Anda di halaman 1dari 38

SPESIFIKASI TEKNIS DAN SYARAT

LOKASI
TANJUN G-SELOR

SUMBER DANA
APBD PROVINSI KALIMANTAN UTARA
TAHUN ANGGARAN 2021
BAB I
PERSYARATAN UMUM

Sebelum memulai pekerjaan pokok kontraktor terlebih dahulu harus menyiapkan


segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, kecuali atas
pertimbangan tertentu dan atas persetujuan pemberi tugas atau team pengawas.

Kontraktor harus sudah menyelesaikan perijinan pada lingkungan, pemerintah


daerah dan instansi-instansi lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini. Segala hal
biaya yang menyangkut perijinan ini adalah menjadi beban dan tanggung jawab,
kontraktor serta dianggap telah masuk dalam harga penawaran.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut meliputi :

1.1. MOBILISASI PERALATAN


Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan / alat-
alat besar yang menunjang pelaksanaan proyek baik menyewa maupun milik
perusahaan.

Alat-alat yang harus disediakan antara lain

- Dump truk
- Concrete Mixer
- Generator set
- Peralatan Tukang Standar

1.2. PENGUKURAN DAN PEMATOKAN


a. Kontraktor harus memasang dan mengukur secara teliti patok Bench Mark
(BM) pada lokasi tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan
perancangan kembali, pengukuran sipat datar dari perkerasan atau
penentuan titik dari pekerjaan yang akan dilakukan. Patok monumen yang
permanent harus dibangun di atas tanah yang tidak akan terganggu/
dipindahkan.

b. Kontraktor harus menentukan titik patok konstruksi yang menunjukkan garis


dan kemiringan kolam-kolam pengolahan serta prasarana penunjang
lainnya (jalan, lebar bahu, saluran, dan lain-lain) sesuai dengan penampang
rnelintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan harus
mendapatkan persetujuan Direksi/ Pengawas sebelum memulai konstruksi.

Patok yang digunakan berukuran minimal (5 x 7) cm2. Patok harus keras,


dicat pakai meni dan posisinya tidak boleh berubah selama pelaksanaan

I-1
konstruksi. Sebelum pekerjaan fisik dimulai posisi-posisi patok tersebut
harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Pengawas Lapangan.

Jika menurut pendapat Direksi / Pengawas diperlukan perubahan dari garis


dan kemiringan, baik sebelum maupun sesudah penentuan patok, Direksi /
Pengawas akan mengeluarkan instruksi terperinci kepada Kontraktor untuk
perubahan tersebut dan kontraktor harus mengubah penentuan patok untuk
persetujuan lebih lanjut.

c. Khusus untuk pekerjaan jalan, sumbu jalan yang direncanakan ditentukan


di lapangan berdasarkan hasil gambar yang telah disetujui Direksi /
Pengawas dengan cara sebagai berikut :

1). Titik awal dan akhir sumbu jalan diikatkan kepada titik-titik polygon.
Masing-masing buah patok beton diletakkan di tepi daerah penguasaan
jalan sebagai titik penolong.

2). Titik-titik penting pada tikungan ditentukan di lapangan dengan


memasang patok-patok pembantu. Pada titik PI dipasang satu patok
beton.

3). Patok-patok tersebut diberi tanda dan nomor urut serta dibedakan dari
patok polygon.

4). Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung tidak boleh mengganggu


kelancaran aktivitas pekedaan lain disekitarnya.

d. Alat ukur yang digunakan antara lain :

1). Theodolit Wild TO atau yang sederajat beserta perlengkapannya


sebanyak 1 set.
2). Waterpas NAK-2 atau yang sederajat beserta perlengkapannya
sebanyak 1 set.

e. Semua alat ukur beserta perlengkapannya yang diperlukan untuk proyek


harus selalu siap di lapangan selama pelaksanaan berlangsung.

1.3. PEMBUATAN DIREKSI KEET


Untuk setiap proyek, Kontraktor harus menyediakan akomodasi kantor yang
cocok dan dan fasilitas yang memenuhi untuk kebutuhan proyek.

Ruangan yang diperlukan untuk keperluan tersebut adalah ruang pengawas


dari Direksi/ Konsultan, minimum 4m x 6m, dengan perlengkapan 4 buah meja
tulis kursi kerja, 1 buah lemari Arsip, 1 set meja kursi tamu, 1 (satu) Unit

I-2
Komputer & Printer, Soft/ White Board, sebuah ruangan untuk keperluan rapat
kemajuan pekerjaan (minimum 6m x 6m) serta air dan listrik kerja.

Direksi Keet ini dibuat untuk jangka waktu penggunaan minimal sama dengan
lama pelaksanaan pekerjaan, terbuat atas konstruksi semi permanent dan
seluruhnya akan menjadi milik Pemberi Kerja setelah pelaksanaan proyek
berakhir, kemudian Kontraktor wajib memelihara kebersihan
halaman/bangunan dan melakukan perbaikkan-perbaikkan direksi keet selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, sesuai dengan petunjuk-petunjuk Direksi.

1.4. BENGKEL DAN GUDANG KONTRAKTOR


Di lapangan Kontraktor harus memiliki bengkel yang diperlengkapi secukupnya
dan dilengkapi pula dengan listrik yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan
pekerjaan. Harus disiapkan pula sebuah gudang untuk penyimpanan suku
cadang peralatan dan material.

1.5. PHOTO PROYEK


a. Kontraktor diwajibkan membuat photo proyek sesuai dengan kemajuan
pekerjaan (pada saat 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, 100 %) pada titik yang sama
dan arah yang sama, disusun di dalam album, dibuat 3 (tiga) rangkap dan
diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas.

b. Photo proyek dibuat berwarna, dicetak yang jelas dan bersih ukuran post
card.

1.6. JADWAL PELAKSANAAN


a. Sebelum memulai pekerjaan nyata di lapangan, kontraktor wajib membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar
Chart dan S Curve bahan/tenaga.

b. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu


dari Direksi/ Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari
kalender setelah Surat Keputusan Penunjukkan (SPK) diterima kontraktor.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas akan
disahkan oleh Pemberi Tugas.

c. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 3 (tiga)


kepada Direksi/Konsultan Pengawas. Satu salinan rencana kerja harus
ditempel pada dinding di kantor kontraktor di lapangan yang selalu diikuti
dengan grafik kemajuan pekerjaan (prestasi kerja).

d. Direksi/Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor


berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

I-3
1.7. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
a. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang milik
proyek, Direksi/Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga di lapangan.

b. Untuk maksud-maksud tersebut, kontraktor harus membuat pagar


pengaman dari kayu atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan
kontraktor.

c. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Direksi


Konsultan Pengawas, baik yang telah dipasang maupun yang belum,
menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam
biaya pekerjaan tambah.

d. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya,


baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu
kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang
siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan
kemudian oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan dianjurkan untuk
mengasuransikan terhadap bahaya kebakaran.

1.8. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA


a. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah
bagi semua petugas dan pekerja lapangan.

b. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada di bawah
kekuasaan kontraktor.

c. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan
di lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali
untuk penjaga keamanan.

Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja
wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

1.9. PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


a. Semua bahan material yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan.

I-4
b. Direksi/Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan
kontraktor wajib memberitahukan.

c. Semua bahan material yang akan digunakan harus diperiksakan dulu


kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

d. Bahan material yang telah didatangkan oleh kontraktor di lapangan


pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh Direksi/Konsultan Pengawas,
harus segera dikeluarkan dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam
penolakan.

e. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor ternyata


ditolak Direksi/Konsultan Pengawas, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan
oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

Apabila Direksi/Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih


lanjut, Direksi/Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut
kepada Balai Penelitian Bahan-bahan (Laboratorium) yang terdekat untuk
diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktor,
apapun hasil penelitian bahan tersebut.

1.10. PEMERIKSAAN PEKERJAAN


a. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini
telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Direksi/Konsultan
Pengawas, Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas. Baru apabila Direksi/Konsultan Pengawas
telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya.

b. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/raya,
tidak dipenuhi oleh Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap
telah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila
Direksi/Konsultan Pengawas minta perpanjangan waktu.

Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi/Konsultan Pengawas berhak


menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor.

I-5
1.11. KUALITAS PEKERJAAN
a. Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik dan
hanya tenaga-tenaga kerja terbaik dalam tiap jenis pekerjaan diijinkan
untuk melaksanakan pekerjaan bersangkutan. Kualitas pengerjaan maupun
kualitas hasil pekerjaan yang kurang memenuhi syarat akan ditolak dan
dilarang untuk diteruskan kegiatannya.

b. Selama pekerjaan berlangsung Direksi/Konsultan Pengawas berhak


sewaktu-waktu memerintahkan secara tertulis kepada kontraktor :

1 . Untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan dalam waktu tertentu


bahan-bahan/materiil yang dianggapnya tidak sesuai dengan kontrak.
2. Penggantian baban-baban material yang cocok dan sesuai.
3. Pembongkaran serta pembuatan baru yang sesuai (terlepas dari test-
test terdahulu atau pembayaran di muka) dari sembarang pekerjaan
yang menurut Direksi/Konsultan Pengawas secara material maupun
keahliannya tidak cocok dengan kontrak.

Kegagalan Wakil Direksi/Konsultan Pengawas untuk menolak pekerjaan


atau material tidak menutup kemungkinan Direksi untuk di kemudian hari
menolak sesuatu pekerjaan atau material yang dianggap tidak cocok
dengan kontrak serta memerintahkan untuk membongkarnya atas
tanggungan kontraktor.

c. Pengujian hasil pekerjaan

1. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan


akan diuji dengan cara dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan
dalam referensi yang ditetapkan.

2. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang


akan melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas dari Badan/Lembaga Pengujian milik Pemerintah atau yang
diakui Pemerintah atau badan lain yang dianggap memiliki objektifitas
dan integritas yang meyakinkan. Atas hal yang terakhir ini,
Kontraktor/Supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.

3. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan


menjadi beban Kontraktor.

4. Dalam hal dimana salah satu pihak tidak dapat menyetujui hasil
pengujian dari bahan penguji tersebut, maka pihak tersebut berhak

I-6
mengadakan pengujian tambahan pada Badan/Lembaga lain yang
memenuhi persyaratan badan penguji tersebut di atas.

5. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua badan


tersebut memberikan kesimpulan yang sama, maka semua biaya untuk
pengujian tambahan menjadi beban pihak yang mengusulkan.

6. Apabila ternyata kedua hasil pengujian dari kedua badan tersebut


memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :

a. Memilih Badan/Lembaga penguji ketiga atas kesepakatan bersama.

b. Melakukan pengujian ulang pada Badan/Lembaga penguji pertama


atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :

(1). Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Direksi/


Konsultan Pengawas dan Kontraktor/Supplier ataupun wakil-
wakilnya.
(2) Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari
alat-alat penguji.
(3) Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final kecuali
bilamana kedua belah pihak sepakat untuk tidak
menganggapnya demikian.
(4) Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan
dari hasil pengujian yang pertama, maka semua biaya untuk
semua pengujian ulang menjadi tanggung jawab pihak yang
mengusulkan diadakannya pengujian tambahan.

Bila ternyata pihak Direksi/Konsultan Pengawas yang mempunyai


pendapat salah, maka atas segala penundaan pekerjaan akibat
adanya penambahan/pengulangan pengujian akan diberikan
tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan bersangkutan
dan bagian-bagian lain yang terkena akibat-akibatnya,
penambahan besarnya sesuai dengan penundaan yang terjadi.

1.12. GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)


a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (construction
drawing) belum cukup memberikan petunjuk untuk mencapai keadaan
terlaksana, maka Kontraktor wajib untuk membuat gambar kerja (shop
drawing) yang memperlihatkan secara terperinci cara pelaksanaan
pekerjaan yang dimaksud.

b. Gambar kerja tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan


Pengawas.

I-7
Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas
kesalahan yang dilakukan Kontraktor.

1.13. GAMBAR HASIL REVISI (AS BUILT DRAWING)


a. Semua yang belum terdapat dalam Gambar Kerja baik karena
penyimpangan, perubahan atas perintah Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan
Pengawas ataupun tidak, Kontraktor harus membuat gambar-gambar yang
sesuai dengan apa yang dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan
perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan.

b. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 berikut termasuk


Kalkirnya (gambar asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung
sepenuhnya oleh Kontraktor.

1.14. PEMELIHARAAN PEKERJAAN


a. Jangka waktu pemeliharaan adalah 60 (enam puluh) hari kalender dihitung
dari tanggal penyerahan pekerjaan pertama (pekerjaan selesai 100 %).
Dalam jangka waktu tersebut, Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan
yang tidak baik dan melengkapi kekurangan-kekurangannya yang dilakukan
oleh Kontraktor akibat tidak baiknya pelaksanaan pekerjaan dan kurangnya
mutu bahan seperti tertulis dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan ini atas biaya Kontraktor

b. Bila dalam jangka waktu pemeliharaan atas perintah Direksi/Konsultan


Pengawas Kontraktor tidak melaksanakan pekerjaan perbaikan tersebut,
maka Pemimpin Proyek berhak menyuruh pihak ketiga (Kontraktor lainnya)
untuk mengerjakan atas beban Kontraktor.

Penyerahan pekerjaan kedua kalinya (terakhir) harus dilakukan sesudah habis


jangka waktu pemeliharaan dan sampai berakhinya pekerjaan perbaikan yang
harus dilaksanakan.

1.15. PENYERAHAN PEKERJAAN


Penyerahan pekerjaan terakhir kepada Pemberi Tugas hanya dapat
dilaksanakan apabila seluruh pekerjaan telah dapat berfungsi secara sempurna
dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas.

I-8
BAB VII
PEKERJAAN PERPIPAAN

7.1. PENDAHULUAN
Spesifikasi Teknis di bawah ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan
kepada Kontraktor tentang metodologi teknis secara umum maupun hal-hal
non teknis yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan pemasangan jaringan
perpipaan yang harus diikuti dan ditaati oleh Kontraktor.
Secara garis besar hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Kontraktor adalah
sebagai berikut :
a. Aliran air di dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar rencana,
sehingga semua peralatan pengatur aliran telah direncanakan dan
Kontraktor tidak diperkenankan merubah lokasi/ perletakan peralatan
tersebut kecuali dengan persetujuan tertulis Direksi / Tenaga Ahli.
b. Seluruh pekerjaan perpipaan harus dipasang dengan cara yang benar,
rapi dan cukup kuat sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan gambar-
gambar rencana serta instruksi-instruksi dari produsen sedapat
mungkin diterapkan dengan baik.
c. Apabila pipa-pipa dipasang/ ditanam di dalam tanah, maka dasar parit-
parit pipa harus rata dan bebas dari benda-benda yang keras seperti
batu atau kerikil besar.
d. Kontraktor tidak diperbolehkan membengkokan pipa tetapi harus
menggunakan alat rakit belokan (Bend/ Elbow ) pencabang (Tee) untuk
maksud tersebut.
e. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang harus diuji pengisian air
ke dalam pipa, untuk itu bagian sambungan pipa dan alat-alat rakit
maupun perlengkapannya tidak boleh ditimbun sebeium pengujian
selesai. Pengujian ini dinyatakan berhasil dengan memuaskan bila tidak
terdapat tanda-tanda adanya kebocoran.
f. Pekerjaan-pekerjaan khusus yang tidak tercantum daiam spesifikasi
teknis ini dan gambar-gambar rencana harus dikerjakan oleh Kontraktor
dengan ketentuan dari Direksi/ Tenaga Ahli atau diatur dalam
Spesifikasi Teknis khusus secara terpisah.

7.1.1. Peralatan Kontraktor


Kontraktor harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan, minimal sebagai berikut :
a. Satu buah truck ukuran sedang untuk menangani pengangkutan
perpipaan.
b. Alat pemotong pipa secara mekanis (Mechanically Operated Pipe
Cutter) atau setara yang dapat digunakan untuk pekerjaan pemotongan
pipa.
c. Peralatan penyambungan pipa
d. Tamper Vibrator, untuk memadatkan urugan sebuah setiap lokasi.
Sebelum dimulai pekerjaan ini, semua peralatan harus diperiksa dan
disetujui oieh Direksi/ Tenaga Ahli.

VII - 1
7.1.2. Gambar-gambar Kerja
Setelah satu bulan pengujian selesai seluruhnya dengan memuaskan,
Kontraktor harus mengirimkan pada Tenaga Ahli atas biaya sendiri, dua
eksemplar foto copy atau afdruk dan aslinya/ kalkir dari gambar-gambar
kerja (As Built Drawing), yang memperlihatkan jaringan perpipaan yang
terpasang termasuk sambungan-sambungan dengan jaringan perpipaan
lainnya (bila ada).
Semua gambar-gambar kerja perpipaan dikaitkan dengan :
1. Ketinggian As Jalan
2. Bangunan-banguan sekitarnya.
Gambar-gambar kerja tersebut untuk diperiksa dan disetujui oleh Tenaga
Ahli.

7.2. PEKERJAAN TANAH


7.2.1. Umum
Kontraktor harus membersihkan lapangan pada jalur pemasangan pipa
dan perlengkapannya pepohonan, tanaman dan semak-semak pada jatur
tersebut harus dibersihkan/ ditebang dengan petunjuk Direksi/ Tenaga
Ahli.
Biaya ini telah diperhitungkan Kontraktor dalam kontrak dan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
a. Jalur Pemasangan Pipa.
Pengukuran galian-galian parit, timbunan-timbunan kembali dan
pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan cara "Ukuran Lari" yaitu
sesuai dengan jalur pemasangan pipa dan permukaan tanah asli
kecuali bila dikehendaki lain sesuai yang ditentukan dalam Rencana
Anggaran Biaya (RAB ). Pengukuran panjang harus menurut garis
tengah pipa. Penggalian parit harus dilaksanakan dengan tepat dan
cepat dan terikat pada syarat-syarat khusus di dalam kontrak,
penimbunan galian dan perataan permukaan harus dimulai dan
diselesaikan, bila secara wajar, pipa-pipa terpasang dan tersambung
dan telah diuji secara hidrolis.
b. Kelancaran Pekerjaan
Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian, sehingga tidak
mengganggu pekerjaan, dan tidak mengganggu jalan orang lalu lintas.
Bahan galian tidak boleh merusak bangunan bangunan umum atau
bangunan-bangunan perorangan lainnya. Jika perlu dan diminta oleh
Direksi/ Tenaga Ahli, Kontraktor harus mengangkut bahan galian
untuk dibuang, sesuai dengan petunjuk Direksi/ Tenaga Ahli. Galian
harus diberi penguatan jika diperlukan, sehingga tidak runtuh dan
menjaga para pekerja untuk bekerja dengan aman. Pengamanan
permukaan jaian dan bangunan-bangunan lainnya harus dibuat seperti
yang ditunjukan oleh Direksi/ Tenaga Ahli.
Kontraktor harus melengkapi pekerjaan dengan saluran pembuangan
air yang baik, sampai Direksi/ Tenaga Ahli menyatakan, bahwa
seluruh pekerjaan pada pokoknya telah lengkap. Kontraktor harus
menjamin, bahwa seluruh pekerjaan sedapat mungkin dikerjakan
dalam keadaan kering. Daerah-daerah penggalian harus mempunyai
VII - 2
saluran pembuangan air yang baik, dan bebas, genangan air,
Kontraktor tetap bertanggung jawab atas kelancarannya dan
keselamatan pekera setiap waktu serta perbaikan-perbaikan dengan
biaya sendiri kerusakan pada pekerjaan, termasuk yang diakibatkan
oieh banjir, kecuali ditentukan lain dengan persetujuan Direksi/
Tenaga Ahli.

7.2.2. Galian Tanah.


7.2.2.1. Klasifikasi Galian.
Dalam pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasikan jenis gaiian
menurut tingkat kesulitannya untuk menentukan pembiayaannya
sebagai berikut :
a. Galian Tanah Biasa
b. Galian Jalan.
c. Galian tanah keras/ cadas, merupakan tanah berbatu yang
umumnya untuk menggali, perlu menggunakan bor, dan atau
bahan peledak atau alat khusus lainnya.
d. Galian tanah yang selalu berair yang mana timbul masalah air
tanah setelah mencapai ke dalaman galian lebih dari 0,20 m dari
permukaan air konstan.
Semua jenis galian ini harus telah diperhatikan dan diperhitungkan
oleh Kontraktor sehinggga harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
Apabila terdapat masalah dengan sulitnya pelaksanaan galian maka
harus dilaporkan kepada Direksi/ Tenaga Ahli dengan alternatif
pelaksanaannya atau perubahannya untuk disetujui oleh Direksi/
Tenaga Ahli. Kontraktor tidak diperbolehkan memasang pipa di dalam
parit, sebelum parit-parit tersebut diperiksa dan disetujui oleh Direksi/
Tenaga Ahli.

7.2.2.2. Penggalian Parit-parit Pipa.


Arah, ukuran dan letak/posisi galian parit-parit pipa harus sesuai
dengan gambar-gambar rencana. Untuk itu patok (Signt Rails) yang
kuat harus dipasang dan dipelihara oleh Kontraktor yang setiap
percobaan arah dan kelandaian atau dimana saja dianggap perlu
dengan jarak satu dengan yang lainnya tidak melebihi 48 m. Pada
setiap patok-patok (Rails) harus diberi tanda diameter dan kedalaman
penggalian yang harus dipakai sebagai patokan, untuk mengurangi
resiko kerusakan, penggalian parit-parit dekat instalasi yang telah ada
harus dikerjakan dengan tangan.
Dalam hal pada parit terdapat pasangan batu, bongkah-bongkah atau
rintangan lain, maka Kontraktor harus menggali rintangan tersebut
sampai 20 cm di bawah dasar parit serta disetiap sisi pipa dan
perlengkapannya, kemudian mengisi kembali dengan pasir dan
memadatkannya sampai ketinggian yang telah ditentukan.
Parit yang digali harus disesuaikan dengan pipa-pipa yang harus
dipasang sesuai dengan gambar-gambar rencana. Lebar galian harus
cukup untuk dapat meletakan pipa dan menyambungkannya dengan

VII - 3
baik, dan timbunan harus ditempatkan dan dimanfaatkan seperti yang
disyaratkan.
Galian harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk
memasukan penyangga-penyangga, penguatan-penguatan galian dan
peralatan-peralatan pipa. Ruang penyambungan harus dibuat pada
setiap sambungan, agar sambungan dapat dikerjakan dengan baik.
Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat
dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah yang padat pada setiap
tempat, diantara ruang penyambungan.

7.2.2.3. Penguat Parit-parit Pipa


Bilamana perlu Kontraktor harus memperkuat dinding parit-parit untuk
mencegah kelongsoran tanah di luar galian dan yang akan merusak
bangunan didekatnya. Harga kontrak dianggap teiah mencakup biaya
untuk keperluan tersebut.

7.2.2.4. Bahan-bahan Galian.


Kontraktor harus membuat persiapan-persiapan sendiri untuk
menampung sementara bahan-bahan galian yang diperlukan untuk
menimbun kembali galian parit-parit, termasuk pekerjaan pekerjaan dua
kali. Penimbunan sementara bahan bahan galian tidak boleh
mengganggu lalu lintas umum, kecuali kalau Direksi/ Tenaga Ahli
memberi keputusan lain, bahan galian yang tidak diperlukan lagi atau
tidak dapat digunakan sebagai bahan timbunan atau keperluan lain
dipekerjaan, menjadi milik Kontraktor yang berkewajiban penuh atas
pengangkutan dari lapangan ke tempat pembuangan akhir. Setiap
bagian dari dasar galian yang dibuat tidak sesuai dengan yang
diisyaratkan harus mengganti dengan bahan yang disetujui, seperti
yang diisyaratkan oleh Direksi/ Tenaga Ahli.

7.2.3. Urugan
Urugan atau penimbunan kembalii parit-parit harus dilakukan sesuai
dengan gambar-gambar rencana dan spesifikasinya serra disebutkan
dalam ”Pekerjaan Tanah".
Penimbunan keliling parit-parit harus mencapai ketebalan 30 cm,
pengujian dilaksanakan, akan tetapi sambungan-sambungan harus
tetap kelihatan. Penimbunan kembali harus dilakukan secepat mungkin
setelah diadakan uji coba, kecuali Direksi/ Tenaga Ahli membuat
keputusan lain.
Pada tanah-tanah landai, dimana timbunan kembali parit-parit akan
dapat mengalami pengikisan maka atas permintaan Direksi/ Tenaga
Ahli, rumput harus ditanam oleh Kontraktor, untuk mencegah tebal
urugan di atas pipa menjadi kurang dari batas minimum. Biaya untuk ini
menjadi beban Kontraktor.

VII - 4
7.2.3.1. Bahan-bahan urugan.
Semua bahan timbunan/ urugan harus harus bebas dari batuan,
sampah atau bahan lainnya yang menurut Direksi/ Tenaga Ahli sesuai
sebagai bahan urugan.
a. Bahan dari Galian Tanah.
Jika macam bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uraian
pekerjaan maupun gambar, Kontraktor dapat menimbun dengan
bahan galian, meliputi bahan-bahan yang mengandung lempung,
pasir, kerikil atau bahan lainnya yang bebas dari kotoran dan
menurut petunjuk Direksi/ Tenaga Ahli dapat dipakai sebagai
bahan timbunan.
b. Bahan dari Pasir dan Kerikil
Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari
pasir alam, dengan butiran dari halus sampai kasar, dan bebas
dari kotoran, debu-debu atau bahan-bahan lain yang menurut
Direksi/ Tenaga Ahli dapat dianggap tidak dikehendaki/ tidak
sesuai. Lempung yang terdapat pada pasir, tidak boleh melebihi
10 % berat keseluruhannya.
Jika penimbunan pasir dan kerikil halus tidak ditunjukkan dalam
gambar rencana, dan jika menurut Direksi/ Tenaga Ahli harus
digunakan pada sebagian pekerjaan, Kontraktor harus
menyediakan dan menimbun dengan pasir atau kerikil harus
sesuai petunjuk Direksi/ Tenaga Ahli sebagai suatu pekerjaan
tambahan dan sebaliknya sebagai pekerjaan kurang.

7.2.3.2. Urugan di Bawah Pipa


Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 15 cm lebih dahulu, atau
sesuai gambar rencana, sebelumnya pipa-pipa dipasang di dalamnya.
Dasar pasir ini harus dipadatkan dengan pemadat dan harus
mempunyai permukaan yang rata. Setiap dasar pasir pada ujung pipa
harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin berkedudukan pada
keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungan -
sambungannya.
Setelah pipa-pipa dipasang dalam parit, harus ditimbum dengan pasir
atau kerikil halus mulai dari dasar sampai pertengahan pipa. Bahan
urugan pasir dan kerikil halus harus disebarkan merata ke setiap
penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya
dan dipadatkan.

7.2.3.3. Urugan di Atas Pipa


Dari garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira
30 cm di atas pipa, galian harus ditimbun dengan pasir atau kerikil
halus dan dipadatkan secara merata. Kontraktor harus bekerja dengan
hati-hati dalam penempatan timbunan ini, untuk menghindarakan
terjadinya kerusakan atau penggeseran pipa.
Cara atau metode penimbunan kembali yaitu harus dilakukan lapis
demi lapisan, dipadatkan sekeliling dan di atas pipa-pipa seperti tertera
pada gambar rencana dengan cara yang tidak merusak pipa-pipa.
VII - 5
Pemadatan pada sisi-sisi harus dilakukan saling berganti pada kedua
sisi. Lapisan 15 cm yang pertama di atas pipa harus dipadatkan hanya
pada sisi-sisi pipa saja. Hanya peralatan yang digerakan oleh tangan
yang boleh digunakan. Semua kerusakan pada pipa-pipa dan alat-alat
penyambung harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan biaya sendiri.
Dari kedalaman 30 cm di atas pipa hingga kepermukaan, galian harus
ditimbun dengan tangan atau metode mekanis yang disetujui dan
dipadatkan dengan alat pemadat, untuk mencegah terjadinya
menurunnya permukaan, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter di atas
permukaan tanah, untuk memberi peluang pengendapan. Direksi/
Tenaga Ahli dapat memerintahkan Kontraktor, untuk menambah
timbunan pada sebuah parit, dimana terjadinya kesurutan di bawah
permukaan tanah yang bersangkutan.

7.3. PEKERJAAN PERPIPAAN


7.3.1. Umum
Semua pekerjaan pipa harus dipasang dengan cara yang rapi dan
menurut tata kerja yang baik serta instruksi dari produsen sedapat
mungkin diterapkan. Kontraktor harus menyediakan instrumen, alat-alat
dan fasilitas yang dianggap memuaskan oleh Tenaga Ahli serta
memakainya dengan cara yang aman dan praktis. Semua pipa, alat
bantu dan asesoris harus baik dan bersih sebelum dipasang. Jika
terjadi persilangan antara perpipaan dan bagian struktur yang lain maka
Direksi/ Tenaga Ahli akan memutuskan pekerjaan yang mana yang
akan dipindahkan, tanpa memperhitungkan yang mana lebih dulu
dipasang.
Ketika pipa sedang ditempatkan dalam salurannya, harus diperhatikan
agar jangan sampai ada benda asing yang masuk ke dalam pipa. Pada
waktu instalasi pipa sedang dihentikan, ujung pipa yang terbuka harus
ditutup dengan cara-cara yang disetujui oleh Tenaga Ahli. Pemotongan
pipa di lapangan harus dicegah seminimal mungkin. Bila pemotongan
demikian memang diperlukan, maka harus dilakukan dengan mesin
pemotong dan metoda yang sesuai, dengan hasil potongan yang rata
dan tegak lurus as pipa. Pemotongan harus dikerjakan hati-hati agar
tidak merusak lapisan pipa.
Penanganan dan penyimpangan pipa-pipa dan alat-alat bantu (fitting)
harus dilakukan hati-hati. Pipa tidak boleh disimpan di bawah sinar
matahari langsung. Kerusakan apapun yang dapat timbul, harus
dicegah dan pipa jangan sampai diletakan di atas benda tajam. Pipa
yang sudah tergores atau cacat hingga lebih 10% dari tebai dinding
akan ditolak. Penumpukan pipa tidak boleh melebihi batas yang
dianjurkan oleh produsen, dengan memperhitungkan kondisi sekitar.

7.3.1.1. Pengadaan Perpipaan


Perpipaan harus diadakan baik oleh Direksi dan atau Kontraktor.
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standard ISO 4065
atau SII 0344-82 dengan panjang efektif tidak lebih dari 6 meter.
VII - 6
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin
untuk penggunaan SII yang dikeluarkan oleh Departemen
Perindustrian. Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap pada bagian
luar yang menunjukkan diameter nominal, kelas, nama pabrik pembuat
dan trade mark.
Standard lain yang digunakan adalah :
 SII 0950-84 Unplasticized Polyvinyl Chloride Pipe Fitting for
Water Works
 ISO 3474 Unplasticized Polyvinyl Chloride (PCV) Pipe.
 ISO 2035 Unplasticized Polyvinyl Chloride (PCV) moldeds
fitting for elastics sealing ring type joints for under
pressure.
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), yang
digunakan adalah jenis pipa PVC dengan kelas S-10 dengan tekanan
nominal 12.5 kg/cm² menurut standard SII yang berlaku dan
mempunyai panjang efektif 6 meter.
Ketebalan minimum dinding pipa dan out side diameter mengikuti tabel
berikut ini :

DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING


PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)

Rata-rata Diameter Ketebalan Minimum


Nominal Diameter
Luar Dinding
( mm )
( mm ) ( mm )

50 63 3.8
65 75 4.5
80 90 5.4
100 110 6.6
125 140 8.3
150 160 9.5
200 200 11.9
250 250 14.8
300 315 18.7

Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SII 0950-84 dan bila
tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka
sistem sambungan menggunakan sisitem rubber Ring Joint.
Semua Fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.23 mpa (12.5
kg/cm2).
Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded
atau heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain
dengan karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa yang
disambung.

VII - 7
Bila fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus
dari besi tuang ductile (Ductile Cast Iron). Bell and flange yang
dispesifikasikan harus mempunyai flange pada satu ujungnya dan
push-on bell atau sambungan jenis mekanikal pada ujung yang lain.
Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan, harus berupa ujung-
ujung dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan flange.
Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari
bahan bitumen, yaitu coal tar atau aspheltic base, yang mempunyai
ketebalan kering tidak kurang dari 0,3 mm. Permukaan dalam dari
fitting tersebut harus dilapisi epoxy atau coal tar epoxy yang dipakai
untuk lining harus dari bahan yang tepat untuk pipa air minum dan
dilengkapi sertifikat dari instansi yang berwenang (public health
authorities).

7.3.1.2. Penyimpanan dan Administrasi Perpipaan oleh Pemberi Tugas.


Pada umumnya, pengangkutan perpipaan dari tempat penyimpanan
dan administrasinya menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas, akan
tetapi bilamana Kontraktor diminta, untuk mengangkut perpipaan dari
gudang sentral Pemberi Tugas ke daerah pergudangan
Kontraktor/tempat pemasangan, maka suatu jumlah bulan telah
dimasukan pada RAB.
Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan atau cacat pada pipa-
pipa ini yang terjadi selama pengangkutan.
Kontraktor harus memberitahu Direksi/ Tenaga Ahli mengenai
maksudnya memasang tiap bagian dari saluran pipa paling lambat 2
hari sebelumnya. Sebelum menangani perpipaan di daerah
pergudangan Pemberi Tugas, Kontraktor harus memeriksanya dan
secara tertulis melaporkannya kepada Direksi mengenai tiap kerusakan
atau cacat pada pipa-pipa tersebut. Tiap kerusakan atau cacat pada
perpipaan yang tidak dilaporkan akan diperbaiki oleh Kontraktor atas
biaya sendiri, dengan tidak mempersoalkan siapa yang menyebabkan
kerusakan atau cacat tersebut.
Perpipaan tidak diperbolehkan dipindah dari daerah pergudangan oleh
Kontraktor, akan tetapi menurut cara-cara tersebut di atas dipasang
pada saluran pipa, akan dianggap hilang dan nilainya akan dipotong
dari harga kontrak. Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang
mencegah terjadinya keburukan, kerusakan dan pencemaran.
Kontraktor harus membuat ketentuan-ketentuan di lapangan untuk
menerima dan menimbun tiap perpipaan yang harus dipasang. Pipa-
pipa harus diberi sandaran sebagai rupa, sehingga lenturan yang terlalu
besar dapat dihindarkan. Tumpukan maksimum adalah 5 pipa.
Kontraktor harus menyediakan penjaga pada semua lapangan
termasuk pada termasuk daerah pergudangan seiama 24 jam/ sehari
dan bertanggung jawab atas kehilangan barang-barang.

7.3.1.3. Penyediaan Perpipaan oleh Kontraktor


Semua perpipaan yang diadakan oleh Kontraktor harus sesuai RAB
dan cocok dengan perpipaan yang diadakan oleh Pemberi Tugas dan
VII - 8
harus dengan form yang sama. Direksi dapat menghendaki
diadakannya pengujian dengan biaya Kontraktor dan atau sertifikat-
sertifikat pembuatan pabrik. Setelah perpipaan diterima oleh Direksi
maka akan ditimbun di Daerah Pergudangan Pemberi Tugas, darimana
penyimpanan dan administrasi akan sama dengan perpipaan yang
diadakan oieh Pemberi Tugas perpipaan dapat disimpan oleh
Kontraktor ditempat penyimpanan dekat lokasi pekerjaan.

7.3.1.4. Penyimpanan dan Administrasi Perpipaan oleh Kontraktor.


Pernborong harus berhati-hati dalam penanganan dan penyimpanan
semua perpipaan yang tidak boleh rusak. Perhatian khusus harus
diberikan pada penanganan dan penyimpanan pipa-pipa dan alat-alat
penyambung, untuk menjamin tidak terjadinya kerusakan-kerusakan
pada lapisan-lapisan semen atau pipa dalam keseluruhan. Pengait dan
lain-lain sama sekali tidak diperbolehkan mengait pada pinggiran ujung
pipa.
Perpipaan tidak boleh diangkat dengan mempergunakan rantai atau
tambang, akan tetapi harus dengan ikatan (Sling) lebar yang melingkari
pipa-pipa atau alat-alat penyambung. Sebelum pipa-pipa atau alat-alat
penyambung dipasang harus dengan teliti dibersihkan dan diperiksa
mengenai kerusakan.
Tiap bagian yang rusak harus dibersihkan dan diperbaki oleh
Kontraktor. Kontraktor harus berhati-hati dalam menangani katup-katup,
untuk menjamin agar tidak terjadi kerusakan pada dudukan dan bagian-
bagian yang bergerak. Katup katup harus dipasang dengan urutan kerja
yang baik, serta harus bebas dari kotoran dan rintangan-rintangan
terhadap mekanisme. Kontraktor harus dengan biaya sendiri
memperbaiki katup-katup, yang pada pemasangan mengalami
kerusakan. Bagian-bagian lapisan dasar aspal bituminus asli yang
rusak harus diperbaiki oleh Kontraktor. Setelah pemasangan semua
katup-katup akan dilapisi lagi dengan suatu lapisan aspal bituminus
oleh Kontraktor. Setiap katup yang ternyata tidak berfungsi seteiah
pemasangannya harus dilepaskan kembali dan kegagalan itu harus
diperbaiki atas beban Kontraktor.

7.3.1.5. Pengangkutan Perpipaan ke Lapangan


Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu, semua batangan pipa
harus ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi akhir pada jalur pipa,
dengan memperhitungkan keamanan lalu lintas. Pipa-pipa tidak boleh
ditempatkan di Lapangan lebih dari 30 m di depan parit-parit
penggalian.

7.3.1.6. Benda-benda Asing di dalam Pipa-pipa


Setiap saat Kontraktor harus menjamin bahwa bagian dalam pipa-pipa
selalu dalam keadaan bersih dan bebas dari benda-benda asing. Setiap
kerusakan pada pompa pompa dan katup-katup yang disebabkan oleh
benda-benda asing dalam instalasi pipa harus diperbaiki atas beban
pelnborong.
VII - 9
7.3.2. Pemasangan Pipa
Kontraktor tidak boleh memulai pelaksanaan pekerjaannya sebelum
alat-alat bantunya yang diperlukan sudah tersedia di lapangan (berlaku
untuk pemasangan pipa yang diadakan baik oleh Pemberi Tugas
maupun oleh Kontraktor). Pipa-pipa harus dipasang sesuai dengan
gambar-gambar rencana, kecuali oleh Direksi diberi petunjuk cara yang
lain. Pada umumnya gambar-gambar rencana menunjukkan tempat
yang biasa, sedangkan Direksi akan menunjukkan tempat pipa yang
tepat. Perhatian harus diberikan dalam penanganan pipa-pipa dan alat-
alat bantunya yang diserahkan kepada Kontraktor. Terlebih dahulu
semua pipa-pipa dan peralatan peralatan harus dikesampingkan, untuk
diteliti kembali apakah dapat diperbaiki ataukah harus ditolak sesuai
keputusan yang diambii oleh Direksi/ Tenaga Ahli.
Kehilangan atau kerusakan material-material merupakan tanggung
jawab Kontraktor dan harus segera dilaporkan secara tertulis kepada
Dlireksi dengan segaia uraian-uraian yang diperlukan.
Setiap pipa harus diperiksa secara seksama sebelum dan setelah
dipasang dan pipa yang rusak harus diperbaiki atau diganti. Setiap kali
pekerjaan pada hari itu berakhir, maka ujung-ujung pipa yang terbuka
untuk sementara waktu harus ditutup dengan balok-balok dari kayu,
penyekat-penyekat atau sebagaimana yang diintruksikan oleh Direksi/
Tenaga Ahii.
Tiap-tiap pipa dipasang dengan tepat menurut garis dan kelandaian
sesungguhnya dan sedemikian rupa sehingga dengan pipa yang
berbatasan merupakan suatu sambungan konsentris yang tertutup.
Selama pemasangan alat-alat bantu sementara sebagai penopang
pipa-pipa pada kedudukan yang benar harus dipergunakan dan
perhatian harus dicurahkan agar kerusakan tidak terjadi pada pipa-pipa,
sedangkan semua alat-alat pengikat pipa (penopang beton, bantalan-
bantalan penahan dan sebagainya), harus berada pada tempatnya
yang teratur benar, sebelum pemasangan dan pemindahan semua
peralatan-peralatan sementara /bantu.
Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga kemungkinan
untuk pengosongan dari pada sistem pipa pada titik terendah selalu
terjamin. Katup-katup, peralatan-peralatan rakit dan alat-alat bantu
harus dipasang pada lokasi yang tepat sesuai gambar-gambar rencana
kecuali ditentukan lain oleh Direksi/ Tenaga Ahli. Bila kerusakan terjadi
pada waktu pemasangan pada pipa pipa, peralatan-peralatan rakit,
katup-katup atau alat-alat bantu pipa selama pemasangan, hal ini harus
dilaporkan kepada Direksi yang akan mengambii keputusan apakah
harus diperbaiki atau menolak bahan pipa yang bersangkutan yang
rusak. Pada ujung-ujung akhir pemasangan pipa atau bila pemasangan
pipa harus berhenti maka harus dipasang cap/ dop dengan sambungan
yang sesuai spesifikasinya kecuali ditentukan lain oleh Direksi/ Tenaga
Ahli.

VII - 10
7.3.2.1. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat pemotong yang disetujui
oleh Direksi/ Tenaga Ahli serta harus dibersihkan dan dilakukan tegak
lurus terhadap sumbu air.
Semua pipa-pipa yang telah dipotong harus mempunyai permukaan
potong yang licin sesuai dengan sudut yang diinginkan terhadap sumbu
pipa tanpa merusak pipa-pipa tersebut. Pipa-pipa yang berdiameter 150
mm dan lebih besar, harus dipotong dengan mesin potong agar cocok
dengan alat-alat penyambung. Pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar
pipa-pipa dapat masuk dengan mudah ke dalam alat penyambung.
Untuk itu ujung pipa sebelah luar dikikir/ digerinda tidak lebih dari
setengah tebal pipa sampai licin dan lingkaran ujung pipa dibuat
dengan sudut ± 15 derajat terhadap as pipa. Umumnya pipa baja yang
dikeluarkan dari pabrik telah digerinda/ dipinggul lebih dulu.
Pemotongan pipa untuk menempatkan tee, bend, katup dan lain-lain
harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan
pada pipa dan lapisannya dan ujungnya harus dibuat halus dan rata.

7.3.2.2. Penyambungan Pipa


Semua alat-alat rakit dan ujung-ujung pipa harus dibersihkan dengan
seksama sebelum disambung-sambungkan. Sambungan-sambungan
antara pipa-pipa dan peralatan-peralatan rakit harus dilaksanakan
dengan mempergunakan cincin-cincin karet, flens-flens atau di las dan
lain-lain, sesuai gambar rencana.
Semua sambungan dan peralatan-peralatan rakit yang diperlukan harus
dipasang dengan cara yang memenuhi syarat, sehingga tidak
menimbulkan tegangan tegangan dalam keselurunan sistim pipa dan
harus dilaksanakan menurut petunjuk dari pabrik bersangkutan.
Defleksi pada sambungan-sambungan pipa PVC tidak boleh melebihi 3
derajat. Setiap lengkungan pada pipa harus diperlengkapi dengan
peralatan rakit yang layak dan harus dipasang menurut sudut yang
diinginkan.
a. Sambungan "pusn-on joint'"
Istilah "bell end"' atau "socket" pada pipa PVC yang digunakan disini
harus dianggap sebagai ujung-ujung dari pipa push-on-joint.
Pipa harus dipasang dengan ujung bell yang menghadap ke arah
depan dari pemasangan, kecuaii jika ditentukan lain oleh Direksi.
Jika pipa diletakkan pada sudut 10 derajat atau lebih besar,
pemasangan harus dimulai pada bagian atas dan harus mendahului
bagian atas dengan ujung bell dari pipa yang bersudut.
Akhiran spigot dari pipa harus dimasukan ke dalam socket dengan
berhatihati agar tidak terjadi persentuhan dengan tanan.
Sambungan harus diselesaikan dengan menekan bagian akhiran
yang datar ke dasar socket, dengan alat atau peralatan lain yang
disetujui Direksi. Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung
spigot, harus dibersihkan dari minyak/ pasir dan benda-benda asing
lainnya. Jika dipakai gelang karet untuk sambungan, maka gelang

VII - 11
karet yang melingkar harus dipasang dan dimasukkan ke dalam
gasket pada bell socket.
Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan
bagian dalam dari gasket atau pada akhiran dari pipa atau keduanya.
Minyak gelang harus berasal dari persediaan yang diberikan pabrik
dan disetujui oleh Direksi/ Tenaga Ahli. Tidak diperkenankan
mempergunakan bahan yang tidak disetujui.
jika dipakai sambungan dengan solvent cement, maka bagian yang
akan disambung harus dibersihkan dari debu, kotoran dan air.
Oleskan solvent cement dengan sikat yang tipis sampai merata pada
ujung pipa sedalam socket atau bagian dalam dari fitting yang akan
disambung.
Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus
tepat dengan bell dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang
benar. Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push-on-
joint untuk membentuk belahan berjari jari panjang, maka jumlah
defleksi harus dengan persyaratan Direksi/ Tenaga Ahli dan
petunjuk-petunjuk dari pabrik harus diikuti. Adalah penting untuk
membuat sambungan pipa pada lintasan yang lurus dan defleksi
dibuat sesudah sambungan diselesaikan.

7.3.2.3. Pemasangan Pipa di Atas Tanah


Pipa harus dipasang menurut garis dan ketinggian yang ditentukan dan
harus sedekat mungkin dengan pada dinding, atap, kolom dan bagian
struktural lainnya supaya hanya mengambil tempat seminimal mungkin
dan semua ordinat dan fitting yang diperlukan harus disiapkan.
Semua pipa dan alat-alat bantu (fitting) harus dipasangkan sedemikian
sehingga tidak menimbulkan tegangan atau regangan dalam pipa
maupun peralatan yang berhubungan karena adanya bagian-bagian
yang ditempatkan secara paksa.
Perubahan arah harus dikerjakan dengan memakai alat-alat bantu yang
sesuai. Pipa harus sejajar atau tegak lurus dinding, kecuali jika
ditetapkan lain. Sengkang atau tumpuan sementara harus disediakan
untuk menunjang pipa pada saat dipasang dan pemasangan pekerjaan
pipa harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun struktur dan
perlengkapannya yang berdekatan. Sebelum penunjang dan sengkang
sementara diangkat maka pir dan penunjang tetap harus sudah
terpasang.
Perpipaan harus mempunyai sambungan dalam jumlah cukup untuk
memudahkan pengangkutan. Samua perpipaan harus didukung kokoh
dengan penggantung, sisipan atau tumpuan yang disetujui dan
kemungkinan pengembangan atau penyusutan sudah diperhitungkan.
Pipa tidak boleh ditumpukkan pada pipa lain, tangga, anak tangga atau
trotoir kecuaii jika disetujui oleh Tenaga Ahli.
Semua pipa vertikal harus didukung pada tiap lantai atau pada interval-
interval yang tidak lebih dari 2 m dengan ke arah pipa, klem, sengkang
atau penahan pada dinding, serta pada titik yang lain agar menjamin
VII - 12
terciptanya konstruksi yang kaku. Tiap bagian pipa harus diletakkan
dan semua sambungan (disemen, dilas, disekrup ) dikerjakan ketika
pipa ditumpu oleh penunjang sementara. Setelah sambungan selesai
dikerjakan, pipa diklem pada posisi akhirnya. Pengecatan dan
pelapisan luar/ dalam harus dikerjakan sebagaimana ditentukan dalam
ayat-ayat yang sesuai dengan spesifikasi ini.

VII - 13
BAB VIII
PEKERJAAN PLAFOND

1. LINGKUP PEKERJAAN
Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini
hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond pada ruang-ruang
sesuai yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi Pengawas.

2. PERSYARATAN BAHAN
Bahan Kayu dan Gypsum :
a. Sebagai rangka langit-langit Gypsum dengan pola plafond sesuai
dengan gambar detail, yang digantungkan pada rangka atap dengan
memakai penggantung.
b. Penutup langit-langit Gypsum :
Digunakan Gypsum atau setara yang disetujui Direksi Pengawas.
Bahan yang digunakan harus sesuai persyaratan dan yang telah
disetujui dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan
tersebut. Alat-alat pembantu lainnya dari jenis dan ukuran disesuaikan
dengan ukuran bahan yang digunakan
c. Bahan finishing :
Finishing penutup langit-langit menggunakan cat yang bermutu baik
(lihat spek. Cat) dan yang telah disetujui Direksi Pengawas. Warna dan
corak akan ditentukan kemudian.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan
peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/ penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk /
mekanisme kerja yang disesuaikan gambar rencana dan telah
disesuaikan keadaan dilapangan, shop drawing harus mendapat
persetujuan Direksi Pengawas.
c. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum
pekerjaan dimulai dan dipasang.
d. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan rangka, gypsum board dan
material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
e. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,
baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.

VIII - 1
f. Disain dan produksi dari sistem partisi harus mendapat persetujuan
dari Direksi Pengawas dan sesuai gambar rencana.
g. Pemakaian bahan dan pola pemasangan langit-langit tidak boleh
menyimpang dari persyaratan.
h. Semua rangka harus terpasang siku, rata pada permukaan bawahnya
dan sesuai peil dalam gambar dan datar (tidak melebihi batas toleransi
kemiringin yang diizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).
i. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut
pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam
gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada Direksi
Pengawas.

j. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan


terhadap benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat
kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung
jawab Kontraktor.
k. Semua panil (unit-unitnya) harus terpasang rapi dan kuat sesuai
petunjuk-petunjuk gambar.
l. Semua hubungan terhadap bagian dari pekerjaan lain harus
diperhatikan kerapihan dan kekuatannya. Lubang-lubang bekas
pemasangan, dan penguat lain harus tidak terlihat dan semua penguat
harus terpasang baik dan dapat menjamin kekuatannya.

VIII - 2
BAB X
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. PERSYARATAN UMUM TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN :


1. Umum
Pemasanan instalasi pada dasarnya harus memenuhi peraturan-
peraturan sebagai berikut adalah :
a. PUIL tahun 2000 ;
b. Peraturan-peaturan yang lain yang dikeluarkan olhe Perumtel,
Ditjen Bina Lindung, dan Lembaga Pemerintah lainnya yang
berwenang ;
c. ASHRAE, ARI, ASTM, ASME, dan SMACNA ;
d. National Fire Protection Association (NFPA) ;
e. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Ibukota Jakarta No. 1173
tahun 1982 ;
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.05/MEN/1982 ;
g. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang,
seperti PLN, DInas Pemadam Kebakaran, d.l.l ;
h. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang
memiliki tenaga ahli yang mempunyai surat izin Pemasangan Instalasi
dari Instansi berwenang yang telah biasa mengerjakan suatu daftar
referensi pemasangan.
2. Gambar Rencana
 Gambar Rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan
suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
 Gambar-gambar system ini menunjukkan secara umum tata letak
dari peralatan, sedangkan pemasanan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
 Gambar-gambar Arsitektur, Struktur/Sipil, maupun Interior harus
dipakai sebagai referensi untuk Pelaksanaan.
3. Koordinasi
 Pemborong hendaknya bekerja sama dengan teknisi internal
(Teknisi Rumah Tangga) agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancer sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
 Koordinasi dengan Tim Teknis dari Pemberi Tugas dan Tim
Pengelola Teknis PU harus selalu dijalankan agar kendal-kendala
yang ada di lapangan dapat segera diatasi.
4. Pelaksanaan Pemasangan
 Sebelum melaksanakan pemasangan instalasi Pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi
Lapangan/Pengawas dalam rangkap 4 (empat) untuk disetujui..
Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi
pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan,
jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak
pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi accessories

X-1
yang dipakai dan Pengawas berhak menolak gambar kerja yang
tidak mengikuti ketentuan diatas.
 Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan ulang atas segala
ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang, apabila
terdapat sesuatu yang diragukan Pemborong harus segera
menghubungi Konsultan Pengawas.
 Asumsi-asumsi Konsultan Perencana dalam penentuan
performance suatu peralatan harus diperiksa ulang oleh Kontraktor
sesuai dengan peralatan yang dipilih maupun kondisi
actual/lapangan dan dimintakan persetujuan kepada Konsultan
Pengawas.
2. PERSETUJUAN MATERIAL, PERALATAN DAN DOKUMEN YANG
DISERAHKAN
1. Umum
Dalam jangka waktu 14 (empatbelas) hari setalah menerima
SPK/KONTRAK/SPMK dan sebelum memulai pekerjaan, pengadaan
material dan peralatan, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing,
daftar peralatan, dan bahan yang akan digunakan pada proyek ini
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan
dipakai dan semua biaya yang timbul berkenaan dengan penyerahan
dan pengambilan contoh/dokumen ini.
2. Shop Drawing
Pemborong harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan
potongan yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui. Dengan
mengajukan gambar-gambar kerja ini berarti Kontraktor sudah
mempelajari keadaan lapangan setempat, gambar-gambar Struktur,
Arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya
3. Daftar Peralatan dan Bahan
Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan
digunakan pada proyek ini harus diserahkan untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas dengan dilampiri brosur-brosur
yang lengkap dengan data-data teknis,performance dari
peralatan/bahan. Daftar bahan dan peralatan ini harus sesuai
spesifikasi.

3. PEKERJAAN LISTRIK
1. Pekerjaan instalasi listrik yan termasuk pekerjaan ini adalah system
instalasi listrik secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berjalan
dengan baik dan aman, sehingga pada waktu serah terima pertama
instalasi tersebut harus sudah dapat dipergunakan oleh Pengguna
Jasa.
2. Seluruh peralatan yang direncanakan dalam instalasi ini adalah untuk
bekerja pada frekwensi 50 Hz s.d 60 Hz dan tegangan 220/380 Volt.

4. PERSYARATAN BAHAN :
1. Kabel Tegangan Rendah yan diapak harus dapat dipergunakan untuk
teangan min. 0,6kV untuk kabel NYM, NYY, & NYFbY dengan
spesifikasi :

X-2
 Conductor : Plain Copper (NYM & NYY), solid or Stranded
(NYY), Copper/Sector Shape (NYFGbY)
 Insulation : PVC
 Core Filter : Compound Elastic / Soft PVC
 Sheath : PVC
 Produk Kabel : 4 besar (Supreme, Tranka, Kabelindo, Kabel
Metal) atau setara
 Produk conduit : EGA, Cipsal, Double-H atau setara
 Metal Conduit : Maruichi, Matsushita atau setara
2. Pada prinsipnya kabel-kabel instalasi daya dipergunakan adalah :
 Kabel-kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYFGbY dan NYY ;
 Kabel instalasi penerangan dan kotak kontak dipergunakan NYM
3x2,5 mm2 dengan HIP conduit diameter minimum 19mm sebagai
pelindungnya.
3. Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan kawat
BC atau NYA sebagai kawat pentanahan dengan diameter sama
dengan diameter kabel feedernya atau minimal satu rating
dibawahnya kecuali diatas diameter 50 mm2 dipergunakan BC 50
mm2.
4. Penampang kabel minimum yang dapat diapaki untuk instalasi adala
dengan diameter 2,5mm, sedangkan untuk arde dengan diameter
6mm.

X-3
BAB XI
PASANGAN KERAMIK

1. PEKERJAAN KERAMIK
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik & sempurna.
a. Pekerjaan finishing lantai bangunan yang disebutkan /ditunjukkan
dalam detail gambar.
b. Pekerjaan finishing dinding yang disebutkan /ditunjukkan dalam
detail gambar
2 Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan adalah jenis keramik buatan dalam negeri
yang bermutu baik dan disetujui Direksi Pengawas. Warna akan
ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna harus seragam,
warna yang tidak seragam akan ditolak. Bahan perekat dari adukan
spesi 4 bagian pasir pasang : 1 bagian PC.
Penggunaan keramik pada area Selasar, bekas pembongkaran partisi
dan dinding, menggunakan keramik yang sesuai dengan keadaan
existing
 Penggunaan keramik ROMAN atau setara untuk lantai
 Penggunaan keramik ROMAN atau setara untuk dinding.
3 Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3
jenis produk yang berlainan) kepada Direksi Pengawas.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing dari pola keramik yang disetujui Direksi Pengawas.
c. Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak
retak, tidak cacat dan tidak bernoda serta direndam dalam air
sampai jenuh.
d. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 4 Pasir Pasang.
e. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar
rata.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar
siar-siar), harus sama lebar miminum 3 mm dan kedalaman
maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi
Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan
harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus
sesamanya. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan,
warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang
dipasangnya.
g. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong
khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

XI - 1
h. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala
macam noda pada permukaannya, hingga betul-betul bersih.
i. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat gurinda,
sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan
memperoleh bentuk tepian yang sempurna.
j. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan
lain selama 1 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat
pada permukaan lantai
Kontraktor harus menyediakan material keramik untuk persediaan
dalam kurun waktu masa pemeliharaan

XI - 2
BAB XII
PEKERJAAN DAUN PINTU

1. PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA


1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan daun pintu meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-
alat ayng diperlukan untuk semua pekerjaan pembuatan termasuk
persyaratan yang sesuai terhadap masing masing material, kayu solid,
kaca, kayu lapis HPL dan melamic finishing

2. Persyaratan bahan
 Kayu harus memenuhi persyaratan diklasifikasi sesuai dengan
peraturan klasifikasi setempat
 Kayu lapis harus memenuhi british standart : bs 565 ; bs 1455 ; bs
3493 ; bs 3842 ; bs 4512
 Pekerjaan pintu kaca, harus memenuhi standart pembuatan kaca
tempered
 Pekerjaan finishing melamic harus memenuhi standart pengecatan
melamic dengan bahan dari impra : propan raya.atau setara
 Pekerjaan daun pintu kaca frameless harus memenuhi standart bahan

3. Syarat-syarat pelaksanaan
Pekerjaan pintu kayu
a. Pekerjaan dan pemasangan serta ukuran daun pintu / kusen sesuai
dengan detail / gambar yang diterbitkan perencana.
b. Pekerjaan finishing natural doff, kontraktor harus mengajukan
contoh warna dan finishing untuk disetujui oleh perencana sebelum
memulai pekerjaan
c. Lem, rackol putih dan heverin (tergantung dari keperluan)
 lem kayu + kayu atau bahan dari kayu lainnya dipakai lem putih
merkrackol atau aica aibon.
 lem kayu + bahan jenis lain menggunakan lem epoxi; heverin.
 pemakaian lem jenis lain harus mendapat rekomendasi dari
perencana
d. Kaca/glass, tebal 5 mm untuk lubang kaca merk ASAHI atau setara.
e. Teknik pengerjaan
 Cara-cara pengerjaan harus memakai cara yang benar dan alat
yang benar.
 Teknik penyambungan kayu dengan kayu harus diusahakan
dengan purus dan diperkuat dengan lem kayu (rackol putih).
 Dalam konstruksi tertentu yang memerlukan perkuatan yang lebih,
harus dibantu dengan skrup, pemakaian paku tidak diijinkan
(rekomendasikan).
 Pada pemasangan bahan penutup daun pintu hanya boleh dengan
cara dilem dan dipress paku tidak direkomendasikan.
 Pada pemasangan kusen dibagian yang tertutup, partisi harus
diperkuat dengan angkur besi dan di fiser ke lantai / tembok.

XII - 1
 pemasangan semua fist harus menggunakan lem putih dan
pakutembak dengan kompressor; paku berkepala sama sekali tidak
diijinkan digunakan dalam semua pekerjaan kayu.
f. Pengiriman & penyimpanan di site
 Pengiriman barang-barang harus hati-hati dan tidak boleh
terjadi kerusakan.
 Setiap unit pintu yang dikirim ke lapangan harus ada tanda/bukti
sudah diperiksa kualitasnya oleh QC pabrik
 Material yang disimpan dilapangan (site) harus diatur
sedemikian rupa agar tidak terjadi kerusakan/cacat.
g. Pekerjaan pintu kaca
pekerjaan dan pemasangan kaca tempered main entrance serta
ukuran daun pintu sesuai dengan detail / gambar yang diterbitkan
perencana
a. Teknik pengerjaan
Cara-cara pengerjaan harus memakai cara yang benar dan alat
yang benar
b. Pengiriman & penyimpanan di site
 Pengiriman barang-barang harus hati-hati dan tidak boleh
terjadi kerusakan.
 Setiap unit pintu yang dikirim ke lapangan harus ada
tanda/bukti sudah diperiksa kualitasnya oleh QC pabrik
 Material yang disimpan dilapangan (site) harus diatur
sedemikian rupa agar tidak terjadi kerusakan/cacat.

2. PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna sesuai
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca), bebas dari komposisi
kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas dari keretakan,
bebas dari gumpilan tepi, bebas dari benang, gelombang dan bebas
dari lengkungan.
b. Kaca yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI –
1982 pasal 63 dan SII 0189-78
c. Toleransi untuk ukuran panjang dan lebar kira-kira 2 mm, kesikuan
maksimum 1,5 mm dan ketebalan tidak boleh lebih dari 0,3 mm.
d. Kaca yang digunakan adalah kaca polos produksi ASAHIMAS atau
setara dan disetujui oleh Direksi Pengawas.
e. Tebal kaca untuk pintu frameless polos 12 mm, jendela tampak
depan polos 8 mm dan untuk pintu/jendela rangka aluminium polos 6
mm.
f. Ukuran pemotongan kaca dan tempat pemasangan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

XII - 2
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
b. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda/dihaluskan.
c. Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan dengan mengikuti
petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat dalam pekerjaan.
d. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh tenaga yang mempunyai
pengalaman dan keahlian khusus dalam bidangnya.
e. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda agar mudah diketahui.
f. Pemotongan kaca harus rapih dan lurus, diharuskan menggunakan
alat-alat pemotong kaca khusus.
g. Pemasangan kaca-kaca dalam alur rangkanya, harus rapat,
kuat/tidak goyang dan sesuai persyaratan.
h. Tepi kaca diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi.
Sealant yang digunakan dari mutu terbaik, sesuai persyaratan pabrik.
i. Kaca harus terpasang rapih, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak ada
cacat-cacat seperti yang disyaratkan.

4. Materials
1. Kaca pada pintu
Menggunakan kaca dari type floatglass 6 mm, untuk tinggi kaca
diatas 2,00 m , menggunakan kaca tempered 10 mm. Kwalitas dari
kaca-kaca tersebut harus setaraf dengan kaca-kaca produksi
"asahimas" atau produksi lokal lainnya dari kwalitas baik.
2. Contoh
Untuk kaca yang akan dipasang kontraktor diwajibkan memberikan
contoh - contoh bahan terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas atau pemberi tugas .
3. Flat glass
Flat glass harus memiliki ketebalan yang sama, bebas dari
kerusakan dan memenuhi persyaratan
4. Tempered glass
Tempered glass adalah flat glass yang dipanaskan dalam kondisi
tertentu, sehingga mencapai suhu 700C, dan kemudian dengan
cepat disemprotkan udara dengan jarak tertentu. dengan kualitas
setara Asahimas atau produksi lainnya dari kualitas baik dengan
ketebalan dan ukuran sesuai dengan gambar kerja.
5. Kaca cermin
Kaca cermin harus memiliki ketebalan yang sama, bebas dari
kerusakan dan memenuhi persyaratan. Dengan kualitas setara
Asahimas atau produksi lainnya dari kualitas baik dengan ketebalan
dan ukuran sesuai dengan gambar kerja.

5. Pemasangan cermin
Pemasangan cermin dengan baut stainless steel dengan ditutup oleh
kepala baut. perletakannya sesuai dengan gambar. baut harus berada
pada kedudukan yang kuat untuk mengikat keberadaan cermin.

XII - 3
6. Pemindahan dan pembersihan
1. Setiap panel kaca harus segera diberi tanda setelah selesai
pelaksanaan
2. Pengecekan lapangan harus dilakukan apakah ada kaca yang rusak
untuk memastikan tidak ada biaya tambahan dari pemberi tugas,
setelah selesai pekerjaan harus dibersihkan dari label, cat dan
semua kotoran.
3. Memastikan bahwa permukaan kaca tidak ada yang tergores.
Membersihkan dengan sabun atau deterjen dan air. kaca yang
terkena lilin dan minyak atau yang sejenisnya dibersihkan dengan
bahan yang sesuai.

XII - 4
BAB XIII
PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

1. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan pintu/jendela dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
Pemasangan alat pengunci dan penggantung dilakukan pada seluruh
pintu dan perbaikan jendela existing seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
Sebelum dipasang kontraktor harus mengajukan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
Semua peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam spesifikasi ini. Apabila terjadi perubahan atau
penggantian peralatan akibat pemilikkan merk, kontraktor harus
melaporkan hal tersebut kepada Direksi Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
Pintu panel kayu solid di Ruang perkuliahan menggunakan peralatan
sebagai berikut :
 Engsel, Ball bearing bult, 4”x 3” SSS 304 merk YANK, STERLING
atau setara
 Kunci Pintu, Mortice lockcase, 50mm b/s ; 85mm c/s europrofile
cylinder FINO, KEND, STERLING atau setara
 Flush bolt, FINO, KEND, atau setara Handle, Lever handle
complete with rose and escutcheons Stainless Steel FINO, KEND,
STERLING atau setara Door Closer, menggunakan produk
DORMA atau setara Pintu kaca frame less pada main entranca di
Ruang perkuliahan menggunakan peralatan sebagai berikut
 Engsel, hinge stainless steel, merk ex. dorma bersertifikat atau setara
 Handle custome made stainless steel
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
harus ditunjukkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi Pengawas.
2. Pekerjaan pemasangan dan penyetelan alat-alat pengunci dan
penggantung harus dilaksanakan oleh orang yang ahli dalam
bidangnya.
3. Engsel atas dipasang + 20 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 20 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.
4. Handle dipasang 100 cm dari permukaan lantai.

XIII - 1
5. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus
rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh
Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Pemborong
wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
6. Door closer harus dipasang dengan baik dan merekat dengan kuat
pada batang kosen dan daun pintu dan disetel sedemikian rupa
sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen pintu.
7. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

XIII - 2
BAB XIV
PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna. Meliputi pengecatan dinding/ beton bagian luar dan
dalam serta seluruh detail yang ditunjukan/disebutkan dalam gambar.
Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada
berbagai material untuk maksud-maksud perlindungan/ pemberian
warna, pemberian texture dan memberi kemungkinan untuk dicuci dari
material tersebut.
Perincian dari pekerjaan cat ini meliputi jenis-jenis berikut:
 Pekerjaan pengecatan dasar atau primer dan pendempulan.
 Pekerjaan cat dinding
 Pekerjaan cat langit-langit

2. Persyaratan Bahan
a. Persyaratan Standar/Mutu bahan
 Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3
dan NI-4 atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang
digunakan.
 Standar dari bahan prosedur pengecatan ditentukan pabrik
pembuat cat dan Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar
dengan jalan mencampur dan mencairkan yang tidak sesuai
dengan instruksi pabrik atau tanpa ijin dari Direksi/Pengawas.
b. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
 Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan
utuh dan tidak cacat. berapa bahan tertentu harus masih di
dalam kotak aslinya yang masih tersegel dan erlabel pabriknya.
 Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan
tertutup, kering, tidak lembab dan bersih, sesuai dengan
jenisnya.
 Kontraktor bertanggung-jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan dan pelaksanaan.
c. Bahan Yang Digunakan
 Untuk cat dinding interior dan cat langit-langit digunakan jenis
Acrylic Emulsion merk ICI Vinilex atau yang setara.
 Untuk cat dinding exterior digunakan jenis cat yang tahan cuaca
merk Vinilex Exterior atau setara

3. Syarat-syarat Pelaksanaan/Syarat Umum


Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada
Direksi/Pengawas beserta ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik
untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan. Jika dipandang perlu diadakan
penukaran/penggantian bahan pengganti harus disetujui
Direksi/Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.

XIV - 1
Pekerjaan pengecatan jangan dilakukan di daerah terbuka dalam
keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu yang
akan mengurangi kualitas pengecatan.
a. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pada suatu bidang harus
mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas. Sebelum memulai
pelaksanaan pengecatan, Kontraktor wajib melakukan percobaan
untuk disetujui Direksi/Pengawas.
b. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat
bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum
kelainan/perbedaan tersebut diselesaikan. Bila ada kelainan dalam
hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas. Kontraktor
wajib memperbaiki/mengulangi mengganti kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya
Kontraktor.

4. Gambar Detail Pelaksanaan :


Bila diperlukan, Kontraktor harus membuat gambar kerja pelaksanaan
pengecatan (untuk bagian-bagian yang dianggap perlu)

5. Cara Pelaksanaan :
Lakukan pengecatan dengan data terbaik yang umum dilakukan
kecuali spesifikasi lain. Urutan pengecatan, penggunaan lapisan-
lapisan dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan syarat
yang dikeluarkan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak
bercucuran atau ada bekas-bekas yang menunjukan tanda-tanda
sapuan,semprotan dan roller. Sapukan semua dasar dengan cat dasar
dan kuas, penyemprotan hanya diijinkan dilakukan bila disetujui
Direksi/Pengawas.

6. Pengecatan Kembali :
Dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi, atau
lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukan
oleh Direksi/Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan
spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
Pembersihan permukaan, pekerjaan termasuk penggunaan biaya,
pengupasan cat teksture, pencucian dengan air, maupun pembersihan
dengan kain kering, harus mendapat persetujuan. Kerapihan
pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu
pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah
terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan diperbaiki
atas tanggungan Kontraktor.

7. Syarat Pengamanan Pekerjaan


Agar daerah-daerah yang sedang dicat ditutup dari pekerjaan-
pekerjaan lain, maupun kegiatan lain dan juga daerah tersebut
terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai cat daerah tersebut
kering.

XIV - 2
Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau material lain yang
dekat dengan pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kosen-kosen dan
sebagainya dengan cara menutup/melindungi bagian tersebut
selama pekerjaan pengecatan berlangsung. Kontraktor bertanggung
jawab memperbaiki atau mengganti material yang rusak akibat
pekerjaan pengecatan tersebut.

XIV - 3

Anda mungkin juga menyukai