Ayu Sastina
Ajeng Kartika Sari
Desi fitri hsb
Inda Andini Simargolang
Krisdamayanti Harefa
Miranti
Nurnissa hayyu
Putri cici mayang sari
Rina utami
Rindi hartika
Triana Manda Dewi
FAKULTAS KEBIDANAN
T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada wanita yang mengalami menopause secara alami, prosesnya akan terjadi bertahap.
Tahapan menopause secara umum dibagi menjadi 3 yaitu perimenopause, menopause, dan
postmenopause.
Perimenopause atau fase transisi
Fase ini bisa dimulai 8 hingga 10 tahun sebelum menopause. Fase ini dimulai saat
menurunnya fungsi indung telur, sehingga estrogen yang diproduksi menjadi lebih sedikit.
Biasanya terjadi pada wanita usia 40 tahun ke atas. Perimenopause akan berlangsung hingga
titik di mana ovarium benar-benar berhenti memproduksi sel telur, atau masa menopause itu
sendiri.
Menopause
Fase inilah yang paling banyak dikenal. Menopause adalah saat di mana seorang wanita
sudah tidak lagi mengalami siklus haid. Seorang wanita dikatakan positif menopause jika
sudah 12 bulan berturut-turut tidak mengalami haid.
Postmenopause
Postmenopause atau fase setelah seorang wanita dikatakan positif menopause adalah tahun-
tahun di mana wanita masih mengalami gejala akibat perubahan hormon setelah terjadinya
menopause. Gejala-gejala seperti perubahan mood, hot flashes, dan insomnia masih sering
terjadi pada fase ini. Wanita yang sudah memasuki fase ini juga menjadi rentan terhadap
berbagai penyakit akibat rendahnya kadar estrogen dalam tubuh. Beberapa penyakit yang
kerap terjadi adalah osteoporosis dan penyakit jantung.
Lamanya durasi postmenopause berbeda pada setiap wanita. Fase ini dapat berlangsung
bertahun-tahun. Namun pada beberapa wanita, fase ini dapat berlangsung hanya dalam
hitungan bulan. Rata-rata durasi postmenopause adalah 4 tahun, namun sangat bervariasi
pada setiap wanita.
Keadaan fisik dan psikis seorang wanita tentu akan berubah pada saat dan setelah
menopause. Namun bukan berarti hal ini menjadikan Anda seseorang yang tidak produktif.
Investasikan kesehatan Anda di masa depan dengan mempersiapkan tubuh dari sekarang.
Jaga kesehatan dan kebugaran untuk menyambut masa senja yang menyenangkan. Menjadi
tua tidak harus sakit-sakitan. Mari hidup sehat untuk masa depan yang lebih baik
BAB II
PEMBAHASAN
Perimenopause
Perimenopause adalah periode transisi yang dialami wanita saat akan memasuki masa
berakhirnya menstruasi (menopause). Pada periode perimenopause, wanita dapat mengalami
beberapa gejala, seperti siklus menstruasi yang tidak teratur dan hot flashes.
Perimenopause dapat berlangsung selama 4-10 tahun sebelum menopause terjadi. Kondisi ini
umumnya dimulai pada usia 30-40 tahun, namun dapat juga muncul lebih awal, misalnya
karena penyakit tertentu atau memang ada riwayat menopause dini dalam keluarga.
Gejala Perimenopause
Saat melalui fase perimenopause, wanita akan mengalami beberapa gejala akibat perubahan
kadar hormon di dalam tubuh. Gejala utama perimenopause adalah siklus menstruasi tidak
teratur. Ketidakteraturan siklus ini bisa berupa:
Selain gangguan menstruasi, gejala lainnya yang dapat terjadi pada perimenopause atau
menjadi tanda-tanda menopause sudah dekat adalah:
Hot flashes atau sensasi gerah atau kepanasan yang muncul secara mendadak.
Gangguan tidur, yang bisa disertai dengan atau tanpa keringat malam.
Perubahan mood, misalnya mudah tersinggung. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan
risiko terjadinya depresi.
Gangguan kognitif, misalnya sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.
Sakit kepala di masa awal perimenopause.
Nyeri saat berhubungan seksual, karena berkurangnya cairan pelumas vagina.
Penurunan gairah seksual dan kesuburan.
Pengeroposan tulang yang dapat meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
Perubahan kadar kolesterol, yaitu meningkatnya kadar kolesterol jahat (LDL) dan
menurunnya kadar kolesterol baik (HDL).
Kapan harus ke dokter
Sebagian wanita tidak dapat menoleransi gejala-gejala di atas, sehingga mengalami gangguan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Jika Anda merasa gejala-gejala perimenopause cukup
mengganggu, konsultasikanlah dengan dokter kandungan.
Selain itu, Anda juga perlu segera berkonsultasi ke dokter jika mengalami beberapa gejala
gangguan menstruasi berikut ini:
Perimenopause merupakan kondisi normal yang dialami setiap wanita. Namun, ada beberapa
faktor yang dapat menyebabkan wanita memasuki fase perimenopause lebih cepat, yaitu:
Histerektomi
Pengangkatan rahim atau histerektomi akan meningkatkan risiko seseorang mengalami
menopause lebih cepat, terutama jika kedua indung telur (ovarium) juga ikut diangkat.
Faktor keturunan
Wanita yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat menopause dini akan lebih berisiko
untuk mengalami kondisi serupa.
Merokok
Wanita yang memiliki kebiasaan merokok dapat mengalami menopause 1-2 tahun lebih awal
daripada wanita yang tidak merokok.
Pengobatan kanker
Kemoterapi atau radioterapi pada daerah panggul dapat menyebabkan menopause dini.
Diagnosis Perimenopause
Untuk mendiagnosis apakah seorang wanita sedang dalam masa perimenopause, dokter akan
menanyakan usia, gejala atau perubahan yang dirasakan, serta riwayat menstruasi.
Selain itu, dokter akan melakukan tes darah untuk mengetahui kadar hormon di dalam tubuh
pasien. Tes ini harus dilakukan beberapa kali guna melihat adanya perubahan kadar hormon
selama masa perimenopause.
Pengobatan Perimenopause
Hormon estrogen tetap menjadi penanganan paling efektif untuk meredakan gejala
perimenopause, khususnya hot flashes dan berkeringat di malam hari. Hormon esterogen bisa
diberikan dalam beragam sediaan, mulai dari pil, obat tempel di kulit, hingga gel atau
krim.Untuk menurunkan risiko kanker akibat penggunaan hormon estrogen, terapi pengganti
hormon estrogen dapat dikombinasikan dengan hormon progesteron.
Untuk menangani vagina kering, hormon estrogen dapat langsung dimasukkan ke dalam vagina
menggunakan tablet, ring, atau krim vagina. Estrogen vaginal ini juga dapat mengurangi rasa
nyeri saat melakukan hubungan seksual serta gangguan saat buang air kecil pada masa
perimenopause.
Gabapentin
Selain untuk menangani kejang, gabapentin ternyata dapat mengurangi hot flashes. Dokter akan
memberikan gabapentin pada wanita yang tidak bisa diberikan hormon estrogen.
Antidepresan
Beberapa antidepresan dapat mengurangi hot flashes akibat perimenopause. Obat ini sering
diresepkan kepada wanita yang tidak dapat menerima terapi esterogen karena alasan
kesehatan.Selain menggunakan obat yang diresepkan oleh dokter, wanita yang merasakan gejala
perimenopause dapat melakukan hal-hal berikut ini untuk meredakan gejalanya:
Lakukan aktivitas yang membuat tenang atau rileks, seperti yoga atau mandi dengan air hangat,
terutama menjelang waktu tidur.
Komplikasi Perimenopause
Menopause merupakan proses alami yang akan dialami oleh setiap wanita. Sebagian wanita
merasakan gejalanya sejak masa perimenopause, namun tidak merasa terganggu. Sedangkan
sebagian lainnya dapat merasakan gejala yang sangat mengganggu dan bahkan mengalami
komplikasi.Ada beberapa penyakit yang risiko terjadinya dapat meningkat setelah wanita
mengalami menopause, antara lain:
Depresi
Osteoporosis
Penyakit jantung
Penyakit Alzheimer
Konsultasikan dengan dokter bila Anda sudah mengalami masa perimenopause. Diskusikan
mengenai risiko penyakit yang dapat terjadi setelah menopause dan cara mencegahnya.
Selain itu, Anda juga perlu berhati-hati saat menggunakan terapi pengganti hormon estrogen
untuk mengatasi gejala perimenopause, karena obat ini berisiko menyebabkan kanker payudara
POSTMONOPOUSE
Postmenopause atau fase setelah seorang wanita dikatakan positif menopause adalah
tahun-tahun di mana wanita masih mengalami gejala akibat perubahan hormon setelah terjadinya
menopause. Gejala-gejala seperti perubahan mood, hot flashes, dan insomnia masih sering terjadi
pada fase ini. Wanita yang sudah memasuki fase ini juga menjadi rentan terhadap berbagai
penyakit akibat rendahnya kadar estrogen dalam tubuh. Beberapa penyakit yang kerap terjadi
adalah osteoporosis dan penyakit jantung.
Lamanya durasi postmenopause berbeda pada setiap wanita. Fase ini dapat berlangsung
bertahun-tahun. Namun pada beberapa wanita, fase ini dapat berlangsung hanya dalam hitungan
bulan. Rata-rata durasi postmenopause adalah 4 tahun, namun sangat bervariasi pada setiap
wanita.
Keadaan fisik dan psikis seorang wanita tentu akan berubah pada saat dan setelah menopause.
Namun bukan berarti hal ini menjadikan Anda seseorang yang tidak produktif. Investasikan
kesehatan Anda di masa depan dengan mempersiapkan tubuh dari sekarang. Jaga kesehatan dan
kebugaran untuk menyambut masa senja yang menyenangkan. Menjadi tua tidak harus sakit-
sakitan. Mari hidup sehat untuk masa depan yang lebih baik!
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ali.2013.MenopauseDanAndropause.Edisi1.
Jakarta.Arian.2011.WanitaUsiaReproduksi.Bandung:Puspaswara.
Atikah,P.2011.MenopausedanSindromPreMenopause.Yogyakarta:NuhaMedika