Disusun Oleh :
( DARWATI – 2010106033)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat
Klinik Reading jurnal Tentang “Tuberkulosis Paru Pada Anak Usia Balita” untuk
mendapat bimbingan, masukan, dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari
Reading Jurnal, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca. Akhirnya penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Masalah...............................................................................................1
B. Skala ..................................................................................................1
C. Kronologi............................................................................................3
D. Solusi..................................................................................................4
B. Telaah Jurnal.......................................................................................8
C. Deskripsi.............................................................................................8
D. Teori..................................................................................................10
A. Kesimpulan.......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Masalah
menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita
batuk, bernapas ataupun bersin. Gejalanya antara lain: berat bada anak susah
bertambah, sulit makan, mudah sakit, batuk berulang, demam dan berkeringat di
malam hari, juga diare persisten. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12
minggu (Rhipiduri, dkk : 2020). Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.Bakteri
ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia
(Yendrizal, dkk : 2019). Penyakit TB pada anak di bawah usia 15 tahun (disebut juga
khusus, bayi dan anak kecil lebih mungkin dibandingkan anak yang lebih tua dan
remaja yang terkena TBC biasanya tidak ditangani dengan serius karena sulit
Gejalanya antara lain: berat bada anak susah bertambah, sulit makan, mudah
sakit, batuk berulang, demam dan berkeringat di malam hari, juga diare persisten.
Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu (Rhipiduri, dkk : 2020).
Tuberkulosis pada anak diawali dengan gejala demam maupun batuk dalam kurun
TBC (Tuberkulosis) dapat tersebar lewat udara apabila orang yang mengidap TBC
(Tuberkulosis) paru atau tenggorokan sedang batuk, bersin ataupun berbicara dan
menularkannya melalui udara (droplet). Apabila kuman tersebut terhirup oleh orang
lain maka orang dengan kekebalan tubuh yang rendah dapat terkena infeksi. TBC
(Tuberkulosis) juga dapat menyebar melalui pergaulan yang sering seperti anggota
keluarga dan teman (dr. Roni, dkk : 2020). Beberapa risiko yang mesti diwaspadai
bila terjangkit TBC pada bayi Gangguan fungsi ginjal, Gangguan fungsi otak,
B. Skala
Salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi program pemerintah dan
Tuberculosis Paru (Kemenkes RI, 2019). Terdapat 9 juta penduduk dunia telah
terinfeksi kuman TB. Pada tahun 2014 terdapat 9,6 juta penduduk dunia terinfeksi
kuman TB (WHO, 2017). Pada tahun 2014, jumlah kasus TB paru terbanyak berada
pada wilayah Afrika (37%), wilayah Asia Tenggara (28%), dan wilayah Mediterania
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan
pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB,
ekonomis, TB juga emberikan dampak buruk lainnya secara sosial bahkan dikucilkan
oleh masyarakat (Kemenkes RI, 2018). Indonesia termasuk Negara edemis TB
(penyakit TB terus-menerus ada sepanjang tahun). Dan merupakan salah satu Negara
suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan
lingkungan tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status
sosial orang tua si bayi. Kemajuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan
dengan menurunnya tingkat AKB. Sepanjang tahun 2019, jumlah kemtian neonatus
(angka kematian neonatus) ditemukan 611 kematian atau 2,02 per 1.000 kelahiran
hidup. Angka itu menurun dibandingkan tahun 2018 yaitu 722 kematian atau 2,35 per
AKN di Jawa Tengah tahun 2018 sebesar 6,1 per 1.000 kelahiran hidup.
sebesar 11,7 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Grobogan (11,5 per 1.000 kelahiran
hidup) dan Banjarnegara (10,7 per 1.000 kelahiran hidup). Kabupaten/kota dengan
AKN paling rendah adalah Kota Surakarta 1,8 per 1.000 kelahiran hidup. Angka
Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 sebesar 8,37 per 1.000 kelahiran
hidup. Kabupaten/kota dengan AKB terrendah adalah Kota Surakarta yaitu 2,8 per
1.000 kelahiran hidup dan tertinggi adalah Rembang (17 per 1.000 kelahiran hidup)
C. Kronologi
penyakit TBC, akibat adanya kontak dengan penderita TBC yang ada di sekitarnya,
seperti: orang tua, keluarga, pengasuh, dan lain (Rhipiduri, dkk : 2020).
kondisi lingkungan yang baik, cukup mendapat sinar matahari, kuman TB tidak bisa
bertahan lama di udara.tapi kalau di tempat yang lembab kuman ini bisa bertahan
hidup dalam waktu lama. Inilah yang menyebabkan TB Paru lebih banyak mengenai
masyarakat miskin yang hidup di daerah kumuh dan biasanya daya tahan tubuh
mereka juga kurang akibat kurangnya makan makanan bergizi Yendrizal, dkk : 2019)
TB Paru. Pada lingkungan fisik, kelembaban rumah dan kepadatan penghuni rumah
dipahami karena kelembaban rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan
menjadi media yang baik bagi pertumbuhan berbagai mirkoorganisme seperti bakteri,
sporoket, ricketsia, virus dan mikroorganisme yang dapat masuk ke dalam tubuh
manusia melalui udara dan dapat menyebabkan terjadinya infeksi pernafasan pada
pentingnya imunisasi BCG bagi pertumbuhan dan perkembangan anak juga dampak
yang dapat diakibatkannya jika tidak diberikan. Namun jumlah balita yang telah
mendapat imunisasi tersebut masih sangat jauh dari target nasional yaitu 90%.
sarana transportasi yang kurang memadai untuk menuju tempat imunisasi (Yendrizal,
dkk : 2019).
Tuberkulosis disebabkan oleh micobakterium tuberkulosis dan micobakterium
bovis.Basil ini dapat tetap hidup beberapa minggu dalam keadaan kering tetapi mati
didalam cairan yang bersuhu 60% C selama 15-20 menit. Faktor lain yang
stress, status nutrisi, infeksi kambuhan, pada masa pubertas dan remaja dimana terjadi
masa pertumbuhan yang cepat, kemungkinan infeksi sangat tinggi karena diit yang
D. Solusi
Upaya yang dilakukan Bidan yaitu untuk mencegah penyakit TBC adalah
dengan melakukan imunisasi BCG pada bayi. Imunisasi merupakan salah satu cara
Imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada tidak hanya anak sejak masih bayi hingga
remaja tetapi juga kepada dewasa. Cara kerja imunisasi dengan memberikan antigen
bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan
merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi. Antibodi yang terbentuk
secara aktif sehingga dapat mencegah atau mengurangi akibat penularan PD3I
suatu penyakit, dengan memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikan. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut
diharapkan tubuh dapat menghasilkan Eat Anti yang pada akhirnya nanti digunakan
tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh (Rhipiduri,
dkk : 2020). Imunisasi BCG adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau
yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Vaksin BCG
merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan (Yendrizal,
dkk : 2019).
Manfaat imunisasi BCG (Basil Calmette Guerin) yaitu untuk mencegah bayi
atau anak terserang dari penyakit TBC yang berat, seperti: meningitis TBC dan TBC
milier. Vaksin (BCG) merupakan bagian dari pemberian imunisasi dasar pada bayi
sebanyak dosis yang diberikan 0,05 Ml dan 0,1 Ml dosis diberikan pada bayi 1-3
bulan (Rhipiduri, dkk : 2020). Tujuan dari pemberian vaksin BCG adalah untuk
membuat kekebalan aktif terhadap penyakit tubercolosis atau TBC. Vaksin BCG
mengandung kuman bacilus calmete Guerin dari bibit penyakit atau kuman hidup
yang dilemakan. Diberikan pada bayi usia 0-2 bulan dengan dosis 0,05 cc vaksinasi
ulang pada umur anak 5 tahun. Sebelum penyuntikan vaksin ini harus dilarutkan
terlebi dahulu dengan 4 cc pelarut atau Nacl 0,9 %, vaksin yang sudah dilarutkan
harus digunakan dalam waktu 3 jam (Yendrizal, dkk : 2019). Efek sampingnya akan
timbul setelah dua minggu seperti terjadi pembengkakan kecil, merahdan tempat
penyuntikan akan terjadi abses kecil dengan garis tangan 10 mm. Luka ini akan
sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut (scar) bergaris tengah 3-7 mm.
Kontraindikasi yaitu anak yang sakit kulit atau infeksi kulit pada tempat penyuntikan
anak yang telah terjangkit dengan penyakit TBC (Yendrizal, dkk : 2019).
BAB II
Asuhan Kebidanan Bayi pada By. A umur 1 bulan Fisiologis di Puskesmas Parakan
Pembimbing CI
Tanggal : Subjektif : TTD
Pukul :
Objektif :
09.00 WIB
-KU : baik , Kesadaran : Composmentis , JK = perempuan
No RM : 21.0713
BB = 2600 gram , PB = 47 cm , LK = 33 cm , LD = 32 cm , LILA = 11,5 cm , Nadi =
Identitas Pasien :
112 x/m , Respirasi = 40 x/m , suhu = 36,7 C Mahasiswa:
Nama : By. A
Analisa :
Umur : 1 bulan
By. A usia 1 bulan Fisiologis
Agama : Islam
Penatalaksanaan :
TTD CI:
Suku : Jawa
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bayi kepada ibu
Pendidikan : -
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayi
Alamat :
2. Memberikan imunisasi BCG kepada bayi pada lengan kanan atas dengan dosis 0,05 cc
Wanutengah’
dan menjelaskan efek dari imusasi BCG akan menimbulkan jaringan parut (scar)
Parakan,
Hasil : Telah diberikan imunisasi BCG
TTD
Temanggung
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa harus sering menyusui bayinya maksimal 2 jam sekali
Pembimbing PKK
Nama Ibu: Ny. L atau secara on demand (setiap kali bayi mengiginkan) dan memberikan ASI Eksklusif.
36,7 C. Dimana hal ini sesuai dengan teori bahwa ciri-ciri bayi baru lahir normal
adalah lahir aterm antara 37 – 42 minggu, berat badan 2500 – 4000 gram, panjang
lahir 48 – 52 cm. lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 33 – 35 cm, lingkar lengan
11 – 12 cm, frekuensi denyut jantung 120 – 160 kali/menit (Arum dan Arfiana,
2017). Suhu normal bayi adalah antara 36,5-37,5°C (Dr. Setya Wandita, 2020).
melakukan pemberian imunisasi BCG kepada bayi pada lengan kanan atas dengan
dosis 0,05 cc dan menjelaskan efek dari imusasi BCG akan menimbulkan jaringan
parut (scar). Dimana imunisasi BCG adalah imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang
primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG.
Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah
Guerin) yaitu untuk mencegah bayi atau anak terserang dari penyakit TBC yang
berat, seperti: meningitis TBC dan TBC milier. Vaksin (BCG) merupakan bagian dari
pemberian imunisasi dasar pada bayi sebanyak dosis yang diberikan 0,05 Ml dan 0,1
Ml dosis diberikan pada bayi 1-3 bulan (Rhipiduri, dkk : 2020). Tujuan dari
pemberian vaksin BCG adalah untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit
tubercolosis atau TBC. Vaksin BCG mengandung kuman bacilus calmete Guerin
dari bibit penyakit atau kuman hidup yang dilemakan. Diberikan pada bayi usia 0-2
bulan dengan dosis 0,05 cc vaksinasi ulang pada umur anak 5 tahun. Sebelum
penyuntikan vaksin ini harus dilarutkan terlebi dahulu dengan 4 cc pelarut atau Nacl
0,9 %, vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam (Yendrizal,
dkk : 2019).
pembengkakan kecil, merahdan tempat penyuntikan akan terjadi abses kecil dengan
garis tangan 10 mm. Luka ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut
(scar) bergaris tengah 3-7 mm. Kontraindikasi yaitu anak yang sakit kulit atau infeksi
kulit pada tempat penyuntikan anak yang telah terjangkit dengan penyakit TBC
(Yendrizal, dkk : 2019). Melakukan dokumentasi pada buku register. Dimana hal ini
sesuai dengan teori kebidanan dokumentasi kebidanan sangat penting bagi bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan. Hal ini karena asuhan kebidanan yang
digunakan sebagai acuan untuk menuntut tanggung jawab dan tanggung gugat dari
berbagai permasalahan yang mungkin dialami oleh klien berkaitan dengan pelayanan
Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah lahir aterm antara 37 – 42 minggu, berat
badan 2500 – 4000 gram, panjang lahir 48 – 52 cm. lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar
kepala 33 – 35 cm, lingkar lengan 11 – 12 cm, frekuensi denyut jantung 120 – 160
kali/menit, kulit kemerah-merahan, nilai APGAR >7, gerakan aktif, bayi langsung
menangis kuat (Arum dan Arfiana, 2017). Suhu normal bayi adalah antara 36,5-
37,5°C. Hipotermia dibagi menjadi tiga jenis yaitu stres dingin, hipotermia sedang,
dan hipotermia berat. Batasan stres dingin suhu antara 35,5-36,4°C, hipotermia
sedang suhu antara 32-35,4°C, dan hipotermia berat apabila suhu kurang dari 32°C.
Bila tubuh dan ekstremitas hangat maka interpretasinya adalah normal. Bila tubuh
teraba hangat tapi ekstremitas teraba dingin maka berarti bayi mengalami stres dingin.
Sedangkan bila tubuh dan ekstremitas teraba dingin berarti bayi mengalami
hipotermia. Pada perabaan tidak dapat ditentukan gradasi hipotermia (Dr. Setya
pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menuntut
tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai permasalahan yang mungkin
dialami oleh klien berkaitan dengan pelayanan yang diberikan (Varney, 2019).
BAB III
A. KESIMPULAN
menunjukan bahwa By. A dalam keadaan sehat dan baik. Hasil dari asuhan kebidanan
yang dilakukan terhadap By. A Umur 1 Bulan Fisiologis sudah dilakukan sesuai
dengan kebutuhan bayi usia 1 bulan yaitu dilakukan imunisasi BCG untuk mencegah
penyakit TBC pada anak dan dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku di
Puskesmas.
B. SARAN
1. Bagi Ibu
mencegah terjadinya berbagai penyakit yang mungkin akan terjadi pada anak.
2. Bagi Bidan
agar dapat memotivasi para ibu untuk memberikan imunisasi BCG pada bayi baru
lahir, dan melakukan kunjungan rumah pada ibu yang tidak bisa mendatangi
Adeline Wahyu (2020). TBC Pada Bayi, Kenali Gejala, Resiko, dan Cara Mengobatinya.
Available at : https://www.orami.co.id/magazine/gejala-dan-risiko-penyakit-tbc-
pada-bayi-yang-harus-diwaspadai/
Badan Pusat Statistik (2020). Angka Kematian Bayi (AKB atau IMR). Available at
:https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/1160
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Avalable at :
https://jateng.bps.go.id/publication/2020/06/04/7cc72f7ad0473a35c595f0de/profil
-kesehatan-provinsi-jawa-tengah-2019.html
Dr. Setya Wandita (2020). Ikatan Dokter Anak Indonesia : Hipotermia pada Bayi Baru
Lahir. Available at : https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-
anak/hipotermia-pada-bayi-baru-lahir-kapan-harus-membawa-bayi-ke-dokter
Rhipiduri Rivanica, Inna Hartina (2020). Pemberian Imunisasi Bcg Pada Bayi (1-3 Bulan)
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu. Available at :
https://jurnal.stikes-aisyiyah-
palembang.ac.id/index.php/JAM/article/download/328/276
Varney, Helen (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Jiid 1. ECG : Jakarta
LAMPIRAN : JURNAL KEBIDANAN
Abstract
Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by bacteria Mikobacterium Tuberculosis.
Giving BCG can reduce the morbidity of tuberculosis to 74% and therefore the government
encourages mothers to give BCG immunization in children. This study aimed to determine the
relationship status of BCG immunization with pulmonary tuberculosis in children aged under five
in the Polyclinic Children's Hospital Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.This research is
quantitative with corelational design. The population is children who come to the Polyclinic
Hospital child Dr.Achmad average Muchtar Bukittinggi - monthly average is 162 people. Samples
of 35 people, taken by accidental sampling. Processing and analysis of data is computerized.The
results of the univariate analysis are known 57.1% of respondents get BCG, and 74.3% did not
occur with pulmonary TB disease. The results of the bivariate analysis is known to have a
relationship with the incidence of BCG immunization status of pulmonary tuberculosis in children
aged under five in Poloklinik Children's Hospital Dr.Achamad Mochtar Bukittinggi (p=0.022 and
OR=7.875).Concluded that there is a correlation with the incidence of BCG immunization status
of pulmonary tuberculosis in children aged under five. Therefore it is expected that health
workers at health center or hospital in order to motivate the mother to give BCG immunization in
newborns, and conduct home visits to mothers who can not come to the health service to obtain
BCG immunization.
Abstrak
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobacterium
Tuberculosis.Pemberian BCG dapat mengurangi morbiditas tuberkulosis sampai 74% oleh karena itu
pemerintah menganjurkan para ibu untuk memberikan imunisasi BCG pada anaknya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan status imunisasi BCG dengan tuberkulosis paru pada anak usia balita
di Poliklinik Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
desain corelational.Populasi adalah anak yang datang ke Poliklinik anak RSUD Dr.Achmad Muchtar
Bukittinggi rata – rata perbulan adalah 162 orang. Sampel berjumlah 35 orang, diambil secara accidental
sampling. Pengolahan dan analisa data dilakukan secara komputerisasi. Hasil analisa univariat diketahui
57,1 % responden mendapatkan imunisasi BCG, dan 74,3 % tidak terjadi penyakit TB Paru. Hasil analisa
bivariat diketahui ada hubungan status imunisasi BCG dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak usia
balita di Poloklinik Anak RSUD Dr.Achamad Mochtar Bukittinggi(p=0,022 dan OR=7,875). Disimpulkan
bahwa ada hubungan status imunisasi BCG dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak usia balita. Oleh
sebab itu diharapkan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas ataupun di Rumah Sakit agar dapat memotivasi
para ibu untuk memberikan imunisasi BCG pada bayi baru lahir, dan melakukan kunjungan rumah pada ibu
yang tidak bisa mendatangi pelayanan kesehatan untuk memperoleh imunisasi BCG.
Kejadian TB Paru
Jumlah
Statu OR
s TB Tidak n = 35 va
Imunisasi BCG Paru Paru (CI 95 %)
TB p
f % f % f %
KESIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 35 orang anak yang berobat ke
Poliklinik Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015, dapat
disimpulkan sebagai berikut :Lebih dari separoh responden mendapatkan imunisasi
BCG yaitu sebanyak 57,1 %. Lebih dari separoh responden tidak terjadi penyakit
TB Paru yaitu sebanyak 74,3
%. Ada hubungan status imunisasi BCG dengan kejadian tuberkulosis paru pada
anak usia balita di Poloklinik Anak RSUD Dr.Achamad Mochtar Bukittinggi
tahun 2015 (p = 0,022 dan OR = 7,875). Diharapkan kepada tenaga kesehatan di
Puskesmas ataupun di Rumah Sakit agar dapat memotivasi para ibu untuk
memberikan imunisasi BCG pada bayi baru lahir, dan melakukan kunjungan rumah
pada ibu yang tidak bisa mendatangi pelayanan kesehatan untuk memperoleh
imunisasi BCG.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama. 2010. Tuberkulosis diagnosis. Edisiv.Jakarta :Yayasan Penerbitan
ikatan dokter
Andi Mariam ddk.2011. Imunisasi Dalam Praktek : Jakarta.
Depkes. RI,2010, Modul Pelatihan Tenaga Pelaksanaan Imunisasi
Puskesmas : Jakarta. Halimul, Aziz, Hidayat, A, 2010, Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak : Jakarta.
Imaruah 2014.Hubungan Kejadian Tuberculosis Paru Pada Anak
Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi BCG Dipuskesmas
Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Skripsi
Lely.2011. Rahasia Tiongkok Kuno Untuk Hidup Sehat. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, nggota IKAPI.
Lisnawati Lilis, 2011, Generasi Sehat Melalui Imuniasi: Jakarta.
Marimbi, Hanum.2010.Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi
Dasar Pada Balita.Yogyakarta:Nuha Medika.
Mansur, Herawati.2011.Psikologi Ibu Dan Anak Untuk
Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika.
Mirzal tawi,2010. Ilmu Kesehatan Anak II
:Fakultas Kedokteran UI : Jakarta : Infomedika. Ngastiyah,
2004.Perawatan Anak Sakit : Jakarta.
Nursalam. 2010.Asuhan Keperawatan Bayi dan anak (Untuk Perawat dan
Bidan).
Jakarta : Salemba Medika Proverawati,
Atikah.2010.Imunisasi dan Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset.
Ronald H.S.2011.Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta :
EGC.
Rakhmawati Windy 2010.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Tuberculosis Pada Anak Dikecamatan Ngamprah
Kabupaten Bandung Barat.Skripsi.
Smeltzer, Suzane, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner and Sudarth, Jakarta : EGC.
Suriadi, Skp, dkk, 2010, Asuhan Keperawatan Anak Edisi I : Jakarta.