Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH DENGAN OSTEOARTHRITIS

Disusun Oleh :
M. Hendra kurniawan
NIM : 14401.17.18019

PROGRAM D3 KEPERAWATAN
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN
2021
A. ANATOMI ISIOLOGI

a. Struktur kartilago
Pada kondisi Osteoarthritis kartilago yang berada disekitar
persendian mengalami kerusakan. Hal ini bisa diakibatkan karena
adanya gangguan genetik seperti cacat pada kolagen tipe 2 dan
beberapa kondropati lainnya, dimana mutasi akan mempengaruhi
protein pada kartilago yang terkait, sehingga menyebabkan
osteoarthritis berkembang semakin cepat. Pada Osteoarthritis non
traumatis, kartilago mengalami pelunakan yang diakibatkan adanya
kerusakan jaringan paa kolagen tipe2 yang menyebabkan peningkatan
penyerapan air proteoglycaan yang lama terjadi sehingga dianggap
sebagai patogenik awal (Mcgonagle et al, 2010).

b. Struktur ligamen
Robekan pada anterior crusiate ligamen ( ACL ) dan cedera
gabungan yang melibatkan ligamen kolateral telah terbukti sebagai
faktor berkembangnya penyakit Osteoarthritis, hal ini telah
dibuktikan berdasarkan hasil radiografi. Menurut analisa Cohort,
robeknya ACL dapat menyebabkan peningkatan resiko kehilangan
tulang rawan (Ordeberg, 2009).

c. Struktur meniskus
Pada kasus Osteoarthritis meniskus mengalami ekskrusi, yaitu
kondisi dari pada kehilangan tulang rawan artikular, sebenarnya telah
diketahui bahwa penyempitan ruang sendi dalam waktu yang lama
dan diabaikan merupakan penyebab utama terjadinya Osteoarthritis.
Di dalam radiografi telah menunjukkan bahwa hilangnya ruang sendi
adalah sebuah konsekuensi ekskrusi meniskus medial dari posisi
normal. Sehingga meniskus mengalami perpindahan. Selain itu
disfungsi MCL juga bisa menjadi penyebab utama terjadinya ekskrusi
meniskus, karena MCL bertindak sebagai pengekang meniskus
medial selama melakukan lonjakan, perpanjangan dari lutut dan dapat
memainkan peran dalam mencegah ekskrusi. Selain itu robekan pada
meniskus posterior dapat menyebabkan osteoarthritis yang progresif,
hal ini disebakan karena gangguan sendi luut yang dinamis membuat
tekanan di lingkaran meniskus menjadi abnormal (Mcgonagle et al,
2010).

d. Struktur tulang
Sebagaimana cedera pada jaringan sendi lainnya, trauma tulang
dapat menyebabkan mal alignment atau predisposisi sendi bisa
menyebabkan tekanan yang abnormal, sehingga akan mempercepat
pula terjadinya osteoarthritis, bebrapa jenis displasia tulang juga
dapat menyebabkan perubahan biomekanik sendi dan selanjutnya
akan mengakibatkan osteoarthritis. Hal utama yang sering
menyebabkan Osteoarthritis yaitu peningkatan kekakuan plat tulang
subchondral bisa memulai kerusakan kartilago, terutama fibrilasi,
karena integritas kedua jaringan diperlukan fungsi sendi yang normal
(Mcgonagle et al, 2010).

e. Sinovial
Sinovitis mungkin bukan inisiator utama yang mengakibatkan
osteoarthritis, namun pentingnya sinovitis dan radang sendi secara
umum sebagai faktor sekunder yang melibatkan sitokin pro inflamasi
mendorong perusakan sendi yang progresif. Osteoarthritis yang
berasal dari sinovial mengacu pada pengaturan penyakit dimana
Osteoarthritis dipicu terutama oleh lapisan sendi peradangan
autoimun primer, artropati septik atau Krista
2. DEFINISI

Osteoarthritis merupakan suatu kelainan degerasi sendi yang terjadi pada


cartilage (tulang rawan) yang ditandai dengan timbulnya nyeri saat terjadi penekanan
pada sendi yang terkena. Faktor yang dapat mempemgaruhi terjadinya osteoarthritis
yaitu genetika, usia lanjut, jenis kelamn permpuan, dan obesitas (Zhang et al, 2016).

Osteoartritis adalaha kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat inflamasi


ringan yang timbul karena gesekan ujung- ujung tulang penyusun sendi (
Soenarwo, 2011)
B. ETIOLOGI
a. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor pencetus dari Osteoartritis yang banyak meyebabkan gejala,
meliputi:
1) Umur
Perubahan fisik dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya
usia dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya
berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2) Pengausan
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan
sendi melalui 2 mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi
karena bahan yang harus dikandungnya.
3) Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat
badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis
mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah
kegemukan
4) Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma
yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik
sendi tersebut.
5) Keturunan
Herbeden node merupakan salah satu bentuk osteortritis yang biasa
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis
sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
6) Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematoid, infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matrik rawan sendi oleh
membran synovial dan sel- sel radang.
7) Joint mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormone pertumbuhan, maka rawan
sendi akan menebal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/ seimbang
sehingga memperceat proses degenerasi
8) Penyakit Endokrin
Pada hipertiroidisme terjadi produksi air dan garam- garam proteglikan
yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehinggga merusak sifat
fisik rawan sendi, ligament. Tendon, synovial, dan kulit pada diabetes
melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglandin menurun.
9) Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis,penyakit wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan homosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal
monosodium urat/ pirofosfat dalam rawan sendi.
b. Faktor Presipitasi
Demografi
Mereka yang terdiagnosis osteoartritis, sangatlah diperlukan adanya perhatian lebih
mengenai keadaan lingkungan. Ketika lingkungan sekitarnya yang tidak
mendukung. Maka kemungkinan besar klien akan merasakan gejala penyakit ini.
Banyak diantaranya ketika keadaan suhu lingkungan sekitar klien yang cukup
dingin, maka klien akan merasa ngilu, kekakuan sendi pada area- area yang biasa
terpapar, sulit untuk mobilisasi dan bahkan kelumpuhan.
C. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi:
a. Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoartritis.
b. Tipe skunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah mengalami fraktur.
D. PATOFISIOLOGI

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang,


dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi
mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru
pada bagian tepi sendi. Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan
kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga
diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan
dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit
sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena
adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna
vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan.
Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan
ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut. Perubahan-perubahan
degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera
sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan
menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga
menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang
pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang
menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki
kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus.
E. PATHWAY
F. MANIFESTASI KLINIS
a. Nyeri sendi, keluhan utama
b. Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan-
pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku pagi
d. Krepitasi, rasa gemeretak (kadang- kadang dapat terdengar) pada sendi yang
sakit.
e. Pembesaran sendi (deformitas)
f. Perubahan gaya berjalan
g. Tanda- tanda peradangan, tanda- tanda peradangan pada sendi ( nyeri ekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan)

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Foto sinar X pada sendi- sendi yang terkena. Perubahan-perubahan yang dapat
ditemukan adalah
 Pembengkakan jaringan lunak
 Penyempitan rongga sendi
 Erosi sendi
 Osteoporosis juksta artikuler
b. Tes Serologi
 BSE Positif
 Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
c. Pemeriksaan radiologi
 Periarticular osteopororsis, permulaan persendian erosi
 Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
d. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya kekurangan serta proses radang aseptik,
cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
H. PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa
Sampai kini belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh lantaran
patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi
rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti
inflamasinon steroid (OAINS) bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi
sinovitis, meskipun tak sanggup memperbaiki atau menghentikan proses patologis
osteoartritis.

 Analgesic yang dapatdipakai ialah asetaminofen takaran 2,6-4,9 g/hari atau


profoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan imbas samping
pada saluran cerna dan ginjal
 Jika tidak berpengaruh, atau tidak sanggup peradangan maka OAINS, menyerupai
fenofrofin, piroksikam,ibuprofen sanggup digunakan. Dosis untuk osteoarthritis
biasanya ½-1/3 takaran penuh untuk arthritis rematoid. Karena pemakaian biasanya
untuk jangka panjang, imbas samping utama adalahganggauan mukosa lambung dan
gangguan faal ginjal.
 Injeksi cortisone. Dokter akan menyuntikkan cortocosteroid pada engsel yang mempu
mengurangi nyeri/ngilu
 Suplementasi-visco. Tindakan ini berupa injeksi turunan asam hyluronik yang akan
mengurangi nyeri pada pangkal tulang. Tindakan ini hanya dilakukan jikalau
osteoarhtritis pada lutut.

b. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat lantaran prosedur tubuh yang kurang
baik. Perlu dihindari kegiatan yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian
tongkat, alat-alat listrik yang sanggup memperingan kerja sendi juga perlu
diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan lantaran kakai yang tertekuk (pronatio).
c. Diet
Diet untuk menurunkan berat tubuh pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi
acara utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat tubuh seringkali sanggup
mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
d. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diharapkan pasien osteoartritis oleh lantaran sifatnya yang
menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain ia ingin orang lain turut
memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk
menggunakan alat-alat pembantu lantaran faktor-faktor psikologis.

e. Persoalan seksual.
Gangguan secual sanggup dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang
belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi lantaran ini harus dimulai dari dokter
lantaran biasanya pasien enggan mengutarakannya.
f. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan cuek dan acara latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang
sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada
sendi yang masih aktif sebaiknya diberi cuek dan obat-obat gosok jangan digunakan
sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas sanggup digunakan menyerupai
Hidrokolator, alas elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari
pancuran panas. Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan
memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan
isometrik lebih baik dari pada isotonik lantaran mengurangi tegangan pada sendi.
Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul lantaran
berkurangnya beban ke sendi oleh lantaran kontraksi otot. Oleh lantaran otot-otot
periartikular memegang kiprah penting terhadap proteksi rawan senadi dari beban,
maka penguatan otot-otot tersebut ialah penting.
g. Operasi
pada anak dan remaja. Penataan dilakukan biar sambungan/engsel tidak mendapatkan
beban ketika bergerak. Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis
dengan kerusakan sendi yang konkret dengan nyari yang menetap dan kelemahan
fungsi. Tindakan yang dilakukan ialah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan
atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan
sendi, pebersihan osteofit.

 Penggantian engsel (artroplasti). Engsel yang rusak akan diangkat dan diganti
dengan alat yang terbuat dari plastik atau metal yang disebut prostesis.
 Pembersihan sambungan (debridemen). Dokter bedah tulang akan mengangkat
serpihan tulang rawan yang rusak dan mengganggu pergerakan yang
mengakibatkan nyeri ketika tulang bergerak.
 Penataan tulang. Opsi ini diambil untuk osteoatritis

h. Terapi konservatif
Terapi konservatif meliputi penggunaan kompres hangat, penurunan berat badan,
upaya untuk menhistirahatkan sendi serta menghindari penggunaan sendi yang
berlebihan pemakaian alat-alat ortotail. Untuk menyangga sendi yang mengalami
inflamasi ( bidai penopang) dan latihan isometric serta postural. Terapi okupasioanl
dan fisioterapi sanggup membantu pasien untuk mengadopsi taktik penangan mandiri.

I. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi bila osteoartritis tidak ditangani yaitu terjadi
deformitas atau kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.
Pergeseran ulnar atau jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas
bautonmere dan leher angsa pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal
yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus
peptikum yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi
nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying
antirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan
mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar
dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan
dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik
akibat vaskulitis.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
A. Pengkajian fisik
a) Biodata/Identitas
Meliputi nama, alamat, jenis kelamin
Biodata orang tuaperlu dipertanyakan untuk mengetahui status social meliputi
nama,umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan alamat.
b) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada persendian, bengkak, dan terasa kaku.
c) Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit pada persendian, bengkak, dan terasa kaku.
d) Pola fungsi Gordon
 Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya, saat klien sakit tindakan yang
dilakukan klien untuk menunjang kesehatannya.
 Nutrisi/metabolic
Kaji makanan yang dikonsumsi oleh klien, porsi sehari, jenis makanan, dan volume
minuman perhari, makanan kesukaan.
 Pola eliminasi
Kaji frekuensi BAB dan BAK, ada nyeri atau tidak saat BAB/BAK dan warna
 Pola aktivitas dan latihan
Kaji kemampuan klien saat beraktivitas dan dapat melakukan mandiri, dibantu atau
menggunakan alat
 Pola tidur dan istirahat
Kaji pola istirahat, kualitas dan kuantitas tidur, kalau terganggu kaji penyebabnya
 Pola kognitif-perseptual
Status mental klien, kaji nyeri dengan Provokasi (penyebab), Qualitas 9nyerinya
seperti apa), Reqion (di daerah mana yang nyeri), Scala (skala nyeri 1-10), Time
(kapan nyeri terasa bertambah berat).
 Pola persepsi diri
Pola persepsi diri perlu dikaji, meliputi; harga diri, ideal diri, identitas diri, gambaran
diri.
 Pola seksual dan reproduksi
kaji manupouse, kaji aktivitas seksual
 Pola peran dan hubungan
Kaji status perkawinan, pekerjaan
 Pola manajemen koping stres
2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kekauan sendi
3. Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi

Intervensi Keperawatan (SIKI)

Diagnosa SLKI Intervensi (SIKI)


Keperawatan
Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri
berhungan dengan - Observasi
 Keluhan nyeri
agen encedera  identifikasi lokasi,
fisiologis ( menurun)
karakteristik, durasi,
 Kesulitan tidur frekuensi, intensitas nyeri
(menurun)
 identifikasi skala nyeri
 Meringis
 identifikasi factor ang
(menurun)
memperberat nyeri dan
memperingan nyeri
- Terapeutik
 Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri (mis, terapi
music, terapi pijat,
aromaterapi kompres
hangat/dingin
 Fasilitasi istirahat
tidur
- Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan meonitor
nyeri secara mandiri
- Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Gangguan Mobilitas fisik Edukasi kesehatan


mobilitas fisik - Observasi
 Kekuatan otot
berhubungan  Identifikasi adanya nyeri
dengan kekakuan (Meningkat)
atau keluhan lainnya
 Kekakuan sendi
sendi  Identifikasi toleransi fisik
(menurun)
melakukan pergerakan
 Kelemah fisik
 Monitor kondisi umum
(menurun)
selama melakukan
mobilisasi
- Terapeutik
 Fasilitas aktifitas
obilisasi
 Fasilitas melakukan
pergerakan
 Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien
- Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedurmobilisasi
 Anjurkan mobilisasi dini

Defisit pengetahun Tingkat Edukasi kesehatan


berhubungan pengetahuan - Observasi
dengan kurang  Identifikasi kesiapan dan
terpapar informasi  Kemampuan
kemampuan menrima
menjelaskan
informasi
pengetahuan
 Identifikasi faktor-
tentang suatu
faktornyang dapat
topik
meningkatkan dan
( meningkat)
menurunkan motivasi
 Pertanyaan
perilaku hidup bersih dan
tentang
sehat
masalah yang
- Terapeutik
dihadapi
 Sediakan materi dan
(meningkat)
media pendidkan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk
bertanya
- Edukasi
 Ajarkan perilaku
hidupbersih dan sehat
.

Anda mungkin juga menyukai