Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Disusun oleh :

Ona Sulastri Gultom (1902156047)

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2021
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Setiap orang yang hidup sudah pasti membutuhkan biaya untuk dapat
menyambung hidupnya. Untuk bias mendapatkan biaya tersebut setiap orang
harus mencari dan melakukan pekerjaan. Bekerja dapat dilakukan secara sendiri
maupun bekerja pada orang lain. Di dalam melakukan sebuah pekerjaan, tentunya
terdapat hubungan kerja antara pekerja dan pengusahanya, dimana hubungan kerja
tersebut dituangkan kedalam suatu bentuk perjanjian atau kontrak kerja. Di dalam
kontrak kerja tersebut memuat apa saja yang menjadi hak dan kewajiban para
pekerja dan pengusahanya seperti pendapatan upah/ gaji dan keselamatan kerja.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah salah satu hal dalam dunia
ketenagakerjaan yang paling dihindari dan tidak diinginkan oleh para pekerja /
buruh yang masih aktif bekerja. Untuk masalah pemutusan hubungan kerja yang
terjadi sebab berakhirnya waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja tidak
menimbulkan permasalahan terhadap kedua belah pihak yaitu pekerja dan
pengusahanya karena antara pihak yang bersangkutan sama-sama telah menyadari
atau mengetahui saat berakhirnya hubungan kerja tersebut sehingga masing –
masing telah berupaya mempersiapkan diri menghadapi kenyataan tersebut.
Berbeda halnya dengan masalah pemutusan hubungan kerja yang terjadi
secara sepihak yaitu oleh pihak pengusahanya. Harapan untuk mendapatkan
penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidup telah pupus begitu saja lantaran
terjadinya PHK yang tidak disangka – sangka oleh para pekerja. Hal ini
dikarenakan kondisi kehidupan politik yang goyah, kemudian disusul dengan
carut marutnya kondisi perekonomian yang berdampak pada banyak industri yang
harus gulung tikar, dan tentu saja berdampak pada pemutusan hubungan kerja
yang dilakukan dengan sangat tidak terencana. Namun, mau tidak mau para
pekerja / buruh harus menerima kenyataan bahwa mereka harus menjalani PHK.
Dalam menjalani pemutusan hubungan kerja, pihak - pihak yang
bersangkutan yaitu pengusaha dan pekerja / buruh harus benar – benar mengetahui
hal - hal yang berhubungan dengan PHK, terutama untuk para pekerja / buruh,
agar mereka bisa mendapatkan apa yang menjadi hak mereka setelah di PHK.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian PHK?
2. Apa saja jenis PHK atas permintaan perusahaan dan prosedurnya?
3. Apa saja prosedur PHK atas permintaan sendiri?
4. Apa saja prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun alami?
5. Apa saja prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun dini?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian PHK
2. Mengetahui jenis PHK atas permintaan perusahaan dan prosedurnya
3. Mengetahui prosedur PHK atas permintaan sendiri
4. Mengetahui prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun alami
5. Mengetahui prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun dini
Bab II
Pembahasan

A. Pengertian PHK
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah berakhirnya hubungan kerja
sama antara karyawan dengan perusahaan, baik karena ketentuan yang telah
disepakati, atau mungkin berakhir di tengah karier . Mendengar istilah PHK,
terlintas adalah pemecatan sepihak oleh pihak perusahaan karena kesalahan
pekerja. Oleh sebab itu, selama ini singkatan ini memiliki arti yang negative dan
menjadi momok menakutkan bagi para pekerja.
Menurut Undang-undang RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,
Pasal 1 ayat 25, pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan
kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan
kewajiban antara pekerja atau buruh dan pengusaha.
Manulang (1988) mengemukakan bahwa istilah pemutusan hubungan
kerja dapat memberika beberapa pengertian:
1) Termination, putusnya hubungan kerja karena selesainya atau berakhirnya
kontrak kerja yang telah disepakati.
2) Dismissal, putusnya hubungan kerja karena karyawan melakukan tindakan
pelanggaran disiplin yang telah ditetapkan.
3) Redundancy, karena perusahaan melakukan pengembangan engan
menggunakan mesin-mesin teknologi baru, seperti: penggunaan robotrobot
indrustri dalam proses produksi, penggunaan alat berat yang cukup
dioprasikan oleh satu atau dua orang untuk menggantikan sejumlah tenaga
kerja. Hal ini berakibat pada pengurangan tenaga kerja.
4) Retrentchment, yang dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi, seperti
resesi ekonomi yang membuat perusahaan tidak mampu memberikan upah
kepada karyawannya.

Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Pemutusan Hubungan kerja


(PHK) yang juga dapat disebut dengan Pemberhentian. Pemisahan memiliki
pengertian sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan alasan tertentu
yang mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan.

B. Penyebab Terjadinya PHK


Alasan PHK yang diterapkan di PT. Harum Sari Plastindo, dari mulai
pekerja mengundurkan diri , kesepakatan berrsama. Selain itu:
1. Selesainya PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)
2. Pekerja melakukan kesalahan berat
3. Pekerja melanggar perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, atau
peraturan perusahaan
4. Pekerja menerima PHK meski bukan karena kesalahannya
5. PHK Massal – karena perusahaan rugi, force majeure, atau melakukan
efisiensi.
6. Peleburan, penggabungan, perubahan status
7. Pekerja meninggal dunia
8. Pekerja mangkir 5 hari atau lebih dan telah dipanggil 2 kali secara patut
9. Pekerja sakit berkepanjangan
10. Pekerja memasuki usia pensiun

C. Jenis – Jenis PHK


Ada beberapa jenis PHK yang diterapkan di PT. Harum Sari Plastindo,
antara lain :
1. PHK Atas Permintaan Perusahaan dan Prosedurnya
a) Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan atau uang
milik perusahaan.
b) Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
perusahaan. M
c) abuk, meminum – minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di dalam
lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja.
d) Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja.
e) Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja
atau pengusaha di lingkungan kerja.
Prosedur
Proses pemberhentian hubungan kerja karyawan dalam perusahaan ini
memiliki prosedur yaitu musyawarah karyawan dengan pimpinan perusahaan.

2. PHK Atas Permintaan Sendiri dan Prosedurnya


Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri dengan mengajukan
permohonan untuk berhenti dari perusahaan tersebut. Pada umumnya karyawan
mengajukan permohonan berhenti karena beberapa alasan, antara lain:
o Pindah bekerja di perusahaan lain
o Kesehatan yang kurang baik
o Untuk melanjutkan pendidikan
o Berwiraswasta

Prosedur
Karyawan harus meminta izin kepada atasan sebelumnya, untuk
mengajarkan karyawan baru. Karyawan membuat surat pengunduran diri dengan
alasan yang jelas.

3. PHK Atas Pensiun Alami dan Prosedurnya


Berdasarkan ketentuan di PT. Harum Sari Plastindo, faktor yang
mempengaruhi PHK atas pensiun alami yaitu dilihat dari umur, kesehatan dan
tingkat keproduktivitasan karyawan dalam bekerja.

Prosedur
Karyawan memiliki umur maksimal sekitar 50 tahun dalam bekerja, dan
sebagai kompensasinya diberikan uang pensiun.
Berikut ketentuan uang pensiun yang diberikan oleh PT. Harum Sari
Plastindo kepada para karyawannya :
 Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 (satu) bulan upah.
 Masa kerja 1 – 2 tahun, 2 (dua) bulan upah.
 Masa kerja 2 – 3 tahun, 3 (tiga) bulan upah.
 Masa kerja 3 – 4 tahun 4 (empat) bulan upah.
 Masa kerja 4 – 5 tahun 5 (lima) bulan upah.
 Masa kerja 5 – 6 tahun 6 (enam) bulan upah.
 Masa kerja 6 – 7 tahun 7 (tujuh) bulan upah.
 Masa kerja 7 – 8 tahun 8 (delapan) bulan upah.
 Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

4. PHK Atas Pensiun Dini dan Prosedurnya


Dilihat dari lama karyawan dalam bekerja di PT. Harum Sari Plastindo
Prosedur Dalam pengambilan pensiun dini, syaratnya yaitu masa kerja karyawan
adalah minimal 2 tahun bekerja dan diberikan uang pensiun.
Berikut ketentuan uang pensiun yang diberikan oleh PT. Harum Sari
Plastindo kepada para karyawannya :
 Masa kerja 2 – 3 tahun, 3 (tiga) bulan upah.
 Masa kerja 3 – 4 tahun 4 (empat) bulan upah.
 Masa kerja 4 – 5 tahun 5 (lima) bulan upah.
 Masa kerja 5 – 6 tahun 6 (enam) bulan upah.
 Masa kerja 6 – 7 tahun 7 (tujuh) bulan upah.
 Masa kerja 7 – 8 tahun 8 (delapan) bulan upah.
 Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Pemutusan Hubungan kerja (PHK) yang juga dapat disebut dengan
Pemberhentian. Pemisahan memiliki pengertian sebagai sebuah pengakhiran
hubungan kerja dengan alasan tertentu yang mengakibatkan berakhir hak dan
kewajiban pekerja dan perusahaan.
Maka dari pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pemutusan
hubungan kerja (PHK) merupakan dinamika dalam sebuah organisasi perusahaan.
Dan jika pandangan mengenai PHK itu negative maka itu kurang tepat karna PHK
merupakan proses yang akan dialami semua karyawan misalnya dengan pensiun
atau kematian.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini, hendaknya
dalam pemutusan hubungan kerja harus sesuai dengan undang undang yang
berlaku agar tidak ada perselisihan dan tidak ada pihak yang merasa di rugikan.
Seharusnya jika ingin melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) harus
beracuan dengan Undang Undang, agar tidak ada yang dirugikan baik pihak
perusahaan ataupun pihak karyawan. Dan apabila karyawan telah di PHK dari
suatu perusahaan, sebaiknya memiliki pekerjaan pengganti. Agar
perekonomiannya tetep berjalan baik. Bisa memulai dengan berwirausaha atau
membuat peluang kerja baru.

Anda mungkin juga menyukai