TUGAS AKHIR
ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA
KONSTRUKSI BETON BERTULANG DAN KONSTRUKSI BAJA
PADA BANGUNAN BERTINGKAT (STUDI KASUS RUKO 3 LANTAI JALAN
KIMAR SEMARANG)
Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang yang
telah meberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas proposal tepat pada waktunya. Penelitian mengenai Analisa
penggunaan struktur baja Konvensional dan Beton Bertulang pada bangunan bertingkat
ditinjau dari biaya dan waktu.
Tugas proposal ini penulis buat sebagai salah satu syarat Tugas Akhir. Dalam
penyusunan proposal ini penulismengucapkan terima kasih banyak kepada pembimbing
atas bantuan dan bimbingan dapat menyelesaikan Proposal. Penulis merasa masih banyak
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan pembuatan tugas ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1. Konstruksi Bangunan...................................................................................... 5
iii
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka pada Tugas Akhir (TA) ini akan dilakukan
analisis perbandingan antara penggunaan konstruksi beton bertulang dan konstruksi baja.
Perbandingan tersebut dilihat dari segi biaya serta waktu yang dibutuhkan dari masing-
masing konstruksi tersebut.
1
Pada Tugas Akhir (TA) ini, penelitian akan dilakukan pada Pembuatan Ruko 3
Lantai di Jalan Kimar Semarang. Ruko tersebut dibangun dengan tujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang. Dengan nilai kontrak sebesar Rp.
5.224.783.900,- (Lima Milyar Dua Ratus Dua Puluh Empat Juta Tujuh Ratus Delapan Puluh
Tiga Ribu Sembilan Ratus Rupiah) dengan waktu pelaksanaan 26 Juni 2014 s/d 19 April
2015 (300 hari kalender). Adapun jenis Konstruksi yang digunakan adalah Konstruksi Beton
Bertulang. Struktur bawah denfan Pondasi menggunakan Pondasi minipile 25x25 cm
panjang 3 m dengan pengikat pilecap 80x80 cm . Struktur atas dengan Kolom Lantai 1 & 2
ukuran 30x30 cm, lantai 3 ukuran 15x30 cm menggunakan mutu beton K-250. Balok Lantai
2,3 dan ring balk menggunakan balok utama 20x50 cm dan balok anak 20x40 cm dengan
mutu beton K-250. Pelat Lantai 2 & 3 dengan ketebalan 12 cm menggukan Mutu beton K-
225. Struktur Atap dengan gording menggunakan CNP 125 dengan penutup Atap zincalume
tebal 0,4 mm
B. Identifikasi Masalah
Dengan Asumsi penggunakan Struktur Bawah (pondasi) dan Struktur Atap tidak
berbeda antara Konstruksi Beton Bertulang dan Konstruksi Baja. Analisa Perbandingan
yang nantinya akan digunakan di Struktur atas yaitu kolom, balok, dan Plat Lantai. Dengan
landasan keterangan dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, kami telah
mengidentifikasi sejumlah masalah yang nantinya akan dipakai sebagai bahan dari
diadakannya sebuah penelitian.
2
C. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas adalah:
1. Berapakah perbandingan waktu pelaksanaan antara pekerjaan konstruksi
beton bertulag dengan penggunaan konstruksi Baja pada bangunan
bertingkat
2. .Berapakah perbandingan biaya pelaksanaan dibutuhkan antara pekerjaan
konstruksi beton bertulag dengan penggunaan konstruksi Baja pada
bangunan bertingkat
D. Batasan Penelitian
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan juga untuk kemudahan
dalam penelitian nantinya, Maka dalam penyusunan Tugas Akhir ini akan
membatasi pokok bahasan yang terdiri dari :
Maksud
Maksud dilaksanakannya penelitian ini untuk mengetahui konstruksi baja layak dikatakan
sebagai penganti konstruksi beton bertulang dalam konstruksi pembangunan
3
bertingkat.serta diharapkan memberikan alternatif bagi para pengusaha jasa konstruksi
untuk menentukan mana metode yang tepat dan dapat diterapkan dalam Pembangunan
agar memberikan hasil yang maksimal terutama dari segi biaya maupun waktu.
Tujuan
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman alternatif bagi para pengusaha jasa konstruksi untuk menentukan mana
metode yang tepat dan dapat diterapkan dalam Pembangunan agar memberikan hasil yang
maksimal terutama dari segi biaya maupun waktu.
G. Sistematika Laporan
Bab I. Pendahuluan,
Bab pendahuluan membahas tentang latar belakang pembuatan Tugas
Akhir, indentifikasi masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan, manfaat
penelitian, keaslian penelitian, serta sistematika penulisan. Pada bab ini juga
akan dibahas mengenai maksud & tujuan proyek, lokasi proyek, serta data – data
pendukung proyek.
4
Bab II. Studi Pustaka
Pada studi pustaka ini akan diuraikan tentang teori-teori yang berhubungan
dengan judul Tugas Akhir, serta rumus-rumus dasar yang digunakan dalam
kegiatan observasi.
Bab V. Penutup,
Bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
H. Landasan Teori
1. Konstruksi Bangunan
5
Kecuali beban tersebut, struktur harus dapt memikul beban lain akibat dari angin dan
gempa bumi.
Beton merupakan sebuah batuan yang terjadi dari hasil pengerasan suatu
campuran tertentu. Konstruksi campuran tersebut ialah dari pasir, kerikil ataupun batu
pecah dengan semen dan air. Walaupun memiliki kekuatan tekanan yang tinggi,
namun material dari beton memiliki kekuatan tarik yang rendah. Sehingga penggunaan
beton akan sangat mudah retak bahkan hancur apabila terdapat tegangan tarik akibat
beban, susut hingga perubahan temperatur.
Tiga bahan utama dalam suatu struktur terbentuk ialah kayu, besi dan beton.
Karena beton bertulang merupakan kombinasi dua unsur bahan yaitu ruangan baja dan
beton yang digunakan secara bersamaan. Maka, desain struktur elemen dilakukan
berdasarkan prinsip yang berbeda dengan perencanaan desain satu bahan. Prinsip
desain tersebut berlaku umum bagi setiap sistem struktur selama telah diketahui
variasi gaya eksial, momen lentur, gaya geser dan unsur gaya dalam lainnya serta
bentang dan dimensi setiap elemen.
6
Kelebihan beton bertulang sebagai bahan konstruksi antara lain:
1. Beton bertulang dengan kuat tekan relatif lebih tinggi dari bahan konstruksi lain.
3. Struktur beton bertulang dapat bertahan sampai jangka waktu yang sangat lama
4. Beton bertulang bisa didesain dalam banyak bentuk yang sederhana seperti kolom
hingga berbentuk atap kubah walaupun rumit.
5. Material beton bertulang mudah didapatkan seperti baja tulangan, semen, pasir,
kerikil, dan air.
1. Beton memiliki Kuat tarik yang sangat rendah karenanya penggunaan tulangan tarik.
4. Dibutuhkan bekisting sebagai penahan pada saat pengecoran, Berat sendiri beton (2,4
t/m3)
5. Penyangga bekisting tetap berada pada tempatnya untuk menjaga sampai beton
mengeras pada umur beton yang telah ditetapkan untuk menahan beratnya sendiri.
6. Biaya material bekisting lebih mahal sampai sepertiga dari total biaya sebuah struktur
beton.
7. Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton sangat berpengaruh pada struktur-
struktur bentang-panjang dimana berat beban mati beton sendiri.
7
3. Konstruksi Baja
1. Bisa berkarat.
2. Lemah terhadap gaya tekan.
3. Tidak tahan api
8
I. Metedologi Penelitian
Tinjauan Teori
Pengumpulan Data
Yang Diperlukan
Pengamatan Lapangan
Atau Observasi
Analisis Data
Selesai
9
2. Cara Pengumpulan Data
Ada dua tipe data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan di lapangan pada saat
pemasangan Konstruksi Beton Bertulang dan Konstruksi Baja pada Bangunan
bertingkat di Ruko 3 Lantai Jalan Kimar Semarang.
Pengumpulan data sekunder berupa data yang mengutip dari sumber lain dan
didapat dari perusahaan berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan hasil
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
Penelitian ini menganalisis beberapa pekerjaan struktur yang ada pada suatu
proyek pembangunan yang menggunakan dua Konstruksi yaitu Konstruksi Beton
Bertulang dan Konstruksi Baja pada Bangunan bertingkat.
1. Menyiapkan data Primer yang berupa pengamatan lapangan berupa ukuran struktur,
jumlah serta tenaga yang dibutuhkan pada struktur yang akan diamati.
2. Menyiapkan data skunder berupa harga baja, gambar kerja serta metode pelaksanaan
masing-masing konstruksi untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan dalam
melaksanakannya
3. Mengolah data yang sudah didapatkan dari lapangan agar dapat disimpulkan mana
Konstruksi yang lebih efesien dari segi waktu dan biaya dalam pembangunan
bangunan bertingkat.
3. Analisa Data
Berikut urutan Analisis data sebagai dasar menentukan hasil analisis data :
10
a. Analisis Metode pelaksanaan
Dalam menentukan analisa biaya dan waktu pelaksanaan, diperlukan runtutan metode
pelaksanaan dalam masing-masing konstruksi. Dalam menentukan metode pelaksaan
penulis mengambil kasus di struktur kolom . Metode pelaksanaan akan dijelaskan pada
bagan diagram alir
Tidak
Cek
Pabrkasi
Ya
Selesai
11
Gambar 3.3.B Bagan Metode Pelaksanaan Kolom menggunakan konstruksi beton
Bertulang
Dari Penjelasan bagan dari masing-masing metode bisa dilihat bahwa dari segi
waktu pengerjaan Konstruksibaja lebih efekti dibandingkan konstruksi beton bertulang.
Pastinya juga berpengaruh besar dalam biaya pelaksanaan.
Sampel yang dianalisis yaitu kolom Bangunan Bertingkat dengan tinggi 12 m1 dan
ukuran sesuai standard Konstruksi masing-masing yang nantinya akan disajikan dalam
Perbandingan biaya
Waktu sangat berpengaruh terhadap Tolak ukur efisiensi suatu Pekerjaan. Dalam
menganalisa waktu pelaksanaan dibutuhkan data secara sistematis seperti metode
pelaksanaan yang digunakan dalam pelaksanaan. Pengelolaan proyek secara sistematis
diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan Konstruksi lebih cepat sehingga biaya
yang dikeluarkan bisa lebih efisien. Analisa waktu pelaksanaan nantinya dapat
diperoleh dari perbandingan data survey.
12
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian
13
DAFTAR PUSTAKA
Sediyanto, M. Haris Alkik. 2014 .” Analisis perbandingan waktu dan biaya pada
pelaksanaan pekerjaan kolom precast dan konvensional “. Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta
11650 Email : diyanto_e@yahoo.co.id
14