Abstrak
Sistem pernapasan atau yang sering disebut sistem respirasi merupakan sistem organ yang
digunakan untuk proses pertukaran gas, sistem pernapasan ini merupakan salah satu sistem
yang berperan sangat penting dalam tubuh untuk menunjang kelangsungan hidup. Manusia
bernapas dengan menghirup O2 (oksigen) atau inspirasi dan mengeluarkan CO2 (karbon
dioksida) atau ekspirasi dengan menggunakan organ-organ saluran pernapasan. Saluran
pernapasan dibagi menjadi dua yaitu, saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah.
Saluran pernapasan atas merujuk pada bagian hidung, tenggorokan, faring, dan laring bagian
atas. Sedangkan saluran pernapasan bawah dimulai dari laring bagian bawah, trakea, bronkus,
dan berakhir di paru yang di dalamnya terdapat bronkiolus dan alveolus.
Kata kunci: Saluran pernapasan, mekanisme pernapasan, pertukaran gas
PENDAHULUAN
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang
ditandai dengan peradangan dan penyemitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit
bernapas. Asma bronkial merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di hampir semua negara di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan
derajat penyakit yang ringan sampai berat, bahkan dapat menganmcam jiwa seseorang. Asma
bronkial gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemen
selularnya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hipperresponsif jalan napas yang
menimbulkan gejala mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk, terutama pada malam
hari atau dini hari.1 Saluran pernapasan adalah bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai
tempat lintasan dan tempat pertukaran gas dalam proses pernapasan. Pernapasan merupakan
kegiatan makhluk hidup yang sangat penting. Saluran pernapasan pada manusia terbagi
menjadi dua bagian yaitu, saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran
pernapasan atas merujuk pada bagian hidung, tenggorokan (faring dan laring bagian atas).
Sedangkan saluran pernapasan bawah dimulai dari laring bagian bawah, trakea, bronkus, dan
berakhir di paru (terdapat bronkiolus dan alveolus). Sistem pernapasan yang terjadi pada
makhluk hidup merupakan proses menghirup oksigen (O2) masuk, kemudian mengeluarkan
gas karbon dioksida (CO2) dan uap air dari paru-paru dengan menggunakan organ pernapasan.
Sistem pernapasan pada manusia dibagi menjadi dua zona yaitu zona konduksi dan zona
respirasi. Zona konduksi terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus
terminalis. Sedangkan zona respirasi dibentuk oleh bagian paru yang lebih dalam, termasuk
bronkiolus respiratorius dan alveoli. Alveoli dilapisi oleh surfaktan paru yang merupakan
materi kompleks yang terdiri dari lipid dan protein yang disekresikan oleh pneumosit tipe II
(sel septal).
Skenario
Seorang anak perempuan berusia 10 tahun dibawa ibunya ke dokter karena mengalami sesak
nafas disertai bunyi mengi sejak pulang dari camping sehari sebelumnya. Dari hasil
pemeriksaan, dokter menyatakan anak tersebut menderita asma bronkial.
Rumusan Masalah
Seorang anak perempuan berusia 10 tahun mengalami asma bronkial setelah pulang dari
camping.
Hipotesis
Sesak napas disertai bunyi mengi sebagai gejala dari asma bronkial
Sasaran Belajar
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami struktur makro dan mikro pernapasan
bawah.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mekanisme respirasi dan fungsi
surfaktan.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mekanisme pertukaran O2 dan CO2.
ISI
I. Saluran Pernapasan Bawah
Laring
Laring atau kotak suara merupakan bagian terbawah dari saluran napas bagian atas.
Bentuknya menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih besar daripada
bagian bawah. Batas atas laring adalah aditus laring, sedangkan batas bawahnya ialah batas
kaudal kartilago krikoid.2 Laring adalah salah satu organ saluran pernapasan yang membawa
udara menuju ke trakea dan fungsi utamanya adalah untuk melindungi saluran pernapasan
dibawahnya dengan cara menutup secara cepat pada stimulasi mekanik, sehingga mencegah
masuknya benda asing ke dalam saluran napas. Bangunan kerangka laring tersusun dari satu
tulang yaitu, os. hioid dan terdiri dari 3 kartilago besar yang tidak berpasangan (cricoid,
thyroid, epiglottis), 3 kartilago kecil yang berpasangan (arytenoids, corniculate, cuneiform),
dan sejumlah otot-otot ekstrinsik serta intrinsik. Otot ekstrinsik yang berperan dalam gerakan
dan fiksasi laring secara keseluruhan, terdiri dari kelompok otot elevator dan depresor.
Kelompok otot elevator terdiri dari m. digastrikus anterior dan posterior, m. stilohioid, m.
geniohioid dan m. milohioid. Sedangkan kelompok otot depresor terdiri dari m. torihioid, m.
sternohioid, dan m. omohioid. Kelompok otot ini penting pada fungsi menelan dan fonasi
dengan mengangkat laring dibawah dasar lidah. Sedangkan otot intrinsik laring terdiri dari m.
krikoaritenoid lateralis dan posterior, m. ariepiglotik, m. krikotiroid, m. interaritenoid. Otot
intrinsik laring berpasangan, kecuali m. interaritenoid. Fungsinya untuk mempertahankan dan
mengontrol aliran udara pernapasan yang melalui laring, mengontrol tahanan terhadap udara
ekspirasi selama fonasi dan membantu fungsi sfingter dalam mencegah aspirasi benda asing
selama proses menelan.
Paru-paru
Paru-paru merupakan salah satu organ berperan penting dalam menjalankan sistem
respirasi. Saat udara mencapai paru-paru, akan terjadi pertukaran oksigen dari luar tubuh
dengan karbon dioksida dari dalam darah. Jika paru-paru mengalami gangguan, maka proses
ini pun akan terganggu. Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat.
Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dexter) yang terdiri atas tiga lobus dan
paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas dua lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua
selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang berlangsung menyelaputi paru-
paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) yang menutupi paru-paru dan menggabungkan
struktur-struktur, seperti pembuluh darah, bronkus, dan saraf-saraf. Dan selaput yang
menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura
parietalis) yang terpisah oleh fasia endotoraks.6 Di antara pleura yang melapisi paru-paru dan
dinding dada terdapat rongga pleura. Rongga pleura secara normal, terdapat sedikit cairan yang
berfungsi sebagai pelumas antara kedua pleura saat pergerakan paru-paru ketika bernapas.
Thorax adalah daerah tubuh yang terletak di antara leher dan abdomen. Rangka dinding thorax
dinamakan cavea thoracis dan dibentuk oleh columna cartilago costalis (depan). Cavea thoracis
melindungi paru dan jantung, merupakan tempat perlekatan otot-otot thorax, extremitas
superior, abdomen dan punggung. Cavitas thoracis (rongga thorax) dibagi bagian tengah yang
disebut mediastinum, dan bagian lateral tempat paru dan pleura.
Gambar 9: Struktur Makroskopis Menyeluruh.
Gambar 11: Struktur Makroskopis Dinding Thorax (Rangka: Iga, Sternum, Vertebra
Thoracal) dan Pleura.7
Struktur dinding thorax sebelah luar dilapisi oleh kuliat dan otot-otot yang melekatkan
gelang bahu pada tubuh. Dinding thorax dilapisi oleh pleura parietalis. Pada bagian posterior
dibentuk oleh pars thoracicca columna vertebralis, pada bagian anterior oleh sternum dan
cartilagines costales, pada bagian lateral oleh costae dan spatium intercostale, bagian superior
oleh membrana suprapleuris, dan bagian inferior oleh diafragma, yang memisahkan cavum
thorax dan cavum abdomen. Diafragma adalah struktur otot dan tedon yang memisahkan
rongga dada dengan rongga perut. Bagian tengah atau sentral difragma adalah tedon yang
dikelilingi oleh lingkaran otot (muscular rim) di bagian luarnya serta krura diafragmatika kanan
dan kiri. Krura diafragma kanan dan kiri adalah dua pita otot yang masing-masing berasal dari
korpus vertebra L1-L3 dan L1-L2. Kedua pita otot ini berakhir pada diafragma dorsomedial.
Diaphragma thoracica terdiri dari pars mucularis yang terletak dibagian luar, dan terbagi
menjadi pars sternalis, pars costalis, dan pars lumbalis. Ketiga bagian ini melekat pada
centreum tendineum. Dan pars sternalis melekat pada permukaan dorsal processus
xiphoideus.7,8
KESIMPULAN
Sel-sel pada jaringan yang melakukan metabolisme akan menghasilkan banyak co2, sehingga
menyebabkan peningkatan konsentrasi co2 dalam sel dan tekanan parsialnya (pco2) lebih tinggi
sebesar 45 mm Hg, sedangkan pco2 dalam kapiler sebesar 40 mmHg. Co2 berpindah dari sel
kapiler, menyebabkan pco2 di kapiler ikut meningkat setara dengan pco2 sel sebesar 45mmHg.
Hal tersebut menyebabkan pco2 kapiler lebih tinggi dari pco2 di alveolus (sebesar 40 mm Hg)
sehingga co2 dapat berpindah dari kapiler ke alveolus untuk kemudian dibuang kembali ke
atmosfer.
Pernapasan merupakan kegiatan makhluk hidup yang sangat penting, baik manusia, hewan,
dan tumbuhan. Sistem pernapasan yang terjadi pada makhluk hidup merupakan proses
menghirup oksigen dari udara, kemudian mengeluarkan gas karbon dioksida dan uap air
dengan menggunakan organ-organ pernapasan. Ketika pernapasan bermasalah, tubuh akan
mengalami kesulitan dalam memperoleh oksigen dan membuang zat limbah karbon dioksida.
Gangguan ini dapat mengganggu berbagai organ tubuh. Pada kasus di atas seorang anak
mengalami sesak napas disertai bunyi mengi karena menderita asma bronkial. Pada penyakit
asma bronkial, terjadi kontraksi otot polos di dinding bronkioli. Karena bronkioli tidak
memiliki cincin tulang rawan, maka diameter bronkioli mengalami penyempitan, terutama
pada saat ekspirasi. Hal ini menyebabkan hambatan aliran udara dengan disertai sesak napas.
Daftar Pustaka
1. Laksana MA, Berawi KN. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Timbulnya Kejadian
Sesak Napas Penderita Asma Bronkial. Jurnal Majority. 2015;4(9):64-68.
2. Winda S, Surarso B. Patogenesis dan Diagnosis Tuberkulosis Laring. Journal Fakultas
Kedokteran UNAIR. 36-60.
3. Fitriah H, Juniati SH. Peran Traktus Trakeo-Bronkial dalam Proteksi Paru. Journal
Fakultas Kedokteran UNAIR. 142-157.
4. Purnamawati. Sistem Respirasi. PPT Histologi Fakultas Kedokteran UKRIDA. 2021.
5. Dedi. Anatomi Fisiologi Sistem Respirasi. PPT docplayer.info. 2018
6. Fernandez GJ. Sistem Pernafasan. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
2018;1-22.
7. Gunardi S. Sistem Napas Bagian Bawah. PPT Anatomi Fakultas Kedokteran UKRIDA.
2021.
8. Hambali S. Hernia Diafragmatika Kongenital. Jurnal Bagian Bedah Fakultas
Kedokteran UMI. 1-12.
9. Saminan. Efek Perilaku Merokok terhadap Saluran Pernapasan. Jurnal Fakultas
Kedokteran Syiah Kuala. 2016;16(3):1-4.
10. Schunke M, Schulte E, Schmucher U, et al. Prometheus Atlas Anatomi Manusia Organ
Dalam. Edisi 3. 2016;23-151.
11. Putra KAH, Astara MEJ. Fisiologi Ventilasi dan Pertukaran Gas. 2016;1-60.
12. Saminan. Pertukaran O2 dan CO2 dalam Pernapasan. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.
2012;12(2):122-126.