JAMALLUDIN MAK’RUF
NIM. 2002032007
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. H. Arpinus, M.Ag SEMESTER 2
0
METODE PENINGKATAN KUALITAS AKHLAK
A. Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri di
dunia ini. Mereka dituntut untuk beradatasi dengan lingkungan sekitar.
Ada hal pokok yang tidak bisa ditinggal oleh manusia dalam bersosialisasi
dengan masyarakat , yaitu akhlak. Manusia harus bisa mengetahui dan bisa
memahami akhlak masyarakatnya.
Manusia dalam hidup di dunia ini memuliki dua akhlak atau
perilaku, ada akhlak terpuji serta akhlak tercela. Akhlak terpuji bisa
memberikan dampak positif terhadap perilakunya, begitupula dengan
akhlak tercela yang akan membawa dampak negatif baik untuk dirinya
maupun untuk orang lain. Agama Islam mengajarkan hal-hal yang baik
dalam segala hal aspek kehidupan manusia, Islam adalah ajaran yang
benar untuk akhlaknya demi mencapai kehidupan yang mulia baik di
dinuia maupun di akhirat.
B. Pembahasan
1. Penerapan Metode-Metode Peningkatan Kualitas Akhlak
Imam al-Ghazali berpendapat bahwa metode peningkatan kualitas
akhlak seseorang dan cara penerapannya diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Metode Taat Syari’at
Metode ini berupa pembenahan diri, yakni membiasakan
diri dalam hidup sehari-hari untuk melakukan kebajikan dan hal-
hal bermanfaat sesuai dengan ketentuan syari‟at, aturan-aturan
negara, dan norma-norma kehidupan bermasyarakat.
Disamping itu berusaha untuk menjauhi hal-hal yang
dilarang syara‟ dan aturan -aturan yang berlaku. Metode
ini sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja dalam kehidupan
sehari-hari. Hasilnya akan berkembang sikap dan perilaku positif
seperti ketaatan pada agama dan norma-norma masyarakat,
hiduptenang dan wajar, senang melakukan kebajikan,
pandai menyesuaikan diri dan bebas dari permusuhan.
Berikut adalah cara-cara menerapkan metode tersebut yait,
sebagai berikut:
1) Membiasakan diri untuk selalu melakukan kebaikan dan
menjauhi yang di larang syara‟.
2) Menjauhi permusuhan
3) Membiasakan diri untuk menyesuaikan dengan lingkungan
b. Metode Pengembangan Diri
2
Metode yang bercorak psiko edukatif ini didasari oleh
kesadaran atas kekuatan dan kelemahan diri yang kemudian
melahirkan keinginan untuk meningkatkan sifat -sifat baik dan
sekaligus menghilangkan sifat-sifat buruk.
Dalam pelaksanaannya dilakukan pula proses pembiasaan
(conditioning) seperti pada “Metode Taat Syari‟at” ditambah
dengan upaya meneladani perbuatan dari pribadi-pribadi yang
dikagumi. Membiasakan diri dengan cara hidup seperti ini secara
konsisten akan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan dan sifat-
sifat terpuji yang terungkap dalam kehidupan pribadi dan
kehidupan bermasyarakat.
Metode ini sebenarnya mirip dengan metode pertama,
hanya saja dilakukan secara lebih sadar, lebih disiplin dan intensif
serta lebih personal sifatnya daripada metode pertama. Cara
menerapkan metode pengembangan diri ini adalah:
1) Berupaya meneladani perbuatan
2) Perbuatan terpuji dari pribadi
3) Pribadi yang di kagumi
4) Membiasakan konsisten untuk melakukan kebiasaan
5) Kebiasaan terpuji dan menghilangkan sifat
6) Sifat tercela yang ada pada diri
7) Berusaha meningkatkan potensi
3
8) Potensi baik yang ada pada diri untuk menjadi pribadi yang
lebih baik.
c. Metode Kesufian
Metode ini bercorak spiritual-religius dan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pribadi mendekati citra Insan Ideal (Kamil).
Pelatihan disiplin diri ini menurut al-Ghazali dilakukan melalui dua
jalan yakni al-mujaahadah dan al-riyaadlah. Al-Mujāhadah adalah
usaha sungguh -sungguh untuk menghilangkan segala hambatan
pribadi (harta, kemegahan, taklid,maksiat). Al-Riyādlah adalah
latihan mendekatkan diri pada Tuhan dengan selalu berusaha
meningkatkan kualitas ibadah.
Kegiatan sufistik ini berlangsung dibawah bimbingan
seorang Guru yang benar –benar berkualitas dalam hal ilmu,
kemampuan dan wewenangnya sebagai Mursyid.
Diantara ketiga metode tersebut, metode kesufian dianggap
tertinggi oleh al-Ghazali dalam proses peningkatan derajat
keruhanian, khususnya dalam meraih ahlak terpuji. Cara
menerapkan metode ini adalah:
1) Membiasakan bersifat zuhud
2) Melakukan riyā dhah/ mendekatkan diri pada tuhan
3) Meningkatkan kualitas ibadah
2. Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan yan dapat digunakan untuk mendefinisikan
akhlak, yaitu pendekatan inguistik (kebahasaan) dan pendekatan
terminologi (peristilahan) (Abudin Nata, 1997:1).
Secara bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari
kata “Khuluqun”, yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai
tingkah laku atau tani‟at . menurut pengertian sehari-hari umunya
akhlak itu disamakan dengan budi pekerti, kesusilaan dan sopan santun
(Handbook, 2007:20).
Kata akhlak atau khuluq keduanya dapat dijumpai maknanya, baik
dalam al-Qur‟an maupun hadits, sebagai berikut:
Handbook. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. Imperial Bhakti
Utama.
Nata, Abuddin. 1997. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Mustofa. 2007. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Selamat, Kasmuri dan Ihsan Sanusi. 2012. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia.
Wathoni, Lalu Muhammad Nurul. 2020. Akhlak Tasawuf. Nusa Tenggara Barat:
Forum Pemuda Aswaja.
Zein, Ali Hasan. 2020. Pendidikan Agama Islam Interdisipliner untuk Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Melalui diskusi peserta didik mampu:
a. Mengetahui sifat-sifat tercela kepada allah swt dan kepada diri sendiri
b. Memahami sifat-sifat tercela kepada Allah SWT dan diri sendiri
c. Menganalisis dampak negatif dari sifat-sifat tercela kepada Allah dan kepada
diri sendiri
D. MATERI PEMBELAJARAN:
a. Sifat –sifat tercela kepada Allah SWT dan kepada diri sendiri (terlampir )
a. Pendekatan : Kooperatif
b. Model : Jigsaw
F. SUMBER BELAJAR
a. Abdul Rahman, Roli, dkk, Menjaga Akidah Akhlak kurikulum 2008 MA Kelas 2,
b. Junaidi Hidayat, dkk, Ayo Memahami Akidah dan Akhlak kurikulum 2006
Mts Kelas 1, Jakarta : Erlangga, 2008
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media
Video Pembelajaran
2. Alat
a. LCD Projector
b. Imfokus
17
materi yang akan b. Siswa Menyimak
dibahas. pengantar materi
yang disampaikan
guru
1. Eksperimen a. Memandu siswa untuk a. Membentuk 5 menit
membentuk kelompok kelompok yang
kecil yang terdiri dari beranggotakan 4
4 orang orang
b. Guru memberikan b. Menerima bahan
bahan tentang sifat yang dibagikan guru
sifat tecela dan dan mendengarkan
memberikan instruksi instruksi
18
4. Komunikas a. Guru mendengarkan a. Siswa 15
18
i presentasi jawaban dari mempresentasikan menit
setiap kelompok jawaban dari
b. Guru Menanggapi hasil kelompok masing-
presentasi (melengkapi, masing
mengkonformasi, dan b. Mendengarkan
menyanggah). tanggapan atau
c. Memberikan apresiasi komentar guru
kepada kelompok c. Menerima apresiasi
terbaik yang diberikan guru.
Penutup a. Menyimpulkan materi a. Mendengarkan 5 menit
pelajaran kesimpulan materi
b. Memberikan Reward dari guru
kepada kelompok b. Menjawab soal yang
terbaik diberikan guru.
c. Memberikan postes
sesuai dengan meteri c. Membaca hamdalah
yang telah di bahas.
d. Menutup pembelajaran d. Menyalami guru
dengan membaca sebelum
hamdalah meninggalkan
ruangan
I. PENILAIAN
1. Tugas
Perilaku Tanggapan
Tidak mudah marah Perbuatan itu sangat baik karena
marah hasutan syetan
Tidak mudah putus asa Allah tidak akan menguji
hambanya dibatas kemampuanya
Kolom menyebutkan contoh perilaku Usman bin Affan beserta alasannya. Skor
nilai:
1) Apabila peserta didik bisa menyebutkan satu contoh peristiwa lengkap dengan
alasannya, skor 10.
2) Apabila peserta didik bisa menyebutkan satu contoh peristiwa tanpa alasan
yang benar, skor 5.
Nilai = Jumlah nilai skor yang diperoleh.
2. Observasi
No Nama Aspek yang Jumlah Nilai Ketuntasan Tindak
Siswa dinilai Skor Lanjut
1 2 3 T TT R P
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai.....( disesuaikan dengan nilai KKM )
TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
3. Portofolio
Rubrik penilaian:
1. Apabila peserta didik belum memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam
indikator.
2. Apabila sudah memperlihatkan perilaku tetapi belum konsisten yang
dinyatakan dalam indikator.
3. Apabila sudah memperlihatkan perilaku dan sudah konsisten yang dinyatakan
dalam indikator.
4. Apabila sudah memperlihatkan perilaku kebiasaan yang dinyatakan dalam
indikator.
Catatan:
Penguasaan nilai disesuaikan dengan karakter yang diinginkan.
Rentang Skor = Skor Maksimal – Skor Minimal
= 16 - 4
= 12
MK = 4 - 16
MB = 1- 13
MT = 8 - 10
BT = 4-7
Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi
belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
Mengetahui, Batusangkar
KEPALA MAN 1 Koto Baru Guru Mapel Akidah Akhlak
Lampiran:
Materi Ajar
ْنOُهOس َل ص َاOال ّن شO َنOُ ْن يOَا صًل هلال ْي ِو ِ ْ اOََا َه ز ن. رواه سلن
هلال
اOه َن ل َ َنOّسل َو عل ر ى ل
س
ْن ي ه ْن سِّن ِو OُوOَهل ُال ل ب ش س ِّن َق َّي ّّل ْكز شاOَ َها ا. رواه التز هذ ي
َ ْكز ه و د ض ْيحا ِو م
ع
Putus asa berarti habis harapan, tidak ada harapan lagi. Seseorang
dikatakan putus asa apabila tidak lagi mempunyai harapan tentang
sesuatu yang semula hendak dicapai.Penyebab seseorang putus asa
biasanya karena terjadinya kegagalan yang berulang kali dalam
mencapai cita-cita atau pengharapan sesuatu. Sebenarnya, penyebab
utama seseorang putus asa bukanlah persoalan yang dihadapi semata-
mata , melainkan cara menyikapi persoalan tersebut.. Allah berfirman:
C. Ghadab ا
1. Pengertian Ghadab
26
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik
di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S.Ali „Imran/3 :133-134).
a. Lebih baik mengalah dari pada menimbulkan kerusakan yang lebih besar.
Mengalah bukan berarti kalah kan…?
b. Jangan bicara yang menyinggung perasaan orang lain, jika salah kita
ingatkan dengan cara yang baik.
c. Selalu memberi maaf dengan tulus ikhlas, sebagaimana firman Allah :
Perkataan yang baik dan pemberian maaf[167] lebih baik dari sedekah
yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).
Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.(Q.S Al Baqarah 263 )
D. Tabzir (boros)
Menurut bahasa tabzir berasal dari bahasa arab “bazzara-
yubazziru-tabzirun” yang berarti boros. Sedangkan menurut istilah adalah
perbuatan yang dilakukan dengan cara menghambur-hamburkan uang
ataupun barang karena kesenangan atau kebiasaan. Firman Allah yang
menerangkan larangan tersebut terdapat dalam surat Al-Furqan ayat 67
sebagai berikut :
27
67. dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),
mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
27
Firman Allah yang menerangkan larangan tersebut terdapat dalam
surat Al-Isra‟ ayat 27 sebagai berikut :