Abstrak
Koagulasi atau pembekuan darah merupakan mekanisme alami tubuh untuk menghentikan
perdarahan saat terjadi luka atau cedera. Pembekuan darah terjadi melalui 2 jalur yaitu, jalur
intrinsik, dan jalur ekstrinsik. Ada 13 faktor koagulasi dalam darah dan jaringan tubuh manusia,
yaitu faktor I (fibrinogen), faktor II (protrombin), faktor III (trombokinase), faktor IV
(kalsium), faktor V (proakselerin), faktor VI tidak digunakan, faktor VII (prokonvertin), faktor
VIII (plasmokinin), faktor IX (protromboplastin beta), faktor X (protrombinase), faktor XI
(faktor PTA), faktor XII (faktor hageman), dan faktor XIII (fibrinase). Bila terjadi gangguan
atau komplikasi pada pembekuan darah, dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak darah
akibat perdarahan baik di dalam maupun di luar tubuh, misalnya pada organ otak.
Kata kunci: faktor koagulasi, mekanisme koagulasi, jalur koagulasi.
PENDAHULUAN
Perdarahan intrakranial merupakan perdarahan atau akumulasi darah dalam rongga
intrakranium yang dapat terjadi pada parenkim otak dan pada ruang meninges sekitarnya.
Perdarahan intrakranial dapat disebabkan oleh kejadian traumatik maupun nontraumatik.
Perdarahan traumatik intrakranial berupa cedera otak traumatik yang mengakibatkan pecahnya
pembuluh darah otak dan perdarahan, sedangkan nontraumatik adalah peningkatan tekanan
darah, misalnya akibat eklampsia atau hipertensi. Darah merupakan suatu suspense partikel
dalam suatu larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Secara umum, fungsi darah adalah
sebagai alat transportasi zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolism dan juga untuk sebagai pertahanan tubuh dengan
mengedarkan antibody dan sel darah putih. Saat terjadi luka atau cedera, pembuluh darah dapat
rusak dan terjadilah perdarahan. Untuk menghentikan perdarahan tersebut, tubuh secara alami
akan menjalankan mekanisme untuk menyembuhkan luka melalui proses pembekuan
(koagulasi). Koagulasi atau pembekuan darah berlangsung secara bertahap dan dilalui 2 jalur,
yaitu jalur intrinsik, dan jalur ekstrinsik. Selain itu, pembekuan darah tidak akan terjadi tanpa
peran dari trombosit dan komponen faktor pembekuan. Terdapat 13 faktor koagulasi dalam
darah dan jaringan tubuh manusia, yaitu faktor I (fibrinogen), faktor II (protrombin), faktor III
(trombokinase), faktor IV (kalsium), faktor V (proakselerin), faktor VI tidak digunakan, faktor
VII (prokonvertin), faktor VIII (plasmokinin), faktor IX (protromboplastin beta), faktor X
(protrombinase), faktor XI (faktor PTA), faktor XII (faktor hageman), dan faktor XIII
(fibrinase).1
Skenario
Seorang pasien laki-laki berusia 53 tahun dengan perdarahan intrakranial karena defisiensi
faktor V. Tes laboratorium menunjukkan waktu perdarahan normal dan waktu trombin normal.
Tingkat profil koagulasi pada pasien menunjukkan penurunan faktor V yang signifikan, di
bawah 1% dari kisaran normal (60-140%). Faktor koagulasi lainnya normal.
Rumusan Masalah
Seorang pasien laki-laki berusia 53 tahun mengalami perdarahan intrakranial.
Hipotesis
Perdarahan intrakranial terjadi karena defisiensi faktor V.
Sasaran Belajar
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami anatomi percabangan pembuluh pada
area kepala.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mekanisme pembekuan.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami faktor koagulasi.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jalur instrinsik dan ekstrinsik.
ISI
Percabangan Pembuluh Kepala
Pembuluh darah adalah organ tubuh yang memiliki struktur seperti tabung,
bertanggung jawab untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Peran organ ini sangat penting
dalam sistem sirkulasi. Ada tiga jenis pembuluh darah utama yaitu arteri, kapiler, dan nadi.
Arteri bertanggung jawab mengalirkan darah dari jantung, sementara kapiler memungkinkan
pertukaran air dan zat tubuh lainnya antara darah dan jaringan sekitarnya. Sedangkan nadi
bertugas untuk mengalirkan darah dari kapiler kembali ke jantung. Pada kepala dan leher
manusia sebagian besar didarahi oleh kedua arteri karotis, yaitu a. carotis interna dan a. carotis
externa. Keduanya terbentuk melalui percabangan a. carotis communis yang keluar dari
lengkung aorta dan keduanya saling berhubungan melalui anastomosis. A. carotis interna
terutama bukan satu-satunya yang menyuplai struktur intrakranial (otak), sedangkan a. carotis
externa menyuplai kepala dan leher. Di daerah leher, a. carotis communis dan a. carotis interna
tidak mempunyai percabangan, maka leher didarahi oleh cabang-cabang a. carotis externa.2
Faktor Koagulasi
Darah berperan sangat penting untuk kesehatan pada makhluk hidup. Jika terjadi luka
bisa menyebabkan terjadinya perdarahan dan bahkan menyebabkan kehilangan darah yang
parah. Peran trombosit dengan fungsinya adhesi agregasi menyebabkan darah membeku,
menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera untuk mencegah terjadinya
kehilangan darah. Kerusakan pada organ dalam bisa menyebabkan luka dalam yang parah atau
hemorrhage. Untuk menghentikan terjadinya perdarahan selain diperankan oleh vaskuler dan
trombosit, faktor-faktor pembekuan darah memegang peran yang sangat penting untuk
menutup luka. Terdapat 13 faktor pembekuan di dalam tubuh manusia di antaranya, yaitu: 3,4
KESIMPULAN
Faktor pembekuan faktor V atau proaccelerin merupakan salah satu faktor pembekuan darah
atau koagulasi dalam menyimpan panas, yang ada di dalam plasma, memiliki fungsi intrinsik
dan ekstrinsik yang berada di dalam jalur koagulasi. Kekurangan faktor ini, sifat resesif
autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang disebut parahemophilia,
dengan berbagai derajat keparahan atau disebut juga akselerator globulin.
Daftar Pustaka
1. Fatimah S, Surur MA, Atourrohman M, Rohmah A, et al. Koagulasi dan Komposisi
Darah. Jurnal Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Walisongo.
2019;1-11.
2. Schunke M, Schulte E, Schumacher U, Voll M, et al. Prometheus. Atlas Anatomi
Manusia Kepala, Leher, dan Neuroanatomi. 2016.
3. Prakasa B. Hematologi Bleeding Time dan Clotting Time. Akademi Analisis Kesehatan
Borneo Lestari Banjarbaru. 2018;1-11.
4. Durachim A, Astuti D. Hemostasis. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik. 2018.
5. Rahayu I. Mekanisme Pembekuan Darah. Power Point Biokimia Ukrida. 2021;1-25.
6. Yoshua V, Angliadi E. Rehabilitasi Medik pada Hemofilia. Jurnal BIOMEDIK.
2013;5(2):67-73.
7. Umar I, Sujud RW. Hemostasis dan DIC. Journal of Anaesthesia and Pain.
2020;1(2):19-32.
8. Faranita T, Trisnawati Y, Lubis M. Gangguan Koagulasi pada Sepsis. Sari Pediatri.
2016;13(3):226-232.