Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA DENGAN KELAHIRAN ANAK PERTAMA

Oleh:

POPY OKTAVIANA AGUSTIN


(18301062)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNGNEGERI
PEKANBARU
2021
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi Childbearing
Childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua
dan saudara sekandung harus beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya anggota baru
dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola
interaksi dalam keluarga harus dikembangkan.
Pada periode transisi, ibu membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini
menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi dengan
peran yang baru. Stres dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada fungsi dan interaksi ibu dengan
bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan fisik ibu dan bayi.
Memahami bagaimana ibu yang beradaptasi dengan perubahan fisiologik, konsep diri, fungsi
peran, dan fungsi interdependen untuk menjadi orang tua sangat penting bagi perawat, dimana perawat
dalam hal ini dituntut mampu membantu dan memfasilitasi proses adaptasi yang terjadi agar ibu dapat
beradaptasi dengan secara positif dengan peran barunya. Untuk itu diperlukan kemampuan perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan ibu dalam masa perinatal.

B. Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :


1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan
keluarga
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya
keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan
8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah
pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan
kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

C. Perkembangan keluarga child bearing :


Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) adalah Keluarga yang menantikan kelahiran,
dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan :
1. Persiapan menjadi orang tua
Terjadi waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu serta ayah dan seluruh anggota keluarga, dalam hal
ini orang tua, saudara atau anggota keluarga lainnya harus dapat beradaptasi terhadap perubahan
stuktur karena adanya anggota keluarga baru yaitu bayi, dengan kehadiran seorang bayi maka sistem
dalam keluarga akan berubah serta pola pikir keluarga harus dikembangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan
keluarga. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan
keluarga.
Dalam hal ini peran orang tua dapat dimulai selagi kehamilan membesar dan semakin kuat saat bayi
dilahirkan.
Pada periode awal orang tua harus mengenali hubungan mereka dengan anak. periode berikutnya
orang tua dapat mencerminkan suatu waktu untuk bersama-sama membangun kesatuan keluarga,
periode waktu berkonsolidasi ini meliputi peran negosiasi (suami istri, ibu-ayah,orang tua-
anak,saudara-saudara) untuk menetapkan komitmen . perode yang berlangsung akan membutuhkan
waktu.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
Dalam hal ini ikatan diperkuat melalui penggunaan respons seksual atau kemampuan oleh kedua
pasangan dalam melakukan interaksi orangtua-anak.
Respon sensual dan kemampuan yang dipakai dalam komunikasi antara orangtua dan anak meliputi :
a. Sentuhan Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orangtua sebagai
suatu sarana untuk mengenali bayi yang baru lahir. Banyak ibu yang ingin meraih anaknya
yang baru lahir dan tali pusatnya dipotong, mereka mengangkat bayi ke dada, merangkulnya
kedalam pelukan. Begitu anak dekat dengan ibunya maka anak akan mulai proses ekspoli.
b. Kontak Mata c. Suara
d. Aroma

D. Tugas perkembangan child bearing :


1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,seksual& kegiatan )
2. Mempertahankan hub yang memuaskan dengan pasangan
Buku Pedoman Umum 38
Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
3. Membagi peran & tanggung jawab
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan& perkembangan anak

Buku Pedoman Umum 38


Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
5. Konseling KB
6. Menata ruang untuk anak
7. Biaya/ dana child bearing
8. Mengfasilitasi role learning anggota keluarga

E. Fungsi Perawatan dalam tahap perkembangan keluarga childbearing


Sebagai kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatan dan konsultasi antara lain :
1. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi
2. Mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya.
3. Imunisasi yang dibutuhkan anak
4. Tumbuh kembang anak yang baik.
5. Interaksi keluarga
6. Keluarga berencana
7. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.

F. Masalah yang sering muncul pada keluarga child bearing :


1. Keluarga seksual & sosial terganggu
2. Suami merasa diabaikan
3. Interupsi jadwal kontinu
4. Peningaktan perselisihan

G. Perubahan Ibu dalam periode Child Bearing :


Masa nifas adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim dan organ kewanitaan yang
umumnya diiringi dengan keluarnya darah nifas, berlangsung selama kurang lebih 6 pekan.
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh maupun emosi. Bagi yang
belum mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir akan perubahan yang terjadi, oleh sebab itu
penting bagi ibu memahami apa saja perubahan yang terjadi agar dapat menangani dan mengenali tanda
bahaya secara dini.
1. Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk merapatkan dinding rahim
sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu.
Berangsur angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil, sesaat setelah melahirkan normalnya
rahim teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusar, 2 pekan setelah melahirkan rahim sudah tak teraba,
6 pekan akan pulih seperti semula. Akan tetapi biasanya perut ibu masih terlihat buncit dan
muncul garis-garis putih atau coklat berkelok, hal ini
dikarenakan peregangan kulit perut yang berlebihan selama hamil, sehingga perlu
waktu untuk memulihkannya, senam nifas akan sangat membantu mengencangkan kembali otot
perut.
2. Jalan lahir (servik,vulva dan vagina)
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi,
sehingga penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan, namun
insyaalloh akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung elastis tidak atau seberapa sering melahirkan),
walaupun tetap lebih kendur dibanding sebelum melahirkan. Jaga kebersihan daerah kewanitaan
agar tidak timbul infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah dan terdapat
nanah).
3. Darah nifas (Lochea)
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban, berikutnya berupa darah
dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan
lalu lendir keruh sampai keluar cairan bening di akhir masa nifas. Darah nifas yang berbau
sangat amis atau busuk dapat menjadi salah satu petunjuk adanya infeksi dalam rahim.
4. Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan dimulainya
proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum keluar) dapat
mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI. Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi
kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan anti body, dan
protein, sebagian ibu membuangnya karena dianggap kotor, sebaliknya justru ASI ini sangat bagus
untuk bayi.
5. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir nyeri jahitan juga karena
penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses melahirkan. Namun usahakan
tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan khawatir, karena kandung kencing yang terlalu
penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang berakibat terjadi perdarahan.
6. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi usus, sehingga
ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar). Terkadang muncul wasir atau ambein pada
ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat bersalin juga karena
sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan. Dengan memperbanyak asupan serat
(buah-sayur) dan senam nifas insyaalloh akan mengurangi bahkan menghilangkan keluhan ambein
ini.
Buku Pedoman Umum 38
Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
7. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keeping darah) akan berkurang,
ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah ke jantung akan lebih tinggi
dan kembali normal hingga 2 pekan.

Buku Pedoman Umum 38


Praktik Profesi Keperawatan Komunitas
8. Penurunan berat badan
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari bayi, ari-ari, air ketuban
dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk
mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil. Rata-rata ibu kembali ke berat idealnya setelah 6
bulan, walaupun sebagian besar tetap akan lebih berat daripada sebelumnya.
9. Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan kembali normal.
Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan sebagai salah satu tanda infeksi atau
tanda bahaya lain.
10. Perubahan emosi
Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih, khawatir, tiba-tiba bahagia) disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain adanya perubahan hormon, keletihan ibu, kurangnya perhatian keluarga, kurangnya
pengetahuan akan cara merawat bayi serta konflik dalam rumah tangga. Perubahan ini memiliki
berbagai bentuk dan variasi dan akan berangsur-angsur normal sampai pada pekan ke 12 setelah
melahirkan. Yang perlu diingat, masa nifas bukan berarti ibu terlepas sama sekali dari nilai-nilai
ibadah, dzikir adalah salah satu ibadah lisan dan hati yang cukup efektif untuk membuat ibu merasa
tenang, sabar dan tegar menjalani masa nifas ini. Perbanyaklah berdoa kepada Alloh agar
dimudahkan dan diberi pahala atas kesabaran serta jerih payah ibu dalam merawat sang buah hati.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Menurut Setyowati dan Murwarni (2008), asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian
kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Tujuan
umum asuhan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya secara mandiri dalam mengenal masalah kesehatan keluarga, memutuskan tindakan yang
tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga, melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada
anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan atau yang membutuhkan
bantuan/asuhan keperawatan, memelihara lingkungan (fisik, psikisdan sosial) sehingga menunjang
peningkatan kesehatan keluarga, memanfaat kan sumber daya yang ada di masyarakat misalnya :
puskesmas, puskesmas pembantu, kartu sehat, dan posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga yang termasuk pada pengkajian keluarga
adalah :
1. Mengidentifikasi data demografi dan sosiokultural
2. Data lingkungan
3. Struktur dan fungsi keluarga
4. Stress dan strategi koping yang digunakan keluarga
5. Perkembangan keluarga
Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagaianggota keluarga, adalah
pengkajian fisik, mental, emosi, sosial dan spiritual.

B. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul dalam kasus


1. Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua
2. Anisietas

C. Rencana Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Konseling nutrisi
a. Kaji asupan makanan dan kebiasaan makanan pasien
b. Susun tujuan jangja pendek dan jangka panjang yang realistis dalam rangka mengubah status
nutrisi c. Bantu pasien untuk mecatat makanan yang biasanya dimakan dalam waktu 2 jam
d. Sediakan konsultasi/rujukan dengan anggota kesehatan lainnya, sesuai kebutuhan
2. Disfungsi seksual
Konseling seksual
a. Monitor timbulnya stress, kecemasan dan depresi sebagai kemungkinan penyebab dari disfungsi
seksual b. Bangun hubungan traupetik, didasarkan pada kepercayaan dan rasa hormat
c. Dorong pasien untuk mengungkapkan ketakutan dan untuk bertanya mengenai fungsi seksual d.
Rujuk pasien pada terapis hubungan seksual, sesuai kebutuhan
3. Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua
Peningkatan pengasuhan
a. Monitor status kesehatan anak, pemeriksaan anak, dan status imunisasi b. Berikan contoh dan
dorong interaksi orangtua-anak
c. Anjurkan orangtua untuk menanggapi isyarat prilaku yang ditunjukkan oleh bayi mereka d.
Rujuk untuk mendapatkan perawatan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA

Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S.,. 1997. Family health Nursing: The Process. Philiphines: UP College
on Nursing
Diliman
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC
Shirley, M. H. H. 1996. Family Health Care Nursing : Theory, Practice, and Research. Philadelphia :
F. A Davis
Company
Suprajitno,S.Kp.2004.”Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Prktik”. Jakarta.EGC

Anda mungkin juga menyukai