Anda di halaman 1dari 13

Nama : Rizki Setiawan

Kelas : 2A Sarjana Keperawatan


Matkul : Keperawtan Maternitas

P1A0 Post Sectio Caesarea  + IUD hari ke 1 atas indikasi Pre Eklamsia

Seorang perempuan usia 32 tahun dirawat di ruang nifas dengan keluhan pusing dan lemas,
dan adanya udem di kaki, mengeluh nyeri setelah di lakukan oprasi sc, nyeri seperti di sayat-
sayat, nyeri terasa di bagian perut yang di lakukan sc, ketika klien di beri skala 0-10  klien
memilih 6 (nyeri sedang), nyeri di rasakan saat melakukan pergerakan. Klien mengaatakan
senang bisa menyusui bayinya
Hasil pemeriksaan didapatkan:
TD : 150/90 mmhg, Nadi : 80x/mnt, Adanya retinopati, Klien tampak meringis kesakitan,
klien tampak memegangi perutnya saat berjalan, klien terlihat hati-hati saat berjalan.
Pada abdomen terdapat luka operasi SC yang kedua jenis transperitonealis profunda
(melintang). Luka jahitan ± sepanjang ≤12 cm. Kondisi luka masih tertutup kassa tidak
terdapat rembesan, atau bau. klien membantu bayi menempel didadanya, orang tua klien
mempraktekan beberapa posisi dalam memegang bayi pada saat menyusui.

Cara Nama obat  Dosis 


pemberian 
Im  MgSo4 1 g/6 jam 
Iv Ketarolak  3 X 1 ampul 
Iv  Cefriaxone  2 X 1g
Oral  Nifedipine  4 X 1 tablet

Parameter  Hasil Satuan  Remaks  Nilai rujukan 


Hemoglobin 11,3 g/dl * 11,70-15,50
Eritrosit  4,47 x10ᵔ6/ul 4,10-5,10
Leukosit  15,73 x10ᵔ3/ul * 4,40-11,30
Trombosit  280 x10ᵔ3/ul * 150,00-400,00
Hematokrit 34,2 % * 35,00-47,00
MCV  77 fL 80,10-100
MCHC  26 26,00-34,00
MCH 35 g/dl 32,00-36,00
Ureum  9,3 Pg 0.50-0,90
Creatinin  0,41 Mg/dl
Protein Positif 1 Negative 

urine 

Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud IUD?
Jawaban :
IUD adalah singkatan dari intrauterine device atau bisa juga disebut sebagai KB
spiral. IUD adalah sebuah alat kontrasepsi berbahan plastik yang memiliki bentuk
seperti huruf ‘T’ dan dipasang di dalam rahim untuk mencegah kehamilan..
2. Tuliskan macam-macam alat kontrasepsi non hormonal (sertakan kekurangan dan
kelebihan)?
Jawaban :
Kontrasepsi non hormonal

1. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi yang mudah dan praktis digunakan. Efektivitas
kondom dalam mencegah kehamilan meningkat, terutama setelah ditambahkan
lubrikan spermisida di alat ini.
Kelebihan:
- Selain kehamilan, kondom juga bisa mencegah penularan penyakit
kelamin, termasuk infeksi HIV/AIDS
Kekurangan atau efek samping :
- Penggunaan kondom bagi sebagian orang dapat menimbulkan alergi dari
bahan yang digunakan untuk membuat alat kontrasepsi ini
- Pada pemakaian yang tidak tepat, kondom bisa terlepas. Jika terjadi hal
tersebut , kehamilan pun bisa terjadi

2. Intra uterine device (IUD)


IUD merupakan alat kontrasepsi yang memiliki bentuk seperti huruf T. IUD dapat
digunakan dengan cara, dimasukkan ke dalam rongga rahim oleh bidan atau
dokter yang terlatih. Dalam pemasangan IUD, biasanya menyisakan sedikit
benang di vagina untuk menandakan posisi alat ini.
Kelebihan :
- IUD tembaga bis adigunakan dalam jangka waktu yang lama, yakni
sekiyat 8-10 tahun. Meski demikian, pemeriksaan rutin tetap perlu
dilakukan karena jika pemasangan IUD tidak tepat atau posisinya berubah,
bisa memungkinkan terjadinya kehamilan
- IUD sangat efektif mencegah kehamilan

Kekurangan atau efek samping :

- Masa haid berubah lama dan banyak


- Ada kemungkinan terjadi infeksi panggul
3. Metode sederhana atau vaginal
Bagi wanita, dapat melakukan kontrasepsi dengan menggunakan spermisid atau
tisu KB, difragma, dan kap. Alat kontrasepsi ini dapat dipakai sendiri oleh para
wanita. Caranya, yakni dengan memasukkannya ke dalam vagina sebelum
berhubungan seks.
Kelebihan :
- Alat kontrasepsi ini efektif mencegah kehamilan jika digunakan dengan
benar

Kekurangan atau efek samping

- Kemungkinan terjadinya infeksi saluran kencing


4. Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fesrtilitas
(kesuburan) seorang wanita dengan cara mengikat dan memotong atau memasang
cincin pada saluran tuba sehingga ovum tidak dapat bertemu dengan sel sperma
Tubektomi menjadi cara KB permanen bagi wanita yang yakin tak ingin memiliki
anak. Tubektomi dilakukan dengan cara operasi sederhana, yakni hanya
membutuhkan bius lokal.
Kelebihan:
- Cara ini sangat efektif mencegah kehamilan

Kekurangan
- Kemungkinan tidak ditemukan adanya efek samping jangka panjang.
Hanya rasa tidak nyaman setelah melakukan operasi
5. Vasektomi
Vasektomi adalah kontrasepsi yang dilakukan oleh laki-laki dengan cara
sterilisasi. Sama seperti tubektomi pada wanita, vasektomi merupakan kontrasepsi
permanen pada pria. Vasektomi dilakukan dengan cara, memblokir atau
memotong vas deferens tabung yang membawa sperma dari testis. Vasektomi
menjaga sperma keluar bersama cairan semen saat terjadi ejakulasi.
Kelebihan :
- Vasektomi bisa dikatakan 99 persen efektif mencegah kehamilan. Namun,
evaluasi cairan semen perlu dilakukan paling tidak 3 bulan setelah
pelaksanaan vasektomi untuk mengetahui apakah masih ada sperma yang
disimpan dan ikut keluar bersama cairan semen atau tidak
- Vasektomi tidak memengaruhi kinerja seksual pria

Kekurangan atau efek samping :

- Kemungkinan tidak ditemukan adanya efek samping jangka panjang.


Hanya rasa tidak nyaman setelah melakukan operasi
- Meski sudah bersifat permanen, metode ini tidak dapat mencegah
penularan penyakit kelamin

3. Tuliskan faktor risiko sectiocaesarea pada ibu dan pada janin?


Jawaban :
Faktor risiko sectiocaesarea pada ibu dan pada janin
a. Pada Ibu
- Memiliki riwayat sesar di kehamilan sebelumnya
- Tidak ada perkembangan untuk melahirkan melalui vagina
- Terhambatnya proses persalinan
- Terjadi komplikasi di awal kehamilan
- Kesehatan ibu tidak stabil (tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung)
- Penyakit menular dialami ibu (herpes genital, HIV)
- Ukuran panggul ibu kecil
- Terjadi masalah pada leher rahim
- Ketuban pecah
b. Pada janin
- Ukuran kepala bayi terlalu besar
- Posisi bayi sungsang
- Persalinan transversal (posisi bahu bayi berada di bawah)
- Hamil kembar
- Kondisi kesehatan terganggu pada bayi (hidrosefalus atau fibroid)
- Kelainan kongenital pada bayi
- Masalah pada plasenta (plasenta previa atau sousio plasenta)

4. Apa yang dimaksud retinopati?


Jawaban :
Retinopati adalah kerusakan pada mata, khususnya retina, yang mengganggu
penglihatan hingga menyebabkan kebutaan. Kondisi ini umumnya terjadi akibat
kelainan pembuluh darah atau aliran darah yang abnormal.

5. Tuliskan macam-macam posisi menyusui (sertakan gambar)?


Jawaban :
1. Posisi bersr (laid-back breastfeeding)

Posisi bersr merupakan posisi alami yang biasanya dilakukan ketika menyusui
bayi pertama kali. Kebanyakan ibu menyukai posisi ini karena dirasa membuat
waktu menyusui menjadi lebih santai.
Jika ingin menerapkan posisi ini, caranya cukup mudah. Berikut tahapan untuk
melakukan posisi bersr:
1. Srkan punggung pada sebuah bantal yang menempel ke dinding, kursi,
atau sran tempat tidur.

2. Posisikan perut bayi di bawah dada dan kepala bayi sejajar dengan dada.

3. Pastikan hidung bayi tidak tertekan dan lehernya tidak menekuk.


4. Bayi biasanya sudah bisa menemukan puting payudara dengan
sendirinya. Namun, tidak masalah untuk membantunya mengisap puting
payudara dengan benar.

5. Mulailah menyusui seperti biasa.

2. Posisi menyusui yang benar dengan cradle hold

Posisi cradle hold serupa dengan posisi menyusui bayi yang benar pada
umumnya. Di sini, salah satu tangan akan menekuk guna menopang tubuh bayi.
Alhasil, bayi akan berbaring dengan nyaman di salah satu tangan selama
melakukan posisi yang benar ini.

Jadi, jika bayi disusui pada payudara sebelah kanan, kepala bayi dan tangan yang
digunakan untuk menopang tubuhnya juga dari sisi kanan.
Berikut cara melakukan posisi menyusu cradle hold:
1. Gendong bayi dengan salah satu tangan . Pastikan posisi kepalanya ada di
lengan tangan yang tertekuk, dan perutnya di tubuh .

2. Posisi kepala bayi dan lengan tangan yang tertekuk harus berada di sisi yang
sama dengan bagian payudara di mana bayi menyusu.

3. Agar leher bayi tidak tegang, jaga agar posisi kepala bayi tetap sejajar
dengan bagian tubuhnya yang lain.

4. Coba gunakan bantal menyusui atau alas yang empuk lainnya untuk lebih
meringankan beban tangan saat menopang bayi.

5. Mulailah menyusui seperti biasa..

3. Posisi menyusui yang benar dengan cross cradle hold


Posisi menyusui yang benar dengan cross cradle hold mirip dengan cradle hold.
Hanya saja, lengan tangan yang digunakan untuk menopang bayi pada posisi
cross cradle hold berlawanan dengan payudara di mana bayi menyusu.
Begini, jika bayi disusui pada payudara sebelah kanan, kepala bayi juga akan
berada di sebelah kanan. Sebelumnya, pada posisi cradle hold, tangan yang
digunakan untuk menopang tubuh bayi yakni tangan kanan.
Namun, pada posisi cross cradle hold ini, tangan yang dipakai justru sebelah kiri.
Posisi ini memudahkan untuk melihat dan mengontrol perlekatan puting susu
yang diisap oleh bayi,
Berikut cara melakukan posisi menyusui cross cradle hold yang benar:
1. Gendong bayi di depan tubuh dengan posisi punggung dan lehernya sejajar.

2. Angkat punggung bayi dengan tangan sebelah kiri. Posisikan kepala bayi
berada di sebelah kanan agar bisa menyusu pada sisi kanan payudara.

3. Biarkan bagian bawah tubuh bayi ditopang oleh siku tangan yang tertekuk.

4. Posisi berbaring (side-lying)

Bila sedang merasa lelah dan tidak ingin menyusui dalam posisi duduk, berbaring
bisa menjadi pilihan yang benar untuk dilakukan.
Bukan hanya itu, posisi berbaring juga merupakan solusi terbaik bagi yang baru
melalui operasi caesar atau saat bayi tiba-tiba terbangun di malam hari untuk
menyusu.
Berikut tahapan melakukan posisi menyusui berbaring yang benar:

1. Berbaring di salah satu sisi menghadap bayi

2. Posisikan tubuh bayi agar bibirnya berada dekat dengan puting payudara

3. Miringkan tubuh bayi dan berikan dorongan sedikit pada punggunggnya agar
lebih mudah untuk mencapai puting payudara

4. Posisi football hold atau clutch hold

Posisi menyusui football hold atau bisa juga disebut clutch hold merupakan salah
satu posisi yang benar untuk bayi.
Posisi ini dilakukan dengan mengapit bayi pada sisi tubuh, tepatnya di bawah
lengan . Posisi ini dapat digunakan untuk ibu dengan riwayat melahirkan caesar
dan menyusui dengan payudara besar.
Selain itu, posisi ini juga cocok apabila menyusui bayi kembar secara bersamaan.
Lengan yang digunakan adalah lengan pada sisi yang sama dengan payudara
untuk menyusui.
Berikut cara melakukan posisi menyusui football hold yang benar:
1. Posisikan tubuh bayi di bagian sisi payudara tempat di mana bayi akan
menyusui.

2. Gunakan tangan pada sisi payudara yang akan menyusui untuk menopang
tubuh bayi di samping tubuh .

3. Tekuk lengan tangan dengan telapak tangan menghadap ke atas seolah


sedang memegang bola untuk menopang lehernya.

4. Biarkan punggung dan tubuh bayi ditopang oleh tangan dan dekatkan ke sisi
Kaki bayi harus terselip dibawah lengan .
5. Jika perlu, bagian tangan lain yang tidak bertugas untuk menopang bayi bisa
gunakan untuk memegang payudara yang dipakai menyusui dari arah bawah.

Supaya lebih nyaman, bisa meletakkan penyangga seperti bantal menyusui


maupun alas lainnya pada sisi tubuh yang digunakan untuk menyusui.
6. Posisi bayi duduk (sitting baby)

Seperti namanya, posisi ini dilakukan sama persis ketika bayi sedang duduk.
Dengan begitu, tidak perlu menopang tubuh bayi seperti melakukan posisi
menyusui yang benar lainnya.

Namun, sebelum mencoba posisi yang satu ini, pastikan si kecil sudah cukup kuat
untuk duduk sendiri. Berikut tahapan menyusui dengan posisi bayi sambil duduk:

1. Duduklah dalam posisi tegak dan posisikan bayi juga untuk duduk
menghadap ke tubuh .

2. Bayi yang baru mahir untuk duduk sendiri bisa dibantuk dengan bersr pada
tangan yang melingkari tubuhnya.

3. Bayi yang sudah terbiasa duduk sendiri biasanya lebih mampu untuk duduk
dengan tegak tanpa perlu diberi sran.

4. Pastikan leher dan punggung bayi lurus sejajar.

5. Pastikan hidung bayi tidak tertekan dan dapat bernapas dengan lancar.

Menyusui dengan posisi bayi sambil duduk ini biasanya digunakan saat bepergian
atau ketika bayi sudah sangat ingin untuk menyusu sehingga mencari-cari
payudara sendiri.

6. Buatlah analisa data berdasarkan kasus diatas?


Jawaban :
Analisa Data
Nama Pasien : Ny. P
Usia : 32 Tahun
Tanggal Data Fokus Masalah Penyebab
Rabu 07 Juli DS : Nyeri Akut Post operasi sc
2021 - klien mengatakan
nyeri di rasakan saat
melakukan
pergerakan (P) Insisi
- klien mengeluh
nyeri setelah di
lakukan oprasi sc,
nyeri seperti di Luka
sayat-sayat, (Q)
- klien mengeluh
nyeri terasa di
bagian perut yang di Nyeri Akut
lakukan sc (R)
- klien mengatakan
nyeri di rasakan saat
melakukan
pergerakan (T)
DO :
- Kondisi klien saat
ini tampak lemas,
- Klien tampak
meringis kesakitan,
- klien tampak
memegangi perutnya
saat berjalan,
- klien terlihat hati-
hati saat berjalan
- skala nyeri 6 (0-10)
(S)
- TD 150/90 mmhg,
Nadi : 80x/mnt,
Adanya retinopati

7. Tentukanlah 1 diagnosa keperawatan prioritas dan buatlah luaran serta intervensi


keperawatan?
Jawaban :
Rencana Keperawatan

Tanggal No. Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana


Rabu 07 1 Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama
Juli 2021 Manajemen nyeri [I.08238]
keperawatan selama 1x24 jam
Mengidentifikasi dan mengelola
diharapkan masalah Nyeri
pengalaman sensorik atau emosional
Akut pasien membaik yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan atau fungsional dengan onset
dengan kriteria hasil.
mendadak atau lambat dan
Tingkat Nyeri [L.08066]
berintensitas ringan hingga berat dan
- Keluhan nyeri konstan
menurun dari sedang Observasi
[3] cukup menurun [4] - Identifikasi lokasi,
- Meringis menurun karakterisitk, durasi, frekuensi,
dari sedang [3] cukup kualitas, intensitas nyeri
menurun [4], meringis - Identifikasi skala nyeri
berkurang dan pasien - Identifikasi respon nyeri
- Gelisah menurun dari nonverbal
sedang [3] cukup - Identifikasi faktor yang
menurun [4],pasien memperberat dan
tampak lebih tenang. memperringan nyeri
- Skala Nyeri menurun - Identifikasi pengetahuan dan
dari sedang [3] ke keyakinan tentang nyeri
cukup menurun [4] - Identifikasi budaya terhadap
dengan nilai skala 7 respon nyeri
menjadi skala 6 - Identifikasi pengeruh nyeri
- Pola tidur membaik pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi
dari 1 (meningkat) ke
komplementer yang sudah
2 (cukup meningkat)
diberikan
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berika teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (TENS,
hipnosis, akupresusr, terapi
musik, biofeedback,terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat
atau dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik

Anda mungkin juga menyukai