Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT KECURANGAN

“FRAUD AND CORRUPTION”


(Kecurangan dan Korupsi)

Oleh :
FUAD AZMUL FAUZI
C 301 18 003

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.
Karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-NYA dan kesempatan yang Ia berikan, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “FRAUD AND CORRUPTION”.
Makalah ini dibuat sebagai bagian dari tugas mata kuliah Akuntansi Forensik Dan Audit
Kecurangan. Dalam penuyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak. Karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memperdalam pelajaran tentang mata kuliah
Akuntansi Forensik Dan Audit Kecurangan. Penulis menyadari dalam makalah ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan baik isi maupun pada pengantarnya. Hal ini karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi seluruh
pembaca.

Palu, 07 Juli 2021

Penulis

ii
ii
DAFTAR ISI

Halaman Cover

Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi .......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan ..........................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Fraud...............................................................................................3
2.2. Jenis-Jenis Fraud ..........................................................................................4
2.3. Faktor-faktor Penyebab Fraud ......................................................................5
2.4 Definisi Korupsi ............................................................................................7
2.5 Langkah Mencegah Fraud ............................................................................8
2.6 Langkah Mendeteksi Fraud ..........................................................................9

BAB III. PENUTUP


3.1 Simpulan.......................................................................................................11

3.2 Saran.............................................................................................................11

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fraud(Kecurangan) sudah ada sejak dulu dan masih ada sampai saat
ini. Bahkan di Indonesia sendiri kata fraud biasa terdengar di sektor publik
maupun swasta dan merupakan hal yang sangat umum. Fraud sendiri merupakan
sebuah kejahatan karena meliputi berbagai macam tindakan yang melawan
hukum. Terdapat sebuah istilah yang mana sangat menggambarkan fraud itu
sendiri, yaitu Kejahatan Kerah Putih (White-Collar Crime) yang dipopulerkan
oleh Edwin H. Sutherland yang merupakan seorang penulis pada tahun 1939.
Korupsi merupakan bagian dari fraud. Sebagai mana yang kita ketahui
Indonesia merupakan Negara yang tak luput dari praktek kecurangan yang satu
ini, baik itu penyuapan, penyalahgunaan aset maupun pencucian uang. Berbagai
strategi yang telah dibuat untuk memerangi praktek korupsi ini ternyata masih
belum mampu menciptakan sistem yang jujur dan bersih dari praktek korupsi ini.
Korupsi di Negara-negara yang dipimpin oleh penguasa yang diktatoral cenderung
merupakan mega korupsi yang melibatkan keluarga dan kroni mereka. Karena itu
tatanan kelembagaan yang menjamin check and balance, termasuk pemantauan
pers, sangat penting dalam memerangi korupsi (Tuankota,2007:3).

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana Definisi dari Fraud?


2) Apa saja Jenis Fraud?
3) Bagaimana Definisi dari Korupsi?
4) Apa saja Langkah untuk mencegah Fraud?
5) Apa saja Langkah untuk mendeteksi Fraud?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui bagaimana Definisi Fraud.


2) Untuk mengetahui apa saja Jenis Fraud.
3) Untuk mengetahui bagaimana Definisi Korupsi.
4) Untuk mengetahui apa saja langkah untuk mencegah Fraud.
5) Untuk mengetahui apa saja langkah untuk mendeteksi Fraud.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari makalah ini adalah dapat menambah pengetahuan pembaca
maupun penulis tentang Fraud, jenisnya, langkah untuk mencegah maupun
medeteksi Fraud serta Korupsi, dapat pula membentuk budaya akademik di
pendidikan perkuliahan bagimahasiswa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Fraud


Fraud atau kecurangan adalah suatu tindakan yang disengaja oleh satu individu
atau lebih dalam manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola,
karyawan, dan pihak ketiga yang melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk
memperoleh satu keuntungan secara tidak adil atau melanggar hukum (IAPI, 2013).
Berikut definisi dan pengertian fraud dari beberapa sumber buku:
 Menurut Tunggal (2009), fraud atau kecurangan adalah penipuan
kriminal yang bermaksud untuk memberikan manfaat keuangan pada si penipu.
 Menurut Rozmita (2013), fraud adalah penyimpangan, error (kesalahan) dan
irregularities (ketidakberesan dalam masalah financial).
 Menurut Pusdiklatwas BPKP (2002), fraud adalah suatu perbuatan
melawan atau melanggar hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam
atau dari luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan
pribadi atau kelompok secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak
lain.
 Menurut Sawyer’s (2004), fraud adalah suatu tindakan pelanggaran
hukum yang dicirikan dengan penipuan, menyembunyikan, atau melanggar
kepercayaan.
 Menurut Karyono (2013), fraud adalah penyimpangan dan perbuatan
melanggar hukum (illegal act), yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan
tertentu misalnya menipu atau memberikan gambaran keliru (mislead) kepada
pihak-pihak lain, yang dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam maupun dari
luar organisasi.

Jadi, dari beberapa definisi tersebut dapat kami simpulkan bahwa Fraud
merupakan suatu tindakan penipuan, penyimpangan yang melawan atau
melanggar hukum yang mana dilakukan oleh orang dalam atau luar organisasi untuk
tujuan tertentu dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi maupun
kelompok.
2.2 Jensi-Jenis Fraud
Menurut The Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) merupakan
organisasi profesional bergerak di bidang pemeriksaan atas kecurangan
mengklasifikasikan fraud (kecurangan) dalam tiga tingkatan yang disebut Fraud Tree,
yaitu sebagai berikut (Albrech, 2009):
2.2.1 Penyimpangan Aset
Jenis fraud ini meliputi seluruh tindakannya yang berkaitan erat dengan
pencurian atau penyalahgunaan atas aset dan harta yang dipercayakan pada orang
tersebut. Bentuk penyimpangan ini merupakan jenis fraud yang paling banyak
terjadi pada perusahaan. Namun, penyimpangan ini adalah yang paling mudah
untuk dideteksi karena aset perusahaan bisa diukur dan dihitung dengan mudah.
2.2.2 Pernyataan Palsu
Jenis fraud ini meliputi seluruh tindakan yang biasanya dilakukan oleh
para pejabat atau eksekutif pada suatu perusahaan. Tindakan ini biasanya
dilakukan demi menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya. Untuk hal ini,
pelaporan kuangan umumnya dilakukan dengan penuh bentuk tipuan demi
keuntungan tersendiri, baik itu untuk perusahaan maupun untuk pelaku fraud.
2.2.3 Korupsi
Korupsi dan suap merupakan tindakan fraud yang sulit sekali untuk
dilacak. Kita sudah sering mendengar berita tentang jenis fraud ini karena sering
terjadi dimana saja. Tindakan kriminal ini bisa saja terjadi karena adanya
kelemahan pada tindak penegakan hukum.
2.2.4 Pencurian Data
Perlu Anda ketahui bahwa pencurian data adalah salah satu bentuk fraud.
Terlebih lagi jika perusahaan tersebut bergerak dalam bisang kuangan, maka data
nasabah ini sering sekali dicuri. Tindakan ini merupakan tindakan yang
menyimpang karena bisa merugikan karyawan lain.
2.2.5 Penggelapan Uang
Fraud juga bisa terjadi dalam bentuk penggelapan uang atau data yang
dilakukan demi memperkaya diri sendiri. Kasus penggelapan ini bisa terjadi pada
divisi apa saja sehingga sangat penting untuk diwaspadai bersama.
2.3 Faktor-faktor Penyebab Fraud
Menurut SAS 99 (AU 316) yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2016:4)
terdapat tiga faktor seseorang melakukan kecurangan yang dikenal dengan istilah fraud
triangle, yaitu:
2.3.1 Pressure (Tekanan)
Tekanan ekonomi merupakan salah satu faktor yang mendorong seorang
berani melakukan tindakan kecurangan (fraud). Faktor ini berasal dari individu si
pelaku dimana ia merasa bahwa tekanan kehidupan yang begitu berat memaksa si
pelaku melakukan kecurangan untuk keuntungan pribadinya. Hal ini terjadi
biasanya dikarenakan jaminan kesejahteraan yang ditawarkan perusahaan atau
organisasi tempat ia bekerja kurang atau pola hidup serba mewah sehingga si
pelaku terus-menerus merasa kekurangan. Namun tekanan juga dapat berasal dari
lingkungan tempatnya bekerja. Seperti: lingkungan kerja yang tidak
menyenangkan, karyawan merasa diperlakukan secara adil, adanya proses
penerimaan yang tidak fair.
2.3.2 Opportunity (Kesempatan)
Merupakan faktor yang sepenuhnya berasal dari luar individu, yakni
berasal dari organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan. Kesempatan
melakukan kecurangan selalu ada pada setiap kedudukan. Dengan kedudukan
yang dimiliki, si pelaku merasa memiliki kesempatan untuk mengambil
keuntungan. Ditambah lagi dengan sistem pengendalian dari organisasi yang
kurang memadai.
2.3.3 Rationalization (Rasionalisasi)
Si pelaku merasa memiliki alasan yang kuat yang menjadi dasar untuk
membenarkan apa yang dia lakukan. Serta mempengaruhi pihak lain untuk
menyetujui apa yang dia lakukan.
Contoh Kasus Fraud

PT Bank Mandiri Tbk mengaku bakal memidanakan kantor akuntan publik yang
mengaudit laporan keuangan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance), salah
satunya Deloitte Indonesia. Kantor akuntan publik tersebut dinilai tak mengaudit
laporan tersebut dengan sebenarnya.
"Kami akan gugat (secara) pidana kantor akuntan publiknya, karena di data
(keuangan) mereka sebelumnya tak ada tanda-tanda mengalami kesulitan," ujar
Sekretaris Perusahaan Rohan Hafas kepada CNNIndonesia.com, Selasa (25/9).
Hal tersebut, menurut dia, ditemukan setelah pihaknya mengkaji ulang laporan
keuangan SNP Finance melalui kantor akuntan publik lainnya.
"Kami menunggu (hasil review) IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Setelah itu
kami ajukan (gugatan secara pidana) " terang dia.
Rohan menyebut SNP Finance sebenarnya sudah menjadi nasabah Bank Mandiri
selama 20 tahun. Namun, itikad buruk baru ditujukan perusahaan pembiayaan tersebut
beberapa bulan terakhir. Saat ini, pinjaman macet perseroan ke anak perusahaan
Columbia Group tersebut mencapai Rp1,2 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya telah menjatuhkan sanksi
administratif kepada kantor akuntan publik yang diketahui melakukan pelanggaran
dalam prosedur audit atas laporan keuangan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP)
Finance tahun buku 2012 hingga 2016. Sanksi administrasi diberikan setelah
memperoleh pengaduan dari OJK.
Kantor akuntan publik tersebut, yakni Akuntan Publik Marlinna, Akuntan Publik
Merliyana Syamsul, dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio Bing, Eny & Rekan
(Deloitte Indonesia).
Sebelumnya, Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim
Polri Kombes Daniel Tahi Monang Silitong mengungkapkan dugaan transaksi 'nakal'
SNP Finance, anak usaha jaringan ritel elektronik Columbia, terhadap 14 bank.
Perusahaan mengajukan fasilitas kredit modal kerja kepada sejumlah bank untuk
memodali kegiatan usahanya. Namun, status kreditnya macet. Berdasarkan hasil
penyelidikan, perusahaan diduga memalsukan dokumen, penggelapan, penipuan.
"Modusnya dengan menambahkan, menggandakan, dan menggunakan daftar
piutang (fiktif), berupa data list yang ada di PT CMP," jelas Daniel.
Pada 14 Mei 2018, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah dijatuhi sanksi
Pembekuan Kegiatan Usaha (PKU). Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot menyebut jika
perusahaan tidak dapat memenuhi ketentuan hingga berakhirnya jangka waktu PKU,
maka sesuai dengan ketentuan POJK 29, izin usahanya akan dicabut.
CNNIndonesia.com sudah berusaha untuk menghubungi Deloitte Indonesia
melalui nomor yang tertera di alamat website mereka untuk meminta konfirmasi soal
rencana Bank Mandiri tersebut. Tapi sampai berita diturunkan, belum ada jawaban dari
mereka. (agi/asa)

2.4 Definisi Korupsi


Secara umum Korupsi dapat didefinisikan sebagai rasuah. Pengertian korupsi
ialah tindakan menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka
untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Sedangkan pengertian korupsi dalam ruang
lingkup politik adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi.  Semua
bentuk pemerintahan rentan dengan praktik korupsi.

Berikut ini adalah jenis-jenis dari korupsi:


1) Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),
2) Penggelapan dalam jabatan,
3) Pemerasan dalam jabatan
4) Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara)

Kondisi yang mendukung munculnya Korupsi


Ada beberapa kondisi yang menyebabkan kemunculan korupsi di suatu
birokrasi, misalnya sebagai berikut:
1) Pemimpin memiliki mental tidak bertanggung jawab
2) Pemimpin memiliki mental selalu ingin mendapatkan keuntungan material
3) Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
4) Kampanye-kampanye politik yang mahal
5) Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
6) Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".
7) Lemahnya ketertiban hukum.
8) Lemahnya profesi hukum.
9) Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
10) Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.

Contoh Kasus Korupsi


Dugaan kasus korupsi yang menjerat PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menjadi
sorotan publik dalam beberapa hari terakhir. Jiwasraya sebelumnya mengalami gagal
bayar polis kepada nasabah terkait investasi Saving Plan sebesar Rp 12,4 triliun. Produk
tersebut adalah asuransi jiwa berbalut investasi hasil kerja sama dengan sejumlah bank
sebagai agen penjual. Akibatnya, negara mengalami kerugian lebih dari Rp 13,7 triliun.
"Jadi Rp 13,7 triliun hanya perkiraan awal dan diduga ini akan lebih dari itu," ungkap
Jaksa Agung ST Burhanuddin, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (18/12/2019).
Setelah melakukan penyidikan sejak 17 Desember 2019, Kejaksaan Agung menetapkan
lima orang tersangka. Mereka adalah Direktur Utama PT Hanson International Tbk
Benny Tjokrosaputro, mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya Harry
Prasetyo, dan Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera Tbk Heru Hidayat, mantan
Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim dan pensiunan PT Asuransi
Jiwasraya Syahmirwan.

2.5 Langkah Mencegah Fraud


Ada banyak tips yang bisa diterapkan dalam mencegah terjadinya fraud. Tips
yang ada selalu berkembang, seiring bertambahnya jumlah dan semakin
beragamnya wujud dari praktik fraud. Namun, perusahaan belum tentu mampu
mempraktikkan semua tips yang ada, mengingat diperlukannya efisiensi dalam
menjalankan perusahaan. Setidaknya, ada tiga langkah yang bisa menjadi pilihan bagi
pelaku usaha, untuk menghindari terjadinya fraud :
2.5.1 Menggunakan Software yang Accountable
Saat ini, banyak start up maupun produsen perangkat lunak, yang
mendesain produk-produk akuntansi dan manajemen data, sesuai dengan
kebutuhan spesifik dari para pengguna. Jika perusahaan bersedia mengeluarkan
uang atau budget khusus, bisa mendapat software yang sangat mumpuni dalam
mengatasi masalah-masalah akuntansi dan pembukuan lainnya, sesuai
dengan kinerja perusahaan Penggunaan software khusus dapat meningkatkan
efisiensi kerja dan juga efisiensi pengawasan kerja. Software yang baik
setidaknya memenuhi dua syarat.
2.5.2 Memperketat Pelaksanaan SOP
Dalam benak karyawan, tak jarang SOP hanya dianggap sebagai gumpalan
aturan di atas kertas, yang merupakan pelengkap administrasi perusahaan.
Anggapan seperti ini dapat menjadi ancaman bagi perkembangan perusahaan.
SOP dibuat untuk menjamin perusahaan dijalankan dengan baik, sesuai dengan
perencanaan. Jika SOP diabaikan, maka arah perusahaan bisa menjadi tak
terkendali dan memunculkan celah untuk praktek fraud. Pengabaian SOP
sangat mungkin terjadi ketika karyawan ataupun manajer, terlalu berfokus pada
target sehingga melewatkan berbagai prosedur. Padahal, setiap poin dalam SOP
perusahaan memiliki tujuan khusus, yang dirancang untuk menjamin teknis kerja
dan juga kesesuaiannya dengan branding perusahaan.

2.5.3 Menciptakan Kultur Perusahaan yang Baik


Dengan adanya software yang accountable dan pengetatan SOP,
peluang melakukan fraud akan semakin kecil. Namun, hal ini tidak menutup
kemungkinan fraud terjadi. Mungkin saja pelaku menemukan celah setelah
mempelajari software yang digunakan atau SOP yang berlaku. Senjata terakhir
untuk mengatasinya adalah dengan membangun kultur perusahaan yang baik.
Transfer visi dari atasan tertinggi hingga karyawan terbawah mesti berlangsung
dengan benar, agar karyawan lebih mencintai values atau nilai yang dituju secara
bersama-sama, oleh segenap karyawan perusahaan.

2.6 Langkah Mendeteksi Fraud


Mendeteksi terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dapat
dilakukan dengan beberapa teknik dibawah ini:
2.6.1 Memeriksa jajaran manajerial
Kasus penggelapan, kecurangan laporan keuangan seringkali melibatkan
pihak di jajaran manajerial atau pengambil keputusan. Karena itu, jajaran
manajemen harus diselidiki untuk mengetahui tujuan mereka melakukan
keurangan.
2.6.2 Adanya keterkaitan dengan pihak eksternal
Salah satu cara yang sering digunakan dalam melakukan kecurangan
adalah dengan memberikan bantuan pada organisasi baik yang nyata atau fiktif.
Untuk itu harus dideteksi adanya hubungan antara organisasi dengan lembaga
keuangan, organisasi dengan individu, eksternal auditor, lembaga pemerintahan,
atau investor.
2.6.3 Sifat organisasi
Sebuah kecurangan seringkali tidak terendus karena adanya struktur
organisasi yang digunakan untuk menyembunyikan kecurangan tersebut.
Misalnya struktur organisasi yang terlalu kompleks atau tidak adanya
internal audit dalam sebuah departemen. Untuk itu peneliti harus mengetahui
seluk beluk organisasi termsuk pemilik perusahaan.

2.6.4 Laporan keuangan dan karakteristik operasional


Melakukan pemeriksaan diantaranya rekening pendapatan, aset,
kewajiban, pengeluaran atau ekuitas. Tanda kecurangan yang seringkali
terdeteksi adalah adanya perubahan dalam laporan keuangan.
2.6.5 Auditor Internal
Merupakan aktivitas konsultasi yang independen dan obyektif untuk
menambah nilai dan memperbaiki operasional organisasi. Definisi
lainnya adalah penilaian yang dilakukan oleh personel dalam organisasi
uang memiliki kompetensi dalam hal meneliti catatan akuntansi
perusahaan dan pengendalian internal dalam perusahaan. Tujuan dari auditor
internal adalah untuk membantu pihak manajemen dalam pertanggungan
jawab dengan memberikan analisa, saran, penilaian tentang kegiatan yang
diaudit.
2.6.6 Auditor eksternal
Auditor eksternal diperlukan untuk mendeteksi kecurangan dalam
organisasi serta melakukan analisa jika auditor internal mengalami kesulitan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fraud merupakan penipuan yang sengaja dilakukan, menimbulkan kerugian
pihak lain dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan dan atau kelompoknya.
Jenis fraud yang paling sulit dideteksi yaitu korupsi, karena menyangkut kerja
sama dengan pihak lain dan hal ini merupakan jenis terbanyak yang terjadi di
negara-negara berkembang dengan penegakan hukum lemah dan masih kurang
kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih
dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena para pihak
yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme). Termasuk
didalamnya adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of
interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/ilegal (illegal gratuities), dan
pemerasan secara ekonomi (economic extortion). Mendeteksi terjadinya kecurangan
dalam laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa teknik meliputi :
memeriksa jajaran manajerial, keterkaitan dengan pihak eksternal, sifat organisasi,
laporan keuangan dan karakteristik operasional, auditor Internal, auditor eksternal.

3.2 Saran
Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu semua
pihak agar dapat memahami apa itu fraud, bagaimana pengertian korupsi, bagaimana
mencegah fraud dan mendeteksi fraud.
DAFTAR PUSTAKA

Muchlisin Riadi. 2019. Pengertian, Jenis dan Pencegahan Fraud.


https://www.kajianpustaka.com/2019/03/pengertian-jenis-dan-pencegahan-
fraud.html. Diakses pada : 11 September 2020
Riadi, Muchlisin. 2019. “Pengertian, Jenis dan Pencegahan Fraud”,
https://www.kajianpustaka.com/2019/03/pengertian-jenis-dan-pencegahan-
fraud.html. Diakses pada : 13 September 2020.
Ryan. 2018. 3 langkah mengindari Fraud (kecurangan) diperusahaan. Tersedia di :
https://ukirama.com/blogs/3-langkah-menghindari-fraud-kecurangan-di-
perusahaan. Diakes pada : 11 September 2020
Shleifer, Andrei dan Robert W. Vishny. 1993:“Corruption. Quarterly of Journal
Economy”. Vol.CVIII. pp 598-617. Cambridge: MIT Press.
Warni, Sri. 2016. Cara Efektif Mendeteksi Kecurangan (fraud) dalam Profesi
Akuntansi. Tersedia di : https://zahiraccounting.com/id/blog/cara-efektif-
mendeteksi-kecurangan-fraud-dalam-profesi-akuntansi/. Diakses pada : 11
September

Anda mungkin juga menyukai