Abstrak Permenperin No. 45 Tahun 2019
Abstrak Permenperin No. 45 Tahun 2019
CARA
2019
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Tata Cara Pemberian Izin
Usaha Kawasan Industri dan Izin Perluasan Kawasan Industri dalam
Kerangka Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik, dengan menetapkan batasan istilah yang digunakan dalam
pengaturannya. Pelayanan Perizinan Berusaha dilakukan melalui
sistem OSS berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pelayanan OSS. Perizinan Berusaha dilakukan setelah Pelaku
Usaha memperoleh NIB. Pelaku usaha yang telah memperoleh NIB
wajib memiliki Izin Usaha. Pelayanan Perizinan Berusaha di sektor
perindustrian dilaksanakan dengan menggunakan OSS dan SIINas
secara terintegrasi. Izin usaha terdiri atas Izin Usaha Kawasan Industri
(IUKI) dan Izin Perluasan Kawasan Industri (IPKI). Izin Usaha
merupakan izin untuk melakukan kegiatan usaha Kawasan Industri
sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
68130. Setiap kegiatan usaha pengembangan dan pengelolaan
Kawasan Industri wajib memiliki IUKI yang berlaku efektif jika
melanggar maka dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Setiap Perusahaan Kawasan Industri yang
melakukan usaha Perluasan Kawasan wjib memiliki IPKI yang berlaku
efektif, jika melanggar maka dikenai sanksi administratif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. IPKI diterbitkan oleh
Lembaga OSS untuk dan atas nama Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota. Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usaha
pengembangan dan pengelolaan Kawasan Industri merupakan badan
usaha yang berbentuk badan hukum dan didirikan berdasarkan hukum
Indonesia serta berkedudukan di Indonesia, dapat berbentuk Badan
Usaha Milik Negara; Badan Usaha Milik Daerah; Koperasi; atau
Perseroan Terbatas. IUKI dan IPKI berlaku selama Perusahaan
Kawasan Industri melakukan kegiatan usaha pengembangan dan
pengelolaan Kawasan Industri. Badan usaha yang belum memperoleh
IUKI berlaku efektif atau Perusahaan Kawasan Industri yang belum
memperoleh IPKI berlaku efektif dilarang melakukan kegiatan meliputi
penjualan kaveling Industri; pengalihan kaveling Industri; dan/atau
penyewaan kaveling industri. Perusahaan Kawasan Industri dapat
menunjuk pihak lain untuk melakukan pengelolaan Kawasan Industri.
Dalam rangka verifikasi atas pemenuhan Komitmen IUKI dan IPK,
Direktur Jenderal berwenang untuk melaksanakan pemeriksaan
lapangan bagi Kawasan Industri yang berlokasi di lintas provinsi
dan/atau dalam rangka penanaman modal asing. Perusahaan
Kawasan Industri yang memperoleh IUKI atau IPKI berlaku efektif wajib
melaporkan data Kawasan Industri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang SIINas. Pembinaan terhadap
penyelenggaraan IUKI dan IPKI dilakukan oleh Menteri melalui
Direktur Jenderal. Direktur Jenderal, Kepala Dinas Provinsi, atau
Kepala Dinas Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya
melakukan pengawasan terhadap IUKI dan IPKI yang berlaku.
- Lamp. : 14