Anda di halaman 1dari 47

PROSEDUR PENDISTRIBUSIAN PUPUK UREA NON SUBSIDI

PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG PADA UNIT


PENJUALAN JATENG 1

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


menyelesaikan Program Studi Diploma III
Universitas Diponegoro Semarang

Oleh :

DEWI INUL AYYAMI 40010118060022

PROGRAM DIPLOMA III


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

NAMA : DEWI INUL AYYAMI

NIM : 40010118060022

FAKULTAS : SEKOLAH VOKASI

JUDUL :PROSEDUR
PENDISTRIBUSIAN
PUPUK UREA NON
SUBSIDI PT PUSRI
SRIWIDJAJA
PALEMBANG PADA
UNIT PENJUALAN
JATENG 1 SEMARANG.

Semarang, April 2021

Dosen Pembimbing

Anafil Windriya S.E.,M.M,


NIP. 199301242019032017
KATA PENGANTAR

Tiada kata selain kata puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang selalu memberi
kita rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dipermudah dan dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Proses dan Prosedur
Pendistribusian Pupuk pada PT Pupuk Sriwijaya Palembang Pada Unit
Penjualan Jateng 1” dengan baik dan lancar sesuai dengan harapan.
Tugas Akhir ini membuat penulis mendapat pengalaman dan ilmu
baru yang sangat bermanfaat. Tentu dalam menyelesaikan, penulis tidak
lepas dari bantuan dan bimbingan dari banyak pihak oleh karena itu,
perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga segala
sesuatu dapat berjalan dengan lancar,
2. Bapak, Mamah, Kaka-Adik,Manah,Tante Om tercinta yang telah
dengan senang hati membimbing, memberi semangat, dorongan, dan
memotivasi penulis.
3. Bapak Dr. Ir. Budiyono, M.Si selaku Dekan Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro Semarang.
4. Ibu Dr. Ida Hayu Dwimawanti, MM selaku Wakil Dekan Akademik dan
Kemahasiswaan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.

5. Bapak Dr.Edy Rahardja, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi


Diploma III Manajemen Perusahaan Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro Semarang.
6. Ibu Anafil Windriya S.E., M.M. selaku dosen pembimbing Mata
Kuliah Kerja Praktik dan Tugas Akhir yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dalam membuat laporan ini,
7. Bapak Dr. Drs. Mashudi, S.E., M.M., CIQaR., CIQnR selaku Dosen
Wali,

8. Seluruh Dosen, Staf, dan Karyawan Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang yang telah memberikan bimbingan,
motivasi, dan pelajaran berharga selama 3 tahun ini,
9. Savior saya Hafit Geo Setta Aji yang selalu memberi dorongan dan
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
10. Sahabat penulis Rindang Rizki Rachmawati, Enggi Dwi Riyani,
Indang Ayu Suprapto, Chika Prisilia, Ratria Audi, Zuggo Jati Noer,
Ratria Audy, Nur Laeli Azizah Wahyudin, Aldho Wahyu Pima Riski,
Fajri Ramadhan yang selalu memberi semangat serta dorongan kepada
penulis,
11. Teman-teman jurusan Manajemen Perusahaan yang telah memberi
support dan motivasi,
12. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu penulis hingga terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan


laporan Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang terkait
sehingga pada masa yang akan datang kekurangan ini dapat diperbaiki.
Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Semarang , 01 Februari 2021


Penulis

Dewi Inul Ayyami


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Distribusi merupakan proses penyaluran barang dari produsen


sampai ketangan masyarakat atau konsumen. Kemudian konsumen dalam
mendapatkan produk yang diinginkan menjadi prioritas utama bagi
peusahan untuk memuaskan pelanggannya. Dalam sistem distribusi, rute
yang di pilih meruapakan elemen terpenting dalam menentukan jarak yang
akan di tempuh serta biaya yang harus dikeluakan. Jika rute yang dipilih
optimal, maka distribusi yang dilakukan nantinya akaan lebih efisien dan
efektif karena akan melewati rute yang minimal jaraknya, sehingga
elemen-elemen yang melibatkan jarak menjadi minimal pula, seperti
baiaya transportasi, waktu tempuh, tingkat polusi yang dihasilkan serta
energi yang di keluarkan.
Dalam rangka untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen
kepada konsumen maka perusahaan harus benar-benar memilih atau
menyeleksi saluran distribusi yang akan digunakan, sebab kesalahan
dalam pemilihan saluran distribusi ini dapat menghambat bahkan dapat
memacetkan usaha menyalurkan barang atau jasa tersebut.
Menurut Basu swastha (2002:190) mendefinisikan “Saluran
distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai konsumen atau
pemakaiindustri”. Maka untuk menjamin agar konsumen setia memakai
produk kita,produsen harus mengusahakan sedemikian rupa agar dalam
proses distribusinyaproduk dapat sampai ke tangan konsumen.
Menurut Kotler (2008) Saluran distribusi merupakan sekelompok
organisasi yang saling tergantung, yang membantu membuat produk atau
jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau
pengguna bisnis sedangkan menurut Cravens (1996:28) mengungkapkan
bawa saluran distribusi merupakan jaringan organisasi yang melakukan
fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan pengguna akhir.
Oleh karena itu saluran distribusi erat kaitanya dengan proses pemasaran
produk hingga dapat dinikmati oleh konsumen akhir.
Kotler (2001:686) berpendapat bahwa saluran distribusi
dibedakan menjadi dua bagian yaitu saluran distribusi langsung yang
terdiri dari seorang produsen yang langsung menjual kepada konsumen
akhir, dan saluran distribusi tidak langsung dimana terdapat perantara
disetiap penjualan produknya hingga sampai kepada konsumen akhir.
Dengan hal demikian, perlu adanya prosedur yang baik, untuk melalukan
saluran distribusi.
Prosedur yang ada di perusahaan menjadi pedoman atas jalannya
sebuah sistem perusahaan. Prosedur akan memberikan informasi yang
lengkap mengenai proses pengarsipan yang telah diterima yang kemudian
akan digunakan dikemudian hari atau sekedar diarsipkan. Dengan adanya
prosedur, perusahaan akan terbantu untuk mewujudkan efisiensi dan
efektifitas kerja.
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelayanan dan efisiensi
distribusi. Pupuk Sriwidjaja Palembang Penjualan Jateng 1 yang
merupakan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yang Bernaung Pada
Pupuk Indonesia BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Berperan aktif
dalam Pendistribusian pupuk secara optimal dan menyeluruh. Terlebih
pada Penjualan pupuk non subsidi yang merupakan solusi untuk
menutupi kekurangan pada pemenuhan pupuk bersubsidi. Maka dari itu,
perusahaan memerlukan pengelolaan yang baik agar proses
pendistribusian dapat berjalan secara sistematis. Dengan adanya
prosedur yang yang baik,memudahkan pengoptimalisan dan jangkaun
distribusi yang merata dan tepat. Berdasarkan uraian di atas maka penulis
tertarik membuat penulisan lebih lanjut untuk sebuah penelitian Laporan
Tugas Akhir dengan judul ”Prosedur Pendistribusian Pupuk Urea
Non Subsidi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang pada Unit Pejualan
Jateng 1”

1.2 Ruang Lingkup Penulisan

Pembahasan Tugas Akhir ini menitikberatkan pada bagaimana


Prosedur Pendistribusian pada Pupuk Ura Non Subsidi yang
Dilakukan oleh PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Penjualan Jateng 1.
Agar tidak terjadi pembahsan yang luas, maka penulismemebrika
gambaran hal-hal yang akan di bahas. Yaitu meliputi :
1. Prosedur dalam Perkantoran. (harusnya kasih pengertian
mengenai prosedur dan pendistribusian dulu)
2. Bagian-bagian dalam Prosedur.
3. Distribusi serta Alur Pendistribusian.
4. Cara dan Kegiatan Pendistribuian dan Pemasaran pada PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang Penjualan Jateng 1 Semarang.

1.2.2 Tujuan Penulisan

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini penulis memiliki


beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi Program
Diploma III Manajemen Perusahaan Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro Semarang.
2. Prosedur dalam Perkantoran serta Bagian-bagian dalam Prosedur.
3. Mengethui Distribusi serta Alur Pendistribusian. (size font disamakan
yang ini 11 yang diatas 12)
4. Cara dan Kegiatan Pendistribusian pada PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang Penjualan Jateng 1 Semarang.

1.2.3 Kegunaan Penulisan

Dalam pembuatan Tugas akhir ini terdapat beberapa


manfaat diantaranya yaitu:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan, memperluas wawasan, dan pengalaman dalam
bidang studi yang diterapkan pada sistem “Pendistribusian
Pupuk Urea Non Subsidi” pada perusahaan, dan juga dapat
memberikan kesadaran bagi penulis bahwa penelitian yang
dilakukan merupakan pengembangan dari ilmu-ilmu yang
sudah dipelajari selama di perkuliahan.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,
pengetahuan dan masukan-masukan kepada para pembaca
sehingga lebih dapat memahami tentang prosedur
“Pendistribusian Pupuk Urea Non Subsidi” serta menambah
koleksi tulisan di perpustakaan Universitas Diponegoro.
3. Sebagai tambahan referensi perpustakaan bagi mahasiswa
yang akan menyusun Laporan Tugas Akhir khususnya
mengenai Prosedur dalam perusahaan.
1.3 Cara Pengumpulan Data

1.3.1 Data Penelitian

1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang menacu pada


informasi yang di peroleh dari tangan pertama pertama oleh
peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan
spesifik studi. Sumber data primer adalah responden individu,
kelompok fokus, internet juga dapat menjadi sumber data
primer jika koesioner disebarkan melalui internet (Uma
Sekaran, 2011).Data Primer ini diperoleh melalui observasi
dan wawancra dengan karyawan divisi Marketing serta
pembimbing lapangan yang merupakan Sales Officer PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang Penjualan Jateng 1.

Data Primer meliput :

a. Penjelasan berkaitan prosedur pendistribusian


pupuk non subsidi.

b. Strategi yang dilakuakan dalam penjualan.

c. Kegiatan pendistribusian dari produsen hingga


sampai tangan konsumen.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi
yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data
sekunder adalah catatan atau dokumentasi perusahaan,
publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs Web,
internet dan seterusnya
Uma Sekaran, (2011).
Data Skunder Meliputi :
a. Sejarah Perusahaan
b. Tugas serta Fungsi Perusahaan
c. Produk yang di kelola oleh perusahaan
d. Struktur organisasi
e. Distribusi dan Penjualan
1.3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan metode yang


digunakan untuk pengumpulan data primer maupun sekunder.
Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain:

1. Wawancara

Wawancara menurut Lexy J. Moleong adalah “Wawancara


adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang
mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu).” Dalam hal ini
penulis melakukan proses wawancara pada pegawai di divisi
penjualan,dan kemudian di konsultasikan kepada
pembimbing lapangan pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
Unit Penjualan Jateng 1 Semarang. pihak-pihak terkait
khususnya tentang masalah yang akan dibahas yaitu tentang
“Prosedur Pendistribusian Pupuk Urea Non Subsidi” yang ada
pada PT.Pupuk Sriwijaya Palembang Unit Penjualan Jateng 1
Semarang.
2. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan “pengumpulan data dengan mencari


informasi lewat buku, majalah, koran serta literatur lainnya
yang bertujuan untuk membentuk sebuah landasan teori.”
Arikunto, (2006). Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis
menambah referensi dengan beberapa buku untuk menambah
pengetahuan dala menulis Tugas Akhir ini.
3. Observasi
Menurut Basrowi (2012) Observasi didefinisikan sebagai
suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara diteliti serta pencatatan secara sistematis.
Dalam metode ini dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara langsung yang berkaitan
dengan prosedur pendistribusian PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang Penjualan Jateng 1.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan tentang permasalahan yang


ada maka Laporan Tugas Akhir ini disusun menjadi 4 (empat) Bab.
Yang secara garis besar dapat dijelaskan atau diuraikan sebagai berikut
:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab Pendahuluan berisikan mengenai latar


belakang penulisan Tugas Akhir, Ruang Lingkup
Penulisan, Tujuan Penulisan, Metode
Pengumpulan data dalam Tugas Akhir ini, Serta
Sistematika Penulisan Tugas Akhir mengenai
Prosedur Pendistribusian Pupuk Urea Non subsidi
pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Unit
Penjualan Jateng 1 Semarang.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada Bab Gambaran Umum Perusahaan penulis


menjelaskan mengenai Gambaran Umum
Perusahaan berupa sejarah berdirinya perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, dan lainnya
mengenai gambaran umum PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang Unit Penjualan Jateng 1 Semarang.

BAB III : PEMBAHASAN

Pada Bab Pembahasan ini dilakukan pembahasan


mengenai ruang lingkup penulisan yang telah
disampaikan dengan melihat teori yang didapat
selama mengikuti kegiatan perkuliahan mengenai
teori prosedur.

BAB IV : PENUTUP

Dalam Bab ini berisi tentang rangkuman serta


kesimpulan telah ditulis dan dijabarkan oleh
penulis mengenai Prosedur Pendistribusian Pupuk
Urea Non Subsidi pada PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang Unit Penjualan Jateng 1 Semarang.
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

2.1.1 Informasi umum PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri)


adalah perusahaan yang didirikan sebagai pelopor
produsen pupuk urea di Indonesia pada tanggal 24
Desember 1959 di Palembang Sumatera Selatan,
dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja (Persero). Pusri
memulai operasional usaha dengan tujuan utama
untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan
dan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional, khususnya di industri pupuk
dan kimia lainnya. Sejarah panjang Pusri sebagai
pelopor produsen pupuk nasional selama lebih dari 50
tahun telah membuktikan kemampuan dan komitmen
kami dalam melaksanakan tugas penting yang
diberikan oleh pemerintah. PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang menjalankan operasi bisnisnya dengan
tujuan untuk melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program pemerintahan di bidang
ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di
industri pupuk dan kimia lainnya.

2.1.2 Sejarah perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

PT Pupuk Sriwidjaja didirikan pada tanggal


24 Desember 1959, merupakan produsen pupuk urea
pertama di Indonesia. Sriwidjaja diambil sebagai
nama perusahaan untuk mengabadikan sejarah
kejayaan Kerajaan Sriwidjaja di Palembang,
Sumatera Selatan yang sangat disegani di Asia
Tenggara hingga daratan Cina, pada Abad Ke tujuh
Masehi.
Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan tonggak
penting sejarah berdirinya Pusri, karena pada saat itu
dimulai pembangunan pabrik pupuk pertama kali
yang dikenal dengan Pabrik Pusri I. Pada tahun
1963, Pabrik Pusri I mulai berproduksi dengan kapasitas terpasang
sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton amoniak per tahun.
Wakil Perdana Menteri Chaerul Saleh menekan tombol tanda
diresmikannya penyelesaian Pabrik Pusri I didampingi Direktur
Utama Pusri Ir. Salmon Mustafa 4 Juli 1964.
Seiring dengan kebutuhan pupuk yang terus meningkat, selama
periode 1972-1977 Pusri membangun Pabrik Pusri II, Pusri III dan
Pusri IV. Pabrik Pusri II memiliki kapasitas terpasang 380.000 ton
per tahun. Pada tahun 1992 dilakukan proyek optimalisasi urea Pabrik
Pusri II dengan kapasitas terpasang sebesar 552.000 ton per tahun.
Pabrik Pusri III dibangun pada 1976 dengan kapasitas terpasang
sebesar 570.000 ton per tahun, sedangkan pabrik urea Pusri IV
dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas terpasang sebesar
570.000 ton per tahun.
Sejak tahun 1979, Pusri diberi tugas oleh Pemerintah
melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada
petani sebagai bentuk pelaksanaan Public Service Obligation (PSO)
untuk mendukung program pangan nasional dengan memprioritaskan
produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah
Indonesia.
Pada tahun 1993 dilakukan pembangunan Pabrik Pusri IB
berkapasitas 570.000 ton per tahun, sebagai upaya peremajaan dan
peningkatan kapasitas produksi pabrik dan untuk menggantikan
pabrik Pusri I yang dihentikan operasinya karena usia dan tingkat
efisiensi yang menurun.
Pada tahun 1997, Pusri ditunjuk sebagai induk perusahaan
yang membawahi empat BUMN yang bergerak di bidang industri
pupuk dan petrokimia, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang
Cikampek, PT Pupuk Kaltim dan PT Pupuk Iskandar Muda serta satu
BUMN yang bergerak di bidang engineering, procurement &
construction (EPC), yaitu PT Rekayasa Industri. Pada tahun 1998,
anak perusahaan Pusri bertambah satu BUMN lagi, yaitu PT Mega
Eltra yang bergerak di bidang perdagangan.
Pada tahun 2010 dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pupuk Sriwidjaja atau PT Pusri
(Persero) kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dan pengalihan hak
dan kewajiban PT Pusri (Persero) kepada PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang sebagaimana tertuang di dalam RUPS-LB
tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1 Januari 2011.
Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan
meresmikan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai
nama induk perusahaan pupuk yang baru, menggantikan nama PT
Pusri (Persero). Hingga kini PT Pupuk Sriwidjaja Palembang tetap
menggunakan brand dan merk dagang Pusri.

2.1.3 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang


2.1.3.1 Visi dan Misi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
a. Visi
"Menjadi Perusahaan Agroindustri Unggul di Asia"
b. Misi
1. Menyediakan produk dan solusi agribisnis yang terintegrasi
2. Memberikan nilai tambah kepada stakeholders secara
berkelanjutan
3. Mendorong pencapaian kemandirian pangan dan
kemakmuran Negeri.

2.1.3.2 Nilai Perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

INTEGRITY - RESPECT - PROFESSIONAL


- COLLABORATION - INNOVATION.

2.1.3.3 Makna Nama Perusahaan

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang


Nama Sriwidjaja diabadikan di perusahaan ini untuk mengenang
dan mengangkat kembali masa kejayaan kerajaan maritim pertama di
Indonesia yang termahsyur di seluruh penjuru dunia. Sebuah
penghormatan kepada leluhur yang pernah membuktikan bahwa
Indonesia adalah bangsa yang besar. Pendirian pabrik pupuk dengan
nama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, adalah warisan yang sekaligus
menjadi visi bangsa Indonesia terhadap kekuatan, kesatuan, dan
ketahanan wawasan Nusantara.

Gambar 2. 1 Logo Perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Sumber : www.pusri.co.id
Tabel 2. 1 Makna Logo Pusri

Makna yang terkandung dalam setiap lambang pada PT Pusri


Lambang Pusri yang berbentuk
huruf "U" melambangkan singkatan
"Urea". Lambang ini telah terdaftar
di Ditjen Haki Dep. Kehakiman &
HAM No. 021391
Setangkai padi dengan jumlah
butiran 24 melambangkan tanggal
akte pendirian PT Pusri.

Butiran-butiran urea berwarna putih


sejumlah 12, melambangkan bulan
Desember pendirian PT Pusri. `
Setangkai kapas yang mekar dari
kelopaknya. Butir kapas yang mekar
berjumlah 5 buah Kelopak yang
pecah berbentuk 9 retakan ini,
melambangkan angka 59 sebagai
tahun pendirian PT Pusri (1959
. Perahu Kajang, merupakan
legenda rakyat dan ciri khas kota
Palembang yang terletak di tepian
Sungai Musi. Perahu Kajang juga

Kuncup teratai yang akan mekar,


merupakan imajinasi pencipta akan
prospek perusahaan dimasa datang.
Komposisi warna lambang kuning
dan biru benhur dengan dibatasi
garis-garis hitam tipis
(untuk lebih menjelaskan gambar)
yang melambangkan keagungan,
kebebasan cita-cita, serta kesuburan,
ketenangan, dan ketabahan dalam
mengejar dan mewujudkan cita-cita
itu.

Sumber : www.Pusri.co.id

2.2 Profil dan Struktur Organisasi


2.2.1 Profil PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Unit Penjualan Jateng 1

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Penjualan Jateng 1 memiliki


dua divisi yaitu Divisi Penjualan dan Divisi Pergudangan. Divisi
Penjualan berfokus menjual produk baik subsidi maupun non subsidi
untuk didistribusikan ke Distributor atau langsung ke pertani. PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang Penjualan Jateng 1 memiliki swalayan
khusus pupuk yang dinamakan dengan Pusri Mart.
Bagian divisi dari penulis yaitu divisi penjualan yang berfokus
pada Pusri Mart dan pendistribusian pupuk langsung kepada kantor
pusat. Pusri Mart PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Penjualan Jateng 1
menjual Pupuk Non subsidi eceran yang dikemas dengan ukuran 1
kilogram menggunakan plastik khusus untuk menghindari kontak
langsung dengan pupuk.
Pusri Mart PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Penjualan Jateng 1
selama ini masih melelui penjualan secara offline melalui kantor yang
bertempat di Jl. Imam Bonjol No. 2018 Semarang sehingga sampai
saat ini hanya mencangkup konsumen di wilayah Semarang.

2.2.2 Struktur Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Unit Penjualan Jateng 1


Tahun 2021/2022

Struktur organisasi adalah suatu gambaran yang menjelaskan


tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan, jenis
wewenang pejabat, bidan dan hubungan pekerjaan , garis perintah,
tanggung jawab, rentang kendali serta sistem pimpinan organisasi.
(Hasibuan 2010: 128)
Adapun Menurut Robbins dan Coulter, pengertian struktur
organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi yang dengan
kerangka tersebut tugas-tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan
dikoordinasikan.
Berdasarkan dari pengertian struktur organisasi diatas maka
dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi adalahh gambaran
kerangka atau susunan hubungan antara fungsi, bagian atau posisi dan
juga menunjukkna hirarki organisasi atau stuktur sebagai wadah untuk
menjalankan wewenang, tanggung jawab serta sistem pelaporan
terhadap atasan.

Berikut ini merupakan Struktur Organisasi PT Pupuk


Sriwidjaja Palembang Unit Penjualan Jateng 1 Tahun 2021/2022 :
Tabel 2. 2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Pusri Unit Penjualan Jateng 1 tahun


2021/2022

APV JATENG 1
MOH. ADAM
MUSTHOLIH

SALES SUPERINTENDEN

ATIK WIDAYATI

SENIOR SALES EXECUTIVE


SALES OFFICER

RIZKY RAFANELLY SEE JEPARA – SAMSI RESDIA


MANTO
SEE PPK PATI – DIMAS PUTRO
ARIYANTO (plt)
SEE GROBOGAN – ANDI SUSIANTO
(plt)
SEE BLORA – DADI ROSIDA
SEE REMBANG – ROPI’I (plt)

GPP GROBOGAN GPP PATI

ANDI SUSIANTO DIMAS PUTRO ARIYANTO

Sumber : arsip PT Pupuk Sriwidjaja Paenjualan Jateng 1


2.2.3 Job Description
Berikut akan dielaskan mengenai setiap tugas-tugas yang
diemban dari setiap pemangku jabatan dari struktur organisasi PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang Penjualan Jateng 1 :

2.2.3.1 Branch Manager (APV)


Kepala cabang bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan dan mengawasi operasional semua
cabang, termasuk rekrutmen personel, pelatihan dan
supervisi. APV bertugas menemukan strategi yang tepat
untuk meningkatkan produktivitas dan tingkat kinerja guna
mencapai tujuan perusahaan. Berikut tugas dan wewenang
APV :

1. Membuat, menerapkan, dan mengevaluasi rencana bisnis


cabang
2. Menugaskan, mengawasi, dan memantau tugas-tugas
administrasi dan keuangan;
3. Mengikuti perkembangan terbaru tentang peraturan,
kebijakan, prosedur, dan protokol perbankan saat ini, dan
memastikan bahwa karyawan juga;
4. Mengembangkan dan menerapkan prosedur layanan
pelanggan;
5. Memastikan bahwa sasaran dan tenggat waktu terpenuhi
dan bahwa proyek dipimpin sesuai dengan kebijakan dan
prosedur lembaga; dan
6. Berhubungan dengan kantor pusat dan kantor cabang
lainnya untuk memastikan kelancaran manajemen operasi
dan pencapaian tujuan bisnis secara keseluruhan.
7. Mengaudit transaksi keuangan dan tindakan lain apa pun
yang dilakukan oleh karyawan;
8. Menyiapkan laporan triwulanan, pendapatan harian, dan
laporan administrasi lainnya;
9. Mengawasi penyelesaian laporan dan analisis menyeluruh
tentang operasi bank yang dilakukan di kantor cabang; dan
10. Menganalisis aktivitas kantor dan kinerja karyawan,
mengidentifikasi tren, dan membuat rekomendasi dan
penyesuaian yang sesuai dengan metode dan sistem kerja
saat ini.Pemantauan transaksi keuangan yang dilaksanakan
dan aktivitas kantor dilakukan di kantor cabang.

2.2.3.2 Sales Superintendent (Supervisor Penjualan)


Sales Supervisor adalah seseorang yang memimpin
tim penjualan dalam suatu bisnis atau perusahaan. Berikut
adalah tugas dan wewenang sales superintendent :

1. Mengkoordinir tim penjualan, agar dapat meningkatkan


tingkat penjualan dan apakah penjualan sesuai dengan
target.
2. Membantu tim sales dan memberikan pelatihan dalam
mencari, melayani dan memaintain konsumen.
3. Membantu mengatasi permasalahan tim sales dan ikut
melakukan atau mendampingi presentasi tim sales jika
diperlukan.
4. Membuat strategi-strategi penjualan dan mensosialisasikan
kepada tim penjualan
5. Memberikan laporan penjualan baik itu mingguan,
bulanan atau tahunan.
6. Memonitoring aktivitas tim penjualan
7. Memonitoring penjualan dan pembayaran customer dari
tim sales.
8. Menentukan pemberian diskon produk kepada tim sales
dengan persetujuan dari Manajer Pemasaran atau Direktur
Pemasaran terlebih dahulu.
9. Mensosialisasikan dan memberitahu informasi mengenai
penjualan yang baru kepada tim penjualan

2.2.3.3 Sales Officer


Sales officer adalah seseorang yang memiliki tugas
dan tanggung jawab untuk menjaga hubungan dengan calon
klien / pelanggan yang pada akhirnya akan mengarah pada
penjualan. Sales officer memiliki peran untuk meningkatkan
dan mengembangkan target penjualan suatu perusahaan.
Petugas penjualan bertanggung jawab untuk merencanakan
strategi terbaik untuk meningkatkan pembelian. Berikut
tugas dan wewenang sales officer :

1. Menjalin hubungan baik dengan konsumen


2. Membantu Branch Manager dalam merekrut dan melatih
staff penjualan
3. Mengarahkan penjualan
4. Menghubungi dan memfollow-up calon pelanggan
5. Melakukan peninjauan lapangan
6. Melakukan analisis pasar

2.2.3.4 Senior Sales Executive (SSE)


Tugas utama Sales Executive adalah bertanggung
jawab untuk mengejar target penjualan dan menjaga
kepuasan pelanggan. Bertanggung jawab atas promosi
produk untuk mendukung pencapaian target penjualan.
Berikut tugas dan tanggung jawab SSE :

1. Mengirimkan laporan stok distributor kepada kantor cabang


2. Mengawasi pendistribusian pupuk bersubsidi dan non
subsidi
3. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di
lapangan
4. Membuat laporan mingguan, bulanan dan tahunan untuk
diserahkan kepada kantor cabang
5. Memproses orderan pupuk subsidi dan nonsubsidi dan
kemudian dilaporkan kepada kantor unit untuk diproses

2.3 Produk Pupuk Non Subsidi

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang bagian Penjualan Jateng 1


memiliki produk yang dipasarkan yaitu :
1. Urea Pusri

Gambar 2. 2 Pupuk Urea Non Subsidi

Sumber : arsip PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Unit Penjualan Jateng 1

Urea adalah pupuk yang digunakan pada awal


pumupukan. Urea memiliki 2 warna yaitu berwarna merah
muda (pink) dan berwarna putih. Urea pink adalah urea
subsidi sedangkan yang berwarna putih untuk urea non
subsidi yang digunakan untuk tanaman pangan. Keduanya
memiliki manfaat yang sama hanya warnanya yang berbeda.
2. NPK Pusri

Gambar 2. 3 Pupuk NPK

Sumber : arsip PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Unit Penjualan Jateng 1

NPK Pusri adalah merek yang digunakan untuk pupuk


majemuk yang merupakan tahap kedua dari pemupukan.
NPK mengandung nutrisi Nitrogen,Phospat, dan Kalium.
Pusri mengubah warna pupuk NPK agar tidak terjadi
penyalahgunaan pihak yang tidak bertanggung jawab untuk
pendistribusian pupuk bersubsidi, maka dilakukan
perubahan warna abu-abu menjadi merah muda. Pewarna
yang digunakan aman untuk tanaman karena jika larut dalam
air dan terbuat dari bahan kimia organik yang tidak
berbahaya.
a. NPK Pusri 15-15-15
NPK Pusri 15-15-15 adalah pupuk majemuk yang
berwarna merah muda, berguna untuk tanaman sayuran,
buah maupun tanaman hias/bunga.
b. NPK 16-16-16
NPK Pusri 16-16-16 adalah pupuk yayng berwarna
biru tersedia dalam kemasan 1 Kg. NPK 16-16-16
merupakan upgrade dari NPK 15-15-15 yang dapat
mempercepat pertumbuhan tanaman.
c. NPK Singkong Pusri
Gambar 2. 4 NPK Singkong

Sumber : arsip PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Unit Penjualan Jateng 1

NPK singkong adalah pupuk yang diformulasikan untuk


meningkatkan panen singkong, yang mengandung N, P,
dan K.

3. Bioripah Pusri

Gambar 2. 5 Pupuk Cair Bioripah

Sumber : arsip PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Unit Penjualan Jateng 1

Bioripah adalah pupuk cair yang berguna untuk


pemupukan pada tanam kedelau, palawija, pangan,
holtikultura, mengandung mikroba penambat Nitrogen
upaya mikro-organisme mengubah Nitrogen yang tedapat
diudara menjadi senyawa yang dapat digunakan oleh
tumbuhan) serta pelarut Fosfat dan Kalium.

4. Nutremag Pusri

Gambar 2. 6 Pupuk Nutrimag

Sumber : arsip PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Unit Penjualan Jateng 1

Nutremag adalah pupuk hara mikro yang digunakan


untuk melengkapi kandungan unsur mikro yang pada
umumnya sedikit dalam tanah. Digunakan dalam dosis
rendah. Nutremag tersedia dalam bentuk butiran yang
mudah diaplikasikan, cocok untuk digunakan di dalam
tanah masam.
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Teori

3.1.1 Prosedur

Prosedur merupakan serangkaian tahapan atau proses yang telah ditetapkan


guna untuk menunjang keberhasilan suatu kegiatan.

3.1.2 Pengertian Prosedur

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prosedur adalah tahap kegiatan
untuk menyelesaikan suatu aktivitas; metode langkah demi langkah secara pasti dalam
memecahkan suatu masalah. Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa prosedur adalah
suatu proses yang dirancang untuk mempermudah suatu aktivitas untuk memperoleh
tujuan tertentu. Sedangkan Pengertian prosedur menurut Ida Nuraida (2008:35), yang
menyatakan bahwa : “metode menunjukkan cara pelaksanaan pekerjaan dari suatu tugas
yang terdiri atas satu atau lebih kegiatan yang bersifat tulis-menulis oleh seorang pegawai
sehingga serangkaian metode yang disatukan akan membentuk suatu prosedur.” Pendapat
Ida Nuraida yang dikemukakan di atas jika dipahami, bahwa prosedur adalah suatu cara,
dimana pembuatan cara tersebut dipersiapkan untuk jangka waktu mendatang dan bisa
jadi akan digunakan secara terus menerus jika cara tersebut dapat dipergunakan secara
efektif dan efisien. Suatu cara di atas berisikan aturan atau pedoman untuk melakukan
aktivitas-aktivitas pekerjaan dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
Adapun prosedur Menurut A.S. Moenir (1982:110), “Prosedur adalah suatu
rangkaian tindakan, langkah atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk
dapat mencapai suatu tahap tertentu dalam hubungan pencapaian tujuan akhir.” Didalam
sebuah pencapaian tujuan akhir yang kita inginkan kita harus mempunyai pandangan
tentang apa yang seharusnya kita lakukan, tahapan yang bagaimana yang nantinya dapat
membantu kita dalam mencapai tujuan akhir.
3.1.3 Prosedur Perkantoran
Prosedur Perkantoran adalah tata laksana, atau langkah-langkah pelaksanaan
pekerjaan yang mana pekerjaan tersebut dilakukan dan hal tersebut berhubungan dengan
apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya atau juga
bisa diartikan sebagai metode yang dibutuhkan dimasa yang akan datang untuk melakukan
tata kerja dalam perkantoran yang mana hal tersebut berupa urutan aktivitas-aktivitas dan
yang pada dasarnya dijadikan sebagai pedoman untuk bertindak yang mana hal tersebut di
maksudkan untuk mencapai tujuan dari sebuah perkantoran.
”Prosedur perkantoran atau sistem perkantoran adalah urutan langkahlangkah (atau
pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan) melakukan suatu pekerjaan; berhubungan dengan apa
yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, dimana
melakukannya dan siapa yang melakukannya”.
Sementara Ida Nuraida (2014:43) masih dalam buku yang sama menyimpulkan
bahwa prosedur merupakan :
1) Metode-metode yang dibutuhkan untuk menangani aktivitasaktivitas yang akan
datang.
2) Urutan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.
3) Pedoman untuk bertindak. Kata metode menunjukkan cara pelaksanaan
pekerjaan terhadap suatu tugas atau kegiatan.

Arini (2015:90) dalam buku Mudah Menyusun SOP, menjelaskan bahwa : ”Standar
Operating Procedure (SOP), atau disebut juga sebagai ”Prosedur” adalah dokumen yang
lebih jelas dan rinci untuk menjabarkan metode yang digunakan dalam
mengimplementasikan dan melaksanakan kebijakan dan aktivitas organisasi seperti yang
ditetapkan dalam pedoman”. Dari beberapa pendapat tentang pengertian prosedur diatas,
penulis menyimpulkan bahwa Prosedur adalah serangkaian pedoman atau metode berupa
langkah-langkah atau tahapan-tahapan secara jelas dan pasti yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dalam rangka mengimplementasikan kebijakan kerja
organisasi agar berjalan efektif dan efisien. Pada dasarnya, prosedur merupakan instruksi
tertulis sebagai pedoman dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan yang bersifat rutin atau
kegiatan berulang dengan cara yang efektif dan efisien, untuk menghindari terjadinya
penyimpangan yang dapat mempengaruhi kinerja sebuah organisasi secara keseluruhan.

3.1.4 (dimana???? Isinya apa?? Kok langsung 3.1.5??)


3.1.5 Manfaat Prosedur Tertulis
Dalam bukunya Manajemen Administrasi Perkantoran Edisi Revisi, Ida Nuraida
(2014:44-46) menjelaskan bahwa prosedur yang tertulis sangat bermanfaat bagi level
manajerial maupun level non-manajerial dalam melaksanakan fungsi manajemen
dibagiannya masing-masing diantaranya sebagai berikut :
1) Planning-Controlling
a. Mempermudah pencapaian tujuan.Merencanakan dengan seksama tentang
besarnya beban kerja yang optimal bagi masing-masing pegawai.
b. Menghindari pemborosan atau memudahkan penghematan biaya.
c. Mempermudah pengawasan mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan yang
sudah dilakukan, apakah pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan prosedur
atau belum.

2) Organizing
a. Mendapatkan instruksi kerja yang dapat dimengerti oleh bawahan, mengenai
hal-hal berikut Tanggung jawab setiap prosedur pada masing-masing bagian,
terutama sekali pada saat pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan bagian-
bagian lain. Proses penyelesaian suatu pekerjaan.
b. Dihubungkan dengan alat-alat yang mendukung pekerjaan kantor serta
dokumen-dokumen kantor yang diperlukan.
c. Mengakibatkan arus pekerjaan kantor menjadi lebih lancar dan baik, serta
menciptakan konsistensi kerja.

3) Staffing-Leading
a. Membantu atasan dalam memberikan pelatihan atau dasar-dasar instruksi kerja
bagi pegawai baru dan pagawai lama.
b. Atasan perlu mengadakan penyuluhan bagi bawahan yang bekerja tidak sesuai
dengan prosedur.
c. Mempermudah pemberian penilaian terhadap bawahan.

4) Coordination
a. Menciptakan koordinasi yang harmonis bagi tiap departemen dan antar
departemen.
b. Menetapkan dan membedakan prosedur-prosedur yang rutin dan prosedur-
prosedur yang independen.
3.1.1 Pengertian Distribusi (lihat numberingnya lagi kok ada 3.1.1? kan 3.1.1 diatas
soal prosedur)

Distribusi merupakan proses penyaluran produk berupa barang maupun jasa, mulai
dari produsen hingga konsumen. Saluran distribusi merupakan lingkaran yang harus
dilaksanakan dalam pemasaran produk dan jasa dari produsen hingga konsumen. The
American Marketing Association, mengungkapkan bahwa yang menekankan tentang
banyaknya lembaga yang ada dalam aliran/arus barang.
Asosiasi tersebut menyatakan bahwa Saluran merupakan suatu struktur unit
organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang
besar dan pengecer, melalui mana sebuah komoditi, produk, atau jasa dipasarkan.
Sedangkan Tjiptono (2014;295), berpendapat “ Saluran Distribusi merupakan serangkaian
partisipan organisional yang melakukan semua fungsi yang dibutuhkan untuk
menyampaikan produk /jasa dari penjual (produsen) hinggal pembeli akhir (konsumen).
3.1.2 Fungsi- Fungsi Saluran Dalam Distribusi

Fungsi saluran distribusi adalah memindahkan barang dari produsen ke konsumen.


Jadi tugas uatamasaluran distribusi adalah menciptakan ketersedian waktu, tempat dan
kepemilikan yang bisa terwujud.oleh sebab itu,karena setiap anggota saluran
distribusiharus dapat harus bisa bekerjasama dalam menjalankan penrannya seabagi
perantara untuk menjaga peredaran barang atau produk yang dipasarkan ke konsumen.
Tugas utama distribusi didasarkan pada (Kotler dan Keller,2007: 128) adalah sebagai
berikut:

3.1.2.1 Fungsi Utama Saluran Distribusi


1) Informasi

Informasi merupakan pengumpulan atau mendistribusikan riset pemasaran dalam


lingkungan pemasaran yang diperluukan untuk perenacanaan dan membantu
terjadinya pertukaran informasi.
2) Promosi
Prmosi merupakan media untuk menyebarkan informasi kepada pelanggan tentang
suatu penawaran produk yang di rancang untuk menarim minat pelanggan.
3) Kontak

Kontak adalah media berkomunikasi secara langsung atau tidak langsung dengan
calon pembeli.
4) Penyesuaian

Penyesuaian meupakan pembentuk dan penyesuaian tawaran kebutuhan pembeli,


termasuk manufaktur, pengemasan pemilihan, dan perakitan.
5) Negosiasi

Negosiasi dilakukan untuk pencapaian kesepakatan tentang harga dan persyaratan


lainnya agar kepemilikan bisa dialihkan.
6) Pemesanan

Pemesanan merupakkan kegiatan pembelian yang dilakukan konsumen kepada


produsen.
7) Pembiayaan

Pembiyaan merupakan kegiatan memperoleh dana untuk membiayai persediaan


tingkat berbeda dalam saluran pemasaran.
8) Pengambilan Resiko

Pengambilan resiko merupakan konsekuensi yang diambil dalam melakukan


kegiatan pendistribusian.
9) Pemilihan Fisik

Pemilihan fisik merupakan keiatan seperti mengatur dan mengecek kesinambungan


penyampaian pergerakan produk fisik dari bahan mentah hingga bahan jadi untuk di
salurkan ke konsumen.
10) Pembayaran

Pembayaran dilakukan sebagai pelunasan tagihan pemebeli kepada penjual melalui


bank atau lembaga lembaga lainnya.
11) Hak Milik

Hak milik merupakan pengalihan kepemilikan aktual dari suatu organisasi.


3.1.2.2 . Transportasi Dan Pergudangan
Transportasi dan pergudangan secara historis tercakup dalam logistik atau distribusi
fisik Biasanya kegiatan pengangkutan dan pergudangan dipandang sebagai kegiatan
terpisah. lstilah pengangkutan dan penyimpanan dapat didefinisikan sebagai berikut
Pengangkutan adalah Pemindahan barang melalui suatu jalur yang mengambil tempat
diantara lembaga-lembaga saluran atau antara lembaga saluran dengan konsumen.
Penyimpanan atau pergudangan adalah : Pengamanan barang-barang selama dibutuhkan.

3.1.2.3 Memilih Jenis Alat Angkutan Umum


Pemilihan jenis alat angkutan umum yang akan digunakan oleh perusahaan dapat
dilakukan dengan mendasarkan kepada berbagai faktor yaitu:
1. Karakteristik Operasinya
Keputusan manajemen untuk menggunakan alat angkutan umum dapat didasarkan
kepada penilaian karakteristik operasinya, yaitu: kecepatan dalam pengiriman,
kapasitas, fleksibilitas operasinya, dan ketergantungan dari jasa tersebut. Untuk
memilih jenis alat angkutan umum yang digunakan, dapat dibuat urutan-urutan
penilaian dengan mendasarkan pada karakteristik operasinya.
2. Biaya Total
Pendekatan Biaya Total Adanya manajemen logistik yang baik akan memudahkan
bagi manajer dalam mengadakan pengawasan serta menguranagi biaya operasinya.
Pengangkutan dengan kereta api memang lebih menghemat biaya dibandingkan
dengan pesawat udara, tapi pengangkutan dengan kereta api yang lebih lambat
tersebut dapat memperpanjang jangka waktu pembayaran dari langganan, bahkan
pelanggan dapat beralih kepada pesaing yang menawarkan pengiriman yang lebih
cepat. Dengan pendekatan biaya total, jumlah biaya dari suatu sistem distribusi
dapat dilihat dengan rumus : O = T + FW + VW + S Dimana D = Biaya distribusi
total T = Biaya pengangkutan total FW = Biaya simpan (digudang tetap total) VW
= Biaya simpan (digudang) variabel total, termasuk persediaan S = Total dari
penjualan yang hilang untuk menyeimbangkan kelambatan dalam pengiriman.
3. Pendekatan Biaya Transport
Pendekatan Biaya Transport sebelum menyesuaikan biaya distribusinya, sering
perusahaan sudah mendirikan pabrik dan gudangnya. Akibatnya perusahaan harus
menyusun kembali fasilitas logistik yang dipakai. Dalam hal ini perusahaan
mempunyai beberapa alternatif pilihan untuk menggunakan alat angkut dipabrik
dan gudang yang sudah berdiri yaitu: Alat angkut yang diperlukan harus dibeli Alat
angkut yang diperlukan harus disewa dari perusahaan lain dan menggunakannya
dengan bebas. Menggunakan alat angkut umum ™ Menggunakan kombinasi dari
ketiganya.
3.1.2.4 Penentuan Lokasi Gudang
Dalam penentuan lokasi gudang, kepurusan manajemen dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:
1. Jenis barang
2. Biaya transport
3. Pasar
4. Sewa
5. Penyediaan tenaga kerja
6. Pajak
7. Kondisi Geografis
8. Persaingan
Penting tidaknya faktor tersebut tergantung pada keadaan pabrik atau perantara
dalam saluran. Disini lebih ditekankan pada penggunan fasilitas milik sendiri walaupun
pemilihan untuk menggunakan gudang umum juga didasarkan pada faktor yang sama. Untuk
beberapa jenis barang tertentu seperti hasil tambang, dan hasil pertanian sering memerlukan
tempat penyimpanan yang dekat dengan tempat sumbernya. Selain ongkos transportnya
rendah, pengangkutannya juga lebih mudah. Penentuan gudang yang didekatkan dengan
sumber bahan bakunya disebut product oriented location. Sedangkan market oriented
location merupakan penentuan letak gudang yang dekat dengan langganan atau pasarnya.
Gudang yang letaknya dekat dengan pasar ini diperuntukkan bagi barang yang mudah rusak,
seperti: roti basah, buah-buahan, dan sebagainya. Jenis fasilitas gudang yang digunakan
dapat dibedakan menjadi dua macam, apakah untuk kepeluan dalam ruangan dengan satu
lantai atau lebih. Untuk keperluan dalam ruangan yang memiliki dua lantai atau lebih
memerlikan adanya alat angkutan yang bisa dinaik turunkan, sedang untuk ruangan yang
satu lantai cukup menggunakan Alat-alat yang dapat bergerak secara vertikal.Persediaan dan
peralatan, penempatannya perlu dikombinasikan sedemikian rupa untuk mencapai suatu
tingkat yang efisien. Peralatan yang dipakai, seperti forklif, truck, conveyer, dan sebagainya
harus disesuaikan dengan produk yang disimpan. Barang-barang yang mudah rusak sebelum
dipindahkan harus dibuatkan tempat atau pembungkus sebagai pelindung.
3.1.3 Faktor - Faktor Distribusi Yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran Produsen.

Mempertimbangkan berbagai macam faktor yang sangat berpengaruh dalam pemilihan


saluran distribusinya. Pemilihan saluran distribusi yang efektif akan mampu mendorong
peningkatan penjualan yang diharapkan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat
terjamin. Faktor-faktor tersebut antara lain menyangkut :
1. Pertimbangan Pasar (Market Consideration) Saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh
pola pembelian konsumen, oleh karena itu keadaan pasar merupakan faktor penentu dalam
pemilihan saluran tersebut. Beberapa faktor pasar yang harus diperhatikan adalah:
a) Konsumen atau pasar industri Apabila pasarnya berupa pasar industri, maka
pengecer jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dalam saluran ini. Jika
pasarnya berupa konsumen dan pasar industri, perusahaan akan menggunakan lebih
dari satu saluran.
b) Jumlah pembeli potensial Jika jumlah konsumen relatif kecil dalam pasarnya,
maka perusahaan dapat mengadakan penjualan secara langsung kepada pemakai.
c) Konsentrasi pasar secara geografis Secara geografis, pasar dapat dibagi kedalam
beberapa konsentrasi seperti: industri tekstil, industri kertas, dan sebagainya. Untuk
daerah konsentrasi yang mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi maka
perusahaan dapat menggunakan distributor industri.
d) Jumlah pesanan Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat
berpengaruh terhadap saluran yang dipakainya. Jika volume yang dibeli oleh
pemakai industri tidak begitu besar, atau relatif kecil, maka perusahaan dapat
menggunakan distributor industri.
e) Kebiasaan dalam pembelian Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan
pemakai industri sangat berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan dalam
penyaluran. Termasuk dalam kebiasaan membeli ini, antara lain: ™ Kemauan untuk
membelanjakan uangnya Tertariknya pada pembelian dengan kredit Lebih senang
melakukan pembelian yang tidak berkali-kali ™ Tertariknya pada pelayanan
penjual

2. Pertimbangan Barang (Product Consideration)


Pertimbangan Barang Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi b arang ini antara
lain:
a. Nilai unit Jika nilai unit dari barang yang dijual relatif rendah, maka produsen
cenderung untuk menggunakan saluran distribusi yang panjang. Tetapi sebaliknya,
jika nilai unitnya relatif tinggi, maka saluran distribusinya pendek atau langsung.
b. Besar dan berat barang Manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut
dalam hubungannya dengan nilai barang secara keseluruhan, dimana besar dan
berat barang sangat menentukan. Jika ongkos angkut terlalu besar dibandingkan
dengan nilai barangnya, sehingga terdapat beban yang berta bagi perusahaan, maka
sebahagian beban tersebut dapat dialihkan kepada perantara. Jadi, perantara dapat
menanggung sebagian dari ongkos angkut.
c. Mudah rusaknya barang Jika barang yang yang dijual mudah rusak, maka
perusahaan tidak perlu menggunakan perantara. Jika ingin menggunakan maka
harus dipilih perantara yang memiliki fasilitas penyimpanan yang cukup baik.
d. Sifat teknis Beberapa jenis barang industri seperti instalasi, biasanya disalurkan
secara langsung kepada pemakai industri. Dalam hal ini produsen harus mempunyai
penjual yang dapat menerangkan berbagai masalah teknis penggunaan dan
pemeliharaannya. Mereka juga harus dapat memberikan pelayanan, baik sebelum,
maupun sesudah penjualan. Pekerjaan semacam ini jarang sekali bahkan tidak
pernah dilakukan oleh pedagang besar atau grosir.
e. Barang standard dan pesanan Jika barang yang dijual berupa barang standard,
maka dipelihara sejumlah persediaan pada penyalur. Demikian sebaliknya, kalau
barang dijual berdasarkan pesanan, maka penyalur tidak perlu memelihara
persediaan.
f. Luasnya product line Jika perusahaan hanya membuat satu macam barang saja,
maka penggunaan pedagang besar sebagai penyalur adalah baik. Tetapi, jika
macam barangnya banyak, maka perusahaan dapat menjual langsung kepada
pengecer.

3 Pertimbangan Perusahaan (Company Consideration)


Pertimbangan Perusahaan Dari segi perusahaan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah:
a) Sumber pembelanjaan Penggunaan saluran distribusi langsung atau yang pendek
biasanya memerlukan jumlah dana yang lebih besar. Oleh karena itu saluran
distribusi pendek ini kebanyakan hanya dilakukan oleh perusahaan yang kuat
dibidang keuangannya. Perusahaan yang tidak kuat kondisi keuangannya akan
cenderung menggunakan saluran distribusi yang lebih panjang.
b) Pengalaman dan kemampuan manajemen Biasanya perusahaan yang menjual
barang baru, atau ingin memasuki pasaran baru, lebih suka menggunakan perantara.
Hal ini disebabkan karena umumnya cara perantara sudah mempunyai pengalaman,
sehingga manajemen dapat mengambil pelajaran dari mereka.
c) Pengawasan saluran Faktor pengawasan saluran kadang-kadang menjadi pusat
perhatian produsen dalam kebijaksanaan saluran distribusinya. Pengawasan akan
lebih mudah dilakukan jika saluran distribusinya pendek. Jadi yang ingin
mengawasi penyaluran barangnya cenderung memilih saluran yang pendek
walaupun ongkosnya tinggi.
d) Pelayanan yang diberikan oleh penjual Jika produsen ingin memberikan
pelayanan yang lebih baik, seperti membangun ruang peragaan, mencarikan
pembeli untuk perantara, maka akan banyak perantara yang bersedia menjadi
penyalurnya.

4. Pertimbangan Perantara (Middle Consideration)


Pertimbangan Perantara Dari segi perantara beberapa faktor yang pertu dipertimbangkan
adalah:
a) Pelayanan yang diberikan oleh perantara Jika perantara ingin memberikan
pelayanan yang lebih baik, misalnya dengan menyediakan fasilitas penyimpanan,
maka produsen akan bersedia menggunakannya sebagai penyalur.
b) Kegunaan perantara Perantara akan digunakan sebagai penyalur, apabila ia dapat
membawa barang produsen dalam persaingan, dan selalu mempunyai inisiatif untuk
memberikan usul tentang barang baru.
c) Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen Kalau perantara bersedia
menerima resiko yang dibebankan oleh produsen, misalnya resiko turunnya harga,
maka produsen memilihnya sebagai penyalur. Hal ini dapat memperingan tanggung
jawab produsen dalam menghadapi berbagai macam resiko.
d) Volume penjual Dalam hal ini produsen cenderung memilih perantara yang dapat
menawarkan barangnya dalam volume yang besar untuk jangka waktu yang lama.
e) Ongkos Jika ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan dengan
digunakannya perantara, maka hal ini dapat dilaksanakan terus.
3.1.4 Tingkat Saluran Distribusi

Dalam mendistribusikan produk ke konsumen,perusahaan harus menerapkan


kebijakan yang tepat dalam pendistribusiannya melalui saluran distribusi. Alokasi saluran
distribusi sangat dipenting peranannya bagi perusahaan karena dengan saluran distribusi
yang tepat maka perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar
dengan lebih efektif. (Kotler dan Keller,2008; 113) mengungkapkan bahwa terdapat
beberapa saluran distribusi, terdapat empat saluran dalam pendistribusian diantaranya.
1) Saluran Nol (0)

Saluran Nol disebut denagan saluran pemasran langsun karena tidak memiliki
tingakat perantara penjualan. Karena saluran ini bisa langsung menjual produknya
ke konsumen akhir tanpa ada perantara.
Menggunakan cara sebagai berikut :
a. Penjualan melalui media sosial.
b. Penjualan dari pintu ke pintu (dor to dor )
c. Penjualan melalui Media elektonik
d. Penjualan melalui kios atau toko miik produsen.

2) Saluran Satu (1)

Saluran satu terdiri dari satu tingkatan perantara penjualan. Pada tingkatan ini
tersebut merupakan pengecer.

3) Saluran Dua (2)

Saluran dua terdiri atas dua tingkatan perantara penjualan. Pada tingkatan ini
perantara dibantu oleh pedagang grosir dan pengecer.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi


dibedakan menjadi dua jenis. Dianatranya adalah
1) Saluran Distribusi Langsung (Direct Selling)

Saluran distribusi langsung merupakan saluran yang digunakan produsen untuk


dapat langsung menjual poduknya kepada konsumen tanpa perantara. Seperti
halnya : Nelayan langsung menjual hasil tangkapannya ke konsumen.
2) Saluran Distribusi Tidak Langsung (Indirect Selling)

Saluran distribusi tidak langsung merupakan saluran dimana produsen menjual atau
mendistribusikan produknya ke satu atau lebih ke parantara. Seperti halnya yang
dilakukan oleh peternak ayam bertelur yang telornya akan di jual oleh pengepul
kemudian di jual kepada pengepul kecil hingga pengepul kecil menjualnya terhadap
pengecer Setalah pengecer membelinya, kemudian akan di jual kepada konsumen.

3.2 Tinjauan Praktek


3.2.1 Prosedur yang harus dilakukan sebelum Proses Distribusi pada PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang Penjualan Jateng 1 semarang.

1) Lakukan seleksi: tidak semua distributor yang potensial dapat menunjukkan


kinerja yang baik dan dapat menjadi partner yang saling mendukung bagi produsen.
Oleh karena itu perlu bersikap selektif (bukan nepotisme/ditunjuk oleh pejabat).
2) Pilih distributor yang mampu membangun pasar: hubungan produsen distributor
seharusnya adalah hubungan jangka panjang, sehingga perlu kemauan di pihak
distributor untuk berkorban dalam jangka pendek melakukan investasi dan
membangun hubungan yang terbuka. Distributor yang memiliki akses pasar dapat
memberikan keuntungan jangkan pendek dalam meraih pelanggan dengan cepat,
namun tidak selamanya menjamin hubungan jangka panjang.

3) Distributor adalah partner jangka panjang, bukan alat jangka pendek untuk
menembus pasar: produsen perlu memberikan sinyal kepada distributor bahwa
hubungan yang hendak dibangun adalah bersifat jangka panjang, bukan sekedar
untuk menembus pasar. Dengan demikian distributor merasa yakin untuk
melakukan investasi dan mengembangkan pasar bersama-sama dengan produsen.

4) Produsen harus mendukung upaya menembus pasar dengan dana, sumber daya
manusia, dan konsep pemasaran yang jelas: produsen tidak boleh merasa
sayang untuk mengeluarkan sumber daya yang diperlukan untuk menembus pasar,
terutama pada tahap awal dimana posisi produk/jasa masih dalam ketidak-pastian.
5) Produsen harus memegang kendali dalam strategi pemasaran: meskipun
distributor diperbolehkan mengadaptasi strategi permasaran sesuai dengan kondisi
lokal, akan tetap produsen harus menjadi yang terdepan dalam menentukan strategi
pemasaran.

5) Distributor harus diminta menyediakan data yang terperinci tentang pasar dan
kinerja keuangan: untuk meningkatkan kemampuan bersaing, produsen harus
memiliki data yang terperinci tentang pelanggan dan kinerja keuangan pada
masing-masing distributor. Kontrak dengan distributor perlu mencatumkan tukar-
menukar informasi semacam itu, seperti data pelanggan, pasar dan kinerja keuangan
distributor.

6) Jaringan hubungan antar distributor perlu dijalin sejak dini: produsen perlu
membangun hubungan antar distributor, misalnya dengan membentuk dewan atau
organisasi khusus, untuk memungkinkan transfer pengalaman dan gagasan antar
distributor dalam rangka meningkatkan kinerja dan konsistensi dalam
menerjemahkan strategi pemasaran bersama

3.2.2 Cara Pendistribusian dan Pemasaran Pupuk Non Subsidi pada PT.Pupuk
Sriwijaya Palembang Unit Penjualan Jateng 1.

Dalam memenuhi kebutuhan pupuk non subsidi, PT Pusri Palembang Penjualan


Jateng 1 menyiapkan stok pupuk non subsidi yang cukup untuk kebutuhan masing-
masing wilayah distribusi. Wilayah pemasaran PT.Pusri Palembang Penjualan Jateng 1
meliputi kabupaten atau kota. Penditribusian yang dilakukan oleh pusri jateng 1 meliputi
Blora, Demak, Grobogan, Jepara,Kudus,Pati, Rembang dan Semarang. Pola yang
diguanakan untuk pendistribusian pupuk non subsidi adalah dengan pola pola sebagai
berikut.
1) Pola Door To Door Service

Layanan door-to-door merupakan layanan diamana mode pengiriman barang akan


diambil atau diambil dilokasi pengirimdan kemudian dikirimkan ke oeneruma
barang. Dengan pembelian franco (Pembeli seolah akan mendapat servis penuh
dengan membayar sejumlah biaya yang ditetapkan penjual, kardena tak harus
memikirkan proses perpindahan barang) pembeli akan mendapatkan layanan
lengkap dengan membayar sejumlah biaya yang ditetapkan penjual. Dengan hal
tersebut, model door-to-door ini menjadi salah satu jalan bagi pembeli yang ingin
mengurus kebutuahan lainnya dengan cepat dan tanpa kesulitan. Namun harga yang
dijual cukup relatif lebih mahal tetapi pembeli tidak perlu disulitkan dengan proses
proses yang harus dilakukan.
2) Pola Port To Port Service.

Berbeda dengan pola sebelumnya, pola ini lebih mnagacu pada layanan diamana
mode pengiriman diturunkan dari pelabuhan(muat) atau bandara ke pelabuhan
(bongkar) atau bandara. Jadi dapat diartikan bahwa penjgeluaran ditangani secara
mandiri oleh orang terkait. Layanan port-to-port ini, menajdi dua jenis dianatarnya;
a. Free On Board (FOB)

Penyerahan barang dilakukan diatas kapal tempat barang akan dikirim, dan penjual
menanggung biaya angkut ke pelabuhan pengirim. Ongkos kirim atau freight dari
pelabuhanpengiriman ke pelabuhan tujuan menjadi tanggungn pembeli.

b. Free On Truck (FOT)


Penyerahan barang dan pengangkutan barang sampai keatas truk, selanjutnya akan
ditanggung oleh pembeli. dapat diartikan bahwa kepemilikan barang resmi berpindah
saat barang sudah di muat diatas truk. Namun pembeli harus menyelesaikan segala
prosedur yang ada saat pembelian.

3.2.3 Kegiatan Pendistribusian Pupuk Urea Non Subsidi Urea Non Subsidi Pada
PT.Pupuk Sriwijaya Palembang Unit Penjualan Jateng 1.
1) Gudang Lini 1 : Di pusat Pusri Palembang
2) Gudang Lini 2 :
a. Pelabuhan (Dermaga Umum)
b. Gudang Pengantongan di Tawang Semaran

Gambar 3. 1 Pengankutan Pupuk Melalui Jalur Darat dan laut


Sumber: www.Pusri.co.id
Setiap nulis sumber kayak gini Sumber Pusri,2021

Gambar 3. 2 Proses Pengantongan Pupuk digudang Pengantongan

Sumber : Dokumen Pribadi

3) Gudang Lini 3 :
a. Gudang Produsen
b. Gudang Distributor (subsidi)
Gambar 3. 3 Gudang penyimpanan Pupuk di Kabupaten Demak

Sumber : Dokumen Pribadi


Sumber Pusri,data diolah
(jangan nulis dokumen pribadi usahakan semua data dianggap dari pusri)
Berikut nama- nama distriibutor yang memesan pupuk non subsidi pada PT.Pupuk Sriwijaya
Palembang Unit Penjualan Jateng 1 :

Table 0-1.1 Daftar Nama Distributor Non Subsidi

DAFTAR CUSTOMER
PT PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG UNIT PENJUALAN JATENG 1.

KABUPATEN KOTA
DEMAK REMBANG
a. CV. Alfan Tanindo a. CV. Barokah Lestari
b. CV. Baru b. CV. Kasri Mubarok
c. CV. Pahala Utama c. CV. Kurnia
d. CV. Saprotan Agro Makmur d. CV. Sumber Pangan
e. CV. Topan Jaya e. CV. Yunita Jaya
f. CV. Wahyu Abadi Utama f. KUD Rukun Santosa
g. KSU Manunggal Jaya Abadi

GROBOGAN SEMARANG
a. CV. Bina Karya Abadi a. CV. Anugrah Makmur
b. CV.Dharma Guna b. CV.Gelora Jaya Perkasa
c. CV. Habe c. CV.Saudara Perkasa
d. CV. Jitu Putra d. CV.Tani Sukses
e. CV. Karya Tani e. PD. Citra Mandiri Jawa
f. CV. Pakis Aji Jaya Tengah
g. CV. Pranondo Usaha Tani f. PT. Ever Flourish
h. CV. Prima Internasional
i. CV. Tani Jaya Prakasa g. CV. Hutan Mulya
j. CV. Waras Pratama
k. KSU Kurnia
l. KUD Plongkowati timur
m. KUD Wijaya Kusuma
n. KUD Karya Jaya

PATI BLORA
a. CV. Foruna a. CV. Bumi Rejeki
b. CV. Al-Mubarok b. CV. Dwi Karya
c. CV. Andika Jaya c. CV. Mitra Karya Sejahtera
d. CV. Angudi Berkah d. CV. Pangestu
e. CV. Artha Mulya e. CV. Rahmat
f. CV. Indo Kimia f. CV. Tani Jaya Perkasa
g. CV. Karya Mandiri g. KUD Wargo Tani Makmur
h. CV. Persada h. CV. Lancar Jaya
i. CV. Subur Jaya i. CV. Madu Ratna
j. KUD Bahagia j. CV. Mulya Tani Perdana
JEPARA KUDUS
a. CV. Rudiana Jaya a. CV. Putra Daerah Jaya
b. CV. Tani Makmur Sejahtera b. UD Indah Tani
c. KSU Smas Jaya Abadi
Sumber : arsip PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Unit Penjualan Jateng 1

Sumber : arsip PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Unit Penjualan Jateng 1,data diolah

Anda mungkin juga menyukai