“SUKU BANJAR”
Disusun Oleh:
ABDUL HARUN
PAI/II /A
INHIL - RIAU
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kmi
miliki sangat kurang.Olehkerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR……………………………………………...................….
DAFTA……………………………………………………………....................
BAB I PENDAHULUAN
Latarbelakang………………………………………………………...................
RumusanMasalah….…………………………………………………................
BAB II PEMBAHASAN
DefinisidanPengertianKebudayaan……………………………………….......
AsalUsulSukuBanjar…………………………………………………................
UnsurKebudayaanSukuBanjar…………………………………………............
Kerajinan…………………………………………………………......................
Kesimpulan…………………………………………………………....................
Saran…………………………………………………………….....................…
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Sekitar tahun 1526, ketika raja Banjar menerima dan memeluk Islam
maka diikuti seluruh kalangan suku Banjar untuk melakukan konversi massal ke
agama Islam, sehingga kemunculan suku Banjar dengan ciri keislamannya ini
bukan hanya sebagai konsep etnis tetapi juga konsep politis, sosiologis, dan
agamis. Kelompok masyarakat yang telah menganut Islam ini disebut Oloh
Masih dalam bahasa Dayak Ngaju atau Ulun Hakey dalam bahasa Dayak
Maanyan.
A. Larangan
b. tidak boleh keluar pada waktu maghrib,karena akan diganggu oleh roh jahat
c. tidak boleh makan pisang dompet, dikhawatirkan anak akan kembar siam
d. jangan membelah kayu api yang sudah terbakar, karena anak yang
dilahirkan bisa sumbing
f. dilarang menganyam bakul, karena jari- jari anak yang dilahirkan dapat
dempet menjadi satu
C. Makanan
Madihin berasal dari kata madah dalam bahasa arab artinya nasihahat.
Madihin dapat diartikan sebagai sejenis puisi lama dalam sastra Indonesia,
karena ia nenyanyikan syair-syair yang berasal dari kata akhir persamaan bunyi
atau sebagai kalimat puji-pujian ( bahasa arab) karena bisa dilihat dari kalimat
dalam madihin yang kadang kala berupa puji-pujian. Menurut (2006)
mendifinisikanmadihin yaitu puisi rakyat anonim bertipe hiburan yang
dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar. Penyampaian syair-syair yang
dibacakan oleh seniman madihin yang disebut Pamadihin.
2. PASAR TERAPUNG
Pasar terapung ini sudah ada lebih dari 400 tahun lalu dan merupakan
sebuah bukti aktivitas jual-beli manusia yang hidup di atas air. Seperti halnya
pasar-pasar yang ada di daratan, di pasar terapung ini juga dilakukan transaksi
jual beli barang seperti sayur-mayur, buah-buahan, segala jenis ikan, dan
berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Pembelian dari tangan pertama
disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk
dijual kembali disebut panyambangan.
3. BAAYAN MAULID
4. PLUI
Palui merupakan salah satu tokoh cerita rakyat kalimantan tengah yang
ketika itu secaradministrative bergabung dengan bagian Kalimantan selatan
namun dalam perkembangannya justru berkembang diwilayah Kalimantan
selatan.
Penulisnya adalah seorang tokoh bernama Drs. H. Z YustanAdzin kini
almarhum yang mengangkat cerita khas, muncul setiap hari diharian
Banjarmasin Post sejak awal terbitnya yaitu tahun 1971 dalam bahasa banjar
dan berbagai logat bahasa banjar derah seperti Banjar Kuala,Banjarmasin,
Martapura, Pelaihari dan Banjar Hulu.
2.5 Kerajinan
Salah satu kerajinan penduduk yang telah ada sejak dulu adalah
mengukir (= menatah), memberikan tatah = ukiran dari kayu untuk perhiasan
rumah, pinti-pintu rumah (tatah dahi lawang), jendela, juga ukiran-ukiran pada
perahu-perahu, makam. Selain itu ada juga ukiran pada bahan-bahan kuningan
seperti tempat sirih pinang (penginangan), peludahan, peti kuningan dan
sebagainya terutama dibuat oleh orang Banjar Negara. Selain itu dibuat pula
ukiran-ukiran dari bahan tanduk dan kayu untuk kepala keris dna tongkat yang
terutama dikembangkan di Amuntai, Barabai, Martapura dan Banjarmasin.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Banjar,
http://masda01.blogspot.co.id/2015/10/makalah-suku-banjar.html