Anda di halaman 1dari 4

Tentang Kampanye Pengurangan

Sampah Plastik

Apa Itu Sampah Plastik?

Sampah plastik adalah semua barang bekas atau tidak terpakai yang materialnya
diproduksi dari bahan kimia tak terbarukan. Sebagian besar sampah plastik yang digunakan
sehari-hari biasanya dipakai untuk pengemasan. Praktis, kantong plastik juga masih sering
dipakai sebagai tempat sampah organik yang akan dibuang ke tempat pembuangan
sampah.Secara tidak sadar, penggunaan plastik mungkin sudah menjadi comfort zone bagi
banyak orang. Saat berbelanja, kemasan dan kantong plastik juga menjadi alternatif yang
praktis, mudah didapatkan. Bagi para pelaku industri, bahan plastik juga relatif murah
dibandingkan material lainnya

Perairan Indonesia kini sedang menghadapi ancaman serius akibat persoalan sampah
yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Jika tidak segera di atasi, sampah bisa
mengancam aspek tradisional, kriminal, dan alam. Plastik adalah salah satu bahan yang dapat
kita temui setiap hari. Secara umum plastik tersusun dari polimer yaitu rantai panjang dan
satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Polimer ini dapat masuk dalam tubuh
manusia karena bersifat tidak larut, sehingga bila terjadi akumulasi dalam tubuh akan
menyebabkan kanker. Bila makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer ini dapat
berpindah ke dalam makanan, dan selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang
mengkonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak larut
dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urin maupun feses (kotoran).
Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung dari
material plastik dan bahan kimia penyusunnya.

Semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka


limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut
limbah domestik atau sampah dan banyak plastik hanya untuk sekali pakai saja sehingga
bertambah buangan/limbah yang dihasilkan. Hal ini dikerenakan perkembangan teknologi
yang terus meningkat setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya.
Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain
tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak
dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan.

Sampah plastik bagi kebanyakan orang awam dianggap sebagai hal sepele, sehingga masih
sering dijumpai masyarakat yang menggunakan dan membuang sampah plastik seenaknya
sendiri dan banyak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan.Masyarakat Indonesia
yang rendah sehingga mereka kurang memahami atau sadar mengenai bahaya dari sampah
plastik.Kantong plastik telah  menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan
waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik benar-
benar terurai.

Penggunaan produk plastik secara tidak ramah lingkungan menyebabkan berbagai


masalah lingkungan hidup yang serius. Sampah plastik tidak hanya menjadi masalah di
perkotaan, namun juga di lautan. Dampak negatif sampah berbahan plastik tidak hanya
merusak kesehatan manusia, membunuh berbagai makhluk hidup yang dilindungi, tetapi juga
merusak lingkungan secara sistematis. Jika tidak dikelola secara serius, maka pencemaran
sampah jenis ini akan sangat berbahaya bagi kelanjutan kehidupan di muka bumi.Menurut
program lingkungan PBB sampah plastik yang digunakan diseluruh dunia dibuang ke tempat
pembuangan sampah. Hal ini dapat diartikan sebagai sumber daya terbuang. Sampah yang
dibuang berarti menyita ruang yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal lain.

Selain itu, plastik di lautan sudah mencapai 10 hingga 20 juta ton sampah plastik
mencemari lautan setiap tahun. Sampah plastik menghasilkan kerugian sekitar 13 milyar
dollar tiap tahunnya, mulai dari kerusakan ekosistem laut hingga wisata alam. Hewan seperti
burung laut, paus, lumba-lumba mati akibat memakan atau terjerat sampah plastik.Jumlah
tersebut berbeda jauh dengan jumlah sampah berbahan plastik yang ditemukan di pantai. Dari
seluruh sampah yang ada di pantai, diperkirakan ada sekitar 57% merupakan sampah plastik.
Diperkirakan sebanyak 46 ribu sampah plastik mengapung di setiap mil persegi di samudera.
Bahkan, kedalaman sampah plastik di samudera pasifik sudah mecapai hampir 100 meter dari
permukaan laut.

Sampah plastik juga telah menjadi salah satu sumber pencemaran laut di Indonesia. Seperti
diketahui bahwa kondisi pencemaran laut di Indonesia cukup memprihatinkan.Sebagian
sumber pencemaran adalah sampah plastik yang dibawa oleh rumah tangga di perkotaan atau
pemukiman.Sampah plastik ini terbawa ke laut dan pantai oleh parit kota yang bermuara ke
sungai. Kemudian, sungai-sungai membawa sampah dan segala zat pencemar ke muara dan
laut. Akibatnya, sampah terbawa oleh ombak lautan untuk mencapai pantai. Seiring dengan
perkembangan pembangunan kota, populasi penduduk, industri, pertumbuhan jumlah sampah
plastik dipastikan akan meningkat. Perlu antisipasi dan pengelolaan secara menyeluruh untuk
mencegah kerusakan lingkungan hidup akibat sampah plastik. Pengelolaan tersebut harus
mengatasi sumber atau penyebab terjadinya pencemaran sampah plastik dengan cara:

1. Cara Mengurangi Sampah Plastik


Saat ini penggunaan peralatan sekali pakai juga sudah mulai dikurangi. Langkah kecil yang
sudah mulai dilakukan secara teratur adalah menggunakan bahan organik yang lebih mudah
terurai. Bukan hanya untuk mengurangi sampah plastik, orang mulai terbiasa membawa alat
makan stainless atau kayu, terutama pada masa pandemi.

Beberapa kebiasaan kecil tersebut bisa mengurangi potensi sampah dari alat makan plastik
sekali pakai. Selain itu, berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi
sampah plastik:

2. Membiasakan masak di rumah


Di era digital, segala sesuatu memang sudah bisa dilakukan dengan lebih mudah. Salah
satunya adalah membeli makanan siap saji. Namun, sadarkah bahwa setiap pembelian
makanan yang dikemas plastik akan menjadi limbah sampah? Nah, jika terbiasa masak di
rumah, limbah sampah tersebut bisa dikurangi.

3. Membeli bahan mentah dalam ukuran lebih besar


Jika biasanya kita membeli beberapa kemasan bumbu atau pembersih berukuran kecil dan
sekarang cobalah langsung membeli kemasan yang lebih besar. Dengan begitu, sampah
plastiknya bisa dikurangi. Jika membeli camilan seperti keripik, pindahkan ke toples atau
wadah lain yang berukuran besar agar penyimpanannya awet.

4. Membawa tas belanja saat bepergian


Hal ini mungkin sudah banyak dilakukan saat sudah berniat belanja di swalayan atau
minimarket. Nah, pastikan untuk tetap membawa tas belanja saat bepergian. Beberapa tempat
sudah sama sekali tidak menyediakan kantong plastik, loh. Meski tidak berniat untuk
berbelanja, setidaknya hal ini bisa dilakukan untuk berjaga-jaga. Tentunya repot jika harus
menjinjing barang atau memaksakan barang masuk ke dalam tas yang kamu bawa bukan?

5. Membawa alat makan yang dapat digunakan kembali


Saat ini sudah banyak restoran yang menghilangkan alat makan sekali pakai. Beberapa
restoran mungkin masih mengganti sedotan dengan sedotan plastik. Namun, akan lebih
nyaman jika minum menggunakan sedotan dan alat makan milik sendiri. Selain lebih aman
kebersihannya, sahabat bisa memilih alat makan stainless agar lebih mudah saat memotong
makanan bertekstur keras.

6. Ganti penggunaan tisu basah dengan lap


Agar lebih praktis untuk membersihkan permukaan barang di rumah, banyak orang yang
menyediakan tisu basah. Memang lebih mudah, tapi tisu basah ternyata mengandung resin
plastik yang sulit larut di dalam air, loh! Oleh karena itu, akan lebih bijaksana jika tisu basah
diganti dengan lap basah saja.

Masalah sampah plastik mungkin terkesan sepele, tapi dampaknya bisa merepotkan. Bukan
hanya untuk masa yang akan datang, tapi juga merepotkan diri kamu saat ini. Sekarang,
mulailah biasakan diri untuk mengolah sampah plastik dengan lebih bijaksana, ya!

Anda mungkin juga menyukai