Al-Jamaah dan sesungguhnya akan ada dari ummatku
beberapa kaum yang dijangkiti oleh hawa nafsu
sebagaimana menjalarnya penyakit anjing gila dengan
orang yang dijangkitinya, tidak tinggal satu urat dan sendi
18
Al-Jamaah

ruas tulangnya, melainkan dijangkitinya.”| (HR. Abu Dawud


dari Muawiyah bin Abi Sofyan, Sunan Abu Dawud dalam Kitabus
Sunnah, IV/198 no.4597; Ahmad, Musnad Ahmad, III/145-IV/102.
Lafadz Abu Dawud)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


ِ ‫ت الْيه ود علَى إِح َدى وس بعِني فِرقَ ةً َفو‬
‫اح َدةٌ يِف‬ ِ
َ ْ َ ََْ ْ َ ُ ُ َ َ‫) ا ْفَت َرق‬24(
ِ ِ ِ ِ
َ ‫َّص َارى َعلَى ثْنَتنْي ِ َو َس ْبع‬
‫ني‬ َ ‫اجْلَنَّة َو َس ْبعُو َن يِف النَّا ِر َوا ْفَت َرقَت الن‬
‫س‬ ِ َّ ِ ‫يِف ِ ِ يِف‬ ِ ِ
ُ ‫ف ْرقَ ةً فَإ ْح َدى َو َس ْبعُو َن النَّار َو َواح َدةٌ اجْلَنَّة َوالذي َن ْف‬
ِ ‫حُم َّم ٍد بِي ِد ِه لََت ْف ِ قَ َّن أ َُّميِت علَى ثَالَ ٍث وس بعِني فِرقَ ةً و‬
‫اح َدةٌ يِف‬ َ ْ َ ََْ َ ‫رَت‬ َ َ
َ ‫ان َو َس ْبعُو َن يِف النَّا ِر قِي َل يَا َر ُس‬
‫ول اللَّ ِه َم ْن ُه ْم قَ َال‬ ِ َ‫اجْل ن َِّة وثِْنت‬
َ َ
ُ‫اعة‬
َ ‫اجْلَ َم‬
(24) “Orang-orang Yahudi berpecah belah menjadi tujuh
puluh satu golongan, satu golongan masuk syurga
sedangkan yang tujuh puluh golongan masuk ke dalam
neraka, dan orang orang Nasrani berpecah belah menjadi
tujuh puluh dua golongan, tujuh puluh satu masuk ke dalam
neraka sedangkan yang satu golongan masuk ke dalam
syurga. Demi dzat yang diri Muhammad ada di genggaman-
Nya niscaya umatku akan berpecah belah menjadi tujuh
puluh tiga golongan, maka yang satu golongan masuk ke
dalam surga sedang yang tujuh puluh dua golongan masuk
ke dalam neraka, ditanyakan kepada Rasulullah: Siapakah
mereka itu (golongan yang masuk ke dalam syurga) ? Beliau
bersabda : “Al-Jamaah.” | (HR. Ibnu Majah dari Auf bin Malik,
Sunan Ibnu Majah dalam Kitabul Fitan, II/479; At-Tirmidzi, Sunan At-
Tirmidzi, V/2641. Lafadz Ibnu Majah)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


19
Al-Jamaah

ِ َّ ِ َّ ِ
َّ‫ين َيلُ و َن ُه ْم مُث‬ َ ‫ين َيلُ و َن ُه ْم مُثَّ الذ‬ َ ‫َص َحايِب مُثَّ الذ‬ ْ ‫) أُوص ي ُك ْم بِأ‬25(
‫ف َويَ ْش َه َد‬ ِ ِ
ُ َ‫الر ُج ُل َوالَ يُ ْس تَ ْحل‬ َّ ‫ف‬ َ ‫ب َحىَّت حَيْل‬ ُ ‫َي ْف ُش و الْ َك ذ‬
‫اه ُد َوالَ يُ ْستَ ْش َه ُد أَالَالَ خَي ْلُ َو َّن َر ُج ٌل بِ ْامَرأ ٍَة إالَّ َك ا َن ثَالَِث ُه َما‬ِ ‫الش‬
َّ
‫الش ْيطَا َن َم َع‬ َّ ‫اع ِة َوإِيَّا ُك ْم َوالْ ُف ْرقَ ةَ فَ ِإ َّن‬
َ ‫الش ْيطَا ُن َعلَْي ُك ْم بِاجْلَ َم‬
َّ
‫وح ةَ اجْلَن َِّة َف ْلَي ْل َزِم‬ ِ ِ ِ
َ ُ‫الْ َواح د َو ُه َو م َن اْ ِإل ْثَننْي ِ أ َْب َع ُد َم ْن أ ََر َاد حُبْب‬
‫اعةَ َم ْن َسَّرتْهُ َح َسنَتُهُ َو َساءَتْهُ َسيِّئَتُهُ فَ َذلِ ُك ُم الْ ُم ْؤ ِم ُن‬َ ‫اجْلَ َم‬
(25) “Aku wasiatkan kepada kamu untuk berbuat baik
kepada para sahabatku, kemudian kepada generasi yang
setelah mereka dan kemudian pada generasi yang
setelahnya, kemudian setelah itu akan tersebar
kebohongan sehingga seseorang akan bersumpah
sedangkan dia tidak diminta untuk bersumpah dan akan
memberikan kesaksian sedangkan ia tidak diminta
kesaksiannya. Ingatlah, tidaklah sekali-kali seorang laki-laki
bersepi-sepian dengan seorang wanita (yang bukan
muhrimnya), kecuali yang ketiganya itu syaitan, maka wajib
atas kamu berjamaah dan jauhilah berfirqah-firqah karena
sesungguhnya syaitan itu berserta orang yang sendirian dan
dia akan menjauh dari dua orang. Barangsiapa yang
menginginkan bangunan di syurga, maka hendak lah
menetapi al-Jamaah dan barangsiapa yang kebaikannya
menjadikan ia gembira dan kejelekkannya menjadikan ia
sedih maka itulah tanda orang yang beriman.” | (HR. At-
Tirmidzi dari Umar bin Al-Khattab, Sunan At-Tirmidzi dalam Kitabul
Fitan, IV/404 No.2165; Ahmad, Musnad Ahmad, I/18. Lafadz At-
Tirmdzi)

H. PERIODISASI MASA KEKHILAFAHAN


20
Al-Jamaah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


‫) تَ ُك و ُن النُُّب َّوةُ فِي ُك ْم َما َش اءَ اللَّهُ أَ ْن تَ ُك و َن مُثَّ َي ْر َفعُ َها إِ َذا‬26(
‫اج النُُّب َّو ِة َفتَ ُك و ُن َما‬ ِ ‫َش اءَ أَ ْن َي ْر َف َع َها مُثَّ تَ ُك و ُن ِخاَل فَ ةٌ َعلَى ِمْن َه‬
‫َش اءَ اللَّهُ أَ ْن تَ ُك و َن مُثَّ َي ْر َفعُ َها إِ َذا َش اءَ اللَّهُ أَ ْن َي ْر َف َع َها مُثَّ تَ ُك و ُن‬
‫ُم ْل ًكا َعاضًّا َفيَ ُك و ُن َما َش اءَ اللَّهُ أَ ْن يَ ُك و َن مُثَّ َي ْر َفعُ َها إِذَا َش اءَ أَ ْن‬
َّ‫َي ْر َف َع َها مُثَّ تَ ُك و ُن ُم ْل ًكا َجرْبِ يَّةً َفتَ ُك و ُن َما َش اءَ اللَّهُ أَ ْن تَ ُك و َن مُث‬
‫اج النُُّب َّو ِة‬
ِ ‫َي ْر َفعُ َها إِ َذا َش اءَ أَ ْن َي ْر َف َع َها مُثَّ تَ ُك و ُن ِخاَل فَ ةً َعلَى ِمْن َه‬
‫ت‬َ ‫مُثَّ َس َك‬
(26) ”Adalah masa Kenabian itu ada di tengah tengah
kamu sekalian, adanya atas kehendaki Allah, kemudian
Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk
mengangkatnya. Kemudian adalah masa Khilafah yang
menempuh jejak kenabian (Khilafah ‘ala minhajin
nubuwwah), adanya atas kehandak Allah. Kemudian Allah
mengangkatnya (menghentikannya) apabila Ia
menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah
masa Kerajaan yang menggigit (Mulkan ‘Adldlon), adanya
atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya
apabila Ia meng hendaki untuk mengangkatnya. Kemudian
adalah masa Kerajaan yang menyombong (Mulkan
Jabariyah), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah
mengangkatnya, apabila Ia menghendaki untuk
mengangkatnya. Kemudian adalah masa Khilafah yang
menempuh jejak Kenabian (Khilafah ‘ala minhajin
nubuwwah).” Kemudian beliau (Nabi) diam.” | (HR. Ahmad
dari Nu’man bin Basyir, Musnad Ahmad, IV/273; Al-Baihaqi, Misykatul
Mashabih hal.461. Lafadz Ahmad)
21
Al-Jamaah

Sa’id bin Jumhan ra. berkata :


« -‫ص لى اهلل عليه وس لم‬- ‫ول اللَّ ِه‬ ُ ‫) َس ِفينَةُ قَ َال قَ َال َر ُس‬27(
‫ مُثَّ قَ َال ىِل‬.» ‫ك‬ ِ ٌ ‫اخْلِالَفَ ةُ ىِف أ َُّمىِت ثَالَثُ و َن َس نَةً مُثَّ ُم ْل‬
َ ‫ك َب ْع َد ذَل‬
َّ‫ مُث‬.‫ك ِخالَفَةَ أَىِب بَ ْك ٍر َو ِخالَفَةَ عُ َم َر َو ِخالَفَةَ عُثْ َم ا َن‬ ْ ‫َس ِفينَةُ أ َْم ِس‬
‫ قَ َال‬.ً‫ني َس نَة‬ ِ ِ ِ ْ ‫قَ َال ىِل أَم ِس‬
َ ‫اها ثَالَث‬
َ َ‫ قَ َال َف َو َج ْدن‬.‫ك خالَفَ ةَ َعل ٍّى‬ ْ
‫ قَ َال‬.‫َن اخْلِالَفَ ةَ فِي ِه ْم‬ َّ ‫ت لَ هُ إِ َّن بَىِن أ َُميَّةَ َي ْزعُ ُم و َن أ‬ ِ
ُ ‫َس عي ٌد َف ُق ْل‬
ِ ُ‫وك ِمن َشِّر الْمل‬
‫وك‬ ِ َّ ‫َك َذبوا بنو‬
ُ ْ ٌ ُ‫الز ْرقَاء بَ ْل ُه ْم ُمل‬ َُ ُ
(27) Safinah ra. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Masa
pada ummatku itu tiga puluh tahun kemudian setelah itu
masa kerajaan.” Kemudian Safinah berkata kepadaku,
“Peganglah kekhalifahan Abu Bakar, kekhalifahan Umar,
kekhalifahan Utsman dan kekhalifahan Ali.” Maka aku
dapatinya masa kekhalifahan itu tiga puluh tahun, Sa’id
berkata: “Saya bertanya kepadanya, sesungguhnya Bani
Umayyah mengaku bahwa masa kekhalifahan itu ada pada
mereka.” Ia berkata: “Banu Zurqo telah berdusta bahkan
mereka itu para raja dari seburuk-buruk raja.” | (HR. At-
Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi dalam Kitabul Fitan, IV/436 No.2226; Abu
Dawud, Sunan Abu Dawud, IV/211 No.4646. Lafadz At-Tirmidzi)

2. IMAMAH,
IMARAH, KEPEMIMPINAN

A. PERINTAH MENGANGKAT SEORANG AMIR


22
Al-Jamaah

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

‫ُخ َرى َوالَ حَيِ ُّل‬ ِ ِ ِ


ْ ‫) الَ حَي ُّل أَ ْن َيْنك َح الْ َم ْرأََة بِطَالَق أ‬28(
‫احبِ ِه َحىَّت يَ َذ َرهُ َوالَ حَيِ ُّل لِثَالَثَ ِة‬ ِ ‫لِرج ٍل أَ ْن يبِيع علَى بي ِع ص‬
َ َْ َ َ َ َُ
ِ ٍ ِ ‫َن َف ٍر ي ُكونُ و َن بِ أ َْر‬
َ‫َح َد ُه ْم َوال‬ َ ‫ض فَالَة إالَّ أ ََّم ُروا َعلَْي ِه ْم أ‬ َ
‫ان ُدو َن‬ ِ َ‫ض فَالٍَة يَتنَ اجى ا ْثن‬
َ َ ِ ‫حَيِ ُّل لِثَالَثَ ِة نَ َف ٍر يَ ُكونُ و َن بِ أ َْر‬
ِ‫ص‬
‫احبِ ُه َما‬ َ
(28) “Tidak halal untuk menikahi seorang wanita dengan
talak oranglain, tidak halal seseorang membeli barang yang
sedang dibeli oleh kawannya sehingga ia meninggalkannya.
Tidak halal bagi tiga orang yang berada di suatu daerah
kecuali jika mereka mengangkat salah satu dari mereka
untuk menjadi pemimpin. Dan tidak halal bagi tiga orang
yang berada di suatu tempat berbisik dua orang tanpa
dengan kawan satunya.” | (HR. Ahmad, Musnad Abdullah bin
'Amru bin Al 'Ash no. 6360)

B. PERINTAH MENTAATI ULIL AMRI

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

‫ول َوأُويِل‬ ِ ‫َطيع وا اللَّه وأ‬ ِ ِ َّ


َ ‫الر ُس‬
َّ ‫َطيعُ وا‬ َ َ ُ ‫ين َآمنُ وا أ‬ َ ‫) يَ ا أَيُّ َه ا الذ‬29(
‫ول إِ ْن‬ ِ ‫الرس‬ ِ ِ ٍ ِ
َ َ‫اأْل َْم ِر مْن ُك ْم فَِإ ْن ت‬
ُ َّ ‫ناز ْعتُ ْم يِف َش ْيء َف ُر ُّدوهُ إىَل اللَّه َو‬
( ً‫َحس ن تَ أْ ِويال‬ ‫أ‬‫و‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫خ‬ ‫ك‬ ِ‫ُكْنتم ُتؤ ِمن و َن بِاللَّ ِه والْي وِم اآْل ِخ ِر ذل‬
َُ ْ َ ٌ ْ َ َ َْ َ ُ ْ ُْ
)59
23
Al-Jamaah

(29) “Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada


Allah dan taatlah kamu kepada Rasul dan Ulil Amri di
antara kamu. Maka jika kamu berlselisih pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul jika
kalian beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang
demikian itu adalah lebih baik dan sebaik-baik
penyelesaian.” (QS. An-Nisa [4] : 59)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

َّ ‫اسُت ْع ِم َل َعلَْي ُك ْم َعْب ٌد َحبَ ِش ٌّى َكأ‬


ُ‫َن َرأْ َسه‬
ِ ِ
ْ ‫) امْسَعُوا َوأَطيعُوا َوإِن‬30(
ٌ‫َزبِيبَة‬
(30) “Dengarlah dan taatilah sekalipun yang memimpin kamu
seorang budak Habsyi yang kepalanya seperti kismis.” | (HR.
Bukhari dari Anas bin Malik, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam,
IX/78, dan Shahih Muslim: I/130. Lafadz Al-Bukhari)

‫ص ى اللَّهَ َو َم ْن‬ َ ‫ص ايِن َف َق ْد َع‬ َ ‫اع اللَّهَ َو َم ْن َع‬


َ َ‫اعيِن َف َق ْد أَط‬َ َ‫) َم ْن أَط‬13(
ِ ِ َ‫أَط‬
‫صايِن‬ َ ‫صى أَم ِريي َف َق ْد َع‬ َ َ‫اع أَم ِريي َف َق ْد أَط‬
َ ‫اعيِن َو َم ْن َع‬ َ
‫ص ى اللَّهَ َو َم ْن‬ َ ‫ص ايِن َف َق ْد َع‬ َ ‫اع اللَّهَ َو َم ْن َع‬
َ َ‫اعيِن َف َق ْد أَط‬ َ َ‫ َم ْن أَط‬-
‫صايِن‬
َ ‫صى اإْلِ َم َام َف َق ْد َع‬ َ َ‫اع اإْلِ َم َام َف َق ْد أَط‬
َ ‫اعيِن َو َم ْن َع‬ َ َ‫أَط‬
(31) "Barangsiapa taat kepadaku maka ia telah taat kepada
Allah, dan barangsiapa durhaka kepadaku maka ia telah
durhaka kepada Allah. Barangsiapa taat kepada pemimpinku
maka ia telah taat kepadaku, dan barangsiapa durhaka
kepada pemimpinku maka ia telah durhaka kepadaku." |
24
Al-Jamaah
(HR.Al-Bukhari dari Abi Hurairah, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul
Ahkam: IX/77)

Dalam Riwayat Ibnu Majah:


"Barang siapa yang mentaatiku berarti ia taat kepada Allah,
dan siapa yang membangkang kepadaku maka ia telah
membangkang pada Allah. Dan barang siapa yang mentaati
pemimpin maka ia telah mentaatiku dan siap yang
membangkang kepada pemimpin maka ia telah
membangkang kepadaku." | (HR. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah,
II/201 dalam bab Tha’atul Imam)

‫َح ٌد‬ ِ ‫) من رأَى ِمن أ َِم ِري ِه َش ْيئًا فَ َك ِر َه هُ َف ْليَ ْ رِب‬32(


َ‫سأ‬َ ‫ فَإنَّهُ لَْي‬، ْ ‫ص‬ ْ َ َْ
ً‫اهلِيَّة‬
ِ ‫ي َفا ِر ُق اجْل ماعةَ ِشبرا َفيموت إِالَّ مات ِميتةً ج‬
َ َ َ َ ُ ُ َ ًْ َ ََ ُ
(31) “Barangsiapa yang melihat amirnya melaksanakan
sesuatu yang ia membencinya maka hendaklah ia bersabar,
karena sesungguhnya tidaklah seseorang itu memisahkan
diri dari Al-Jamaah walaupun sekedar sejengkal lalu ia mati
kecuali ia mati laksana kematian Jahiliyah.” | (HR. Bukhari dari
Ibnu Abbas, Shaih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam, IX/78; Ad-Darimi:
Sunan Ad-Darimi, II/241)

َ َ‫وس ُه ْم اأْل َنْبِيَ اءُ ُكلَّ َم ا َهل‬ ِ ِ


ٌّ ‫ك نَيِب‬ ُ ‫يل تَ ُس‬
َ ‫ت َبنُ و إ ْس َرائ‬ ْ َ‫) َك ان‬33(
‫َخلََفهُ نَيِب ٌّ َوإِنَّهُ اَل نَيِب َّ َب ْع ِدي َو َسيَ ُكو ُن ُخلََفاءُ َفيَك ُْث ُرو َن قَالُوا فَ َما‬
ِ ِ ِ
َ‫َّه ْم فَ ِإ َّن اللَّه‬ ُ ُ‫تَأْ ُم ُرنَ ا قَ َال فُ وا بَِبْي َع ة اأْل ََّول فَ اأْل ََّول أ َْعط‬
ُ ‫وه ْم َحق‬
‫اه ْم‬ ِ
ُ ‫اسَت ْر َع‬
ْ ‫َسائلُ ُه ْم َع َّما‬
(33) “Dahulu Bani Israil senantiasa dipimpin oleh para nabi,
setiap mati seorang nabi diganti dengan nabi yang lain. Dan
25
Al-Jamaah

sesudahku ini tidak ada lagi seorang nabi dan akan


terangkat beberapa khalifah bahkan akan bertambah
banyak". Para shahabat bertanya, "Apa yang perintahkan
kepada kami?". Beliau menjawab, "Tepatilah bai'atmu pada
yang pertama. Maka untuk yang pertama. Dan berilah
kepada mereka haknya. Maka sesungguhnya Allah akan
menanyakan kepada mereka tentang apa yang diserahkan
oleh Allah kepada mereka". | (HR. Bukhari dari Abu Hurairah no.
3196 bab: Maa Dzakara ‘An Bani Israil). Sama dengan (64).

C. BATAS KETAATAN KEPADA PEMIMPIN

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ِ ‫) أ ُِّمر علَي ُكم عب ٌد حب ِش ي جُم دَّعٌ فَامْس عوا لَ ه وأ‬34(


‫َطيعُ وا َم ا أَقَ َام‬ َ ُ َُ َ ٌّ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ
‫اب اللَّ ِه‬ ِ
َ َ‫لَ ُك ْم كت‬
(34) "Sekalipun kamu dipimpin oleh seorang budak Habasy
(Etiopia) yang rumpung hidungnya, maka wajib kamu
mendengar dan mentaatinya selama ia memimpin kalian
dengan Kitabullah." | (HR. Ibnu Majah dari Ummul Hushain dalam
bab Tha’atul Imam, II/201; Muslim, Shahih Muslim, II/130; At-Tirmidzi,
IV/181 no.1706. Lafadz At-Tirmidzi)

ُّ ‫ال يُطْ ِفئُ و َن‬


‫الس نَّةَ َو َي ْع َملُ و َن‬ ٌ ‫ور ُك ْم َب ْع ِدى ِر َج‬ ِ
َ ‫) « َس يَلى أ ُُم‬35(
‫ول اللَّ ِه‬
َ ‫ت يَ ا َر ُس‬ ِِ َّ ‫بِالْبِ ْد َع ِة َويُ َؤ ِّخُرو َن‬
ُ ‫الص الَةَ َع ْن َم َواقيت َه ا » َف ُق ْل‬
ٍ
‫ف‬َ ‫ف أَْف َع ُل قَ َال « تَ ْس أَلُىِن يَ ا ابْ َن أ ُِّم َعْب د َكْي‬ َ ‫إِ ْن أ َْد َر ْكُت ُه ْم َكْي‬
» َ‫صى اللَّه‬ ِ َ‫َت ْفعل الَ ط‬
َ ‫اعةَ ل َم ْن َع‬
َ َُ
26
Al-Jamaah

(35) "Akan memimpin kepadamu setelahku orang-orang


yang akan mematikan sunnah melaksanakan bid’ah dan
mengakhirkan shalat dari waktunya." Maka saya bertanya,
“Ya Rasulullah, jika aku mendapati mereka bagaimana aku
harus berbuat ?” Beliau bersabda, “Kamu bertanya
kepadaku wahai Ibnu Ummi ‘Abdin tentang bagaimana
kamu harus berbuat, maka tidak ada ketaatan pada seorang
yang memaksiati Allah.” | (HR. Ibnu Majah dari Abdullah bin
Mas’ud, Sunan Ibnu Majah dalam bab Laa Tha’ata fi Maksiatillah)

ِ ِ ِ
ْ‫ب َو َك ِر َه َما مَل‬
َّ ‫َح‬ َ ‫اعةُ َعلَى الْ َم ْرء الْ ُم ْسل ِم ف‬
َ ‫يما أ‬ َ َّ‫الس ْم ُع َوالط‬
َّ )36(
ٍ ِ ‫ِ مِب‬ ٍ ِ ‫مِب‬
َ َ‫يُ ْؤ َم ْر َْعصيَة فَِإ َذا أُمَر َْعصيَة فَاَل مَسْ َع َواَل ط‬
َ‫اعة‬
(36) "Wajib atas seorang muslim untuk mendengar dan taat
dalam hal yang ia sukai maupun yang dibenci, kecuali
apabila diperintahkan untuk bermaksiat, maka jangan
didengar dan jangan ditaati." | (HR. Bukhari dari Ibnu Umar,
Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam, IX/78; Muslim, Shahih
Muslim, II/131; At-Tirmidzi, IV/182 no.1707. Lafadz Al-Bukhari)

D. ULIL AMRI SEBAGAI SENTRAL KEPUTUSAN PERMASALAHAN


UMAT

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

ِ ِ ِ
ُ‫) َوإِذا جاءَ ُه ْم أ َْم ٌر م َن اأْل َْم ِن أَ ِو اخْلَ ْوف أَذاعُ وا بِ ه َولَ ْو َر ُّدوه‬37(
‫ين يَ ْس َتْنبِطُونَهُ ِمْن ُه ْم‬ ِ َّ ِ ِ ِ ِ َّ ‫إِىَل‬
َ ‫الر ُس ول َوإىل أُويِل اأْل َْم ِر مْن ُه ْم لَ َعل َم هُ الذ‬
)83( ً‫ن إِالَّ قَلِيال‬ َ ‫ض ُل اللَّ ِه َعلَْي ُك ْم َو َرمْح َتُهُ التََّب ْعتُ ُم الشَّْيطا‬
ْ َ‫َولَ ْوال ف‬
27
Al-Jamaah

(37) “Dan apabila datang kepada mereka suatu berita


tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu
menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya
kepada Rasul dan ulil amri di antara mereka, tentulah
orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil amri).
Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada
kalian, tentulah kalian mengikut setan, kecuali sebagian
kecil saja (di antara kalian).” (QS. An-Nisa [4] : 83)

E. KRITERIA PEMIMIPIN YANG MENDAPAT PETUNJUK

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

‫ص َب ُروا َو َك انُوا بِآيَاتِنَ ا‬ ِ ِ


َ ‫) َو َج َع ْلنَ ا مْن ُه ْم أَئ َّمةً َي ْه ُدو َن بِأ َْم ِرنَا لَ َّما‬38(
)24( ‫ن‬ َ ‫يُوقِنُو‬
(38) “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-
pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami
ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-
ayat Kami.” (QS. As-Sajadah [32] : 24)

ِ ‫) وجع ْلنَ اهم أَئِ َّمةً يه ُدو َن بِأَم ِرنَا وأَوحينَ ا إِلَي ِهم فِع ل اخْل ي ر‬39(
‫ات‬ َ َْ َ ْ ْ ْ ْ َ ْ َ ْ َْ ْ ُ ََ َ
)73( ‫دين‬ ِِ ِ َّ ‫الة وإِيتاء‬ ِ َّ ‫وإِقَام‬
َ ‫الز َكاة َو َكانُوا لَنَا َعاب‬ َ َ َ ‫الص‬ َ َ
(39) “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka
mengerjakan kebajikan, mendirikan salat, menunaikan
28
Al-Jamaah

zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu


menyembah” (QS. Al-Anbiya [21] : 73)

‫َّه ْم‬ ِ ِ ‫) وع َد اللَّه الَّ ِذين آمنُوا ِمْن ُكم وع ِملُوا َّ حِل‬40(
ُ ‫الصا َات لَيَ ْس تَ ْخل َفن‬ ََ ْ َ َ ُ ََ
‫ين ِم ْن َقْبلِ ِه ْم َولَيُ َم ِّكنَ َّن هَلُ ْم ِد َين ُه ُم‬ ِ َّ َ‫ض َكم ا اس تخل‬
َ ‫ف الذ‬َ ْ َ ْ َ ِ ‫األر‬ ْ ‫يِف‬
‫َّه ْم ِم ْن َب ْع ِد َخ ْوفِ ِه ْم أ َْمنً ا َي ْعبُ ُدونَيِن اَل‬ ِ
َ َ‫الَّذي ْارت‬
ُ ‫ض ى هَلُ ْم َولَيُبَ ِّدلَن‬
(‫ن‬ َ ‫اس ُقو‬ ِ ‫ك هم الْ َف‬ ِ َ ِ‫ي ْش ِر ُكو َن يِب َش يئا ومن َك َف ر بع َد َذل‬
ُ ُ َ ‫ك فَأُولَئ‬ ْ َ َ ْ َ َ ًْ ُ
)55
(40) “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal
yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa,
dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia menukar
(keadaan) mereka sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik.” (QS. An-Nur [24] : 55)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

، ‫ َو َس تَ ُكو ُن نَ َد َام ةً َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة‬، ‫ص و َن َعلَى ا ِإل َم َار ِة‬ ُ ‫) إِنَّ ُك ْم َستَ ْح ِر‬41(
ِ ‫ت الْ َف‬
ُ‫اط َمة‬ ِ ‫فَنِعم الْمر ِضعةُ وبِْئس‬
َ َ َ ُْ َ ْ
29
Al-Jamaah

(41) “Sesungguhnya kamu akan berebut dalam hal


kepemimpinan dan kamu akan menyesalinya pada hari
kiamat. Maka yang paling baik baik adalah yang mau
menyusui (pemimpin yang menunaikan kewajiban-
kewajibannya) dan yang paling buruk adalah yang
menyapihnya (tidak menunaikan kawajiban-
kewajibannya).” | (HR. Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Al-
Bukhari dalam Kitabul Ahkam, IX/79; An-Nasa’i, Sunan An-Nasa’i,
VII/762. Lafadz Al-Bukhari)

‫ص لُّو َن َعلَْي ُك ْم‬ ِ ِ ‫) ِخي ار أَئِ َّمتِ ُكم الَّ ِذ‬42(


َ ُ‫ين حُت بُّو َن ُه ْم َوحُي بُّونَ ُك ْم َوي‬
َ ْ ُ َ
‫ض ونَ ُك ْم‬ ِ ِ ‫وتُص لُّو َن علَي ِهم و ِش رار أَئِ َّمتِ ُكم الَّ ِذ‬
ُ ‫ض ونَ ُه ْم َويُْبغ‬ ُ ‫ين تُْبغ‬ َ ْ َُ َ ْ َْ َ َ
‫ف‬ َّ ِ‫ول اللَّ ِه أَفَاَل نُنَابِ ُذ ُه ْم ب‬
ِ ‫الس ْي‬ َ ‫يل يَا َر ُس‬ ِ
َ ‫َوَت ْل َعنُ و َن ُه ْم َو َي ْل َعنُ ونَ ُك ْم ق‬
َّ ‫َف َق َال اَل َما أَقَ ُاموا فِي ُك ْم‬
‫الص اَل َة َوإِ َذا َرأ َْيتُ ْم ِم ْن ُواَل تِ ُك ْم َش ْيئًا‬
‫اع ٍة‬ ِ
َ َ‫تَكَْر ُهونَهُ فَا ْكَر ُهوا َع َملَهُ َواَل َتْن ِزعُوا يَ ًدا م ْن ط‬
(42) “Sebaik-baik pemimpin kamu adalah mereka yang
kamu sukai dan kamu suka kepada mereka. Mereka
mendo’akan kamu dan kamu mendo’akan mereka. Sedang
sejelek-jelek pemimpin kamu adalah mereka benci kepada
kamu dan kamu melaknat mereka dan mereka melaknat
kamu. Rasul ditanya: “Ya Rasulullah, apakah tidak kami
penggal mereka itu dengan pedang ?”. Beliau bersabda,
“Tidak, selama mereka menegakkan shalat bersama kamu.
Maka jika kamu melihat pemimpinmu melaksanakan
sesuatu yang kamu mebencinya, maka bencilah amalanya
dan janganlah kamu melepaskannya dari ketaatan.” | (HR.
Muslim dari Auf bin Malik, Shahih Muslim dalam Kitabul Imarah,
II/137; Ad-Darimi, Sunan Ad-Darimi, III/324. Lafadz Muslim)
30
Al-Jamaah

ٍ ِ ِ َ‫ث اللَّه ِمن نَىِب والَ اس تَخل‬


‫ت‬ْ َ‫ إِالَّ َك ان‬، ‫ف م ْن َخلي َف ة‬ َ ْ ْ َ ٍّ ْ ُ َ ‫) َم ا َب َع‬43(
ِ ِ ِ
ُ‫ َوبِطَانَةٌ تَأْ ُم ُره‬، ‫ بِطَانَةٌ تَأْ ُم ُرهُ بِالْ َم ْع ُروف َوحَتُضُّهُ َعلَْيه‬، ‫لَهُ بِطَانَتَان‬
ِ
‫ص َم اللَّهُ َت َعاىَل‬
َ ‫وم َم ْن َع‬
ُ ‫ص‬ُ ‫ فَالْ َم ْع‬، ‫بِالشَِّّر َوحَتُضُّهُ َعلَْيه‬
(43) “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi dan tidak pula
mengangkat seorang khalifah kecuali dijadikan baginya dua
pembantu. Pembantu yang memerintahkan dengan
kebaikan dan mendorong kebaikan, dan pembantu yang
memerintahkan dengan keburukan dan mendorongnya
untuk berbuat kuburukan tersebut. Maka orang yang
terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah.” | (HR. Bukhari
dari Abi Sa’id Al-Khudari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam,
IX/95; An-Nasa’i, Sunan An-Nasa’i, VII/158. Lafadz Al-Bukhari)

‫) إِ َذا أ ََر َاد اللَّهُ بِ األ َِم ِري َخْي ًرا َج َع َل لَ هُ َو ِزي َر ِص ْد ٍق إِ ْن نَ ِس َى‬44(
ِ
َ ‫َعانَهُ َوإِ َذا أ ََر َاد اللَّهُ بِ ِه َغْي َر َذل‬
‫ك َج َع َل لَهُ َو ِز َير‬ َ ‫ذَ َّكَرهُ َوإِ ْن ذَ َك َر أ‬
ِ ِ ٍ
ُ‫ُسوء إِ ْن نَس َى مَلْ يُ َذ ِّك ْرهُ َوإِ ْن ذَ َكَر مَلْ يُعْنه‬
(44) “Apabila Allah hendak menjadikan amir itu baik, maka
Allah memberikan pembantu yang jujur, jika amir lupa
maka ia mengingatkannya, jika amir itu ingat ia
membantunya. Tetapi jika Allah hendak menjadikan amir
itu buruk, maka Allah memberikan baginya pembantu yang
buruk, jika amir itu lupa ia tidak mengingatkannya dan jika
amir itu ingat ia tidak membantunya.” | (HR. Abu Dawud dari
‘Aisyah ra., Sunan Abu Dawud, III/131)

F. LARANGAN MEMINTA KEPEMIMPINAN

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


31
Al-Jamaah

‫ فَ ِإ ْن أ ُْع ِط َيت َها َع ْن‬، ‫ الَ تَ ْس أ َِل ا ِإل َم َار َة‬، ‫) يَا َعْب َد ال رَّمْح َ ِن بْ َن مَسَُر َة‬45(
‫ َوإِ َذا‬، ‫ت َعلَْي َها‬ ِ ٍ ِ ِ ٍ
َ ‫ َوإِ ْن أ ُْعط َيت َها َع ْن َغرْيِ َم ْس أَلَة أُعْن‬، ‫ت إِلَْي َها‬ َ ‫َم ْس أَلَة ُوك ْل‬
، ‫ت الَّ ِذى ُه َو َخْي ٌر‬ ِ ْ‫ فَ أ‬، ‫ني َف رأَيت َغيرها خي را ِمْنها‬
َ ً ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ٍ ‫ت َعلَى مَي‬
ِ
َ ‫َحلَ ْف‬
َ ِ‫َو َكف ِّْر َع ْن مَيِين‬
‫ك‬
(45) “Ya Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu
meminta kepemimpinan, maka jika kamu diberinya atas
suatu permintaan, kamu akan dibebaninya. Tetapi jika
kamu diberinya bukan atas permintaanmu kamu akan
dibantu. Dan jika kamu telah bersumpah atas sesuatu
kemudian kamu melihat pada yang lebih baik maka
laksanakanlah yang baik itu dan tebuslah sumpahmu.” |
(HR. Bukhari dari Samurah bin Jundub, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul
Ahkam, IX/79; Muslim, Shahih Muslim, III/130. Lafdz Al-Bukhari)

‫ ص لى‬- ِّ ‫ت َعلَى النَّىِب‬ ُ ‫ قَ َال َد َخ ْل‬- ‫ رضى اهلل عنه‬- ‫وس ى‬ َ ‫) َع ْن أَىِب ُم‬46(
‫َح ُد ال َّر ُجلَنْي ِ أ َِّم ْرنَا يَا‬
َ ‫ال أ‬َ ‫ أَنَا َو َر ُجالَ ِن ِم ْن َق ْو ِمى َف َق‬- ‫اهلل عليه وس لم‬
، ُ‫ال « إِنَّا الَ نُ َوىِّل َه َذا َم ْن َس أَلَه‬ َ ‫ َف َق‬. ُ‫اآلخ ُر ِم ْثلَ ه‬
َ ‫ال‬ َ َ‫ َوق‬. ‫ول اللَّ ِه‬
َ ‫َر ُس‬
» ‫ص َعلَْي ِه‬
َ ‫َوالَ َم ْن َحَر‬
(46) Abu Musa ra. berkata, “Saya dan dua orang dari
kaumku mendatangi Nabi saw. maka salah seorang dari
keduanya berkata, ‘Ya Rasulullah, jadikanlah kami sebagai
amir.’ Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya kami tidak
memberikan keamiran ini kepada seseorang yang
memintanya dan yang menginginkannya (ambisi).” | (HR. Al-
Bukhari, Shahih Bukari dalam Kitabul Ahkam, IX/80)
32
Al-Jamaah

َ َ‫ول اللَّ ِه أَالَ تَ ْس َت ْع ِملُىِن ق‬


‫ال‬ َ ‫ت يَ ا َر ُس‬ ُ ‫) َع ْن أَىِب ذَ ٍّر قَ َال ُق ْل‬47(
ِِ
ٌ ِ‫ض ع‬
‫يف َوإِن ََّه ا‬ َ ‫ب بِيَ ده َعلَى َمْن ِكىِب مُثَّ قَ َال « يَا أَبَا ذَ ٍّر إِن‬
َ ‫َّك‬ َ ‫ض َر‬َ َ‫ف‬
‫حِب‬ ِ ِ ِ
‫ِّه ا َوأ ََّدى‬ َ ‫ى َونَ َد َامةٌ إِالَّ َم ْن أ‬
َ ‫َخ َذ َها َق‬ ِ
ٌ ‫أ ََمانَةٌ َوإن ََّها َي ْو َم الْقيَ َامة خ ْز‬
» ‫الَّ ِذى َعلَْي ِه فِ َيها‬
(47) Abu Dzar ra. berkata: “Ya Rasulullah alangkah baiknya
engkau memberikan kepemimpinan kepadaku.” Beliau
memukul pundakku seraya bersabda, “Wahai Abu Dzar,
sesungguhnya kamu itu lemah dan kepemimpinan itu
adalah amanat. Di hari kiamat kelak akan menjadi
kesedihan dan penyesalan, kecuali orang yang mengamil
hak kepemimpinannya dan melaksanakan kewajibannya.” |
(HR. Muslim, Shahih Muslim dlam Kitabul Imarah, II/124)

G. ANCAMAN MEMBELA SEORANG PEMIMPIN YANG BERBUAT


MAKSIAT DAN PAHALA MENASEHATINYA

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ِ‫ِهِب‬ ِ
َ ‫ص َّد َق ُه ْم بِ َكذ ْم َوأ‬
‫َع ا َن ُه ْم َعلَى‬ َ ‫) إِنَّهُ َستَ ُكو ُن َب ْعدي أ َُمَراءُ َم ْن‬48(
ٍ ِ ‫ظُْل ِم ِهم َفلَيس ِميِّن ولَس‬
ْ‫ض َو َم ْن مَل‬ َ ‫س بَِوا ِرد َعلَ َّي احْلَ ْو‬ َ ‫ت مْنهُ َولَْي‬ُ ْ َ َ ْ ْ
‫ص ِّد ْق ُه ْم بِ َكذِهِبِ ْم َومَلْ يُعِْن ُه ْم َعلَى ظُْل ِم ِه ْم َف ُه َو ِميِّن َوأَنَا ِمْن هُ َو ُه َو‬
َ ُ‫ي‬
‫ض‬َ ‫َوا ِر ٌد َعلَ َّي احْلَْو‬
(48) “Sesungguhnya aka ada sesudahku beberapa
pemimpin, barangsiapa yang membenarkan kedustaan
mereka dan membantu kedzalimannya maka aku bukan
dari golongannya dan dia tidak akan melewati telaga (kelak
33
Al-Jamaah

di akhirat). Dan barangsiapa yang tidak membenarkan


kedustaan mereka serta tidak menolong kedzalimannya
maka dia dari golonganku dan dia akan melewati telaga (di
akhirat).” | (HR. An-Nasa’i dari Kaab bin Hujrah, Sunan An-Nasa’i
dalam bab Dzikrul Wa’ied Liman A’ana Amiran ‘Ala-Dzulmi)

‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬


َ َّ ‫َن َر ُجاًل َس أ ََل النَّيِب‬
ٍ ‫) َعن طَ ا ِر ِق بْ ِن ِش ه‬49(
َّ ‫اب أ‬ َ ْ
ُ‫ض ُل قَ َال َكلِ َم ة‬ ِ ِ ُّ ‫وس لَّم وقَ ْد وض ع ِرجلَ ه يِف الْغَ ر ِز أ‬
َ ْ‫َي اجْل َه اد أَف‬ ْ ُ ْ ََ َ ََ ََ
‫ان َجائٍِر‬
ٍ َ‫ح ٍّق ِعْن َد س ْلط‬
ُ َ
(49) Thariq bin Shihab ra. berkata, “Bahwasanya seorang
laki-laki bertanya kepada Nabi saw, beliau dalam keadaan
sedang meletakkan kaki pada kendaraannya. ‘Jihad
manakah yang paling utama ?’. Beliau menjawab,
“Perkataan yang benar dihadapan pemimpin yang lacur.” |
(HR. An=Nasa’i, Sunan An-Nasa’i, IV/161)

‫ض ى لَ ُك ْم‬ َ ‫ط لَ ُك ْم ثَالَث اً َي ْر‬


ُ ‫ض ى لَ ُك ْم ثَالَث اً َويَ ْس َخ‬ َ ‫) إِ َّن اللَّهَ َي ْر‬50(
ً‫ص ُموا حِب َْب ِل اللَّ ِه مَجِ يع ا‬
ِ َ‫أَ ْن َتعب ُدوه والَ تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش يئاً وأَ ْن َتعت‬
ْ َ ْ َ ُ ُْ
ُ ‫اص ُحوا َم ْن َوالَّهُ اللَّهُ أ َْم َر ُك ْم َويَ ْس َخ‬
‫ط لَ ُك ْم‬ ِ َ‫والَ َت َفَّرقُ وا وأَ ْن ُتن‬
َ َ
‫الس َؤ ِال‬
ُّ َ‫اعةَ الْ َم ِال َو َك ْثَرة‬ ِ‫ق‬
َ‫ض‬ َ ِ‫يل َوقَ َال َوإ‬ َ
(50) “Sesungguhnya Allah itu ridha kepada kamu pada tiga
perkara dan benci kepada tiga perkara. Adpaun (tiga
perkara) yang menjadikan Allah rida kepada kamu adalah:
1).Hendaklah kamu memperibadati-Nya dan janganlah
mempersekutukannya dengan sesuatu apapun.
2).Kendaklah kamu berpegang teguh dengan tali Allah
seraya berjamaah dan jangan kamu bercerai berai. 3).Dan
34
Al-Jamaah

hendaklah kamu senantiasa menasihati kepada seseorang


yang Allah telah meyerahkan kepemimpinan kepadanya
dalam urusanmu. Dan Allah membenci kepadamu tida
perkara: 1).Dikatakan mengatakan (mengatakan sesuatu
yang belum jelas kebenarannya. 2).Menghambur-
hamburkan harta benda. 3).Banyak bertanya (yang tidak
berfaedah)” | (HR. Ahmad dari Abu Hurairah, Musnad Abu Hurairah;
Muslim, II/61)

H. LARANGAN MENYERAHKAN KEPEMIMPINAN KEPADA


SEORANG WANITA

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫) لَ ْن يُ ْفلِ َح َق ْو ٌم َولَّْوا أ َْمَر ُه ُم ْامَرأًَة‬51(


(51) “Suatu kaum tidak akan mendapatkan kebahagiaan
jika menyerahkan keemimpinannya kepada seorang
wanita.” | (HR. Bukhari dari Abi Bakrah, Shahih Al-Bukhari dalam
Kitabul Fitan, IX)

I. ANCAMAN TERHADAP PEMIMPIN YANG KHIANAT

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ِِ ِ ِ ِ ِ
‫اش‬
ٌّ ‫وت َو ْه َو َغ‬ َ ‫) َم ا م ْن َو ٍال يَلى َرعيَّةً م َن الْ ُم ْس لم‬52(
ُ ‫ َفيَ ُم‬، ‫ني‬
َ‫ إِالَّ َحَّر َم اللَّهُ َعلَْي ِه اجْلَنَّة‬، ‫هَلُ ْم‬
(52) “Tidaklah dari seorang pemimpin yang menggembala
kaum muslimin, lau ia mati dalam keadaan menipu (curang)
35
Al-Jamaah

kepada mereka, kecuali Allah akan mengharamkan surga


baginya.” | (HR. Bukhari dari Ma’qil bin Yasar, Shahih Al-Bukhari
dalam Kitabul Ahkam, IX/80; Muslim, Shahih Muslim, II/125. Lafadz
Bukhari)

‫اه ْم ِمْنهُ جَمْلِ ًس ا إِ َم ٌام‬ ِ ِ ِ


ُ َ‫اللَّه َي ْو َم الْقيَ َامة َوأ َْدن‬ ‫َّاس إِىَل‬
ِ ‫ب الن‬ ِ
َ ‫) إ َّن أ‬53(
َّ ‫َح‬
‫اللَّ ِه َوأ َْب َع َد ُه ْم ِمْنهُ جَمْلِ ًسا إِ َم ٌام َجائٌِر‬ ‫َّاس إِىَل‬
ِ ‫ض الن‬ ِ
َ َ‫َعاد ٌل َوأ َْبغ‬
(53) “Sesungguhnya manusia paling dicintai oleh Allah kelak
pada hari kiamat dan yang paling dekat tempat duduknya
adalah imam yang adil. Dan manusia yang paling dibenci
oleh Allah kelak pada hari kiamat dan yang paling jauh
tempat duduknya adalah imam yang dzalim.” | (HR. At-
Tirmidzi dari Abi Sa’id, Sunan At-Tirmidzi dalam Kitabul Ahkam, II/617
no.1329)

J. PAHALA BAGI IMAM YANG ADIL

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


‫) َس ْب َعةٌ يُ ِظلُّ ُه ُم اللَّهُ َت َع اىَل ىِف ِظلِّ ِه َي ْو َم الَ ِظ َّل إِالَّ ِظلُّهُ إِ َم ٌام‬54(
‫ ور ُج ل َق ْلبُ هُ ُم َعلَّ ٌق ىِف‬، ‫اب نَ َش أَ ىِف ِعبَ َاد ِة اللَّ ِه‬ ٌّ ‫ َو َش‬، ‫َع ْد ٌل‬
ٌ ََ
، ‫اجتَ َم َع ا َعلَْي ِه َوَت َفَّرقَ ا َعلَْي ِه‬ ِ ِ ِِ
ْ ‫ َو َر ُجالَن حَتَابَّا ىِف اللَّه‬، ‫الْ َم َس اجد‬
ٍ ِ ‫ورج ل دعْت ه ام رأَةٌ ذَات مْن‬
، َ‫اف اللَّه‬ ُ ‫َخ‬ َ ‫ب َومَجَ ال َف َق َال إِىِّن أ‬ ٍ ‫ص‬ َ ُ َْ ُ َ َ ٌ ُ ََ
‫اه ا َحىَّت الَ َت ْعلَ َم مِش َالُهُ َم ا تُْن ِف ُق‬ َ ‫َخ َف‬
ٍ ِ‫َّق ب‬
ْ ‫ص َدقَة فَأ‬ َ َ‫صد‬ َ َ‫َو َر ُج ٌل ت‬
ِ ِ
ُ‫ت َعْينَاه‬ْ ‫اض‬َ ‫ َو َر ُج ٌل ذَ َكَر اللَّهَ َخاليًا َف َف‬، ُ‫مَي ينُه‬
(54) “Tujuh golongan manusia yang Allah akan menaungi
mereka pada hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah,
36
Al-Jamaah

yaitu: 1).Imam yang adil. 2).Pemuda yang rajin beribadah.


3).Orang yang hatinya selalu bergantung pada masjid,
4).Dua orang yang saling kasih sayang karena Allah,
keduanya berkumpul dan berpisah hanya karena Allah.
5).Orang laki-laki yang diajak berzina oleh wanita
bangsawan dan cantik lalu ia menolak dan berkata, “Saya
takut kepada Allah.” 6).Orang yang bersedekah dengan
sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.
8).Orang yang berdzikir kepada Allah pada saat-saat sepi
hingga mencucurkan air mata.” | (HR. Bukhari dari Abu
Hurairah, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabuz Zakat, II/138; Muslim,
Shahih Muslim, I/142)

‫الص ائِ ُم َحىَّت يُ ْف ِط َر َوا ِإل َم ُام الْ َع ِاد ُل‬


َّ ‫) ثَالَثَ ةٌ الَ ُت َر ُّد َد ْع َو ُت ُه ُم‬55(
ِ ِ
َ ‫َو َد ْع َوةُ الْ َمظْلُ وم َي ْر َفعُ َه ا اللَّهُ َف ْو َق الْغَ َم ام َو َي ْفتَ ُح هَلَ ا أ َْب َو‬
‫اب‬
ٍ ‫َّك ولَو َب ْع َد ِح‬
‫ني‬ ْ َ َ ‫صَرن‬
ِ ِ ُّ ‫الر‬
ُ ْ‫ب َوعَّزتى ألَن‬ َّ ‫ول‬ ُ ‫الس َم ِاء َو َي ُق‬
َّ
(55) “Tiga orang yang tidak ditolak do’anya yaitu: 1).Orang
yang shaum keika berbuka. 2).Imam yang adil dan
3).Do’anya orang yang teraniaya. Allah akan mengangkat
permohonan ke atas mega dan dibukakan baginya pintu
langit. Tuhan berfirman, ‘Demi keagungan-Ku niscaya aku
akan menolong sekalipun setelah beberapa waktu.’” | (HR.
At-Tirmidzi dari Abu Hurairah, Sunan At-Tirmidzi no.3592)
37
Al-Jamaah

‫) إِمَّنَا ا ِإل َم ُام ُجنَّةٌ يُ َقاتَ ُل ِم ْن َو َرائِ ِه َويَُّت َقى بِ ِه فَ ِإ ْن أ ََم َر بَِت ْق َوى‬56(
‫َج ٌر َوإِ ْن يَ أْ ُم ْر بِغَرْيِ ِه َك ا َن‬ ِ
ْ‫كأ‬ َ ‫اللَّ ِه َع َّز َو َج َّل َو َع َد َل َك ا َن لَ هُ بِ َذل‬
ِِ
ُ‫َعلَْيه مْنه‬
(56) “Imam itu adalah pelindung (tameng), maka seseorang
itu berperang dan mempertahankan diri di belakangnya.
Kalau ia memerintahkan bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa
Jalla dan bersikap adil, niscaya dia mendapatkan pahala
karenanya. Tetapi jika dia memerintahkan dengan selain
itu, maka dia mendapat dosa karenaya.” | (HR. Muslim dari
Abu Hurairah, Shahih Muslim dalam Kitabul Imarah, II/132)

K. PERTANGGUNG JAWABAN SEORANG PEMIMPIN

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫ول َع ْن َر ِعيَّتِ ِه فَاإْلِ َم ُام الَّ ِذي‬ ٌ ُ‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْس ئ‬


ٍ ‫) أَاَل ُكلُّ ُك ْم َر‬57(
‫اع َعلَى أ َْه ِل‬ٍ ‫الر ُج ُل َر‬ َّ ‫ول َع ْن َر ِعيَّتِ ِه َو‬
ٌ ُ‫اع َو ُه َو َم ْس ئ‬ٍ ‫َّاس َر‬ ِ ‫َعلَى الن‬
ِ ‫اعي ةٌ علَى أَه ِل بي‬ ِ ِ ِِ ٌ ُ‫َبْيتِ ِه َو ُه َو َم ْس ئ‬
‫ت‬ َْ ْ َ َ ‫ول َع ْن َرعيَّت ه َوالْ َم ْرأَةُ َر‬
‫اع َعلَى َم ِال‬ ٍ ‫الر ُج ِل َر‬ َّ ‫َز ْو ِج َه ا َو َولَ ِد ِه َو ِه َي َم ْس ئُولَةٌ َعْن ُه ْم َو َعْب ُد‬
‫ول َع ْن‬ ٌ ُ‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْس ئ‬ ٌ ُ‫َس يِّ ِد ِه َو ُه َو َم ْس ئ‬
ٍ ‫ول َعْن هُ أَاَل فَ ُكلُّ ُك ْم َر‬
‫َر ِعيَّتِ ِه‬
(57) “Ketahuilah setiap kamu adalah pemimpin dan setiap
kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya. Maka imam
yang memimpin manusia adalah pemimpin yang akan
38
Al-Jamaah

ditanya tentang kepemimpinanya. Dan seorang laki-laki


(suami) adalah pemimpin atas keluarga rumah tangganya
dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Dan
perempuan (istri) adalah pemimpin atas harta suaminya
dan anaknya, dan dia akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Dan seorang hamba sahaya adalah
pemimipin atas harta tuannya dan akan ditanya tentang
kepemimipnannya. Ketahuilah maka setiap kamu adalah
pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang
kepemimpinannya.” | (HR. Bukhari dari Ibnu Umar, Shahih Al-
Bukhari dalam Kitabul Ahkam, IX/77; Muslim, Shahih Muslim, II/125;
Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, II/130; At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi,
IV/180. Lafadz Al-Bukhari)

L. PROFESIONALISME PEMBERIAN AMANAT

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


‫ف‬
َ ‫ قَ َال َكْي‬. » َ‫اعة‬ َ ‫الس‬َّ ‫ت األ ََمانَ ةُ فَ ا ْنتَ ِظ ِر‬
ِ ‫) « إِ َذا ض ِّيع‬58(
َ ُ
، ‫ُس نِ َد األ َْم ُر إِىَل َغرْيِ أ َْهلِ ِه‬ ِ َ ‫إِض اعُتها ي ا رس‬
ْ ‫ول اللَّه قَ َال « إِذَا أ‬ َُ َ ََ َ
» َ‫اعة‬ َّ ‫فَا ْنتَ ِظ ِر‬
َ ‫الس‬
(58) “Apabila amanat itu disia-siakan maka tunggu
kehancurannya.” Sesorang bertanya, “Ya Rasulullah,
bagaimana menyia-nyiakannya ?” Beliau bersabda,
“Apabila suatu urusan diberikan kepada yang bukan
ahlinya, maka tunggulah kerusakannya.” | (HR. Bukhari dari
Abu Hurairah, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabud Da’wat, VIII/129)
39
Al-Jamaah

3. BAI’AT
A. PAHALA MELAKSANAKAN BAI’AT DAN MENEPATINYA

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

‫ك إِمَّنَ ا يُبَ ايِعُو َن اللَّهَ يَ ُد اللَّ ِه َف ْو َق أَيْ ِدي ِه ْم‬َ َ‫ين يُبَايِعُون‬
ِ َّ ِ
َ ‫) إ َّن الذ‬59(
‫مِب‬ ِِ ُ ‫ث فَِإمَّنَا َيْن ُك‬
َ‫اه َد َعلَْي هُ اللَّه‬
َ ‫ث َعلَى َن ْفس ه َو َم ْن أ َْوىَف َا َع‬ َ ‫فَ َم ْن نَ َك‬
)10( ‫ظيما‬ ِ ِِ
ً ‫َجًرا َع‬ ْ ‫فَ َسُي ْؤتيه أ‬
(59) “Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada
kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah.
Tangan Allah di atas tangan mereka; maka barang siapa
yang melanggar janji itu, niscaya akibat ia melanggar janji
itu akan menimpa dirinya sendiri; dan barang siapa
menepati janjinya kepada Allah, maka Allah akan
memberinya pahala yang besar.“ (QS. Al-Fath [48] : 10)

َّ ‫ني أَْن ُف َس ُه ْم َوأ َْم َواهَلُ ْم بِأ‬ِِ ِ


َ‫َن هَلُ ُم اجْلَنَّة‬ َ ‫) إِ َّن اللَّهَ ا ْشَتَرى م َن الْ ُم ْؤمن‬60(
‫يُ َق اتِلُو َن يِف َس بِ ِيل اللَّ ِه َفَي ْقُتلُ و َن َويُ ْقَتلُ و َن َو ْع ًدا َعلَْي ِه َحقًّا يِف‬
‫استَْب ِش ُروا‬ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
ْ َ‫الت َّْو َراة َواإلجْن ي ِل َوالْ ُق ْرآن َو َم ْن أ َْوىَف بِ َع ْه ده م َن اللَّه ف‬
ِ ِ
)111 ( ‫ظيم‬ ِ
ُ ‫ك ُه َو الْ َف ْو ُز الْ َع‬ َ ‫بَِبْيعِ ُك ُم الَّذي بَ َاي ْعتُ ْم بِِه َوذَل‬

(60) “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang


mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga
untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji
40
Al-Jamaah

yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an.


Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain)
daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang
telah kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang
besar.” (QS. At-Taubah [9] : 111)

B. ANCAMAN TIDAK BERBAIAT DAN MENGHIANATI BAI’ATNYA

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫اع ٍة لَِق َى اللَّهَ َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة الَ ُح َّجةَ لَهُ َو َم ْن‬ ِ
َ َ‫) َم ْن َخلَ َع يَ ًدا م ْن ط‬61(
ً‫اهلِيَّة‬
ِ ‫مات ولَيس ىِف عن ِق ِه بيعةٌ مات ِميتةً ج‬
َ َ َ َ َ ْ َ ُُ َ ْ َ َ َ
(61) “Barangsiapa melepas tangannya dari taat akan
bertemu dengan Allah pada hari kiamat dengan tidak punya
alasan. Dan barangsiapa yang mati sedang tidak ada ikatan
bai’at pada lehernya maka ia mati seperti matinya orang
jahiliyah.” | (HR. Muslim dari Abdullah bin Umar, Shahih Muslim
dalam Kitabul Imarah, II/136)

Yang dimaksud “seperti matinya orang jahiliyah” adalah


kematian dalam kesesatan, perpecahan dan tidak
mempunyai imam yang ditaati (Hamisy Shahih Muslim,
II/136)

C. BERBAI’AT KARENA DUNIA

‫ َوهَلُ ْم‬، ‫ َوالَ يُ َز ِّكي ِه ْم‬، ‫) ثَالَثَ ةٌ الَ يُ َكلِّ ُم ُه ُم اللَّهُ َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة‬62(
َّ ‫ض ِل َم ٍاء بِالطَِّر ِيق مَيْنَ ُع ِمْن هُ ابْ َن‬
، ‫الس بِ ِيل‬ ْ َ‫يم َر ُج ٌل َعلَى ف‬ ِ ‫ع َذ‬
ٌ ‫اب أَل‬ ٌ َ
41
Al-Jamaah

ُ‫يد َوىَف لَ ه‬ ُ ‫ إِ ْن أ َْعطَاهُ َما يُِر‬، ُ‫َو َر ُج ٌل بَايَ َع إِ َم ًاما الَ يُبَايِعُهُ إِالَّ لِ ُد ْنيَاه‬
ٍ ِ ِ ‫ وإِالَّ مَل ي‬،
‫ف‬َ َ‫ص ِر فَ َحل‬ ْ ‫ َو َر ُج ٌل يُبَايِ ُع َر ُجالً بِس ْل َعة َب ْع َد الْ َع‬، ُ‫ف لَه‬ َْ َ
‫ َومَلْ يُ ْع َط هِبَا‬، ‫َخ َذ َها‬ ‫ِ هِب‬
َ َ‫بِاللَّه لََق ْد أ ُْعط َى َا َك َذا َو َك َذا ف‬
َ ‫ فَأ‬، ُ‫ص َّدقَه‬
ِ
(62) “Tiga macam orang yang Allah tidak akan berkata-kata
kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan
membersihkan (memaafkan), dan bagi mereka siksa yang
pedih. Mereka itu adalah: 1).Orang yang mempunyai
kelebihan air di tengah jalan tetapi menolak orang
permintaan orang yang dalam keadaan bepergian. 2).Orang
yang berbai’at pada seorang imam, tetapi tidaklah ia
berbaiat kecuali karena dunia. Jika diberi ia menepati
bai’atnya dan jika tidak diberi (ditolak tuntutannya) ia tidak
menepatinya. 3).Orang yang menjual barang pada orang
lain setelah ‘ashar dan bersumpah dengan nama Allah,
sungguh akan diberikan dengan ketentuan begini dan
begini, lalu ia membenarkannya dan hendak mengambilnya
tetapi ia tidak memberikannya.” | (HR. Bukhari dari Abu
Hurairah, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam, IX/99; Ibnu Majah,
Sunan Ibnu Majah, II/204; At-Tirmidzi, IV/128 no. 1596. Lafadz Al-
Bukhari)

D. KEWAJIBAN MENEPATI BAI’ATNYA

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

َ َ‫ات يُبَايِ ْعن‬ ِ


‫ك َعلَى أَ ْن اَل‬ ُ َ‫) يَا أَيُّ َها النَّيِب ُّ إِ َذا َج اءَ َك الْ ُم ْؤمن‬63(
ِ ِ
‫الد ُه َّن َوال‬ َ ‫يُ ْش ِر ْك َن بِاللَّه َشْيئًا َوال يَ ْس ِرقْ َن َوال َي ْزن‬
َ ‫ني َوال َي ْقُت ْل َن أ َْو‬
42
Al-Jamaah

ِ ‫ان ي ْف ِ ينَ ه ب أَي ِدي ِه َّن وأَرجلِ ِه َّن وال يع‬ ٍ ِ


‫ك يِف‬
َ َ‫ص ين‬ َْ َ ُ ْ َ ْ َ ‫ني بُِب ْهتَ َ رَت ُ َنْي‬ َ ‫يَ أْت‬
)12( ‫حيم‬ ِ ‫وف َفبايِعه َّن واسَت ْغ ِفر هَل َّن اللَّه إِ َّن اللَّه َغ ُف‬
ٍ ‫معر‬
ٌ ‫ور َر‬ٌ َ َ ُ ْ ْ َ ُْ َ ُْ َ
(63) “Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-
perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia,
bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu pun
dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina,
tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat
dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki
mereka, dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan
yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan
mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al-Mumtahanah [60] : 12)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

َ َ‫وس ُه ْم اأْل َنْبِيَ اءُ ُكلَّ َم ا َهل‬ ِ ِ


ٌّ ‫ك نَيِب‬ ُ ‫يل تَ ُس‬
َ ‫ت َبنُ و إ ْس َرائ‬ ْ َ‫) َك ان‬64(
‫َخلََفهُ نَيِب ٌّ َوإِنَّهُ اَل نَيِب َّ َب ْع ِدي َو َسيَ ُكو ُن ُخلََفاءُ َفيَك ُْث ُرو َن قَالُوا فَ َم ا‬
ِ ِ ِ
َ‫َّه ْم فَ ِإ َّن اللَّه‬ ُ ُ‫تَأْ ُم ُرنَ ا قَ َال فُ وا بَِبْي َع ة اأْل ََّول فَ اأْل ََّول أ َْعط‬
ُ ‫وه ْم َحق‬
‫اه ْم‬ ِ
ُ ‫اسَت ْر َع‬
ْ ‫َسائلُ ُه ْم َع َّما‬

(64) “Dahulu Bani Israil senantiasa dipimpin oleh para nabi,


setiap mati seorang nabi diganti dengan nabi yang lain. Dan
sesudahku ini tidak ada lagi seorang nabi dan akan
terangkat beberapa khalifah bahkan akan bertambah
banyak". Para shahabat bertanya, "Apa yang perintahkan
kepada kami ?". Beliau menjawab, "Tepatilah bai'atmu
43
Al-Jamaah

pada yang pertama. Maka untuk yang pertama. Dan berilah


kepada mereka haknya. Maka sesungguhnya Allah akan
menanyakan kepada mereka tentang apa yang diserahkan
oleh Allah kepada mereka". | (HR. Bukhari dari Abu Hurairah
No.3196 bab: Maa Dzakara ‘An Bani Israil). Sama dengan (33).

- ‫ول اللَّ ِه‬


َ ‫ بَ َاي ْعنَ ا َر ُس‬:‫ أَنَّهُ قَ َال‬،‫ت‬ ِ ‫الص ِام‬َّ ‫) َع ْن عُبَ َادةَ بْ ِن‬65(
،‫اع ِة يِف َوالْ َمْن َش ِط‬
َ َّ‫ َوالط‬،‫الس ْم ِع‬ َّ ‫ َعلَى‬- ‫ص لى اهلل علي ه وس لم‬
ِ
َ ‫ َوأَ ْن َن ُق‬،ُ‫ِع األ َْم َر أ َْهلَ ه‬
‫وم أو‬ َ ‫ َوالْ َم ْك َر ِه َوأَ ْن اَل نُنَ از‬،‫َو َم َكا ِرهنَ ا‬
‫اف لَ ْو َمةَ الَئِ ٍم‬
ُ َ‫ول بِاحْلَ ِّق َحْيثُ َما ُكنَّا الَ خَن‬
َ ‫َن ُق‬
(65) 'Ubadah bin Ash Shamit berkata, “Kami berbaiat
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk
mendengar dan taat dalam keadaan semangat ataupun
lemah (berat), dan tidak menentang perintah kepada
ahlinya serta untuk menegakkan (kebenaran) atau berkata
dengan benar dimanapun kami berada, tidak takut dalam
membela agama Allah dari celaan orang-orang yang
mencela.” | (HR. Al-Bukhari dari Ubadah bin Shamit, Shahih Al-
Bukhari dalam Kitabul Ahkam, IX/96; Muslim, Shahih Muslim, II/132;
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, II/202; An-Nasa’i, Sunan An-Nasa’i,
VII/137-138. Lafadz Al-Bukhari)

E. DUA ORANG DIBAI’AT MENJADI IMAM DALAM SATU MASA

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫اآلخَر ِمْن ُه َما‬ ِ ‫خِل‬


َ ‫) إِ َذا بُويِ َع َلي َفَتنْي ِ فَا ْقُتلُوا‬66(
44
Al-Jamaah

(66) “Apabila dibai’at dua khalifah (dalam satu masa), maka


bunuhlah yang lain dari keduanya (yaitu yang terahir).” |
(HR. Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri, Shahih Muslim dalam Kitabul
Imarah, II/137)

F. CARA MELAKSANAKAN BAI’AT

1). Bagi Muslimin

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


‫ص ْف َقةَ يَ ِد ِه َومَثَ َرةَ َق ْلبِ ِه َف ْليُ ِط ْع هُ إِ ِن‬
َ ُ‫) َو َم ْن بَ ايَ َع إِ َم ًام ا فَأ َْعطَ اه‬67(
‫اآلخ ِر‬
َ ‫اض ِربُوا عُنُ َق‬ َ َ‫اع فَِإ ْن َجاء‬
ْ َ‫آخ ُر يُنَا ِزعُهُ ف‬ َ َ‫استَط‬ْ
(67) “Dan barangsiapa membaia’at imam dengan berjabat
tangan dan kesungguhan hati, maka haruslah ia
mentaatinya semampunya. Maka jika datang orang lain
akan merebutnya, maka pukullah leher orang tersebut.” |
(HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bi ‘Ash, Shahih Muslim dalam
Kitabul Imarah, II/132; Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, II/467; An-
Nasa’i, Sunan An-Nasa’i, VII/153, 154. Lafadz Muslim)

2). Bagi Muslimat

ِ ‫َن عائِش ةَ أَخبرتْ ه عن بيع ِة الن‬


‫س‬َّ ‫ت َم ا َم‬ َ َ َْ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َّ ‫) َع ْن عُ ْر َو َة أ‬68(
ْ َ‫ِّس اء قَال‬
ُّ َ‫ بِيَ ِد ِه ْام رأًَة ق‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ول اللَّ ِه‬
‫ط إِالَّ أَ ْن يَأْ ُخ َذ‬ ُ ‫َر ُس‬
َ
‫ك‬ِ ُ‫َعلَيها فَِإذَا أَخ َذ َعلَيها فَأ َْعطَْته قَ َال « ا ْذهىِب َف َق ْد بايعت‬
َْ َ َ ُ َْ َ َْ
(68) Dari ‘Urwah, bahwasanya ‘Aisyah menceritakan
kepadanya tentang bai’atnya kaum wanita, ia berkata
“Tidaklah Rasulullah menyentuh seorang wanita (yang
45
Al-Jamaah

bukan muhrimnya) dengan tangannya sedikitpun. Apabila


kaum wanita telah mengikrarkan bai’atnya, beliau
menerimanya, lalu berkata “Pergilah sungguh saya telah
menerima bai’atmu.” | (HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bi ‘Ash,
Shahih Muslim dalam Kitabul Imarah, II/132; Ibnu Majah, Sunan Ibnu
Majah, II/467; An-Nasa’i, Sunan An-Nasa’i, VII/153 & 154. Lafadz
Muslim)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


‫ِّس اءَ إِمَّنَا َق ْويِل لِ ِمائَ ِة ْام َرأ ٍَة َك َق ْويِل اِل ْم َرأ ٍَة‬ ِ ‫) إِيِّن اَل أ‬69(
َ ‫ُص اف ُح الن‬
َ
‫اح َد ٍة‬
ِ ‫اح َد ٍة أَو ِمثْل َقويِل اِل مرأ ٍَة و‬
َ َْ ْ ُ ْ
ِ‫و‬
َ
(69) “Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan
wanita (yang bukan muhrim), maka sesungguhnya
ucapanku (dalam menerima bai’at) bagi seratus wanita itu
sebagaimana ucapanku bagi seorang wanita.” | (HR. An-
Nasa’i dari Umayah binti Rufaiqah, Sunan An-Nasa’i dalam Kitabul
Bai’ah, VII/149; Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, IV/149 no.1597)

G. BAI’AT ANAK YANG BELUM BALIGH

ِ ‫اس ب ِن ِزي ٍاد قَ َال م َدد‬ ِ


َ ِّ ‫ت يَ دي إِىَل النَّيِب‬
ُ‫ص لَّى اللَّه‬ ُ ْ َ َ ْ ِ ‫) َع ْن اهْل ْر َم‬70(
‫َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َوأَنَا غُاَل ٌم لِيُبَايِ َعيِن َفلَ ْم يُبَايِ ْعيِن‬
(70) Hamasy bin Ziyad berkata, “Saya mengulurkan tangan
kepada Rasulullah saw. supaya beliau mambai’atku, pada
saat itu saya masih kecil, maka beliau tidak membai’atku.”
| (HR. An-Nasa’i, Sunan An-Nasa’i dalam Kitabul Bai’ah, VII/150)

ُ‫ص لَّى اللَّه‬ ٍ ِ ِ ِ


َ َّ ‫ َو َك ا َن قَ ْد أ َْد َر َك النَّيِب‬، ‫) َع ْن َعْب د اهلل بْ ِن ه َش ام‬71(
ِ ‫ول‬
‫اهلل‬ ِ ‫ت بِ ِه أ ُُّمه َزينَب ابنَ ةُ مُحَي ٍد إِىَل رس‬ ِ
ْ َ‫ َو َذ َهب‬، ‫َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬
َُ ْ ْ ُ ْ ُ
46
Al-Jamaah

ِ ‫ول‬
‫ َف َق َال النَّيِب‬، ُ‫اهلل بَايِ ْعه‬ ِ
َ ‫ يَا َر ُس‬: ‫ت‬ ْ َ‫ َف َقال‬، ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
َ
، ُ‫ َو َد َعا لَ ه‬، ُ‫ص غِريٌ فَ َم َس َح َرأْ َس ه‬ ِ
َ ‫ ُه َو‬: ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬ َ
‫اح َد ِة َع ْن مَجِ ي ِع أ َْهلِ ِه‬ ِ ِ
ِ ‫َّاة الْو‬
َ ‫ض ِّحي بالش‬ َ ُ‫َو َكا َن ي‬
(71) Dari Abdullah bin Hisyam, dia telah berjumpa dengan
Nabi saw. Ibunya, yaitu Zainab binti Humaid, pergi
bersamanya untuk mendatangi Rasulullah saw., lalu ia
berkata, “Ya Rasulullah, terimalah bai’atnya.” Beliau
bersabda, “Dia masih kecil.” Sambil mengusap kepalanya
dan mendo’akannya. Beliau menyembelih kambing satu
untuk semua keluarganya.” | (HR. Bukhari, Shahih Al-Bukhari,
IX/98)

Indeks :
DALIL-DALIL JAMAAH, IMAMAH DAN BAI’AT

1. AL-JAMAAH

A. Perintah menetapi al-jamaah | (1) - (6)


B. Rahmat Allah beserta orang yang berjamaah | (7) - (9)
C. Perpecahan itu adzab | (10) - (14)
D. Perpecahan itu perilaku orang-orang musyrik | (15) -
(16)
E. Al-Jamaah itu hizbullah | (17) - (18)
47
Al-Jamaah

F. Ancaman meninggalkan al-jamaah | (19) - (21)


G. Pahala menetapi al-jamaah | (22) - (25)
H. Periodisasi masa kekhilafahan | (26) - (27)

2. IMAMAH, IMARAH, KEPEMIMPINAN

A. Perintah mengangkat seorang amir | (28)


B. Perintah mentaati ulil amri | (29) - (33)
C. Batas ketaatan kepada pemimpin | (34) - (36)
D. Ulil amri sebagai sentral keputusan permasalahan umat
| (37)
E. Kriteria pemimipin yang mendapat petunjuk | (38) - (44)
F. Larangan meminta kepemimpinan | (45) - (47)
G. Ancaman membela seorang pemimpin yang berbuat
maksiat dan pahala menasehatinya | (48) - (50)
H. Larangan menyerahkan kepemimpinan kepada seorang
wanita | (51)
I. Ancaman terhadap pemimpin yang khianat | (52) - (53)
J. Pahala bagi imam yang adil | (54) - (56)
K. Pertanggung jawaban seorang pemimpin | (57)
L. Profesionalisme pemberian amanat | (58)

3. BAI’AT

A. Pahala melaksanakan bai’at dan menepatinya | (59) -


(60)
B. Ancaman tidak berbaiat dan menghianati bai’atnya |
(61)
C. Berbai’at karena dunia | (62)
D. Kewajiban menepati bai’atnya | (63) (65)
E. Dua orang dibai’at menjadi imam dalam satu masa | (66)
F. Cara melaksanakan bai’at | (67) - (69)
G. Bai’at anak yang belum baligh (70) - (71)
48
Al-Jamaah

Anda mungkin juga menyukai