Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN REFLEKSI KASUS

STASE BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH


ASUHAN KEBIDANAN BALITA PADA AN. G UMUR 3 TAHUN DENGAN
GANGGUAN TUMBANG (TUMBUH KEMBANG) DAN BGM (BAWAH
GARIS MERAH) DI PUSKESMAS PARAKAN TEMANGGUNG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Dosen Pembimbing Pendidikan : Istri Utami,SST,M Keb

Disusun Oleh :
( DARWATI – 2010106033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
1. DISKRIPSI KASUS

Kasus yang diambil dalam laporan refleksi adalah pada tanggal 20 Maret 2021

An. G datang ke Puskesmas Parakan ditemani ibunya. Hasil pemeriksaan menunjukan

bahwa An. G seorang anak laki-laki yang umur 3 tahun dari Parakan, lahir pada

tanggal 15 Desember 2017. Riwayat persalinan ibu yaitu ibu melahirkan secara

spontan dengan BBLR (Berat badan lahir rendah) di Rumah Sakit (RS Gunung Sawo)

yaitu dengan BB lahir 2009 gram. Riwayat Kesehatan An. G yaitu pada tanggal 18-

6-2020 An. G melakukan pemeriksaan di Puskesmas Parakan dengan hasil

pemeriksaan mengalami gangguan tumbuh kembang dan gizi buruk, BB 9,8 kg, TB

84 cm, Suhu 36,7 C, Nadi 94x/ menit, respirasi 28 x / menit. Diketahui bahwa ibu

kurang mengetahui tentang kebutuhan gizi untuk anaknya. Hasil pemeriksaan objektif

menunjukan bahwa An. G BB 10,2 kg, TB 90 cm, LK 42 cm, , Suhu 36,8 C, Nadi

94x/ menit, respirasi 28 x / menit. belum bisa bicara, ada gangguan pendengaran. Ibu

An. G tampak cemas karena kondisi anaknya. Analisa yang didapat dari pemeriksaan

An. G yaitu An. G umur 3 tahun dengan gangguan tumbuh kembang dan BGM

(Bawah Garis Merah). Penatalaksanaan yang dilakukan Bidan dalam kasus An. G

adalah memberitahukan hasil pemeriksaan An. G kepada ibu, memberikan

pendidikan kesehatan kebutuhan gizi anak pada ibu An. G, melakukan rujukan

kepada Dokter umum di Puskesmas Parakan. Advis Dokter Umum Puskesmas

Parakan dilakukan rujukan kepada An. G di Poli Anak Rumah Sakit Umum Daerah

Temangggung.
2. EMOSI PRIBADI

Menurut hasil yang didapatkan dari kasus yang dialami oleh An. G, hal yang

menyenangkan ketika tugas jaga mendapatkan kasus adalah :

1. Kasus Balita dengan Gangguan tumbuh kembang dan Bawah Garis Merah

(BGM) yang dialami An. G dapat menjadi media belajar sekaligus menambah

wawasan ilmu.

2. Pasien dan keluarga An. G mendampingi dan memberikan dukungan kepada

An. G

3. Keluarga pasien setia menemani, memberi semangat dan memberi dukungan

moral serta emosional bagi An. G dalam pemeriksaan

4. Keluarga An. G berusaha menanyakan dan mencari tahu mengenai kondisi

kesehatan An. G.

Sedangkan hal yang tak menyenangkan dari kasus yang dialami oleh An. G

adalah An. G akan mengalami gizi buruk dan gangguan pertumbuhan perkembangan

serta adanya gangguan pendengaran sehingga tidak mengalami masa balita seperti

anak lainnya. Maka Bidan memantau dan mengobservasi terus keadaan An. G supaya

jika ditemukan permasalahan atau komplikasi lainnya dapat segera dilakukan

tindakan sesuai dengan SOP dan kebutuhan An. G.

3. EVALUASI

Evaluasi yang dapat saya lakukan dalam penanganan kasus An. G dari

pengalaman yang saya dapatkan antara lain:

1. Saya dapat belajar berkomunikasi dengan penuh perhatian dan empati serta
hati-hati terhadap An. G dan keluarga An. G.

2. Saya dapat memberi dukungan kepada pasien dan keluarga untuk sabar dan

selalu berdoa kepada Allah SWT. Karena semua sudah sesuai dengan

kehendakNya.

3. Saya dapat memberi masukan dan motivasi bagi pasien dan keluarga agar

dapat berpikir secara jernih.

4. Saya belajar bahwa bekerja bukan hanya melakukan tugas sesuai SOP namun

dalam bekerja diimbangi dengan perasaan, empati dan pengalaman dalam

menangani pasien.

4. ANALISIS KASUS

Hasil pemeriksaan objektif menunjukan bahwa An. G BB 10,2 kg, TB 90 cm,

LK 42 cm, , Suhu 36,8 C, Nadi 94x/ menit, respirasi 28 x / menit, belum bisa bicara,

ada gangguan pendengaran. Ibu An. G tampak cemas karena kondisi anaknya.

Dimana untuk berat badan normal anak usia 3 tahun pada laki-laki yaitu 11,3 kg

sampai 18,3 kg (Kemenkes RI, 2019). Sedangkan An. G yang berumur 3 tahun

dengan berat badan 10,2 kg hal ini ,menunjukan bahwa An. G mengalami BGM

(bawah garis merah). Untuk anak usia 3 tahun An. G belum dapat berbicara hal ini

menunjukan bahwa An. G mengalami gangguan pertumbuhan serta perkembangan.

Analisa yang didapat dari pemeriksaan An. G yaitu An. G umur 3 tahun dengan

gangguan tumbuh kembang dan BGM (Bawah Garis Merah). Balita BGM adalah

berat badan balita dibawah menurut umur dibawah garis merah pada KMS. Balita

BGM tidak selalu berarti menderita gizi kurang atau gizi buruk. Faktor yang
mempengarui gizi balita diantara lain Umur,Berat badan, suhu Lingkungan, Aktivitas

si balita dan juga status Kesehatanya (Suparias, 2019).

Gangguan pertumbuhan adalah suatu kondisi perkembangan anak dari segi

tinggi badan, berat badan, kematangan organ seksual, serta sisi lainnya yang tidak

seusai dengan anak seusianya. Pertumbuhan yang terlalu lambat atau justru terlalu

cepat umumnya menandakan adanya gangguan kelenjar atau penyakit tertentu. Pada

beberapa kasus, gangguan pertumbuhan dapat langsung terlihat segera setelah anak

lahir. Hal ini dikarenakan anak mungkin memiliki tubuh yang jauh lebih kecil dari

anak seusianya (Kemenkes RI, 2019). Gangguan perkembangan merupakan gangguan

ketrampilan motorik yang terjadi karena adanya keterlambatan dalam perkembangan

gerakan dan koordinasi pada anak. Akibatnya anak tidak dapat atau kesulitan dalam

melakukan kegiatan sehari-hari (Kemenkes RI, 2018).

Penatalaksanaan dalam kasus An. G adalah memberitahukan hasil pemeriksaan

An. G kepada ibu, memberikan pendidikan kesehatan kebutuhan gizi anak pada ibu

An. G, dimana gizi seimbang untuk anak usia 3 tahun adalah makan-makanan

yang mengandung karbohidrat (nasi), sayuran, protein (ikan, ayam, tahu, tempe),

mineral, vitamin (buah-buahan), kalsium (susu), zat besi (sayuran hijau tua, hati

ayam) secara seimbang (Kemenkes RI, 2020). Menu yang seimbang adalah menu

yang terdiri dari beranekaragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai,

sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan

sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan

(Marmi, 2015). Sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan yang sebaik-baiknya

yang harus dikonsumsi balita agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal untuk
tumbuh kembang, menjaga kesehatan bayi atau mencegah berbagai penyakit

(Suprapti, 2018). Selanjutnya melakukan rujukan kepada Dokter umum di Puskesmas

Parakan. Kemudian advis Dokter Umum Puskesmas Parakan dilakukan rujukan

kepada An. G di Poli Anak Rumah Sakit Umum Daerah Temangggung. Dan telah

dilakukan rujukan ke RS untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dukungan

dan motivasi serta pengetahuan mengenai kebutuhan gizi bagi anak sangat diperlukan

bagi pasien dan keluarga terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Bidan atau

petugas kesehatan harus menjelaskan mengenai rencana tindakan yang akan dilakukan

tetapi tetap menghormati keputusan pasien dan keluarga. Bidan juga harus menjadi

pendengar yang baik bagi pasien dan keluarga pasien serta bersifat penuh empati dan

perhatian. Penanganan yang dilakukan Bidan dalam kasus yang dialami oleh An. G sudah

diberikan sesuai dengan SOP yang berlaku di Puskesmas.

6. TINDAK LANJUT

Rencana tindak lanjut yang dilakukan bila menemukan kasus yang sama

adalah:

1. Melakukan asuhan kebidanan yang lengkap mulai dari pengkajian,

pemeriksaan objektif, pemeriksaan subjektif, menentukan diagnosa, dan

melakukan penatalaksanaan sesuai dengan kebutuhan pasien.

2. Memberikan dukungan moral dan emosional kepada pasien.


3. Memberikan KIE pada pasien dan keluarga selengkap mungkin meliputi hasil

pemeriksaan, diagnose, rencana tindakan, resiko yang dihadapi dan prognosis

yang diperkirakan dimana salah satunya KIE tentang kebutuhan gizi pada

anak diberikan pada ibu An. G.

4. Memberikan pelayanan kepada pasien sebaik mungkin dan dilakukan dengan

penuh perasaan.

5. Menganjurkan pasien mendekatkan diri dan bertaqwa kepada Allah SWT

6. Memberi dukungan dan motivasi bagi pasien dan keluarga pasien.

Anda mungkin juga menyukai