Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

SEPSIS NEONATORUM

Disusun Oleh :
Aditiya Kurniawan
NIM. 20310183

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES
LAPORAN PENDAHULUAN
SEPSIS NEONATORUM
DI RUANG HCU NEONATUS Dr. MOEWARDI

A. Definisi
Sepsis adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya terjadi pada bulan
pertama kehidupan. (Muscari, Mary E, 2005).
Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu
pertama kehidupan.(Bobak, 2005)
Sepsis adalah infeksi berat dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah.
(Surasmi, Asrining, 2003).
Sepsisadalahsindromyangdikarakteristikanolehtanda-tandaklinis dan gejala-gejala
infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik.
(Doenges, Marylyn E.2000).
B. Klasifikasi Penyakit
Pembagian sepsis:
1. Sepsisdini
Terjadi 7 hari pertama kehidupan. Karakteristik : sumber organisme pada saluran genital ibu dan cairan amnion,
biasanya fulminal dengan angka mortalitas tinggi.
2. Sepsis lanjutan /nosocomial
Yaitu terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca lahir.
Karakteristik : didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang
ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering mengalami kompliakasi.

C. Etiologi

1. Semua infeksi pada neonates dianggap oportunisitik dan setiap bakteri mampu
menyebabkansepsis.
2. Zat-zat pathogen dapat berupa bakteri, jamur, virus, atau riketsia. Penyebab paling
sering dari sepsis Escherichia Coli dan Streptococcus grup B (dengan angka kesakitan
sekitar 50-70%). Diikutidenganmalaria,sifilis,dantoksoplasma.Streptococcusgrup A, dan
streptococcus, pathogen lainnya gonookus, candida alibicans, virus herpes simpleks
(tipe II) dan organisme listeria, rubella, sitomegalo, koksaki, hepatitis,
influenza,parotitis.
3. Pertolongan persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengantindakan.
Kelahiran kurang bulan, BBLR, cacatbawaan.

Beberapa kondisi kehamilan yang dapat meningkatkan risikoterjadinya sepsis pada


neonatus antaralain:
a. Perdarahan
b. Demam yang terjadi padaibu
c. Infeksi pada uterus atauplasenta
d. Ketuban pecah dini (sebelum 37minggukehamilan)
e. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18jam atau lebih sebelummelahirkan)
f. Proses kelahiran yang lama dan sulit
D. ManifestasiKlinik
1. Umum:panas,hipotermi,tampaktidaksehat,malasminum,letargi, sklerema
2. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegaly
3. Saluran napas : apnea, dispnea, takipnea, retraksi, napas cuping hidung,
merintih,sianosis.
4. Sistem kardiovaskuler : pucat, sianosis, kulit marmorata, kulit lembab, hipotensi,
takikardi,bradikardia.
5. Sistem saraf pusat : irritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas
minum,pernapasantidakteratur,ubun-ubunmenonjol,high-pitched cry
6. Hematologi : ikterus,splenomegali, pucat, petekie, purpura, pendarahan.
(Kapita selekta kedokteran Jilid II,Mansjoer Arief 2008).
Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak kuat
menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik. Gejala-gejala
lainnya dapat berupa gangguan pernafasan, kejang, jaundice, muntah, diare, dan perut
kembung.
Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan
penyebarannya:
a. Infeksipadatalipusar(omfalitis)menyebabkankeluarnyananah atau darah daripusar
b. Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang,
opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan padaubun-ubun
c. Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan
atau tungkai yangterkena
d. Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri 1. tekan dan
sendi yang terkena terabahangat
e. Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan diare
berdarah.
E. Patofisioligi
Sepsis dimulai dengan invasi bakteri dan kontaminasi sistemik. Pelepasan endotoksin
oleh bakteri menyebabkan perubahan fungsi miokardium, perubahan ambilan dan
penggunaan oksigen, terhambatnya fungsi mitokondria, dan kekacauan metabolik yang
progresif. Pada sepsis yang tiba-tiba dan berat, complement cascade menimbulkan
banyak kematian dankerusakan sel. Akibatnya adalah penurunan perfusi jaringan,
asidosis metabolik, dan syok, yang mengakibatkan disseminated intravaskuler
coagulation (DIC) dan kematian (Bobak,2005).
Faktor- factor yang mempengaruhi kemungkinan infeksi secara umum berasal dari tiga
kelompok, yaitu :
1. Faktor Maternal
_Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi kecenderungan terjadinya infeksi
dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosio-
ekonomirendahmungkinnutrisinyaburukdantempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi kulit
hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulitputih.
_Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu (kurang dari 20
tahun atua lebih dari 30tahun
_Kurangnya perawatanprenatal.
_Ketuban pecah dini(KPD)
_Prosedur selamapersalinan.
2. FaktorNeonatal
_Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan faktor resiko utama untuk sepsis
neonatal. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan.Transpor
imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga.Setelah lahir,
konsentrasi imunoglobulin serum terusmenurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit
juga melemahkan pertahanan kulit.
_Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik,khususnya terhadap streptokokus
atauHaemophilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam
darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut, aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta
faktor B tidak diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi imun
dan penurunan antibodi total dan spesifik, bersama dengan penurunan fibronektin, menyebabkan
sebagian besar penurunan aktivitasopsonisasi.
_Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens sepsis pada bayi laki- laki empat kali lebih
besar dari pada bayiperempuan.
3. Faktor Lingkungan
_Pada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga
seringmemerlukanprosedurinvasif,danmemerlukanwaktu perawatan di rumah sakit lebih lama.
Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat masuk bagi
mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yangterkontaminasi.
_Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bis menimbulkan resiko pada
neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga
menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten berlipatganda.
_Kadang- kadang di ruang perawatan terhadap epidemi penyebaran mikroorganisme
yang berasal dari petugas ( infeksi nosokomial), paling sering akibat kontaktangan.

_Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli


ditemukandalamtinjanya,sedangkanbayiyangminumsusu formula hanya didominasi
olehE.colli. Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonates mulai
bebrapa cara yaitu:
*Pada masa antenatal atau sebelum lahir pada masa antenatal kuman dari ibu setelah
melewati plasenta dan umbilicus masuk kedalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah
janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta, antara
lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri
yang dapat melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis dan toksoplasma.
*Pada masa intranatal atau saat persalinan infeksi saat persalinan terjadi karena kuman
yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai kiroin dan amnion akibatnya, terjadi
amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilkus masuk ke tubuh bayi.
Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi
oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan traktus respiratorius, kemudian
menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut diatas infeksi
pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau “port de
entre”lainsaatbayimelewatijalanlahiryangterkontaminasi oleh kuman (mis. Herpes
genitalis, candida albican dan gonorrea).
*Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran
umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan diluar rahim (mis, melalui
alat- alat; pengisap lendir, selang endotrakea, infus, selang
nasagastrik,botolminumanataudot).Perawatatauprofesi lain yang ikut menangani bayi
dapat menyebabkan terjadinya infeksi nasokomial.
F. Bagan patafisiologi/Woc
G. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang dan hasil normal

PemeriksaanPenunjang
Bila sindrom klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan evaluasi sepsis secara
menyeluruh. Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan neutropemia dengan
pergeseran ke kiri (imatur: total seri granolisik > 0,2).
_Kultur darah dapat menunjukkan organismepenyebab.
_Analisis kultur urine dan cairan sebrospinal (CSS) dengan lumbal fungsi dapat
mendeteksiorganisme.

_DPL menunjukan peningkatan hitung sel darah putih (SDP)


denganpeningkatanneutrofilimmaturyangmenyatakanadanya infeksi.

_ Laju endah darah, dan protein reaktif-c (CRP) akan meningkat

menandakan adanya inflamasi

H..Komplikasi
a.Meningitis
Neonatus dengan meningitis dapat menyebabkan terjadinya hidrosefalus dan atau
leukomalasia periventricular
b. Pada sekitar 60 % keadaan syok septik akan menimbulkan komplikasi acut
respiratory distress syndrome(ARDS).
c Komplikasi yang berhubungan dengan penggunaan aminoglikosida, seperti ketulian
dan/atau toksisitas padaginjal.
d. Komplikasi akibat gejala sisa atau sekuele berupa defisit neurologis mulai dari
gangguan perkembangan sampai dengan retardasimental
e. Kematian

I. Penatalaksanaan medis dan keperawatan


a. Suportif
_Lakukan monitoring cairan elektrolit danglukosa
_Berikan koreksi jika terjadi hipovolemia, hipokalsemia dan hipoglikemia
_Bila terjadi SIADH (Syndrome of Inappropriate Anti Diuretik Hormon)
batasicairan
_Atasi syok, hipoksia, dan asidosismetabolic.
_Awasi adanya hiperbilirubinemia
_Lakukan transfuse tukar bilaperlu
_Pertimbangkan nurtisi parenteral bila pasien tidak dapat menerima nutrisienteral.
a. Kausatif
Antibiotic diberikan sebelum kuman penyebab diketahui. Biasanya digunakan golongan
Penicilin seperti Ampicillin ditambah Aminoglikosida seperti Gentamicin. Pada sepsis
nasokomial, antibiotic diberikan dengan mempertimbangkan flora di ruang perawatan,
namun sebagai terapi inisial biasanya diberikan vankomisin dan aminoglikosida atau
sefalosforin generasi ketiga. Setelah didaapt hasil biakan dan uji sistematis diberikan
antibiotic yang sesuai. Tetapi dilakukan selama 10-14 hari, bila terjadi Meningitis,
antibiotic diberikan selama 14-21 hari dengan dosis sesuai untuk Meningitis.

J. Pengkajian

a. RiwayatKesehatan
1. Riwayat Penyakit sekarang
Cara lahir, apgar score, jam lahir, kesadaran
2. RiwayatPrenatal
Lama kehamiilan, penyaakit yang menyertai kehamilan
3. Riwayat Persalinan
Cara persalinan, traumapersalinan
b. Pemeriksaanfisik
1. Keadaran umum
Kesadaran
Vitalsign
Antrometri
2. Kepala
Adakah trauma persalinan, adanya caput, cepat hematan, tanda ponsep.
_Mata
Apakah ada katarak congenital, blenorhoe, ikterik pada sclera, konjungtiva
perdarahan dan anemis.
_Sistem Gastrointestinal
Apakah palatum keras dan lunak, apakah bayi menolak untuk disusui, muntah, distensi
abdomen, stomatitis, kapan BAB pertama kali.
_Sistem Pernafasan
Apakah ada kesulitan pernafasan, kakipnea, bradipnea, teratur/tidak, bunyi napas.
_Tali pusat
Periksa adakah ada perdarahan, tanda infeksi, keadaan dan jumlah pembuluh darah (2
arteri dan 1 vena).
_SistemGenitourinaria
Apakah terdapat hipospadia, epipadia, testis, BAK
pertama kali.
- Ekstremitas
Apakah ada cacat bawaan, kelainan bentuk, jumlah,
bengkak, posisi/postur,normal/abnormal.
- Muskuloskletal
Tonus otot, kekuatan otot, apakah kaku, apakah lemah,
simetris/asimetris.
- Kulit
Apakah ada pustule, abrasi, raum, dan ptekie.
b. PemeriksaanSpesifik
1. ApgarScore
2. Frekuensikardiovaskuler
Apakah ada takikardi, bradikardi, normal
3. SistemNeurologis
- Reflek moro : tidak ada,asimetris/hiperaktif
- Reflex menghisap : kuat,lemah
- Reflek menjejak : baik,buruk
- Koordinasi reflek menghisap danmenelan
c. Pemeriksaan Penunjang (Diagnostik /Laboratorium)
1. Sampel darah talipusat
2. Fenilketonuria
3. Hematokrit
1. DiagnosaKeperawatan
a. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun
b. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme
penyakit
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan reduksi
alirandarah.
2. Perencanaan Keperawatan (tujuan, kriteria hasil, dan tindakan
keperawatan menggunakan pendekatan NOC danNIC)
Dx Tujuan dan
No. Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1 Resiko infeksi NOC: NIC :
Imun Status Infection control (6540)
berhubungan
Knowledge : infection 1. Cuci tangan setiap
dengan penurunan control seblum dan sesudah
Risk control (1902) tindakankeperawatan
sistem imun
Setelah dilakukan 2. Monitor tanda dan
tindakan keperawatan gejalainfeksi
selama 3 x 45 menit 3. Batasipengunjung
risiko infeksi klien dapat 4. Instrusikan pada
teratasi dengan kriteria pengunjung untuk cuci
hasil : tangan saat berkunjung
1. Klien bebas dari dan setelah berkunjung
tanda dan gejala meninggalkanpasien
infeksi 5. Kolaborasi pemberian
2. Jumlah leukosit antibiotic
dalam batasnormal
2. Hipertermi NOC : NIC :
Thermoregulation Temperature Regulation
berhubungan
Setelah dilakukan (3900)
dengan tindakan keperawatan a. Monitor suhu tubuh
selama 3 x 45 menit minimal setiap 2jam
peningkatan
hipertermi klien dapat b. Rencanakan
tingkat berkurang dengan kriteria monitoring suhu
hasil : secarakontinu
metabolisme
1. Suhu tubuh klien c. MonitorTD,HR,RR
penyakit dalam rentang d. Monitor warna dan
normal suhu kulit
2. Nadi dan RR klien e. Tentukan intake cairan
dalam rentang dan nutrisi
normal f. Selimutipasien
3. Tidak ada perubahan g. Kolaborasi pemberian
warna kulit dan tidak antipiretik bilaperlu
adapusing
3. Ketidakefektifan NOC : NIC :
perfusi jaringan Tissue Peripheral
perifer perfusion : Sensation
berhubungan cerebral management
dengan reduksi Setelah dilakukan 1. Monitor adanya daerah
aliran darah. tindakan keperawatan tertentu yang hanya peka
selama 3x24 jam terhadappanas/dingin
ketidkefektifan perfusi 2. Monitor adanyaparatese
jaringan perifer dapat
teratasi dengan kriteria 3. Monitor adanya
hasil : tromboplebitis
1. menunjukkan 4. Kolaborasi dengandokter
fungsi sensori
motorik cranial
yang utuh : tingkat
kesadaran
membaik, tidak
ada gerakan-
gerakan
involunteer.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktek Klinis, Edisi
6.Jakarta : EGC.
Chandrasoma dan Taylor. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Edisi 2. Jakarta :
EGC.
Doengoes, Marylin. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Guntur H. 2007. Sepsis. In : Sudoyo, Aru (et all). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Johnson, M., et all. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition.
New Jersey: Upper Saddle River.
Mansjoer Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta:
FKUI.
Mc Closkey, C.J., et all. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Fifth
Edition. New Jersey: Upper Saddle River.
Nurarif, Amir Huda & Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 1&2.Yogyakarta
: Mediaction Publishing.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
Pusdiknakes. Asuhan Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta:
Depkes RI.
Anonim. 2007. Sepsis. Akses internet
di http://www.pediatrik.com/ilmiah_popular/20060220-
1uyr3qilmiahpopular.doc
Bukhori dan Prihatini. 2006. Diagnosis Sepsis Menggunakan Procalcitonin.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/IJCPML-12-3-06.pdf.
Harianto, Agus. 2008. Sepsis Neonatorum. Akses internet
dihttp://www.pediatrik.com/artikel/sepsis-neonatorium
Novriani, Erni. 2008. Sepsis Neonatorum. Akses Internet di http://cemolgadis-
melayu.blogspot.com/2008/12/kepanak-sepsis.html
Vietha. 2008. Askep pada Sepsi Neonatorum. Akses internet
dihttp://viethanurse.wordpress.com/2008/12/01/askep-pada-sepsis-neonatorum/

Anda mungkin juga menyukai