Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALIS

“ Argentometri ”

Disusun oleh:

Muhamad Fian Kurnia (19012044)

Muhamad ali zainal abidin (19012038)

PRGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSRIDAN FARMASI

BOGOR
BAB I

PENDAHULUAN

1. Landasan Teori
Argentometri merupakan meted umum untuk menetapkan kadar
halogenida dan senyawa – senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak
nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan
metodepengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan
senyawa yang relative tidak larut atau endapan.
Metode argentometri yang lebih luas agi digunakan adalah metode titrasi
kembali. Perak nitrat (AgNO3) berlebihan ditambahkan ke sampel yang
mengandung ion klorida atau bromide. Sisa AgNO3, selanjutnya dititrasi kembali
dengan ammonium tiosianat menggunakan indicator besi (III) ammonium sulfat.

Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak
Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan
analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan
standart perak nitrat AgNO3. Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan
untuk menentukan ion halide akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan
merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion
fosfat dan ion arsenat.

Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak


mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai
adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion
Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.

Ag(NO3)(aq)  +  NaCl(aq) AgCl(s)  + NaNO3(aq)

Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan
bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat

1
CrO42- dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan
berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain
yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator adsorbsi. Berdasarkan jenis
indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan
atas Argentometri dengan metode Mohr, Volhard, atau Fajans. Selain
menggunakan jenis indicator diatas maka kita juga dapat menggunakan metode
potensiometri untuk menentukan titik ekuivalen.

Hal ini analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa kuat dan anatara
asam lemah dengan basa kuat.
1. Metode Fajans

Prinsip : Pada titrasi Argentometri dengan metode Fajans ada dua tahap
untuk menerangkan titik akhir titrasi dengan indikator absorpsi (fluorescein).
Indicator adsorbsi dapat dipakai untuk titrasi argentometri. Titrasi
argentometri yang menggunakan indicator adsorbsi ini dikenal dengan
sebutan titrasi argentometri metode Fajans. Sebagai contoh marilah kita
gunakan titrasi ion klorida dengan larutan standart Ag+.

Endapan perak klorida membentuk endapan yang bersifat koloid.


Sebelum titik ekuivalen dicapai maka endapat akan bermuatan negative
disebakkan teradsorbsinya Cl- di seluruh permukaan endapan. Dan terdapat
counter ion bermuatan positif dari Ag+ yang teradsorbsi dengan gaya
elektrostatis pada endapat. Setelah titik ekuivalen dicapai maka tidak terdapat
lagi ion Cl- yang teradsorbsi pada endapan sehingga endapat sekarang bersifat
netral.

2
2. Metode Volhard
Prinsip: Pada metode ini, sejumlah volume larutan standar AgNO3
ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan yang mengandung ion halida.
Konsentrasi ion klorida, iodide, bromide dan yang lainnya dapat ditentukan
dengan menggunakan larutan standar perak nitrat. Larutan perak nitrat
ditambahkan secara berlebih kepada larutan analit dan kemudian kelebihan
konsentrasi larutan Ag+ dititrasi dengan menggunakan larutan standar
tiosianida (SCN-) dengan menggunakan indicator ion Fe3+. Ion besi(III) ini
akan bereaksi dengan ion tiosianat membentuk kompleks yang berwarna
merah.

3. Metode Mohr

Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi Argentometri.


Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl -,
Br-, I-) atau anion lainnya (CN-, CNS) dengan ion Ag+ dari perak nitrat
(AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (AgX). Konsentrasi ion
klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan
larutan standart perak nitrat. Endapan putih perak klorida akan terbentuk
selama proses titrasi berlangsung dan digunakan indicator larutan kalium
kromat encer. Setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+
pada saat titik akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indicator membentuk
endapan coklat kemerahan Ag2CrO4.

2. Tujuan Praktikum
- Menentukan kadar natrium klorida (NaCl) dengan menggunakan larutan baku
AgNO3 dengan menggunakan metode argentometri.
- Menentukan kadar halogen atau pseudo halogen suatu campuran.

3
BAB II
ALAT DAN BAHAN

1. Alat
- Buret
- Statif dan klem
- Gelas Erlenmeyer
- Gelas ukur
- Pipet volume
- Neraca analitik
- Spatel
- Beaker glass
- Mortir dan stemper

2. Bahan
- AgNO3
- NaCl
- Tablet Propanolol
- Indikator K2CrO4

4
BAB III
METODE PRAKTIKUM

1. Cara Kerja
a. Pembuatan larutan – larutan
1. Larutan NaCl
Timbang serbuk Nacl sebanyak 0,58gr lalu larutkan dengan aquadest
sampai 100ml. Simpan dalam beaker glass.
2. Indicator K2CrO4
Timbang serbuk K2CrO4 sebanyak 0,1gr lalu larutkan dengan aquadest
sampai 100ml. Simpan dalam beaker glass.
3. Larutan Propanolol
Ambil 1 tablet propanolol lalu timbang. Gerus tablet propanolol
menggunakan stamper dan mortir, pindahkan ke dalam beaker glass,
larutkan dengan aquadest sampai 100ml.

b. Standarisasi AgNO3
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Pasang buret ke statif.
- Isi buret dengan Larutan baku AgNO3 0.1 N sampai batas.
- Masukan laruan NaCl sebanyak 10ml ke dalam erlemeyer, tambahkan
larutan K2CrO4 sebanyak 2ml.
- Titrasi larutan tersebut dengan larutan baku AgNO3 0,1 N sampai
terbentuk endapan kemerah – merahan.
- Perhatikan Volume titrannya, catat. Lakukan berulang sampai 3x
- Hitung rata-rata volume titran AgNO3, kemudian hitung N AgNO3.

c. Penetapan Kadar sampel


- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
- Kemudian pasang buret ke statif.
- Isi buret dengan Larutan baku AgNO3 0.063 N sampai batas.

5
- Ambil larutan propanolol sebanyak 10ml lalu masukkan ke dalam
Erlenmeyer, tambahkan indikator K2CrO4 sebanyak 2ml.
- Titrasi larutan tersebut dengan larutan baku AgNO3 0,1019 N sampai
terbentuk endapan kemerah – merahan.
- Perhatikan Volume titrannya, catat. Lakukan berulang sampai 3x lalu
hitung kadarnya.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
a. Standarisasi AgNO3

No AgNO3 0,1N (ml) NaCl (ml) Indikator K2CrO4


.
1. 15,5 10 2
2. 15,5 10 2
3. 15,8 10 2
Rata – rata AgNO3 0,1N : 15.6 ml

b. Penetapan kadar sampel

No AgNO3 0,1N (ml) NaCl (ml) Indikator K2CrO4


.
1. 14 10 2
2. 13,5 10 2
3. 12 10 2
Rata – rata AgNO3 0,1N : 13,2 ml

c. Perhitungan
1. Menentukan konsentrasi titran AgNO3
V1 . N1 = V2 . N2
15,5 × N1 = 10 x 0,1
15,6 N1 = 1
1
N1 = = 0,063 N
15,6
2. Penetapan kadar sampel
VAgNO 3 xNAgNO3 xBSTClxfp
Kadar = x 100 %
mgsampel

13,2 x 0,063 x 35,5 x 100/10


= x 100 %
10

13,2 x 0,063 x 35,5 x 10


= x 100 %
10

= 29,52 %

7
2. Pembahasan
Titrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan larutan perak
nitrat sebagai titran, dimana terbentuk garam perak yang sukar larut. Pada
analisa argentometri ada bebeapa cara pengendapan yang dikenal yaitu Mohr,
Volhard, dan Vajans. Titrasi pengendapan atau argentometri didasarkan atas
terjadinya pengendapan kuantitatif, yang dilakukan dengan penambahan larutan
pengukur yang diketahui kadarnya pada larutan senyawa yang hendak dititrasi.
Titik akhir tercapai bila semua bagian titran sudah membentuk endapan.
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah tab propanolol
dengan berat sampel 10 mg. Sampel tersebut dilarutkan dengan 100 mL air di
dalam erlenmeyer, lalu ditambahkan dengan ndikator K2CrO4.
Setelah penambahan indikator tersebut, warna larutan sampel menjadi
kuning. Lalu dititrasi dengan larutan Baku AgNO3. Alasan dititrasi dengan
AgNO3 adalah berdasarkan namanya, titrasi argentometri menggunakan larutan
AgNO3 sebagai titrannya karena AgNO3 adalah satu – satunya garam perak
yang terlarutkan air sehingga pereaksi perak nitrat dengan garam lain akan
menghasilkan endapan.
Warna putih yang terbentuk akibat reaksi antara AgNO3 dengan
NaCl,apabila Cl- habis beraksi dengan Ag+ dari AgNO3. Titik akhir titrasi dapat
dinyatakan dengan indicator larutan K2CrO4 yang dengan ion Ag+ berlebih
menghasilkan endapan AgCl yang berwarna putih mulai berubah menjadi
kemerah-merahan.

Indikator yang kami gunakan yaitu K2CrO4, hal ini karena Indicator ini
merupakan suatu senyawa organic yang kompleks dan digunakan untuk
menentukan titik akhir suatu reaksi netralisasi. Titik akhir titrasi adalah suatu
keadaan dimana penambahan satu tetes larutan baku dapat menyebabkan
perubahan warna pada indikator.
Perubahan warnna tersebut karena adanya pertukaran ion-ion antara ion-
ion pereaksi sehingga membentuk senyawa baru yang berbentuk endapan dan
berwarna merah-kemerahan. indicator K2CrO4 yang memiliki range pH 5-7,5.
Perubahan warna suatu indicator tergantung konsentrasi ion hydrogen(H +) yang

8
ada dalam larutan dan tidak menunjukkan kesempurnaan reaksi atau ketetapan
netralisasi. Indikator pH asam basa adalah suatu idikator atau zat yang dapat
berubah warna apabila pH lingkungan berubah.

BAB V
KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum ini dapat diaambil kesimpulan:


1. Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida
dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak AgNO3
pada suasana tertentu.
2. Metode titrasi yang digunakan yaitu metode Mohr.
3. Pembakuan diperoleh konsentrasi normalitas AgNO3 sebesar 0,063 N.
4. Kadar sampel Cl dalam propanolol tablet dipeoleh sebesar 29,52 %.

9
Daftar Pustaka

Danney, B., 1979, Vogel Analisis Kuantitatif Anorganik, EGC:Jakarta.

Direktorat Jendral POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Ham, Mulyono, 2005, Kamus Kimia, Bumi Aksara : Bandung

Harjadi, W., 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramadia Pustaka Utama:
Jakarta.
Modul Praktikum Kimia Analis STTIF

10
11

Anda mungkin juga menyukai